TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Gedung H lt 4 Kampus, Sekaran, Gunungpati, Semarang
50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
SOAL UJIAN
No. Dokumen Tanggal Terbit Review Kajur/ Kaprodi
No. Revisi
FM-02-AKD- Hal 1 dari 1 September 2012 Tanda Tangan
02
19
Petunjuk pengerjaan :
• Jawablah soal-soal ujian tengah semester ini dengan cermat. Dilarang mencopy-
paste jawban dari internet (pemberlakuan scan plagiat terhadap jawaban soal ujian).
Upayakan untuk mencoba mengekplorasi, menganalisis dan menjawab sesuai
konsep yang telah saudara pahami selama ini.
• Tuliskan jawaban saudara dengan mengetikkan di kertas A4 (margin standar).
Berikan identitas terlebih dahulu sebelum saudara menjawab soal ujian. Pada
soal ujian ini terdapat 2 bagian, yaitu:
1. (Soal A) Jawablah beberapa pertanyaan no.1-2 dengan cermat
2. (Soal B) Buatlah analisis terhadap kasus yang tercantum pada bagian soal B.
NAMA : Burhanudin (0106519019)
Rombel : Reguler A
Soal Ujian :
A. Pernyataan Benar/Salah
1. Analisis dan deskripsikan secara ringkas masing-masing pendekatan konseling
yaitu pendekatan konseling psikoanalisis, Eksistensial Humanistik dan Person-
centered memandang masalah pada individu. Hasil analisis dan deskripsi masing-
masing pendekatan tersebut juga dibuat dalam bentuk skema/diagram alur.
a. PSIKOANALISIS
Sebelum memahami bagaimana psikoanalisis memandang masalah pada
individu, terlebih dahulu kita ketahui konsep-konsep yang ada dalam psikoanalisis
itu sendiri. Karna dengan memahami konsep-konsep ini membantu kita memahami
permasalahan yang muncul dalam diri individu.
Seperti yang kita ketahui bahwa Psikoanalisis merupakan salah satu teori
pendekatan konseling yang menekankan pada dinamika, faktor mental yang
menentukan perilaku manusia, dan memandang pengalaman masa lalu memiliki
pengaruh besar terhadap keperibadian individu di masa depan. Psikoanalisis
memandang bahwa manusia dideterminasi oleh kekuatan-kekuatan irrasional,
motivasi-motivasi tidak sadar, kebutuhan-kebutuhan dan dorongan-dorongan
biologis dan naluriah oleh peristiwa-peristiwa psikoseksual yang terjadi pada masa
lalu dari kehidupannya. Konsep yang menjadi ciri khas dan paling terkenal dari
Freud, yakni terkait pandangannya terhadap tingkat kehidupan mental: Uncounsious,
pre-conscious dan conscious.
1) Conscious/Sadar
Conscious adalah segala sesuatu yang kita sadari saat ini, berhubungan dengan
realitas. Kita bisa merasakan perasaan kita, aktifitas mental dlam kesadaran
sifatnya, sangat singkat.
2) Pre-Conscious/Prasadar
Prasadar atau ambang sadar adalah segala sesuatu yang dulu disadari namun,
hilang. Namun, Pre-Conscious merupakan jembatan antara Unconsicious dan
Conscious. Disebut demikian karena bisa me-recall kembali pengalaman-
pengalaman yang ada di bawah sadar kea lam sadar bisa muncul dalam bentuk
misalkan salah ucap (slip of Tongue), Mimpi, melamun, dan lain sebagainya.
3) Unconscious/Tidak sadar
Unconscious merupakan wilayah paling luas diantara ketiga tingkat kepribadian
atau mental. Corey (2017) menyebut bahwa ketidaksadaran tempat semua
pengalaman, kenangan, dan material yang ditekan. Kebutuhan dan motivasi yang
tidak dapat diakses di luar kesadaran juga berada di luar lingkup kendali sadar.
Sebagian besar fungsi psikologis ada di luar kesadaran atau bawah kesadaran.
Proses tidak sadar ini merupakan akar dari semua bentuk gejala dan perilaku
neurotik.
