Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

BIMBINGAN KONSELING ANAK BERBAKAT

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar-dasar Anak Berbakat

Dosen Pengampu : Ibu mahmudah,S.Pd.I,M.Pd.I

Disusun oleh :

Kelompok 16

Bintang Fajri (0503201002)

Alwan Fauzi Muktar (0503201060)

PENDIDIKAN BIMBINGAN KONSELING


UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah yang berjudul
Bimbingan Anak Berbakat dalam rangka memenuhi tugas Kelompok Mata Kuliah Dasar-
dasar Anak Berbakat. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan atau
petunjuk maupun pedoman bagi yang membaca makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak terdapat kekurangan
dan kesalahan. Saran dan kritik yang membangun akan penulis terima dengan hati terbuka
agar dapat meningkatkan kualitas makalah ini.
Demikian yang dapan penulis sampaikan. Atas perhatiannya penulis ucapkan terima
kasih.
 
 
Cirebon, Januari 2021 

   Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................................................................................ i
Daftar Isi......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan................................................................................................. 2
D. Manfaat Penulisan............................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Bimbingan dan Konseling Anak Berbakat Kreatif............................................. 3
B. Dukungan Lingkungan........................................................................................ 5
C. Kebutuhan dan Masalah Anak Berbakat Kreatif................................................ 6
D. Fungsi Umum dari Program Bimbingan dan Konseling..................................... 6
E. Konseling Anak Berbakat Kreatif....................................................................... 9

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan......................................................................................................... 13
B. Saran................................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia dengan begitu banyaknya penduduk yang tersebar di seluruh
wilayah tentu memiliki individu-individu yang berbakat, dan itu merupakan aset
sanagat berharga bagi bangsa dan negara ini. Anak berbakat (gifted child) perlu
mendapatkan pendidikan untuk mengembangkan potensi kecerdasan dan bakat secara
optimal. (Farhah, 2012:1).
Pelayanan bimbinggan merupakan bagian integral dari keseluruhan kegiatan
sekolah dan telah dilaksanakan sejak kurikulum 1975. Menurut Miller (dalam
Munandar,2009), bimbingan adalah proses untuk membantu individu memperoleh
pengertian tentang diri sendiri dan pengarahan diri yang perlu untuk penyesuaian
diri yang maksimal di sekolah , rumah , dan masyarakat. Senada dengan ini Munandar
juga menjelaskan (Colangelo dan Zaffrann: 1979) menyatakan bahwa tujuan dari
konseling ialah untuk membantu semua individu menyesuaikan diri dan tumbuh di
dalam lingkungan menuju perkembangan diri yang maksimal. Dalam UU RI No. 20
Tahun 2003 BAB I Pasal 1 yakni :
“pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangakan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara”.
Lebih lanjut pada pasal 5 ayat 4 “Warga Negara yang memiliki potensi
kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus”. Tidak hanya
sampai di situ namun dalam UU No. 22 Tahun 2002 pasal 9 ayat 1 “setiap anak
berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan
pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya.
Berangkat dari pernyataan-pernyataan di atas, bahawa bimbingan dan
konseling merupakan salah satu unsur terpenting guna mewujudkan pendidikan yang
diharapkan bangsa, terlebih jika memanfaatkan berbagai potensi peserta didik untuk
dikembangkan secara optimal.
Namun dalam pembahasan tulisan ini lebih memfokuskan pada anak berbakat
kreatif. Anak berbakat kreatif juga perlu mendapatkan pelayanan khusus bukan hanya

1
siswa-siswa bermasalah saja yang perlu diperhatikan namun seluruh peserta didik dan
yang utamanya juga mereka yang memiliki bakat kreatif, agar bakat kreatif mereka
menjadi terasah, punya keterampilan sebagai modal dalam kehidupan yang akan
dijalani dalam kehidupannya.

