Anda di halaman 1dari 72

MAKALAH TENTANG BAKAT

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Anak adalah titipan Tuhan yang harus kita jaga dan kita didik agar ia menjadi manusia yang
berguna dan tidak menyusahkan siapa saja. Secara umum anak mempunyai hak dan kesempatan
untuk berkembang sesuai potensinya terutama dalam bidang pendidikan. Namun seringkali kita
melihat perkembangan prestasi anak yang ternyata tergolong memiliki bakat istimewa.
Setiap individu hendaknya mendapat kesempatan dan pelayanan untuk berkembang secara
optimal sesuai dengan kemampuan, kecerdasan, bakat, minatnya, latar belakang dan lingkungan
fisik serta sosial masing-masing siswa maka kemajuan belajar siswa yang setingkat (sekelas)
mungkin tidak sama.
Setiap anak dipercaya memiliki bakat sendiri-sendiri. Namun bakat anak ini tidak bisa langsung
terlihat begitu saja. Karenanya orang tua harus mengenali dan memahami bakat yang dimiliki
anaknya. Dengan memahami bakat anak, akan lebih mudah dan terarah dalam
mengembangkannya.

Psikologi Pendidikan adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala kejiwaan
terhadap anak didik dalam situasi pendidikan. Psikologi disebut juga dengan ilmu jiwa.
Mempelajari Psikologi Pendidikan sangat penting apalagi bagi seorang pendidik, guna supaya
terciptanya suatu kondisi belajar yang efektif.Berbicara mengenai Psikologi Pendidikan sangat
luas pembicaraannya. Oleh karena itu dalam makalah ini akan dibatasi pada persoalan-persoalan
bakat dan hal-hal yang berkaitan dengannya. Mengingat hal tersebut sangat berhubungan erat
dalam pembentukan pribadi seseorang.

B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang diangkat kali ini adalah :
1. Apakah yang dimaksud dengan Bakat?
2. Apa saja Dimensi-Dimensi Pokok Bakat itu?
3. Bagaimanakah caranya kita mengenal Bakat Seseorang?
4. Bagaimana cara Mengembangkan Bakat?
C. TUJUAN PENULISAN

1. Ingin mengetahui Pengertian Bakat


2. Ingin mengetahui Dimensi-Dimensi Pokok Bakat
3. Ingin mengetahui caranya kita mengenal Bakat Seseorang
4. Ingin mengetahui cara Mengembangkan Bakat

D. MANFAAT PENULISAN

1. Memberi pengetahuan kepada setiap individu, mengenai pengertian Bakat, Dimensi-Dimensi


Pokok Bakat, caranya kita mengenal Bakat Seseorang, dan cara Mengembangkan Bakat.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bakat
Bakat adalah suatu kondisi pada seseorang yang memungkinkannya dengan suatu latihan
khusus mencapai suatu kecakapan, pengetahuan, keterampilan khusus. Misalnya, berupa
kemampuan berbahasa, kemampuan bermain musik, dll. Seorang yang berbakat musik,
misalnya, dengan latihan yang sama dengan orang lain yang tidak berbakat musik, akan lebih
cepat menguasai keterampilan tersebut. Jadi, suatu kondisi yang khusus pada seseorang berupa
suatu potensi disertai latihan atau belajar, dapat mengembangkan suatu kemahiran tertentu yang
biasanya sifatnya khusus. Maka seseorang yang memiliki berupa potensi musik, bila ia belajar
musik akan lebih cepat mahir dibandingkan dengan orang lain yang tidak mempunyai potensi
music. Potensi adalah gaya yang tersedia pada seseorang yang memungkinkan berkembangnya
ciri-ciri tertentu, daya ini sudah ada sejak lahir, atau dibawa sejak lahir.1[1]
Bakat adalah semacam perasaan dan perhatian, ia merupakan salah satu metode pikir. Bakat
itu menjadi jelas karena pengalaman, akan tetapi kita hanya condong kepada sebagian saja dari
sekumpulan aspek-aspek kegiatan yang kita alami dan lakukan. Terbentuknya bakat manusia
terhadap macam-macam kegiatan yang dilakukannya atau tidak terbentuknya bakat itu
ditentukan oleh banyak faktor. Sering kali bakat dan kemampuan berjalan seiring, hanya saja ada
keadaan-keadaan dimana keduanya muncul serentak. Jadi kemampuan dan bakat adalah dua
faktor yang berbeda dan terpisah antara satu bidang dengan bidang yang lainnya.2[2]
Menurut M. Ngalim Purwanto dalam bukunya Psikologi Pendidikan disebutkan bahwa kata
bakat lebih dekat pengertiannya dengan kata Aptitude yang berarti kecakapan pembawaan, yaitu
yang mengenai kesanggupan-kesanggupan (potensi-potensi) yang tertentu.

William B. Michael memberi definisi mengenai bakat sebagai berikut :

An aptitude may be defined as a person’s capacity, or hypothetical potential, for acquisition


of a certain more or less weeldefined pattern of behavior involved in the performance of a task
respect to which the individual has had little or no previous training (Michael, 1960: 59).

Jadi Michael meninjau bakat itu terutama dari segi kemampuan individu untuk melakukan
sesuatu tugas, yang sedikit sekali tergantung kepada latihan mengenai hal tersebut.

Woodworth dan Marquis memberikan definisi demikian: “aptitude is predictable


achievement and can be measured by specially devised test” (Woodworth dan Marquis, 1957:
58). Bakat (aptitude), oleh Woodworth dan Marquis dimasukkan dalam kemampuan (ability).
Menurutnya ability mempunyai tiga arti, yaitu :

1. Achievement yang merupakan actual ability, yang dapat diukur langsung dengan alat atau
tes tertentu.
2. Capacity yang merupakan potential ability, yang dapat diukur secara tidak langsung
dengan melalui pengukuran terhadap kecakapan individu, di mana kecakapan ini
berkembang dengan perpaduan antara dasar dengan training yang intensif dan
pengalaman.
3. Aptitude, yaitu kualitas yang hanya dapat diungkap/diukur dengan tes khusus yang
sengaja dibuat untuk itu.

Dari contoh-contoh yang telah dikemukakan itu terbukti bahwa tidak ada keseragaman
pendapat diantara para ahli, mengenai soal “apakah bakat itu”. Namun perbedaan-perbedaan
pendapat mereka sebenarnya tidak sebesar rumusan-rumusan tersebut. Rumusan-rumusan yang
berbeda-beda tersebut sebenarnya merupakan penyorotan masalah bakat itu dari sudut yang
berbeda-beda. Jadi, disamping adanya perbedaan antara pendapat yang satu dengan pendapat
yang lain, pendapat-pendapat tersebut juga saling melengkapi.3[3]

B. Dimensi-dimensi Pokok Bakat


Menurut Guilford bakat itu mencakup tiga dimensi pokok, yaitu :

1. Dimensi Perseptual

Dimensi perseptual meliputi kemampuan dalam mengadakan persepsi, dan ini meliputi
faktor-faktor antara lain :

a. Kepekaan indera

b. Perhatian
c. Orientasi waktu
d. Luasnya daerah persepsi
e. Kecepatan persepsi, dan sebagainya.

2. Dimensi Psiko-motor
Dimensi psiko-motor ini mencakup enam faktor, yaitu :
a. Faktor kekuatan

b. Faktor impuls
c. Faktor kecepatan gerak
d. Faktor ketelitian/ketepatan, yang terdiri atas dua macam, yaitu :

a) Faktor kecepatan statis, yang menitikberatkan pada posisi.


b) Faktor ketepatan dinamis, yang menitikberatkan pada gerakan.
e. Faktor koordinasi
f. Faktor keluwesan (flexibility).

3. Dimensi Intelektual
Dimensi inilah yang umumnya mendapat penyorotan secara luas, karena memang dimensi
inilah yang mempunyai implikasi sangat luas. Dimensi ini meliputi lima faktor, yaitu:

a. Faktor ingatan, yang mencakup:


a) Faktor ingatan mengenai substansi
b) Faktor ingatan mengenai relasi
c) Faktor ingatan mengenai system

b. Faktor pengenalan, yang mencakup:


a) Pengenalan terhadap keseluruhan informasi.
b) Pengenalan terhadap golongan (kelas).
c) Pengenalan terhadap hubungan-hubungan.
d) Pengenalan terhadap bentuk dan struktur.
e) Pengenalan terhadap kesimpulan.

c. Faktor evaluatif, yang meliputi:


a) Evaluasi mengenai identitas
b) Evaluasi mengenai relasi-relasi.
c) Evaluasi terhadap system.
d) Evaluasi terhadap penting tidaknya problrm (kepekaan terhadap problem yang dihadapi).
d. Faktor berpikir konvergen, yang meliputi:
a) Faktor untuk menghasilkan nama-nama.
b) Faktor untuk menghasilkan hubungan-hubungan.
c) Faktor untuk menghasilkan system-sistem.
d) Faktor untuk menghasilkan transformasi.
e) Faktor untuk menghasilkan implikasi-implikasi yang unik.

e. Faktor berpikir divergen, yang meliputi:


a) Faktor untuk menghasilkan unit-unit.
b) Faktor untuk pengalihan kelas-kelas secara spontan.
c) Faktor kelancaran dalam menghasilkan hubungan-hubungan.
d) Faktor untuk menghasilkan system.
e) Faktor untuk transfomasi divergen.
f) Faktot untuk menyusun bagian-bagian menjadi garis besar atau kerangka.
Dengan sengaja pendapat Guilford ini dikemukakan dengan agak lengkap, tidak karena
pendapat tersebut dianggap sebagai satu-satunya pendapat yang benar, akan tetapi terlebih-lebih
sebagai ilustrasi untuk menunjukkan betapa rumitnya kualitas manusia yang kita sebut bakat
itu.4[4]

C. Caranya Kita Mengenal Bakat Seseorang


Menurut sejarahnya usaha pengenalan bakat itu mula-mula terjadi pada bidang kerja/ jabatan,
tetapi kemudian juga dalam bidang pendidikan. Bahkan dewasa ini daam bidang pendidikanlah
usaha yang paling banyak dilakukan. Dalam prakteknya hampir semua ahli yang menyusun test
untuk mengungkap bakat bertolak dari dasar fikiran analisis factor. Pendapat Guilford yang telah
disajikan diatas itu merupakan salah satu contoh dari pola pemikiran yang demikian itu. Apa
yang dikemukakan Guilford itu adalah hal (materi) yang ada pada individu, yang diperlukan
untuk aktivitas apa saja. Jelasnya, untuk setiap aktifitas diperlukan berfungsinya factor-faktor
tersebut. Pemberian nama terhadap berjenis-jenis bakat biasanya dilakukan berdasar atas dalam
lapangan apa bakat tersebut berfungsi, seperti bakat matematika, bakat bahasa, bakat olahraga,
dan sebagainya. Dengan demikian, maka macamnya bakat akan sangat tergantung pada konteks
kebudayaan dimana seseorang individu hidup. Mungkin penamaan itu bersangkutan dengan
bidang studi, mungkin pula dalam bidang kerja.

Sebenarnya setiap bidang studi atau bidang kerja dibutuhkan berfungsinya lebih dari satu
factor bakat saja. Bermacam-macam factor mungkin diperlukan berfungsinya untuk suatu
lapangan studi atau lapangan kerja tertentu. Suatu contoh misalnya bakat untuk belajar di
Fakultas Teknik akan memerlukan berfungsinya faktor-faktor mengenai bilangan, ruang, berfikir
abstrak, bahasa, mekanik, dan mungkin masih banyak lagi. Karena itu ada kecenderungan
diantara para ahli sekarang untuk mendasarkan pengukuran bakat itu pada pendapat, bahwa pada
setiap sebenarnya terdapat semua faktor-faktor yang diperlukan untuk berbagai macam lapangan,
hanya dengan kombinasi, konstelasi, dan intensitas yang berbeda-beda. Karena itu biasanya
dilakukan dalam diagnosis tentang bakat adalah membuat urutan (ranking) mengenai berbagai
bakat pada setiap individu.

Prosedur yang biasanya ditempuh adalah :

a. Melakukan analisis jabatan (job-analysis) atau analisis lapangan studi untuk menemukan factor-
faktor apa saja yang diperlukan supaya orang dapat berhasil dalam lapangan tersebut.
b. Dari hasil analisis itu dicabut pencandraan jabatan (job-description) atau pencandraan lapangan
studi.
c. Dari pencandraan jabatan atau pencandraan lapangan studi itu diketahui persyaratan apa yang
harus dipenuhi supaya individu dapat lebih berhasil dalam lapangan tersebut.
d. Dari persyaratan itu sebagai landasan disusun alat pengungkapnya (alat pengungkap bakat),
yang biasanya berwujud test.
Dengan jalan fikiran seperti yang digambarkan diatas itulah pada umumnya test bakat itu
disusun. Sampai sekarang boleh dikatakan belum ada test bakat yang cukup luas daerah
pemakainya (seperti misalnya test inteligensi). Berbagai test bakat yang yang telah ada seperti
misalnya F.A.C.T (Flanagan Aptitude Clasification Test) yang disusun oleh Bennet, M-T test
(Mathematical and Technical Test) yang disusun oleh Luningprak masih sangat terbatas daerah
berlakunya. Hal ini disebabkan karena test bakat sangat terikat kepada konteks kebudayaan
dimana test itu disusun, sedangkan macam-macamnya bakat juga terikat kepada konteks
kebudayaan dimana klasifikasi bakat itu dibuat.5[5]

Berbicara tentang mengenal bakat seseorang. Anak berbakat, perkembangan motoriknya


lebih cepat dibanding anak biasa. Entah dalam berbicara, berjalan, maupun membaca. Misalnya,
umur 9 bulan sudah bisa jalan (normalnya, usia 12,5 bulan). Selain itu, ia juga cepat dalam
memegang sesuatu dan membedakan bentuk serta warna. Untuk kemampuan membaca, kadang
anak berbakat memperolehnya dari belajar sendiri.

