Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN OBSERVASI PEMBELAJARAN FIKIH MTs

Dosen Pengampu : Adlan Fauzi Lubis, M.Pd.I

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pembelajaran Fikih MTs

Disusun Oleh :

Fajri Syahidinillah 2017510136


Firdaus Al-Qodri 2017510194
Mai Dayanti 2017519123
Yesi Rohmawati 2017510047
Agnes Aprilia 2017510046
Ilena Ayu Amelia 2017510119
Atikah Aulya Rahmah 2017510125
Rizki Amalia 2017510138
Karina Shofiana 2017510111

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Observasi berasal dari bahasa latin yang berarti melihat dan memperhatikan.
Istilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat
fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam
fenomena tersebut.
Pada dasarnya observasi bertujuan untuk mendeskripsikan setting yang
dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam
aktivitas, dan makna kejadian yang dilihat beserta perspektif subjek yang terlibat
dalam kejadian yang diamati tersebut. Deskripsi harus kuat, faktual, sekaligus teliti
tanpa harus dipenuhi berbagai hal yang tidak relevan. Berangkat dari konsep tersebut,
dalam mendeskripsikan hasil kegiatan observasi pembelajaran, diungkapkan secara
detail dan sesuai dengan kenyataan yang terjadi dalam setting observasi.Mempelajari
berbagai teori belajar akan lebih lengkap bilamana disertai dengan kegiatan observasi.
Oleh karena itu, sebagai kelanjutan dalam mempelajari berbagai teori belajar
yang telah dilaksanakan dalam perkuliahan, baik yang telah dilakukan melalui diskusi
dan pembahasan bersama, maka dilaksanakan pula kegiatan observasi pembelajaran.
Kegiatan observasi dimaksudkan untuk mengamati pelaksanaan pembelajaran di kelas
pada jenjang pendidikan tertentu.

B. Rumusan Masalah
a. Apa saja Kendala yang dihadapi dalam Pembelajaran Fikih di Mtsn 02 Ciganjur?
b. Metode yang digunakan Guru dalam Pembelajaran Fikih di Mtsn 02 Ciganjur?
c. Apa saja Media yang digunakan dalam Pembelajaran Fikih di Mtsn 02 Ciganjur?

C. Tujuan Masalah
a. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam pembelajaran fikih di
MtsN 02 Ciganjur.
b. Untuk mengetahui metode yang digunakan dalam pembelajaran fikih di MtsN 02
Ciganjur.
c. Untuk mengetahui media yang digunakan dalam pembelajaran fikih di MtsN 02
Ciganjur.
D. Signifikan Penulisan
Tujuan observasi yaitu menggambarkan segala sesuatu yang berhubungan
dengan objek penelitian, mengambil kesimpulan yang disusun menjadi sebuah
laporan yang relevan dan dapat bermanfaat sebagai sebuah bahan pembelajaran atau
studi. Beberapa hal yang dijadikan alasan mengapa sebuah observasi perlu dilakukan
adalah untuk mengetahui segala sesuatu yang berhubungan dengan objek secara
langsung dan jelas tanpa perlu mengira-ngira. Observasi yang dilakukan pada
kalangan anak-anak biasa nya hasilnya lebih tepat daripada observasi pada orang
dewasa. Hal itu dikarenakan orang dewasa cenderung tanpa sadar membuat-buat
jawaban dan tidak apa adanya.

E. Kode Etik Guru Indonesia


1. Guru berbakti membimbing peserta didik seutuhnya untuk membentuk
manusia pembangunan dan berjiwa Pancasila.
2. Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum sesuai
dengan kebutuhan peserta didik masing-masing.
3. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan
melakukan bimbingan dan pembinaan, tetapi menghindarkan diri dari segala
bentuk penyalahgunaan.
4. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan
dengan orang tua murid sebaik-baiknya bagi kepentingan peserta didik.
5. Guru memelihara hubungan dengan masyarakat di sekitar sekolahnya maupun
masyarakat yang luas untuk kepentingan pendidikan.
6. Guru secara pribadi dan bersama-sama berusaha mengembangkan dan
meningkatkan mutu profesinya.
7. Guru menciptakan dan memelihara hubungan antar sesama guru baik
berdasarkan lingkungan maupun di dalam hubungan keseluruhan.
8. Guru secara bersama-sama memelihara, membina dan meningkatkan mutu
organisasi PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdiannya.
9. Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan
pemerintah dalam bidang pendidikan.
BAB II

