nama ARJANI
nama ISKANDAR
nama MEILIYANA
PERSPEKTIF SEJARAH
PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA
SEJARAH OLAHRAGA
a. SEJARAH OLAHRAGA INDONESIA yakni; zaman Primitif, zaman kerajaan, zaman
penjajah, zaman jepang, zaman merdeka, dan gerakan olahraga.
b. SEJARAH OLAHRAGA DUNIA yakni; bangsa primitif, mesir kuno, cina kuno, yunani
kuno, zaman romawi, abad pertengahan, Zaman Renaissance dan Humanisme,
Abad Ke 17, Abad Ke 18, Inggris,
1 Zaman primitif
Zaman primitif waktu itu. Ikut orang indonesia menangkap ikan, berburu, dan
sebagainya merupakan persiapan langsung kepada tugas-tugasnya nanti kalau sudah
dewasa. Jadi
menirukan serta mencoba merupakan metode yang dipakai.
Meniti, mengayun, menggantung, mendayung, melompat, berenang, lari,
menyelinap, dan sebagainya merupakan perbuatan sehar-hari
2 Zaman kerajaan
• Olahraga atau latihan jasmani pada jaman ini sudah ada kegiatan-kegiatan untuk
rekreasi dan usaha pembinaan jasmani (melatih keprajuritan
• Olahraga atau latihan jasmani pada jaman ini sudah ada kegiatan-kegiatan untuk
rekreasi dan usaha pembinaan jasmani (melatih keprajuritan
• Pengaruh Hindu (Hatta-Yoga (Hatta-Yoga), untuk), untuk Ksatria harus mahir
kemiliteran, berburu, naik kuda, menggunakan senjata (pedang, Ksatria harus
mahir kemiliteran, berburu, naik kuda, menggunakan senjata (pedang, tombak,
gada, keris, dsb tombak, gada, keris, dsb)
• Pengaruh islam yang menganjurkan untuk berlatih naik kuda, renang, dan
panahan.Pengaruh islam yang menganjurkan untuk berlatih naik kuda
3 Zaman penjajah
5 Zaman kemerdekaan
Walaupun baru saja merdeka, dan sibuk menghadapi serangan-serangan
balatentara Belanda yang bersembunyi di bawah selimut sekutu masuk Indonesia,
pemerintah RI telah memberi perhatian kepada olahraga yang waktu itu masih
dikenal dengan istilah gerak badan. Ini terbukti dengan adanya saran tertulis dari
Panitia Penyelidik Pengajaran (Desember 1945) mengenai pendidikan dan
pengajaran, diantaranya mengenai gerak badan. Panitia menyatakan bahwa
pendidikan baru lengkap kalau ada pendidikan jasmani (istilah baru bagi gerak
badan), sehingga tercapai suatu harmoni (keselarasan). Mereka juga menyarankan
adanya latihan militer untuk murid-murid SMT (SMA) dan pelajar puteri
melaksanakan pendidikan jasmani perlu diperhatikan nasehat dokter. Bahan
pelajaran sedapat-dapatnya di ambil dari khazanah permainan dan kesenian
nasional. Dalam pelaksanaan pendidikan jasmani perlu pula memanfaatkan musik
(irama). Kepanduan dianggap perlu untuk dimasukkan ke dalam kurikulum.
6 Zaman Gerakan olahraga
• Kongres olahraga yang pertama kali berlangsung dalam suasana Indonesia merdeka
adalah pada bulan Januari 1947 di Solo.
• Sewaktu di Tokyo diselenggarakan Asian Games ke 3 (1958) Indonesia telah
menawarkan diri untuk menjadi tuan rumah Asian Games ke 4. Tawaran itu diterima
sehingga segala sesuatu perlu dipersiapkan dengan baik agar tidakmembuat malu
bangsa dan negara.
Pada zama dinasti Chou (1115 S.M.) ada sekolah yang disebut “College of the
East“ yang mengajarkan ritual( upacara ), tari, dan panahan. Pada musim semi dan
panas murid-murid belajar panahan, musik dan tari-tarian. Setengah tahun
berikutnya adalah untuk membaca, menulis, dan upacara. Pemuda yang masuk di
sekolah itu adalah hasil pilihan yang seksama berdasar moral dan kemampuan.
4 Zaman Yunani Kono
Pendidikan ditujukan kepada pemilikan kwalitas dinamis dan bijaksana, pikiran
dan fisik sama-sama dikembangkan untuk mampu berbakti dalam masyarakat
maupun peperangan. Manusia yang dinamis memerlukan kesegaran jasmani,
kekuatan, ketahanan, kelincahan dan keberanian, dan bukan badan besar kekar
yang melebihi bangsa-bangsa lain.
Olahraga yang telah dilakukan antara lain: lomba kereta beroda dua (Chariot), tinju,
gulat, lari cepat, lempar lembing dan tari-tarian. Dan Olahraga yang populer
diantaranya Pankration (semacam gabungan tinju dan gulat), panahan, mendayung,
berlayar dan renang, juga tari-tarian.