Kemudian freud juga memiliki tiga konsep lain yang berfungsi melengkapi konsep
yang sebelumnya. Konsep ini bisa kita sebut sebagai wilayah pikiran atau system
kepribadian yakni id, ego, superego. Ini adalah nama untuk struktur psikologis dan
tidak boleh dianggap sebagai bagian-bagian terpisah dalam mengoperasikan
kepribadian. Corey (2017) menjelaskannya, dalam tiga segmen yang saling
berkaitan yakni:
1) Id
Id adalah sumber utama energi psikis dan insting. Sifatnya menuntut, dan
ngotot. Id tidak bisa mentolerir ketegangan, dan berfungsi untuk melepaskan
ketegangan segera. Diperintah oleh prinsip kesenangan, yang bertujuan
mengurangi ketegangan, menghindari rasa sakit, dan mendapatkan kesenangan,
id itu tidak logis, amoral, dan didorong untuk memenuhi kebutuhan instingtual.
Id ini sifatnya tidak pernah matang, diumpamakan seperti anak nakal manja
dalam kepribadian. Tidak ada proses berpikir bagi id yang dibutuhkan hanya
keinginan atau tindakan. Id sebagian besar tidak sadar, atau keluar dari wilayah
kesadaran (unconsciousness).
2) Ego
Kemudian selain id ada yang namanya ego yang berperan dalam melakukan
kontak dengan dunia luar realitas. Ego bersifat eksekutif berfungsi
mengendalikan, dan mengatur kepribadian menengahi antara naluri dan
lingkungan sekitarnya. Diperintah oleh prinsip realitas, ego melakukan
pemikiran realistis dan logis dan merumuskan rencana tindakan untuk
memenuhi kebutuhan. Ego, sebagai pusat kecerdasan dan rasionalitas,
memeriksa dan mengendalikan dorongan buta id. Sedangkan id hanya tahu
realitas subjektif, ego membedakan antara gambaran mental dan hal-hal di
dunia luar.
3) Superego
Merupakan kode moral seseorang, yang menentukan suatu tindakan itu baik
atau buruk, benar atau salah. Ini mewakili yang ideal daripada yang nyata dan
berusaha bukan untuk kesenangan tetapi untuk kesempurnaan. Superego
mewakili nilai-nilai tradisional dan cita-cita masyarakat ketika mereka
diturunkan dari orang tua kepada anak-anak. Ini berfungsi untuk menghambat
impuls id, untuk membujuk ego untuk menggantikan tujuan moralistik dengan
yang realistis, dan untuk berjuang untuk kesempurnaan. Sebagai internalisasi
standar orang tua dan masyarakat, superego terkait dengan penghargaan dan
hukuman psikologis. Imbalannya adalah perasaan bangga dan cinta diri;
hukumannya adalah perasaan bersalah dan rendah diri.
Relasi antara Tingkat Mental dan Sistem Kepribadian
Antara Conscious, PreConscious, Unconscious dan Id, Ego serta Superego ini
marupakan kesatuan yang saling berkaitan. Id, Ego dan Super Ego ini menyebar ke
dalam alam sadar, ambang sadar maupun bawah sadar.
Id sering kali berkedudukan di alam bawah sadar (seringkali kita tidak menyadari
adanya id di alam bawah sadar). Ego memiliki akses ke semua tingkat baik
Conscious, PreConscious, Unconscious. Namun biasanya Ego lebih cenderung
berada di alam sadar Conscious ia membantu individu menghadapi realita.
Kemudian Super ego sama seperti ego di juga bisa berada di tingkat Conscious,
PreConscious, Unconscious. Untuk memahami ini bisa kita lihat dalam gambr
skema berikut:
Dunia Luar
Conscious/Alam Sadar
Prilaku yang tampak
Ego
PreConscious/Ambang Sadar
Super Ego
Unconscious/Bawah Sadar Id
` Ego Ketenangan/
Kontrol diri
Berfungsi
sehat
Defence
Ego Cemas
Realistik
Mecanism
Muncul
sebagai
bentuk
Id
b. HUMANISTIK EKSISTENSIAL
Eksistensial-Humanistik pada dasarnya meyakini jika seorang individu
memiliki potensi untuk secara aktif memilih, menentukan dan membuat keputusan
bagi diri sendiri maupun lingkungannya. Teori ini sangat menekankan tentang
kebebasan (freedom). Dalam artian, individu memiliki kebebasan yang luasnya dalam
melakukan melakukan setiap tindakan,maupun dalam menjalani kehidupan namun
tetap dibarengi dengan kesiapan bertanggung jawab sekalipun itu memiliki resiko bagi
dirinya. Teori eksistensial memandang bahwa individu selalu mengalami transisi yang
dinamis atau selalu berubah, ketika individu lahir maka mereka akan terus berevolusi,
dan menjadi. Untuk benar-benar diakui sebagai manusia, individu harus menyadari
keberadaannya sendiri di dunia, dan senantiasa memiliki pertanyaan dalam diri, “Mau
jadi siapa saya? Siapa saya? Dari mana saya berasal? " Manusia bertanggung jawab
untuk itu rencana dan takdir mereka sendiri.
