Disusun Oleh :
FAKULTAS TARBIYAH
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Memahami karakter remaja merupakan suatu hal sangat urgen, terlebih lagi pada
zaman digital ini anak remaja dihadapkan dengan dunia global yang didukung dengan
kecanggihan teknologi komputer yang serba instant dan dinamis. Dalam tahap
perkembangannya remaja saat ini merupakan generasi yang melek teknologi yang
berbasis komputerisasi dan internet, mereka tidak canggung lagi mengakses segala
informasi yang mereka serap dengan cepat.
Dalam hal ini generasi remaja harus mampu menyaring sumber informasi yang
diserapnya, mampu untuk mengontrol penggunaan internet dengan bijak. Diperlukan
usaha sejak dini untuk melek teknologi tanpa harus kehilangan kaidah atau norma yang
dijunjung tinggi yaitu etika/ akhlak baik dalam menggunakan internet. Dukungan dan
sosialisasi dari berbagai pihak terutama dari orang terdekatnya sepert keluarga dan
lingkungan sekitar yang peduli akan masa depan geneasai yang dikenal dengan generasi z
ini harus bisa terserap dengan optimal. Sehingga generasi z ini mampu secara bijak
menggunakan dan menyerap informasi dari internet.
Perlakuan dan treatment yang tepat dalam menghadapi generasi z dapat dilihat dai
beberapa indikator dan karakteristik dari pada generasi ini, dengan memahami
karakteristrik gaya hidup generasi z akan memudahkan orang tua, guru dan lingkungan
sekitar diharapkan mampu memberikan stimulus yang baik yang akan mengarahkan
kepada saling memahami akan kepentingan dan kebutuhan remaja saat ini. Dengan
harapan mampu menjadi teman dekat di saat mereka butuhkan dan menjadi tempat untuk
berkeluh kesah tentang pengalaman dan masalah yang dimilkinya. Sehingga remaja
zaman now tidak akan kehilangan role model/ panutan dalam setiap mengambil
keputusan.
Berdasarkan beberapa masalah yang dihadapi remaja saat ini, zaman di mana mereka
dihadapkan dengan segala hal berbau teknologi yang serba instant. Peran orang tua, guru
dan elemen pemerintah maupan masyarakat diharapkan mampu untuk memahani
karakteristik remaja zaman now. Dengan ini penulis menekankan kepada karakteristik
anak remaja digital dan cara memperlakukan mereka dengan baik dan bijak.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian remaja dan tahap-tahap anak remaja?
2. Apa pengertian generasi digital?
3. Apa saja karakteristik generasi digital?
4. Bagaimana cara memperlakukan generasi digital?
5. Bagaimana peran bimbingan dan konseling dalam menghadapi generasi digital?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui pengertian remaja dan tahap-tahap anak remaja.
2. Untuk mengetahui pengertian generasi digital.
3. Untuk mengethui apa saja karakteristik generasi digital.
4. Untuk mengetahui cara memperlakukan generasi digital.
5. Untuk mengetahui peran bimbingan dan konseling dalam menghadapi generasi digital.
BAB II
PEMBAHASAN
1
Mohammad Ali dan Mohammad Asrori, Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: PT.
Bumi Aksara, 2012), Hal 9
2
Dadang Sulaeman, Psikologi Remaja : Dimensi-Dimensi Perkembangan, (Bandung : Penerbit Mandar
Maju, 1995), Hal 1
3
Hurlock, Elizabeth B. Alih Bahasa Isti Widayanti dan Sudjarwo, Psikologi Perkembangan, (Jakarta:
Erlangga, 1999), Hlm. 206
Sedangkan, Petro Blos mencoba menerangkan tahap-tahap perkembangan dalam
kurun usia remaja yaitu sebagai berikut:4
1. Remaja awal (early adolescence). Pada tahap ini remaja masih terheran-heran
akan perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan dorongan-
dorongan yang menyertai perubahan-perubahan itu. Remaja dapat
mengembangkan pikiran-pikiran yang baru, cepat teratarik pada lawan jenis, dan
mudah merasa terangsang secara erotis.
2. Remaja madya (middle adolescence). Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan
teman-teman. Ia merasa senang bila memiliki banyak teman yang menyukainya.
Ada kecenderungan “narcistic”, yaitu mencintai dirinya sendiri, serta menyukai
teman-temannya yang memiliki sifat sama seperti diriya.
