SOSIAL PROFESIONAL
• KOMPETENSI berasal dari kata Competency, yang
artinya kecakapan, kemampuan dan wewenang
• Kompetensi mencakup:
1. Attitude (sikap)
2. Value (nilai)
3. Personality (kepribadian)
4. Behavior (tingkah laku)
5. Performance (penampilan)
1. Beriman dan bertagwa kepada Tuhan YME
2. Percaya kepada diri sendiri
3. Tenggang rasa dan toleran
4. Mantap, stabil, dan dewasa
5. Arif bijaksana, wibawa, dan berahlak mulia
6. Bersikap terbuka dan demokratis
7. Sabar dalam menjalani profesinya sebagai guru
8. Mengembangkan diri bagi kemajuan profesinya
9. Memahami tujuan pendidikan
10. Mampu menjalani hubungan insani
11. Memahami kelebihan dan kekurangan dirinya
12. Kreatif dan inovasi dalam berkarya
13. Teladan bagi anak didik dan masyarakat
• Terampil berkomunikasi dengan peserta didik dan
orang tua peserta didik
• Bersikap simpatik dan empati
• Dapat bekerjasama dengan dewan/komite
pendidikan
• Pandai bergaul dengan kawan sekerja dan mitra
pendidikan serta santun dengan masyarakat
• Memahami dunia sekitarnya (lingkungannya)
• Memfungsikan ICT
• MENURUT COOPER:
1. Mempunyai pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku
manusia
2. Mempunyai pengetahuan dan menguasai bidang studi yang
dibinanya
3. Mempunyai sikap yang tepat tentang diri sendiri, sekolah,
teman sejawat, dan bidang studi yang dibinanya
4. Mempunyai keterampilan dan teknik mengajar
5. Menerapkan konsep keilmuan dgn kehidupan sehari-hari
6. Berkompetisi secara profesional dalam konteks global
dengan tetap melestarikan nilai dan budaya nasional.
SOSOK UTUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU
Unjuk kerja
Pembelajaran yang mendidik
Learning to do
Menguasai Memiliki karakter Menguasai soft
Hard Skills yg kuat & mulia Skills
(“Personally think that love is the most important elemen in developing the brain and developing the child”)
E. Kurikulum diikuti secara ketat dan E. Kurikulum lebih luwes dan fleksibel
berurutan
F. KBM dengan buku teks dan LKS F. KBM tergantung pada bahan ajar yang menyebabkan
siswa berpikir dan kontekstual
G. Tagihan hasil belajar lebih G. Tagihan hasil belajar mengacu pada tujuan utuh
ditekankan dengan menggunakan pendidikan
alat tes
H. Informasi datang dari guru H. Hubungan multi arah (interaktif)
I. Fokus pada jawaban yang benar untuk mengevaluasi I. Fokus pada kemampuan siswa menguasai konsep dan
belajar siswa mengutarakan pandangan
J. Evaluasi siswa dilakukan melalui tes/terpisah J. Evaluasi siswa terintegrasi dalam PBM melalui
dari pengajaran observasi evaluasi proses dan hasil
TRANSFORMASI DIRI
IDENTIFIKASI DIRI
MENDIDIK MASYARAKAT MENJADI WNI YG
PANCASILAIS/BERETIKA/BERAHLAK MULIA
KEMASYARAKATAN
MENCERDASKAN BANGSA INDONESIA
• BELAJAR (seperti air mengalir di sebuah sungai=
mengalir, dinamis, penuh resiko, menggairahkan,
artinya nuansa kesalahan, kelemahan, kreativitas,
potensi, dan ketakjuban mengisi suasana itu)
• MENGAJAR (Membersihkan sungai= membuang
sampah dan kotoran, mengeruk lumpur dan pasir,
memindahkan batu dan kayu penghalang, artinya
pekerjaan yang membutuhkan keikhlasan, kesetiaan,
kemesraan, kesabaran, cinta, sukacita, improvisasi,
pengendalian diri.