B. Rumusan Masalah
Dari uraian pada latarbelakang terdapat beberapa poin yang menajdi asalah
pokok dalam pembahasan yang nanti akan diuraikan, yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan bimbingan dan konseling anak berbakat ?
2. Bagaimana bentuk dukungan lingkungan untuk anak berbakat ?
3. Bagaimana fungsi umum dari program konseling anak berbakat ?
4. Peranan konselor dalam mengembangkan potensi anak berbakat

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan ini, antara lain:
1. Untuk mengetahui bagaimana bimbingan dan konseling bagi anak berbakat.
2. Untuk mengetahui dukungan lingkungan bagi anak berbakat.
3. Untuk mengetahui fungsi umum dari program konseling.
4. Untuk memahami peranan konselor dalam mengembangkan potensi anak
berbakat.

D. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini, antara lain:
1. Manfaat teoritis
Memberikan sumbangan ilmiah terhadap pengembangan bimbingan dan
konseling, khusunya masalah bimbingan dan konseling anak berbakat.
2. Manfaat praktis
Bagi rekan-rekan mahasiswa, mengetahui dan menambah wawasan dalam
bimbingan dan konseling bagi anak berbakat, mengetahui bentuk dukungan
lingkungan bagi anak berbakat, mengetahui fungsi umum dari program konseling,
dan memahami peranan konselor dalam mengembangkan potnsi anak berbakat.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Bimbingan dan Konseling Anak Berbakat Kreatif


1. Definisi Bimbingan
Dalam konteks perkembangan anak, bimbingan yaitu sebagai “suatu upaya
mengoptimalkan perkembangan anak (usia 6-13 tahun) melalui penyediaan
perlakuan dan lingkungan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan
perkembangan anak serta pengembangan berbagai kemampuan dan keterampilan
hidup yang diperlukan anak”. (Suryana & Suryadi, 2012).
Bimbingan sebagai pemberian bantuan kepada seseorang atau kepada
sekelompok orang dalam membuat pilihan-pilihan secara bijaksana dan dalam
mengdakan penyesuaian diri terhadap hidup. (Winkel dalam Hardiyanti, 2012:
42).
Bimbingan ialah proses pemberian bantuan yang terus menerus dan
sistematis kepada yang dibimbing agar tercapai kemandirian dalam pemahaman
diri, dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri
dengan lingkungannya. (Surya dalam Hardiyanti, 2012: 43).
Sehingga dari beberapa pendapat yang telah dikemukakan dapat ditarik
sebuah kesimpulan bahwa bimbingan adalah pemberian bantuan untuk
mengoptimalkan perkembangan anak secara berkesinambungan dan sistematis
agar tercapai kemandirian guna mengarahkan diri terhadap lingkungannya.
2. Definisi Konseling
Menurut Shetzer & Stone (dalam Susilawati, 2012) mengartikan bahwa
konseling sebagai “counseling is an interaction process which facilitates
meaningful understanding of self and environment and result in the establisment
and/or clarification of goals and values of future behavior”.
Konseling menurut American School Assosiation (ASCA) (dalam
Annisah Jamlah, 2012) merupakan hubungan tatap muka yang bersifat rahasia,
penuh sikap penerimaan dan pemberian kesempatan dari konselor (guru BK)
kepada siswa, dengan menggunakan pengetahuan dan keterampilan untuk
membantu sisa mengatasi masalah-masalahnya.

