Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PERTEMANAN DAN CINTA

Disusun untuk memenuhi Tugas MataKuliah: PSIKOLOGI SOSIAL


DosenPengampu:Sapari, SHI., M.S.I.

Disusun oleh:
Mohammad Yanayir Fajrie

Bimbingan dan konseling pendidikan islam


Semester dua
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH
BUNTET PESANTREN CIREBON
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada yang maha kuasa karena telah memberikan kesempatan pada
sayauntuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah saya dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Pengertian Kelompok Sosial dan Pemikiran Kelompok
dalam Psikologi Sosialyang disusun guna memenuhi tugas dosen pada mata psikologi sosial
di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Buntet Pesantren Cirebon. Selain itu, penyusun juga
berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca.
Penyusun mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Sapari, SHI., M.S.I.
selaku dosen mata kuliah. Semoga tugas yang telah diberikan inidapat menambah wawasan
dan pengetahuan terkait bidang yang telah kami tekuni.
Penyusunmenyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan penyusun terima demi kesempurnaan makalah
ini.

Cirebon, 20 Juni 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................................... i
Daftar Isi.............................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pertemanan.............................................................................................................. 2
B. Cinta......................................................................................................................... 3
C. Teori Psikologi Cinta Menurut Para Ahli dan Secara Umum................................. 3
D. Model-model Cinta.................................................................................................. 5
E. Cemburu.................................................................................................................. 8

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan.............................................................................................................. 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Percintaan atau Cinta akan selalu menjadi topik yang hangat bagi setiap
kalangan muda maupun yang tua, dapat dilihat dari drama, lirik lagu, film, puisi,
komik, novel, bahkan gosip tentang cinta (Wisnuwardhani & Mashoedi, 2012).
Sehingga pada saat ini cinta menjadi tema populer pada riset ilmiah (Taylor, Shelley ,
Sears, dan Peplau 2009).
Antonucci mengatakan bahwasanya, kelompok yang tidak lepas dari masalah
percintaan adalah seseorang yang sedang dalam tahap perkembangan dewasa awal
(Saragih dan Irmawati, 2006). Dibandingkan dengan masa remaja kehiduapan
psikososial dewasa awal lebih komplek apalagi yang memilih ke pendidikan yang
lebih tinggi. Mencari dan menemukan pasangan hidup yang serius menuju jenjang
pernikahan adalah salah satu tugas perkembangan dewasa awal (Hurlock, 2004).
Proses pemilihan atau pencarian hubungan pranikah biasanya disebut pacaran
dan ini wajar bagi diwasa awal mengingat tugas perkembangan yang disebutkan tadi.
Seseorang dalam masa dewasa awal, baik pria maupun wanita, cenderung berganti-
ganti pasangan sebelum menentukan pasangan hidup yang benar-benar sesuai
(Hurlock, 2004).
Hubungan cinta yang sepertilah yang membawa kegagalan suatu hubungan
cinta tidak terjadi pada masa pernikahan saja, namun hubungan pacaran akan
mengalami kegagalan cinta yang lebih besar sebelum menentukan pasangan yang
cocok.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pertemanan
1. teman
Teman adalah orang yang mau mengerti keinginan kita (walaupun tidak
bisa memenuhi). Teman adalah orang yang mau mendengarkan kita.Teman adalah
orang yang jujur dengan kita. Teman adalah orang yang tidak pernah mengekang
kita, dengan alasan atas nama pertemanan itu sendiri. Teman adalah orang yang
membiarkan kita berkembang dan maju. Teman adalah orang yang tidak pernah
memaksa kita untuk berbuat apa yang mereka ingini. Teman adalah orang yang
tidak pernah dengan sengaja mnjatuhkan citra kita di depan umum dengan tujuan
demi menunjukan bahwa dirinya lebih hebat dan woow. teman adalah orang yang
menghormati privasi kita. teman adalah... teman adalah... teman adalah... masih
banyak lagi arti teman menurut berbagai pendapat, tapi yang paling penting
menurut saya :
Teman adalah orang yang membuat kita merasa bebas dan nyaman untuk
bercerita saat ada masalah ataupun tidak. dan kita tidak merasa tertekan dan
terkungkung saat sedang bersama dan membuat kita jadi terfikirkan untuk 'pindah
tongkrongan saja dengan teman yang lainnya'.
Aristoteles (dalam Grunebaum, 2003) menyatakan pertemanan adalah
hubungan khusus yang dapat saling membantu satu sama lain, tidak pernah
memikirkan kewajiban, dan saling menguntungkan.
Kant (dalam Grunebaum, 2003) berpendapat pertemanan adalah
keintiman, persekutuan, berbagi perasaan, membagi informasi, dan saling percaya.
Hays (dalam Damir, 2007) menyatakan pertemanan adalah saling
ketergantungan sukarela antara dua orang dari waktu ke waktu, bervariasi,
keakraban, kasih sayang dan saling membantu.
Widianti (dalam Roza, 2012) pertemanan merupakan hubungan emosional
antara dua manusia atau lebih yang sejenis maupun tidak sejenis. Hubungan ini
didasari saling pengertian, menghargai, dan mempercayai satu sama lain. Mereka
juga saling bertukar informasi tentang berbagai pengalaman untuk satu tujuan
tertentu yang telah disepakati bersama.

