Anda di halaman 1dari 126

PENGERTIAN PENDIDIKAN

• Pendidikan berasal dari kata “paedagogie” (ilmu pendidikan)


• Paedagogik berasal dari bahasa Yunani
“ Paedagogia” yang artinya “ pergaulan dengan anak”.
• Pelayan atau orang yang kerjanya mengantar dan menjemput
anak ke sekolah disebut “ paedogogos”
• “Paedos” artinya anak dan “agoge” (membimbing dan
memimpin)
• “Paedagoog (pendidik atau ahli didik) adalah orang yang
tugasnya membimbing dan mendidik anak dalam
pertumbuhannya, agar dapat berdiri sendiri (mandiri).
• Peadagogie berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan
dengan sengaja oleh orang dewasa, agar anak menjadi dewasa.
PENGERTIAN PENDIDIKAN DARI PARA AHLI
• Langeveld : Pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh,
perlindungan, dan bantuan yang diberikan kepada anak menuju
kedewasaan, agara cakap melaksanakan tugas hidupnya
sendiri.
• John Dewey: Pendidikan adalah proses pembentukan
kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual dan
emosional ke arah alam dan sesama manusia.
• J.J.Rousseau: Pendidikan adalah memberi perbekalan yang
tidak ada pada masa kanak-kanak, dan kita membutuhkannya
pada waktu dewasa
• Driyakara: Pendidikan adalah pemanusiaan manusia muda atau
pengangkatan manusia muda ke taraf insani.
FILSAFAT PENDIDIKAN ( KI HAJAR DEWANTARA)
• 3N (Niteni = memahami, Nirokake= menirukan, Nambahi =
mengembangkan)
• Dengan demikian belajar meliputi:
1. Cipta (kognitif)
2. Rasa ( Afektif)
3. Karsa ( Motivasi)
4. Karya ( Psikomotor)
• Terkenal dengan Tri Pusat Pendidikan:
1. Keluarga sebagai pusat pendidikan (pembentukan nilai,
sikap dan kepribadian, serta keterampilan motorik, inteltual,
dan sosial)
2. Sekolah sebagai pusat pendidikan ( Calistung, etika, sopan
santun, budi luhur, tg. Jawab, mandiri, dan kesehatan)
3. Masyarakat sebagai pusat pendidikan ( menambah
pengetahuan dan keterampilan: perpustakaan, kursus,
kesenian, kerajinan, olahraga, dsb)
PROFESI adalah suatu jabatan atau
pekerjaan yang menuntut keahlian/expertise
(tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang
yang tidak terlatih)
(1) orang yang menyandang suatu profesi
(2) penampilan seorang dalam melakukan
pekerjaannya sesuai dengan profesinya.
• Kesimpulan professional adalah orang yang
melakukan pekerjaan sesuai dengan ilmu yang
telah dimilikinya (tidak asal tahu).
• PROFESIONALISME: mengarah kepada komitmen
para anggota suatu profesi untuk meningkatkan
kemampuan profesionalnya (mengembangkan ilmu
dan strategi yang digunakan dalam melakukan
pekerjaannya sesuai dengan profesinya)
• PROFESIONALITAS: mengacu kepada sikap para
anggota profesi terhadap profesinya serta derajat
pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki dalam
rangka melakukan pekerjaannya (seorang
professional tidak akan melakukan pekerjaan yang
memang bukan bidang keahliannya)
• PROFESIONALISASI: mengarah kepada proses
peningkatan kualifikasi maupun kemampuan para
anggota profesi dalam mencapai criteria yang
standard dalam penampilannya sebagai suatu
profesi. Profesionalisasi merupakan rangkaian
proses pengembangan professional, baik dilakukan
melalui pendidikan/pelatihan. Profesionalisasi
merupakan proses sepanjang hayat (life long) dan
tidak pernah berakhir (never ending).
GURU
• Dalam paradigma jawa Guru bermakna “digugu dan ditiru” (dicontoh dan
dipanuti). Yang digugu adalah ucapannya dan yang ditiru adalah sikap dan
perbuatannya.
• KBBI artinya seorang yang kerjanya mengajar
• Bahasa Arab adalah “ Mu’allim”
• Bahasa Inggris adalah teacher
• Ditarik kesimpulan guru adalah “ a person occupation is teaching other”
(seorang yang pekerjaannya mengajar orang lain)
• Makna guru menurut Agus Wibowo (2010) adalah:
1. “G” adalah gagasan (guru harus memiliki gagasan yang baru dan
membangun)
2. “U” adalah usaha (guru harus berusaha memiliki kompetensi,
profesionalisme, dan perubahan-perubahan)
3. “R” adalah Rasa (guru memiliki rasa yang meliputi: asah,asih,dan asuh)
4. “U” adalah uang/harta (guru memiliki modal untuk mencapai
profesionalismenya serta untuk meningkatkan martabat dan wibawa di
tengah masyarakat yang materialistik dan hedonis.
PENGERTIAN GURU DARI PARA AHLI
• Ngalim Purwanto: guru adalah orang yang pernah memberikan suatu
ilmu/kepandaian kepada seseorang/kelompok
• Ahmad Tafsir: guru adalah orang yang bertanggung jawab terhadap
perkembangan anak didik dengan mengupayakan perkembangan
seluruh potensi anak didik (KAP)
• Hadari Nawawi: guru adalah orang yang bekerja dalam bidang
pendidikan dan pengajaran yang ikut bertanggung jawab dalam
membantu anak mencapai kedewasaan.
• Muhibbin Syah: guru adalah seseorang yang pekerjaannya sehari-hari
mengajar ( termasuk : kyai, instruktur, pendeta, dll).
• N.A. Ametembun: guru adalah semua orang yang berwewang dan
bertanggung jawab terhadap pendidikan murid-muridnya, baik secara
individual atau klasikal, baik di sekolah maupun di luar sekolah.
• Roestiyah,N.K: (1) guru adalah orang yang berdiri di depan kelas
untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, (2) guru adalah seseorang
yang menyebabkan orang lain mengetahui, mampu dan terampil
melakukan sesuatu, (3) guru adalah petugas yang terlibat dalam tugas
kependidikan, (4) guru adalah sentral pelaksanaan kurikulum, (5) guru
adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik.
KEPRIBADIAN GURU
( Muhammad Athiyyahal-Abrasyi)
• Kepribadian yang harus dimiliki guru:
1. Zuhud dan Ikhlas
2. Bersih lahir dan batin
3. Pemaaf, sabar dan mampu mengendalikan diri
4. Bersifat kebapakan dan keibuan
5. Mengenal dan memahami peserta didik dengan baik
SIFAT-SIFAT GURU
( MAHMUD YUNUS)
• Sifat-sifat yang harus dimiliki guru:
1. Guru harus mengasihi murid-muridnya, seperti mengasihi anaknya sendiri
2. Guru memiliki hubungan yang erat dan baik dengan anak didik
3. Guru memiliki sifat rasa kesadaran akan kewajiban terhadap masyarakat
4. Guru harus menjadi contoh bagi keadilan, kesucian, dan kesempurnaan
5. Guru harus berlaku jujur dan ikhlas dalam pekerjaannya
6. Guru harus berhubungan dengan kehidupan di masyarakat
7. Guru harus mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan
8. Guru harus belajar terus menerus
9. Guru harus mempunyai cita-cita dan memilki kepribadian yang kuat
10. Guru harus berbadan sehat dan tegap (pancaindra dan tidak mengidap
penyakit menular)
11. Guru harus memikirkan pendidikan ahlak
12. Guru harus berbicara dengan anak dengan bahasa yang lembut, dipahami dan
dimengerti oleh anak.
CIRI-CIRI GURU PRODUKTIF
1. Memiliki kecerdasan berpikir dan dapat
mempelajari kondisi sekitar dengan cepat
2. Memiliki kompetensi secara profesional
3. Memiliki daya kreativitas dan inovatif yang tinggi
4. Memahami dan menguasai pekerjaannya
5. Belajar dan cerdik menggunakan logika dan
mengkoordinir pekerjaan dengan efisien
6. Selalu berusaha melakukan perbaikan
7. Memiliki prerstasi yang baik
8. Berupaya meningkatkan kemampuan diri
9. Bernilai di masyarakat
KATA BIJAK
• “Jika anda mendidik seorang laki-laki, berarti anda telak
mendidik seseorang, tetapi bila anda mendidik seorang
perempuan, anda telah mendidik sebuah keluarga” Presd:
Tanzania Nyerere)
• “ Ibu adalah sebuah sekolah, bila kau persiapkan, engkau telah
mempersiapkan rakyat yang baik dan kuat” (hafedz Ibrahim)
Manusia pertama yang diciptakan oleh
Allah swt, adalah nabi Adam A S
HOMO SAPIEN
HOMO SOCIUS
HOMO RELIGIOSO
HOMO LUDENS
HOMO FABER
HOMO FABULAN
HOMO SEMOVENS
HOMO EDUCANDUM
HOMO SIMBOLICUM
HOMO HOMINI LUPUS
HOMO ECONOMICUS
HOMO HOMANUS
HOMO CONCORS (adaptasi)
HOMO MENSURA (menilai)
LEARNING PARADIGMA
( 4 PILAR PENDIDIKAN MENURUT UNESCO)
1. LEARNING TO THINK /KNOW
2. LEARNING TO DO
3. LEARNING TO LIVE TOGETHER
4. LEARNING TO BE
1. LEARNING TO THINK
2. LEARNING TO DO
3. LEARNING TO LIVE TOGETHER
4. LEARNING TO BE
5. LEARNING TO BELIEVE AND TO
CONVINCE THE ALMIGHTY GOD
• Memiliki standard unjuk kerja yang baku atau aturan yang
jelas tentang hal yang dikerjakannya
• Anggota profesinya memperoleh pendidikan tinggi yang
memberikan dasar pengetahuan yang bertanggung jawab
• Memiliki lembaga pendidikan khusus yang menghasilkan
tenaga profesi yang dibutuhkan Mis: Perguruan tinggi yang
menghasilkan keguruan : UPI, IKIP, FKIP, STKIP
• Memiliki organisasi profesi yang memperjuangkan hak-hak
anggotanya.
• Adanya pengakuan yang layak dari masyarakat
• Adanya system imbalan yang memadai, sehingga anggota
profesi dapat hidup dari profesinya
• memiliki kode etik yang mengatur setiap anggota profesi.
KARAKTERISTIK SEBUAH PROFESI
1. Orientasi layanan sosial melebihi layanan pribadi
2. Mendapat pengakuan dan penghargaan dari masyarakat
3. Layanan bersifat scientific atau keahlian
4. Dipersiapkan melalui pre-service education yang terencana
dan integral
5. Perbaikan secara terus menerus melalui in-service education
6. Standard dan kualifikasi oleh organisasi profesi
7. Bekerja dengan kode etik yang diputuskan oleh organisasi
profesi
8. Jabatan sebagai karier hidup
PRINSIP-PRINSIP PROFESIONALITAS GURU
1. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme
2. Memiliki komitmen meningkatkan mutu pendidikan, keimanan,
ketaqwaan, dan ahlak mulia
3. Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai
dengan bidang tugas.
4. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai bidang tugas
5. Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan
6. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi
kerja
7. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara
berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat
8. Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan
9. Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur
hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru
SOSOK PROFESIONAL GURU
1. Penguasaan bidang studi
2. Pemahaman tentang peserta didik
3. Penguasaan pembelajaran yang mendidik
4. Pengembangan kepribadian dan
keprofesionalan secara berkelanjutan
5. Pekerjaan merupakan panggilan hidupnya
mi

