Anda di halaman 1dari 19

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Generasi muda merupakan salah satu elemen utama penerus dan regenerasi
bangsa. Masa muda atau masa remaja adalah proses peralihan masa kanak-
kanak menuju masa dewasa. Masa ini merupakan masa yang paling
menentukan perkembangan manusia di bidang emosional, moral, spiritual,
dan fisik. Masa-masa ini dipenuhi dengan perkembangan dan perubahan,
masa goncang dan penuh dengan pemberontakan. Tak jarang pada masa ini
banyak ditemui kaum muda kehilangan pegangan dalam usaha menemukan
jati dirinya. Seseorang yang tengah memasuki tahap remaja memiliki
karakteristik mental yang tengah labil. Dapat dikatakan seseorang tersebut
sedang memasuki tahap yang dinamakan tahap transisi.

Siswa-siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) maupun yang berada pada


tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah usia dimana seorang individu
berada dalam tahap peralihan. Dalam usia tersebut kaum muda membutuhkan
pendampingan yang intensif dari orang lain yang lebih dewasa dalam usaha
menemukan jati dirinya, dalam arti mengetahui kebutuhan-kebutuhan pribadi
serta tujuan yang ingin dicapai dalam hidupnya. Maka dalam hal ini
pengembangan bakat dan kreativitas remaja (peserta didik) sangat
dibutuhkan. Dan dalam mengembangkan kepotensiannya, mereka tetap
membutuhkan bimbingan dari orang tua dan lingkungan rumah maupun
sekolah.

1
Sebagaimana kita ketahui bahwa setiap manusia memiliki bakat dan
kreativitas masing-masing. Tentunya bakat dan kreativitas antara manusia
satu dan manusia yang lainnya berbeda. Bakat yang dimiliki kaum muda,
dalam hal ini adalah peserta didik, tidak bisa langsung terlihat begitu saja,
perlu adanya pengenalan serta pemahaman bakat yang dimiliki. Setelah
pengenalan dan pemahaman tersebut, barulah para peserta didik dapat
mengembangkannya dengan optimal.

Bakat dan kreativitas pada diri peserta didik perlu dipupuk dan
dikembangkan. Karena dengan bakat dan kreativitas yang dimilikinya itu
mereka dapat menjadi pribadi-pribadi yang kreatif dan unggul. Sebagai
pribadi yang kreatif, kelak mereka bukan saja dapat meningkatkan kualitas
pribadinya, tetapi juga dapat membantu meningkatkan kualitas kehidupan
bangsa dan negara.

Maka dari itu dibuatlah makalah ini untuk mengetahui apakah itu sebenarnya
bakat dan kreativitas serta mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhinya,
dan juga mengetahui cara-cara yang dapat dilakukan untuk terus
mengembangkan bakat dan kreativitas para peserta didik.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang kami angkat dalam pembuatan makalah ini,
antara lain:
1. Apakah bakat dan kreativitas itu?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan bakat dan
kreativitas?
3. Bagaimana cara yang dapat dilakukan pendidik dalam mengembangkan
bakat dan kreativitas para peserta didik?
4. Apa saja kendala-kendala yang ada dalam pengembangan bakat dan
kreativitas?

2
1.3 Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:


1. Untuk menjelaskan pengertian bakat dan kreativitas.
2. Untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan
bakat dan kreativitas.
3. Untuk menjelaskan cara yang dapat dilakukan pendidik dalam
mengembangkan bakat dan kreativitas para peserta didik.
4. Untuk menjelaskan kendala-kendala yang ada selama mengembangkan
bakat dan kreativitas.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bakat dan Kreativitas

a. Bakat
Peserta didik adalah anak-anak yang memiliki ciri-ciri istimewa, misalnya
bakat yang diturunkan dari orang tua atau nenek moyangnya. Setiap
individu memiliki karakteristik yang berbeda-beda, termasuk dalam bidang
dan kadar dari bakat yang dimilikinya.

