Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN HASIL OBSERVASI ORGANISASI ISLAM MUHAMMADIYAH, NU DAN PERTI

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah al-islam

Dosen : Adrian Ali, MM

Nama kelompok :

Anisa Aprilia (180601003)

Asparaini (1806

Bemi Septia Ilham (180601008)

Pestri Yona (

Popy Santika (180601019)

PENDIDIKAN INFORMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU

2019/2020

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah swt Yang Maha Kuasa. Shalawat dan salam
semoga senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Muhamad saw, beserta keluarga, sahabat, serta
pengikutnya yang setia.
Alhamdulillah wa syukrulillah, berkat rahmat dan taufik-Nya penyusun dapat menyelesaikan
LAPORAN HASIL OBSERVASI ORGANISASI ISLAM MUHAMMADIYAH.

Makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah al- islam
di jurusan pendidikan informatika pada Universitas muhammadiyah riau.

Mengingat kemampuan penyusun yang masih terbatas, maka penyusun menyadari


sepenuhnya bahwa dalam makalah ini masih terdapat kekurangan-kekurangan. Oleh karena
itu penyusun mengharapkan saran-saran dan kritikan-kritikan yang sifatnya membangun
guna perbaikan dimasa yang akan datang dalam penyusunan makalah selanjutnya.

Pekanbaru, Desember 2019

PENYUSUN

2
DAFTAR ISI

JUDUL .......................................................................................................... 1

KATA PENGANTAR .................................................................................. 2

DAFTAR ISI ............................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................4
1.1 Latar Belakang .............................................................................4
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................4
1.3 Tujuan .........................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................5

2.1 latar belakang terbentuknya organisasi NU, Muhamadiyah, NU ........... 5


2.2 Mahzab yang menjadi pedoman organisasi Muhammadiyah, NU, PERTI ..... 7
2.3 Pengaruh islam bagi lahirnya organisasi social keagamaan .......................... 8

BAB III HASIL OBSERVASI .................................................................... 9

BAB IV PENUTUP .................................................................................... 12


Kesimpulan .................................................................................................. 12
Susunan Anggota Pengurusan Muhammadiyah Tangkerang Barat 1.......... 13
Dokumentasi ................................................................................................ 14

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada zaman modern ini terjadi banyak perubahan, tidak hanya dalam hal ekonomi dan sosial.
Namun, dalam hal keagamaan pun terjadi perubahan yang mendukung dalam penyebaran keilmuannya.
Dalam hal tersebut, keorganisasian menjadi langkah efektif yang dapat dilakukan. Salah satu organisasi
yang mendukung penyebaran ilmu agama yaitu Muhammadiyah.

Muhammadiyah sebagai organisasi besar di negeri ini tentu banyak faktor yang mempengaruhi
tentang keberadaanya. Selanjutnya Muhammadiyah sebagai organisasi pembaharu pasti ada maksud dan
tujuan yang melandasinya. Dalam makalah ini akan dijelaskan tentang maksud,tujuan, sejarah perumusan
serta pengertian yang terkandung didalamnya. Rumusan maksud dan tujuan Muhammadiyah sejak berdiri
sampai sekarang ini mengalami beberapa kali perubahan redaksional, perubahan susunan bahasa dan
istilah. Sekalipun begitu tidak dengan sendirinya berubah isi dan jiwanya, karena hakekatnya antara yang
lama dan baru adalah sama-sama untuk perubahan yang lebih baik.

NU adalah organisasi keagamaan sekaligus organisasi kemasyarakatan terbesar dalam lintasan


sejarah bangsa Indonesia, mempunyai makna penting dan ikut menentukan perjalanan sejarah bangsa
Indonesia, NU lahir dan berkembang dengan corak dan kulturnya sendiri. Seagai organisasi berwatak
keagamaan #Ahlussunnah_Wal_Jama_ah, maka NU menampilkan sikap akomodatif terhadap berbagai
madzhab keagamaan yang ada di sekitarnya. NU tidak pernah berfikir menyatukan apalagi
menghilangkan mazdhab-mazdhab keagamaan yang ada.

Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti) adalah nama sebuah organisasi massa Islam nasional yang
berbasis di Sumatra Barat. Organisasi ini didirikan pada 20 Mei 1930 di Sumatra Barat, dan berakar dari
para ulama Ahlussunnah wal jamaah. Kemudian organisasi ini meluas ke daerah-daerah lain di Sumatra,
dan juga mencapai Kalimantan dan Sulawesi.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana latar belakang terbentuknya organisasi Muhammadiyah, NU, PERTI?