• Karena masyarakat menginginkan semua


pelayanan yang diberikan adalah yang
terbaik
(Mis: sekolah yang memiliki guru yang
profesional, Bank yang pelayanannya
profesional, kantor yang pelayanannya
profesional mendapat pujian masyarakat)
• Menurut Amitai Etzioni (1969:89) bahwa guru adalah jabatan
semiprofesional, karena merupakan profesi yang baru muncul.
Dengan demikian jabatan guru baru sebagian, belum
seluruhnya jabatan profesional, tetapi sedang bergerak kearah
itu. Contoh adanya Permendiknas bahwa yang boleh menjadi
guru hanya yang memiliki AKTA MENGAJAR yang dikeluarkan
oleh LPTK (Lembaga pendidikan tenaga kependidikan),
Keputusan Menpan no 26, tahun 1989 memberikan tunjangan
fungsional sebagai tenaga pengajar dan untuk kenaikkan
pangkat.
• GURU : Tenaga profesional yang dibuktikan dengan :
SERTIFIKAT PENDIDIKAN
JEAN JAVIES (Dikutif oleh Bung Karno)
“ Seorang tidak bisa mendidik karena ia mau,
seorang tidak bisa mendidik karena ia tahu,
tetapi seorang hanya bisa mendidik apabila
ia mampu menampilkan dirinya secara utuh
sebagai guru”
• WELL-EDUCATED (TERDIDIK DENGAN BAIK)
• WELL-TRAINED (TERLATIH DENGAN BAIK)
• WELL-REWARDED (DIHARGAI DENGAN BAIK)
• WELL-PROTECTED (DILINDUNGI DENGAN BAIK)
• WELL-MANAGED (TERKELOLA DENGAN BAIK)
• WELL-ACOUNTED (TERTANGGUNGGUGAT DGN BAIK)
PEADAGOGIK KEPRIBADIAN

SOSIAL PROFESIONAL
• KOMPETENSI berasal dari kata Competency, yang
artinya kecakapan, kemampuan dan wewenang
• Kompetensi mencakup:
1. Attitude (sikap)
2. Value (nilai)
3. Personality (kepribadian)
4. Behavior (tingkah laku)
5. Performance (penampilan)
1. Beriman dan bertagwa kepada Tuhan YME
2. Percaya kepada diri sendiri
3. Tenggang rasa dan toleran
4. Mantap, stabil, dan dewasa
5. Arif bijaksana, wibawa, dan berahlak mulia
6. Bersikap terbuka dan demokratis
7. Sabar dalam menjalani profesinya sebagai guru
8. Mengembangkan diri bagi kemajuan profesinya
9. Memahami tujuan pendidikan
10. Mampu menjalani hubungan insani
11. Memahami kelebihan dan kekurangan dirinya
12. Kreatif dan inovasi dalam berkarya
13. Teladan bagi anak didik dan masyarakat
• Terampil berkomunikasi dengan peserta didik dan
orang tua peserta didik
• Bersikap simpatik dan empati
• Dapat bekerjasama dengan dewan/komite
pendidikan
• Pandai bergaul dengan kawan sekerja dan mitra
pendidikan serta santun dengan masyarakat
• Memahami dunia sekitarnya (lingkungannya)
• Memfungsikan ICT
• MENURUT COOPER:
1. Mempunyai pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku
manusia
2. Mempunyai pengetahuan dan menguasai bidang studi yang
dibinanya
3. Mempunyai sikap yang tepat tentang diri sendiri, sekolah,
teman sejawat, dan bidang studi yang dibinanya
4. Mempunyai keterampilan dan teknik mengajar
5. Menerapkan konsep keilmuan dgn kehidupan sehari-hari
6. Berkompetisi secara profesional dalam konteks global
dengan tetap melestarikan nilai dan budaya nasional.
SOSOK UTUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU

Unjuk kerja
Pembelajaran yang mendidik
Learning to do
Menguasai Memiliki karakter Menguasai soft
Hard Skills yg kuat & mulia Skills

Mengembangkan profesionalitas secara berkelanjutan


Learning to know

Memelihara Networking dan menghormati keragaman


Learning to live together

Sosok kepribadian profesional yang tangguh:


Learning to be
KARAKTERISTIK GURU YANG KREATIF DAN PROFESIONAL
(Prof. Marian Diamond: FORCHILDFRES)

(“Personally think that love is the most important elemen in developing the brain and developing the child”)

• Flexible: tidak kaku, luwes, empati, approach social.