2
Menurut Santrock (2014) terdapat 6 fungsi pertemanan yaitu kebersamaan,
stimulasi, dukungan fisik, dukungan ego, perbandingan sosial, dan keakraban.
Dari beberapa pendapat tokoh di atas dapat disimpulkan bahwa
pertemanan merupakan hubungan antara dua orang yang saling membantu,
berbagi perasaan, informasi, waktu, saling mempercayai, menghargai, serta saling
mendukung baik itu fisik, ego maupun sosial agar tercapai keakraban.
B. Cinta
Cinta adalah suatu emosi dari kasih sayang yang kuat dan ketertarikan pribadi.
Cinta juga dapat diartikan sebagai suatu perasaan dalam diri seseorang akibat faktor
pembentuknya. Dalam konteks filosofi cinta merupakan sifat baik yang mewarisi
semua kebaikan, perasaan belas kasih dan kasih sayang. Pendapat lainnya, cinta
adalah sebuah aksi/kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa
pengorbanan diri, empati, perhatian, kasih sayang, membantu, menuruti perkataan,
mengikuti, patuh, dan mau melakukan apa pun yang diinginkan objek tersebut.
C. Teori Psikologi Cinta Menurut Para Ahli dan Secara Umum
Para psikolog atau ahli psikologi di Dunia mengelompokkan apa yang
sebenarnya orang-orang ingin tahu soal kemisteriusan perasaan yang pastinya
dirasakan oleh semua orang.
Simak berikut ini beberapa teori psikologi cinta menurut para ahli psikologi
berikut ini:
1. Teori Menyukai dan Dicintai
Teori psikologi cinta tentang menyukai dan dicintai melibatkan antara
perasaan suka dan cinta yang di kemukakan oleh seorang ilmuwan psikologi dunia
bernama Zick Rubin.
Teori ini menjelaskan bahwa perasaan cinta yang dimiliki manusia
memiliki 3 turunan, yaitu:
 Perhatian (Love Attention)
 Kasih sayang (Love Affection)
 Keintiman (Love Intimacy)
Turunan yang pertama adalah perhatian, seseorang mengalami keadaan
dimana memiliki perasaan terhadap orang lain lalu ia akan menghabiskan waktu
dan pikirannya untuk orang tersebut.
Turunan yang kedua adalah kasih sayang, seseorang menunjukkan bahwa
perasaan cintanya sesungguhnya adalah perasaan yang sangat dalam dan kuat.

