Anda di halaman 1dari 8

Tugas Tutorial 2

Pendidikan Seni di SD (PDGK4207)


Oleh:
Wahyu Ika Yunitasari
858850138/ S1 PGSD

1. Apa perbedaan antara ekspresi seni anak-anak di usia sekolah dasar dengan ekspresi
seni pada usia lainnya? Bagaimana pemahaman ini dapat membantu guru seni dalam
merencanakan pelajaran?
Jawab:
Ekspresi erat kaitannya dengan perasaan yang cenderung berpikir kreatif dan
imajinatif. Hal ini merupakan karakter umum anak-anak yang masih polos dalam
mengungkapkan perasaannya baik melalui lisan, tertulis, maupun media yang lainnya.
Kehidupan ekspresi telah dimulai sejak manusia dilahirkan di dunia, yaitu misalnya
ketika bayi belum bisa berbicara dan menggunakan isyarat-isyarat kepada ibunya
karena keinginannya akan sesuatu. Ekspresi yang ditunjukkan anak biasanya
keinginan untuk mencapai tujuan tertentu misalnya memuaskan rasa lapar atau
bahkan mengekspresikan emosi yang sedang dirasakannya.
Ekspresi anak yang spontan merupakan bentuk ungkapan perasaan dirinya saat
itu. Kebebasan pikiran akan imajinasi disampaikan dengan media atau simbol-simbol
yang dimengertinya. Pengungkapan ide maupun segala hal yang ia temui di
lingkungannya akan tercermin dalam gambar yang dibuatnya. Interaksi dan
pengalaman yang diperoleh merupakan aspek yang mempengaruhi tingkat ekspresi
kreatif anak.
Ekspresi anak berbeda dengan ekspresi orang dewasa karena kebutuhan orang
dewasa berlainan dengan kebutuhan anak-anak. Ekspresi berbeda dengan imitasi
karena perbedaan dalam hal proses kreasi yang dilakukan. Ekspresi merupakan
bentuk ungkapan dari diri seseorang tanpa melibatkan sisi emosi orang lain,
sedangkan imitasi merupakan bentuk peniruan terhadap bentuk yang sudah ada baik
dari segi bentuk maupun gagasannya.
Eekspresi diri merupakan ekspresi sesuai dengan tingkatan mutu anak sendiri
sedangkan imitasi merupakan ekspresi sesuai dengan tingkatan mutu objek lain.
Selain itu ekspresi diri berkaitan erat dengan pemikiran yang bebas, jalan keluar sisi
emosional, fleksibilitas dan kebebasan, mudah menyesuaikan pada situasi yang baru,
serta memiliki tujuan, sukses, dan progresif. Berbanding terbalik dengan imitasi yang
berdasarkan pemikiran terikat, frustrasi, terdapat hambatan dan batasan,
menyesuaikan pada pola yang telah dibuat, kecenderungan terhadap orang lain, kaku
dan terikat.
Ekspresi anak dalam pendidikan seni menjadi hal yang diarahkan dengan
pemberian stimulus pengembangan kreativitasnya dalam berkegiatan seni. Menurut
Herawati dan Iriaji (1997: 15) ekspresi yang terjadi pada anak dibagi menjadi dua
macam, yaitu: ekspresi kreatif dan tidak kreatif. Ekspresi kreatif adalah ekspresi yang
mengandung kreativitas, terutama yang dijumpai dalam kegiatan berolah seni. Artinya
segala hasil ungkapan anak baik berupa gambar, patung atau yang lainnya yang
menampakkan keunikan dan lain daripada yang lain. Sebaliknya ekspresi tidak kreatif
adalah ekspresi yang tidak menghasilkan nilai-nilai kreatif atau merupakan hasil
tiruan atau jiplakan.
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa ekspresi kreatif
merupakan aspek utama yang harus dikembangkan oleh para guru sekolah dasar
dalam pembelajaran seni yang diberikan. Guru harus mampu merancang
pemeblajaran seni yang sesuai dengan perkembangan usia anak. Karena setiap jenjang
usia, mereka memiliki ekspresi seni yang berbeda. Selain itu, pembelajaran seni harus
bisa terpadu dengan mata pelajaran yang lain sehingga seni bisa menjadi wadah untuk
anak belajar sekaligus berekspresi.