• Optimistis: self confidance, self esteem, self disiplin, mampu berinteraksi
dengan anak didik secara baik
• Respect: menghargai, peduli, tanggap
• Cekatan: dinamis, aktif, eksplotarif, ekspresif, kreatif, inisiatif
• Humoris: joyfull learning
• Inspiratif: ide positif di luar kurikulum, inovatif.
• Lembut: learning with love, affection (kasih sayang), patient (sabar)
• Disiplin: on time, modelling,
• Responsif: Tanggap dengan perubahan-perubahan yang terjadi (pada anak,
budaya, sosial, iptek)
• Empati: Merasakan apa yang dirasakan orang lain
• Friendly: tidak membuat jarak dengan anak
• Forchildrens: Suka dengan anak
MENCIPTAKAN KONDISI TERBAIK UNTUK BELAJAR DENGAN
SLANT

• Suasana yang memberdayakan


• Lingkungan yang mendukung
• Afirmasi: akui, setia, usaha, penguatan, perayaan
• Natural: alami, objektif
• Tumbuhkan kreativitas
PERBEDAAN MODEL PEMBELAJARAN KELAS TRADISIONAL DAN KELAS
KONSTRUKTIVISME
KELAS TRADISIONAL KELAS KONSTRUKTIVISME
A A
1. Terpusat pada guru 1. Berpusat pada siswa
2. Ceramah, narasi, diselingi tugas dan tanya jawab 2. Main peran, dialogis, demonstrasi, curah pendapat,
3. Guru sebagai transformator simulasi, debat/diskusi, kerja kelompok, praktik,
pemecahan masalah
3. Guru sebagai fasilitator
B. Tujuan ditetapkan dalam kurikulum B. Tujuan sejalan dengan kebutuhan siswa
secara kaku
C. Terkotak-kotak C. Terintegrasi

D. Fokus Keterampilan Dasar D. Fokus pada konsep umum

E. Kurikulum diikuti secara ketat dan E. Kurikulum lebih luwes dan fleksibel
berurutan
F. KBM dengan buku teks dan LKS F. KBM tergantung pada bahan ajar yang menyebabkan
siswa berpikir dan kontekstual
G. Tagihan hasil belajar lebih G. Tagihan hasil belajar mengacu pada tujuan utuh
ditekankan dengan menggunakan pendidikan
alat tes
H. Informasi datang dari guru H. Hubungan multi arah (interaktif)

I. Fokus pada jawaban yang benar untuk mengevaluasi I. Fokus pada kemampuan siswa menguasai konsep dan
belajar siswa mengutarakan pandangan
J. Evaluasi siswa dilakukan melalui tes/terpisah J. Evaluasi siswa terintegrasi dalam PBM melalui
dari pengajaran observasi evaluasi proses dan hasil

K. Siswa bekerja sendiri K. Siswa kerja dalam kelompok


KUALIFIKASI PENDIDIKAN DOSEN
• Berdasarkan surat: no. 1615/E/T/2011, tertanggal 13
Oktober 2011, hal: kualifikasi dosen.
• Berdasarkan UU No. 14 tahun 2005 tentang guru dan
dosen khususnya pasal 46 ayat 2 yaitu:
“ Dosen memiliki kualifikasi akademik minimun:
a. Lulusan program Magister untuk program diploma
atau program sarjana
b. Lulusan program Doktor untuk program
Pascasarjana “

Kementerian Pendidikan Nasional


Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
9 DEKLARASI PENDIDIKAN GURU (2012)
1. Standarisasi lembaga ( sarana, prasarana, ketenagaan,
dll)
2. Penataan dan pengembangan sistem rekrutmen
3. Pendidikan calon guru berasrama
4. Penataan ulang kurikulum dan program
5. Standarisasi kurikulum
6. Perlu pengembangan beban tugas dosen
7. Penataan manajemen ketenagaan guru
8. Perlu dewan guru nasional
9. Pembelajaran yang inovatif di LPTK.
• Pedagogik adalah ilmu yang mendalami
proses menjadi manusia (memanusiakan
manusia = proses humanisasi)
• PAIDAGOGEO (LATIN) = Paid=anak, ago=memimpin, geo=ilmu
RENE DESCARTES (Filosofi Perancis)
• “ Cogito ergo sum” (aku berpikir, maka aku ada)
• “ De ommi bus, dodi tendum” (teori dibangun dari
keragu-raguan)
• Nativisme ( arthur Schopenhouer): Native=terlahir.
Perkembangan individu ditentukan faktor bawaan sejak
lahir
• Naturalisme (J.J.Rousseau) natura= alam/kodrat.
Pertumbuhan anak diserahkan kepada alam, alam yang
akan menempanya, bukan campur tangan pendidikan.
• Empirisme (John Locke) Empiria= pengalaman, terkenal
dengan teori tabula rasa. Pengalam empiris membentuk
anak di masa depan
• Konvergensi (William stern) . Hasil pendidikan
tergantung dari pembawaan dan pengalaman
Tentang manusia dan siapakah manusia itu?
• Manusia yang aktif
• Manusia yang berefleksi
• Manusia yang bertindak
• Manusia yang berkesadaran moral & teologis
• Manusia dalam konteks sosial budaya
• PEMAHAMAN PESERTA DIDIK
• PERANCANGAN DAN PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN
• EVALUASI HASIL BELAJAR
• PENGEMBANGAN POTENSI PESERTA DIDIK
IKRAR GURU INDONESIA
1. Kami Guru Indonesia, adalah insan pendidikan bangsa yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Kami Guru Indonesia, adalah pengembang dan pelaksana cita-cita
proklamasi kemerdekaan Indonesia. Pembela dan pengamal
Pancasila yang setia kepada UUD 1945
3. Kami Guru Indonesia, bertekad bulat mewujudkan tujuan nasional
dalam mencerdaskan kehidupan bangsa
4. Kami Guru Indonesia, bersatu dalam wadah organisasi perjuangan
persatuan Guru Republik Indonesia, membina persatuan dan
kesatuan bangsa yang berwatak kekeluargaan
5. Kami Guru Indonesia, menjunjung tinggi kode etik guru Indonesia
sebagai pedoman tingkah laku profesi dalam pengabdian terhadap
bangsa, negara dan kemanusiaan.

Sumber: AD/ART PGRI 1994


KODE ETIK GURU INDONESIA
Guru Indonesia menyadari bahwa pendidikan adalah bidang pengabdian terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, bangsa, dan negara serta kemanusiaan pada umumnya. Guru Indonesia yang
berjiwa pancasila dan setia kepada UUD 1945 turut bertanggung jawab atas terwujudnya cita-
cita proklamasi kemerdekaan republik Indonesia 17 Agustus 1945. Oleh sebab itu, Guru
Indonesia terpanggil untuk menunaikan karyanya dengan memedomani dasar-dasar sebagai
berikut:
1.Guru berbakti mermbimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya
yang berjiwa Pancasila
2.Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional
3.Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan
bimbingan dan pembinaan
4.Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya proses
belajar-mengajar
5.Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya untuk
membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan
6.Guru secara pribadi dan bersama-sama, mengembangkan dan meningkatkan mutu dan
martabat profesinya
7.Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan dan kesetiakawanan sosial
8.Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI sebagai
sarana perjuangan dan pengabdian
9.Guru melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan.