Yaitu dari mengamati dan menghubung-hubungkan. Misalnya dari memperhatikan lalu-


lintas, tv, atau buku. Anak berbakat juga senang bereksplorasi atau menjajaki. "Jadi, kalau ia
mempreteli barang-barang, bukan karena dia nakal tapi karena rasa ingin tahunya". Tentang rasa
ingin tahu yang tinggi ini, memang pada umumnya dimiliki anak kecil. Hanya, pada anak
berbakat cara mengamatinya lebih kental dibanding anak-anak biasa. Hal lain yang menjadi
karakteristik anak berbakat ialah bicaranya bisa sangat serius. Pertanyaannya sering menggelitik
dan tak terduga. Kadang ia tak puas dengan jawaban yang diberikan, sehingga terus berusaha
mencari jawaban-jawaban lain. Untuk memahami siswa berbakat, dapat diidentifikasi dari
karakteristik yang sering muncul dalam bentuk perilaku sebagai berikut:

Karakteristik belajar
• Belajar lebih cepat dan lebih mudah
• Menyukai tugas dan tantangan yang kompleks
• Mengetahui banyak hal dimana anak lainya tidak mengetahuinya
• Memiliki kosa kata yang sangat maju, dan kemampuan berbahasa sangat baik
• Sudah dapat membaca pada usia yang sangat awal
• Terampil dalam memecahkan masalah
• Sering mengajukan pertanyaan yang kritis dan tidak teerduga
• Menunukkan rasa ingin tahu yang tinggi terhadap banyak hal
Karakteristik Motivasi
• Persisten dalam menyelesaikan tugas-tugas yang menjadi minatnya
• Senang mengerjakan tugas secara independen, hanya sedikit memerlukan pengarahan
• Komitmen kuat pada tugas yang dipilihnya.

Karaktersitik Kreativitas
• Sensitif terhadap estetika
• Suka bereksperimen, sering menemukan cara baru dalam mengerjakan tugas
• Spontan dalam mengekresikan rasa humor
• Banyak ide ketika menghadapi tantangan/problem

Karakteristik Sosial-emosional:
• Memiliki rasa percaya diri yang kuat
• Lebih menyukai teman yang lebih tua usianya dan memiliki kesamaan minat
• Cenderung perpfeksionis
• Mudah menyesuiakan diri pada situasi baru6[6]

D. Cara Mengembangkan Bakat


Tidak ada seorang pun yang tidak berbakat, yang membedakan ialah ada tidaknya minat
untuk mengembangkannya. Bakat merupakan potensi bawaan yang dimiliki manusia, sedangkan
minat tercipta karena adanya ketertarikan kuat atas sesuatu. Kedua hal ini seringkali dikaitkan
dengan faktor kecerdasan dan kesuksesan seseorang. Bagi saya sendiri, orang cerdas itu orang
yang mampu memahami, mengembangkan dan mendayagunakan bakatnya untuk kepentingan
dan kebahagiaan hidupnya, dan orang sukses ialah orang yang mampu membahagiakan
hidupnya. Sukses bisa saja karena bakat, tetapi sering juga karena minat. Jika demikian,
bagaimana bakat itu muncul dan terbentuk dalam diri kita? Bagaimana kita bisa mengembangkan
keduanya?
Secara ilmiah, para ahli (dikutip dari www. kesehatan.kompas.com) menyatakan bahwa saat
lahir kita memiliki 100 miliar neuron. Tiga bulan atau 60 hari menjelang kelahiran, neuron yang
kita miliki itu sudah berkomunikasi satu sama lain. Mereka bahkan membentuk jalinan yang
dinamakan dengan axon. Saat jalinan terbentuk, sebuah sinapsis pun otomatis terbentuk. Di usia
tiga tahun, setiap 100 miliar neuron kita itu telah menciptakan jaringan sinapsis dengan neuron
lainnya. Koneksi antarneuron inilah yang menjadi awal mula munculnya bakat. Tanda-tandanya,
kita akan terlihat aktif luar biasa. Jalinan sinapsis akan terus mendorong diri kita untuk tidak
berhenti melakukan apa pun yang kita mau sesuai dengan minat kita. Proses ini berlangsung
hingga usia kita mencapai 16 tahun. Di usia inilah bakat mulai terasah karena kita memiliki
ruang lebih luas untuk fokus dan benar-benar mengeksploitasi beberapa sinapsis tertentu setelah
mengalami proses kebingungan memilih, mencoba melakukan segala sesuatu, dan kita tidak
terfokus untuk mematangkan sebuah nilai kompetensi tertentu. Dari proses ini, kita dapat
memahami bahwa minat merupakan faktor yang dapat mengarahkan bakat. Dalam beberapa
pengertian, minat merupakan suatu perhatian khusus terhadap suatu hal tertentu yang tercipta
dengan penuh kemauan dan tergantung dari bakat dan lingkungannya. Dengan demikian, minat
dan bakat merupakan faktor yang saling mempengaruhi, terlepas dari faktor mana yang lebih
dominan. Keduanya penting untuk dikembangkan secara optimal bahkan maksimal.
Dalam kenyatannya, bakat atau nature sering diartikan sebagai talenta, yakni kemampuan
tertentu yang unik, kecakapan, gift (anugerah) yang dimiliki seseorang. Pengertian ini mengalami
perkembangan signifikan dengan munculnya pengertian menurut Gallup (2001) bahwa bakat
merupakan pola pikir, perasaan dan perilaku yang berulang-ulang dan dapat meningkatkan
produktivitas. Berdasarkan pengertian tersebut, maka bakat itu tidak hanya menyangkut
kecakapan tertentu, tetapi juga berkaitan dengan adanya peran untuk mengembangkan. Dalam
hal ini, minat menjadi faktor penting yang berfungsi sebagai nurture yang akan membantu
pengembangan bakat tersebut. Minat merupakan suatu pemusatan perhatian secara tidak sengaja
yang terlahir dengan penuh kemauan, rasa ketertarikan, keinginan, dan kesenangan. Ciri umum
minat ialah adanya perhatian yang besar, memiliki harapan yang tinggi, berorientasi pada
keberhasilan, mempunyai kebangggaan, kesediaan untuk berusaha dan mempunyai pertimbangan
yang positif. Minat dapat dikatakan sebagai dorongan kuat bagi seseorang untuk melakukan
segala sesuatu dalam mewujudkan pencapaian tujuan dan cita-cita yang menjadi keinginannya.
Keberadaan minat merupakan faktor utama bagi pengembangan bakat karena tanpa minat,
bakat tidak akan berdayaguna. Artinya, minat yang tinggi akan membuat kita mampu melakukan
sesuatu sekalipun kita tidak berbakat, sebaliknya berbakat tanpa minat akan sulit
mengembangkan bakat tersebut. Karena itu, ketika kita mengenali dan memahami bakat kita,
tumbuhkanlah dan peliharalah minat kita agar bakat yang kita punya terjaga. Minat bisa
diciptakan, tetapi bakat merupakan bawaan yang tidak bisa kita ciptakan dengan tiba-tiba. Semua
orang bisa melakukan hal yang sama dengan kita, tetapi yang berbakat bisa menghasilkan
kualitas yang lebih baik. Untuk memahami bakat dan minat memang bukan masalah gampang
karena tidak hanya menyangkut masalah banyaknya teori dan tes untuk mengenali bakat dan
mengukur minat kita. Lebih dari itu, ada yang sangat penting untuk kita pahami yakni
bagaimana mengembangkan bakat dan minat itu untuk sebuah prestasi kehidupan karena tidak
semua orang mampu memaksimalkan bakatnya, sekalipun ia telah mengenali dan
mengetahuinya.
Untuk mengembangkan bakat dan minat, diperlukan beberapa faktor berikut. Pertama,
stimulasi. Faktor stimulan bakat dan minat bisa internal atau eksternal. Stimulan yang utama
ialah kesadaran akan potensi diri, belajar dan terus belajar, konsentrasi dan fokus dengan
kemampuan atau kelebihan diri kita. Jangan selalu melihat kepada kelemahan, karena waktu kita
akan terbuang, sehingga bakat pun ikut terpendam dan minat jadi “melempem”. Kedua,
berusahalah untuk kreatif dengan mencari inspirasi dari mana saja dan dari siapa saja. Kreativitas
akan menuntun jalan kita menuju pengenalan dan pemahaman bakat, menumbuhkembangkan
minat, sehingga kita bisa mengembangkannya agar bermanfaat untuk hidup kita. Ketiga,
peliharalah kejujuran dan ketulusan. Kita harus jujur mengakui bakat yang kita miliki sekalipun
tidak begitu kita minati. Ketulusan mensyukuri bakat dapat menumbuhkan minat meskipun perlu
proses dan waktu. Bakat alami itu akan tetap ada, bisa dikembangkan dan dimanfaatkan dengan
meningkatkan kekuatan minat. Misalnya, kita semua bisa menulis, tetapi yang berbakat bisa
menghasilkan tulisan yang lebih baik daripada yang lainnya. Ketika bakat itu disertai dengan
minat yang kuat, maka bakat itu akan berkembang lebih pesat dan berkualitas. Bakat itu akan
mengundang kerinduan untuk melakukannya kembali, seperti energi yang mensuplai
kebutuhan.7[7]
Dalam upaya untuk pengembangan bakat untuk anak berkebutuhan Khusus
Sekolah merupakan salah satu lembaga sosial yang diharapkan dapat membantu anak-anak
mencapai prestasi pendidikan yang baik. Namun disamping sekolah orang tua memiliki peran
yang sangat berarti dalam mengembangkan bakat anak. Dipercaya bahwa adanya peran
pengasuhan yang baik cenderung membuka peluang lebih besar bagi anak-anak untuk
mengembangkan bakatnya sesuai dengan minat anak. Peran pola asuh keluarga yang dilandasi
kasih sayang, dan disertai pemberian stimulasi (perangsangan) yang cukup dan sesuai dipercaya
dapat melahirkan anak-anak yang berbakat.
Kerja sama antara sekolah dan orang tua sangat dibutuhkan. Para orang tua bagi anak-anak
yang berprestasi tinggi memberikan pola asuh yang baik disertai kehangatan, selanjutnya para
guru memberikan pelatihan yang baik. Hal yang bisa dilakukan orangtua dirumah adalah sebagai
berikut:

 Patoklah prestasi akademis yang tinggi namun realistis buat anak.


 Tanamkanlah rasa optimis kepada mereka bahwa mereka bisa mencapainya.
 Bicara dan bermain dengan anak, untuk meningkatkan kemampuan komunikasi.
 Berceritalah mengenai berbagai peristiwa yang sedang terjadi, apa saja yang terjadi di
lingkungan sekitar. Saat berbicara mengenai rutinitas harian Anda, jelaskan apa yang Anda
lakukan dan mengapa. Doronglah anak untuk bertanya untuk Anda jawab, atau bisa juga bantu
dia untuk menjawabnya sendiri.
 Perhatikan apa yang mereka suka lakukan, seperti Menonjolkah ia dalam olahraga tertentu?
Apakah ia tidak bisa duduk diam untuk waktu yang lama? Pandaikah ia menirukan gerakan
badan atau wajah orang lain? Tangkaskah ia dalam kegiatan yang membutuhkan ketrampilan
tangan, seperti origami (melipat kertas gaya jepang), membuat pesawat dari kerta, melukis,
bermain dengan tanah liat, atau merajut? Apakah ia dapat menggunakan badannya dengan baik
untuk mengekspresikan dirinya? Bantu mereka mengembangkan kesukaan itu, dan cari tahu
bagaimana mereka bisa mengikuti lomba di lingkungan sekitar atau di tingkat kota.
 Cari anggota keluarga yang bisa menjadi mentor membantu anak mengembangkan bakat
mereka.
Hal yang Harus Diwaspadai oleh Orang Tua
Orang tua hendaknya waspada akan diri mereka apakah mereka memberikan respon sungguh
terhadap kebutuhan anak ataukah hanya memberikan respon kepada bakat yang dimiliki anak.
Tidak sedikit orang tua yang salah dalam hal ini yaitu adakalanya orang tua menyadari anak
mereka berbakat lantas secara menggebu-gebu memaksa anakya mengikuti latihan-latihan
dengan program yang sangat ketat. Dorongan seperti ini lambat laun akan membuat anak
menyadari bahwa orang tua mereka lebih berminat pada bakat yang mereka miliki daripada
memperhatikan kesejahteraan dan kebahagiaan diri mereka selaku anak-anaknya. Karenanya
para orang tua serta pendidik harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

1. Dorongan, apalagi pemaksaan secara berlebihan pada anak dapat melunturkan motivasi anak
untuk mengembangkan bakat mereka. Anak akan merasa tertekan, sakit hati, atau melakukan
sesuatu hanya karena berharap memperoleh hadiah. Masa kecil mereka bahkan akan hilang
sebagian.
2. Pujian yang berlebihan pada anak-anak usia muda atau menjadikan anak sebagai figur publik
secara terus menerus merupakan bentuk eksploitasi terhadap anak bahkan cendrung melunturkan
semangat anak untuk mengeksplorasi bakat mereka lebih lanjut.
3. Pujian yang berlebihan tanpa kendali emosi juga dapat membawa anak terbjebak ke dalam sikap
lupa diri.
4. Para orang tua yang memiliki anak-anak berbakat hendaknya jangan terlalu berharap bahwa
anak-anak tersebut kelak akan menjadi kreator, inventor atau inovator. Seorang anak yang
berbakat sebagai seorang dokter tidak harus menjadi penemu serum tertentu tetapi dapat menjadi
pelayan kesehatan yang sangat baik bagi masyarakat.
Dengan demikian, sebaiknya yang dapat dilakukan guru dan orang tua agar anak dapat
berprestasi dengan cara menyenangkan adalah sebagai berikut:

a) Orang tua dan guru harus menyadari bahwa setiap anak merupakan pribadi yang unik dan
berbeda satu dengan yang lain. Perbedaan ini terjadi karena setiap anak mempunyai bakat,
kemampuan, dan kebutuhan yang berbeda.
b) Setiap anak pasti mempunyai salah satu dari sembilan kecerdasan yang diberikan Allah SWT.
Bahkan, ada juga anak yang memiliki lebih dari satu kecerdasan. Kecerdasan itu adalah
kecerdasan linguistik, matematika-logika, ruang-visual, musik, naturalis, interpersonal,
intrapersonal, kemampuan olah tubuh, dan spiritual.
c) Membantu anak untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya. Misalnya potensi fisik, iman,
akhlak, ibadah, emosi, sosial, mental, dan keterampilan. Biarkan anak mengembangkannya
seperti keinginannya, sedangkan orang tua mengarahkan saja.
d) Sampaikan materi sesuai dengan kebutuhan, perkembangan, kemampuan dan bakat anak. Materi
harus yang dibutuhkan anak, bukan yang diinginkan orang tua. Meskipun demikian, perlu diingat
bahwa perlakuan yang tepat dan materi yang sesuai tidak akan mempunyai efek yang positif jika
tidak disampaikan pada situasi yang tepat. Sampaikan materi secara efektif, yakni dengan
bermain, bernyanyi, atau bercerita. Sesekali tinggalkan status orang tua yang melekat pada kita,
misalnya berubah menjadi badut, tukang sulap, ilmuwan, atau sahabat bagi anak kita.
e) Yang perlu diingat, prestasi anak bukanlah prestasi untuk orang tuanya. Prestasi itu untuk diri
anak itu sendiri. Orang tua cukup mengarahkan dengan benar dan membantu anak dengan cara-
cara yang disukai anak, bukan dengan hukuman atau omelan yang bisa merusak hubungan
harmonis anak dengan orang tua. Keberhasilan anak tidak saja berasal dari usaha yang dilakukan
anak, tetapi juga bergantung pada orang tua dan lingkungan di sekitarnya