2. Apakah mahzab yang menjadi pedoman organisasi Muhammadiyah, NU, PERTI?

3. Bagaimana pengaruh islam bagi lahirnya organisasi social keagamaan seperti


muhammadiyah,NU,PERTI

C. Tujuan

4
1. Untuk Mengetahui latar belakang terentuknya organisasi Muhammadiyah, NU, PERTI

2. Untuk mengetahui mazhab yang menjadi pedoman organisasi Muhammadiyah, NU, PERTI

3. Untuk mengetahui apa saja pengaruh islam bagi lahirnya organisasi social keagamaan seperti
muhammadiyah,NU,PERTI

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Latar belakang terbentuknya organisasi NU,Muhammadiyah, PERTI

Organisasi Islam di Indonesia merupakan sebuah fenomena yang menarik untuk dipelajari,
mengingat bahwa organisasi Islam merupakan representasi dari umat Islam yang menjadi mayoritas di
Indonesia. Hal ini menjadikan organisasi Islam menjadi sebuah kekuatan sosial maupun politik yang
diperhitungkan dalam pentas politik di Indonesia. Dari aspek kesejarahan, dapat ditangkap bahwa
kehadiran organisasi-organisasi Islam baik itu yang bergerak dalam bidang politik maupun organisasi
sosial membawa sebuah pembaruan bagi bangsa, seperti kelahiran Serikat Islam sebagai cikal bakal
terbentuknya organisasi politik, Muhammadiyah, NU (Nahdlatul Ulama), Serikat Dagang, dan lain-
lainnya pada masa prakemerdekaan membangkitkan sebuah semangat pembaruan yang begitu mendasar
di tengah masyarakat.

Organisasi keagamaan Islam merupakan kelompok organisasi yang terbesar jumlahnya, baik yang
memiliki skala nasional maupun yang bersifat lokal saja. Tidak kurang dari 40 buah organisasi
keagamaan Islam yang berskala nasional memiliki cabang-cabang organisasinya di ibukota propinsi
maupun ibukota kabupaten/kotamadya, seperti : Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Persatuan
Tarbiyah Islamiyah (PERTI)

A. Nahdatul Ulama (NU)

Nahdatul ulama (NU) lahir pada tanggal 31 januari 1926 di Surabaya, organisasi ini di prakarsai oleh
sejumlah ulama terkemuka, yang artinya kebangkitan para ulam, NU didirikan untuk menampung
gagasan keagamaan para ulama tradisional, atau sebagai reaksi atas prestasi ideologi gerakan modernisme
islam yang mengusung gagasan purifikasi puritanisme, pembentukan NU merupakan upaya
peorganisasian dan peran para ulama, pesantren yang sudah ada sebelumnya, agar wilayah kerja
keulamaan lebih ditingkatkan, dikembangkan dan di luaskan jangkauannya dengan kata lain didirikannya
NU adalah untuk menjadi wadah bagi usaha mempersatukan dan menyatukan langkah-langkah para
ulama dan kiai pesantren.

Dalam pandangan NU tidak semua tradisi buruk, usang, tidak mempunyai relevansi kekirian, bahkan
tidak jarang, tradisi biasa memberikan inspirasi bagi munculnya modernisasi islam penegasan atas
pemihakkan terhadap “warisan masa lalu “ islam di wujudkan dalam sikap bermazhab yang menjadi
typical NU, dalam memahami maksud Al-Qur’an dan hadist tanpa mempelajari karya dan pemikiran-

5
pemikiran ulama-ulama besar seperti, Hanafi, Syafi’I, Maliki, dan Hambali hanya akan sampai pada
pemahaman ajaran Islam yang keliru.

Demikian juga dalam pandangan kiai Hasyim yang begitu jelas dan tegas mengenai keharusan umat
Islam untuk memelihara dan menjaga tredisi islam ditorehkan para ulama klasik. Dalam rangka
memelihara system mazhab kiai Hasyim merumuskan gagasan ahlusunnah waljama’ah yang bertumpa
pada pemikiran, AbuHasan al-asyari, Mansur Al-Maturdi imam Hana fi, Maliki, syafi’I, dan Hambali,
serta ima Al-ghozali, junaid Albaghdadi dan imam mawrdi.

B. Muhammadiyah

Ketika Muhammadiyah didirikan oleh KH, Ahmad Dahlan pada tahun 1912, umat Islam sedang
dalam kondisi yang sangat terpuruk, Bersama seluruh bangsa Indonesia, mereka terbelakang dengan
tingkat pendidikan yang sangat rendah kemakmuran dan ekonomi yang parah serta kemampuan politis
yang tidak berdaya. Lebih memperhatinkan lagi identitas keislaman merupakan salah satu poin negatif
kehidupan umat, Islam waktu itu identik dengan profil kaum santri yang selalu mengurusi kehidupan
akhirat sementara tidak tahu dan tidak mau tahu dengan perkembangan zaman, Sementara lembaga
organisasi keagamaan juga masih berkelut dengan urusan yang tidak banyak bersentuh dengan dinamika
realitas sosial apalagi berusaha untuk memajukan.