Sumber: AD/ART PGRI 1994


(Depdikbud, 1980)
1. Penguasaan bahan pelajaran beserta konsep-konsep dasar
keilmuannya
2. Pengelolaan program belajar-mengajar
3. Pengelolaan kelas
4. Penggunaan media dan sumber pembelajaran
5. Penguasaan landasan kependidikan
6. Pengelolaan interaksi belajar-mengajar
7. Penilaian prestasi siswa
8. Pengenalan fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan
9. Pengenalan dan penyelenggaraan administrasi sekolah
10. Pemahaman prinsip dan pemanfaatan hasil penelitian
pendidikan untuk peningkatan mutu pendidikan
MENGEMBANGKAN NILAI
PROFESI MENDIDIK NILAI KEHIDUPAN

MENGAJAR MENGEMBANGKAN IPTEK

MELATIH MENGEMBANGKAN KETERAM


PILAN DAN PENERAPANNYA

KEMANUSIAAN MENJADI ORANG TUA KE DUA

HOMO SAPIEN-HOMO LUDENS-HOMO PUBER

TRANSFORMASI DIRI

IDENTIFIKASI DIRI
MENDIDIK MASYARAKAT MENJADI WNI YG
PANCASILAIS/BERETIKA/BERAHLAK MULIA
KEMASYARAKATAN
MENCERDASKAN BANGSA INDONESIA
• BELAJAR (seperti air mengalir di sebuah sungai=
mengalir, dinamis, penuh resiko, menggairahkan,
artinya nuansa kesalahan, kelemahan, kreativitas,
potensi, dan ketakjuban mengisi suasana itu)
• MENGAJAR (Membersihkan sungai= membuang
sampah dan kotoran, mengeruk lumpur dan pasir,
memindahkan batu dan kayu penghalang, artinya
pekerjaan yang membutuhkan keikhlasan, kesetiaan,
kemesraan, kesabaran, cinta, sukacita, improvisasi,
pengendalian diri.
1. PENDEKATAN OTORITER (untukmengendalikan perilaku
peserta didik dalam memelihara aturan,tata tertib dan disiplin
kelas)
2. PENDEKATAN INTIMIDASI (mengiring peserta didik berperilaku
sesuai dengan keinginan guru, sehingga mereka merasa takut
untuk melanggarnya)
3. PENDEKATAN PERMISIF (memberikan kebebasan maksimal
kepada peserta didik agar tidak menghambat perkembangannya)
4. PENDEKATAN BUKU MASAK (guru membuat daftar tentang
apa yang hendak dilakukan dan tidak dilakukan dalam bereaksi
terhadap berbagai situasi yang bermasalah
5. PENDEKATAN INSTRUKSIONAL ( merencanakan dan
melaksanakan pembelajaran secara cermat dan baik sesuai dengan
minat peserta didik, sehingga mencegah munculnya perilaku
bermasalah)
6. PENDEKATAN MODIFIKASI PERILAKU (membantu peserta didik
mempelajari perilaku yang tepat dengan menggunakan prinsip
conditioning dan reinforcement)
7. PENDEKATAN SOSIO-EMOSIONAL (belajar dapat dimaksimalkan
dalam kelas yang kondusif dan positif melalui hubungan guru-siswa
dan siswa-siswa)
8. PENDEKATAN SOSIAL (belajar terjadi dalam kelompok dan guru
berperan mewujudkan kelompok kelas yang efektif.
9. PENDEKATAN PLURALISTIK (memberikan peluang kepada guru
untuk memilih/mempertimbangkan strategi mana yang dapat dan
tepat untuk dilaksanakan)
(James M. Cooper dalam Satori jam’an, 2008)
Menurut Sanusi (1991:23):
• Subjek pendidikan adalah manusia yang memiliki kemauan,
pengetahuan, perasaan, dan emosi dan dapat dikembangkan sesuai
dengan potensinya, sementara pendidikan dilandasi oleh nilai-nilai
kemanusiaan yang menghargai martabat manusia
• Pendidikan dilakukan secara sadar dan bertujuan, maka pendidikan
menjadi normatif yang diikat oleh norma-norma dan nilai-nilai yang
baik.
• Teori-teori pendidikan merupakan jawaban hipotesis dalam
menjawab permasalahan pendidikan
• Pendidikan bertolak dari asumsi pokok tentang manusia, yang
mempunyai potensi yang baik untuk berkembang
• Inti pendidikaan terjadi dalam prosesnya, artinya situasi yang terjadi
adalah dialog antara pendidikan dengan anak didik yang
memmungkinkan peserta didik tumbuh ke araah yang diharapkan
• Upaya menjadikan manusia sebagai manusia yang baik
(memanusiakan anak manusia).
• Kompetensi profesional: memiliki pengetahuan yang luas serta
dalam dari subjek matter (bidang studi) yang akan diajarkan serta
penguasan metodologis, artinya memiliki pengetahuan konsep
teoritik, metode KBM, landasan kependidikan, dan pemahaman
tentang anak didik
• Kompetensi personal: memiliki sikap kepribadian yang mantap,
kepribadian yang patut ditiru dan diteladani sesuai yang
dicetuskan oleh Ki Hajar Dewantara
• Kompetensi Sosial: dapat menunjukkan kemampuan
berkomunikasi sosial, baik dengan anak didik, sesama teman,
kepala sekolah dan masyarakat luas.
• Kemampuan memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya
dengan mengutamakan nilai kemanusiaan dari nilai material.
NEA ( Nasional Education Association, 1948) mengatakan sebagai
berikut:
• Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual
• Jabatan yang menggeluti batang tubuh ilmu yang khusus
• Jabatan yang memerlukan persiapan latihan yang lama
• Jabatan yang memerlukan latihan dalam jabatan yang
berkesinambungan (SPG/SGO/SMOA-D2-D3-S1-S2-S3)
• Jabatan yang menjanjikan karier hidup dan keanggotaan yang
permanen
• Jabatan yang menemukan bakunya sendiri (mutu lulusan akan
dipengaruhi oleh mutu masukkan atau bahan bakunya (calon
mahasiswanya) perlu nilai standard yang masuk yang sampai saat
ini belum terpenuhi dengan baik.
• Jabatan yang mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi
• Jabatan yang mempunyai organisasi profesional yang kuat dan
terjalin rapat
• Menjunjung tinggi martabat profesi
• Menjaga dan memelihara kesejahteraan para
anggotanya
• Meningkatkan pengabdian para anggota profesi
• Meningkatkan mutu profesi
• Meningkatkan mutu organisasi profesi
• KODE ETIK berarti pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis
dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan
• CCE (Canadian Code of Ethics) mengemukakan ada 4 asas etis,
yaitu:
1. Respect for the dignity of persons (menghargai harkat
dan martabat manusia)
2. Responsible caring (kepedulian yang bertanggung jawab)
3. Integrity in relationships (integritas dalam hubungan)
4. Responsibility to society (tanggung jawab kepada masyarakat)
Biggs and Blocher (1988:10) mengemukakan 3 fungsi kode etik:
• To protect a profession from government inteference
(melindungi suatu profesi dari campur tangan pemerintah)
• To prevent internal disgreements within a profession
(mencegah terjadinya pertentangan internal dalam suatu
profesi)
• To protect practitioners in case of alleged malpractice
(melindungi para praktisi dari kesalahan praktik suau profesi)
• Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk
manusia Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila
• Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional
• Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai
bahan melakukan bimbingan dan pembinaan
• Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang
menunjang berhasilnya proses belajar-mengajar
• Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan
masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa
tanggung jawab bersama terhadap pendidikan
• Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan
meningkatkan mutu dan martabat profesinya
• Guru memelihara hubungan seprofesinya, semangat kekeluargaan
dan kesetiakawanan sosial
• Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu
organisasi PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian
• Guru melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah dalam bidang
pendidikan
• (Ditetapkan dalam kongres PGRI ke XIII tahun 1973 di Jakarta dan
disempurnakan dalam kongres ke XIV tahun 1989 di Jakarta)
TRIPUSAT PENDIDIKAN
(Ki Hajar Dewantara)
1. KELUARGA SEBAGAI PUSAT PENDIDIKAN
a. Pembentukkan Pengetahuan (kognitif)
b. Pembentukkan keterampilan (motorik, intelektual, dan
sosial)
c. Pembentukkan sikap, nilai dan kepribadian
2. SEKOLAH SEBAGAI PUSAT PENDIDIKAN
a. Tempat menimba ilmu (baca- tulis- hitung)
b. Tempat mendidik anak (sopan santun, etika,
budi luhur, kesehatan, sifat mandiri, tanggung jawab, dsb)
3. MASYARAKAT SEBAGAI PUSAT PENDIDIKAN
a. Kursus bahasa Inggris, keterampilan, kecantikan, kejar
paket A, bimbel, privat, dsb
b. Perpustakaan, kesenian, kerajinan,club olahraga, dsb
BELAJAR MENURUT FILOSOFI
K.H.DEWANTARA

• Filsafat Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara,


Yaitu 3N : Niteni (memahani esensi) , Nirokake
(menirukan), Nambahi (mengembangkan)
• Belajar harus mengembangkan:
(1) Cipta (kognitif)
(2) Rasa (afektif)
(3) Karsa (motivasi)
(4) Karya (psikomotor)