5 Zaman Romawi
9 Abad Ke 18
Abad ini ditandai oleh kesadaran baru akan ilmuu pengetahuan alam oleh
masyarakat luas setelah kepeloporan Leonardo Davinci, Copernicus, Galilei,
Keples dan Newton. Orang mulai menggunakan pikiran secara tajam dan timbullah
“pikiran sehat“ yang mampu membedakan yang benar dari yang tidak benar.
Kehidupan menjadi lebih dinamis dan berkembanglah ilmu alam kimia, kedokteran
dan sebagainya. Pendidik-pendidik zaman itu yang terkenal adalah Rousseau dan
Locke. Mereka berpengaruh pada kaum Philanthropinis. Disebut demikian karena
membayangkan dapat mengabdi kepada umat manusia malalui mendidik menurut
hukum alam dan logika pikiran.
9 Abad Ke 18
Sudah sejak dulu anak sekolah yang belajar dalam sekolah-sekolah Inggris
melaksanakan permainan-permainan beregu yang dianggap mempunyai pengaruh
sosialisasi baik, dan berguna dalam pembentukan kepemimpinan, kesetiaan, kerja
sama, disiplin pribadi, prakarsa serta sikap kesatria. Disamping itu tentu saja
kecintaan terhadap tanah air selalu ditekankan.
Di Inggris usaha mempertahankan lapangan-lapangan olahraga dan tempat-tempat
rekreasi serta taman-taman dilakukan dengan gigih. Walaupun demikian saat ini
dirasa adanya kekurangan tempat-tempat berolahraga dan rekreasi.
19 April 1930 di Yogyakarta telah terbentuk Persatuan Pendidikan Olahraga yang bersifat
kebangsaan.
Tahun 1931, . Persatuan Pendidikan Olahraga (PPO) menyelenggarakan kompetisi tahunan
antar kota/anggota, dan tidak ikut serta dalam pertandingan-pertandingan antar kota yang
diadakan oleh Belanda.
Tahun 1935, di Semarang berdirinya Persatuan Lawn tennis Indonesia (PELTI).
Tahun 1938, Berkedudukan di Jakarta (waktu itu bernama Batavia), lahirlah Ikatan Sport
Indonesia dengna singkatan ISI.
Tahun 1940, didirikanlah Persatuan Bola Keranjang Seluruh Indonesia (PBKSI)
17 Agustus tahun 1945, kegiatan olahraga dan pendidikan jasmani berada dibawah menteri
pengajaran. pendidikan jasmani dipergunakan dilingkungan sekolah, sedangkan olahraga
digunakan untuk kegiatan olahraga di masyarakat yang berupa cabang-cabang olahraga.
Permulaan tahun 1946, Dr. Abdurrachman Saleh di Surakarta diadakan pertemuan
antaralain: (1) Pertemuan itu dinamakan Kongres Olahraga I (pertama) tahun 1946, (2) Nama
Persatuan Olahraga Indonesia (PORI) untuk hubungan luar negeri dibentuklah Komite Olimpiade
Republik Indonesia (KORI)
9 September 1948, di yoyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Dr. Abdul Rahman Saleh, Mr.
Widodo Satrodiningrat mepelopori PON di Surakarta. Pada akhirnya 8 s/d 12 September 1948,
menetapkan kota Solo sebagai kota penyelenggara Pekan Olahraga nasional Pertama (PON I).
4
A
Manfaat Edukatif
B
Manfaat Inspiratif
C
Manfaat Rekreatif
Olahraga (sport)
Pendidikan Jasmani (phisycal education)
1 Rekreasi (recreation and leusure)
Tari (dance)
Bermain (play)
Olahraga adalah suatu bentuk aktivitas fisik yang terencana dan terstruktur yang
melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang dan ditujukan untuk meningkatkan kebugaran
jasmani. Kesehatan olahraga adalah upaya kesehatan yang
memanfaatkan olahraga untuk meningkatkan derajat kesehatan.
3
Pendidikan Jasmani
(bahasa Latin, re-creare) secara harfiah berarti 'membuat ulang', adalah kegiatan yang
dilakukan untuk penyegaran kembali jasmani dan rohani seseorang. ... Kegiatan yang
umum dilakukan untukrekreasi adalah pariwisata, olahraga, bermain, dan hobi.
Kegiatan rekreasi umumnya dilakukan pada akhir pekan.
5
Tari (dance)
Tari adalah keindahan ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan berbentuk gerak tubuh
yang diperhalus melalui estetika.
2
Olahraga Pendidikan
Olahraga Rekreasi
Olahraga Prestasi
2
Ruang Lingkup Olahraga
Olahraga Pendidikan
Olahraga Rekreasi
Olahraga Pendidikan
Tujuan Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut.
1. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan
dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai
aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih
2. Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik.
3. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar
4. Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai
yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan
5. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama,
percaya diri dan demokratis
6. Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang
lain dan lingkungan
7. Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih
sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola
hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif.
4
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan Masa Kini
Salah satu masalah utama dalam pendidikan jasmani di Indonesia, hingga dewasa
ini, ialah belum efektifnya pengajaran pendidikan jasmani di sekolah-
sekolah. Kondisi kualitas pengajaran pendidikan jasmani yang memprihatinkan di
sekolah dasar, sekolah lanjutan dan bahkan perguruan tinggi telah dikemukakan dan
ditelaah dalam berbagai forum oleh beberapa pengamat pendidikan jasmani dan
olahraga (Cholik Mutohir, 1990a: 1990b, 1993: Mujiharsono, 1993; Soediyarto,
1992, 1993). Kondisi ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya ialah
terbatasnya kemampuan guru pendidikan jasmani dan terbatasnya sumber-sumber
yang digunakan untuk mendukung proses pengajaran pendidikan jasmani (cf. Cholik
Mutohir, 1990a; 1990b, 1993: Soediyarto, 1992, 1993).
Kualitas guru pendidikan jasmani yang ada pada sekolah dasar dan lanjutan pada
umumnya kurang memadai. Mereka kurang mampu dalam melaksanakan
profesinya secara kompeten. Mereka belum berhasil melaksanakan tanggung
jawabnya untuk mendidik siswa secara sistematik melalui pendidikan jasmani.
FILSAFAT DAN LANDASAN
PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN
1 D URAIAN MATERI
Fungsi
b
1) Aspek Organik , 2) Aspek Neuromuskuler, 3) Aspek Perseptual, 4) Aspek
Kognitif, 5) Aspek Sosial, 6) Aspek Emosional, dan 7) Aspek Rehabilitasi
Ruang Lingkup
c
1) Ruang Lingkup Mata Pelajaran Penjasorkes SD/MI , 2) Ruang Lingkup Mata
Pelajaran Penjasorkes SMP/MTS , 3) Ruang Lingkup Mata Pelajaran Penjasorkes
SLTA
2
Dasar untuk filosofi adalah filsafat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
bermakna: 1 pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat
segala yang ada, sebab, asal, dan hukumnya; 2 teori yang mendasari alam
pikiran atau suatu kegiatan; 3 ilmu yang berintikan logika, estetika, metafisika,
dan epistemologi; 4 falsafah.
Ada tiga hal penting yang bisa menjadi sumbangan unik dari pendidikan
jasmani (Dauer and Pangrazy, 1992), yaitu:
1. meningkatkan kebugaran jasmani dan kesehatan peserta didik,
2. meningkatkan terkuasainya keterampilan fisik yang kaya, serta
3. meningkatkan pengertian peserta didik dalam prinsip-prinsip gerak serta
bagaimana menerapkannya dalam praktek.
Norma diatas merupakan norma khusus, sedangkan norma umum ada tiga macam
seperti : norma-norma sopan santun, norma-norma hukum dan norma-norma moral.
Norma sopan santun menyangkut sikap lahiriah manusia, Namun sikap lahiriah sendiri
tidak bersifat moral. Norma hukum adalah norma yang dituntut dengan tegas oleh
masyarakat karena perlu demi keselamatan dan kesejahteraan umum. Norma moral
adalah tolok ukur yang dipakai masyarakat untuk mengukur kebaikan seseorang, maka
dengan norma-norma moral kita betul-betul dinilai. Itulah sebab penilaian moral selalu
berbobot.
2
PENGAJARAN
Kejujuran.
2 Kejujuran dan kebajikan selalu terkait dengan kesan terpercaya, dan terpercaya selalu
terkait dengan kesan tidak berdusta, menipu atau memperdaya.
Tanggung Jawab.
3 Tanggung jawab ini adalah pertanggungan perbuatan sendiri. Seorang atlet harus
bertanggung jawab kepada timnya, pelatihnya dan kepada permainan itu sendiri.
Tanggung jawab ini merupakan nilai moral terpenting dalam olahraga.
Kedamaian.
4 Kedamaian mengandung pengertian : a) tidak akan menganiaya, b) mencegah
penganiayaan, c) menghilangkan penganiaan, dan d) berbuat baik.
Dalam buku Physical Educati on and Sport in A cahanging Society menyarankan 5 area
dasar dari etika yang harus diberikan yaitu : 1) Keadilan dan persamaan, 2) Respek
terhadap diri sendiri. 3) Respek dan pertimbangan terhadap yang lain, 4) Menghormati
peraturan dan kewenangan , 5) Rasa terhadap perspektif atau nilai relatif.
(Freeman,2001;210)
Dalam bermain terdapat unsur ketegangan, yang tidak lepas dari etika dan
moral seperti semangat yang sekaligus menguji ketangguhan, keberanian
dan kejujuran pemain, walau tanpa wasitpun permainan anak-anak terlihat
menyenangkan dan gembira ini merupakan bentuk permainan yang belum
tercemar.