3. Remaja akhir (late adolescence). Pada tahap ini dapat disebut masa konsolidasi
menuju periode masa dewasa dengan mencapai 5 hal, yaitu:
a. Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek.
b. Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang lain dan
dalam pengalaman-pengalaman baru.
c. Terbentuknya identitas seksual yang tidak akan berubah lagi.
d. Egoisentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri) diganti dengan
keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dengan orang lain.
e. Tumbuh “dinding” yang memisahkan diri pribadinya (private self) dan
masyarakat umum (the public).
Mahasiswa dikategorikan remaja akhir dan dewasa awal, pada masa itu umumnya
berada pada masa transisi dan pengguna aktif media digital. Tidak dapat dinafikkan
bahwa media digital lebih erat berhubungan dengan remaja daripada orangtua dan
5
gurunya.
B. Pengertian generasi Z
Generasi Z Generasi ini merupakan orang-orang yang lahir pada kurun waktu sejak
tahun 1995 sampai dengan tahun 2010. Generasi Z disebut juga dengan iGeneration,
4
Yanti Dwi Astuti, “Peperangan Generasi Digital Natives Melawan Digital Hoax Melalui Kompetisi
Kreatif” Informasi Kajian Ilmu Komunikasi Volume 47. Nomor 2. Desember 2017. Hlm. 234
5
Ibid
Generasi Net atau Generasi Internet adalah mereka yang hidup pada masa digital.
Elizabeth T. Santosa dalam bukunya yang berjudul Raising Children in Digital Era
menyebutkan bahwa: Generasi Net adalah generasi yang lahir setelah tahun 1995, atau
lebih tepatnya setelah tahun 2000. Generasi ini lahir saat internet mulai masuk dan
berkembang pesat dalam kehidupan manusia. Generasi ini tidak mengenal masa saat
telepon genggam belum diproduksi, saat mayoritas mainan sehari-hari masih tradisional.6
Selain itu, Hellen Chou P. (2012: 35) memberikan pengertian terhadap istilah
generasi Z: Generasi Z atau yang kemudian banyak dikenal dengan generasi digital
merupakan generasi muda yang tumbuh dan berkembang dengan sebuah ketergantungan
yang besar pada teknologi digital. Berdasarkan apa yang dikemukakan oleh Hellen Chou
P. tersebut maka tidak mengherankan apabila pada usia muda, orangorang yang notabene
masih berstatus sebagai siswa telah terampil dalam penguasaan teknologi.
Generasi Z ini memiliki karakter yang unik dan sangat berbeda dengan karakter
yang dimiliki oleh generasigenerasi sebelumnya. Pengaruh teknologi yang sangat kuat ini
tercermin pada, misalnya, ketergantungan generasi Z dengan gadget dan durasi
konsentrasi yang singkat (Ozkan & Solmaz, 2015).
6
Caraka Putra Bhakti, Nindiya Eka Safitri, “PERAN BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK
MENGHADAPI GENERASI Z DALAM PERSPEKTIF BIMBINGAN DAN KONSELING PERKEMBANGAN”, No.
1, (2017) : 107, di akses pada 2 April, 2020, https://jurnal.umk.ac.id/index.php/gusjigang/article/view/1602q
belajar dengan cara melompat dari materi satu ke materi yang lain, kemudian menyerap
materi tersebut secara random tanpa memerhatikan keterkaitannya satu sama lain dan
mendapatkan sesuatu yang diinginkan secara tiba-tiba. Hal tersebut sama dengan
pembelajar yang global dimana ia mampu mengatasi permasalahan yang kompleks secara
cepat dengan merangkai segala sesuatunya menjadi cara baru ketika mereka dapat
melihat gambaran umumnya. Hal tersebut menyebabkan anak Generasi Z tidak sabar
untuk menunggu proses. Mereka selalu mengandalkan jawaban dari setiap pertanyaan
dan tantangan hidup dari informasi-informasi yang ada diinternet. Mereka tidak
mengetahui bahwa persoalan hidup tidak semua bisa diatasi dan dipecahkan melalui
kecanggihan teknologi.7
7
Iin Handayani, “Konsep Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial dalam Pengembangan Positive
Mental Attitude Generasi Z”, No. 1, (2019), : 52-53, di akses pada 2 April, 2020, http://e-journal.iain-
palangkaraya.ac.id/index.php/nalar/article/download/1283/1044
lintas negara. Generasi Z ini juga lebih cenderung memiliki rasa toleransi yang tinggi
terhadap perbedaan budaya dan lingkungan.