2. Bagaimana teknologi dapat digunakan dalam mengajarkan seni kepada anak-anak


SD? Berikan contoh aplikasi atau perangkat yang dapat memperkaya pengalaman
belajar seni mereka!
Jawab:
Pada sekolah dasar, dimana kreativitas seni dan budaya sangat ditekankan,
teknologi dapat dijadikan sebagai sarana untuk mendukung dan mengembangkan
aspek-aspek tersebut. Integrasi antara seni, budaya, dan teknologi memungkinkan
para siswa untuk mendapatkan pengalaman belajar yang lebih mendalam dan
menyeluruh.
Pembelajaran yang berbasis teknologi di sekolah dasar bukan hanya sebatas
pada penggunaan alat elektronik saja. Melainkan bagaimana teknologi tersebut bisa
difungsikan untuk meningkatkan pemahaman serta kreativitas siswa dalam
mempelajari seni dan budaya. Dengan demikian, pembelajaran menjadi lebih menarik
dan interaktif.
Misalnya, dengan menggunakan aplikasi gambar digital (Ibis Paint,
MediBang Paint, PaperColor, Sketchbook, dll.), siswa dapat mengeksplorasi berbagai
teknik lukis yang sebelumnya mungkin sulit diakses. Aplikasi tersebut dapat
membantu siswa memahami konsep warna, bentuk, dan tekstur dengan lebih baik.
Selain itu, penggunaan teknologi dalam musik juga memungkinkan siswa
untuk belajar alat musik digital, mengedit suara, atau bahkan menciptakan komposisi
musik sendiri. Ini tentunya memberikan kesempatan bagi siswa untuk lebih kreatif
dan inovatif dalam berkarya. Misalnya aplikasi Musik Maker Jam untuk membuat
musik, Musik Editor dan Cup Cut untuk mengedit suara, serta beberapa aplikasi alat
musik digital yang ada di Smartphone.
VR (Virtual Reality) dan AR (Augmented Reality) juga menjadi teknologi
yang mendukung pembelajaran seni. Melalui teknologi ini, siswa dapat mengunjungi
galeri seni virtual atau melihat rekonstruksi sejarah dan budaya dari berbagai belahan
dunia, yang sebelumnya mungkin hanya bisa dibayangkan.

3. Jelaskan peran musik dalam perkembangan anak-anak! Bagaimana guru dapat


membantu anak-anak SD untuk menghargai musik dan mengembangkan keterampilan
musik dasar?
Jawab:
Musik memiliki banyak manfaat bagi anak. Berikut ini adalah beberapa manfaat
musik bagi anak.
1) Mencerdaskan Otak
Musik dapat berperan dalam menumbuhkan kecerdasan dan meningkatkan
memori anak, hal ini karena saat mendegarkan musik, sel-sel otak anak lebih aktif
bekerja.
2) Mengembangkan Keterampilan dan Koordinasi Motorik
Memainkan alat musik dapat melatih kemampuan motorik dan sensitivitas telinga
untuk mengembangkan koordinasi antara berbagai macam indra.
3) Meningkatkan Keterampilan Bahasa
Melalui musik, anak-anak dapat mendengarkan dan mengucapkan kata atau
kalimat yang mereka tangkap, sehingga kata atau kalimat tersebut akan lebih
familiar bagi mereka.
4) Meredakan Stress dan Cemas
Melalui musik, dapat membantu memperbaiki suasana hari dan mood, baik bagi
anak-anak maupun bagi orang dewasa.
Pendidikan seni musik di sekolah dasar dapat meningkatkan semangat peserta didik
dalam belajar dan membentuk karakter yang baik. Musik merupakan bunyi yang
diterima oleh manusia yang berbeda-beda berdasarkan sejarah, tempat, budaya dan
selera individu. Musik merupakan segala bunyi yang dihasilkan manusia secara sadar
yang disajikan sebagai musik. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa untuk
meningkatkan kecerdasan musik pada siswa dapat dilakukan dengan berbagai
cara, di antaranya melalui (1) memperkenalkan musik di dalam kelas, (2)
mendengarkan musik, (3) membuat instrumental musik di kelas. Kegiatan yang
bisa dilakukan oleh guru misalnya:
1) guru dapat memutar musik untuk menciptakan relaksasi dan kegairahan siswa, di
mana siswa yang tadinya lesu menjadi lebih bersemangat kembali;
2) guru mengajak siswa menciptakan sebuah lagu untuk kegiatan belajar dengan
menggubah lirik lagu yang sudah ada menjadi kata-kata yang sesuai dengan
materi pelajaran;
3) dengan memanfaatkan alat sederhana yang ada di sekitar (meja, botol dan kaleng
bekas, atau tepukan tangan), siswa diajak untuk menciptakan sebuah karya musik;
4) guru memperkenalkan siswa tentang iringan musik kesenian tradisonal di
daerahnya, dll.