3
3. Definisi Anak
Berdasarkan UU Nomor 23 Tahun 2002, Anak adalah seseorang yang
berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan.
Namun anak diartikan sebagai suatu individu yang terangkum dalam keluarga dan
perlu pembinaan dari keluarga dan linkungan masyarakat sekitar.
4. Definisi Bakat
Munandar menjelaskan bahwa bakat ialah sebagai kemampuan bawaan
sebagai potensi yang masih perlu dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud.
Bakat (aptitude) mengandung makna kemampuan bawaan yang merupakan
potensi (potensial ability) yang masih perlu pengembangan dan latihan lebih
lanjut. Maka yang disebut bakat adalah kemampuan alamiah untuk memperoleh
pengetahuan dan keterampilan, baik yang bersifat umum maupun yang bersifat
khusus (Setriani, 2012: 26).
5. Definisi Kreatif
Kreatif atau sering juga dikenal dengan kretivitas adalah membuat sesuatu
baru atau memodifikasi apa yang sudah ada, disisi lain kreativitas ini sebenarnya
bukan harus menciptakan hal yang baru namun bisa jadi gabungan yang sudah ada
sebelumnya. Munandar (dalam Smith) mengungkapkan bahwa “kemampuan yang
mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibelitas), dan orisinalitas dalm
berpikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan, memperkaya,
memperinci) suatu gagasan”.
Bimbingan Konseling adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus
menerus dan sistematik yang dilakukan dalam susasana hubungan tatap muka
antara seseorang ahli dalam bidang bimbingan konseling dengan konseli (siswa)
agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri, pengarahan diri, penerimaan
diri dan mengaktualisasikan diri dalam mencapai tingkat perkembangan yang
optimal dan menyesuaikan diri dengan lingkungan untuk dapat meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk memecahkan masalah-
masalah yang dihadapi.
Namun yang berkembanng saat ini yakni bimbingan dan konseling
perkembangan. Bimbingan dan konseling perkembangan bagi peserta didik adalah
upaya pemberian bantuan kepada peserta yang dilakukan secara
berkesinambungan, supaya mereka dapat memahami dirinya sehingga sanggup

4
bertindak secara wajar sesuai dengan tuntutan keadaan lingkungan, keluaga dan
masyarakat serta kehidupan pada umumnya.
Menurut Gysbers & handerson (Imaddudin) mengemukakan bahawa
program bimbingan dan konseling perkembangan disajikan secara reguler dan
sistematis shingga memungkinkan siswa memiliki kompetensi yang sesuai dengan
tahap pertumbuhan dan perkembanganannya.
Adapaun bimbingan dan konseling anak berbakat secara sederhana dapat
diartikan sebagai proses bantuan secara reguler dan sistematis yang diperuntukkan
khusus kepada anak-anak berbakat kreaatif guna mengembangkan potensi
keterampilan mereka untuk menciptakan atau menggabungkan hal-hal baru secara
optimal.
Ada tiga indikator yang bisa dijadikan dasar untuk menentukan seorang
ank berbakat atau tidak yang diungkapkan oleh (Setriani 2012). yaitu:
1) Terlalu cepat dewasa (precocious). Mereka dapat mengatasi pelajaran lebih
dahulu dan lebih cepat daripada teman-temannya.
2) Maju sesuai dengan iramanya sendri. Mereka dapat melakukan penemuan-
penemuan sendiri dan seringkali dapat mencari penyelesaian suatu masalah
secara naluriah tanpa harus melalui sederatan langkah-langkah linear.
3) Didorong oleh suatu keinginan yang sangat kuat dalam bidang atau domain di
mana mereka mempunyai kemampuan yang tinggi dan mereka dapat dengan
mudah memfokuskan diri secara intens dalam domain tersebut sehingga
kehilangan kesadaran terhadap dunia luar.

B. Dukungan Lingkungan
Lingkungan sekitarnya harus memberikan dukungan-dukungan guna
pengembangan bakat kreativitasnya, di antara lain
1. Fleksibelitas dalam kesempatan
Karena anak kreatif lebih suka belajar sendiri, dan mungkin belajarnya
berbeda dari siswa yang lain, perlu diupayakan fleksibelitas dalam memberi
kesempatan yang menuju pengarahan diri secara bertanggungjawab.
2. Contoh yang positif
Anak yang berbakat kreatif mencari-cari model yang tepat bagi dirinya
sehingga konseor harus dapat mempertimbangkan seorang mentor sebagai model
yang sesuai dengan minat khusus anak.