1. PENDEKATAN OTORITER (untukmengendalikan perilaku
peserta didik dalam memelihara aturan,tata tertib dan disiplin
kelas)
2. PENDEKATAN INTIMIDASI (mengiring peserta didik berperilaku
sesuai dengan keinginan guru, sehingga mereka merasa takut
untuk melanggarnya)
3. PENDEKATAN PERMISIF (memberikan kebebasan maksimal
kepada peserta didik agar tidak menghambat perkembangannya)
4. PENDEKATAN BUKU MASAK (guru membuat daftar tentang
apa yang hendak dilakukan dan tidak dilakukan dalam bereaksi
terhadap berbagai situasi yang bermasalah
5. PENDEKATAN INSTRUKSIONAL ( merencanakan dan
melaksanakan pembelajaran secara cermat dan baik sesuai dengan
minat peserta didik, sehingga mencegah munculnya perilaku
bermasalah)
6. PENDEKATAN MODIFIKASI PERILAKU (membantu peserta didik
mempelajari perilaku yang tepat dengan menggunakan prinsip
conditioning dan reinforcement)
7. PENDEKATAN SOSIO-EMOSIONAL (belajar dapat dimaksimalkan
dalam kelas yang kondusif dan positif melalui hubungan guru-siswa
dan siswa-siswa)
8. PENDEKATAN SOSIAL (belajar terjadi dalam kelompok dan guru
berperan mewujudkan kelompok kelas yang efektif.
9. PENDEKATAN PLURALISTIK (memberikan peluang kepada guru
untuk memilih/mempertimbangkan strategi mana yang dapat dan
tepat untuk dilaksanakan)
(James M. Cooper dalam Satori jam’an, 2008)
Menurut Sanusi (1991:23):
• Subjek pendidikan adalah manusia yang memiliki kemauan,
pengetahuan, perasaan, dan emosi dan dapat dikembangkan sesuai
dengan potensinya, sementara pendidikan dilandasi oleh nilai-nilai
kemanusiaan yang menghargai martabat manusia
• Pendidikan dilakukan secara sadar dan bertujuan, maka pendidikan
menjadi normatif yang diikat oleh norma-norma dan nilai-nilai yang
baik.
• Teori-teori pendidikan merupakan jawaban hipotesis dalam
menjawab permasalahan pendidikan
• Pendidikan bertolak dari asumsi pokok tentang manusia, yang
mempunyai potensi yang baik untuk berkembang
• Inti pendidikaan terjadi dalam prosesnya, artinya situasi yang terjadi
adalah dialog antara pendidikan dengan anak didik yang
memmungkinkan peserta didik tumbuh ke araah yang diharapkan
• Upaya menjadikan manusia sebagai manusia yang baik
(memanusiakan anak manusia).
• Kompetensi profesional: memiliki pengetahuan yang luas serta
dalam dari subjek matter (bidang studi) yang akan diajarkan serta
penguasan metodologis, artinya memiliki pengetahuan konsep
teoritik, metode KBM, landasan kependidikan, dan pemahaman
tentang anak didik
• Kompetensi personal: memiliki sikap kepribadian yang mantap,
kepribadian yang patut ditiru dan diteladani sesuai yang
dicetuskan oleh Ki Hajar Dewantara
• Kompetensi Sosial: dapat menunjukkan kemampuan
berkomunikasi sosial, baik dengan anak didik, sesama teman,
kepala sekolah dan masyarakat luas.
• Kemampuan memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya
dengan mengutamakan nilai kemanusiaan dari nilai material.