• Habituasi = pembiasaan
• Coriosity = rasa ingin tahu
• From cradle to the grave= dari buaian hingga lubang kubur
1. MEMILIKI PENGETAHUAN DALAM ILMU YANG DIAJARKAN
2. MEMILIKI PENGETAHUAN DALAM CARA MENGAJAR
(science and art)
3. MEMILIKI PENGETAHUAN DALAM KONTEKS
4. MEMILIKI PENGETAHUAN DALAM KEPRIBADIAN (disiplin,
jujur, dedikasi, komitmen, kharisma, antusias, integritas, dan
percaya diri)
6 PENYAKIT GURU
(Barnawi & M. Aripin)

1. LESU

2. KUSTA

3. KURAP

4. TBC

5. KUDIS

6. TIPUS

7. ASMA
6 PENYAKIT GURU
(Barnawi & M. Aripin)

NAMA PENYAKIT OBAT


1. LESU ( Lemah Sumber) • JAMU KUAT (jangan malu,
konsultasi, upayakan, atasi &
terapkan)
2. KURAP (Kurang persiapan) • SALEP ( Siapkan, lakukan,
evaluasi & pastikan)
3. KUSTA (Kurang Strategi) • BALSEM ( Baca, latih &
sempurnakan)
4. TBC (Tidak Banyak Cara) • KINA ( Kreatif, Inovatif & aplikatif)
5. TIPUS (Tidak punya selera) • PUYER ( pikirkan, upayakan,
yakinkan,empati & resapi)
============================ =============================
6. KUDIS ( Kurang disiplin) • Cream ( Contoh, rajin, emban &
amanah
7. PANU (
• Dari teacher-centre ke studens-centre
• Dari single media ke multimedia
• Dari kerja terisolasi kekerja kolaborasi
• Dari informasi sepihak ke pertukaran informasi
• Dari pembelajaran pasif ke pembelajaran aktif
• Dari yang bersifat faktual ke cara berpikir kritis
• Dari respons reaktif ke proaktif/tindakan terencana
• Dari konteks artificial ke konteks dunia nyata
GURU SEBAGAI INSAN MULTIDEMENSI
( Pullias & Young)
Ada 14 karakteristik guru yang unggul:
1. Guru adalah guru ( the excellence teacher)
2. Guru sebagai teladan ( Uswah Hasanah = teladan yang baik)
3. Guru sebagai penasihat (dekat, mengenal,memahami karakter siswa)
4. Guru sebagai pemegang otoritas ( Otoritas keilmuan, adil, toleran, terbuka dan
demokratis)
5. Guru sebagai pembaru (penerjemahkan Iptek dgn bahasa yang mudah kpd
siswa)
6. Guru sebagai pemandu (menetapkan tujuan, arah, perjalanan sesuai dengan
keinginan dan kemampuan siswa)
7. Guru sebagai pelaksana tugas rutin (menjalankan tugasnya dengan baik dan
ikhlas)
8. Guru sebagai insan visioner (menyemaikan benih , menumbuhkan, dan
mengembangkan visi mulia kemanusiaan kepada muridnya
9. Guru sebagai orang yang realitis (berani menghadapi kenyataan= a facer of
reality)
10. Guru sebagai pencipta (membentuk, mempengaruhi, dan menciptakan seorang
anak yang sedang tumbuh dan berkembang)
8. Guru sebagai insan visioner (menyemaikan benih , menumbuhkan, dan mengembangkan
visi mulia kemanusiaan kepada muridnya
9. Guru sebagai orang yang realitis (berani menghadapi kenyataan= a facer of reality)
10. Guru sebagai pencipta (membentuk, mempengaruhi, dan menciptakan seorang anak yang
sedang tumbuh dan berkembang)
11. Guru sebagai penutur cerita dan seorang aktor (pembawa suara hati manusia, memberi
nafas kehidupan baru, sehingga apa yang diceritakan/disampaikan terkesan dihati
sanubari siswa)
12. Guru sebagai pembongkar kemah (berani mengambil resiko utk meninggalkan cara
berpikir dan sikap pandang lama kemudian menggatinya dengan cara pandang/berpikir
yang baru)
13. Guru sebagai peneliti (pencari tahu segala sesuatu untuk memberitahukan,
menginformasikan pengetahuannya kepada siswa = the never ending pursuit of the truth)
14. Guru sebagai penilai (unggul dalam menilai aspek kepribadian, kognitif, afektif, dan
psikomotor siswa)
3 TAHAP PENDIDIKAN UNTUK MENGARUNGI
KEHIDUPAN

• To make a living (kemampuan mencari


nafkah)
• To lead a meaningful life (kemampuan
mengembangkan kehidupan yang bermakna)
• To ennoble life ( kemampuan untuk
memuliakan kehidupan)
THOMAS. L. MADDEM (2002)
(Dalam bukunya: “Fire-up your learning”)
• Manusia hanya menggunakan 5%-10% kapasitas otaknya, kalau bisa
menggunakan 50% kapasitas otaknya hampir sama dengan komputer.
• Salah satu cara untuk membuka potensi luar biasa dalam otak adalah
dengan memasukan informasi yang diterima melalui gaya belajar
yang sesuai dengan gaya mengajarnya.
• 5 gaya belajar menurut Thoma.L.Maddem, yaitu:
a. Visual = 29% ( membaca, melihat, mengamati, imajinasi,
visualisasi)
b. Auditory = 34% (menyimak, berbicara, diskusi)
c. Kinestetik = 37% ( aktivitas fisik/keterlibatan: merasa,
mengerjakan, mengalami, intuisi)
d. Oldfactory ( pengecap)
e. Gustatory (penciuman)
• Tipe orang belajar menggunakan belahan otak kiri dan otak kanan:
Otak kiri: situasi sunyi, tidak ada camilan, dirancang formal, kondisi
baik/mood, dan suasana terang
Otak kanan: musik, redup, camilan, informal, dan berinteraksi dgn
teman
TANTANGAN DAN MASALAH PENDIDIKAN
1. Jumlah pendidik dan tenaga kependidikan yang belum memadai
untuk memenuhi perluasan akses dan pemerataan terutama
dalam menuntaskan wajib belajar 9 tahun
2. Distribusi guru yang tidak merata yang menumpuk di daerah-
daerah perkotaan
3. Kualifikasi dan kompetensi yang belum memenuhi standar
nasional pendidikan
4. Masih banyaknya guru yang mengajar tidak sesuai dengan bidang
keahliannya (mismatch), yaitu sekitar 15%
5. Terbatasnya kemampuan pemerintah dalam pemenuhan
kebutuhan guru (PNS)
6. Masih rendahnya kesejahteraan guru.
7. Perlindungan terhadap guru dalam melaksanakan tugas
profesinya belum optimal.
8. Masih rendahnya Penghargaan kepada guru yang berprestasi dan
berdedikasi
9. Belum berkembangnya organisasi profesi guru
10.Manajemen guru yang belum efektif dan efisien terutama di
pemerintah daerah
• CHARACTER BUILDING (Pembangunan karakter):
bukan anugerah, tetapi dibangun sedikit demi sedikit
dengan perkataan, pikiran, perbuatan nyata melalui
pembiasaan, keberanian, usaha keras dan bahkan
dibentuk dari kesulitan demi kesulitan (Maxwell, 2001)
Karakter bangsa Indonesia sebagai berikut:
1. Hipokrit ( munafik, lain dimulut lain dihati)
2. Enggan bertanggung jawab
3. Bermental terobos (kaya tanpa usaha melelahkan, pintar tanpa
belajar)
4. Feodalistik (penjilat atau cari muka)
5. Percaya tahyul, bid’ah dan khufarat)
6. Artistik (tampilan glamour, mengutamakan gaya bukan karya).
7. Berwatak lemah (mudah berubah keyakinan demi
kelangsungan hidup)
8. Senang bernostalgia/efouria masa lalu
9. Cepat marah
10.Tukang lego (ditukar untuk mendapat uang tunai)
Menurut : Ana Maulana (2011)
• EGOIS
• INDIVIDUALISTIS
• MATERIALISTIS
• SEKULER
(sifat keduniawian dan kebendaan)

• HEDONIS
(kenikmatan dan kesenangan hidup didunia adalah tujuan hidup)