4. Bagaimana Anda akan mengajarkan anak-anak SD untuk menciptakan karya musik


mereka sendiri? Apa yang perlu dipertimbangkan dalam merancang tugas atau proyek
kreatif ini?
Jawab:
Berikut ini adalah beberapa cara mengajarkan anak SD untuk menciptakan karya
musik sendiri.
1) Mengajak anak untuk menyenangi musik. Hal ini sebagai langkah awal guru
untuk menstimulasi perbendaharaan anak terhadap musik. Caranya bisa dengan
memutarkan beberapa lagu-lagu daerah (tembang doalanan) atau juga lagu anak-
anak.
2) Mengenalkan irama atau ritme. Melalui irama, anak-anak akan mengenal tempo
dan ketukan lagu. Guru bisa menggunakan media tepuk tangan, hentakan kaki,
botol plastik bekas, dan benda-benda di sekitar yang bisa menghasilkan suara.
Alat musik ini disebut dengan alat musik ritmis. Selain agar siswa bisa mengenal
irama, dengan memanfaatkan media tersebut diharapkan anak-anak menjadi suka
dengan musik dan merasa bahwa bermusik itu menyenangkan.
3) Mengenalkan anak dengan melodi atau not angka Do Re Mi Fa Sol La Si Do. Ini
dimaksudkan agar anak mengetahui tinggi rendahnya nada. Untuk memantapkan
pemahaman anak, guru bisa membawa alat musik seperti recorder, pianika, atau
bisa melalui aplikasi smartphone, ataupun alat musik yang dikuasai guru.
4) Melatih anak untuk bermain alat musik berirama, membirama, dan bergerak
mengikuti lagu. Sebelum anak diajak praktik membuat karya musik sendiri, guru
bisa mengajak siswa secara bersama membuat iringan musik dengan membagi
kelompok-kelompok. Misalnya kelompok A= tepuk tangan, B= hentakan kaki, C=
suara pulut “pam pam pam”, D= memukul meja. Guru bisa memberi isntruksi
dengan cara menunjuk setiap kelompok yang mendapat bagian berbunyi. Hal itu
dilakukan secara terus menerus sehingga bisa menjadi sebuah rangkaian irama
musik sederhana. Setelah itu anak-anak diminta membuat karya musik sendiri
menggunakan alat-alat yang ada di sekitar secara mandiri.
Yang perlu dipertimbangkan dalam merancang proyek kreatif ini yaitu tingkat
kemampuan anak SD dalam bermusik, karakter musik anak, dan ketersediaan sarana
pembelajaran musik (misalnya: alat musik, buku sumber dan buku ajar, serta sarana
pendukung lainnya). Selain itu, perlu memperhatikan aspek-aspek:
1) pembuatan pola ritmik, dengan memperhatikan tipe-tipe ketukan terhadap suatu
melodi;
2) pengembangan pola ritmik,dilakukan setelah membuat pola ritma dan selanjutnya
disusun menjadi suatu pola ritme; dan
3) pemilihan instrumen, bisa dikelompokkan menjadi 2 jenis yaitu instrumen bernada
dan tidak bernada (ritmis)
Anak SD yang sangat dekat dengan dunia bermain dan yang peka terhadap rasa ritmik
perlu dikembagkan terus agar memiliki kepekaan yang semakin meningkat. Untuk itu
perlu disusun pola ritme yang mendukung.

Untuk dapat melaksanakan pembelajaran musik di sekolah dasar dengan baik, guru
paling tidak harus memiliki pengetahuan bagaimana membelajarkan musik pada anak
SD, memiliki rasa suka pada musik, kemauan untuk mengajarkan musik pada anak,
dan memiliki pemahaman bahwa pembelajaran musik mengutamakan tumbuhnya rasa
musik, meliput: rasa irama, rasa nada, harmonisasi, kesukaan, dan penghayatan
musik. Untuk menuntun murid-murid dalam kegiatan pengalaman musik ini dapat
dilakukan dengan menyediakan alat pengiring yang digunakan untuk mengiringi anak
saat bermain musik.

