1. Apa perbedaan antara ekspresi seni anak-anak di usia sekolah dasar dengan ekspresi
seni pada usia lainnya? Bagaimana pemahaman ini dapat membantu guru seni dalam
merencanakan pelajaran?
Jawab:
Ekspresi erat kaitannya dengan perasaan yang cenderung berpikir kreatif dan
imajinatif. Hal ini merupakan karakter umum anak-anak yang masih polos dalam
mengungkapkan perasaannya baik melalui lisan, tertulis, maupun media yang lainnya.
Kehidupan ekspresi telah dimulai sejak manusia dilahirkan di dunia, yaitu misalnya
ketika bayi belum bisa berbicara dan menggunakan isyarat-isyarat kepada ibunya
karena keinginannya akan sesuatu. Ekspresi yang ditunjukkan anak biasanya
keinginan untuk mencapai tujuan tertentu misalnya memuaskan rasa lapar atau
bahkan mengekspresikan emosi yang sedang dirasakannya.
Ekspresi anak yang spontan merupakan bentuk ungkapan perasaan dirinya saat
itu. Kebebasan pikiran akan imajinasi disampaikan dengan media atau simbol-simbol
yang dimengertinya. Pengungkapan ide maupun segala hal yang ia temui di
lingkungannya akan tercermin dalam gambar yang dibuatnya. Interaksi dan
pengalaman yang diperoleh merupakan aspek yang mempengaruhi tingkat ekspresi
kreatif anak.
Ekspresi anak berbeda dengan ekspresi orang dewasa karena kebutuhan orang
dewasa berlainan dengan kebutuhan anak-anak. Ekspresi berbeda dengan imitasi
karena perbedaan dalam hal proses kreasi yang dilakukan. Ekspresi merupakan
bentuk ungkapan dari diri seseorang tanpa melibatkan sisi emosi orang lain,
sedangkan imitasi merupakan bentuk peniruan terhadap bentuk yang sudah ada baik
dari segi bentuk maupun gagasannya.
Eekspresi diri merupakan ekspresi sesuai dengan tingkatan mutu anak sendiri
sedangkan imitasi merupakan ekspresi sesuai dengan tingkatan mutu objek lain.
Selain itu ekspresi diri berkaitan erat dengan pemikiran yang bebas, jalan keluar sisi
emosional, fleksibilitas dan kebebasan, mudah menyesuaikan pada situasi yang baru,
serta memiliki tujuan, sukses, dan progresif. Berbanding terbalik dengan imitasi yang
berdasarkan pemikiran terikat, frustrasi, terdapat hambatan dan batasan,
menyesuaikan pada pola yang telah dibuat, kecenderungan terhadap orang lain, kaku
dan terikat.
Ekspresi anak dalam pendidikan seni menjadi hal yang diarahkan dengan
pemberian stimulus pengembangan kreativitasnya dalam berkegiatan seni. Menurut
Herawati dan Iriaji (1997: 15) ekspresi yang terjadi pada anak dibagi menjadi dua
macam, yaitu: ekspresi kreatif dan tidak kreatif. Ekspresi kreatif adalah ekspresi yang
mengandung kreativitas, terutama yang dijumpai dalam kegiatan berolah seni. Artinya
segala hasil ungkapan anak baik berupa gambar, patung atau yang lainnya yang
menampakkan keunikan dan lain daripada yang lain. Sebaliknya ekspresi tidak kreatif
adalah ekspresi yang tidak menghasilkan nilai-nilai kreatif atau merupakan hasil
tiruan atau jiplakan.
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa ekspresi kreatif
merupakan aspek utama yang harus dikembangkan oleh para guru sekolah dasar
dalam pembelajaran seni yang diberikan. Guru harus mampu merancang
pemeblajaran seni yang sesuai dengan perkembangan usia anak. Karena setiap jenjang
usia, mereka memiliki ekspresi seni yang berbeda. Selain itu, pembelajaran seni harus
bisa terpadu dengan mata pelajaran yang lain sehingga seni bisa menjadi wadah untuk
anak belajar sekaligus berekspresi.
Untuk dapat melaksanakan pembelajaran musik di sekolah dasar dengan baik, guru
paling tidak harus memiliki pengetahuan bagaimana membelajarkan musik pada anak
SD, memiliki rasa suka pada musik, kemauan untuk mengajarkan musik pada anak,
dan memiliki pemahaman bahwa pembelajaran musik mengutamakan tumbuhnya rasa
musik, meliput: rasa irama, rasa nada, harmonisasi, kesukaan, dan penghayatan
musik. Untuk menuntun murid-murid dalam kegiatan pengalaman musik ini dapat
dilakukan dengan menyediakan alat pengiring yang digunakan untuk mengiringi anak
saat bermain musik.
5. Bagaimana tari dapat menjadi sarana ekspresi kreatif bagi anak-anak SD? Apa
elemen-elemen yang harus dipertimbangkan ketika mengajarkan anak-anak SD untuk
menciptakan gerakan dan tarian mereka sendiri?
Jawab:
Seni Tari adalah bentuk ekspresi yang memukau dan memperkaya kehidupan
manusia dengan gerakan, ritme, dan narasi yang indah. Di Sekolah Dasar,
pengembangan seni tari adalah hal yang sangat penting dan memiliki manfaat yang
mendalam bagi perkembangan siswa.