Ada dua arah perkembangan Muhammadiyah dalam kerangka kemodernanya, yaitu yang pertama
pertumbuhan dan kemajuan ide tentang pertumbuhan (growth) dan kemajuan (progress) merupakan dua
kata kunci utama kebudayaan modern yang menggambarkan akumulasi jumlah quantity dan peningkatan
keragaman diversity.Keduanya merupakan rumusan atau turunan dari ciri utama modernisme dan
materialisme Muhammadiyah mencoba menyuntikkan nilai-nilai materialisme kedalam masyarakat yang
telah keropos karena mengaggap kehidupan materi duniawi tidak memiliki nilai-nilai secara religius.

Arah perkembangan kedua adalah sistematisasi, yang merupakan rumusan turunaan dari prinsip
modernisme, sistematisasi ini tidak mengarah organisasional dengan dibentuknya berbagai majelis dan
organisasi otonom melainkan juga dalam kehidupan beragama, mulai di bentuk lembaga untuk
mensisitematisir pemahaman, pemikiran dan pelaksanaan peribadatan yaitu majelis tarjih dan hasilnya
disistematisir dalam sebuah manual himpunan putusan tarjih, kedua trobosan tersebut, pertumbuhan,
perkembangan, kemajuan dan upaya membangun masyarakat umat islam dari masyarakat bodoh, miskin
terbelakang dan terjajah hinga menjadi masyarakat yang mandiri, makmur dan berpendidikan. (Abdul
Munir Mulkhan. 1990, hal; 1-2) Dua arah perkembangan tersebut di jadikan oleh organisasi
Muhammadiyah dalam kerangka modernisasi dan sistematisasi itu merupakan rumusan untuk memajukan
agama islam yang murni menurut Al-Qur’an dan sunnah rasul.

C. PERTI

Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti) adalah nama sebuah organisasi massa Islam nasional yang
berbasis di Sumatera Barat. Organisasi ini berakar dari para ulama Ahlussunnah wal jamaah di Sumatera
Barat. Organisasi ini didirikan pada 20 Mei 1930 di Sumatera Barat. Kemudian organisasi ini meluas ke
daerah-daerah lain di Sumatera, dan juga mencapai Kalimantan dan Sulawesi.

6
Perti ikut berjuang di kancah politik dengan bergabung ke dalam GAPI dalam aksi Indonesia
Berparlemen, serta turut memberikan konsepsi kenegaraan kepada Komisi Visman. Setelah kemerdekaan
Perti menjadi partai politik. Dalam Pemilihan Umum 1955 Perti mendapatkan empat kursi DPR-RI dan
tujuh kursi Konstituante. Setelah Konstituante dan DPR hasil Pemilu dibubarkan oleh Presiden Soekarno,
Perti mendapatkan dua kursi di DPR-GR. Pada masa Orde Baru Perti bergabung dengan Partai Persatuan
Pembangunan.

2.2 Mahzab yang menjadi pedoman organisasi Muhammadiyah, NU, PERTI

Sebagai organisasi dakwah yang menyerukan untuk kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah,
maka Muhammadiyah sesungguhnya tidak mengacu dan condong kepada salah satu mazhab yang selama
ini dianut oleh umat Islam. Pada saat yang bersamaan, Muhammadiyah mampu menempatkan diriya
dengan tidak memposisikan sebagai anti-mazhab. Dalam konteks ini, Muhammadiyah berada di tengah
kedua kelompok tersebut.

Demikian ditegaskan Ketua PP Muhammadiyah Drs. H. Muhammad Muqoddas, Lc, MA dalam


tabligh akbar, Minggu (26/4) di Masjid Al-Hikmah Podosugih Pekalongan. Tabligh Akbar itu sendiri
dimaksudkan sebagai sarana untuk mempersiapkan diri menjelang Muktamar ke-47 Muhammadiyah yang
dijadwalkan berlangsung di Kota Makassar tanggal 18 – 22 Syawal 1436 H bertepatan pada tanggal 3 – 7
Agustus 2015. Hadir pada kesempatan tersebut Ketua PDM Hasan Bisysri beserta ribuan jamaah yang
memadati Masjid Al-Hikmah yang berlantai dua. Bahkan jamaah sampai meluber ke area halaman
masjid.

Lebih lanjut Muqaddas menandaskan jika alasan utama Muhammadiyah menjaga jarak yang
sama dengan para imam mazhab, dikarenakan tidak adanya satu dalil pun dari Al-Qur’an dan hadits yang
memerintahkan umat Islam agar menganut salah satu mazhab. “Bahkan para imam tersebut justru
menolak untuk diikuti, manakala pendapat yang disampaikannya ternyata bertentangan dengan Kitabullah
dan Sunnah,” ujar pria yang lahir di Yogyakarta, 26 November 1948.