Beberapa definisi bakat dikemukakan oleh sejumlah ahli psikologi dan


pendidikan, diantaranya yakni menurut William B.Michael dalam buku
Sukmadinata yang berjudul Landasan Psikologi Proses Pendidikan (1960 :
59) definisi bakat adalah “An aptitude may be defined as a person’s
capacity, or hypothetical potencial, for acquisition of a certain more or
less weeldefined pattern of behavior involved in the performance of a task
respect to which the individual has had little or no previous training”. Jadi
Michael mengungkapkan bahwa bakat itu merupakan suatu kapasitas atau
potensi yang belum dipengaruhi oleh pengalaman atau belajar, bakat
berkenaan dengan kemungkinan menguasai sesuatu pola tingkah laku
dalam aspek kehidupan tertentu.

Selain Michael, Munandar dalam buku Ali dan Asrori yang berjudul
“Psikologi Remaja, pengenalan Peserta Didik” (2005: 123) menegaskan
bahwa bakat (aptitude) mengandung makna kemampuan bawaan yang
merupakan potensi (potential ability) yang masih perlu dikembangkan dan

4
dilatih lebih lanjut. Karena sifatnya yang masih potensial atau laten, bakat
merupakan potensi yang masih memerlukan pengembangan dan latihan
secara serius dan sistematis agar dapat terwujud. Jadi michael
mengungkapkan bahwa bakat merupakan kemampuan bawaan yang
dimiliki individu sejak ia dilahirkan, kemampuan tersebut masih perlu di
kembangkan karena sifatnya yang masih cendeerung belum matang,
sehinga perlu diasah untuk menghasilkan bakat yang optimal, sehingga
dapat dimanfaatkan individu tersebut untuk ikut bersaing atau
menghasilkan suatu karya.

Semiawan dalam buku Ali dan Asrori “Psikologi Remaja, pengenalan


Peserta Didik” (2005:128) menyimpulkan bahwa bakat adalah
kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan,
baik yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus. Bakat umum
apabila kemampuan yang berupa potensi itu bersifat umum, misalnya
bakat intelektual umum, sedangkan bakat khusus apabila kemampuan yang
berupa potensi itu bersifat khusus, misalnya bakat akademik, bakat
kinestetik, bakat seni, atau bakat sosial.

Dengan bakat, memungkinkan seseorang untuk mencapai prestasi dalam


bidang tertentu. Tetapi, untuk mewujudkan bakat ke dalam suatu prestasi
diperlukan latihan, pengetahuan, pengalaman, dan motivasi. Jika seseorang
yang memiliki potensi bakat musik tetapi tidak memperoleh kesempatan
mengembangkannya, maka bakat tersebut tidak akan berkembang dan
terwujud dengan baik (menghasilkan prestasi). Sebaliknya seseorang yang
pada dasarnya memiliki bakat musik dan orang tuanya mendukung, ia
akan mengusahakan agar anaknya memperoleh pengalaman untuk
mengembangkan bakatnya dan dengan motivasi yang tinggi dapat berlatih
sehingga bakatnya berkembang maksimal dan memperoleh prestasi.

Berkaitan dengan hal tersebut, ditekankan bahwa anak berbakat


memerlukan pelayanan dan program pendidikan khusus sesuai dengan

5
potensi, minat, dan kemampuan agar dapat merealisasikan sumbangan
mereka terhadap masyarakat dan untuk pengembangan diri sendiri. Jadi,
bakat adalah seberapa baik seseorang memiliki kemampuan pada bidang
pengetahuan atau ketrampilan khusus dengan berlatih. Bakat dapat
dikembangkan secara maksimal melalui latihan dengan motivasi yang
tinggi. Selain itu, bakat ditentukan oleh seberapa baik kemampuan umum,
kreativitas, dan komitmen peserta didik dalam menyelesaikan tugas. Bakat
yang berkembang secara maksimal akan memberikan sumbangan yang
berarti, baik untuk masyarakat maupun untuk pengembangan diri peserta
didik yang bersangkutan.