3
Dampaknya adalah kamu selalu ingin bersama orang yang disukai.
Sementara turunan yang ketiga adalah keintiman (intimacy).Dimana seseorang
ingin untuk menerima kontak fisik yang didasari oleh perasaan tulus terhadap
orang yang dicinta.
2. Teori Cinta Segitiga
Teori psikologi cinta ini ditemukan oleh Robert Stemberg.
Mengembangkan teori cinta segitiga dalam pemahaman tiga aspek yang
membentuk cinta itu sendiri.
Teori psikologi tentang cinta ini adalah sebuah pemahaman yang
menjelaskan mengenai 3 perasaan yang menghasilkan cinta.
Yaitu keintiman, komitmen dan gairah. Ketika kombinasi ini selalu
menghasilkan sebuah cinta.
Teori psikologi segitiga cinta terdapat faktor-faktor kondisional yang
cukup logis dan mudah dipahami pada hubungan percintaan di kehidupan sehari-
hari.
Diantaranya adalah Intimacy yang meliputi kepercayaan, keakraban,
kedekatan emosional dan kemesraan. Lalu ada juga passion yang meliputi
semangat gairah dan ketertarikan secara fisik dan seksual.
Kemudian yang terakhir adalah commitment meliputi upaya
mempertahankan hubungan dan kemampuan mengikat diri melalui sebuah alasan.
Namun, dalam praktiknya bisa saja cinta yang dimaksud hanya satu
perasaan saja. Menurut Robert, Cinta 2 perasaan akan jauh lebih kuat.
3. Teori Kasih Sayang dan Gairah
Teori psikologi cinta yang ketiga adalah dari seorang ilmuwan bernama
Elaine Hatfield. ilmuwan ini meyakini bahwa cinta dibagi menjadi dua hal yaitu
kasih sayang dan gairah. Sebuah kasih sayang menjelaskan bahwa kisah cinta
yang didasari dengan perasaan dan tingkah laku saling menghormati, keterikatan,
kepercayaan, menghargai dan cinta antara satu dan lainnya. Sementara gairah
merupakan hal yang mengarah pada sesuatu yang didasari pada keadaan emosi
yang kuat tentang ketertarikan seksual. Saat emosi membara maka orang yang
masuk dalam kategori ini baru bisa merasa terpuaskan hatinya.
Menurut Elaine Hatfield, perasaan cinta yang hanya didasari oleh gairah
umumnya berakhir dengan kebencian.

4
Perasaan cinta yang berdasarkan oleh gairah tidak akan bertahan lama,
mungkin saja hanya bertahan beberapa tahun sampai akhirnya salah satu dari
pasangan ini merasa bosan..
D. Model model cinta
1. Cinta agape
Jenis cinta dalam psikologi yang pertama adalah Agape. Agape artinya
adalah cinta yang tidak mementingkan diri sendiri.
Bahasa tersebut berasal dari Yunani dan bisa dikatakan sebagai jenis cinta
tanpa syarat. Cinta yang dirasakan pada jenis cinta agape ini memiliki kaitan
dengan mental seseorang yang merasakannya.
Umumnya individu yang memiliki cinta jenis ini lebih mementingkan sisi
spiritualnya dan cenderung sangat agamis. Meskipun begitu, cinta agape adalah
yang paling universal dari semua jenis cinta yang ada.
Hal ini karena cinta ini memiliki karakter berupa tidak egois, selalu
memberi, empati tinggi dan tidak memandang siapa lawan di depannya. Mereka
memiliki toleransi tinggi meski berbeda background dan kepercayaan.
Nampaknya masa sekarang ini masyarakat lebih membutuhkan bentuk
cinta agape ya agar bisa saling bertoleransi tanpa pandang bulu.
2. Cinta eros
Sesuai dengan namanya, Eros adalah nama dari dewa Yunani yang
memiliki kekuasaan pada wilayah kesuburan dan gairah. Eros sendiri berarti cinta
yang menggebu-gebu secara seksual dan cenderung dapat membuat seseorang
menjadi lupa diri.
Di mabuk kepayang adalah kata yang tepat untuk individu yang berada
pada jenis cinta ini. Cinta eros ini biasanya di alami oleh remaja karena masih
dalam masa labil.
Meskipun begitu, semua manusia pasti memiliki cinta eros dan seiring
bertambahnya usia individu akan semakin mampu untuk mengendalikan cinta
jenis ini. Pasalnya jika tidak ada cinta eros maka manusia tidak akan memiliki
naluri untuk berkembang biak.
Itulah mengapa setiap manusia pasti memiliki cinta eros. Tujuan dari jenis
cinta dalam psikologi yang satu ini adalah memberikan perasaan dicintai dan
kepuasan kepada orang tersebut.