Kita ketahui, bahwa terdapat empat imam mazhab yang menjadi rujukan umat Islam di dunia,
yakni Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafii dan Imam Ahmad bin Hanbal. Di Indonesia, rata-
rata merujuk pada pendapatnya Imam Syafii sebagai rujukan utama. Sedangkan Muhammadiyah,
senantiasa berupaya untuk mencari dalil yang paling kuat di antara empat ulama mazhab dan
menyampaikan dalil tersebut kepada umat. Dalam hal ini, Muhammadiyah tidak mentah-mentah
menerima pendapat imam mazhab di dalam berbagai perkara keagamaan dan keduniaan.

Adapun organisasi Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti) dan Perhimpunan Umat Islam Indonesia (PUU)
yang sama-sama menganut Mazhab Syafi'i, dalam menentukan ketetapan hukum, pada dasarnya sama
dengan apa yang dilakukan oleh NU. Perbedaannya terletak pada pendapat-pendapat ulama klasik Islam
mana yang dapat diambil sebagai sumber pengambilan hukum Islam itu.

Jika Perti hanya mengambil pendapat ulama-ulama besar Mazhab Syafi'i, maka NU, karena
menganut empat mazhab Ahlusunah waljamaah, tidak membatasi diri pada pendapat ulama mazhab itu,

7
tetapi juga berusaha membandingkannya dengan pendapat ulama-ulama mazhab yang lain, yakni Hanafi,
Maliki, dan Hanbali.

2.3 Pengaruh islam bagi lahirnya organisasi social keagamaan seperti


muhammadiyah,NU,PERTI

Seperti kita tahu bahwa islam merupakan agama rahmatan lilalamin yang mempunyai banyak peran dan
pengaruh dalam kehidupan sekitar. Salah satu peran dan pengaruh ajaran islam yaitu melahirkan banyak
organisasi sosial keagamaan seperti Muhammadiyah, NU, Persis yang paling banyak terdengar di media
massa dan menjadi pengaruh bagi masyarakat Indonesia.

a. Muhammadiyah

Muhammadiyah didirikan di Kampung Kauman Yogyakarta, pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H/18
Nopember 1912 oleh seorang yang bernama Muhammad Darwis, kemudian dikenal dengan KHA
Dahlan.1 Beliau adalah pegawai kesultanan Kraton Yogyakarta sebagai seorang Khatib dan sebagai
pedagang. Melihat keadaan ummat Islam pada waktu itu dalam keadaan jumud, beku dan penuh dengan
amalan-amalan yang bersifat mistik, beliau tergerak hatinya untuk mengajak mereka kembali kepada
ajaran Islam yang sebenarnya berdasarkan Qur`an dan Hadist. Oleh karena itu beliau memberikan
pengertian keagamaan dirumahnya ditengah kesibukannya sebagai Khatib dan para pedagang. KH A
Dahlan memimpin Muhammadiyah dari tahun 1912 hingga tahun 1922 dimana saat itu masih
menggunakan sistem permusyawaratan rapat tahunan. Pada rapat tahun ke 11, Pemimpin Muhammadiyah
dipegang oleh KH Ibrahim yang kemudian memegang Muhammadiyah hingga tahun 1934.Rapat
Tahunan itu sendiri kemudian berubah menjadi Konggres Tahunan pada tahun 1926 yang di kemudian
hari berubah menjadi Muktamar tiga tahunan dan seperti saat ini Menjadi Muktamar 5 tahunan.

Muhammadiah berdiri bersamaan dengan kebangkitan masyarakat Islam Indonesia pada dekade
pertama yang sampai hari ini bertahan dan membesar yang sulit dicari persepadanannya. Jika dilihat dari
amal usaha dan dan gerakan Muhammadiyah di bidang sosial kemasyarakatan, khususnya di bidang
pendidikan dan dan kesehatan, maka Muhammadiyah merupakan organisasi sosial keagamaan yang
terbesar di Indonesia, bahkan banyak kalangan menyebutkan sebagai terbesar di seluruh dunia. Nahdlotul
Ulama yang pembentukannya berawal semangat menegakkan dan mempertahankan Agama Allah di
Nusantara, meneruskan perjuangan Wali Songo.