b. Kreativitas
Salah satu kemampuan utama yang memegang peranan penting dalam
kehidupan dan perkembangan manusia adalah kreativitas. Kemampuan ini
banyak dilandasi oleh kemampuan intelektual, seperti inteligensi, bakat
dan kecakapan hasil belajar, tetapi juga didukung oleh faktor-faktor afektif
dan psikomotor. Kreativitas merupakan kemampuan yang dimiliki
seseorang untuk menemukan dan menciptakan sesuatu hal baru, cara-cara
baru, model baru yang berguna bagi dirinya dan bagi masyarakat. Hal baru
itu tidak perlu selalu sesuatu yang sama sekali tidak pernah ada
sebelumnya, unsur-unsurnya mungkin telah ada sebelumnya, tetapi
individu menemukan kombinasi baru, hubungan baru, konstruk baru yang
memiliki kualitas berbeda dengan keadaan sebelumnya. Jadi hal baru itu
adalah sesuatu yang sifatnya inovatif.

Seorang ahli mengemukakan rumusannya mengenai kreativitas yang


sedikit berbeda tetapi intinya sama. David Campbell dalam buku
sukmadinata yang berjudul “Landasan Psikologi Proses Pendidikan”
(2007:160) menekankan bahwa kreativitas adalah suatu kemampuan untuk
menciptakan hasil yang sifatnya baru, inovatif, belum ada sebelumnya,
menarik, aneh, dan berguna bagi masyarakat. Kreativitas berhubungan
dengan inteligensi, seseorang yang kreatif biasanya memiliki inteligensi

6
yang cukup tinggi. Kreativitas juga berkenaan dengan kepribadian.
Seorang yang kreatif memiliki ciri-ciri kepribadian tertentu, seperti
mandiri, bertanggung jawab, bekerja keras, motivasi tinggi, optimis, punya
rasa ingin tahu yang besar, percaya diri, dan kaya akan pemikiran.

James R evan dalam buku Antonius Atosokhi Gea yang berjudul “Relasi
Dengan Diri Sendiri”, menyatakan antara lain kreatifitas adalah
keterampilan untuk menemukan pertalian baru, melihat subjek dari
perspektif baru dan membentuk kombinasi-kombinasi baru dari dua atau
lebih konsep yang telah ada dalam pikiran. Setiap kreasi merupakan
kombinasi baru dari ide-ide, produk-produk, produksi baru yang inovatif,
seni dalam literatur yang memaparkan kebutuhan manusia. Jadi menurut
James R evan Kreatifitas

Sealain james R evan, Michael A West dalam buku Antonius Atosokhi


Gea yang berjudul “Relasi Dengan Diri Sendiri”, juga menyatakan bahwa
kreatifitas merupakan pernyataan pengetahuan dari brbagai bidang
pengalaman yang berkaiatan untuk menghasilkan ide-ide baru dan lebih
baik. Kreatifitas merupakan salah satu bagian mendasar dari usaha
manusia. Kreatifitas melibatkan kita dalam penemuan-penemuan terus
menerus cara baru dan lebih baik dalam mengerjakan berbaga hal.
Kreatifitas menunjuk pada suatu hasil yang dip roduksi oleh individu
kelompok atau organisasi.

B. Hal-hal yang mempengaruhi bakat

1. pengaruh genetik
Bakat dan perkembangannya ditentukan oleh banyak hal. Namun,
faktor genetik memegang peranan utama. Dari segi biologi bakat angat
berhubungan dengan fungsi otak.Bila otak kiri yang dominan, segala
tindakan dan pekerjaan, termasuk bakat adalah yang berhubungan
dengan masalah verbal, intelektual, sequensial, teratur, rapi dan logis.
Sedangkan otak kanan bersifat spasial, non verbal, estetik dan aristik
serta atletis.