HASIL LAPORAN

A. Gambaran Umum Madrasah


1. Profile Madrasah (Identitas madrasah)
a. Nama Madrasah : MTs Negeri 2 Ciganjur
b. NPSN : 20178227
c. NSS : 121131740005
d. Akreditasi : Terakreditasi – A (Tahun 2012)
e. Alamat : Jl. R. Moch. Kahfi I No. 34 Rt. 007/01
Kelurahan : Ciganjur
Kecamatan : Jagakarsa
Kab/Kota : Jakarta Selatan
Kode Pos : 12630
Telp./Faks : 021.7270822 / 021.7863793
Email : mtsn2jkt@kemenag.go.id
Website : mtsnegeri2jakarta.sch.id
f. Waktu Belajar : Pagi
g. Jumlah Rombel : 15 kelas (Rombongan Belajar)
h. Tahun Berdiri : 1968
i. Tahun Penegerian : 1978
j. Kepemilikan
a) Status Tanah : Milik Sendiri
b) Luas Tanah/Lahan : 4.744 m2
k. Penggunaan Lahan
a) Bangunan : 1.473 m2
b) Lapangan Olahraga : 600 m2
c) Halaman : 200 m2
d) Kebun/Tanah : 50 m2
e) Belum digunakan : 30 m2
2. Visi-Misi dan Tujuan Madrasah
a. Visi Madrasah
“Unggul dalam Ilmu Pengetahuan berlandaskan Iman dan taqwa menuju
penugasan teknologi modern”

b. Misi Madrasah
1. Menumbuhkan semangat belajar secara berkesinambungan.
2. Meningkatkan pembinaan akhlakul karimah melalui keteladanan.
3. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
4. Menerapkan pola pembiasaan melalui kegiatan Tadarus Al-Qur’an dan
shalat berjamaah.
5. Meningkatkan pelayanan prima dalam mendukung peningkatan mutu
madrasah.
6. Menumbuhkan semangat dalam melaksanakan Program 9K
(Keamanan, Kebersihan, Ketertiban, Keindahan, Kekeluargaan,
Kerindangan, Kesehata, Keterbukaan dan Keteladanan).
7. Meningkatkan penguasaan teknologi modern menuju profesionalisme.

3. Struktur Organisasi MTs Negeri 2 Ciganjur


1) Komite Madrasah : Drs. H. Muhamim Salim
2) Kepala Madrasah : Dra. Hj. Yeni Triasih, M.Pd
3) Tim Pengembang Kurikulum (TPK)
a. Wakabid Kurikulum : Faqih Usman, M.Pd
Staf Kurikulum
b. Wakabid Kesiswaan : Lilik Haryani, S.Pd
Pembina Osis dan Pembina Ekskul
c. Wakabid Humas : Dra. Hj. Herlina, M.Pd
Staf Humas
d. Wakabid Sapras : Eko Suwarno, S.Pd
4) Kepala Tata Usaha : Yulian, S.Sos
a. Bendahara
b. Pengelola Kepegawaian
c. Laboratorium
d. Perpustakaan
e. Pengelola Data Laporan Keuangan
f. Pengadministrasi Umum
g. Petugas Keamanan
h. Pramu Bhakti