Berdirinya Muhammadiyah didorong oleh paham agama. Dengan menghayati agama,


mengamalkan agama, memperjuangkan agama, lalu terbentuk identitas Muhammadiyah.2
Muhammadiyah adalah gerakn Islam, Da’wah Amar Ma’ruf Nahi MUnkar dan Tajdid, bersumber pada
Al-Qur’an dan As-Sunnah. Muhammadiyah beraskan pada agama Islam. Muhammadiyh berkeyakinan
bahwa Islam adalah agama Allah yang di wahyukan kepada Rasul-Nya, sejak Nabi Adam AS, Nabi Nuh
AS, Nabi Ibrahim AS, Nabi Musa AS, Nabi Isa AS, dan seterusnya sampai kepada Nabi penutup
Muhammad SAW, sebagai hidayah dan rahmat kepada umat manusia sepanjang masa dan menjmin
kesejahteraan hidup materiil dan spiritual, dunia dan akhirat.

b. Nahdlatul Ulama

8
Berdirinya komite HIJAZ dan Lahirnya Nahdlatul ‘Ulama Sebelum tahun 1924, raja yang berkuasa di
Mekkah dan Madinah ialah Syarif Husen, yang bernaung di bawah Kesultanan Turki. Akan tetapi pada
tahun 1926 Syarif Husen digulingkan oleh Ibnu Suud. Ibnu Suud ialah seorang pemimpin suku yang taat
kepada seorang pengajar agama bernama Abdul Wahhab dari Nejed yang ajaranajaranya sangat
konservatif. Misalnya berdoa di depan makam nabi dihukumi syirik. Penguasa hijaz yang baru ini
mengundang pemimpin-pemimpin islam seluruh dunia untuk menghadiri Muktamar Islam di Mekkah
pada bulan Juni 1926. Di Indonesia kebetulan waktu itu sudah terbentuk CCC (Centra Comite Chilafat)
disebut Komite Hilafat, dan duduk di dalamnya berbagai wakil Organisasi Islam, termasuk K.H. Wahab
Hasbullah. Berhubungan dengan itu, maka K.H. Wahab Hasbullah bersama-sama para ulama’ Taswirul
Afkar dan Nahdlatul Wathan dengan restu K.H. Hasyim Asy’ari memutuskan untuk mengirimkan
delegasi sendiri kemukatamar pada juni 1926 dengan membentuk komite sendiri yaitu komite hijaz.

Pada tanggal 31 Januari 1926 komite mengadakan rapat di Surabaya dengan mengundang para ‘ulama
terkemuka di Surabaya dan dihadiri K.H. Hasyim Asy’ari dan K.H. Asnawi Kudus. rapat memutuskan
K.H. Asnawi Kudus sebagai delegasi Komite Hijaz menghadiri muktamar dunia Islam di Mekkah.

Mulai dari sinilah NU berdiri.3 NU menganut paham Ahlussunah Wal jama’ah (ASWAJA), menurut
NU ASWAJA memiliki karakteristik khusus yang berporos pada tiga ajaran pokok dalam islam yang
meliputi bidang Aqidah, Fiqih, dan Tasawuf. Pada bidang Aqidah model yng diikuti adalah pemikiran
dari Abu Hasan al-‘Asy’ary dan Abu Mansur al-Maturidi. Pada bidang Fiqih mengikuti model istinbat
perkembangan pemikiran dari empat imam mazhab (aimmat al-madzahib al-arba’ah) yaitu mazhab
Hanafi, Maliki, Syafi’I dan Hanbali. Pada bidang Tasawwuf mengikuti model pemikiran yang
dikembangankan oleh Abu Hamid al-Ghazalidan alJuwaini al-Baghdadi Pengaruh ajaran Islam di tubuh
Nahdatul Ulama (NU) adalah Pemahaman, pengamalan, dan penerapan Islam dalam segmen fiqih
mu’amalah sebagai hasil dialektika antara nash, syari’at, dan ‘urf, budaya, dan realita di bumi Nusantara,
sehingga dasar inilah yang dipakai para anggota dari NU dalam berhubungan baik dengan Allah, Sesama
manusia, maupun dengan lingkungan sekitar.

BAB III

HASIL OSERVASI

Hasil observasi di dapat dari mewawancarai ketua Muhammadiyah cabang TANGKERANG BARAT I
yang bernama Drs. H. DARWIS IDRIS

a. Latar Belakang Berdirinya Muhammadiyah

Muhammadiyah merupakan organisasi islam dan bukan merupakan aliran, Muhammadiyah


dinisbatkandari kata “Muhammad” yaitu pengikut NabiMuhammad pada dasarnya semua umat islam juga
pengikut NabiMuhammad. Organisasi yang didirikan oleh KH Ahmad Dahlan tahun 1912. Berdirinya
Muhammadiyah disebabkan karena orang muslim sudah jauh dari ajaran agama islam misalnya

9
berperilaku seperti orang hindu, kemusyrikan merajalela, bukan hanya yang bersifat tauhid yang
bertentangan dengan islam bahkan anak-anak yatim terlantar dan tidak di urus, dan sebagainya. Maka
didirikan organisasi Muhammadiyah yaitu bukan hanya untuk memurnikan akidah tetapi juga bagaimana
supaya orang islam maju yaitu dengan pendidikan. Pendidikan itu harus maju maka dari itu perubahan
pendidikan KHAhmad Dahlan itu yang asalnya tradisional menjadi modern dari yang asalnya lesehan
menjadi memakaibangku, bukan hanya di lingkungan pesantren di lingkungan umum juga ajaran agama
islam perlu di ajarkan dan di kembangkan, maka dari itu pada film sang pencerah dapat dilihat sebagai
gambarannya.