c. Multitasking
Orang Generasi Z terbiasa untuk melakukan pelbagai aktivitas dalam satu
waktu yang bersamaan. Mereka bisa membaca, berbicara, menonton, atau
mendengarkan musik dalam waktu yang bersamaan. Mereka lebih menginginkan
segala sesuatu dapat dilakukan dengan cepat, dan sangat menghindari hal-hal yang
terlalu lambat atau terbelit-belit.8
D. Cara Memperlakukan Generasi Z
Perlakuan terhadap anak akan lebih tepat apabila disesuaikan dengan karakteristik
anak itu sendiri. Sebagai sebuah generasi yang unik, maka diperlukan perlakuan yang
tepat. Beberapa cara dalam memperlakukan anak sesuai dengan karakteristiknya, seperti:
a. Pemberian penghargaan (rewards)
Pemberian penghargaan kepada anak bisa dalam bentuk mainan, uang, makanan, dan
lainnya. Penghargaan bukan untuk mengubah perilaku anak tetapi untuk menghargai
hasil karya anak.
b. Membiasakan disiplin
Disiplin pada anak bertujuan agar anak dapat memiliki kontrol terhadap dirinya
dengan menanamkan kepercayaan diri.
c. Time-out
Time-out adalah proses bagi anak untuk menenangkan diri dan menyadari
kesalahannya. Time-out bukan hukuman, namun memberi waktu dan kesempatan
pada anak untuk memperoleh kontrol atas perilakunya.
d. Role Modeling
Anak belajar dari mengamati tingkah laku, perbuatan, pandangan, pemikiran, cara
berkomunikasi dari orang dewasa yang ada di sekitarnya. Sehingga perlu
memberikan contoh perilaku dan tindakan positif.
e. Encouragement
8
Diyah Puspita Rini, “Pengaruh Karakter Generasi Z dan PERAN Guru dalam Pembelajaran Terhadap
Motivasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas X Akuntansi SMKN 1 Godean Tahun Ajaran 2015/2016”, (Skripsi,
Universitas Negeri Yogyakarta, 2016), 22
Adanya dorongan semangat untuk memperoleh perilaku positif pada anak.
f. Attention Ignore
Langkah ini memfokuskan pada perbuatan baik yang dilakukan oleh anak sehingga
anak akan mengulangi perbuatan tersebut dan mengabaikan perilaku buruk dan tidak
akan melakukannya lagi.9
Djawando (2011) menyatakan bahwa generasi muda saat ini, yang biasa disebut
dengan generasi Z mempunyai karakterisik yang membuat mereka berbeda
dengangenerasi terdahulu. Anak-anak muda ssat inimempunyai kecenderungan gaya
belajar aktif, global, dan visual. Mak proses pembelajaran yang bersifat satu arah yang
berpusat pada pengajar tidak akan cocok dengan mereka. Sebaliknya, pembelajaran yang
membuat merekka menerapkan teori dan melakukan sendiri apa yang sedang dipelajari
kan dengan mudah menarik minat dan pada gilirannyya kemampuan belajar mereka.
Dengan demikian strategi pelaksanaan layanan BK di sekolah untuk generasi Z sangat
penting dan harus bersifat Active learning.
Adapun beberapa peran yang dapat dilakukan oleh bimbingan dan konseling
adalah sebagai berikut :
9
Rozi Khoirur,” Dinamika Remaja Sebagai Generasi Zaman Now(Digital)”, (2015): 8, diakses pada tanggal 25 Maret,
2020, https://www.academia.edu/39978090/DINAMIKA_REMAJA_SEBAGAI_GENERASI_ZAMAN_NOW_DIGITAL
2. Bimbingan dan konseling memanfaatkan teknologi dan informasi dan komunikasi
serta media interaktif yang mudah diakses oleh siswa, seperti video, film,
macromedia flash, educative games, dan sebagainya.
3. Layanan bimbingan dan konseling difokuskan pada pengembangan kepercayaan
diri, keterampilan pemecahan masalah, keterampilan berfikir, kritis dan inovatif.
Layanan yang dapat diselenggarakan berupa layanan bimbingan kelompok tehnik
diskusi, FGD, problem sulving, dan simulation games.
4. Dalam memberikan layanan BK, guru BK menggunakan media/sarana yang
mendukung dan disukai siswa, seperti LCD proyektor, laptop yang terkoneksi
internet, MP3/MP4 Player, dan sebagainya.
Dalam melakukan berbagai strategi layanan BK di atas, tentunya BK tidak
dapat bekerja sendirian. Guru BK memerlukan patner kerja agar dapat melakukan
patner kerja agar dapat melakukan pendampingan terhadap generasi Z. Dalam
konteks komprehensif sangat ditekankan adanya kolaborasi,yaitu kerja sama guru
BK dengan stakeholder dan luar sekolah. Untuk menyelenggarakan layanan BK.