Laban (1976: 12, dalam Dewi 2012: 55—56) menjelaskan bahwa anak-anak
mempunyai dorongan alamiah untuk melakukan gerakan-gerakan “seperti tarian”
kesenangan anak untuk “menari” atau mengungkapkan gerak merupakan cara yang
baik untuk memperkenalkan dunia tari secara dini pada anak, dengan memberikan
kesempatan kepada anak-anak untuk mengembangkan kemampuan berekspresi secara
spontan melalui geraknya. Jadi, berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan
bahwa melalui tari, anak-anak bisa berekspresi menggunakan gerakan-gerakan
spontan dan alami, di mana gerakan tersebut lebih tertata karena harus disesuaikan
dengan irama dan tempo musik.
Elemen-elemen atau unsur yang harus dipertimbangkan ketika mengajarkan
anak-anak SD untuk menciptakan gerakan dan tarian mereka sendiri yaitu sebagai
berikut.
1) Judul Karya Tari (Nama Tari)
Judul tari yang akan dibuat harus sesuai dengan tema atau ceritera yang dipilih,
dan disesuaikan dengan bentuk tariannya. Misalnya tema hewan, bisa mengambil
judul Tari Kupu.
2) Sumber Garapan
Sumber garapan merupakan fondasi yang dijadikan pijakan dalam menyusun
konsep karya tari. Bisa berasal dari: auditif (suara/ hal-hal yang didengar),
kinestetik (gerak/ gerakan-gerakan yang dilihat dalam berbagai objek), idea
(pikiran yang didapat dari segala aspek kehidupan sekitar, mimpi, angan-angan,
atau imajinasi ilham), tertulis (sumber tertulis seperti buku cerita, komik,
dongeng, dll.).
3) Tipe Tari
Tipe atau model penyajian tari yang dapat digunakan untuk menyusun konsep
garapan tari yaitu: a) dramatari, b) dramatik, c) komik, d) abstrak.
4) Mode Penyajian
Disebut juga gaya penyajian dalam sebuah pertunjukan tari. Ada 2 mode yaitu a)
simbolik, dimana pengungkapannya diekspresikan melalui simbol-simbol gerak,
kostum, maupun pola lantai; b) representasional, dimana pengungkapan karya tari
secara jelas sehingga penonton mudah memahami.
5) Konsep Gerak
Gerak tubuh yang dibuat bisa berpijak pada pengembangan gerakan tari khas
daerah masing-masing, misalnya Tulungagung mengadopsi gerakan dari Tari reog
Kendnag, dsb. Perpaduan gerak yang dilakukan melibatkan anggota tubuh mulai
dari kepala (mengangguk, menoleh, menggeleng, memutar), kaki (gejuk,
mendhak, tlisik, adeg-adeg, tanjak), tangan (ngukel, ndhaplang, ngithing, ulap-
ulap)
6) Konsep Iringan Musik
Musik yang mengiringi tari bisa dibuat dengan cara:
a. hampir sama dengan konsep gerak, bisa dengan mengembangkan musik
daerah;
b. melalui editing musik yang sudah ada;
c. melalui anggota tubuh manusia, seperti tepuk tangan, suara penari, dll.;
d. melalui syair lagu yang dinyanyikan, seperti rekaman lagu-lagu daerah atau
anak-anak, dinyanyikan langsung oleh penari, dll.
e. Kreativitas memanfaatkan benda-benda sekitar, misalnya: botol, kayu, ember,
besi, dll.
7) Konsep Tata Pentas
Tata pentas berhubungan dengan tempat pertunjukan yang akan digunakan,
dekorasi, properti yang digunakan, dll.
Daftar Rujukan
Dewi, M. S. (2013). Dimensi Kreatif dalam Pembelajaran Seni Tari. Jakarta: Pascaikj.
Gunada. I. (Juli 2021). Konsep, Fungsi, dan Strategi Pembelajaran Seni. (https://e-
journal.iahn-gdepudja.ac.id/index.php/kumarottama/article/download/383/239)
diakses 13 November 2023.
Irawana, T. J. & Desyandari, D. (2019). Seni musik serta hubungan penggunaan pendidikan
seni musik untuk membentuk karakter peserta didik di sekolah dasar. Edukatif Jurnal
Ilmu Pendidikan. 1 (3):222-232.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia. (09 Maret
2022). Manfaat Musik bagi Anak.
(https://ditpsd.kemdikbud.go.id/artikel/detail/manfaat-musik-bagi-anak) diakses 13
November 2023.
Pamadhi, H., dkk. (2023). Pendidikan Seni di SD. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.
Tekno. (16 September 2023). Konsep Pengembangan Teknologi dalam Pengembangan
Kreativitas Seni dan Budaya Sekolah Dasar.
(https://www.teknospesial.com/2023/09/konsep-pengembangan-teknologi-dalam-
pengembangan-kreativitas-seni-dan.html) diakses 13 November 2023.
Utami, W. S. (12 Januari 2011). Tahapan Pembelajaran Musik Anak SD.
(https://www.kompasiana.com/wahyu.sri_28/5500677ca333119a72510af8/tahapan-
pembelajaran-musik-anak-sd) diakses 14 November 2023.
Yuni, Q. F. (2017). Kreativitas dalam Pembelajaran Seni Musik di Sekolah Dasar.
(https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/elementary/article/download/1980/1974)
diakses 14 November 2023.