Muhammadiyyah itu merupakan organisasi islam yang bertujuan untuk menegakkan dan menjunjung
tingga agama islam dengan amal ma’ruf nahi munkar dan itu melalui dakwah yang bukan hanya dengan
lisan tetapi juga dengan tulisan dan perbuatan.Usaha dakwah Muhammadiyyah itu seperti halnya
sekolah,rumah sakit, panti asuhan,bank-bank syari’ah yaitu yang bergerak di bidang ekonomi dan semua
aspek yang di tujukan untuk kemajuan masyarakat itu ada majlis-majlis.

b. Dari Segi Peribadatan

Seperti yang telah diketahui sebelumnya bahwa kata Muhammadiyah bersal dari kata “Muhammad” yang
berarti pengikut NabiMuhammad. Maka dari itu dari segi ibadahnya organisasi Muhammadiyah
mengikuti ajaran NabiMuhammad SAW tetapi pada dasarnya memang semua orang islam harusberibadah
sesuai dengan apa yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW berdasarkan hadits yang shohih. Adapun
sekilas peredaannya dari segi furu’iyah jangankan orang muhammdiyah dengan nonMuhammadiyah,
terkadang sesama Muhammadiyah pun mengalami perbedaan seperti hal nya memaca do’a iftitah dalam
shalat, karena iftitah pun bukan hanya satu tetapi berbeda-beda dan disampaikan oleh hadist yang shohih.
selama disampaikan dengan hadits yang shohih itu silahkan saja. Jadi, dari segi ibadah bukannya beda
dengan yang lain tetapi sama saja. Jadi artinya yang lain juga selektif dalam memilih hadits selama hadits
itu shohih, ambil dan laksanakan, selama itu tidak disampaikan oleh hadits jangan di gunakan.

Dan ada juga perbedaan lainnya seperti perbedaan penggunaan lafadz “usholliy” ataupun tidak dalam
shalat, menurut Muhammadiyah“usholly” itu niat dan niat itu fiilqolbiy adapun diungkapkan itu adalah
talafudz bi niat, talafudz niat itu berarti fiilisan yaitu kalaulah orang berniat shalat ya silahkan dengan di
talafudzkan dengan usholliy boleh saja dengan bahasa sunda, bahasa indonesia bisa namun itu bukan
rukun shalat tentu saja awal shalat itu diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam hanya bedanya ada
yang niatnya talafudz ada yang fiilqolbiy menurut Muhammadiyah orang mengambil air wudhu,
mengamil sarung, memakai sarung dan dia bersiap-siap untuk shalat itu sudah termasuk niat walaupun
tidak usholliy sebelumnya juga sudah niat, dalam usholliy juga umpamanya saya niat shalat kan? Itulah
bedanya kalau dilihat sepintas, padahal jika ditelusuri sama saja, itu salah satu contohnya.

Sebenarnya pada soal ibadah jangankan Muhammadiyah dengan yang lain, sesama Muhammadiyah juga
jika soal furu’iyah tentang bacaan fatihah saja pada imam ada yang bismillahnya itu di-zhahirkan dan ada
juga yang di-sirrikan jika di al-maroghi itu kan memang yang tanpa bismillah dan ada juga yang sama
sekali tidak memakai bismillah kemudian ada yang di sirrikan, memang bismillah itu harus diungkapkan
karena bismillah masuk kedalam ayat dalam surat alfatihah. Namun ya itu,banyak hadits shohih shalat itu
di mulai dengan alhamdulillah hirobil alamin yang terlihat seperti bereda padahal sama saja, itu juga

10
merupakan salah satu perbedaan. Orang nonMuhammadiyah dengan sesamanya juga terdapat perbedaan
dan tidak di permasalahkan.