7
2. Latihan
Latihan merupakan hal yang terpenting kedua yang mempengaruhi
bakat. Burung bisa terbang dngan baik, selain mempunyai faktor
genetik untuk terbang, dia pun harus belajar terbang. Sesuatu yang
sudah dimiliki secara alamiah masih harus diasah melalui latihan. Kita
baru dapat mengetahui seseorang berbakat atau tidak setelah benar-
benar melakukan latihan sehingga yang berbakat akan cepat menguasai
latihan itu, sedangkan yang tidak berbakat akan mengalami kesulitan.
3. Berkaitan Dengan struktur Tubuh
Bentuk tubuh, struktur dan kondisi berbagai bagian tubuh seseorang
juga ikut berpengaruh pada bakat orang itu.

C. Mengembangkan Bakat

Perlunya Mengetahui Bakat

a. untuk mengetahui potensi diri

Pasti ada cukup banyak orang yang terlambat atau sama sekali
tidak mengetahui dengan baik bakat-bakat yang dimilikinya. Ibarat
seseorang yang tidak sadar bahwa di dalam lemarinya sebenarnya
tersedia barang miliknya sendiri, yang dapat dgunakan untuk
keperluan tertentu. Ketika suatu kegiatan atau tantangan ditawarkan
kepadanya, dengan cepat mengabaikannya kerena berpikir bahwa
dia tidak punya perlengkapan untuk itu. Padahal, kalau saja dia
membongkar lemari tadi, dia akan menjadi salah seorang peserta
yang sukses dalam kegiatan itu,karena ternyata perlengkapan yan
diperlukan untuk mengikuti kegiatan tadi. Tapi apa mau dikata, dia
terlambat menyadarinya atau sama sekali tak pernah menyadarinya.

b. Untuk Merencanakan Masa Depan

Masa depan perlu direncanakan, yang dalam pemilihan sasaran-


dengan segala tuntutannya- harus dkaitkan dengan sumber daya

8
yang ada. Pemahaman yang baik atas sumberdaya yang dimiliki )
kita lebih mampu dan berani merencanakan masa depan kita.
Melanjutka study atau kursus keterampilan, memilih tempa tinggal,
menetapkan cita-cita, menentukan targen dan sebagaina ,
sebaliknya dilakukan atas dasar pemahaman memadai atas bakat
atau kemampuan potensi yang dimilikinya.

c. Untuk Menentukan Tugas Atau Kegiatan

Orang mau sukses dalam tugas atau kegiatan yang diikutinya. Oleh
karena itu, penentuan atau pemilihan tugas dan kegiatan yang akan
kita laksanakan sebaiknya dikaitkan dengan bakat atau kemampuan
yang kita miliki. Hal ini pasti membawa keuntungan bagi kita
karena kita lebih reaktif didalamny, dan hasilnya pun dapat lebih
optimal, dibandingkan dengan kalau kita mengejakannya tanpa
ditopag oleh bakat dan minat yang cukup.

D. Cara Mengembangkan Bakat

a. Perlu keberanian

keberanian merupakan salah satu modal untuk sukses, tidak terkecuali


bagi orang yang punya bakat sekalipun.

Keberanian membuat kita mampu menghadapi tantangan atau


hambatan, baik yang bersifat fisik atau psikis, maupun kendala-kendala
sosial atau yang lainnya. Keberanian memampukan kita melihat jalan
keluar berhadapan dengan berbaa kendala ang ada, dan bukan
sebaliknya, membuat kita takut dan melarikan diri secara tidak
bertanggung jawab. Berani memulai, berani gagal, berani berkorban
(perasaan, waktu, tenaga, pikiran, dan sebagainya). Berani bertarung
adala wujud-wujud nyata dari keberanian.