5
Cirinya tentu cukup mudah untuk dilihat yakni adanya ketertarikan secara
fisik pada lawan jenis. Tetapi harus tetap berhati-hati ya dalam memilih
3. Cinta ludus
Cinta ludus sifatnya seperti anak kecil yakni hanya ingin bermain seperti
menggoda, usil dan sering flirting. Maka tak heran jika cinta ludus ini akrab pada
masa PDKT. Karena jenis cinta ini cenderung playful, innocent dan bebas.
Ciri individu yang berada pada jenis cinta dalam psikologi yang satu ini
adalah sering memberikan rayuan maut kepada orang yang disukai. Karena hal
tersebut menyenangkan baginya.
Ya mungkin anda yang terkena rayuan dari lawan jenis tipe ini lebih sering
diberikan harapan palsu alias php. Karena mereka belum menginginkan komitmen
di dalamnya.
4. Cinta pragma
Cinta pragma merupaka cinta yang realistis, dewasa dan memiliki jangka
panjang pada hubungannya. Mereka memberikan prioritas pada kesabaran,
toleransi dan tanggung jawab sebagai upaya untuk mempertahankan rasa cinta.
Tipe ini cenderung bijaksana dan merupakan tipe cinta yang paling sejati dan
tulus.
Karena tipe ini memiliki proses yang cukup panjang sebelum akhirnya
melabuhkan diri.
Meski terlihat seperti bukan cinta romantis, namun cinta ini justru
merupakan tipe cinta yang dibawa hingga ke jenjang pernikahan
5. Cinta philia
Tipe cinta ini bersifat relational dan dipandang sebagai pribadi yang
memiliki kualitas baik dan ciri khas yang unik. Misalnya cantik, ramah, sabar,
pintar dan lemah lembut.
Jenis cinta ini dapat terjadi antar sesama gender maupun berbeda gender.
Cinta philia membutuhkan kesetiaan, pengorbanan, keterbukaan emosional,
adanya timbal balik, rasa saling percaya yang terlahir dan terawat.
Sehingga mereka memiliki rasa saling percaya terhadap persahabatan yang
demikian kuat.

6
6. Cinta storge
Jenis cinta dalam psikologi yang satu ini bisa anda rasakan sejak dalam
kandungan. Ya, jenis cinta ini adalah bentuk cinta dari orang tua kepada anda
sejak lahir ke dunia dan terbilang sangat tulus.
Di mana tipe cinta ini jika anda berhasil menerapkannya dalam pernikahan
maka kemungkinan pernikahan anda akan langgeng.
Storge sendiri adalah rasa cinta dalam keluarga dan biasanya individu yang
baru pertama kali berpacaran mengharapkan cinta storge dari pasangannya.
Namun jenis cinta ini lebih cocok untuk ibu yang menyayangi anaknya.
7. Cinta philautia
Cinta dalam psikologi yang satu ini berbeda dengan jenis yang lain. Cinta
philautia merupakan self-love karena memiliki kelebihan yakni dapat mengetahui
nilai diri sehingga tidak mudah terpengaruh orang lain yang dapat membuat kita
down. Namun jika tidak hati-hati jenis cinta ini dapat berujung negatif.
Karena jenis cinta ini berkaitan dengan narsism dan kepentingan diri
sendiri. Positifnya jenis cinta ini dapat mengajarkan seeorang untuk merasa
nyaman, percaya, meyakini dan mengasihi diri sendiri terlebih dahulu sebelum
memberikan hal yang sama pada orang lain.
Negatifnya jika tidak dikendalikan dengan baik maka individu akan
menjadi orang yang tidak peduli dan mengagungkan diri sendiri.
Sehingga dikhawatirkan akan muncul narsism pada dirinya. Cinta philautia
yang tepat akan membuat seseorang menjadi lebih percaya diri, memiliki self-
image yang sehat sehingga sehat pula secara fisik dan mental.
8. Cinta mania
Jenis cinta yang terakhir adalah cinta mania. Dari kata mania saja mungkin
anda sudah dapat membayangkan bukan. Jenis cinta dalam psikologi ini memiliki
ciri posesif di dalamnya.
Apalagi jika menyangkut orang yang dicintai, maka trait posesif ini akan
otomatis ada didalamnya. Cinta mania memiliki karakteristik bahwa cintanya
yang tidak terbalas maka ia akan merasa sengsara.
Sebenarnya dalam diri manusia sendiri terdapat 8 jenis cinta dalam
psikolog tersebut.