c. Dari Segi Ibadah Lain Seperti Penentuan Awal Ramadhan

Jadi pada dasarnya, berdasarkan hadits (ru’yat hillal) ”berpuasalah ketika melihat hilal dan berbuka ketika
melihat hilal”. Perbedaannya itu karena ada yang melihat hilal ada yang di yakini bahwa hilal itu ada.
Maka dari itu, ada ru’yatul hilal dan ada yang wujudul hilal. Muhammadiyahmenggunakan wujudul hilal
karena tidak semua yang wujud itu terlihat bisa jadi sudah ada tapi tidak terlihat karena cuaca dan juga
bukan hanya mengandalkan mata tapi ada hisabmaka dari itu yang namanya kalender itu tidak spontanitas
di buat sebelum ada nya hisab, Hisab hakiki tapi berdasar kepada wujudul hilal tidak hanya ru’yatul hilal.
Adapun perbedaannya, yang namanya setiap pendapat orang itu bereda-beda. Masing-masing organisasi
selama tidak bertentangan dengan islam dan memang itu ijtihad, ya sah sah saja.

d. Madzhab Yang Menjadi Pedoman OrganisasiMuhammadiyah

Muhamadiyyah tidak bermazhab, semua madzhab diambil jika semua madzhab itu mengungkapkan dalil
yang qath’i dari mazhab syafi’i itu banyak yang dilakukan oleh Muhammadiyyah, Muhammadiyyah tidak
anti syafi’i. Kemudian mengapa namanya tidak syaf’iyah dan malah Muhammadiyyah? itu karena semua
madzha syafi’i, hamali, maliki dan sebagainya itu kembali keada ajaran NabiMuhammad SAW. Maka
dari itu Muhammadiyyah tidak bermadzhab, semua madzhab direkrut jika mengahantarkan hadits yang
shahih.

e. Pandangan Muhamadiyyah Mengenai puasa rajab

Contohnya jika puasa senin kamis itu adalah sunah dan yang namanya shaum itu walaupun tidak
ditetapkan dalam ajaran, lalu dalam niat shaum, kapanpun juga boleh shaum, dan kondisional. Karena
Rasulullah juga tidak peduli hari apa, selagi bertanya kepada istrinya ada makanan atau tidak itu kan
bukan niat saum dan ketika istrinya menjawa tidak ada , ya shaumlah NabiMuhammad. Itu menandakan
bahwa NabiMuhammadberniat saum tidak harus di hari senin atau kamis saja. Jadi yang namanya shaum,
menurut hadits itu ketika rasulullah ingin makan dan tidak ada apa-apa rasulullah shaum saja, maka tidak
diniatkan sebelumnya dan itu merupakan hadits sohih. Jadi menurut Muhammadiyyah masalah shaum
sunah itu boleh, kalaulah ada contoh dari rasulullah seperti puasa Nabi daud, puasa senin kamis. Sekarang
puasa rajab, memang banyak hadits yang menghantarkan shaum pada puasa rajab tapi setelah diseleksi
oleh pakar hadits, tidak ada satupun yang mengungkapkan tentang saum Rajab yang sohih dan semuanya
dhaif maka dari itu beranggapan bahwa jika shaum di bulan rajab dan di khususkan bulan itu berarti
bertentanagan dengan ajaran dan termasuk bid’ah.

f. Pendapat tokoh tentang adanya ormas islam seperti gafathar, isis, dll

Dengan adanya berbagai isu baik itu gafathar maupun isis, itu menandakan bahwa bagaimana supaya
lebih meningkatkan dakwah islamiyah kepada masyarakat, karena sekuat apapun juga akidah seseorang
jika keberadaannya lemah akidah, lemah ilmu dll maka dari itu untuk memperkuat akidah, untuk
memperkuat keyakinan tentang islam makannya menurut muhamadiyyah islam itu butuh berkemajuan .
Maka dari itu kami sedang menggencar-gencarkan islam berkemajuan artinya islam itu harus maju jangan
kembali kepada asal-asalan.

11
Jika islam maju, berarti sesuai dengan perkembangan zaman, istilahnya gaul. Sehingga dalam dakwah
Muhammadiyah itu tidak sembarangan, tidak disamakan antara dakwah kepada anak-anak, kepada
pejabat, kepada orang kaya, orang miskin jadi ada yang namanya kondisional dan artinya dakwah kepada
setiap tingkat ada metode masing-masing, jadi ya itu berkemajuan artinya tidak hanya satu metode
disapaikan untuk yang lain, tetapi kita lihat harus menggunakan metode mana ketika kita berdakwah
contohnya ketika kepada muslim yang ada di penjara, di tempat yang kumuh dan dikampung dsb. Jadi
supaya tidak terjerat oleh organisasi-organisasi yang bertentangan dengan isalm, muhamadiyah senantiasa
meningkatkan amal ma’ruf nahi munkanar. Maka dari itu tidak hanya berkoar-koar berdakwah di atas
mimar tetapi amal usahapun seperti sekolah, panti asuhan, pendidikan, rumah sakit, bank-bank itu salah
satu dakwah islamiah supaya kuat akidahnya dan berkemajuan.