4. Tata Tertib Guru dan Siswa


a. Guru honorer yang sudah lulus sertifikasi dan semua guru PNS wajib
mengajar minimal 24 jam/minggu, maksimal 40 jam/minggu dan wajib
hadir 5 hari/minggu. Empat hari untuk mengajar dan satu hari untuk
pengembangan.
b. Guru hadir di Madrasah pk. 06.30 dan pulang pk. 15.00 (Senin sampai
denganKamis), untuk hari Jum’at pkl. 06.30 dan pulang pk 15.30.
c. Guru honorer yang belum lulus sertifikasi wajib mengajar 20 jam/minggu
dan wajib hadir tiga hari, kecuali ada tugas khusus.
d. Guru honorer mendapatkan gaji bulanan dari UMP.
e. Guru yang mengajar program klinik/pengayaan dihitung setara dengan 2
jam tatap muka KJM.
f. Guru yang mengajar program klinik harus di-SK-kan oleh Kepala Madrasah
dengan mempertimbangkan masukan dari ketua MGMP dan Waka Bidang
kurikulum.
g. Guru honor diusulkan untuk kepada komite madrasah mendapatkan gaji ke-
13 yang besarnya ditentukan oleh komite.
h. Guru wajib hadir pada kegiatan pembinaan guru.
i. Guru yang hadir kemudian meninggalkan madrasah karena ada urusan yang
penting yang bersifat pribadi, maka harus mengisi surat izin dan harus
kembali sesuai dengan batas waktu izin. Jika yang bersangkutan tidak
kembali maka dianggap tidak hadir.
j. Bagi guru yang kekurangan jam mengajar, maka akan diberikan tugas
mengajar dalam bentuk tim teaching. Dalam pengajaran team teaching
tidak diperbolehkan model shift atau bergantian, melainkan harus datang
semuanya.
k. Jika ada mahasiswa melaksanakan P2KT, guru tetap mengajar untuk
mendampingi mahasiswa dalam bentuk pembelajaran tim (team teaching).
l. Guru tidak diperkenankan menyuruh siswa untuk mengerjakan sesuatu
(fotokopi, rental komputer, dan semacamnya) yang menyebabkan siswa
keluar dari area madrasah sehingga meninggalkan jam pelajaran.

B. Temuan Penelitian
1. Hasil Wawancara Dan Observasi
No Narasumber Komponen Wawancara Hasil Wawancara
1 Ibu Khairiyyah Pengalaman mengajar di Mengajar di MTs Negeri 2
MTs Negeri 2 Ciganjur Ciganjur sejak tahun 2000,
sudah berapa lama bu? dari tahun 2000 sampai
tahun 2014 mengajar mata
pelajaran akidah akhlak,
lalu dari tahun 2015
mengajar mata pelajaran
fikih.
2 Ibu Khairiyyah Selama proses mengajar Kendala pasti ada, tetapi
apakah ada kendala dari saya selalu menekankan
siswa/siswi nya maupun kepada siswa/siswi apabila
dari penyampaian materi? selama proses belajar
berlangsung tidak ada yang
keluar masuk ruang kelas.
3 Bpk Ibnu Metode apa yang bapak Metode
gunakan selama proses ceramah,demonstrasi, tanya
pembelajaran? jawab, pemberian tugas dan
sebagainya sesuai apa
materi yang akan diberikan
kepada siswa/siswi
tersebut.
4 Bpk Ibnu Media apa yang bapak Media yang digunakan
gunakan agar siswa/siswi yaitu seperti
tidak merasa jenuh dalam menanyangkan video
proses pembelajaran? ataupun gambar yang
berakitan dengan materi
pembelajaran yang akan
disampaikan.