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Bakat adalah semacam perasaan dan perhatian, ia merupakan salah satu metode pikir. Bakat itu
menjadi jelas karena pengalaman, akan tetapi kita hanya condong kepada sebagian saja dari
sekumpulan aspek-aspek kegiatan yang kita alami dan lakukan. Terbentuknya bakat manusia
terhadap macam-macam kegiatan yang dilakukannya atau tidak terbentuknya bakat itu
ditentukan oleh banyak faktor. Sering kali bakat dan kemampuan berjalan seiring, hanya saja ada
keadaan-keadaan dimana keduanya muncul serentak. Jadi kemampuan dan bakat adalah dua
faktor yang berbeda dan terpisah antara satu bidang dengan bidang yang lainnya
2. Menurut Guilford bakat itu mencakup tiga dimensi pokok, yaitu :
a. Dimensi preseptual
b. Dimensi psiko-motor
c. Dimensi intelektual
3. Ada kecenderungan diantara para ahli sekarang untuk mendasarkan pengukuran bakat itu pada
pendapat, bahwa pada setiap sebenarnya terdapat semua faktor-faktor yang diperlukan untuk
berbagai macam lapangan, hanya dengan kombinasi, konstelasi, dan intensitas yang berbeda-
beda. Karena itu biasanya dilakukan dalam diagnosis tentang bakat adalah membuat urutan
(ranking) mengenai berbagai bakat pada setiap individu.
4. Untuk mengembangkan bakat dan minat, diperlukan beberapa faktor berikut.
a. Pertama, stimulasi. Faktor stimulan bakat dan minat bisa internal atau eksternal. Stimulan yang
utama ialah kesadaran akan potensi diri, belajar dan terus belajar, konsentrasi dan fokus dengan
kemampuan atau kelebihan diri kita. Jangan selalu melihat kepada kelemahan, karena waktu kita
akan terbuang, sehingga bakat pun ikut terpendam dan minat jadi “melempem”.
b. Kedua, berusahalah untuk kreatif dengan mencari inspirasi dari mana saja dan dari siapa saja.
Kreativitas akan menuntun jalan kita menuju pengenalan dan pemahaman bakat,
menumbuhkembangkan minat, sehingga kita bisa mengembangkannya agar bermanfaat untuk
hidup kita.
c. Ketiga, peliharalah kejujuran dan ketulusan. Kita harus jujur mengakui bakat yang kita miliki
sekalipun tidak begitu kita minati. Ketulusan mensyukuri bakat dapat menumbuhkan minat
meskipun perlu proses dan waktu. Bakat alami itu akan tetap ada, bisa dikembangkan dan
dimanfaatkan dengan meningkatkan kekuatan minat. Misalnya, kita semua bisa menulis, tetapi
yang berbakat bisa menghasilkan tulisan yang lebih baik daripada yang lainnya. Ketika bakat itu
disertai dengan minat yang kuat, maka bakat itu akan berkembang lebih pesat dan berkualitas.
Bakat itu akan mengundang kerinduan untuk melakukannya kembali, seperti energi yang
mensuplai kebutuhan

A. SARAN
 Perlu menambah wawasan tentang pengertian bakat, dimensi-dimensi pokok bakat, cara
mengenal bakat seseorang dan cara mengembangkan bakat.
 Perlu menambah wawasan lagi tentang kajian agama dalam masyarakat berskala kecil.
DAFTAR PUSTAKA

Drs. Wijaya Juhana, Psikologi Bimbingan, Bandung, 1988

Suryabrata Sumadi, Psikologi Pendidikan, Jakarta, 1993


http://nieujik.blogspot.com/2009/02/bakat-emosi-dan-kepribadian.html

http://bocahsudutkota.wordpress.com/2011/10/25/makala

PAPERS ON TALENT

PART I
PRELIMINARY

A. BACKGROUND
The Son is God entrusted We must protect our children and for it to become a useful human
and not trouble anyone. In general, children have the right and opportunity to develop their
potential, especially in the field of education. But often we see the development of children's
achievement that turns classified as having special talents.
Every individual should have the opportunity and services to develop optimally in accordance
with ability, intelligence, aptitude, interests, backgrounds and physical and social environment of
each student, the student's learning progress at the same level (class) might not be the same.
Each child is believed to have its own flair. But the child's talents can not be directly visible
granted. Therefore, parents should recognize and understand their talents. By understanding the
child's talents, it will be easier and focused in developing it.

Educational Psychology is a study of the psychiatric symptoms of the students in the


educational situation. Psychology is also called the science of the soul. Studying Psychology
Education is very important especially for an educator, to order the creation of a learning
conditions efektif.Berbicara the Educational Psychology very extensive conversation. Therefore,
in this paper will be limited to issues of talent and matters related thereto. Considering it is so
closely linked in the formation of the person.

B. FORMULATION OF THE PROBLEM


The formulation of the issues raised were:
1. What is a talent?
2. Any Dimensions Dimensions Principal Talent is?
3. How do we know the talent Someone?
4. How Do I Develop Talent?

C. WRITING PURPOSE

1. Want to know the definition of Talent


2. Want to find out Dimensions Principal Talent
3. Want to know how we know Talent Someone
4. Want to know how to Develop Talent

D. THE BENEFITS OF WRITING

1. Giving knowledge to every individual, about the notion of talent, Dimensions Principal Talent,
Talent Somebody do we know, and how to develop talent.

CHAPTER II
DISCUSSION
A. understanding Talent
Talent is a condition in which a person is enabled by a special exercise to achieve a skill,
knowledge, specific skills. For example, in the form of language skills, the ability to play music,
etc. A talented music, for example, with the same exercise with other people who are not
musically talented, it will be faster to master these skills. Thus, a condition that special someone
in the form of a potential accompanied by training or learning, can develop a certain skill that
usually target specifically. So someone who has a form of musical potential, when he studied
music will be faster proficient compared to others who do not have the potential of music. The
potential is the force that is available to a person who allows the development of certain
characteristics, this power has been there since birth, or taken since birth. 8[1]
Talent is the kind of feeling and attention, it is one method of thought. It became obvious
talent for the experience, but we just gravitate to a part of a set of aspects of the activities that we
have experienced and done. The formation of human talent to a variety of activities to do or not
that talent formation is determined by many factors. Often talents and abilities go hand in hand,
it's just that there are circumstances in which both appeared simultaneously. So the ability and
talent are two distinct and separate factors between one field and another. 9[2]
According to M. Ngalim Purwanto in his book Psychology of Education stated that the word
talent closer understanding with Aptitude word meaning innate skills, ie the ability-ability
(potential) that is certain.

William B. Michael gave a definition of talent as follows:

An aptitude may be defined as a person's capacity, or hypothetical potential, for the


acquisition of A Certain more or less weeldefined pattern of behavior Involved in the
performance of a task respect to the which the individual has had little or no previous training
(Michael, 1960: 59).

So Michael reviewing talent especially in terms of the individual's ability to do the task,
which is little dependent on the exercise of that.

Woodworth and Marquis gives the definition thus: "aptitude achievement is predictable and
can be measured by specially devised test" (Woodworth and Marquis, 1957: 58). Talent
(aptitude), by Woodworth and Marquis entered in the ability (ability). According ability has
three meanings, namely:

1. Achievement that are the actual ability, which can be measured directly by the instrument
or specific tests.
2. Capacity which is the potential ability, which can be measured indirectly through
measurements of individual skill, where skill is growing at the base with a blend of
intensive training and experience.
3. Aptitude, ie the quality that can only be revealed / measured by specific tests that are
made available for it.

From the examples that have been raised it is proven that there is no uniformity of opinion
among experts, on the question "whether that talent". But differences of opinion they are not as
big as these formulations. Formulations different is actually a problem highlighting talent from
different angles. So, in addition to the difference between the opinion of the opinion of others,
opinions are also complementary. 10[3]

B. Principal dimensions Talent


According to Guilford talent that includes three key dimensions, namely:

1. Perceptual dimensions

Perceptual dimensions include the ability to conduct perception, and includes factors such as:

a. sensitivity senses

b. Attention
c. Orientation time
d. The extent of the area of perception
e. Perceptual speed, and so forth.

2. Psycho-motor dimension
Psycho-motor dimensions include six factors, namely:

a. Areas of strength

b. factors impulse
c. Motion speed factor
d. Factors accuracy / precision, which consists of two kinds, namely:

a) Static speed factor, which focuses on the position.


b) Factors dynamic accuracy, with an emphasis on movement.
e. factors coordination
f. Factors flexibility (flexibility).

3. Intellectual dimension
Dimension is what usually gets highlighting widespread, because it is this dimension that has
broad implications. This dimension includes five factors, namely:

a. Factors memory, which includes:


a) Factors memory of substance
b) Factors memories of relationships
c) Factors memory of system

b. Factors introduction, which includes:


a) The introduction to the overall information.
b) The introduction of the category (class).
c) The introduction of the relationships.
d) The introduction of the shape and structure.
e) Introduction to conclusion.

c. Evaluative factors, which include:


a) Evaluation of the identity
b) Evaluation of the relations.
c) Evaluation of the system.
d) Evaluation of the least important problrm (sensitivity to the problems facing).
d. Factors convergent thinking, which includes:
a) Factors to generate names.
b) Factors to generate relationships.
c) Factors to generate system-system.
d) Factors to produce transformation.
e) Factors to produce unique implications.

e. Factors divergent thinking, which includes:


a) Factors to produce units.
b) Factors for the transfer of classes spontaneously.
c) Smoothness factor in generating relationships.
d) Factors to produce system.
e) Factors for transformation diverges.
f) Faktot to form portions of an outline or framework.
Deliberately Guilford opinion was stated by somewhat incomplete, not because the opinion is
considered as the only correct opinion, but above all as an illustration to show how complex the
human qualities that we call talent. 11[4]

C. The way we Know Someone Talent


Historically enterprises talent introduction was initially occurs at the workplace / office, but
then also in the field of education. Even today daam field of education is the most business do. In
practice, almost all the experts who compiled test to uncover talent departed from the basic mind
factor analysis. Guilford opinion that has been presented above is one example of such a
mindset. What is proposed Guilford it is (material) that exist in individuals, which is required for
any activity. Clearly, for every activity necessary functioning of these factors. Giving the name
of the manifold talents usually done based on the talent in any field to function, such as
mathematical talent, language talent, sports talent, and so forth. Thus, the kinds of talent will be
highly dependent on the cultural context in which an individual lives. Maybe naming the relevant
field of study, possibly in the field of employment.

Virtually every field of study or area of work is necessary the functioning of more than one
factor only talent. An assortment of factors may be necessary for the proper functioning of a field
of study or a certain job. An example would be the talent to study at the Faculty of Engineering
will require the functioning of factors about numbers, space, abstract thinking, language,
mechanics, and probably many more. Therefore there is a tendency among experts now to base
the measurement of the talent on the opinion, that in each there are actually all the factors
necessary for a wide variety of field, only the combination, constellations and different
intensities. Because it is usually done in the diagnosis of talent is made to order (ranking) of the
various talents in each individual.

The procedure is usually implemented is:

a. Conduct job analysis (job-analysis) or analysis of field studies to discover what factors are
needed so that people can succeed in the field.
b. From the analysis it was revoked pencandraan positions (job-description) or pencandraan field
of study.
c. From pencandraan pencandraan field office or study it known what requirements must be met
so that people can be more successful in the field.
d. From that requirement as the basis for structured tool pengungkapnya (revealer tool talent),
which is generally tangible test.
With the line of thought as described above that in general aptitude test was completed. Until
now there has been no test may be said enough talent area of the wearer (such as intelligence
test). Various test talent that already exist, such as FACT (Flanagan Aptitude Classification Test)
developed by Bennet, MT test (Mathematical and Technical Test) compiled by Luningprak still
very limited area of validity. This is because the test of talent is closely tied to the cultural
context in which the test was drawn, while the wide-ranged talent is also tied to the cultural
context in which the talent classification was made. 12[5]
Talking about knowing one's talents. Talented kid, motor development faster than ordinary
children. whether in talking, walking, and reading. For example, the age of 9 months was able
to walk (normally, age 12.5 months). In addition, he was also quick in holding things and
distinguish shapes and colors. For reading, gifted children sometimes acquire from studying
alone.

