Disusun Oleh :
2021
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam.
Atas izin dan karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan makalah tepat waktu tanpa
kurang suatu apa pun. Tak lupa pula penulis haturkan shalawat serta salam kepada
junjungan Rasulullah Muhammad SAW. Semoga syafaatnya mengalir pada kita di
hari akhir kelak. Penulisan makalah bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Konseling Pendidikan. Selama proses penyusunan makalah, penulis mendapatkan
bantuan dan bimbingan dari beberapa pihak. Akhirul kalam, penulis menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Besar harapan penulis agar
pembaca berkenan memberikan umpan balik berupa kritik dan saran. Semoga
makalah ini bisa memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Aamiin.
Wassalamualaikum wr.wb
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan....................................................................................1-2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan.............................................................................................16
B. Saran......................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
A. Untuk mengetahui pengertian anak berkebutuhan khusus (ABK).
B. Untuk mengetahui jenis-jenis anak berkebutuhan khusus (ABK).
C. Untuk mengetahui pengertian bimbingan bagi anak berkebutuhan khusus.
1
D. Untuk mengetahui layanan bimbingan dan konseling bagi anak
berkebutuhan khusus.
E. Untuk mengetahui tujuan bimbingan dan konseling bagi Anak
berkebutuhan khusus.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa, anak berkebutuhan khusus
merupakan kondisi di mana anak memiliki perbedaan dengan kondisi anak pada
umumnya, baik dalam faktor fisik, kognitif maupun psikologis, dan memerlukan
penanganan semestinya sesuai dengan kebutuhan anak tersebut.1
1. Tunanetra
2. Tunarungu
1
Aqila Smart, Anak Cacat Bukan Kiamat, (Yogyakarta: Ar-ruzz Media, 2010), h.
33
4
masih dapat berfungsi untuk mendengar, baik dengan maupun tanpa
menggunakan alat bantu dengar (hearing aids).
3. Tunagrahita
4. Tunadaksa
5
maka anak-anak tunadaksa memiliki sedikit hambatan psikologis, seperti tidak
percaya diri dan tergantung pada orang lain. Pada masa sekarang ini anak
tunadaksa banyak sudah mampu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya,
mereka juga sudah mampu menunjukkan bawa mereka sama dengan orang normal
lainnya.
5. Autis
Kata autis berasal dari bahasa Yunani auto berarti sendiri yang ditujukan
pada seseorang yang menunjukkan gejala hidup dalam dunianya sendiri. Anak
autis memiliki gangguan perkembangan pada anak yang ditandai dengan adanya
gangguan dan keterlambatan dalam bidang kognitif, bahasa, perilaku, komunikasi
dan interaksi sosial. Autis merupakan kondisi mengenai seseorang sejak lahir
ataupun saat masa balita, yang membuat dirinya tidak dapat membentuk hubungan
sosial dan komunikasi yang normal, peserta didik tersebut terisolasi dari peserta
didik lain dan masuk dalam dunia repetitive, aktivitas dan minat yang obsesif.2
2
Geniofam, Mengasuh dan Mensukseskan Anak Berkebutuhan Khusus,
(Yogyakarta: Garailmu, 2010), h. 11.
6
layanan bimbingan dan konseling ini, Thompson dkk dalam bukunya Counseling
Children: sixth ed. USA Broks/Cole Company menuliskan garis besarnya sebagai
berikut:
7
dirinya, mengenali kekuatan dan kelemahannya serta dapat mengarahkan dirinya
sesuai dengan kemampuaannya.3
1. Layanan Orientasi
3
Ibid.
8
g. Organisasi sekolah.
2. Layanan Informasi
9
Layanan penempatan dan penyaluran merupakan layanan yang
memungkinkan anak berkebutuhan khusus memperoleh penempatan dan
penyaluran yang tepat. Layanan penempatan berkaitan dengan kemampuan bakat
dan minat. Layanan ini bertujuan agar anak berkebutuhan khusus memperoleh
tempat yang sesuai guna mengembangkan potensi dirinya. Tempat yang
dimakhsud adalah kondisi lingkungan yang secara langsung berpengaruh terhadap
kehidupan dan perkembangan anak berkebutuhan khusus. Materi yang dapat
diangkat melalui pelayanan penempatan dan penyaluran ada dua macam yaitu
penempatan dan penyaluran siswa di sekolah dan penempatan dan penyaluran
lulusan, akan dijelaskan sebagai berikut:
10
Layanan bimbingan belajar dilaksanakan melalui beberapa tahapan yaitu:
11
Bagi anak-anak berkebutuhan khusus tentu memiliki kesulitan dalam
berkomunikasi atau dalam kegiatan tatap muka, maka perlu diupayakan dengan
memilih strategi dan penyesuaian cara yang sebaik-baiknya dalam berkomunikasi
dan dalam melaksanakan konseling perseorangan. Tujuan layanan konseling
perorangan adalah agar konseli memahami keadaan dirinya sendiri,
lingkungannya, permasalahan yang dialami, kekuatan dan kelemahan dirinya
sehingga konseli mampu mengatasi masalahnya.
