PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
C. Tujuan Pembahasan
PEMBAHASAN
س ُهم َخس ُِر ٓوا ٱلَذِينَ ٱل َخس ِِرينَ ِإ َن قُل ۗ د ُو ِنِۦه ِ ِّمن ِشئتُم َما فَٱعبُد ُوا َ ُِوأَه ِليه أَنف
َ ِم
ان ُه َو ذَ ِل َك أ َ َّل ۗ ٱل ِق َي َم ِة يَو َمُ ٱل ُخس َر
ُ ٱل ُم ِب
ين
َُِهم ِ ِّمن
1
فَوقِ ِهم ُ
ظلَل
َِ ِّمن ِ َٱلن
ار
َِ
ِِ
ن
َِ
“katakanlah: sesungguhnya orang-orang yang rugi adalah orang
yang merugikan diri mereka sendiri dan kelurganya padaِhari kiamat.
Ingatlah yang demikian itu adalah kerugian yang nyata. ِِ
Bagi mereka
lapisan-lapisan dari api diatas mereka dan dibawah mereka pun
ِِ
lapisan-lapisan (dari api). Demikianlah Allah mempertakuti
hamba-hamba-Nya dengan adzab itu. Maka bertakwalah ْ
kepadaku hai
hamba-hamba-ku.” (az-Zumar:15-16)
ُِ
Dari pengertian diatas ada bebarapa hal yang patut digaris bawahi, yang
َِ
merupakan hal pokok dalam Targhib dan Tarhib yaitu:
ْ
a. Janji dan ancaman
ِِ
َِ
ا
Al Qur’an menggunakan Targhib dan Tarhib untuk membangkitkan
motivasi agar beriman kepada Allah dan rasulnya, mengikuti ajaran Islam,
melaksanakan ibadah wajib, menjauhi maksiat dan hal yang dilarang oleh
Allah dan berpegang pada istiqomah dan takwa2.
2
Muhammad Usman Najati, Belajar EQ dan SQ dari Sunnah Nabi, Terj. Irfan
Salim, (Jakarta : Hikmah, 2002), hlm. 156.
Metode ini juga merupakan metode Alqur’an. Tidak hanya sekali
disebutkan dalam Alqur’an janji tentang surga dan ancaman dari neraka.
Sebab, jiwa manusia selalu condong pada janji akan hasil dari suatu
amalan serta takut kepada ancaman dari melakukan kesalahan. Adapun
ancaman disini bukanlah ancaman yang sangat menakutkan dan membuat
jiwa merasa ngeri. Tetapi esensinya adalah mengingatkan kepada anak
akan imbalan bagi suatu amalan dan hukuman apabila melakukan
kesalahan.
Dalam memberikan dorongan baik, pendidik dapat mencontoh dari
Nabi saw dengan cara menyebutkan pahala itu sendiri dan
manfaat-manfaatnya. Sebaliknya, dalam memperingatkan terhadap
perbuatan jahat, dengan cara menyebutkan siksa dan akibat-akibat buruk
yang ditimbulkan perbuatan itu. Menggabungkan kedua metode targhib
dan tarhib dalam proses pembelajaran sangat efektif mempengaruhi
afektif peserta didik. Dengan kedua metode ini pula, dapat merangsang
aspek ilmu dan iman peserta didik. Adapun penggunaan salah satu saja
dari kedua metode tersebut misalnya hanya menggunakan metode
ancaman, itu akan menyebabkan orang-orang yang diseru atau diajak lari
darinya. Sementara, jika hanya menggunakan motivasi saja, akan
menyebabkan orang-orang yang beliau seru cenderung bermalas-malasan
dan meninggalkan
Selain dalam proses pembelajaran, menggunakan targhib dan tarhib
dalam tendensi materinya di kelas, dapat juga dengan cara memberikan
hadiah atau memberikan hukuman kepada peserta didik. Maka pendidik
dalam hal ini, pada tingkat SD dapat menggunakan sistem pemberian atau
pengurangan “bintang” pada setiap perbuatan yang dipandang pantas
diberikan atau dikurangi bintangnya apabila melakukan perbuatan yang
tidak terpuji sedang atau berat. Pada tingkat, SMP atau SMA sederajat
dapat menggunakan point dalam sistem pendidikannya yang dikontrol
langsung oleh wali kelas. Pada akhir semester, pendidik dan sekolah harus
komitmen dan konsisten penggunaan ini. Tidak sedikit yang terjadi
penggunaan sistem ini namun tidak ada tindak lanjut dan komitmen dari
sekolah. Dalam hal ini pendidik atau sekolah memberikan penghargaan
atau hadiah kepada peserta didik yang memiliki bintang terbanyak atau
point tertinggi berdasarkan pengetahuan, sikap dan tingkah laku dalam
satu semester.