5. Bagaimana tari dapat menjadi sarana ekspresi kreatif bagi anak-anak SD? Apa
elemen-elemen yang harus dipertimbangkan ketika mengajarkan anak-anak SD untuk
menciptakan gerakan dan tarian mereka sendiri?
Jawab:
Seni Tari adalah bentuk ekspresi yang memukau dan memperkaya kehidupan
manusia dengan gerakan, ritme, dan narasi yang indah. Di Sekolah Dasar,
pengembangan seni tari adalah hal yang sangat penting dan memiliki manfaat yang
mendalam bagi perkembangan siswa.
Laban (1976: 12, dalam Dewi 2012: 55—56) menjelaskan bahwa anak-anak
mempunyai dorongan alamiah untuk melakukan gerakan-gerakan “seperti tarian”
kesenangan anak untuk “menari” atau mengungkapkan gerak merupakan cara yang
baik untuk memperkenalkan dunia tari secara dini pada anak, dengan memberikan
kesempatan kepada anak-anak untuk mengembangkan kemampuan berekspresi secara
spontan melalui geraknya. Jadi, berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan
bahwa melalui tari, anak-anak bisa berekspresi menggunakan gerakan-gerakan
spontan dan alami, di mana gerakan tersebut lebih tertata karena harus disesuaikan
dengan irama dan tempo musik.
Elemen-elemen atau unsur yang harus dipertimbangkan ketika mengajarkan
anak-anak SD untuk menciptakan gerakan dan tarian mereka sendiri yaitu sebagai
berikut.
1) Judul Karya Tari (Nama Tari)
Judul tari yang akan dibuat harus sesuai dengan tema atau ceritera yang dipilih,
dan disesuaikan dengan bentuk tariannya. Misalnya tema hewan, bisa mengambil
judul Tari Kupu.
2) Sumber Garapan
Sumber garapan merupakan fondasi yang dijadikan pijakan dalam menyusun
konsep karya tari. Bisa berasal dari: auditif (suara/ hal-hal yang didengar),
kinestetik (gerak/ gerakan-gerakan yang dilihat dalam berbagai objek), idea
(pikiran yang didapat dari segala aspek kehidupan sekitar, mimpi, angan-angan,
atau imajinasi ilham), tertulis (sumber tertulis seperti buku cerita, komik,
dongeng, dll.).
3) Tipe Tari
Tipe atau model penyajian tari yang dapat digunakan untuk menyusun konsep
garapan tari yaitu: a) dramatari, b) dramatik, c) komik, d) abstrak.
4) Mode Penyajian
Disebut juga gaya penyajian dalam sebuah pertunjukan tari. Ada 2 mode yaitu a)
simbolik, dimana pengungkapannya diekspresikan melalui simbol-simbol gerak,
kostum, maupun pola lantai; b) representasional, dimana pengungkapan karya tari
secara jelas sehingga penonton mudah memahami.
5) Konsep Gerak
Gerak tubuh yang dibuat bisa berpijak pada pengembangan gerakan tari khas
daerah masing-masing, misalnya Tulungagung mengadopsi gerakan dari Tari reog
Kendnag, dsb. Perpaduan gerak yang dilakukan melibatkan anggota tubuh mulai
dari kepala (mengangguk, menoleh, menggeleng, memutar), kaki (gejuk,
mendhak, tlisik, adeg-adeg, tanjak), tangan (ngukel, ndhaplang, ngithing, ulap-
ulap)
6) Konsep Iringan Musik
Musik yang mengiringi tari bisa dibuat dengan cara:
a. hampir sama dengan konsep gerak, bisa dengan mengembangkan musik
daerah;
b. melalui editing musik yang sudah ada;
c. melalui anggota tubuh manusia, seperti tepuk tangan, suara penari, dll.;
d. melalui syair lagu yang dinyanyikan, seperti rekaman lagu-lagu daerah atau
anak-anak, dinyanyikan langsung oleh penari, dll.
e. Kreativitas memanfaatkan benda-benda sekitar, misalnya: botol, kayu, ember,
besi, dll.
7) Konsep Tata Pentas
Tata pentas berhubungan dengan tempat pertunjukan yang akan digunakan,
dekorasi, properti yang digunakan, dll.

Daftar Rujukan
Dewi, M. S. (2013). Dimensi Kreatif dalam Pembelajaran Seni Tari. Jakarta: Pascaikj.
Gunada. I. (Juli 2021). Konsep, Fungsi, dan Strategi Pembelajaran Seni. (https://e-
journal.iahn-gdepudja.ac.id/index.php/kumarottama/article/download/383/239)
diakses 13 November 2023.
Irawana, T. J. & Desyandari, D. (2019). Seni musik serta hubungan penggunaan pendidikan
seni musik untuk membentuk karakter peserta didik di sekolah dasar. Edukatif Jurnal
Ilmu Pendidikan. 1 (3):222-232.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia. (09 Maret
2022). Manfaat Musik bagi Anak.
(https://ditpsd.kemdikbud.go.id/artikel/detail/manfaat-musik-bagi-anak) diakses 13
November 2023.
Pamadhi, H., dkk. (2023). Pendidikan Seni di SD. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.
Tekno. (16 September 2023). Konsep Pengembangan Teknologi dalam Pengembangan
Kreativitas Seni dan Budaya Sekolah Dasar.
(https://www.teknospesial.com/2023/09/konsep-pengembangan-teknologi-dalam-
pengembangan-kreativitas-seni-dan.html) diakses 13 November 2023.
Utami, W. S. (12 Januari 2011). Tahapan Pembelajaran Musik Anak SD.
(https://www.kompasiana.com/wahyu.sri_28/5500677ca333119a72510af8/tahapan-
pembelajaran-musik-anak-sd) diakses 14 November 2023.
Yuni, Q. F. (2017). Kreativitas dalam Pembelajaran Seni Musik di Sekolah Dasar.
(https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/elementary/article/download/1980/1974)
diakses 14 November 2023.

Anda mungkin juga menyukai