Ie of observing and connect. Example of attention traffic, tv, or book. Gifted children are
also happy to explore or exploring. "So, if he is dismantling the goods, not because he did
something wrong but because of curiosity". About curiosity is high, it is generally owned small
children. Only, gifted children how to observe it more viscous than ordinary children. The other
thing that became characteristic of gifted children is that speech can be very serious. The
question often tickle and unexpected. Sometimes he was not satisfied with the answers given, so
continue to seek other answers. To understand the gifted students, can be identified from the
characteristics that often appears in the form of the following behaviors:

characteristics of learning
• Learn faster and easier
• Liked tasks and complex challenges
• Knowing many things which other children do not know
• Have a very advanced vocabulary and the ability to speak excellent
• It can be read at a very early age
• Skilled in problem solving
• Frequently asked questions are critical and not teerduga
• Menunukkan high curiosity about many things

characteristics of Motivation
• Persistent in completing tasks into interest
• Glad to do the work independently, only a few require guidance
• A strong commitment to the chosen task.

characteristic Creativity
• Sensitive to the aesthetics
• Likes to experiment, often finding new ways of doing tasks
• Spontaneous in excrete a sense of humor
• Many of the ideas when facing the challenge / problem

Social-emotional characteristics:
• Have a strong sense of confidence
• Prefers a friend who was older and have a common interest
• Tend perpfeksionis
• Easy to adjust themselves to the new situation 13[6]

D. How to Develop Talent


Nobody who is not gifted, which is to distinguish whether there is an interest to develop it.
Talent is innate potential of human beings, while the interest created by the strong interest on
something. Both of these factors are often associated with intelligence and a person's success.
For my own, intelligent people that people who are able to understand, develop and utilize his
talents for the benefit and happiness of his life, and successful person is one who is able to happy
life. Success could be because of talent, but often also due to interest. If so, how it emerged and
established talent in us? How can we develop them?
Scientifically, the experts (quoted from www. Kesehatan.kompas.com) states that at birth we
have 100 billion neurons. Three months or 60 days before the birth, the neurons that we have it
already communicate with each other. They even form the strands, called the axon. When the
fabric is formed, a synapse also automatically formed. At the age of three years, each of the 100
billion neurons we have created a network of synapses with other neurons. Connections between
neurons that is the beginning of the emergence of talent. Signs, we will actively look incredible.
Interwoven synapses will continue to push ourselves to not stop doing whatever we want to be of
interest to us. This process goes on until we reach 16 years of age. In this age began honed talent
because we have more space to focus and really exploit some specific synapses after undergoing
a process of trying to decide, trying to do everything, and we do not focus on finalizing a value
of a specific competency. From this process, we can understand that the interest is a factor that
can drive talent. In some sense , the interest is a special attention to a particular issue that is
created with full willingness and depending on the talent and the environment. Thus, interests
and talents are factors that influence each other, regardless of which factors are more dominant.
Both are essential to optimally develop even maximum .
In reality, talent or nature is often interpreted as a talent, that certain abilities are unique,
skill, gift (grace) of a person. Understanding is experiencing significant growth with the
emergence of sense according to Gallup (2001) that the talent is a mindset, feelings and behavior
repetitive and can improve productivity. Based on such understanding, the talent was not only
about a particular skill, but also deals with the role to develop. In this case, the interest becomes
an important factor that serves as nurture that will help the development of that talent. Interest is
a recollection inadvertently born with a willful, a sense of interest, desire, and pleasure. A
common trait of interest is the presence of great concern, have high expectations, success-
oriented, have kebangggaan, a willingness to try and have a positive consideration. Interests can
be regarded as a strong impetus for someone to do everything in realizing the achievement of the
goals and ideals that became his desire.
The existence of an interest is a major factor for the development of talent, because without
interest, talent will not be empowering. That is , high interest will enable us to do things we do
not even gifted, talented otherwise no interest would be difficult to develop that talent.
Therefore, when we recognize and understand our talent, grow and save our interest that the
talent that we have maintained. Interests can be created, but an innate talent that we can not
create a sudden. Everyone can do the same thing with us, but the gifted can produce better
quality. To understand the talents and interests is not an easy issue because it is not only in
regards to the many theories and tests to identify talent and to measure our interest. Moreover,
there are very important for us to understand as to how to develop talents and interests it's a life
achievement because not everyone is able to maximize his talent, even if he has to recognize and
know.
To develop their talents and interests, takes the following factors. First, stimulation. Factors
stimulant talents and interests can be internal or external. The main stimulant is awareness of the
potential, learn and keep learning, concentration and focus with excess capacity or ourselves. Do
not always look at the weakness, because our time will be wasted, so too latent talents and
interests so "sluggish". Second, try to be creative to find inspiration from anywhere and from
anyone. Creativity will lead our way towards the recognition and understanding of talent,
develop interests, so that we can develop to show helpful for our life. Third, keep the honesty
and sincerity. We must honestly admit that we have talent though not so we are interested.
Sincerity appreciate talent can grow the interest even though the need to process and time.
Natural talent it will still exist, could be developed and used to increase the strength of interest.
For example, we can all write , but writing talent can produce better than others. When talent is
accompanied with a strong interest, then talent will grow more rapidly and with quality. Talent it
would invite the desire to do it again, as the energy that supply it. 14[7]
In an effort to talent development for Special needs children
The school is one social institution that is expected to help children achieve good education. But
besides school parents have a very significant role in developing the child's talents. It is believed
that the role of good parenting tend to open up greater opportunities for children to develop their
talents in accordance with the interests of children. The role of family upbringing that out of
compassion, and with stimulation (excitation) adequate and appropriate believed to give birth to
children who are gifted.
Cooperation between schools and parents is needed. Parents of children are high achievers
provide good parenting with warmth, then teachers provide good training. Things parents can do
at home are as follows:

 Patoklah high academic achievement but realistic for children.


 Instill a sense of optimism to them that they can achieve it.
 Talk and play with children, to improve communication skills.
 Berceritalah about the events going on, what's happening in the neighborhood. When talking
about your daily routine, explain what you are doing and why. Encourage your children to ask
you to answer, or it could also help him to answer it himself.
 Watch what they like to do, as he Menonjolkah in a particular sport? If he can not sit still for a
long time? Pandaikah he mimicked the body or the face of someone else? Tangkaskah he in
activities requiring manual dexterity, such as origami (paper folding Japanese style), make the
best of kerta, painting, playing with clay, or knit? Whether he can use his body well to express
himself? Help them develop a more intense it is, and find out how they can participate in the
competition in the neighborhood or at the city level.
 Find a family member who can be a mentor to help children develop their talents.
Things To Caution by Parent
Parents should be alert for themselves whether they really respond to the needs of children or just
a response to the talents of the children. Not a few parents were wrong in this case that there are
times when parents realize their children are gifted then the passionate force anakya follow the
exercises very strict program. Such encouragement will gradually make children realize that their
parents are more interested in their talent rather than the welfare and happiness of themselves as
children. Therefore parents and educators must consider the following matters:

1. Encouragement, let alone coercion excessively in children may wear off the child's motivation
to develop their talents. Children will feel depressed, hurt, or doing something just because it is
looking to win prizes. Their childhood will be lost even partially.
2. Lavish praise on young children or the children in a public men continually is a form of
exploitation of children even tends to wear off the spirit of the child to explore their talents
further.
3. Excessive praise without emotional control also can bring a child into an attitude terbjebak
forget themselves.
4. The parents of gifted children should not be too hopeful that the children would become
creators, inventors or innovators. A child who is gifted as a doctor does not have to be the
inventor of certain serum but can be a very good health care for the community.
Accordingly, you should do teachers and parents so that children can excel in a fun way
are as follows:

a) Parents and teachers should be aware that every child is a unique individual and different from
one another. This difference occurs because every child has talent, ability, and different needs.
b) Every child must have one of the nine intelligence given by God Almighty. In fact, there are
also children who have more than one intelligence. The intelligence is linguistic, logical-
mathematical, visual-space, musical, naturalist, interpersonal, intrapersonal, though the ability of
the body, and spiritual.
c) Helping children to develop their potential. For example physical potential, faith, morals,
worship, emotional, social, mental, and skills. Let the kids develop such desires, while the
parents of directing it.
d) Convey material according to the needs, development, abilities and talents of children. The
material should be required of children, not parents want. However, keep in mind that the right
treatment and the right things will not have a positive effect if it is not delivered in the right
situation. Convey material effectively, by playing, singing or storytelling. Occasionally leave the
parental status attached to us, for example, turned into a clown, a magician, a scientist, or a
friend for our children.
e) Remember, children are not achievements achievements to his parents. Achievement is for the
child itself. Parents quite steer properly and help children in ways that favored child, not by
punishment or scolding that could damage the harmonious relationship between children and
parents. A child's success does not come from the efforts of the child, but also depend on the
parents and the surrounding environment

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di dalam undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Dasar, Fungsi dan Tujuan Sistem Pendidikan
Nasional, Bab II pasal 3 tertulis Pendidikan n
asional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis
serta bertanggung jawab. Kemudian pada bab V pasal 12 ayat 1 point b tertulis setiap peserta didik pada
setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat dan
kemampuannya.

Sekarang ini pengembangan bakat anak kurang mendapatkan perhatian dan tempat yang berarti di
dunia pendidikan kita. Padahal dalam rancangan kurikulum yang baru nanti, bakat merupakan salah satu
faktor penting penentu keberhasilan seorang peserta didik. Karena itulah maka bakat seorang anak didik
mestinya menjadi perhatian serius dari para pelaksana pendidikan untuk mengantarkan mereka ke
gerbang keberhasilan.

Banyak remaja maupun dewasa yang tidah tahu akan bakat, maupun minatnya. Bila mereka tahu
akan bakat dan minatnya sejak dini mereka mampu menjadikan bakat tersebut sebagai kekuatan, maka
Insya Allah dewasa nanti mereka bisa menjadi orang yang sukses. Adapun guru sebagai fasilitator
pembelajaran yang bertanggung jawab terhadap perkembangan siswa sebaiknya dapat mengenali bakat
apa yang dimiliki oleh siswanya. Selanjutnya guru berusaha mengembangkan bakat yang dimiliki oleh
anak agar kebanyakan dilema yang terjadi di masyarakat tidak terjadi lagi. Oleh karena itu penulis
merasa tertarik mengkaji bagaimana cara mengenali, mengembangkan dan menyalurkan bakat anak
usia dini mengingat usia dini merupakan usia yang sangat penting.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara mengenali bakat anak?

2. Bagaimana cara mengembangkan bakat anak?

3. Bagaimana cara menyalurkan bakat anak?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengidentifikasi bakat pada anak.

2. Menjelaskan cara mengembangkan bakat anak.

3. Mengarahkan bakat anak agar tersalurkan.

D. Manfaat Penulisan

Dengan diselesaikannya makalah ini diharapkan dapat memeberikan manfaat berupa pengetahuan
tentang pentingnya pengembangan bakat pada anak.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Mengenali Bakat Anak

1. Pengertian bakat

Bakat adalah kemampuan terhadap sesuatu yang menunjukkan kemampuan di atas rata-rata yang
telah ada pada diri kita secara alamiah dan perlu dilatih untuk mencapai hasil yang maksimal. Bakat
bukanlah sifat tunggal, melainkan merupakan sekelompok sifat yang secara bertingkat membentuk
bakat. Bakat baru muncul bila ada kesempatan untuk berkembang atau dikembangkan. Sehingga
mungkin saja seseorang tidak mengetahui dan mengembangkan bakatnya sehingga akan menjadi
kemampuan yang latent.

Beberapa pakar psikologi memberikan pengertian tentang anak berbakat:

a. Tannenbaum, berpendapat bahwa keberbakatan dari empat klasifikasi yaitu kelangkaan, keunggulan
(mengacu pada sensibilitas serta sensitivitas yang lebih tinggi), kuota (keterbatasan jumlah individu yang
memiliki keterampilan) dan anomaly.

b. Renzulli berpendapat bahwa seseorang bias dikatakan berbakat jika ia menunjukkan kemampuan di atas
rata-rata, melakukan hal-hal yang kreatif dan memiliki tekad dalam melaksanakn tugasnya.

Adapun menurut Leider dan Shapiro, bakat merupakan kecenderungan khusus yang ada sejak lahir.
Mengekspresikan bakat adalah sesuatu yang kita lakukan secara alami, dengan mudah, dan tanpa
pamrih. Sedangkan bakat dalam pengertian bahasa atau dalam pengertian yang umum kita pahami
adalah kelebihan/keunggulan alamiah yang melekat pada diri kita dan menjadi pembeda antara kita
dengan orang lain.

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa bakat adalah kemampuan


terhadap sesuatu yang menunjukkan kemampuan di

atas rata-rata yang telah ada pada diri kita secara alamiah dan perlu dilatih

untuk mencapai hasil yang maksimal.


(Sumber: http://desisafitri.wordpress.com/2009/09/16/karya-tulis-pengembangan-bakat-pada-anak/)

2. Cara mengenali bakat pada anak

Untuk dapat mengenali bakat anak tidaklah mudah, sebagai orang tua haruslah paham akan
perubahan-perubahan yang terjadi pada anak. Sekecil apapun perubahan yang timbul dari anak bisa saja
merupakan tanda-tanda dari bakat anak.

Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengenali bakat anak adalah sebagai berikut:

a. Observasi perilaku sehari-hari

Orang tua dapat melihat kecenderungan perilaku anak untuk melihat bakat anaknya. Dengan begitu,
orang tua dapat membimbing anak-anaknya pada bidang pendidikan maupun ekstra kurikuler yang
diminati. Namun orang tua jangan memaksakan kehendak kepada sang anak. Karena anak akan merasa
tidak senang dan tidak nyaman dalam melakukannya, sehingga hasil yang didapatkan tidak optimal.

b. Tes bakat

Tes bakat bertujuan membantu memberikan gambaran mengenai kemampuan anak di berbagai
minatnya di bidang-bidang tertentu, untuk kemudian merencanakan dan membuat keputusan mengenai
pilihan pendidikan. Melalui tes bakat akan diperoleh gambaran mengenai berbagai bidang kemampuan
anak. Hasil tes bakat tidak mutlak dapat menentukan pendidikan yang akan dijalani anak. Guru, orang
tua, atau pembimbing perlu mengenal bakat anak-anaknya sehingga dapat memberikan pendidikan dan
menyediakan pengalaman sesuai dengan kebutuhan masing-masing anak.

Dari hasil penelitian para ilmuwan di bidang dermatoglyphics, diketahui bahwa setiap individu di dunia
memiliki sidik jari yang berbeda-beda.

Karakter sidik jari manusia juga ternyata berhubungan erat dengan bagian fungsi otak.

1) Melihat tingkah laku anak. Kegiatan apa yang sering dilakukannya? Anak lebih berminat pada hal-hal
apa?

2) Mengikuti perkembangan anak dengan cermat.

3) Memberikan berbagai macam stimulus atau rangsangan kepada anak, misalnya dengan memberikan les
atau permainan yang variatif.