NEA ( Nasional Education Association, 1948) mengatakan sebagai
berikut:
• Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual
• Jabatan yang menggeluti batang tubuh ilmu yang khusus
• Jabatan yang memerlukan persiapan latihan yang lama
• Jabatan yang memerlukan latihan dalam jabatan yang
berkesinambungan (SPG/SGO/SMOA-D2-D3-S1-S2-S3)
• Jabatan yang menjanjikan karier hidup dan keanggotaan yang
permanen
• Jabatan yang menemukan bakunya sendiri (mutu lulusan akan
dipengaruhi oleh mutu masukkan atau bahan bakunya (calon
mahasiswanya) perlu nilai standard yang masuk yang sampai saat
ini belum terpenuhi dengan baik.
• Jabatan yang mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi
• Jabatan yang mempunyai organisasi profesional yang kuat dan
terjalin rapat
• Menjunjung tinggi martabat profesi
• Menjaga dan memelihara kesejahteraan para
anggotanya
• Meningkatkan pengabdian para anggota profesi
• Meningkatkan mutu profesi
• Meningkatkan mutu organisasi profesi
• KODE ETIK berarti pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis
dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan
• CCE (Canadian Code of Ethics) mengemukakan ada 4 asas etis,
yaitu:
1. Respect for the dignity of persons (menghargai harkat
dan martabat manusia)
2. Responsible caring (kepedulian yang bertanggung jawab)
3. Integrity in relationships (integritas dalam hubungan)
4. Responsibility to society (tanggung jawab kepada masyarakat)
Biggs and Blocher (1988:10) mengemukakan 3 fungsi kode etik:
• To protect a profession from government inteference
(melindungi suatu profesi dari campur tangan pemerintah)
• To prevent internal disgreements within a profession
(mencegah terjadinya pertentangan internal dalam suatu
profesi)
• To protect practitioners in case of alleged malpractice
(melindungi para praktisi dari kesalahan praktik suau profesi)
• Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk
manusia Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila
• Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional
• Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai
bahan melakukan bimbingan dan pembinaan
• Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang
menunjang berhasilnya proses belajar-mengajar
• Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan
masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa
tanggung jawab bersama terhadap pendidikan
• Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan
meningkatkan mutu dan martabat profesinya
• Guru memelihara hubungan seprofesinya, semangat kekeluargaan
dan kesetiakawanan sosial
• Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu
organisasi PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian
• Guru melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah dalam bidang
pendidikan
• (Ditetapkan dalam kongres PGRI ke XIII tahun 1973 di Jakarta dan
disempurnakan dalam kongres ke XIV tahun 1989 di Jakarta)
TRIPUSAT PENDIDIKAN
(Ki Hajar Dewantara)
1. KELUARGA SEBAGAI PUSAT PENDIDIKAN
a. Pembentukkan Pengetahuan (kognitif)
b. Pembentukkan keterampilan (motorik, intelektual, dan
sosial)
c. Pembentukkan sikap, nilai dan kepribadian