Penilaian Conditions of
Organismik worth
Realita/Diri Self-
Sebenarnya concept/ideal
INKONGRUENSI
self
KECEMASAN
Konsep diri
Citra diri dalam kenyataan
Juga aspek pengalaman
Inkongruensi
.
2. Pendekatan eksistensial-humanistik memandang bahwa manusia dapat
melakukan sesuatu yang bermakna dengan melalmpaui situasi dan kepentingan
dirinya sendiri. Jelaskan konsep tersebut dan berikan contoh dari penjelasan
tersebut!
Mei dan Yalom dalam Sharf (2012) bahwa sifat eksistensial manusia untuk
melampaui situasi langsung mereka dan kepentingan diri mereka untuk berjuang
menuju sesuatu di atas diri mereka sendiri itu disebut Self-trancendence. Kemudian
Boss dalam Sharf (2012) menyatakan bahwa individu memiliki kapasitas untuk
melampaui situasi langsung mereka karena mereka memiliki kemampuan untuk
memahami situasi mereka sendiri menjadi dan mengambil tanggung jawab untuk
menjadi (Being). Dengan menggunakan imajinasi dan kreativitas, individu melampaui
kebutuhan mereka sendiri sehingga mereka dapat menyadari orang lain dan bertindak
secara bertanggung jawab terhadap mereka. Individu bisa melampaui ruang dan waktu
melalui imajinasinya. Individu juga bisa melampaui diri kita sendiri dan menempatkan
dirinya pada posisi orang lain dan merasakan kesusahan atau kebahagiaan yang
mungkin ia alami. Seperti yang dituliskan oleh Kierkegaard dalam Sharf (2012),
“imajinasi adalah milik individu yang paling penting, membantu individu untuk
melampaui diri mereka sendiri dan merenungkan keberadaan mereka dan keberadaan
orang lain”. Ada banyak contoh orang yang melampaui diri mereka sendiri. Berita
menjelaskan kadang-kadang detail bagaimana individu menyerahkan hidup mereka
sehingga orang lain mungkin hidup. Berikup contoh sikap transendensi.
Contoh
Bentuk transendensi yang nyata akhir-akhir ini ada seorang wanita bernama Ninuk
(37) yang berprofesi sebagai perawat di RS Dr. Cipto Mangun Kusumo. Dia bekerja
sebagai perawat selama 12 tahun dalam rumah sakit itu. Dia penuh dedikasi dan
loyalitas yang tinggi hingga ketika wabah Covid-19 menyebar luas di Indonesia, ia
pun menjadi salah satu perawat yang berada di garda terdepan dalam menangani para
pasien covid. Ketika perawat yang lain enggan dan merasa waswas berhadapan
dengan pasien covid Ninuk tidak gentar menghadapi wabah virus tersebut. Bahkan
karena keterbatasan APD ia pun memberanikan diri merawat pasien tanpa alat-alat
pengaman diri. Dia mengesampingkan kepentingan pribadinya dan mendahulukan
kepentingan orang lain ia beranggapan bahwa apa yang dilakukannya ini adalah betuk
pengabdiaannya. Karna keberaniannya yang tinggi dan melamapaui batas
kemampuannya akhirnya ia pun turut menjadi korban dari keganasan virus Covid-19
dan akhirnya ia pun Syahid dan meninggal dunia dalam tugasnya. Kalimat terakhirnya
saat mendekati ajal ia berkata kepada suaminya “Saya hidup untuk orang yang saya
sayangi dan mati untuk orang yang saya sayangi termasuk (untuk) profesi saya”
Cerita ini mengingatkan dengan cerita yang disampaikan oleh Frankl (1992)
betapa seseorang yang memiliki Self-Transcendence ia mampu memahami dirinya
sendiri serta tanggung jawabnya terhadap segala tindakan di hidupnya. Ia mampu
melampaui batas dari kemampuannya, hingga melupakan dirinya sendiri bahkan
menyerahkan kehidupannya demi membuat orang lain tetap hidup.