4) Melakukan tes psikologi (tes bakat) untuk melihat kelebihan dan kelemahan anak. Tes ini bisa dilakukan
saat anak berusia 7 tahun atau saat masuk sekolah. Pada usia tersebut sudah terlihat bakat serta minat
anak.
(Sumber:http://kesehatan.kompas.com/read/2010/03/10/08065762/Cara.Mengenali.dan.Mengasah.Ba
kat.Anak.)

c. Tes sidik jari

Salah satu cara untuk mengenali potensi dan bakat anak adalah melalui analisis sidik jari (finger print
analysis). Dengan menganalisis pola sidik jari yang berhubungan dengan sistem hormon pertumbuhan
pada sel otak, kini kita dapat mendeteksi potensi kecerdasan alamiah anak sehingga para orang tua
dapat menentukan metode simulasi yang tepat dalam memaksimalkan perkembangan kecerdasan anak.
Analisa sidik jari juga bisa digunakan untuk mengetahui minat, bakat, kecerdasa, bahkan gaya belajar,
potensi bakat sampai analisa karakter anak.

Sedikit pengetahuan tentang tes sidik jari. Dari hasil penelitian para ilmuwan di bidang dermatoglyphics,
diketahui bahwa setiap individu di dunia memiliki sidik jari yang berbeda-beda.

Karakter sidik jari manusia juga ternyata berhubungan erat dengan bagian fungsi otak.

1) Ibu jari: memiliki jalinan ke otak depan dan motif garis ibu jari itu bisa menunjukkan karakter seseorang.

2) Telunjuk: memiliki hubungan dengan otak depan yang posisinya lebih atas. Motif garis telunjuk tersebut
dapat menunjukkan pemikiran logis dan kreativitas seseorang.

3) Jari tengah: memiliki keterkaitan dengan otak bagian atas. Motif jari tengah itu dapat menunjukkan
kontrol pergerakan minor dan mayor seseorang.

4) Jari manis: memiliki jalinan dengan otak yang berada di belakang telinga. Motif jari manis itu kerap
dikaitkan dengan kontrol pendengaran.

5) Jari kelingking: memiliki hubungan dengan otak belakang. Motif jari kelingking itu dapat menunjukkan
tingkat konsentrasi maupun penglihatan sesorang.

Jari-jari tangan sebelah kanan seseorang mewakili fungsi otak sebelah kiri. Otak kiri berfungsi untuk
melihat perbedaan angka, urutan, tulisan, hitungan, dan logika.
Sedangkan jari-jari tangan sebelah kiri sesorang mewakili fungsi otak sebelah kanan. Otak kanan
berfungsi untuk melihat persamaan, khayalan, kreativitas, bentuk ruang, emosi, musik, dan warna.

(Sumber: http://intuisiblog.com/2010/07/cara-mengetahui-potensi-diri-dan-bakat-
terpendam-pada-balita/)

B. Mengenbangkan Bakat Anak

1. Macam-macam bakat

Ada banyak sekali pendapat mengenai macam-macam bakat. Berdasarkan sumber yang penulis
temukan di internet yaitu ada 34 bakat.
Bakat-bakat tersebut adalah:

Achiever

Memiliki stamina tinggi dan juga seorang pekerja keras. Mendapat kepuasan dari kesibukan dan
produktivitas.

Activator

Mampu merealisasikan ide-ide atau gagasan menjadi suatu tindakan nyata. Cenderung tidak sabar.

Adaptibility

Cenderung bisa mengikuti arus, mampu menjadi orang masa kini maupun menyiapkan untuk masa
mendatang.

Analytical

Cenderung mencari penjelasan dan sebab sesuatu terjadi. Punya kemampuan mencari tahu faktor-
faktor yang mempengaruhi situasi.

Arranger

Terorganisasi, tetapi juga fleksibel. Senang berusaha memanfaatkan sumber-sumber yang ada agar
menghasilkan produktivitas maksimal.

Belief

Memiliki nilai-nilai atau prinsip yang cenderung menetap, dalam mencapai tujuan hidupnya.

Command

Mampu mengontrol situasi dan membuat keputusan.

Communication

Mampu menyampaikan gagasan melalui kalimat yang mudah dipahami seorang lawan bicara dan
presenter yang baik.

Competition

Selalu mengukur kemajuan dirinya dengan performa orang lain, berusaha menjadi nomor satu.

Connectedness
Memiliki keyakinan dalam hubungannya dengan segala hal, meyakini bahwa kebetulan hanya sebagian
kecil, setiap kejadian ada penyebabnya.

Consistency

Berusaha adil, dengan cara membuat aturan yang jelas.

Context

Senang memahami kejadian masa kini melalui sejarah.

Deliberative

Sangat berhati-hati dalam mengambil keputusan atau menentukan pilihan mengantisipasi kesalahan.

Developer

Mengenali potensi orang lain, memperhatikan perkembangan walaupun kecil, dan memperoleh
kepuasan darinya.

Discipline

Menikmati bekerja dalam struktur dan rutinitas, bekerja dalam arahan/aturan.

Empathy

Mampu merasakan perasaan orang lain , membayangkan dirinya berada diposisi orang lain.

Focus

Bekerja dengan tujuan, melakukan tindakan selama masih dalam koridor tujuan, membuat prioritas lalu
bertindak.

Futuristic

Terinspirasi oleh apa yang akan terjadi di masa mendatang, dan apa yang bisa dilakukan. Menginspirasi
orang lain dengan visinya itu.

Harmony

Mencari konsensus, tidak menyukai konflik, mencari jalan tengah.

Ideation
Memiliki banyak ide, mampu menghubungkan fenomena yang berbeda.

Includer

Mudah menerima orang lain, menunjukkan kepedulian terhadap orang yang merasa diasingkan dan
berusaha mengguyubkan.

Individualization

Tertarik dengan keunikan masing-masing orang, mampu melihat bagaimana orang yang berbeda-beda
dapat bekerjasama secara produktif.

Input

Senang mengumpulkan dan mencari berbabai informasi.

Intellection

Memiliki daya intelektualitas yang tinggi, meminati diskusi-diskusi intelektual.

Learner

Memiliki keinginan besar untuk belajar dan terus melakukan perbaikan.

Maximizer

Cenderung fokus pada kekuatan untuk mendorong orang ataupun kelompok lebih maksimal, berusaha
merubah sesuatu yang kua tmenjadi super.

Positivity

Antusias, mampu membuat orang lain tertarik dengan apa yang dilakukannya.

Relator

Menikmati hubungan dekat dengan orang lain, mendapat kepuasan mendalam dengan bekerja keras
bersama teman dalam mencapai tujuan.

Responsibility
Merasa apa yang dikatakan adalah apa yang akan dikatakannya, komitmen pada nilai-nilai seperti
kejujuran dan kesetiaan.

Restorative

Cakap dalam mencari tahu penyebab masalah dan berusaha menyelesaikannya.

Self-assurance

Percaya diri pada kemampuannya dalam mengatur hidupnya sendiri, yakin bahwa dirinya telah
membuat keputusan yang tepat.

Significance

Ingin menjadi orang yang penting di mata orang lain, cenderung mandiri dan ingin dikenal.

Strategic

Membuat solusi alternatif atau antisipasi, dapat dengan cepat mengetahui hubungan dan isu-isu yang
relevan.

Woo

Senang berhadapan dengan orang-orang, dan menjadi pusat perhatian. Memperoleh kepuasan dari
memulai hubungan dengan orang lain.

(sumber: http://sumber-kearifan.blogspot.com/2009/04/34-jenistema-bakat.html)

Ternyata ada banyak sekali macam bakat yang ada, namun setelah diteliti ternyata seluruh bakat
tersebut bila disederhanakan kembali ada kaitannya dengan 7 kecerdasan. Hal ini di dukung oleh
pendapat Gardner, masing-masing dari kita memiliki sebuah kombinasi dari 7 kecerdasan. Setiap orang
mempunyai kekuatan relatif dari tiap kecerdasan di atas sedemikian rupa sehingga orang tersebut
cenderung menentukan pilihan aktifitas apapun yang dia sukai tanpa keterpaksaan. Kita menyebutnya
sebagai bakat.

Di dalam buka Frames of mind yang terbit tahun 1983, seorang psikolog bernama Howard
Gardner menyimpulkan hasil risetnya yang mengatakan bahwa sedikitnya ada tujuh jenis
kecerdasan (Howard Gardner, 1983:78):
a. Kecerdasan linguistik, berkaitan dengan kemampuan bahasa dan penggunaannya. Orang-orang yang
berbakat dalam bidang ini senang bermain-main dengan bahasa, gemar membaca dan menulis, tertarik
dengan suara, arti dan narasi. Mereka seringkali mengeja dengan baik dan mudah mengingat tanggal,
tempat dan nama.

b. Kecerdasan musikal, berkaitan dengan musik, melodi, ritme dan nada. Orang-orang ini pintar membuat
musik sendiri dan juga sensitif terhadap musik dan melodi. Sebagian bisa berkonsentrasi lebih baik jika
musik diperdengarkan. Banyak dari mereka seringkali menyanyi atau bersenandung sendiri atau
menciptakan lagu serta musik.

c. Kecerdasan logis-matematis, berhubungan dengan pola, rumus-rumus, angka-angka dan logika. Orang-
orang ini cenderung pintar dalam teka-teki, gambar, aritmatika dan memecahkan masalah matematika.
Mereka seringkali menyukai komputer dan pemrograman.

d. Kecerdasan spasial, berhubungan dengan bentuk, lokasi dan membayangkan hubungan di antaranya.
Orang-orang ini biasanya menyukai perancangan dan bangunan, disamping itu pintar membaca peta,
diagram dan bagan.

e. Kecerdasan tubuh-kinestetik, berhubungan dengan pergerakan dan keterampilan olah tubuh. Orang-
orang ini adalah para penari dan aktor, para pengrajin dan atlet. Mereka memiliki bakat mekanik tubuh
dan pintar meniru mimik serta sulit untuk duduk diam.

f. Kecerdasan interpersonal, berhubungan dengan kemampuan untuk bisa mengerti dan menghadapi
perasaan orang lain. Orang-orang ini seringkali ahli berkomunikasi dan pintar mengorganisasi, serta
sangat sosial. Mereka biasanya baik dalam memahami perasaan dan motif orang lain.

g. Kecerdasan intrapersonal, berhubungan dengan mengerti diri sendiri. Orang-orang ini seringkali mandiri
dan senang menekuni aktifitas sendirian. Mereka cenderung percaya diri dan punya pendapat, dan
memilih pekerjaan di mana mereka bisa memiliki kendali terhadap cara mereka menghabiskan waktu.

2. Ciri-ciri bakat

Banyak yang mengeluh mengalami kesulitan ketika menentukan bakat mana yang harus
dikembangkan atau bakat apa yang sesungguhnya dimilki oleh anak. Untuk mengembangkan bakat anak
kita harus tahu terlebih dahulu ciri-ciri bakat yang dimiliki anak tersebut. Dengan mengetahui ciri-ciri
bakat anak sebagai calon guru, kita akan lebih mudah untuk menilai bakat mana yang
patut dikembangkan oleh anak.

Hal ini berfungsi untuk menghindari agar tidak terjadi salah paham terhadap bakat anak. Adapun ciri-
cirinya adalah sebagai berikut:
a. Tidak merasa terpaksa untuk melakukan suatu hal bahkan lebih cenderung untuk senang melakukannya
dan ada perasaan bahagia yang terpancar ketika melakukan, melihat atau bahkan hanya dengan
mendengarnya saja.

b. Anak mampu berkonsentrasi terhadap hal tersebut, dan cenderung tekun.

c. Mempunyai rasa ingin tahu yang besar terhadap hal tersebut.

d. Anak sudah mahir terhadap hal tersebut meski belum mendapatkan pelajaran khusus dari sekolah
maupun dari rumah.

e. Setelah diberi pelajaran khusus, anak tersebut dapat dengan mudah menguasainya atau mudah
menangkap apa yang diajarkan padanya tentang hal tersebut.

(Sumber: http://desisafitri.wordpress.com/2009/09/16/karya-tulis-pengembangan-bakat-pada-anak/)

3. Cara mengembangkan bakat

Banyak orang tua yang kurang memperhatikan bakat yang ada pada anak, padahal bakat merupakan
modal yang sangat penting untuk anak ketika beranjak dewasa nanti.

Ahli psikologi Abraham Maslow menemukan bahwa yang terlahir dalam diri anak pada suatu saat akan
timbul sebagai suatu kebutuhan, dan perlu mendapatkan perhatian serius. Karena itulah, bakat perlu
perhatian serius dan jangan dianggap remeh. Bila bakat seorang anak diperhatikan dengan serius, akan
sangat baik demi kemajuan masa depannya. Apalagi bila anak sudah dibimbing pengembangan bakat
sejak kecil. Sebagai calon guru yang bertanggungjawab untuk perkembangan bakat anak didiknya harus
bisa mengetahui hal apa saja yang perlu diperhatikan untuk mengembangkan bakat anak.

Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan bakat anak:

a. Perhatian

Setiap individu adalah unik karena itu setiap bakat perlu memperoleh perhatian khusus. Sistem
pendidikan yang menggunakan pola penyeragaman kurang baik untuk digunakan. Cermatilah barbagai
kelebihan, keterampilan dan kemampuan yang tampak menonjol pada masing-masing anak.

b. Motivasi

Bantu anak dalam meyakini dan fokus pada kelebihan dirinya agar anak lebih percaya diri. Tanamkan
rasa optimis kepada mereka bahwa mereka bisa mencapainya.

c. Dukungan
Dukungan sangat penting bagi anak, selalu memberi dukungan terhadap mereka dan yakinkan mereka
untuk tekun, ulet dan latihan terus menerus. Selain itu dukunglah anak untuk mengatasi berbagai
kesulitan dan hambatan dalam mengembangkan bakatnya.

d. Pengetahuan

Perkaya anak dengan berbagai wawasan, pengetahuan serta pengalaman di bidang tersebut.

e. Latihan

Latihan terus menerus sangat baik untuk perkembangan bakat anak agar bakat yang dimiliki semakin
matang. Apalagi anak diikutsertakan dengan ekstra kurikuler atau memberi kegiatan yang lebih sesuai
dengan bakatnya agar anak terus melatih bakatnya tersebut.

f. Penghargaan

Berikan penghargaan dan pujian untuk setiap usaha yang dilakukan anak.

g. Sarana

Sediakan fasilitas atau saran yang menunjang dengan bakat anak.

h. Lingkungan

Lingkungan juga ikut mempengaruhi perkembangan bakat anak. Karena itu usahakan anak selalu dekat
dengan lingkungan yang mendukung bakat anak.

i. Kerjasama

Kerjasama antara orang tua, guru maupun anak sangat diperlukan mengingat waktu anak di sekolah
hanya sedikit dan waktu luang anak di rumah lebih banyak.

j. Teladan yang baik

Mengingat sikap anak yang selalu meniru, maka teladan yang baik sangat diperlukan. Misalnya kenalkan
anak pada sosok Taufik Hidayat bila anak berbakat dalam bidang bulu tangkis, Utut Adianto bila anak
berbakat dalam bidang catur, dsb.
4. Peran orang tua dalam mengembangan bakat anak

Di bawah ini cara orang tua untuk dapat membantu anak mengembangkan bakat anak antara lain:

a. Berikan anak kesempatan.