• KRISIS AHKLAK
• AGAMA SEBAGAI SIMBOL
1. CINTA TUHAN DAN CIPTAANNYA
2. KEMANDIRIAN DAN TANGGUNG JAWAB
3. JUJUR, AMANAH, DAN BIJAKSANA
4. HORMAT DAN SANTUN
5. DERMAWAN, SUKA MENOLONG, GOTONG ROYONG
6. PERCAYA DIRI, KREATIF, DAN PEKERJA KERAS
7. KEPEMIMPINAN DAN ADIL
8. BAIK DAN RENDAH HATI
9. TOLERANSI, KEDAMAIAN, DAN KESATUAN
1. PEMBIASAAN ( Habituasi)
2. CONTOH DAN TAULADAN (Good example)
3. PEMBELAJARAN SECARA TERINTEGRASI
OTAK KIRI OTAK KANAN
1. LOGIS/RASIONAL 1. IMAJINASI
2. SISTEMATIS 2. INTUITIF
3. LINEAR 3. HOLISTIK
4. ANALITIS 4. PERASAAN
5. MATEMATIS 5. SPIRITUAL
6. TEKNIS 6. MUSIK/SENI
7. KONSERVATIF 7. KREASI DAYA
8. PERENCANAAN CIPTA
9. ORGANISASI 8. KEPEKAAN WARNA
10. ADMINISTRASI 9. KONSEP
11. PEMECAHAN 10. KESADARAN
MASALAH SPASIAL
12. BAHASA 11. PERSEPSI
POLA/BENTUK
12. VISUALISASI
1 HARI
MELIPUTI: 24 JAM
1440 MENIT
• KECERDASAN INTELEKTUAL 86.400 DETIK

• KECERDASAN EMOSIONAL DMSI: P + L+T+W


• DEMENSI
PERCEPATAN

• KECERDASAN SPIRITUAL • DEMENSI QUANTUM


ENERGI
PERBEDAAN GIFTEDNESS DAN TALENTED
• Giftedness ( disebut dengan keberbakatan atau cerdas istimewa):
adalah anak yang memilki kemampuan intelektual jauh di atas rata-
rata, sehingga membutuhkan pelayanan pembelajaran yang khusus
agar potensi intelektualnya dapat berkembang secara optimal
• Talented (disebut juga keberbakatan atau bakat istimewa) adalah
anak yang memiliki kemampuan (keterampilan) luar biasa pada
bidang tertentu, misalnya: olahraga, seni, kepemimpinan, dll)
• 3 demensi interaksi anak keberbakatan: (1) kemampuan di atas
rata-rata, (2) komitmen terhadap tugas atau motivasi tinggi, (3)
kreativitas (kemampuan melakukan inovatif, orisionalitas, ekspresif,
imajiner, elaborasi)

1. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
2. Keterampilan bertanya dasar
3. Keterampilan bertanya lanjut
4. Keterampilan menjelaskan
5. Keterampilan memberikan penguatan
6. Keterampilan memberikan variasi
7. Keterampilan mengelola kelas
8. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
KEUNIKAN GAYA MENGAJAR
• ZIG ZIGLAR, 2001
“ Perhatikan kebiasaanmu, ia akan menjadi karaktermu”
• IBNU MISHAWAIH
“ Karakter manusia terletak pada pikirannya, dan dapat dicapai
melalui pendidikan, pergaulan, pembiasaan dan disiplin”

• “Jangan kau minta buah rambutan dengan pohon mangga,


tetapi jadikanlah semua pohon berbuah yang manis”