5
3. Bimbingan dan dukungan
Lingkungan harus senantiasa responsif terhadap prestasi-prestasi mereka,
namun pujian yang diberikan jangan sampai berlebihan. Pujian akan karya yang
berkualitas dan kritikan konstruktif mendukung perkembangan kreatifitas dan
kepercayaan dirinya.
4. Rasa humor
Rasa humor anak berbakat sering mengakibatkan masalah disiplin dalam
lingkungan tanpa humor, humor sebagai bakat dapat disalurkan dalam bentuk
lisan maupun tulisan, drama dan karya seni.
5. Empati
Bagi konselor sangatlah penting untuk memnerikan perhatian khusus bagi
masalah anak berbakat kreatif. Setiap anak membutuhkan perhatian dari
lingkungannya baik dilingkungan rumah (keluarga), sekolah ataupun masyarakat.
Di sekolah siswa membutuhkan dukungan dalam pengembangan talentanya.
Anamun untuk anak kreatif lebih memerlukannya karena kebutuhan khas yang
menuntut keekaan konselor.

C. Kebutuhan & Masalah Anak Berbakat Kreatif


Anak berbakat kreatif memiliki imajinasi yang kuat, pemikiran yang orisinial,
kemandirian, dan minat yang luas dapat melibatkan diri dengan lingkungan dan dapat
menjadikan mereka sesuatu yang menarik. Di lain pihak kemampuan mereka
bertanya, bersikap kritis, bosan dengan tugas rutin, dan kemampuan mereka untuk
melihat dari sudut tinjau yang lain, dapat mengakibatkan mereka terlibat ketegangan
dan ketidaknyamanan dalam hubungan dengan orang dewasa, atau teman sebaya,
sehingga mereka perlu di bantu dalam menjaln hubungan sosial yang efektif baik di
rumah, di sekolah, serta mengembangkan, mengungkapkan, dan mewujudkan potensi
kreatif mereka yang bermakna.

D. Fungsi Umum dari Program Bimbingan dan Konseling


Pada pembahasan sub pokok bahasan ini diadaptasi dari buku Utami
Munandar (2009).
Dalam melakukan konseling yang merupakan bagian penting dari
pengalaman pendidikan semua orang, konselor menggunakan tiga proses dasar:
counseling, consulting dan coordinating

6
Masalahnya ialah bagaimana konselor dapat melayani kebutuhan anak
berbakat kreatif melalui program konseling yang regular. Bagaimana konselor dapat
menananggapi kebutuhan unik dari individu melalui program komprehensif yang
disusun dengan baik.
Pertama-tama yang penting bagi konselor ialah kepekaan terhadap setiap
kekuatan , baik eksternal maupun internal, yang dapat menghambat atau membatasi
perkembagan potensi individu. Konselor hendaknya peka terhadap perbedaan
individual dari pribadi-pribadi kreatif.
Kedua, karena konselor bertanggung jawab untuk menangapi baik perubah
internal maupun eksternal, perlu ada keragaman pelayanan. Misalnya seorang
konselor memberi konseling kepada siswa yang kreatif untuk menghilangkan kendala
internal seperti perasaan bahwa dirinya berbeda; pada saat yang sama konselor
berunding dengan guru bagaimana menghilangkan atau mengurangi kendala
eksternal, seperti perasan lingkungan kelas yang menghambat kekebasan siswa.
Meskipun jenis pelayana beragam, tetapi tidak boleh bertentengan, karena semua
mempunyai dasar falsafah yang sama, yaitu memnbantu sesorang apakah secara
langsung atau tidak langsung.
Ketiga, pemberian konseling hendaknya bersifat mengembangkan dan
proaktif dari pada remedial dan kreatif. Konseling yang bersifat mengembangkan ,
dirancang untuk meningkatkan potensi fungsional dan perkembangan dari individu
yang sehat. Konselor perkembagan berpusat pada kebutuhan anak yang berubah
dari normal dari pada memberi intervensi krisis atau penyembuhan. Konselor
memprakarasi kegiatan dari pada member intervensi jabatan yang terjadi .Misalnya
konselor dapat memprakarsai pelatihan dalam jabatan yang membantu meningkatkan
kesadaran guru tentang kemungkinggan bahwa siswa berbakat kreakif menjadi
bosan degan kegiatan kelas yang rutin. Dengan demikian guru dapat
mengantisipasi dari pada menunggu timbulnya masalah.
Karena peran konselor pada umumnya meliputi konseling, pemberian
konsultasi, dan koordinasi , masing- masing akan dibahas berikut.
1. Konseling merupakan pelayanan dasar untuk membantu orang dengan kecil,
karena konseling merupakan pendekatan untuk membnatu anak berkembang
dan berubah, proses ini member banyak kesempatan bagi anak kreatif mengenal
dan menerima diri sendiri . tujuan konseling pada umumnya ialah perkembagan
konsep diri yang positif , memaksimalkan potensi , dan memperoleh pemahaman