Dengan upaya ini, memberikan pengawasan pendidikan karakter
kepada peserta didik yang diharapkan mampu mendorong jiwa untuk
memperbaiki dan membaguskan aspek amal dalam membentuk karakter
peserta didik sesuai harapan3
2. Keutamaan Targhib wa Tarhib
Targhib dan tarhib dalam pendidikan islam sangat urgen
diberlakukan ada beberapa alasan diantaranya adalah:
1. Bersifat transenden yang mampu mempengaruhi peserta didik secara
fitri. Semua ayat yang mengandung targhib dan tarhib ini mempunyai
isyarat kepada keimanan kepada Allah SWT. dan hari akhir.
2. Disertai dengan gambaran yang indah tentang kenikmatan surga atau
dahsyatnya neraka,
3. Menggugah serta mendidik perasaan Rabbaniyyah, seperti khauf,
khusu,raja’ dan perasaan cinta kepada Allah SWT.
4. Kesimbangan antara kesan dan perasaan berharap akan ampunan dan
rahmat Allah,
Dapat di mengerti bahwa metode targhib dan tarhib tersebut pada
dasarnya berusaha membangkitkan kesadaran akan keterkaian dan
hubungan diri manusia dengan Allah SWT. Dengan demikian metode ini
sangat cocok untuk dikembangkan untuk membentuk anak didik yang
4
Abdullah Nasih Ulwan, Pendidikan Anak dalam Islam, Jamaludin Miri, Jakarta,Pustaka
Amani,1994 hal.325
5
M. Chabib Toha dkk, Reformulasipendidikan Islam,( Yogyakarta : Pustaka
Pelajar, 1996), hlm 301
pada umumnya atau mengandung pengarahan khitab ( pembicaraan)
kepada kaum Mu’min. Hal ini mengandung anjuran, hendaknya kita
menanamkan keimanan dan aqidah yang benar kepada anak, agar kita
dapat menjanjikan (Targhib) surga kepada mereka dan mengancam (Tarhib)
mereka azab Allah. Sehingga mengundang anak untuk merealisasikannya
dalam amal dan perbuatan
b. Targhib dan Tarhib Qurani atau Nabawi itu disertai dengan gambaran
yang indah tentang kenikmatan disurga atau dahsyatnya azab
neraka jahanam, dan diberikan dengan cara yang jelas yang dapat
dipahami oleh seluruh manusia. Oleh karena itu pendidik hendaknya
menggunakan gambaran-gambaran dan makna-makna Qurani
serta Nabawi yang melukiskan dahsyatnya siksaan serta nikmatnya
ganjaran yang diberikan Allah. Gambaran-gambaran dan makna-makna
itu diselaraskan dengan pemahaman anak
c. Targhib dan Tarhib Qurani atau Nabawi bersandar kepada upaya
menggugah serta mendidik perasaan Rabbaniyyah, pendidikan perasaan
ini termasuk salah satu maksud syari’at Islamiyyah.
d. Pendidikan dengan Targhib dan Tarhib bersandar pula kepada penetapan
dan keseimbangan antara kesan dan perasaan. Maka hendaknya perasaan
takut tidak melebihi perasaan harap, sehingga orang yang berdosa
berputus asa dari ampunan dan rahmat Allah6
6
Marasuddin Siregar, Pengelolaan Pengajaran, dalam PBM PAI Di Sekolah,
( Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1998), hlm. 178
Targhib dan Tarhib dalam pendidikan agama Islam dapat
sebagai pembangkit motivasi bagi siswa agar mau mempelajari serta
mengamalkan ajaran agama Islam