2. SEKOLAH SEBAGAI PUSAT PENDIDIKAN
a. Tempat menimba ilmu (baca- tulis- hitung)
b. Tempat mendidik anak (sopan santun, etika,
budi luhur, kesehatan, sifat mandiri, tanggung jawab, dsb)
3. MASYARAKAT SEBAGAI PUSAT PENDIDIKAN
a. Kursus bahasa Inggris, keterampilan, kecantikan, kejar
paket A, bimbel, privat, dsb
b. Perpustakaan, kesenian, kerajinan,club olahraga, dsb
BELAJAR MENURUT FILOSOFI
K.H.DEWANTARA
• Habituasi = pembiasaan
• Coriosity = rasa ingin tahu
• From cradle to the grave= dari buaian hingga lubang kubur
1. MEMILIKI PENGETAHUAN DALAM ILMU YANG DIAJARKAN
2. MEMILIKI PENGETAHUAN DALAM CARA MENGAJAR
(science and art)
3. MEMILIKI PENGETAHUAN DALAM KONTEKS
4. MEMILIKI PENGETAHUAN DALAM KEPRIBADIAN (disiplin,
jujur, dedikasi, komitmen, kharisma, antusias, integritas, dan
percaya diri)
6 PENYAKIT GURU
(Barnawi & M. Aripin)
1. LESU
2. KUSTA
3. KURAP
4. TBC
5. KUDIS
6. TIPUS
7. ASMA
6 PENYAKIT GURU
(Barnawi & M. Aripin)
• HEDONIS
(kenikmatan dan kesenangan hidup didunia adalah tujuan hidup)
• KRISIS AHKLAK
• AGAMA SEBAGAI SIMBOL
1. CINTA TUHAN DAN CIPTAANNYA
2. KEMANDIRIAN DAN TANGGUNG JAWAB
3. JUJUR, AMANAH, DAN BIJAKSANA
4. HORMAT DAN SANTUN
5. DERMAWAN, SUKA MENOLONG, GOTONG ROYONG
6. PERCAYA DIRI, KREATIF, DAN PEKERJA KERAS
7. KEPEMIMPINAN DAN ADIL
8. BAIK DAN RENDAH HATI
9. TOLERANSI, KEDAMAIAN, DAN KESATUAN
1. PEMBIASAAN ( Habituasi)
2. CONTOH DAN TAULADAN (Good example)
3. PEMBELAJARAN SECARA TERINTEGRASI
OTAK KIRI OTAK KANAN
1. LOGIS/RASIONAL 1. IMAJINASI
2. SISTEMATIS 2. INTUITIF
3. LINEAR 3. HOLISTIK
4. ANALITIS 4. PERASAAN
5. MATEMATIS 5. SPIRITUAL
6. TEKNIS 6. MUSIK/SENI
7. KONSERVATIF 7. KREASI DAYA
8. PERENCANAAN CIPTA
9. ORGANISASI 8. KEPEKAAN WARNA
10. ADMINISTRASI 9. KONSEP
11. PEMECAHAN 10. KESADARAN
MASALAH SPASIAL
12. BAHASA 11. PERSEPSI
POLA/BENTUK
12. VISUALISASI
1 HARI
MELIPUTI: 24 JAM
1440 MENIT
• KECERDASAN INTELEKTUAL 86.400 DETIK
SELAMAT BEKERJA
DAN PERCAYALAH DENGAN DIRI SENDIRI
BUKU RUJUKAN
1. Nurfuadi . 2012. Profesionalisme Guru. Poeworkerto: STAIN Press
2. Imam Wahyudi. 2012. Mengejar Profesionalisme Guru. Jakarta: Prestasi
Pustakaraya
3. Damsar. 2011. Sosialisasi Pendidikan. Jakarta: Kencana
4. Munif Chatib. 2012. Gurunya Manusia. Bandung: Kaifa
5. Udin Syaefudin. 2010. Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Alfabeta
6. Suyono dan hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Remaja
Rosdakarya
7. Tjutju Yuniarsih. 2009. Manajemen Sumber Daya manusia. Bandung:
Alfabeta
8. Asep Supena. 2012. Pendidikan Bagi Anak Berbakat. Jakarta: FIP.Press
9. Iskandar Agung. 2012. Strategi Mengembangkan Organisasi Pembelajaran Di
Sekolah. Jakarta: Bee Media Indonesia.
Stress pada bayi:
1. Terjadi pada lingkungan unfamiliar
2. Penyapihan dari ibu
3. Cara dan jadual makan
4. Toilet training
5. Sikap penolakan/ketidaksenangan orang
tua
6. Marah, kasar, kurang perhatian
1. Bersumber dari lingkungan keluarga,
sekolah, dan teman
UAS PPG
Soal PPG khusus untuk kelas:
1. Semester VI A – pagi
2. Semester VI B – pagi
3. Semester VI E – pagi
4. Semester VI A – siang
5. Semester VI B – siang
6. Semester VI C – siang
7. Semester VI D – siang
8. Dosen Pengampu: Drs.H. Kaswari, S.Pd,M.Pd