Adapun bentuk kolaborasi yang bisa dilakukan oleh guru BK dlam menyiapkan
generasi Z ini adalah sebagai berikut.
a. Kolaborasi dengan orang tua untuk kegiatan edukasi dan pengawasan. Ketika
di sekolah, maka guru yang mengedukasi dan mengontrol penggunaan media
yang berlebihan(negatif) oleh siswa, dan ketika di rumah menjadi tanggung
jawab orang tua.
b. Kolaborasi dengan penyedia jasa layanan internet untuk kegiatan pelaksanaan
layanan bimbingan dan konseling secara online, yaitu penyediaan jaringan
yang stabil serta tahan virus dan telah memiliki filter untuk situs-situs yang
negative bagi siswa.
c. Kolaborasi dengan guru mata pelajaran dalam hal pengembangan
keterampilan pemecahan masalah, berpikir kritis dan inovativ. Dimana guru
mata pelajaran diminta untuk melakukan kegiatan mengajar dengan
menggunakan teknik/metode berbasis tehnologi informasi dan komunikasi
yang dapat merangsang perkembangan keterampilan siswa.
d. Kolaborasi dengan wali kelas dalam memberikan motivasi sekaligus nasehat
para siswa tentang rambu-rambu penggunaan alat komunikasi dan internet.
e. Kolaborasi dengan wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana untuk
pengadaan media/alat pendukung pelaksanaan layanan seperti LCD Proyektor,
screen, speaker, mp3/MP4 Player, laptop yang terkondisi internet, dan lain-
lain.10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak – kanak dan masa
dewasa, yang dimulai pada saat terjadinya kematangan seksual yaitu antara usia 11 atau
10
Caraka putra Bhakti, Nindiya Eka Safitri.
https://jurnal.umk.ac.id/index.php/gusjigang/article/viewFile/1602/1072. 2007. Vol. 3. No. 1.
12 tahun sampai dengan 20 tahun yaitu menjelang masa dewasa. Tahap – Tahap Masa
Remaja terdiri dari masa pra remaja: 12 – 14 tahun, masa remaja awal: 14 – 17 tahun,
masa remaja akhir: 17 – 21 tahun.
Setelah kita mengetahui pengertian dan tahap dari remaja pasti tidak akan lupa
membahas generasi z. Generasi z merupakan orang-orang yang lahir pada kurun waktu
sejak tahun 1995 sampai dengan tahun 2010. Karakteristik Generasi Z/ Digital yaitu fasih
teknologi, sosial, mulltitasking.
Peran bimbingan dan konseling pada generasi z adalah a) Layanan bimbingan dan
konseling diselenggarakan untuk memberikan motivasi kepada anak generasi Z, b)
Bimbingan dan konseling memanfaatkan teknologi, informasi , komunikasi serta media
interaktif yang mudah diakses, c) Layanan bimbingan dan konseling difokuskan pada
pengembangan kepercayaan diri, keterampilan pemecahan masalah, keterampilan
berfikir, kritis dan inovatif, d) Kolaborasi dengan wali kelas dalam memberikan motivasi
sekaligus nasehat, e) Dalam memberikan layanan, guru BK menggunakan media yang
mendukung dan disukai siswa. Cara memperlakukan generasi z adalah pemberian
penghargaan (rewards), membiasakan disiplin, time-out, role modeling, encouragement,
attention ignore.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohammad dan Mohammad Asrori, Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik,
Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2012.
Astuti, Yanti Dwi, “Peperangan Generasi Digital Natives Melawan Digital Hoax Melalui
Kompetisi Kreatif” Informasi Kajian Ilmu Komunikasi Volume 47. Nomor 2. Desember 2017.
Bhakti, Caraka Putra, Nindiya Eka Safitri, “PERAN BIMBINGAN DAN KONSELING
UNTUK MENGHADAPI GENERASI Z DALAM PERSPEKTIF BIMBINGAN DAN
KONSELING PERKEMBANGAN”, No. 1, (2017) - 2 April, 2020 –
https://jurnal.umk.ac.id/index.php/gusjigang/article/view/1602q.
Rini, Diyah Puspita, “Pengaruh Karakter Generasi Z dan PERAN Guru dalam
Pembelajaran Terhadap Motivasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas X Akuntansi SMKN 1 Godean
Tahun Ajaran 2015/2016”, Skripsi, Universitas Negeri Yogyakarta, 2016.