• Uang adalah hamba yang sangat dibutuhkan, apabila kita


tidak menguasainya maka dia adalah tuan bagi manusia

• Laut yang tenang tidak akan menghasilkan pelaut yang


tangguh, Pelaut besar hanya terlahir dari gelombang yang
besar”)
LANJUTAN
• Tum Spiro, spero ( selama kita bernafas, kita berusaha)
• Yang terpenting bukan apa yang kamu tuangkan di otak anak,
tetapi apa yang kamu tanamkan di otak anak. ( vita desimus,
non scholae desimus, non multa sed multum)
• Sellar: : kalau ada seorang yang ingin belajar, maka ada 30
orang yang tidak mau diajar”.
• Henry Ford: “ berkumpul bersama adalah awal kemajuan,
selalu bersama adalah kemajuan, dan bila bekerjasama adalah
keberhasilan”
• Shakespeare: “Kesusahan bagaimanapun besarnya dapat
dilenyapkan selama anda masih punya harapan”.
• Riva’I Yogi: “ Kita baru mengenal teman sejati, setelah kita
mengalami kesulitan berkali-kali”
• “Ujian paling terbesar bagi keberanian adalah menanggung
kekalahan tanpa kehilangan hati”
lanjutan
• “Pakailah lengan dan akalmu, jangan menyerahkan segalanya kepada
Tuhan”
• Aku tidak meninggal harta padamu anakku, tetapi aku meninggalkan
banyak teman, kelak mereka berkata: “Dik, aku mengenal ayahmu” .
• “Jika kamu tidak pernah meminta sesuatu dari anak didikmu,
percayalah kelak ada salah satu dari anak didikmu itu akan menarik
tanganmu untuk masuk ke dalam surga”
• .” HALYAS TAWILLAZI NA YAKLAMU, WALLAZI NALA YAKLAMU”
• ( Tidak akan sama orang yang berilmu/berpengetahuan dengan orang
yang tidak berpengetahuan)
• “Karena harta dia jatuh cinta, karena cantik dia tertarik, karena manis
dia mengemis, karena ayu dia terpaku, karena hati dia mengabdi”
• Nabi Zakaria: Minta tolong kepada pohon besar ketika dikejar orang
kafir, masuk ke dalam pohon besar, dan akhirnya minta tolong kepada
Allah.
• Nabi Musa: nabi yang berilmu, sombong, dan kaya, ada yang lebih
darinya yaitu nabi Khaidir”
A. Membuka Pelajaran
1. Menarik perhatian siswa
a. Gaya mengajar guru (posisi, kegiatan)
b. Alat Media (peralatan, gambar, model)
c. Pola interaksi yang bervariasi
2. Menimbulkan motivasi
a. Kehangatan dan keantusiasan
b. menimbulkan rasa ingin tahu/menantang
c. Mengemukakan ide
d. Memperhatikan minat siswa
3. Memberikan acuan:
a. mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas
b. Langkah-langkah yang akan dilakukan
c. Mengingatkan masalah pokok yang akan dilakukan
d. Mengajukan pertanyaan
B. Menutup Pelajaran
• Meninjau kembali
a. Merangkum isi pelajaran
b. Membuat ringkasan
• Mengevaluasi
a. mendemonstrasikan
b. Mengaplikasikan ide baru pada
situasi lain
c. mengeksplorasikan pendapat siswa sendiri
d. Soal-soal tertulis
• Tindak lanjut
a. Memberi tugas/PR
b. Merencanakan remidial
• Pertanyaan jelas dan singkat
• Pemberian acuan
• Pemusatan
• Pemindahan giliran
• Penyebaran
• Memberikan waktu berpikir
• Pemberian tuntunan
• Tuntunan tingkat kognitif dalam memberikan
pertanyaan: ingatan, pemahaman,
penerapan, analisis, sintesis, evaluasi.
• Urutan pertanyaan
• Pertanyaan melacak: klarifikasi, pemberian
alasan, kesepakatan pandangan, ketepatan,
relevan, contoh, jawaban kompleks.
• Mendorong terjadinya interaksi antar siswa
1. Pertanyaan permintaan (compliance question) : pertanyaan yang mengharapkan
agar siswa mematuhi perintah yang diucapkan dalam bentuk pertanyaan, examp:
dapatkah kamu tenang agar suara bapak/ibu dapat didengar oleh kalian?
2. Pertanyaan retoris (rhetorical question) : pertanyaan yang tidak menghendaki
jawaban, tetapi dijawab sendiri oleh guru, examp: mengapa banjir terjadi di mana-
mana, sebab curah hujan………
3. Pertanyaan menuntun atau mengarahkan (prompting question): pertanyaan yang
diajukan untuk memberi arah kepada murid dalam proses berpikirnya.
4. Pertanyaan menggali (probing question): pertanyaan lanjutan yang akan
mendorong murid untuk lebih mendalami jawabannya terhadap pertanyaan
pertama
5. Pertanyaan pengetahuan (knowledge question):pertanyaan yang menggunakan
kata-kata: apa, di mana, kapan, siapa, dan sebutkan, contoh: sebutkan tanda-tanda
hidup?
6. Pertanyaan pemahaman (comprehension question): pertanyaan yang menghendaki
jawaban yang bersifat pemahaman dengan kata-kata sendiri dan biasanya
menggunakan kata-kata: jelaskan, uraikan, bandingkan, dsb.
7. Pertanyaan penerapan (aplication question): pertanyaan yang menghendki
jawaban untuk menerapkan pengetahuan yang diterimanya, contoh: berdasarkan
proses tersebut, kesimpulan apa yang dapat anda berikan.
8. Pertanyaan Sintesis (synthesis question): pertanyaan yang menghendaki jawaban
yang benar, tidak tunggal, tetapi lebih dari satu dan menuntut murid untuk membuat
ramalan (prediksi), memecahkan masalah, mencari komunikasi, Coontoh: apa yang
terjadi bila musim kemarau tiba? Apa yang anda lakukan bila seseorang siswa anda
tidak mau memperhatikan pelajaran?
9. Pertanyaan evaluasi (evaluation question): pertanyaan yang menghendaki jawaban
dengan cara memberikan penilaian atau pendapatnya terhadap sesuatu isu yang
ditampilkan. Contoh: Bagaimana pendapat anda tentang program transmigrasi? Apa
komentar anda tentang keluarga berencana.
• Kejelasan (menghindarkan kata-kata yang meragukan
dan berbelit-belit serta menyadari keterbatasan kosakata
siswa)
• Contoh dan Ilustrasi (relevan, sesuai dengan usia,
pengetahuan dan latar belakang siswa, dapat dipahami
dan dimengerti siswa)
• Pengorganisasi (pengkonsentrasian pada hal-hal yang
penting)
• Penekanan (penekanan suara pada hal yang penting,
penekanan dengan menggunakan mimik, isyarat,
gesture selama pelajaran berlangsung)
• Balikan (mengajukan pertanyaan untuk mengetahui
pemahaman, sikap, minat siswa)
• Penguatan verbal
• Penguatan mimik dan gesture
• Penguatan mendekati
• Penguatan dengan sentuhan
• Penguatan dengan kegiatan menyenangkan
• Penguatan dengan simbol/benda
• Suara (nada, volume, kecepatan)
• Mimik dan gesture
(memperjelas/memperkuat )
• Kesenyapan ( jeda dalam aba-aba/instruksi)
• Kontak pandang
• Perubahan posisi
• Pemusatan (penekanan secara lisan: baik,
bagus, perhatikan, lihat semua, dsb)
• Menggunakan alat media (peralatan
penunjang)
• Menggunakan alat bantu yang dapat di
modifikasi)
A. PREVENTIF
• Menunjukkan sikap tanggap
• Membagi perhatian
• Memusatkan perhatian kelompok
• Memberi petunjuk yang jelas
• Memberi punishing
• Memberikan reinforcement
B. Korektif
• Memodifikasi tingkah laku
• Pengelolaan kelompok
• Menemukan/memecahkan
tingkah laku yang menimbulkan
masalah
• Memusatkan perhatian (merumuskan tujuan, masalah, menandai
hal yang tidak relevan, membuat rangkuman)
• Memperjelas masalah (pendapat, memphrase, merangkum,
menggali, mengurai secara mendetail)
• Menganalisis pandangan siswa (persetujuan dan ketidaksetujuan,
meneliti alasan)
• Meningkatkan kesempatan siswa (menimbulkan pertanyaan ,
menggunakan contoh, menguraikan hal-hal yang sedang
dibicarakan, menunggu, memberi dukungan)
• Menyebarkan kesempatan bertanya (partisipasi, meneliti
pandangan, mencegah pertanyaan yang berlebihan, menghentikan
(melarang monopoli)
• Menutup diskusi (merangkum, memberi gambaran yang akan
datang, menilai)
PERGURUAN TINGGI DI JERMAN
(BERLIN & MUNCHEN)
• Pendidikan dasar selama 7 tahun
• Kelas 1-3 diajar oleh Pakar Pendidikan Professor Doktor Psikologi,
untuk mengetahui IQ, minat, dan talenta anak sedini mungkin.
• Di kelas 4-7 anak diarahkan untuk melanjutkan ke SMP sesuai
dengan bakat, minat dan kemampuannya.
• Setelah anak lulus di SD dapat melanjutkan ke SMP dengan dibagi
dalam 3 kategori:
a. Anak pandai dan genius diarahkan ke SMA
b. Anak sedang melanjutkan ke SMK
c. Anak yang kurang mampu ke sekolah khusus (langsung bekerja:
di bengkel, kasir, tata rambut, dsb) .
• Anak pandai lulusan SMP dapat melanjutkan ke SMA yang dibagi
dalam IPA dan IPS
• Masuk ke jenjang Universitas tanpa melalui tes, berdasarkan nilai
ijazah
• Bagi yang nilai tinggi, dapat diterima di fakultas pavorit, seperti
kedokteran, teknik, hukum, dll
• Bagi yang tidak mampu, tetapi ingin melanjutkan ke fakultas pavorit
harus menunggu giliran dan jumlahnya sedikit. Waktu tunggu
digunakan untuk mengikuti wajib meliter dan bagi anak genius tidak
diwajibkan.
• Pendidikan tinggi di Jerman dibagi atas 3 kategori: akademi,
universitas dan institut teknologi
• Anak lulusan SMA dapat melanjutkan ke 3 PT, tetapi dari SMK
hanya boleh ke akademi (politeknik)
• Lama pendidikan sampai magister (S2) rata-rata 5-7 tahun,
sedangkan program doktor (S3) antara 3-6 tahun
• Syarat-syarat menjadi pendidik (Guru dan Dosen):
a. Guru, harus doktor dan lulus cumlaude
b. Dosen, harus bergelar professor doktor dan lulus cumlaude
c. Syarat menjadi professor, harus doktor (S3) dan menyusun
disertasi doktor serta meneliti minimal 10 tahun
• Kuliah di Jerman tidak dipungut biaya SPP
• Untuk orang asing yang kuliah di Jerman harus ada garansi hidup
selama 1 tahun (100 juta) dan disimpan di rekening bank Jerman
(Jerman tidak mau dibebani banyaknya gelandangan)
• Mahasiswa diperbolehkan bekerja tetapi dibatasi hanya 2-3 jam
sehari (agar lebih fokus dalam menuntut ilmu) apabila lebih
dikenakan pajak yang tinggi.
• Jenis pekerjaan: mengantar koran, membersihkan toko, pelayan
toko, tukang sapu, pelayan restoran atau hotel)
• Bagi orang asing, bidang ilmu yang tidak boleh diikuti adalah teknik
ruang angkasa dan teknik senjata.
• Bagi yang ingin kuliah di Jerman harus menguasai bhs Inggris
(utama) dan juga sedikit bahasa Jerman
• Di Jerman, persiapan iman dan taqwa harus tinggi, karena
pergaulan muda mudi sangat bebas
• Di Jerman mengalami 4 musim, musim yang paling tidak disenangi
adalah musim dingin, karena bisa di bawah 35 derajat Celcius.
• Komunikasi, transportasi, dan asuransi kesehatan sangat terjamin
• Masyarakat Jerman sangat disiplin dan menghargai waktu, tepat
waktu bila berjanji, jujur, pekerja keras/ulet.
• Agama bebas, asal tidak membuat kriminal dan teroris.
• Bagi mahasiswa Indonesia harus bisa beradaptasi dalam hal
makanan, karena sulit mencari nasi
Karakter bangsa Indonesia sebagai berikut:
1. Hipokrit ( munafik, lain dimulut lain dihati)
2. Enggan bertanggung jawab
3. Bermental terobos (kaya tanpa usaha melelahkan, pintar tanpa
belajar)
4. Feodalistik (penjilat atau cari muka)
5. Percaya tahyul, bid’ah dan khufarat)
6. Artistik (tampilan glamour, mengutamakan gaya bukan karya).
7. Berwatak lemah (mudah berubah keyakinan demi
kelangsungan hidup)
8. Senang bernostalgia/efouria masa lalu
9. Cepat marah
10.Tukang lego (ditukar untuk mendapat uang tunai)
PENDIDIKAN DI INDONESIA
• Pendidikan dimulai dari TK (itupun tidak merata) sudah diusahakan
bisa membaca dan menulis
• Di SD diberikan mata pelajaran yang cukup banyak, padat dan
diberikan PR bertubi-tubi. Sedangkan pada sekolah agama (Islam)
ditambah pelajaran fikih, bahasa Arab, hadist, membaca alquran,
nahwu, matematika, IPS, IPA, bahasa Indonesia, PPKn, dll
• Nilai ulangan jelek dimarahi orang tua
• Ketika UNAS, soal begitu banyak dan sulit serta waktu relatif
singkat, sehingga banyak anak mengalami kegagalan. Kembali
orangtua marah dan kecewa, sebab waktu 6 tahun belajar hanya
ditentukan 1 minggu.
• Ketika memasuki pendidikan SMP dan SMA hampir sama padatnya,
ditambah les/kursus sore atau malam hari (bahasa Inggris,
matematika, kimia, fisika, ekonomi, dll) dikarenakan orangtua
khawatir anaknya tidak lulus UNAS.
• Banyak orang tua mengharapkan anaknya masuk sekolah
kedokteran dan nantinya mendapat penghasilan banyak
• Professor dan doktor tidak mau mengajar di SD (gengsi)
• Ketika kuliah di perguruan tinggi, mahasiswa mengalami boredom,
sehingga tingkat kreativitasnya rendah dalam belajar (dampak dari
SD-SMP-SMA).
• Mahasiswa sangat suka kalau dalam perkuliahan dosen tidak
datang
• Perpustakaan sangat jarang dikunjungi
• Internet digunakan untuk membuka situs manusia tak berbaju
• Dosen banyak berpendidikan strata 1
• Ketika dosen ditawarkan belajar keluar negeri, takut dan menolak
karena tidak menguasai bahasa Inggris dan tidak makan nasi
• Setelah 60 tahun lebih kita baru menerapkan kembali pendidikan
karakter , karena hasil selama ini hanya perilaku yang anarkhis,
kurang beretika, kurang sopan santun, caci maki, lemparan batu dll
• Bagi pemimpin, orang tua dan calon guru diharapkan memberikan
contoh teladan untuk generasi muda.
PERBANDINGAN BIAYA SEKOLAH DI LUAR NEGERI
1. AUSTRALIA = 396,7 JUTA/PERTAHUN
2. AMERIKA SERIKAT = 367,7 JUTA/PERTAHUN
3. INGGRIS = 312,3 JUTA/PERTAHUN
4. UNI EMIRAT ARAB = 281,9 JUTA/PERTAHUN
5. KANADA = 267,9 JUTA/PERTAHUN
6. SINGAPURA = 249,7 JUTA/PERTAHUN
7. HONGKONG = 231,1 JUTA/PERTAHUN
8. JEPANG = 197,4 JUTA/PERTAHUN
9. RUSIA = 97,2 JUTA/PERTAHUN
10. CHINA = 90,2 JUTA/PERTAHUN
11. TAIWAN = 85,5 JUTA/PERTAHUN
12. SPANYOL = 72,1 JUTA/PERTAHUN
13. JERMAN = 64,7 JUTA/PERTAHUN
Rahasia Sukses Masyarakat Jepang
1. KERJA KERAS ( 2450 jam/tahun, AS= 1975 jam/tahun, Ingg =
1911 jam/tahun, Jerman= 1870/tahun, Perancis= 1680
jam/tahun)
2. MALU ( Sehingga melakukan harakiri)
3. HIDUP HEMAT
4. LOYALITAS ( bekerja disuatu pabrik sampai pensiun)
5. INOVASI ( bukan sebagai penemu, tetapi meracik dari temuan
orang)
6. PANTANG MENYERAH DALAM HIDUP ( ulet, tahan banting,
tidak pernah putusasa, dsb)
7. BUDAYA BACA
8. KERJASAMA
9. MANDIRI (Membiayai sendiri kuliah, dengan lembur
perkerjaan)
10. MENGHORMATI BUDAYA LELUHUR ( budaya minta maaf,
ditabrak minta maaf)
DONKEY BRIGDE = KMHLIPBKMM
UJIAN AKHIR SEMESTER
MATA KULIAH: PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG)
KELAS KERJASAMA
(Dosen: H. Kaswari)
1. Apa indikatornya seseorang dikatakan sebagai guru yang
ideal.
2. Guru memiliki 4 kompetensi, coba tuliskan ke 4 kompetensi
tersebut dan beri penjelasan
3. Mengapa diperlukan profesional dalam pendidikan
4. Tuliskan kode etik guru Indonesia
5. 4 pilar pendidikan menurut Unesco dirasakan kurang
lengkap. untuk itu bangsa Indonesia memerlukan 1 pilar lagi
yang berbunyi “ Learning to believe and convince the
almighty god” Jelaskan pengertian kalimat tersebut dan
mengapa perlu ditambahkan 1 pilar tersebut.
6. Tuliskan ciri-ciri profesi yang kamu ketahui
7. Tuliskan Tripusat Pendidikan yang dicetuskan oleh
K.Hajar.Dewantara dan beri penjelasan.
8. Tuliskan 4 ciri guru yang profesional menurut: Clark dan
walsh.
SELAMAT BEKERJA
DAN PERCAYALAH DENGAN DIRI SENDIRI
MID SEMESTER PPG
1. Apa indikatornya seseorang dikatakan sebagai
guru yang ideal.
2. Tuliskan 4 kompetensi guru dan beri penjelasan
3. Mengapa diperlukan profesional dalam pendidikan
4. 4 pilar pendidikan menurut Unesco dirasakan
kurang lengkap, untuk itu bangsa Indonesia
memerlukan 1 pilar lagi. Tuliskan bunyi pilar
tersebut dan jelaskan mengapa perlu ditambahkan
1 pilar tersebut
5. Tuliskan ciri-ciri profesi.
6. Tuliskan Tripusat Pendidikan yang dicetuskan
oleh K.Hajar.Dewantara dan beri penjelasan.