7
diri.ketiga tujuan konseling ini sangat berguna bagi siswa kreatif. Konselor
dapat membantu siswa membuat tujuan ini lebih spesifik, misalnaya, seorang
siswa inggin mengungkapkan suatu pandanagan yang tidak popular tanpa
perlu merasa tidak enak. Sebagaimana telah dikemukakan konselor dapat
menghadapi siswa perorangan atau dalam kelompok kecil. Konseling dalam
menghaapi siswa peroranagn atau dalam kelompok kecil.konseling dalam
kelompok kecil bermakna dalam member kesempatan kepada siswa untuk
saling berinteraksi dan tumbuh secara pribadi dan social
2. Consulting atau berunding dan memberi nasihat merupakan cara
berkomunikasi dan bekerja dengan orang-orang yang penting dalam kehidupan
siswa.Cara intervensi ini membantu siswa kreatif. Konselor dapat berunding
dengan guru dan orang tua untuk lebih memhami kebutuhan dan potensi anak
berbakat kreakif. Makin muda seorang anak , makin penting pelayanan ini
karena pengaruh lingkungan terhaap anak dank arena ketidak mampuan anak
untuk mengubah lingkungan.
Consulting mendapat prioritas tinggi dalam pelayanan penyeluruhan
karena keeftivitasanyanya secara potensial. Bidang konsultasi yang tidak
langsuns tetapi penting ialah mengenai iklim sekolah . melalui kerja sama
dengan personilia sekolah, konselor dapat mempengaruhi iklim sekolah ,
konselor yang mempengaruhi yang iklim sekolah yang menunjang
perkembangan kreativitas . mereka dapat membantu mengupayakan lingkungan
yang sesuai untuk gaya belajar unik tingakt prestasi siswa kreatif.Konselor dapat
bekerja dengan banyak kelompok, termasuk masyarakat untuk meningkatakn
kesadaran tentang pentingnya kreativitas dipupuk sejak dini dan memperoleh
dukungan untuk program bagi anak berbakat kreakif; atau konselor dapat
berunding dengan guru tentang penggunaan kegiatan bimbingan yang
mendorong hubungan antar-teman sebaya yang baik, dengan mengajar penerima
diri dan penerima orang lain.
3. Koordinasi juga merupakn fungsi penting dari konselor. Fungsi ini sering
merupakan pelayanan tidak langsung tetapi yang dapat meningkatkan ksempata
bagi individu untuk belajar dan tumbuh , dan pasti mempunyai potensi untuk
mempengaruhi banyak orang. Konselor sering diminta untuk mengkoordinasi,
antara lain perencanan tujua dan sasaran program bimbingan menguji
program, cacatan prestasi siswa, kegiatan dan matemungkin melakukan semua

8
kegiatan ini, tetpi ia dapat memperbaiki kondisi dan member pelayanan yang
lebih luas kepada lebih banyak orang.