9
b. Perlu didukung latihan

latihan adalah kunci dari keberhasilan.seperti telah diatakan diatas


bahwa bakat justru baru kelihaan sesudah berlatih. Kemajuan pesat
yang dicapai dalam latihan memperlihatkan bahwa orang itu memang
berbakat disitu. Tetapi kemampuan ini akan tenggelam dan hilang
manakala tidak diaktualkan melalui latihan. Justru dalam latihanlah
bakat-bakat tadi menjadi nyata. Lathan disini bukan saja dari segi
kuantitasnya tetapi juga dari segi motivasi yang mengerakkan setiap
usaha yang kelihatan secara fisik.

c. Perlu didukung Lingkungan

ada cukup banyak anak atau orang yang berbakat untuk salah satu atau
beberapa bidang. Namun karena lingkunga tidak mendukung, maka
bakatnya tidak punya kesempatan untuk berkembang. Lingkungan
disini tentu dalam arti yang sangat luas, termasuk manusianya, fasilitas,
biaya dan kondisi sosial lainnya, yang turut berperan dalam usaha
pengembangan bakat. Dukungan dari semuanya ini sangat diperlukan.
Oleh karena itu, kalau kita ingi mengembangkan bakat-bakat kita, kita
perlu memikirkan dukungan apa yang kita butuhkan. Lalu kita
menginventarisasi dukungan yang tersedia, apakah mencukupi atau
belum, apakah perlu mencari tambahan, dalam bentuk apa aja, baru
sesudah itu kita memikirkan atau mengatur bagaimana memanfaatkan
dukungan itu dengan baik.

d. Perlu memahami hambatan-hambatan pengembangan bakat dan


cara mengatasinya.

Diatas sudah dikatakan bahwa pengembangan bakat sangat memerlukan


dukungan lingkungan. Tetapi justru dukungan dari lingkungan inilah
yang sering tidak memadai. Mungkin keluarga tidak mendukung, biaya
tidak mencukupi, fasilitas tidak memadai, tempat tinggal dan lokasi

10
tempat latihan berjauhan, atau kendala-kendala sosial lainnya. Disini
sekali lagi kita perlu mengidentifikasi dengan baik kendala-kendala
yang ada, kita kategorikan mana yang mudah diatasi dan mana yang
sulit. Keudian kita mulai memikirkan jalan keluar untuk mengatasi
kendala-kendala itu. Ingat: “ di mana ada kemauan, di situ ada jalan”.

E. Unsur-Unsur Kreatif

a. Rasa percaya Diri

Rasa percaya diri timbul dari kesadaran bahwa apa yang telah kita
putuskan akan dikerjakan dengan baik . percaya diri bukan disebabkan
oleh kepandaian tetapi oleh kesadaran untuk mempelajari sesuatu agar
dikerjakan dengan sebaik-baiknya. Percaya diri sejati timbul dari
keinginan dan tekad.

Percaya diri ada tiga jenis, yaitu:

1. Yang berkaitan dengan perilaku; percaya bahwa ia mampu bertindak


menyelesaikan pekerjaan.
2. Yang berkaitan dengan emosi; percaya bahwa ia mampu
mengendalikan emosi dalam bertindak pada orang lain semakin besar
rasa percaya diri semakin efektif dan kreatif sehingga peluan untuk
mencapai keberhasilan semakin terbuka.
Semakin sepit lingkungan percaya diri seseorang, semakin besar
kecenderugan untuk mudah marah,mudah terganggu, mudah
tersinggung atau sinis dan menyalahkan orang lain.
3. Rasa percaya diri timbul pada pribadi seseorang bilamana orang yag
bersangkuan mengenal dirinya dan bertekad mengubah diri dalam
menghadapi berbagai tantangan hidup.

