Anda di halaman 1dari 6

C.

Hakikat Seni Anak Usia Dini


Seni mewakili perasaan dan persepsi tentang dunia anak. Seorang anak menggambar
dan menulis untuk mengatur gagasan dan membangun makna dari pengalamannya (Baghban,
2007). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2009), seni diartikan sebagai elok, indah,
kecakapan, membuat, menciptakan sesuatu yang indah-indah, suatu karya yang diciptakan
dengan kecakapan luar biasa. Anak menciptakan apa yang penting baginya. Seorang anak
menggunakan warna yang menyenangkan hatinya, dan warna-warna ini mungkin sedikit
berhubungan dengan warna sebenarnya dari benda yang dibuat. Seorang anak prasekolah yang
lebih tua menciptakan bentuk, memilih bahan dengan hati-hati, dan melihat materi dengan cara
baru. Rasa hormat terhadap sifat pribadi karya seni anak berarti guru tidak mengarahkan
prosesnya, namun memungkinkan anak tersebut untuk melanjutkan dan bereksperimen sesuai
dengan cara yang dianggapnya tepat.

Modul 3 PPG-Konten Kurikulum | 1


Kegiatan seni merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi anak. Kegiatan seni
memberikan kesempatan bagi anak untuk mampu menciptakan dan menggabungkan materi
dengan cara yang mungkin tidak pernah dibayangkan guru. Pemenuhan kebutuhan anak untuk
berekspresi itu mendapat bimbingan dan pembinaan secara sistematis dan terencana agar
kesempatan berekspresi yang diberikan kepada anak benar-benar mempunyai arti dan
bermanfaat baginya. Jika mulai sejak dini anak diberikan bimbingan dan pembinaan yang sebaik-
baiknya untuk mengekspresikan dirinya secara kreatif dan menghayati emosi yang di dalam
dirinya, maka daya fantasi atau imajinasi, daya kreasi dan perasaan estetis, anak memperoleh
rangsangan untuk berkembang dengan anak. Setiap anak mempunyai keinginan untuk
menciptakan sesuatu.
Dalam berkegiatan seni, anak dapat mengekspresikan diri melalui berbagai cara baik
dalam bentuk gerakan, gambar, maupun berbagai peran. Kegiatan seni memiliki banyak manfaat
bagi anak dalam perkembangannya, antara lain :
1. Anak dapat menyalurkan ekstra tenaganya melalui kegiatan bernyanyi, menggerakkan
badan mengikuti irama, membuat gambar, dan memainkan peran.
2. Anak dapat mengekspresikan dirinya secara bebas, menghubungkan apa yang ada dalam
pikiran mereka dalam bentuk hasil karya.
3. Anak juga dapat mengungkapkan ide dan gagasan tentang suatu hal melalui kegiatan seni.
Hasil karya seni nya pun terkadang di luar dugaan kita sebagai guru.
4. Kegiatan seni juga menjadi sarana komunikasi bagi anak untuk melakukan interaksi sosial,
misalnya memuji hasil karya orang lain dan berani menunjukkan hasil karyanya pada
orang lain.
5. Kegiatan seni juga akan menstimulus semua aspek perkembangan anak secara
menyeluruh, baik perkembangan kognitif, bahasa, sosial emosional, fisik motoric, serta
nilai moral dan agama.

Pembelajaran seni anak usia dini diarahkan sebagai bentuk ekspresi dari apa yang anak
rasakan. Anak diberikan kesempatan untuk menuangkan ide, imajinasi, dan kreativitasnya dalam
bentuk kegiatan seni. Dalam panduan pengembangan seni untuk anak Taman Kanak-Kanak

Modul 3 PPG-Konten Kurikulum | 2


(Depdikbud, 2007) dijelaskan bahwa Pembelajaran seni dan kreativitas menekankan pada aspek
eksplorasi, ekspresi, dan apresiasi.
1. Eksplorasi
Secara umum, eksplorasi bertujuan agar anak dapat:
a. Melakukan observasi dan mengeksplorasi alam semesta dan diri manusia.
b. Mengeksplorasi elemen-lemen dari seni dan musik.
c. Mengeksplorasi tubuh mereka apakah sanggup dalam mengerjakan sesuatu yang
kreatif.
2. Ekspresi
Secara umum, ekspresi bertujuan agar anak dapat:
a. Mengekspresikan dan menggambarkan benda, ide, dan pengalaman menggunakan
jenis media seni instrumen musik, dan gerak.
b. Menambah percaya diri dalam mengekspresikan kreasi mereka sendiri.
3. Apresiasi
Apresiasi bertujuan agar anak dapat menilai dan menanggapi ragam seni dan produksi
kerajinan serta pengalaman seni.