SELAMAT BEKERJA
DAN PERCAYALAH DENGAN DIRI SENDIRI
BUKU RUJUKAN
1. Nurfuadi . 2012. Profesionalisme Guru. Poeworkerto: STAIN Press
2. Imam Wahyudi. 2012. Mengejar Profesionalisme Guru. Jakarta: Prestasi
Pustakaraya
3. Damsar. 2011. Sosialisasi Pendidikan. Jakarta: Kencana
4. Munif Chatib. 2012. Gurunya Manusia. Bandung: Kaifa
5. Udin Syaefudin. 2010. Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Alfabeta
6. Suyono dan hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Remaja
Rosdakarya
7. Tjutju Yuniarsih. 2009. Manajemen Sumber Daya manusia. Bandung:
Alfabeta
8. Asep Supena. 2012. Pendidikan Bagi Anak Berbakat. Jakarta: FIP.Press
9. Iskandar Agung. 2012. Strategi Mengembangkan Organisasi Pembelajaran Di
Sekolah. Jakarta: Bee Media Indonesia.
Stress pada bayi:
1. Terjadi pada lingkungan unfamiliar
2. Penyapihan dari ibu
3. Cara dan jadual makan
4. Toilet training
5. Sikap penolakan/ketidaksenangan orang
tua
6. Marah, kasar, kurang perhatian
1. Bersumber dari lingkungan keluarga,
sekolah, dan teman
UAS PPG
Soal PPG khusus untuk kelas:
1. Semester VI A – pagi
2. Semester VI B – pagi
3. Semester VI E – pagi
4. Semester VI A – siang
5. Semester VI B – siang
6. Semester VI C – siang
7. Semester VI D – siang
8. Dosen Pengampu: Drs.H. Kaswari, S.Pd,M.Pd

Anda mungkin juga menyukai