11
b. Integritas

interitas dapat diartikan sebagai watak seseorang yang selalu konsekuen


dan konsisten antara pikiran, perkataan, dan perbuatan sehingga
menjadi orang yang dapat dipercaya. Integrida adalah buah karya.
Integritas bukan saja gagsan yang baik melinkan dorongn perasaan kuat
untuk melakukan kerja sendiri. Integritas mendrong kita menemukan
kebenaran. Integritas dapat menjadi kenyataan sikap dan perilaku yang
kreatif bilamana dimulai dengan komitmen untuk mengaktualisasikan
tujuan yang telah duitetapkan secara baik, efesien dan efektif.

c. intuisi

intuisi merupakan pengetahun batiniah yang memilki daya visualisasi


kreatif di mana terletak daya cipta yang tak terbatas dalam diri kita.
Seseorang yang mampu mengenal dan mengendalikan intuisi akan
mampu bekerja secara kreatif dan efektif di segala bidang. Intuisi ini
umumnya dapat dipakai sebagai tindakan cepat dan tepat dalam
mengambil keputusan meskipun kita tidak memiliki cukup informasi atau
pengalaman sehingga kekuatan batin menjawabnya. Oleh akrena itu
Albert Eistein bependapat bahwa, kebenaran ilmiah terlebih dahulu
diungkapkan melalui intuisi baru kemudian dibenarkan oleh nalar.
Demikian juga, Jose Silva, mengatakan intuisi adalah konsep kreativitas
dengan hubungan anda dengan hubungan orang lain dalam cara sinergis
sehingga orang yang mampu mempergunakan kecerdasan intuitif, kaan
menjadi orang yang berhasil. Manfaat intuisi adalah mengubah sesuatu
yang tak mungkin menjadi mungkin dan anda dapat menemukan
berbagai macam alternatif pemecahan masalah secara kreatif.

12
F. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Bakat dan
Kreativitas

Bakat sebagai potensi masih memerlukan latihan dan pengembangan agar


dapat diwujudkan dalam bentuk prestasi. Sejumlah faktor yang
mempengaruhi pengembangan bakat dikelompokkan ke dalam dua
golongan, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu. Faktor-faktor internal
tersebut mencakup: minat, motif berprestasi, keberanian mengambil
resiko, ulet dan tekun, serta kegigihan dan daya juang. Adapun faktor
eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari lingkungan tempat seorang
anak tumbuh dan berkembang. Faktor-faktor eksternal meliputi:
kesempatan maksimal untuk mengembangkan diri, sarana dan prasarana,
dukungan dan dorongan orang tua/keluarga, lingkungan tempat tinggal,
dan pola asuh.

Kreativitas membutuhkan rangsangan dari lingkungan untuk berkembang


secara optimal. Beberapa ahli mengemukakan faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan kreativitas. Amabile dalam buku Munandar
yang berjudul Kreativitas dan keberbakatan, Strategi mewujudkan potensi
kreatif dan bakat (1999:83) mengungkapkan sikap orang tua yang secara
langsung mempengaruhi kreativitas anaknya. Beberapa faktor yang
menentukan adalah:
1. Kebebasan : orang tua percaya untuk memberikan kebebasan kepada
anak dan tidak bersikap otoriter.
2. Respek: orang tua menghormati anaknya sebagai individu, percaya
akan kemampuan anak mereka, dan menghargai keunikan anak
mereka.
3. Kedekatan emosi yang sedang: perasaan disayangi dan diterima
tetapi tidak terlalu tergantung kepada orang tua akan menimbulkan
keberanian anak untuk menentukan pendapatnya.

13
4. Prestasi bukan angka: orang tua anak kreatif menghargai prestasi
anak, tetapi mereka tidak terlalu menekankan mencapai angka atau
nilai tinggi, atau mencapai peringkat tertinggi.
5. Menghargai kreativitas: anak yang kreatif memperoleh banyak
dorongan dari orang tua untuk melakukan hal-hal yang kreatif.