B. Analisis Kasus
Petunjuk: Analisislah kasus Mawar dibawah ini dengan menggunakan salah satu
sudut pandang teoritik konseling yang telah anda pelajari (dari psikoanalisis s.d.person
centered, pilih salah satu). Gambarkan pula skema problemnya dari sudut pandang teori
konseling yang anda pilih untuk menganalisis kasus tersebut.
Riwayat Mawar
Saya bernama Mawar. Siswa kelas II di suatu SMK. Saya berumur 16 tahun, putri
kedua dari lima bersaudara. Orangtua saya berpendidikan SLTA dan berhasil menciptakan
suasana kehidupan keluarga yang akrab. Dalam kehidupan sehari-hari saya sangat
membenci teman laki-laki. Setiap kali diajak bicara oleh laki-laki saya berusaha
menghindar dan menolak bicara. Di samping itu, setiap kali saya segera lari ke teman-
teman putri untuk meminta perlindungan ketika ada laki-laki yang mendekatinya. Setiap
kali ada anak laki-laki saya selalu berpikir bahwa mereka semua adalah anak yang jahat,
maunya menindas cewek, dan melecehkan serta menghina. Ya, memang semua laki-laki
itu brengsek. Bagi saya hanya tiga laki-laki saja yang menurut saya baik, yakni ayah saya
yang sangat perhatian dan dua adik saya yang masih di SD yang sayang kepada saya.
Saya juga sering berpikir untuk tidak menikah dengan laki-laki ketika dewasa nanti
daripada jatuh ke dalam lembah kenistaan, diperlakukan semena-mena, dihina dan disiksa.
Setiapkali didekati oleh seorang cowok saya selalu berpikir kalau mereka akan menyiksa,
melecehkan, dan menghina saya. Ketika masih Sekolah Menengah Pertama rambut saya
sering ditarik-tarik oleh beberapa teman-teman putra. Saya merasa kesakitan ketika
rambut saya ditarik-tarik. Terkadang saya sempat menangis tetapi mereka malah
menertawakan saya. Saya ingin sekali rasanya melaporkan perbuatan mereka kepada
orang tua atau guru tetapi saya tidak pernah merasa berani karena mereka selalu
mengancam saya. Di kampung saya banyak pemuda yang menghina saya karena wajah
saya berjerawat. Hal ini yang terkadang membuat saya tidak percaya diri untuk bertemu
dengan laki-laki. Saya sangat khawatir mereka akan menghina saya kalu saya dekat-dekat
dengan mereka.
Ketika merasa kesal terkadang terlintas dalam benak saya untuk menyiksa dan
membunuh mereka, tetapi ketika saya sadar bahwa saya adalah seorang wanita yang
lemah saya menjadi merasa tidak berdaya dan bersalah. Sungguh suatu kemalangan bagi
saya untuk dilahirkan sebagai wanita.
Terkadang saya juga ingin bisa merasa seperti teman-teman, memiliki seorang pacar
yang menyayangi saya. Tetapi saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan. Saya tidak
tahu bagaimana harus berubah. Yang jelas sampai saat ini saya masih tidak bisa
mempercayai kalau seorang laki-laki itu bisa berbuat baik kepada seorang cewek.
Menghindar dari laki-laki adalah yang terbaik yang saya pikirkan saat ini agar saya dapat
menjalani kehidupan ini dengan baik. Seandainya saya diberi kesempatan untuk membuat
larangan kepada semua orang maka larangan yang ingin saya buat adalah melarang cewek
untuk dekat-dekat dengan cowok karena mendekati cowok hanya dapat menambah
penderitaan dalam hidup.
ANALISIS KASUS MAWAR MELALUI PERSPEKTIF PSIKOANALISIS
Kecemasan neurotik kuncinya id dan ego (idnya takut tidak dipenuhi sehingga
egonya rusak menyebabkan, ketidaktenangan, resah, cemas) dan jika dibiarkan kecemasan
neurosis bisa berdampak fatal karna awal dari kegilaan-kegilaan inilah yang dialami
Mawar. Ego mawar berusaha memahamkan bahwa masalah fisik bukan hal penting.
Namun Idnya yang berisi kecemasan berkata tidak bisa bahwa fisik sangat mempengaruhi
keberadaannya id ini dipengaruhi pengalaman traumatic dalam bawah sadarnya.