7
Hanya saja pengaruh dari karakter diri, lingkungan tempat bertumbuh dan
pola asuh yang akan menjadikan seseorang memiliki kecenderungan pada satu
jenis cinta in
E. Cemburu
1. Pengertian Cemburu
Kata cemburu berasal dari Yunani yaitu zelos yang berarti persaingan dan
menunjukkan intensitas perasaan. Cemburu merupakan reaksi terhadap ancaman
yang dianggap terjadi dalam suatu hubungan (Pines, 1998). Salovey (1991)
berpendapat cemburu adalah emosi yang dialami ketika seseorang merasa
hubungan dengan pasangan terancam dan mengakibatkan hilangnya kepemilikan,
biasanya ini akan timbul apabila ada pihak ketiga dalam hubungan tersebut.
Mameros (Duma, 2009) menyatakan cemburu merupakan reaksi yang
terjadi pada hubungan romantis yang sedang terancam oleh pihak ketiga, ancaman
ini bersifat subyektif dan nyata. Hal ini biasanya diikuti dengan rasa takut
kehilangan pasangannya
Menurut Surbakti (2009), cemburu timbul karena ingin memiliki sendiri
pasangannya dan perasaan terancam karena kehadiran orang lain dalam
hubungannya. Saat mengalami rasa cemburu biasanya sistem rasionalnya tidak
bekerja sebagaimana mestinya.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
cemburu adalah perasaan terancam oleh kehadiran pihak ketiga dan takut
kehilangan dalam suatu hubungan romantis.
2. Ciri-ciri cemburu
Hauck (1994) menjelaskan bahwa ciri-ciri cemburu terhadap pasangan yaitu :
a. Rasa rendah diri adalah menganggap diri terlalu kecil. Salah satu ukuran tidak
menguntungkan yang dipakai orang pencemburu untuk menilai kepantasan itu
adalah apakah seorang pencemburu dicintai atau tidak.
b. Mentalitas Tuan-Hamba adalah sama seperti rasa rendah diri yang menjadi
dasar rasa cemburu, maka pribadi pencemburu pastilah mentalitas
TuanHamba. Jarang orang pencemburu posesif mengalami letupan emosi
secara diamdiam, kebanyakan orang pencemburu menyatakan keluhannya
dengan suara yang keras dan jelas.
c. Perilaku merusak diri merupakan ciri khas seorang pencemburu dan posesif.
Sebenarnya pencemburu mampu dan menonjol dalam banyak bidang