G. Cara Pengembangan Bakat dan Kreativitas yang Dapat Dilakukan


Pendidik Kepada Peserta Didiknya

Pengembangan bakat dan kreativitas harus bertolak dari karakteristik


keberbakatan dan juga kreativitas yang perlu dioptimalkan pada peserta didik
yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Kognitif yaitu
berhubungan dengan pengetahuan, afektif berhubungan dengan sikap, dan
psikomotor berhubungan dengan keterampilan. Mengembangkan secara
optimal bakat, minat, dan kemampuan setiap peserta didik dapat mewujudkan
potensi diri sepenuhnya agar nantinya dapat memberikan sumbangan yang
bermakna bagi pembangunan masyarakat dan negara.
Adapun hal-hal yang dapat dilakukan oleh pendidik untuk mengembangkan
kreativitas dan bakat para peserta didik, yaitu:
a. Menciptakan lingkungan yang merangsang kreativitas
Mengembangkan rasa ingin tahu peserta didik dengan mengenalkannya pada
berbagai hal, misalnya dengan melakukan eksperimen sederhana.
b. Melibatkan peserta didik dalam kegiatan curah ide (brainstorming)
Meminta peserta didik untuk melontarkan beragam ide dalam kelompok, dan
kemudian membahas ide-ide yang dilontarkan. Semakin banyak ide yang
dihasilkan, semakin besar kemungkinkan munculnya ide-ide yang unik.
c. Memberikan kesempatan untuk bereksplorasi dan mencoba
Memberikan peserta didik kebebasan untuk melakukan eksplorasi,
menemukan hal-hal baru.
d. Memunculkan motivasi internal
Menghargai setiap ide maupun karya yang dihasilkan peserta didik secara

14
proporsional. Menghindari memberi kritik yang dapat menimbulkan
kekecewaan pada peserta didik.
e. Mengembangkan cara berpikir yang fleksibel dan playful
Melatih peserta didik untuk menelaah berbagai sudut pandang dalam
menghadapi persoalan.
f. Mengenalkan peserta didik dengan orang-orang yang kreatif
Mengenalkan peserta didik pada seseorang yang memiliki suatu karya dan
diskusikan mengenai kemampuannya. Pendidik juga dapat merancang suatu
kegiatan di sekolah, misalnya dengan mengundang ahli dalam bidang tertentu
untuk berbagi pengalaman.

H. Kendala-Kendala yang Ada Dalam Pengembangan Bakat dan


Kreativitas

Kreativitas merupakan faktor penentu keberbakatan di samping tingkat


kecerdasan di atas rata-rata. Namun, Amabile mengatakan bahwa
“lingkungan yang menghambat dapat merusak motivasi anak, betapa kuat
pun, dan dengan demikian mematikan kreativitas”. (Munandar, 2004: 223)
Amabile mengemukakan empat cara yang mematikan kreativitas, yaitu:
a. Evaluasi
Rogers dalam buku Munandar “Kreativitas dan keberbakatan, Strategi
mewujudkan potensi kreatif dan bakat” (1999:111) menekankan salah satu
syarat untuk memupuk kreativitas konstruktif ialah bahwa pendidik tidak
memberikan evaluasi, atau paling tidak menunda pemberian evaluasi
sewaktu anak sedang asyik berkreasi. Selain itu kritik atau penilaian
sepositif apapun meskipun berupa pujian dapat membuat anak kurang
kreatif, jika pujian itu memusatkan perhatian pada harapan akan dinilai.
b. Hadiah
Kebanyakan orang percaya bahwa memberi hadiah akan memperbaiki atau
meningkatkan perilaku tersebut. Ternyata tidak demikian. Pemberian
hadiah dapat merusak motivasi intrinsik dan mematikan kreativitas.
c. Persaingan (Kompetisi)

15
Kompetisi lebih kompleks daripada pemberian evaluasi atau hadiah secara
tersendiri, karena kompetisi meliputi keduanya. Hal ini terjadi dalam
kehidupan sehari-hari dan sayangnya dapat mematikan kreativitas.