Setiap anak sesungguhnya memiliki bakat yang dibawa secara genetik ataupun minat yang ditimbulkan
oleh faktor lingkungan. Sebagai orang tua ataupun pendidik hendaknya memberikan kesempatan
kepada anak dan memberikan kepercayaan kepada anak bahwa ia mapu untuk melakukannya.

b. Kreatifitas

Kreatifitas tidak serta merta bisa datang begitu saja. Untuk mengembangkannya dibutuhkan dukungan
orang tua atau pendidik guna memfasilitasi karyanya tersebut.

c. Arahan/petunjuk

Mengembangkan bakat yang baik dan positif tentunya dibutuhkan arahan dan petunjuk yang benar dari
orang tua. Sehingga pengembangan bakatnya bisa lebih matang.

d. Trust/kepercayaan

Berikan kepada anak kita kepercayaan bahwa ia pasti mampu melakukannya. Memberi kepercayaan
sangatlah penting guna mengoptimalkan bakat dan kemampuanya.

e. Rewad/penghargaan

Orang tua jangan pernah lupa untuk memberikan reward kepada si buah hati jika ia melakukan bakatnya
dengan baik. Reward tidak hanya berupa hadiah yang berupa benda, kalimat pujian pun dapat
memberikan nilai positif bagi anak.

f. Relationship/hubungan

Hubungan yang dekat antara orang tua dengan anak dapat berpengaruh positif bagi anak dalam
mengembangkan bakatnya.

(Sumber:http://www.ibudanbalita.com/diskusi/pertanyaan/15709/Kunci-untuk-Mengembangkan-
Bakat-Anak)

Menurut Shapiro (Arya, 2008:34) peran orang tua dalam memotivasi bakat dan minat anak antara lain
dapat dilakukan dengan cara:
a. Mengajarkan anak untuk mengharapkan keberhasilan.

b. Sesuaikan pendidikan anak dengan minat dan gaya belajarnya.

c. Anak harus belajar bahwa diperlukan keuletan untuk mencapai keberhasilan.

d. Anak harus belajar bertanggung jawab dan belajar menghadapi kegagalan.

Dari berbagai penelitian diperoleh hasil bahwa sikap orang tua yang memupuk potensi anak adalah:

a. Menghargai pendapat anak dan mendorongnya untuk mengungkapkannya.

b. Memberi kesempatan anak untuk mengambil keputusan sendiri.

c. Mendorong anak untuk banyak bertanya.

d. Meyakinkan anak bahwa orang tua menghargai apa yang ingin dicoba anak.

e. Dilakukan dan dihasilkan.

f. Menunjang dan mendorong kegiatan anak.

g. Menikmati keberdayaannya bersama anak.

h. Memberi pujian yang sungguh-sungguh kepada anak.

i. Mendorong kemandirian anak dalam bekerja.

j. Menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan anak.

Sikap orang tua yang tidak menunjang pengembangan potensi anak, adalah:

a. Mengatakan kepada anak bahwa ia dihukum jika berbuat salah.

b. Tidak memperbolehkan anak marah kepada orang tua.

c. Tidak boleh mempertanyakan keputusan orang tua.

d. Tidak memperbolehkan anak bermain dengan anak lain yang mempunyai mempunyai pandangan dan
nilai yang berbeda dari keluarga anak.

e. Anak tidak boleh berisik.

f. Orang tua ketat mengawasi kegiatan anak.


g. Orang tua tidak memberi saran-saran yang spesifik tentang penyelesaian tugas.

h. Orang tua kritis terhadap anak dan memperoleh gagasan anak.

i. Orang tua tidak sabar dengan anak.

j. Orang tua dengan anak adu kekuasaan.

k. Orang tua menekan dan memaksa anak untuk menyelesaikan tugas.

(Sumber:http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/PPM%20di%20TK%20Pedagogia.pdf)

C. Menyalurkan bakat

Ketahuilah bahwa sebenarnya, setiap anak terlahir di dunia ini memiliki bakat dan potensi yang jika
diasah dan dikembangkan akan menghasilkan prestasi yang luar biasa. Untuk itu, orang tua hendaknya
menyadari hal itu, kemudian menyalurkannya sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya.

Dinny H.A.Rully, psikolog yang banyak mengupas masalah anak mengatakan bahwa merupakan tugas
orang tua untuk menyalurkan bakat dan potensi yang dimiliki anak ketika mereka mengetahuinya.
Dengan demikian anak dan orang tua tidak akan kehilangan masa emas itu.

Bakat dan potensi yang bisa disalurkan sangat beragam, misalnya anak yang suka membaca dan
menulis sejak kecil, bisa diarahkan dengan memberinya berbagai bacaan menarik dan bermanfaat.
Begitupun anak-anak yang punya bakat melukis, menyanyi, mewarnai, menari bisa diarahkan ke
sanggar-sanggar atau les privat.

Beberapa tantangan yang dihadapi dalam mengarahkan bakat anak:

1. Sulitnya menemukan/menentukan bakat mana yang harus dikembangkan atau bakat apa yang
sesungguhnya dimilki oleh anak.

2. Setiap individu adalah unik karena itu setiap bakat perlu memperoleh perhatian khusus.

3. Perubahan sistem pendidikan. Perubahan yang terlalu sering dapat menghambat proses belajar dilain
pihak perubahan yang terlalu lambat akan terlalu banyak menunda perkembangan bakat anak.

4. Intervensi sosial (sekolah). Disiplin kelas dan prinsip egalitarian yaitu pemerataan terhadap semua siswa
dengan harus mengikuti kegiatan yang sama namun tidak diminati anak.

5. Ketidak seimbangan evaluasi. Pandangan umum yang memandang keberbakatan berdasarkan skor IQ.
Padahal IQ tidak menggambarkan bakat musik atau bakat olahraga seseorang. Sekolah sering kali
menggolongkan anak yang berprestasi sebagai anak yang memperoleh nilai pelajaran yang baik.
6. Akibatnya sekolah kurang memberikan perhatian kepada anak yang memiliki bakat yang tidak terukur
oleh standar IQ.

(Sumber: http://wrm-indonesia.org/content/view/1232/1/)
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Bakat adalah kemampuan terhadap sesuatu yang menunjukkan kemampuan di atas rata-rata yang telah
ada pada diri kita secara alamiah dan perlu dilatih untuk mencapai hasil yang maksimal.

2. Cara untuk mengenali bakat anak bisa dilakukan dengan observasi perilaku sehari-hari, tes bakat dan
tes sidik jari.

3. Adapun bakat yang dimilki anak meliputi bakat lingistik, bakat musikal, bakat logis-matematis, bakat
spasial, bakat kinestetik, bakat interpersonal, bakat intrapersonal.

4. Ciri-ciri anak yang berbakat pada suatu hal adalah senang melakukan hal tersebut, dapat berkonsentrasi
dalam melakukan hal tersebut, rasa ingin tahu yang tinggi dan memiliki kemampuan yang tinggi pada
bidang itu.

5. Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mengembangkan bakat anak yaitu perhatian, motivasi,
dukungan, pengetahuan, latihan, penghargaan, sarana, lingkungan, kerjasama dan teladan yang baik.

6. Peran orang tua dalam mengembangkan bakat anak adalah dengan memberi kesempatan, kreatifitas,
arahkan, kepercayaan, reward dan relationship.

7. Sedangkan cara untuk menyalurkan bakat anak adalah dengan mengikutsertakan anak pada kegiatan-
kegiatan yang mendukung bakatnaya.

B. Saran

Berikut ini saran-saran yang dapat penulis sampaikan kepada para pembaca pada umumnya, khususnya
kepada calon guru diantaranya:

1. Guru tidak melakukan sistem pendididikan pola penyeragaman karena ini kurang efektif dalam
pengembangan bakat anak mengingat bakat yang dimiliki setiap anak berbeda-beda.

2. Selalu jalin hubungan antara guru dengan orang tua untuk memantau perkembangan bakat anak.
PART I

PRELIMINARY

A. Background

In the law No. 20 of 2003 regarding the Principles, Functions and Objectives of the National Education
System, Chapter II, Article 3 says Education n
national Programme serves to develop the ability and character development and civilization of the
nation's dignity in the context of the intellectual life of the nation, is aimed at developing students'
potentials to become a man of faith and devoted to God Almighty, noble, healthy, knowledgeable,
skilled, creative, independent, and become citizens of a democratic and accountable. Then in chapter V
of article 12 paragraph 1 point b written every student at any educational institution has the right to be
educated in accordance with their talents, interests and abilities.

Now this is talent development of children received less attention and wrought yan g t mean the
world pe n our upbringing. Whereas in the new curriculum design later, the talent is one important
factor determining the success of a learner. Thus if the talents of students should be a serious concern
of the educational workers to deliver them to the gates of success.

Many teens and adults who tidah know the talent, or interest. If they know their talents and interests
early on they were able to make such talent as the power, then God willing, they could grow up to be
successful. As for the teachers as facilitators of learning who is responsible for the development of
students should be able to recognize what talent possessed by students. The teacher tried to develop
talents possessed by children that most dilemmas that occur in the community does not happen again.
Therefore, the authors were interested examine how to identify, develop and deliver early childhood
talents given an early age is an age that is very important.

B. Formulation of the problem

1. How do I recognize the child's talents?

2. How to develop the talents of children?

3. How to channel the talents of children?

C. Writing purpose

1. Identifying talent in children.


2. Explains how to develop the talents of children.

3. Directing talents of children to be channeled.

D. The benefits of writing

With the completion of this paper is expected to memeberikan benefits of knowledge about the
importance of talent development in children.
CHAPTER II

DISCUSSION

A. Recognizing Talent Kids

1. understanding talent

Talent is the ability to something that demonstrates the ability above average that already exist in us by
nature and need to be trained to achieve maximum results. Talent is not a single trait, but rather a
group of terraced properties that make up the talent. New talent appears when there is an opportunity
for developing or developed. So it's possible for someone not to know and develop talent so it will be a
latent ability.

Some psychologists provide an understanding of the gifted child:

a. Tannenbaum, found giftedness of the four classifications of scarcity, excellence (referring to the
sensibility and sensitivity are higher), quotas (limited number of individuals who have the skills), and
anomalies.

b. Renzulli found someone gifted bias said if he showed the ability above average, doing things that are
creative and have a determination in melaksanakn duties.

As according to Leider and Shapiro, talent is a special tendency is present from birth. Expressing talent is
something we do naturally, easily, and with no strings attached. While the talent in terms of language or
in a general sense we understand is the excess / natural advantages inherent in us and made the
difference between us and others.

Based on these notions can be said that talent is the ability to something that shows ability in

above the average existing in us naturally and need to be trained

to achieve maximum results.

(Source: http://desisafitri.wordpress.com/2009/09/16/karya-tulis-pengembangan-bakat-pada-anak/ )

2. How to recognize the talent in children


To be able to recognize the talents of children is not easy, as the parents have to be aware of the
changes that occur in children. No matter how small the changes arising from the child may be a sign of
the child's talents.

Some ways you can do to recognize the talents of children are as follows:

a. Observation of everyday behavior

Parents can see the child's behavioral tendencies saw her talent. That way, parents can guide their
children in the fields of education and extra-curricular interest. But parents should not impose the will
to the child. Because the child will be unhappy and uncomfortable in doing so, so that the results
obtained are not optimal.

b. aptitude test

aptitude test aims to help provide a picture of the child's abilities in a variety of interest in certain
fields, and then to plan and make decisions about educational options. Through the aptitude tests will
be obtained an overview of the various areas of their ability. The results of the aptitude test is not
absolutely able to determine the education that will be undertaken child. Teachers, parents, or coaches
need to know his children so that they can provide education and provide experience in accordance with
the needs of each child.

From the results of research scientists in the field of dermatoglyphics, it is known that every individual in
the world has the fingerprints were different.

Characters human fingerprints also were associated closely with parts of the brain function.

1) Seeing the child's behavior. What activities are often done? Children are more interested in what
things?

2) Following the child's development carefully.

3) Provide a variety of stimulus or stimuli to the child, for example by providing tutoring, or a game
varied.

4) Conduct psychological tests (aptitude test) u n tuk see the strengths and weaknesses of the child. This
test can be done when a child 7 years old or when to go to school. At that age has seen the talents and
interests of children.

(Source:
http://kesehatan.kompas.com/read/2010/03/10/08065762/Cara.Mengenali.dan.Mengasah.Bakat.Anak.
)
c. Fingerprint test

One way to recognize the potential and talent of children is through fingerprint analysis (finger print
analysis). By analyzing the pattern of the fingerprint associated with the system growth hormone on
brain cells, we can now detect potential natural intelligence of children so parents can determine the
exact simulation method to maximize the development of children's intelligence. Fingerprint analysis
can also be used to determine their interests, talents, kecerdasa, even learning styles, potential talent to
the analysis of the child's character.

Little knowledge of the test fingerprint. From the results of research scientists in the field of
dermatoglyphics, it is known that every individual in the world has the fingerprints were different.

Characters human fingerprints also were associated closely with parts of the brain function.

1) Thumb: has ties to the forebrain and line pattern the thumb can indicate a person's character.