7. Layanan Mediasi
Adapun beberapa hal yang dapat dilakukan oleh konselor sekolah dalam
pemberdayaan layanan bimbingan dan konseling disekolah bagi anak
berkebutuhan khusus, yaitu :
4
Samsul Munir Amin, Bimbingan Konseling Islam, (Jakarta: Amzah, 2010), h.
18.
12
1. Bimbingan Belajar
2. Bimbingan Pribadi
3. Bimbingan Sosial
13
lingkungan sosialnya juga dipengaruhi oleh hambatan atau gangguan maupun
kelainan yang dimilikinya. Anak berkebutuhan khusus kadang kesulitan dalam
mencari teman bermain di lingkungan sekitarnya, ada yang merasa minder dan
merasa terasing dalam kegiatan kelompok atau pekerjaan-pekerjaan kelompok,
kesulitan dalam situasi sosial yang baru dan juga permasalahan lainnya yang
diakibatkan oleh hambatan yang dialaminya. Oleh karena itu sangat diperlukan
peran konselor dalam membantu anak memiliki rasa percaya diri ketika berada
dalam lingkungan sosial dimana mereka dengan segala keterbatasan yang mereka
miliki, melalui bimbingan sosial baik secara individu maupun kelompok.
4. Bimbingan Karir
5
Dedy Kustawan, Bimbingan dan Konseling Bagi Anak Berkebutuhan Khusus,
(Jakarta: Luxima Metro Media, 2013), h. 40.
14
Tujuan umum dari layanan bimbingan dan konseling adalah sesuai dengan
tujuan pendidikan sebagaimana dinyatakan dalam undang-undang sistem
pendidikan nasional (UUSPN) tahun 2003 (UU No. 20/2003), yaitu terwujudnya
manusia Indonesia seutuhnya yang cerdas, beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan
keterampilan, kesehatan jasmani dan ruhani kepribadian yang mantap dan
mandiri, serta rasa tanggungjawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Secara
umum, tujuan bimbingan dan konseling bagi anak berkebutuhan khusus adalah
untuk membantu anak berkebutuhan khusus dalam mengembangkan diri dan
menyesuaikan dirinya secara optimal sesuai dengan hambatan, gangguan, atau
kelainannya. Sesuai dengan pengertian bimbingan dan konseling bagi anak
berkebutuhan khusus sebagai upaya membentuk perkembangan dan kepribadian
siswa secara optimal sesuai dengan kemampuan anak tersebut, maka secara umum
layanan bimbingan dan konseling di sekolah haruslah dikaitkan dengan
sumberdaya manusia. Yaitu dengan menerapkan layanan bimbingan dan
konseling untuk membantu anak berkebutuhan khusus dalam mengenal bakat,
minat, dan kemampuannya serta mengembangkan potensinya secara optimal
sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
2. Tujuan khusus
6
Sutjihati Somantri, Psikologi Anak Luar Biasa, (Bandung: Refika Aditama,
2007), h. 66.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Anak berkebutuhan khusus merupakan kondisi di mana anak memiliki
perbedaan dengan kondisi anak pada umumnya, baik dalam faktor fisik,
kognitif maupun psikologis, dan memerlukan penanganan semestinya
sesuai dengan kebutuhan anak tersebut.
2. Jenis-jenis anak berkebutuhan khusus yaitu tunanetra, tunarungu,
tunagrahita, tunadaksa, dan autis.
3. Bimbingan bagi anak berkebutuhan khusus diberikan agar anak
berkebutuhan khusus tersebut lebih mengenal dirinya sendiri, menerima
keadaan dirinya, mengenali kelemahan, kekuatannya dan dapat
mengarahkan dirinya sesuai dengan kemampuannya.
4. Layanan konseling untuk anak berkebutuhan khusus yaitu layanan
orientasi, layanan informasi, layanan penempatan dan penyaluran, layanan
bimbingan belajat, layanan bimbingan karir, layanan konseling
perorangan, dan layanan mediasi. Bimbingan untuk anak berkebutuhan
khusus yaitu bimbingan belajar, bimbingan pribadi, bimbingan sosial, dan
bimbingan karir.
5. Tujuan bimbingan dan konseling adalah tujuan umum dan tujuan khusus.
B. Saran
Saran yang dapat diberikan dalam makalah ini adalah bagi pemerintah
terkait perlu membuat regulasi yang secara khusus menangani penyelenggaraan
pendidikan inklusi terkait dengan kenyataan bahwa di sekolah meyoritas siswa
adalah ABK sedangkan kurikulum yang digunakan adalah kurikulum regular.
Bagi sekolah yang mempunyai siswa ABK harus aktif mengupayakan pemenuhan
kebutuhan siswa ABK dalam segala hal sesuai dengan kebutuhan masing-masing
ABK.
16
DAFTAR PUSTAKA
17