2. Studi Dokumen
C. Pembahasan (Masalah-Masalah Belajar)
Salah satu yang mendasari perlunya perubahan pembelajaran di kelas yang
masih sangat tradisional adalah faktor psikologis yang di tandai dengan munculnya
teori belajar yang dikenal dengan behavioristik.
“Gage dan Berliner menyatakan bahwa menurut teori behavioristik belajar
adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman” (Maziatul, 2009). Pada
intinya, teori behavioristik menekankan pada pengukuran, sebab pengukuran
merupakan suatu hal penting untuk melihat terjadi atau tidaknya perubahan perilaku
yang tampak sebagai hasil belajar.
Seorang siswa dianggap telah belajar sesuatu jika siswa yang bersangkutan
dapat menunjukkan perubahan pada tingkah lakunya. Menurut teori ini kegiatan
belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus atau apa saja yang diberikan
guru kepada siswa dan output yang berupa respon atau reaksi/tanggapan siswa
terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut.
Teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran di aplikasikan dari beberapa
hal seperti tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, karakteristik siswa, media dan
fasilitas pembelajaran yang ada di sekolah-sekolah pada umumnya. Pembelajaran
yang berpedoman pada teori behavioristik memandang bahwa pengetahuan adalah
objektif, pasti, tetap, tidak berubah. Pengetahuan telah tersusun dengan rapi, sehingga
belajar adalah perolehan pengetahuan, sedangkan mengajar adalah memindahkan
pengetahuan ke orang yang belajar atau siswa. “Siswa di harapkan akan memiliki
pemahaman yang sama terhadap pengetahuan yang diajarkan. Artinya, apa yang di
pahami oleh pengajar atau guru itulah yang harus di pahami oleh murid” Degeng
dalam (Maziatul, 2009).

D. Analisa Penulis
Keluhan siswa mengenai cara mengajar atau metode pembelajaran yang
diberikan guru di sekolahnya, kebanyakan mereka menuntut sistem pembelajaran
yang menyenangkan dan dapat menghidupkan suasana kelas dan juga tidak ambigu.
Siswa hanya dituntut untuk mendengarkan ceramah dari guru dan apabila siswa tidak
memahami, guru menjelaskan kembali sampai siswa tersebut benar-benar mengerti
dan memahami apa yang dimaksud sang guru.
Pendidik di sini terkesan lebih mementingkan masukan atau input yaitu berupa
stimulus dan siswa harus memahami serta mendapatkan apa yang diberikan oleh guru
yakni berupa respon atau output. Guru berasumsi intinya bahwa semua hasil belajar
yang berupa perubahan tingkah laku yang bisa diamati atau jelas adanya, itu yang di
dapatkan dari hasil belajar siswa. Juga dianggap terlalu menyederhanakan masalah
belajar yang sesungguhnya, bahwa apa yang terjadi diantara input dan output itu
dianggap tidak penting di perhatikan sebab tidak bisa diamati. Siswa memahami
penjelasan yang di sampaikan guru, di sini siswa telah dianggap belajar tanpa
memperhatikan apakah yang diberikan guru dan diterima oleh siswa itu berpengaruh
bagi proses belajar siswa dalam memahami pelajarannya.
Demikian yang diperoleh dari salah satu hasil wawancara dengan siswa yang
peneliti wawancarai, sebagai sampel untuk mengetahui proses pembelajaran di MTs
02 Ciganjur.
Permasalahan guru sendiri, dari hasil wawancara terhadap sebagian guru-guru
yang mengajar di MTs 02 Ciganjur, kesulitan guru dalam pembelajaran kebanyakan
minimnya metode yang di gunakan pendidik dalam menghadapi peserta didik yang
memiliki pola belajar yang beragam dan minimnya pengetahuan guru mengenai apa-
apa yang di butuhkan siswa dalam pembelajaran.
Sebagian besar guru tidak menyadari akan pengalaman pembelajaran di kelas
pada umumnya yang masih bersifat tradisional. Kebanyakan guru di kelas hanya
berceramah menerangkan konsep, memberikan contoh soal dan latihan soal,
kemudian mengadakan ulangan harian tanpa harus memperhatikan kebutuhan siswa
dalam belajar.
Guru mengajar seperti hanya menyuapi makanan kepada siswanya. Siswa
harus menerima suapan itu tanpa ada perlawanan, tanpa aktif berfikir, orang yang
belajar dianggap sebagai individu yang pasif tanpa bisa memberikan kritik apakah
pengetahuan yang di terimanya benar atau tidak. Akibatnya siswa menjadi sangat
pasif, tidak kreatif dan tidak produktif. Bila hal ini tidak segera diatasi maka tidak
heran bila pemahaman siswa terhadap pelajaran masih belum maksimal.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

Anda mungkin juga menyukai