2) Telunjuk: has a relationship with the forebrain that position is over. The index line pattern can indicate
a person's logical thinking and creativity.

3) The middle finger: has been linked to the upper brain. Motif middle finger it can indicate movement
controls a person's minor and major.

4) Ring finger: has ties with a brain that is behind the ear. Motif ring finger that is often associated with
loss of control.

5) The little finger: has a relationship with the hindbrain. The motive of the little finger it can indicate a
person's level of concentration and eyesight.

The fingers of the right of a person to represent brain function left. The left brain function to see the
difference in the number, order, writing, calculation, and logic.

While the fingers of the left hand of someone representing the function of the right hemisphere. The
right brain function to see similarities, fantasy, creativity, form space, emotion, music, and colors.
(Source: http://intuisiblog.com/2010/07/cara-mengetahui-potensi-diri-dan-bakat-
terpendam-pada-balita/ )

B. Mengenbangkan Kids Talent

1. Various talent

There are lots of opinions about all kinds of talent. based on the source I have found on the internet
that there are 34 talent.
B AKAT -bakat are:

Achiever

Having a high stamina and also a hard worker. Have the satisfaction of busyness and productivity.

Activator

Able to realize their ideas or ideas into a concrete action. Tend to be impatient.

Adaptibility

Tend to go with the flow, to become the present and prepare for the future.

Analytical

Tend to seek an explanation and cause something to happen. Has the ability to find out the factors that
influence the situation.

arranger

Organized, but also flexible. Glad to try to take advantage of existing resources in order to generate
maximum productivity.

belief

Values or principles that tend to persist, in achieving the goal of his life.

Command

Being able to control the situation and make a decision.

Communication

Able to convey ideas through a sentence that is easy to understand a speaker and presenter was good.

Competition

Always measure their progress with the performance of others, trying to be number one.

connectedness

Have confidence in relation to all things, believes that only a small percentage chance, every event has a
cause.
consistency

Trying to be fair, by making the rules clear.

context

Glad to understand contemporary events through history.

deliberative

Be very careful in making decisions or mene reforms introducing anticipate selection errors.

developer

Recognizing the potential of others, taking into account developments albeit small, and gain satisfaction
from it.

Discipline

Enjoy working in structures and routines, work in landing / rules.

Empathy

Being able to feel the feelings of others, imagining himself to be positioned others.

Focus

Working with goals, take action as long as the corridor of interest, make it a priority and then acting.

futuristic

Inspired by what will happen in the future, and what can be done. Inspiring others with his vision.

Harmony

Seek consensus, not like conflict, find a middle ground.

ideation

Have many ideas, capable of connecting different phenomena.

Includer

Easy to accept other people, showing concern for people who feel alienated and try mengguyubkan.
Individualization

attracted by uniqueness each person, being able to see how different people can work together
productively.

input

Glad to collect and search for information berbabai.

Intellection

It has a high intellect, interested in intellectual discussions.

learner

Have a great desire to learn and continue to make improvements.

Maximizer

Tend to focus on the power to push people or groups more leverage, try to change something kua
tmenjadi super.

positivity

Enthusiastic, able to get other people interested in what he does.

relator

Enjoy a close relationship with another person, gets deep satisfaction with working hard with friends to
achieve goals.

Responsibility

Feel what it says is what he would say, a commitment to values such as honesty and loyalty.

Restorative

Proficient in finding out the cause of the problem and trying to solve them.

Self-assurance

Confident in his ability to regulate his own life, convinced that he had made the right decision.
significance

Want to be an important person in the eyes of others, tend to be independent and wants to be known.

Strategic

Creating an alternative solution or anticipation, can quickly determine the relationship and the issues
relevant.

Woo

Happy dealing with people, and be the center of attention. Obtain satisfaction of starting a relationship
with another person.

(source: http://sumber-kearifan.blogspot.com/2009/04/34-jenistema- bakat.html)

It turns out there are a lot of kinds of talent there, but after investigation it turns out the whole talent
when simplified back something to do with the seven intelligences. It is supported by the opinion of
Gardner, each of us have a combination of seven intelligences. Everyone has the relative strengths of
each to c erdasan above such that the person is likely to determine the choice of any activities that he
liked without compulsion. We call it a talent.

In the opening Frames of Mind, published in 1983, a psychologist named Howard Gardner summarize
the results of research that says that there are at least seven types of intelligences (Howard Gardner,
1983: 78):

a. Linguistic, relating to language skills and use. People who are gifted in the art liked to play with
language, like reading and writing, attracted by the sound, meaning and narrative. They often spell and
easy to remember dates, places and names.

b. Musical intelligence, related to music, melody, rhythm and tone. These people are good at making your
own music and is also sensitive to music and melody. Most can concentrate better if music is played.
Many of them often singing or humming to himself or create songs and music.

c. Logical-mathematical intelligence, associated with patterns, formulas, numbers and logic. These people
tend to be good at puzzles, drawing, arithmetic and solve mathematical problems. They often like
computers and programming.

d. Spatial intelligence, relating to the form, location and visualize the relationships among them. These
people usually like designing and building, in addition to the smart read maps, diagrams and charts.
e. Body-kinesthetic intelligence, and skills relating to the movement of body work. These people are the
dancers and actors, artisans and athletes. They have a mechanical aptitude and smart body mimics the
look and hard to sit still.

f. Interpersonal intelligence, with the ability to understand and confront the feelings of others. These
people are often experts communicate and organize clever, and highly social. They usually do well in
understanding the feelings and motives of others.

g. Intrapersonal intelligence, relate to understand themselves. These people are often independent and
happy to pursue solo activities. They tend to be confident and have an opinion, and choose jobs where
they can have control over how they spend their time.

2. The characteristics of talent

Many people complain of having difficulty when determining which ones should be developed talent or
talent what is actually owned by the child. To develop the talents of our children must know in advance
the characteristics of the child's talent. By knowing the characteristics of the child's talents as a teacher
candidates, we will be much easier to assess the talent which ones are worth developed by children.

This serves to avoid in order to avoid misunderstanding the child's talent. The characteristics are as
follows:

a. Do not feel compelled to do something even more inclined to love to do and there is a feeling of
happiness that radiates when doing, seeing or even just to hear it.

b. Children are able to concentrate on it, and tend to persevere.

c. Have a great curiosity to it.

d. Kids have advanced against it despite not getting a special lesson from school or from home.

e. After being given a special lesson, the child can easily hang or easy to grasp what she had been taught
about it.

(Source: http://desisafitri.wordpress.com/2009/09/16/karya-tulis-pengembangan-bakat-pada-anak/ )

3. How to develop talent

Many parents are paying less attention to the child's existing talent, but talent is a very important asset
for children as adults later.

The psychologist Abraham Maslow found that born in the child at a time will arise as a necessity, and
need to get serious attention. Because of that, the talent needs serious attention and should not be
underestimated. When talent ng seor a child taken seriously, it would be very good for the progress of
his future. Especially if the child is guided development of talent since childhood. For prospective
teachers responsible for the development of talent of their students should be able to know what one
should pay attention to develop the talents of children.

Here are some things to consider in developing the child's talents:

a. Attention

Each individual is every talent is unique because it needs special attention. The education system using
the uniform pattern is not good to use. Cermatilah barbagai advantages, skills and abilities that seemed
to stand on each child.

b. Motivation

Help children to believe and focus on the advantages of her child to be more confident. Instill a sense of
optimism to them that they can achieve it.

c. Support

Support is very important for children, always give support to them and convince them to persevering,
tenacious and a continuous exercise. Besides support a child to overcome various difficulties and
obstacles in developing talent.

d. Knowledge

Enrich children with a variety of insights, knowledge and experience in the field.

e. Exercise

Continuous exercise is very good for children's development of talent so that the talents are maturing.
Moreover, children included with extra-curricular activities or give more in line with his talent so that
children continue to train this talent.

f. appreciation

Reward and praise for the work done every child.

g. Means

Provide facilities or suggestions that support the child's talent.


h. Environment

The environment also affects the development of the child's talents. Therefore, make sure children are
always close to the environment that supports the child's talents.

i. Cooperation

Cooperation between parents, teachers and children is necessary given time only a few children in
school and leisure time children at home more.

j. A good example

Given the attitude of the child who always imitate, then the good examples is indispensable. Eg
introduce the child to the figure Taufik Hidayat when children talented in the field of badminton, Utut
Adianto when children talented in chess, etc.

4. The role of parents in developing the child's talents

Below are ways parents to help children develop the talents of children, among others:

a. Give children a chance.

Every child has a talent actually brought genetically or interest caused by environmental factors. As
parents or educators should provide opportunities for children and give confidence to the child that he
mapu to do so.

b. creativity

Creativity does not necessarily can come just like that. To develop it needed the support of parents or
educators to facilitate his work.

c. Guidance / instructions

Develop good talent and positive course required the correct direction and guidance from parents. So
that development can be more mature talent.

d. Trust / confidence
Give to our children the belief that he must be able to do so. Giving trust is very important in order to
optimize the talent and his ability.

e. Rewad / awards

Parents should never forget to give rewards to the baby if he did his talents well. Reward is not just a gift
in the form of objects, a word of praise can give a positive value for children.

f. Relationship / relationship

A close relationship between parents and children can be a positive influence for children in developing
talent.

(Source: http://www.ibudanbalita.com/diskusi/pertanyaan/15709/Kunci-untuk-Mengembangkan-Bakat-
Anak )

According to Shapiro (Arya, 2008: 34) the role of parents in motivating talents and interests of children,
among others, can be done by:

a. Teach children to expect success.

b. Customize your child's education interests and learning style.

c. Kids should learn that it takes perseverance to achieve success.

d. The child must learn to be responsible and learn to deal with failure.

From various studies showed that the attitude of parents who nurture the potential of children are:

a. Respect the opinion of the child and encourage him to express it.

b. Provide opportunities for children to make their own decisions.

c. Encourage the child to ask many questions.

d. Convincing children that parents appreciate what the child wants to try.

e. Performed and produced.

f. Supporting and encouraging the activities of children.

g. Keberdayaannya enjoy with the children.

h. Giving praise earnestly to children.


i. Encourage the child's independence in work.

j. Establish good cooperative relationship with the child.

The attitude of parents who do not support the development of children's potential, are:

a. Telling a child that he was punished if done wrong.

b. Do not allow children to parents angry.

c. Must not question the decision of parents.

d. Do not allow children to play with other children who have had different views and values of the child's
family.

e. Kids should not be noisy.

f. Parents strictly supervise the activities of children.

g. Parents do not give specific advice about the completion of the task.

h. Parents critical of the child and the child get the idea.

i. Parents with children can not wait.

j. Parents with children fighting power.

k. Parents pressing and forcing the child to complete a task.

(Source: http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/PPM%20di%20TK%20Pedagogia.pdf )

C. talents

Know that in fact, every child is born in this world has the talent and potential that if honed and
developed will produce a remarkable achievement. Therefore, parents should be aware of it, and then
distribute it according to their talents and interests they have.

Dinny HARully, psychologist discusses many children said that it is the duty of parents to channel the
talents and potential of children when they know it. Thus the child and the parents will not lose that
golden period.

Talent and potential that can be distributed very diverse, for example, children who love to read and
write since childhood, can be directed to give him a variety of interesting and useful reading. Likewise,
children who had the talent to paint, sing, coloring, dancing can be directed to the studios or private
lessons.

Some of the challenges faced in directing the child's talents:

1. Difficult to find / determine which ones should be developed talent or talent what is actually owned by
the child.

2. Every individual is unique because every talent needs special attention.

3. Changes in the education system. Frequent changes can hinder the learning process on the other hand
the change is too slow or delay the progression of talent too many children.

4. Social interventions (school). Discipline class and egalitarian principle that is equitable to all students
must follow the same activities but does not demand the child.

5. Imbalance evaluation. The common view that sees giftedness based on IQ scores. Though IQ does not
describe the musical talent or someone sporting talent. Schools often classify children who excel as a
child who scored a good lesson.

6. As a result, the school paid inadequate attention to children who have talents that are not measurable
by standard IQ.

(Source: http://wrm-indonesia.org/content/view/1232/1/ )
CHAPTER III

CONCLUSIONS AND RECOMMENDATIONS

A. Conclusion

1. Talent is the ability to something that demonstrates the ability above average that already exist in us
by nature and need to be trained to achieve maximum results.

2. How to recognize a child's talents can be done by observation of everyday behavior, aptitude tests and
fingerprint tests.

3. The talent that owned the child include lingistik talent, musical talent, talent logical-mathematical,
spatial aptitude, talent kinesthetic, interpersonal aptitude, talent intrapersonal.

4. The characteristics of a gifted child in a case are happy to do that, it can concentrate in doing so,
curiosity is high and has a high ability in the field.

5. Some things to consider to develop the talents of children, attention, motivation, support, knowledge,
training, awards, facilities, environmental, cooperation and good examples.

6. The role of parents in developing the child's talents is to give an opportunity, creativity, point, trust,
reward and relationship.

7. As for how to channel the talent of children is to engage children in activities that support bakatnaya.

B. Suggestion

Here are some suggestions to authors convey to the readers in general, especially to prospective
teachers include:

1. Teachers are not doing system pendididikan pattern uniformity because it is less effective in
developing the child's talents given talents of each child is different.