E. Konseling Anak Berbakat Kreatif


Setelah meninjau tiga bidang fungsi umum seorang konselor, yaitu
konseling, konsultasi dan koordinasi, sekarang lebih khusus akan dibahas peranan
konseling anak berbakat. Telah dikemukakan beberapa cirri anak berbakat yang
dapat menimbulkan masalah dalam berbgai bidang. Silverman dalam (Munandar,
2009) mencatat beberapa dari masalah ini berikut:
1. Ketidakjelaskan mengenai arti keberbakatnan
2. Perasaan dirinya berbeda
3. Perasaan dirinya tidak mampu
4. Kritik terhadap diri sendiri
5. Peningkatan tingkat lonflik dari dalam
6. Kurang pemahaman dari orang lain
7. Harapan yang tidak realistis dari orang lain
8. Rasa permusuhan dari orang lain.
Ciri-ciri afektif ini dan masalah yang berkaitan memerlukan program
konseling yang kuat disekolah. Setiap intervensi bertitik tolak dari karakteristik
dan kebutuhan yang berdiferensiasi, yang meliputi tiga bidang khusus: psikososial,
akademis, dan perencanan karier / hidup.
1) Stategi untuk kebutuhan psikologi anak berbakat
Seperti halnya dalam bidang kognitif, kebutuhan psikososial anak
berbakat memerlukan pengenalan dan pemahaman yang jelas mengenai ciri-
ciri afektif yang membedahkan anak berbakat dari normsa. Beserta stategi
menghadapi masing –masing dari kebutuhan tersebut bagi pendidik dan orang
tua untuk dipertimbangkan implementasinya dalam pertemuan konseling .
2) Strategi untuk kebutuhan konseling akademis
Siswa berbakat memerlukan bantuan dalam perencananan akademis
mulai kelas enam SD , dan secara ajeg selama pendidikan menengah .
kebutuhan utama dalam bidang ini stategi berkenaan dengan memehami
penerapan subjek akademis dalam kehidupan nyata; mengembankan stategi
metakognitif ;dan memahami dan menilai pilihan dan kesempatan.

9
a. Memahami informasi pengetasan / Asesmen
Meskipun siswa berbakat pada umumnya mencapai hasil baik pada
tes baku, sering mereka tidak memahami arti dari hasil-hasil tersebut.
Program konseiing dapat membantu siswa memahami bagaimana hasil-hasil
tes dapat ditaksir untuk tujuan perencanaan akdemis.
b. Penerapan Akademis dalam kehidupan Nyata
Kesempatan untuk mengalami perluasan subjek akademis dalam
kehidupan nyata membuat [roses perencanaan akademis lebih bermakna
bagi siswa berbakat. Pengelaman seperti ini juga member pemahaman
bagi siswa mengenai kemungkinan karier di masa depan. Pada tingkat
SMP dan awal SMA kesempatan ii juga member pengalaman kaya bagi
siswa untuk mengambil keputusan tenteang mata ajaran pilihan. Dalam
layanan masyarakatan sebagai bagian dari persyaratan untuk mata ajaran
tertentu atau sebagai kerja sukarela sesudah sekolah
c. Program mentor
Program mentor seperti telah dikemukakan pengalaman kepada
siswa untuk bekrja dengan tokoh atau pakar dalam bidang tertentu secara
perorangan. Model mentor bermakna tidak sebagai perencanan akademi s
saja, tetapi juga untuk melayani kebutuhan psikososial, karena mentor
dapat menjadi model peranan yang penting bagi anak berbakat . mentor
juga dapat member bimbingan dalam membuat keputusan tentang pilihan
studi dan karier.
Dengan demikian mentor berfungsi sebagai tutor dan konselor ,
membantu meningkatkan pengetahuan siswa dalam bidang tertentu; ia juga
membnatu dan mendorong siswa dalam mempertimbangkan berbagia
tantngan dan kesempatan.
d. Keterampilan Mengorganisasi dan Mengelola
Gagasan dan saran mengenai bagaimana belajar, mengatur waktu,
dan kegiatan lain yang memerlukan keterampilan organisasi dan menejmen ,
sangat bermanfat bagi siwa berbakat, terutama setelah masuk pendidikan
menengah . konseling akademis perlu memperhatikan baidang ini. Berikut
beberapa saran untuk belajar secara efektif , yakni:
1) Buatlah jadwal belajar yang memuat batas waktu jangka panang dan
jangka pendek . siapkan jadwal ini pada tanggalan bulanan , pantau