Orang islam yang sakit tidak mungkin ditelantarkan makadiadakan rumah sakit,kalaulah umpamanya ada
ketidakmampuan tentunya ada pertimbangan tersendiri dalam berbagai aspek ,itulah Muhammadiyyah,
jika bergabung dan betul-betul tau,Muhammadiyyah itu terlihat dari jauh seolah-olah ada
peredaan.Bahkan saya orang Muhammadiyah dakwah dimesjid-mesjid yang menggunakan solawat tidak
masalah dan tidak ada menurut pandangan Muhammadiyah harus gencar mengungkapkan walaupun
pahit, jadi Muhammadiyah senantiasa santai tidak drastis dan tidak fanatik dalam berubah selama itu baik
diikuti saja .

g. Keberadaan Muhammadiyah di Indonesia

Muhammadiyyah tidak hanya ada di indonesian tetapi ada diluar negeri juga,seperti di malaysia yang
disebut dengan anggota istimewa.

BAB IV

PENUTUP

A. kesimpulan

1. Muhamadiyah merupakan organisasi islam dan bukan merupakan aliran, Muhammadiyah


dinisbatkan dari kata “Muhammad” yaitu pengikut NabiMuhammad pada dasarnya semua umat islam
juga pengikut NabiMuhammad.

2. Dari segi ibadahnya, organisasi Muhammadiyah mengikuti ajaran NabiMuhammad SAW tetapi pada
dasarnya memang semua orang islam harus beribadah sesuai dengan apa yang telah dicontohkan oleh
Rasulullah SAW berdasarkan hadits yang shohih.

3. Muhammadiyah menggunakan wujudul hilal untuk menentukan awal ramadhan karena tidak semua
yang wujud itu terlihat bisa jadi sudah ada tapi tidak terlihat karena cuaca.

4. Muhamadiyyah tidak bermazhab, semua madzhab diambil jika semua madzhab itu mengungkapkan
dalil yang qath’i

5. Muhammadiyyah tidak hanya ada di indonesian tetapi ada diluar negeri juga, seperti di malaysia
yang disebut dengan anggota istimewa.

12
NU adalah organisasi keagamaan sekaligus organisasi kemasyarakatan terbesar dalam lintasan sejarah
bangsa Indonesia, mempunyai makna penting dan ikut menentukan perjalanan sejarah bangsa Indonesia,
NU lahir dan berkembang dengan corak dan kulturnya sendiri. Seagai organisasi berwatak keagamaan
Ahlussunnah_Wal_Jama_ah, maka NU menampilkan sikap akomodatif terhadap berbagai madzhab
keagamaan yang ada di sekitarnya. NU tidak pernah berfikir menyatukan apalagi menghilangkan
mazdhab-mazdhab keagamaan yang ada.

Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti) adalah nama sebuah organisasi massa Islam nasional yang berbasis
di Sumatra Barat. Organisasi ini didirikan pada 20 Mei 1930 di Sumatra Barat, dan berakar dari para
ulama Ahlussunnah wal jamaah. Kemudian organisasi ini meluas ke daerah-daerah lain di Sumatra, dan
juga mencapai Kalimantan dan Sulawesi.

SUSUNAN PERSONALIA

MAJELIS ANGGOTA DAN LEMBAGA RATING MUHAMMADIYAH RIAU

TANGKERANG BARAT I

Periode 20017-2022

1. Ketua : Drs. Darwis Idris


2. Sekretaris : Azman Idris
3. Majelis Tabligh : Drs. H. Sudirman, MH
Erfen Nilil Fikri
4. Majelis Kader : Samsul Bahri, S. sos
Edison Taher
5. Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan : H. Jasman Jamaan, SE, M.Si
H. Sutoro, SE
6. Majelis Wakaf dan Kehartabendaan : H. Nasrul Rabian
H. Zaiyul Fuad
Zulham Effendi, S.TP, M. SI
7. Majelis Hukum dan Hak Azasi Manusia : Irwan S. Tanjung, SH, MH
Wenda Hartanto, SH
8. Lembaga Amil Zakat Infak dan Sedekah : Suardi
Asril Umar
Budi Mulia, S. Pd. I
Aiz Tewwidan

13
DOKUMENTASI

Wawancara dam foto bersama bapak Drs. Darwis Idris

Perencanaan Pembangunan Rumah Tahfizh Nurul Yaqin Muhammadiyah

14
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Muhammadiyah

https://tonijulianto.wordpress.com/2012/12/14/sejarah-berdirinya-muhammadiyah-di-indonesia/

http://www.muhammadiyah.or.id/id/content-50-det-sejarah.html

https://studis2farmasi2a2016kel11.files.wordpress.com/2016/06/studis-kelompok-11-ini-selesai.pdf

15

Anda mungkin juga menyukai