Awalnya Mawar mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan sebelumnya
ketika SMP ia di-bully, secara fisik, dia mengalami body-shaming oleh pemuda di
kampungnya (pangalaman pahit pada fase genital). Oleh sebab itu ia merasa marah dan
cemas. Namun, Mawar cenderung defensif merasa lemah dan tak berdaya tidak mampu
melakukan perlawanan akhirnya dia cenderung undoing (diam) dan memilih untuk
merepresi semua pengalaman itu mencoba menekan semuanya ke alam bawah sadar.
Ketika pengalaman itu disingkirkan ke dalam wilayah bawah sadar, sebenarnya itu
tidak hilang dan muncul sewaktu-waktu. Kadang-kadang pengalaman ini keluar secara
tidak sengaja melalui stimulus tertentu. Misalnya ketika Mawar melihat seorang laki-laki
asing maka pengalaman itu balik lagi ke dalam pikiran Mawar akhirnya ia cenderung lari
dan menghindar atau ketika ingatan itu kembali maka muncul keinginan atau reaksi untuk
melakukan agresi atau menyerang.
Defends mechanism berupa represi ini sebenarnya bisa membebani alam bawah
sadar menumpuk pengalaman hingga membuat Mawar stress. Rasa cemas dan amarah
yang dipendam oleh Mawar ini sebenarnya berpengaruh negative bagi dirinya. Dan
sebenarnya untuk membersihkan alam bawah sadar Mawar dari pengalaman-pengalamn
pahit tersebut yakni dengan mengeluarkan pengalaman pengalaman di bawah sadar ke
alam kesadaran. Sehingga Mawar dapat memahami pengalaman-pengalamannya lalu
memaafkan semua pengalaman buruk itu. Corey (2017) menjelaskan bahwa tujuan terapi
psikoanalitik adalah untuk membuat motif yang tidak disadari sadar, karena hanya dengan
demikianlah seseorang dapat menggunakan pilihannya. Memahami peran bawah sadar
sebagai pusat untuk memahami esensi dari model perilaku psikoanalitik.
Salah satu Teknik untuk membersihkan alam bawah sadar yang ditawarkan
psikoanalisis itu salah satunya yakni free association yakni dengan mengungkap,
menggali, melepaskan pengalaman masa lalu baik yang terkait dengan semua emosi,
pemgalaman atau peristiwa-peristiwa traumatis di masa lalu, melepaskan id yang ada
dalam bawah sadar (Katarsis). Sehingga mawar bisa sadar dan memaklumi semua
peristiwa-peristiwa traumatik itu.
Dalam hal ini tentu membutuhkan seorang yang ahli karna ini berkaitan dengan
privasi maka tak jarang, bisa saja konseli atau klien melakukan resistensi/penolakan.
Assosiasi Bebas/Free Assosiation bisa dilakukan dengan Teknik bercerita seluas-luasnya
tentang apa saja yang Mawar pikirkan, apa yang disembunyikan.supaya tidak hanya
menumpuk di alam bawah sadar dia akan menganggu perkembangan serta aktifitasnya
sehari-hari. Mengajak Mawar untuk menjadikan hal yang tidak sadar menjadi sadar
kembali, mendiskusikan, menghayati masa kanak-kanaknya. Pokok dalam konseling
psikoanalisis adalah konsep ketak sadaran yang menjadi focus, karna setiap pengalaman
menyakitkan itu pasti bersumber dari alam bawah sadar. Ini sesuai dengan ungkapan freud
bahwa hari ini dipengaruhi masa lalu.
Childhood
Experiences/pengalaman
masa kanak-kanak
Incidents
Pengalaman traumatic
(Prilaku bullying yang
dialami)
(ditekan)
Direpresi
Defence Mecanism yang
dilakukan Mawar
Berusaha mendiamkan dan
memandam pengalaman
buruk ke bawah sadar
REPRESI
Kecemasan
Neurotik
berpengaruh pada:
Emosi Respon
Prilaku Psikis
Klien
Bercerita
tanpa
sensor
Bercerita Seluas
luasnya
Pengalaman- Klien diminta
Diungkap melalui
pengalaman berbaring atau
Assosiasi Bebas
bawah Sadar mengambil posisi
senyaman
mungkin
Klien
melakukan
resistensi
Membangun
Hubungan Pengungkapan hal-
terapeutik hal simbolik yang
Agar klien tersembunyi
percaya