2. Always build relationships between teachers and parents to monitor the development of the child's
talents.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Paradigma tentang bakat sudah saatnya dirombak. Menyedihkan,
tatkala,seseorangterdiskreditkan karena alasan tidak berbakat. Kesempatan untuk
mencoba pun lenyap, yangtertinggal hanya pemahfuman terpaksa dan menyerah
pada nasib, dan tidak mau berusaha.Bisa berkembang, syukur, tidak pun tak
apa, toh memang tidak berbakat. Aduh,kasihan betul. Dalam hal ini
bakat dibedakan dari spesialisasi, termasuk yang berkaitandengan
pemosisian yang berlaku dalam dunia kerja pada umumnya.Contoh konkret
tersebut tak terkecuali juga melanda dunia pendidikan. Berapa persen
siswa suatu sekolah punya kesempatan mengeksplorasi bakat -bakatnya?
Paling- paling tak lebih dari 10 hingga 25 persen, selebihnya dipendam
atau mengembangkandengan cara sendiri yang belum tentu terarah
dengan baik, hingga manfaatnya jugatidak terasa.Definisi bakat yang
ditegakkan dalam koridor gugus utama umumnya mengacu pada dua
pemahaman. Bakat adalah bawaan, given from God, dan bakat adalah
sesuatuy a n g d i l a ti h. S eb el u m m e ma h a m i b e ber a pa d ef i ni s i da n
p e n d eka ta n ba ka t y a ng j u g a diungkapkan beberapa ahli, ada baiknya
kita yakini satu hal: yakin dan percayalah bahwasetiap insan di muka bumi
ini telah memiliki bakat berupa anugerah cuma-cuma dari
SangM a h
a
K u a
s a . Kita
mengenal "Empat Karunia Ilahi" (4 Human Endowment),
a t a u b a k a t alami, yakni kesadaran diri (
self awareness
), imajinasi (
creative imagination
) , hati nurani(
conscience
) , d a n ke h en d a k b e b a s (
independent will
). Tanggung jawab utama manusiasebagai penerima mandat itu adalah
memberdayakan keempat bakat alami atau talenta atauk a r u ni a t er s eb u t
s e ca r a ma ks i m a l d a n o pt i m a l , a g a r be r g u na ba g i l i m g ku n g a n
s o s i a l . Beberapa istilah kerap dipakai ketika berbicara bakat secara
spesifik, antara lain
aptitude,

talent/talenta, intelligence/inteligensi/kecerdasan, gifted/giftedness


, d a n sebagainya. Pada dasarnya istilah -istilah
t e r s e b u t m e m b a w a m a k n a b a k a t y a n g berkembang sesuai
kebutuhan dan kepentingan. Namun sama-sama mengandung unsur
KELOMPOK VII – Bakat Khusus
1

bakat bawaan dan latihan. Misalnya yang dikemukakan Renzulli (1981), bakat
merupakangabungan dari tiga unsur esensial yang sama pentingnya dalam
menentukan keberbakatanseseorang, yakni kecerdasan kreatifitas dan tanggung
jawab.Kecerdasan, beserta aspek-aspeknya dapat diukur dengan peranti atautes
psikologi,termasuk kemampuan intelektual umum dan taraf inteligensi.
Aspek-aspek kemampuanintelektual, antara lain mencakup logika
abstrak, kemampuan verbal, pengertian sosial,k e m a m p u a n
numerik, kemampuan dasar teknik dan daya
i n g a t / m e m o r i . Kreativitas, menurut
Guilford
(1956), dapat dinilai dari ciri-ciri aptitude sepertik e l a nc a r a n,
f l ek s i bi l i ta s d a n o r i s i na l i t a s , ma up u n ci r i - ci r i no n - a p ti tu d e,
a n ta r a l a i n temperamen, motivasi, serta komitmen menyelesaikan tugas
dengan baik dan cermat.D a l a m h a l i n i b a k a t m e r u p a k a n
i n t e r s e k s i d a r i f a k t o r b a w a a n d a n p e n g a r u h lingkungan. Jadi
apabila seseorang terlahir dengan suatu bakat khusus, j ika dididik
dandilatih, bakat tersebut dapat berkembang dan dimanfaatkan secara optimal.
Sebaliknya jikadibiarkan saja tanpa pengarahan dan penguatan, bakat itu akan
mati dan tak berguna.Bakat adalah penggalian terus- menerus dan
pemanfaatan seluruh kapasitas otak secara bertanggung jawab untuk
mewujudnyatakan berbagai hal yang tidak itu-itu saja,atau sesuatu yang
sudah telanjur dicap sebagai bakat yang terbatas dan tidak mau berusaha.
B.TUJUAN PENULISAN
Untuk mengetahui bakat khusus secara mendalam, ciri -ciri, jenis bakat
khusus,h u b u n g a n a n t a r a b a k a t k h u s u s d e n g a n p r e s t a s i ,
f a c t o r - f a k t o r y a n g m e m p e n g a r u h i perkembangan bakat khusus dan
perbedaan individual dalam bakat khusus.
C. MANFAAT PENULISAN
Diharapkan dengan mengetahui bakat khusus secara mendalam maka,
individuy a n g mem i l i ki ba ka t k h us u s a ka n ma mp u b e r p r es ta s i
s e ca r a o p ti ma l ba i k di da l a m keluarga, lingkungan, maupun di sekolah.
Dengan memberikan dukungan secara maksimal kepada individu untuk
mengembangkan bakat khusus tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN BAKAT KHUSUS
Bakat (aptitude) mengandung makna kemampuan bawaan yang merupakan
potensi(
potential ability
) y a n g m a s i h per l u p e ng e mb a ng a n d a n l a ti ha n l e bi h l a n j u t.
K a r e na sifatnya yang masih potensial atau masih laten, bakat
memerlukan ikhtiar pengembangandan pelatihan secara serius dan
sistematis agar dapat terwujud ( Utami Munandar 1992 ). Bakat berbeda
dengan kemampuan (ability) yang mengandung makna sebagai daya
untuk m e l a k uk a n s es ua tu , s eb a g a i h a s i l pe m ba w a a n d a n l a ti ha n.
B a ka t j ug a b er ba d a de n g a n kapasitas (
capacity
) dengan sinonimnya, yaitu kemampuan yang dapat dikembangkan
dim a s a y a ng a ka n d a t a ng a p a b i l a l a ti h a n di l a ku ka n s e c a r a
o pt i m a l ( Co n ny S em i a w a n 1987 ).J a d i , y a n g d i s e b u t b a k a t
adalah kemampuan alamiah untuk
m e m p e r o l e h pengetahuan dan keterampilan, baikyang bersifat
umum maupun yang bersifat khusus( Conny Semiawan 1987 ). Bakat umum
apabila kemampuan yang berupa potensi tersebut bersifat umum. Misalnya bakat
intelektual secara umum, sedangkan bakat khusus apabilakemampuan bersifat
khusus. Misalnya bakat akademik, social, dan seni kinestetik.
Bakatkhusus biasanya disebut
talent
sedangkan bakat umum (intelektual) biasanya disebut
gifted
.Bakat adalah tingkat kemampuan yang tinggi
y a n g b e r h a s i l d i c a p a i s e s e o r a n g dalam keterampilan tertentu,
demikian menurut (Tedjasaputra, 2003). Menampilkan bakatdibutuhkan
motivasi kuat yang disebut minat, yakni kebebasan seseorang memilih
segalasesuatu yang disukai, disenangi dan ingin dilakukan. (Gardner
1993) mengganti istilah bakat dengan “ kecerdasan “ yang berupa
kecerdasan umum maupun kecerdasan khusus.Sedikitnya ada sembilan
kecerdasan atau bakat yang mungkin dimiliki seseorang, yakni
logical mathematical, linguistic/verbal, visual spatial, musical, bodily -
kinesthetic,interpersonal,
intrapersonal, natural, dan moral/ spiritual
. T eo r i G a r dn er i n i me nj a di pegangan bahwa setiap orang memiliki bakat
unik dan berbeda. Orang tidak dapat dipaksa berprestasi di luar bakat bakat
khusus yang dimilikinya.
KELOMPOK VII – Bakat Khusus
3

B. JENIS-JENIS BAKAT KHUSUS


Bakat khusus (
talent
) adalah kemampuan bawaan berupa potensi khusus dan
jikam e m p er o l e h k es em p a t a n b er ke m ba n g d e ng a n b a i k , a k a n
m u n c ul s e ba g a i ke m a m p ua n khusus dalam bidang tertentu sesuai
potensinya .Co n ny S em i a w a n da n U ta mi M u na n da r ( 19 8 7 )
m e ng kl a s i f i ka s i ka n j e ni s - j e n i s bakat khusus, baik yang masih berupa
potensi maupun yang sudah terwujud menjadi lima bidang,1 . B a k a t
akademik khusus2.Bakat kreatif – produktif 3 . B a k a t
s e n i 4. B a k a t ki n es t eti k / ps i ko m o to r i k , 5 . B a k a t s o s i a l

Bakat akademik khusus
misalnya bakat untuk bekerja dalam angka-angka(numeric), Logika bahasa,
dan sejenisnya.

Bakat khusus dalam bidang kreatif – produktif
a r t i n y a b a k a t d a l a m menciptakan sesuatu yang baru misalnya
menghasilkan rancangan arsitektur baru, menciptakan teknologi terbaru dan
lainnya.

Bakat khusus dalam bidang seni
, misalnya mampu mengaransemen musik dan sangat dikagumi,
menciptakan lagu hanya dalam waktu 30 menit, mampumelukis dengan sangat
indah dala m waktu singkat dan sejenisnya.

Bakat khusus kinestetik / psikomotorik
, misalnya bakat dalam bidang sepak bola, bulu tangkis, tennis, dan
keterampilan tekink.

Bakat khusus dalam bidang social
m i s a l ny a s a n g a t m a hi r me l a ku ka n negoisasi, mahir berkomunikasi, dan
sangat mahir dalam kepemimpinan.
KELOMPOK VII – Bakat Khusus
4
PENUTUP
A. SIMPULAN
Bakat adalah kemampuan alamiah untuk memperoleh
p e n g e t a h u a n d a n keterampilan, baik yang bersifat umum maupun
khusus. Disebut bakat khusus apabilak e ma m pu a n y a ng b er u pa
p o t e ns i ter s e b ut b e r s i f a t k h us us , m i s a l ny a ba ka t a k a de mi k, social,
seni, kinestetik, dan sebagainya. Bakat khusus disebut
talent,
sedang bakat umum(intelektual) disebut
gifted.
A da l i m a j en i s b a k a t k h us u s y a i t u 1 . b a k a t a ka d em i k k h us u s , 2.
b a ka t b er pi ki r kreatif-produktif, 3. bakat seni, 4. bakat kinestetik /
psikomotorik, dan 5. bakat sosial.P e r w uj u da n da r i b a ka t a da l a h
p r es t a s i . B a ka t da n ke ma m p ua n m e n en t uk a n
p r es t a s i seseorang.Faktor-faktor internal yang mempengaruhi
perkembangan bakat khusus adalah,m i na t, mo ti f ber p r es t a s i ,
k e be r a ni a n me n g a m bi l r es i ko , k eul et a n d a l a m
m e ng h a d a pi ta nta n g a n, da n ke g i g i ha n / d a y a j ua ng y a ng ti ng g i
d a l a m m e ng ha da p i k es ul i t a n y a ng timbul.Factor-faktor eksternal yang
mempengaruhi perkembangan bakat khusus adalah,kesempat am
maksimal untuk mengembangkan diri, sarana dan prasarana yang
memadai,dukungan dan dorongan orang tua, lingkungan tempat tinggal, dan
pola asuh orang tua.
B. REKOMENDASI
Bakat khusus seharusnya dikembangkan dengan maksimal
a g a r a n a k b i s a berprestasi dalam segala bidang sesuai dengan bakat yang
dimilikinya.D i h a r a pk a n o r a ng t ua j el i da l a m m el i h a t b a ka t k h us us
y a ng di mi l i ki o l eh a na k mereka, serta mereka mendukung secara
optimal pengembangan bakat khusus tersebut,dengan memberikan
sarana dan prasarana yang memadai untuk mengembangkan bakatkhusus
tersebut secara optimal.
KELOMPOK VII – Bakat Khusus
9

Diharapkan lingkungan sosial juga memberikan dukungan yang positif kepada


anak y a ng b er ba ka t de ng a n m em be r i ka n p el i t a n - p el a t i h a n k h us u s
s es ua i d en g a n ba k a t n y a tersebut, dan juga lingkungan memberikan
apresiasi kepada anak yang berbakat denganmengadakan lomba -lomba
bagi mereka yang berbakat dan diberikan penghargaan bagi mereka yang
berprestasi.L i n g k u n g a n s e k o l a h j u g a d i h a r a p k a n i k u t s e r t a d a n
b e r p e r a n a k t i f d a l a m me ng e mb a n g ka n ba ka t k h us us a n a k y a n g
b e r p r es ta s i , de ng a n m el en g k a pi s a r a na da n prasarana yang ada
dilingkunagan sekolah guna mengoptimalkan bakat yang dimiliki oleh p a r a
m u r i d, da n j u g a m e m ber i k a n b ea s ei s w a ke p a d a mu r i d y a n g
b e r b a k a t da n j u g a berpr4estasi, baik dalam tingkat local maupun
nasional.D e n g a n de m i ki a n m a ka a na k y a n g m e mi l i ki b a ka t k h us us
a ka n me n ca pa i ti t i k tertinggi dalam mengembangkan bakat khususnya
tersebut, sehingga dapat bermanfaat

it’s no secret that


organizations who invest in
employees are top performers.
Programs like mentoring and
coaching are increasingly
popular methods for
developing an organization’s
talent pool. however, how do
you know if these programs
are effective in improving
organizational performance?
And how do you know if your
investments are paying off?
we invite you to read
this short ebook to learn
the important factors to
consider in calculating your
organization’s return on
investment (ROI). as a bonus,
see the readiness checklist
at the end to get your roi
calculation starte

CHAPTER III
CONCLUSIONS AND RECOMMENDATIONS

A. Conclusion
1. Talent is the ability to something that demonstrates the ability above average that already exist
in us by nature and need to be trained to achieve maximum results.
2. How to recognize a child's talents can be done by observation of everyday behavior, aptitude
tests and fingerprint tests.
3. The talent that owned the child include lingistik talent, musical talent, talent logical-
mathematical, spatial aptitude, talent kinesthetic, interpersonal aptitude, talent intrapersonal.
4. The characteristics of a gifted child in a case are happy to do that, it can concentrate in doing
so, curiosity is high and has a high ability in the field.
5. Some things to consider to develop the talents of children, attention, motivation, support,
knowledge, training, awards, facilities, environmental, cooperation and good examples.
6. The role of parents in developing the child's talents is to give an opportunity, creativity, point,
trust, reward and relationship.
7. As for how to channel the talent of children is to engage children in activities that support
bakatnaya.
B. Suggestion
Here are some suggestions to authors convey to the readers in general, especially to prospective
teachers include:
1. Teachers are not doing system pendididikan pattern uniformity because it is less effective in
developing the child's talents given talents of each child is different.
2. Always build relationships between teachers and parents to monitor the development of the
child's

Anda mungkin juga menyukai