10
setiap minggu, dan buatlah daftar belajar harian sehubunggan dengan
pekerjaan rumah, proyek jangka panjang, dan seterusnya.
2) Sediakan tempat belajar di rumah yang nyaman, dengan b peralatan
belajar yang diperlukan dan penerangan yang sesuai.
3) Bentuknya kelompok studi atau temukan seorang siswa engan minat
yang mana untuk belajar minimal sekali seminggu. Lakukan Tanya
jawab( kuis ) dan tinjau ulang bidang-bidang utama yang harus
dipelajari . peer tutoring membantu membangun keterampilan belajar.
4) Mintalah bantuan untuk bidang yang tida dipahami. Sering siswa
berbakat memerlukan bantuan untuk mengupas suatu masalah atau
suatu proyek khusus yang ditugaskan
5) Usahkan untuk belajar atau bekerja pada suatu proyek setiap hari
sedikit, jangan menunda sampai saat terakhir . tugas-tugas di sekolah
menengah sering terlalu luas untuk apat diselesaikan dalam waktu
singkat.Bekerja setiap hari membangun displin diri yang perlu untuk
kebiasaan belajar yang berhasil.
6) Jika tersedia alternative,pilihlah proyrek di luar yang menarik, dan
usahkan kreatif dalam memilih media untuk menyiapkan proyek tersebut.
e. Memberi informasi mengenai pilihan program dan subjek
Aspek lain yang penting dalam konseling akademis ialah memilih
siswa dan keluargaanya untuk dapat menetukan pilihan yang tepat , jika
siswa berbakat akan mengikuti program pengayaan, hal itu harus
dibicarakan dari awal sehingga siswa dan orang tua dapt membuat rencana
yang sesuai.
3) Strategi Untuk Kebutuhan Konseling Karier
Tujuan dari pendidikan dan bimbingan karier ialah member kesempatan
kepada siswa untuk a) menjajaki alternative karier yang beragam , b)
mempertimbangkan lebih mendalam sejumlah alternative yang sesuai denagn
minat dan kemampuan pribadi , c) membuat keputusan tentang karier, dan d)
mengembangkan rencana hidup untuk mewujkan keputusan ini(Munandar,
2009).
Penampakan terhadap model karir yang tidak bias merupakan bidang
kebutuhan lain dari anak berbakat. Beberapa prototip yang bermakna untuk
menjadi bahan diskusi di dalam kelas ialah:

11
1. Piliha berganda
2. Minat sebagai karir atau kegemaran
3. Mensintesiskan minat dalam berbagai bidang
4. Pengalaman kehidupan nyata untuk penjajakan bidang kariri
5. Mencipta karir baru atau yang tidak rajim
6. Menjajaki teman hidup untuk pemelihan karir
Kebutuhan konseling karir lain bagi anak berbakat adalah dalam bidang
perencanaan hidup. Karena mereka memliki potensi untuk mencapai prestasi
dalam berbagai bidang, mereka perlu memahami bagaimana sebaiknya membuat
keputusan pada berbagai tahap perkembangan. Kebanyakan remaja mengalami
kesulitan untuk” melihat masa depan “ diluar pendidikan di sekolah , oleh
karena itu penting bagi mereka untuk mengkaji berbagai model kehidupan. Anak
perempuan berbakat perlu mempertimbangkan aternatif yang ada seputar
kehidupan karier dan keluarga dan dalam urat apa. Beberapa gagasan yang
dapat di implmentasikan di sekolah sehubungan dengan masalah ini ialah :
1. Siswa di minta menulis makalah tentang “ falsafah hidup” . kepercayaan dan
nilai apakah yang mereka anut mengalai kehidupan ? bagaimana hal ini dapat
di kaiatan dengan penentuan tujuan untuk masa dewasa?
2. Siswa di minta mengembangkan lima tujuan untuk empat tahun yang akan,
dan menyusun rencana tindakan untuk implimentasi.
3. Gunakan tehnik pemecahan masalah secara kreatif untuk menangani beberapa
dilemma dalam perencanaan kehidupa, seperti: bagaimana linda dapat
memutuskan apakah ia akan memutuskan apakah ia akan menikah sesudah
tamat pendidikan tinggi, atau mengembangkan karir dulu? Bagaimana iwan
dapat memutuskan antara studi kedokteran atau tehnik?
4. Siswa mempelajari kehidupan beberapa tokoh yang unggul dan dengan
sengaja membuat rencana hidup. Factor-faktor apakah yang mempengaruhi
mereka dalam berbagai tahap perkembangan?
5. Siswa mewawancarai beberapa tokoh yang mereka kagumi, dengan yang
menentukan. Kejadian apakah yang menurut mereka yang penting dan
mengapa?