Bagaimana seni diajarkan dan dikembangkan pada anak usia dini ? Pembelajaran seni
meliputi kemampuan mengeksplorasi dan mengekspresikan diri, berimajinasi dengan gerakan,
musik, drama, dan beragam bidang seni lainnya. Oleh karena itu secara garis besar, kegiatan seni
meliputi 3 (tiga) hal yaitu seni rupa atau visual art, music dan gerak, serta drama atau bermain
peran. Berikut penjelasan tentang kegiatan seni yang dapat dikembangkan pada anak usia dini :
1. Seni rupa atau Visual Art
Kegitan seni rupa meliputi kegiatan membuat garis, mewarnai, menggambar,
melukis, membuat coretan, kolase, atau menciptakan suatu karya dari bahan-bahan
tertentu. Melalui kegiatan seni rupa, anak akan memiliki kesempatan luas untuk
membuat suatu karya berdasarkan ide dan gagasan mereka. Anak diberikan
kesempatan untuk bereskperimen melalui coretan, warna, berbagai macam alat tulis,
dan kertas. Dalam kegiatan menggambar , ada beberapa tahapan yang ditunjukkan
oleh anak (Brewer, 2007) yaitu :

Modul 3 PPG-Konten Kurikulum | 3


• Scribbling, anak akan mulai membuat coretan yang tak beraturan. Umumnya
muncul pada saat anak usia 2 tahun.
• Preschematic, anak mencoba menggambar apa yang pernah mereka lihat
dan apa yang ada di dalam pikirannya. Terkadang gambar yang mereka buat
belumu sesuai dengan bentuk nyatanya, tetapi akan terus berkembang
sesuai dengan usia anak. Tahapan ini muncul pada anak usia 3- tahun.
• Schematic, anak mulai menggambar lebih detail sesuai dengan hasil
pengamatan mereka terhadap suatu objek. Tahapan ini terlihat pada anak
usia 6-7 tahun.
Kegiatan visual art lainnya yang dapat dilakukan oleh anak usia dini berkaitan erat
dengan keterampilan motorik halus. Kegiatan seperti menggunting berbagai bentuk,
membuat pola, membuat dan mengikuti berbagai bentuk garis (lurus, zigzag,
bergelombang), dan membuat kolase dari berbagai bahan.

2. Musik dan Gerak


Musik dan gerak pada anak usia dini berkaitan dengan aktivitas menggerakan
tubuh untuk mengekspresikan gagasan, merespon musik, dan mencurahkan
perasaan. Musik secara alami bersifat menyenangkan dan dapat membuat anak
bergerak dan menari. Melalui musik dan gerak anak dapat mendemonstrasikan
ketrampilan (berlari, melompat, meloncat dll), melatih keseimbangan saat bergerak,
memahami dan mengikuti instruksi, memahami dan mengulang pola, menunjukkan
kesadaran akan konsep dan urutan, memahami angka dan hitungan, dan menyimak
dan membedakan suara.
Dalam mengajarkan musik dan gerak ada beberapa elemen yang harus
dipahami oleh guru (Feeney et al, 2006) , yaitu :
Elemen Musik Elemen Gerak
Ritme Kesadaran akan tubuh
Karakteristik musik yang Gerakan dan kontrol tubuh
berhubungan dengan gerakan
dan waktu

Modul 3 PPG-Konten Kurikulum | 4


Tone Space/ruang
Karakteristik musik yang Area yang digunakan untuk
berhubungan dengan nada melakukan gerakan

Form/ bentuk Time/waktu


Struktur dari musik Kaitannya dengan tempo atau
kecepatan
Force/Kekuatan
Energi yang digunakan untuk
melakukan gerakan

Pemahaman tentang tahapan perkembangan seni ini akan membantu guru


dalam mengembangkan keterampilan dan pengetahuan anak. Begitupula dalam
mengembangkan kemampuan dalam musik dan gerak. Guru perlu memahami
ketertarikan anak tentang musik. In the early years, music and movement is a social
activity. In order to plan and implement appropriate music and movement activities
for children, it is important for teachers to have an understanding of both early musical
and physical development, and know how children respond to music and movement
(NEL 2013). Gerak dan music bagi anak usia merupakan aktivitas sosial yang menjadi
sarana bagi anak untuk mengekpresikan emosinya. Penting bagi guru untuk
memahami tahapan perkembangan ketertarikan anak pada musik dan gerakan.

3. Drama atau Bermain Peran


Drama atau bermain peran pada anak usia dini merupakan kegiatan bermain
pura-pura, dimana anak akan memainkan peran atau menjadi seseorang yang sering
mereka jumpai. Kegiatan bermain peran ini dapat dilakukan anak secara spontan
tanpa harus dilatih terlebih dahulu. Anak dapat mengeskpresikan diri melalui berbagai
peran yang merekan mainkan. Melalui bermain peran, anak juga dapat belajar
memahami tentang tugas dan aktivitas yang dilakukan oleh orang yang ada di
lingkungannya.
Bermain peran memberikan kesempatan bagi anak untuk mengembangkan
semua aspek perkembangannya. Contohnya, ketika bermain peran, anak akan

Modul 3 PPG-Konten Kurikulum | 5


mencoba membuat percakapan dan berbicara sesuai dengan peran, situasi dan
teman mainnya. Pada kegiatan bermain peran, guru perlu menyediakan material
pendukung untuk anak memainkan perannya. Guru misalnya dapat menyediakan
pakaian dan aksesories lainnya, menyediakan balok untuk membangun tempat
dan menyediakan boneka untuk berperan dalam drama. Bermain peran juga
membantu anak untuk belajar memahami dan memanage perasaan diri,
memahami dan merespon perasaan orang lain, menempatkan diri dalam peran dan
situasi tertentu, dan mengekspresikan kata-kata.

Modul 3 PPG-Konten Kurikulum | 6

Anda mungkin juga menyukai