d. Lingkungan yang Membatasi


Albert Einstein yakin bahwa belajar dan kreativitas tidak dapat
ditingkatkan dengan paksaan. Sebagai anak ia mempunyai pengalaman
mengikuti sekolah yang sangat menekankan pada disiplin dan hafalan
semata-mata. Ia selalu diberitahu apa yang harus dipelajari, bagaimana
mempelajarinya, dan pada ujian harus dapat mengulanginya dengan tepat,
pengalaman yang baginya amat menyakitkan. Contoh ini menunjukkan
bahwa jika berpikir dan belajar dipaksakan dalam lingkungan yang amat
membatasi, minat dan motivasi intrinsik dapat dirusak.

16
BAB. III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat kami ambil dari penulisan makalah ini yaitu bahwa
bakat merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan secara maksimal
lagi melalui suatu latihan serta membutuhkan motivasi yang tinggi agar dapat
menghasilkan suatu prestasi. Sedangkan kreativitas merupakan kemampuan
yang dimiliki seseorang untuk menemukan dan menciptakan sesuatu hal baru,
cara-cara baru, atau model baru yang berguna bagi dirinya dan bagi
masyarakat. Sehingga untuk bisa menjadi pribadi yang lebih unggul, inovatif,
dan berprestasi hendaknya setiap peserta didik dapat mengembangkan bakat
serta kreativitasnya masing-masing yang tentunya dengan motivasi tinggi dari
lingkungan sekitar.

Adapun cara-cara mengembangkan bakat dan kreativitas yang dapat


dilakukan pendidik terhadap peserta didiknya, antara lain:
a. Menciptakan lingkungan yang merangsang kreativitas
b. Melibatkan peserta didik dalam kegiatan curah ide (brainstorming)
c. Memberikan kesempatan untuk bereksplorasi dan mencoba
d. Memunculkan motivasi internal
e. Mengembangkan cara berpikir yang fleksibel dan playfull
f. Mengenalkan peserta didik dengan orang-orang yang kreatif

17
3.2 Saran

Saran yang penulis sampaikan dalam pembuatan makalah ini adalah bahwa
hendaknya para peserta didik dapat mengembangkan bakat yang dimilikinya
secara lebih optimal agar dapat menghasilkan sebuah prestasi, serta mampu
menemukan atau menciptakan hal-hal baru yang sifatnya inovatif agar dapat
menjadi pribadi yang lebih unggul.

Namun itu semua tak dapat terlepas dari peran seorang pendidik, sehingga
dalam penulisan saran ini lebih ditekankan kepada para pendidik untuk dapat
lebih memperhatikan pengembangan bakat dan kreativitas anak didiknya.
Maka dari itu kita sebagai calon-calon pendidik masa depan harus
mempersiapkan sejak dini rencana-rencana pengajaran yang lebih merujuk
pada pengembangan bakat dan kreativitas anak didik demi kemajuan
kreativitas anak-anak bangsa di masa yang akan datang.

18
DAFTAR PUSTAKA

Ali, M & Asrori. 2005. Psikologi Remaja, Perkembangan Peserta Didik. Jakarta:
Bumi Aksara
Gea, Antonius Atosokhi, dkk. 2002. Relasi Dengan Diri Sendiri. Jakarta: PT Elex
Media Komputindo
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Landasan Psikologi Proses Pendidikan.
Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Suryabrata, Sumadi. 2001. Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada

Trihastuti, Maria Claudia Wahyu. 2009. Mengembangkan Bakat Dan Kreativitas


Peserta Didik
http://pjjpg.dikti.go.id/file.php/1/respository/dikti/MataKuliahAwal/Perkemba
nganPesertaDidik/BAC/PerkemBljrPsrtDidik_Unit5.pdf di unduh pada
tanggal 13 Maret 2013 pukul 12.50

19

Anda mungkin juga menyukai