8
kehidupan. Tetapi apabila menyangkut orang-orang yang dicintai, seorang
pencemburu dapat melakukan tindakan seperti orang terbelakang (retarded).
d. Kesulitan Menerima tanggung jawab, hampir dapat dipastikan seorang
pencemburu akan menuduh pasangan menyebabkannya malang dengan
menyiksa, seorang pencemburu jarang memandang kenyataan pada persoalan
yang sebenarnya.
e. Mementingkan diri sendiri dan tidak matang adalah selalu mementingkan diri
sendiri apabila ada sesuatu yang tidak beres dalam kehidupan cintanya, tidak
peduli akan perasaan siapapun kecuali perasaan sendiri, merasa bahwa orang
lain tidak berhak mengubah pikirannya.
f. Rasa takut adalah merasa terancam oleh kejadian yang sama sekali tidak
mengancam. Seorang pencemburu persaingan dan kemungkinan orang yang
dicintai terus menerus menjadi obsesi.
Menurut Dryden dan Gordon (1994), sikap-sikap orang yang cemburu yaitu :
a. Merendahkan diri sendiri : Sikap yang paling menonjol dari orang yang
pencemburu adalah rasa kurang menerima diri sendiri. Umumnya memiliki
sedikit atau sama sekali tidak ada penghargaan atau kebanggaan terhadap diri
sendiri.
b. Rasa sensitif yang berlebihan, karena orang-orang pencemburu selalu merasa
dikritik orang lain, meski tidak ada orang lain yang bermaksud begitu. Apabila
dikomentari sesuatu akan menimbulkan salah paham dan komentar itu
dianggap sebagai kritik terhadap tingkah lakunya, meskipun orang lain sudah
memilih kata-kata yang baik tetapi tetap saja salah mengartikan kata-kata
tersebut.
c. Pemerasan emosional adalah seorang pencemburu menganggap tidak cocok
dan tidak mempunyai harga diri, menjadi kurang keyakinan untuk
mengungkapkan dan berbicara apa yang diinginkan sehingga seorang
pencemburu berusaha agar dapat diterima orang lain dengan cara
melemparkan perasaan bersalah kepada orang lain yang menjadi sasaran dari
permintaannya sendiri.
d. Bersikap terlalu curiga merupakan bagian dari gangguan mental para
pencemburu, tidak hanya terlampau sensitif terhadap setiap kritik dan selalu
menyimpulkan kritikan untuk diri sendiri padahal sebenarnya bukan ditujukan

9
kepada dirinya. Hal lainnya seperti merasa curiga tanpa kejelasan terhadap
sikap dan motif orang lain.
Herron dan Peter (2005) menjelaskan ciri-ciri cemburu yaitu :
a. Merasa kasihan dengan diri sendiri : orang yang cemburu akan merasa kasihan
dengan diri sendiri dan merasa tidak layak diperlakukan dengan baik,
kemudian berpikir bahwa orang lain akan melihat kesedihan yang dirasakan
dan merasa iba (mengharapkan belas kasihan atau simpati orang lain).
b. Mudah menyalahkan orang lain : jika terjadi kegagalan dalam hubungan maka
seorang pencemburu memiliki pemikiran kalau orang lain pantas menderita
seperti orang yang pencemburu rasakan.
c. Melampiaskan kemarahan : pencemburu melampiaskan kemarahan tanpa
memikirkan apa yang sedang dilakukan, padahal orang yang melakukan ini
sebenarnya menyakiti orang yang dicintai. Berdasarkan uraian tersebut, maka
dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri cemburu adalah rasa rendah diri, mentalitas
tuan-hamba, perilaku merusak diri, kesulitan menerima tanggung jawab,
mementingkan diri sendiri, menyalahkan orang lain, takut, rasa sensitif yang
berlebihan, bersikap terlalu curiga, dan melampiaskan kemarahan.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada dasar nya memang psikologi sosial tidak lepas dari dinamika yang di
alami remaja, di antara nya adalah pertemanan dan cinta. Karena masa remaja adalah
masa produktif akhirnya masa remaja masuk kategori masa di mana seseorang banyak
melakukan kegiatan-kegiatan sosial. Di antara nya adalah bermain bersama teman,
dan setiap remaja harus memahami bagaimana makna berteman atau pertemanan yang
sesungguh nya. Di dalam pertemanan terhadap lawan jenis, terdapat dinamika yang
sering di sebut-sebut dengan cinta.
Pertemanan merupakan hubungan antara dua orang yang saling membantu,
berbagi perasaan, informasi, waktu, saling mempercayai, menghargai, serta saling
mendukung baik itu fisik, ego maupun sosial agar tercapai keakraban.
Cinta adalah suatu emosi dari kasih sayang yang kuat dan ketertarikan pribadi.
Cinta juga dapat diartikan sebagai suatu perasaan dalam diri seseorang akibat faktor
pembentuknya. Dalam konteks filosofi cinta merupakan sifat baik yang mewarisi
semua kebaikan, perasaan belas kasih dan kasih saying.

11

Anda mungkin juga menyukai