12
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Bimbingan dan konseling anak berbakat kreatif merupakan suatu program
yang tidak insidental dan tiba-tiba saja dilaksanakan namun perlu perencanaan,
rancangan, pelaksanan program, ecaluasi, dan tindak lajut dalam pelaksanaanya.
Dalam mengambangkan bakat seorang anak dibutuhkan juga faktor lingkungan guna
mendukung perkembangannya karena siswa tidak hanya berinteraksi dengan personel
di sekolah saja, namun dengan dunia luar juga ia melakukan interkasi itu perlu
diketahui oleh dunia luar dan bagi dirinya pula. Berbagai fungsi dalam bimbingan dan
konseling sangatlah bermanfaat bagi anak berbakat, terlebih jika sudah masuk pada
tataran tindakan konseling anak berbakat.

B. Saran
Dengan demikian yang dapat kami sampaikan mengenai makalah ini.
Tentunya banyak kesalahan, maka dari itu penulis berharap kepada pembaca untuk
memberikan kritik dan saran untuk memotivasi kami agar lebih baik kedepannya.
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat kepada pembaca dan penulis.
Semoga Allah SWT memberikan pemahaman dan kemanfaatan kepada kita. Aamiin.

13
DAFTAR PUSTAKA

Annisah Jamilah, Siti. 2012. Profil Prokrastinasi Akademik Siswa dan Implikasinya Bagi
Program Bimbingan Akademik. (Skripsi) diterbitkan tersedia online di
www.repository.upi.edu
Hardiyanti, Nita Qisthi. 2012. Program Pribadi Sosial Berdasarkan Identitas Interpersonal
Peserta Didik. (Skripsi). Diterbitkan tersedia online di www.repository.upi.edu
Imaddudin, Aam. 2011. Program Bimbingan dan Konseling Untuk Mengembangkan
Komitmen Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas. (Skripsi) diterbitkan tersedia online di
www.repository.upi.edu
Munandar, Utami. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta : Rineka Cipta
Setriani, Diny. 2012. Perbandingan Penyesuaian Diri Antara Siswa Berbakat Akademik Di
Kelas Akselerasi Dengan Kelas Reguler Dan Implikasinya Terhadap Program Bimbingan
Dan Konseling: (Studi Komparatif terhadap Siswa Berbakat Akademik Kelas X dan XI
SMAN 1 Sumedang Tahun Ajaran 2011/2012). (Skripsi) diterbitkan tersedia online di
www.repository.upi.edu
Smith, Mardia Bin. 2012. Pengembangan Kreativitas. Universitas Negeri Gorontalo Fakultas
Ilmu Pendidikan Jurusan Bimbingan dan Konseling
Susilawati. 2012. Program Bimbingan dan Konseling Untuk mengembangkan Kecerdasan
Emosional Siswa SMP. (Skripsi). Diterbitkan tersedia online di www.repository.upi.edu
Suryana, Asep & Suryadi. 2012. Modul Bimbingan Konseling. Direktorat Jendral Pendidikan
Islam Kementrian Agama Islam RI

14

Anda mungkin juga menyukai