Anda di halaman 1dari 9

Konsep Dasar Seni di Sekolah Dasar

Seni merupakan segala perbuatan manusia yang timbul dari perasaannya dan bersifat
indah, bagi siswa sekolah dasar sangatlah penting. Pendidikan seni meliputi semua bentuk
kegiatan tentang aktivitas fisik dan non fisik yang tertuang dalam kegiatan berekspresi,
bereksplorasi, berkreasi dan berapresiasi melalui bahasa rupa, bunyi, gerak dan peran.

Melalui pendidikan seni anak dilatih untuk memperoleh keterampilan dan


pengalaman mencipta yang disesuaikan dengan lingkungan alam dan budaya setempat serta
untuk memahami, menganalisis, dan menghargai karya seni. Tegasnya pendidikan seni di
sekolah dapat menjadi media yang efektif dalam mengembangkan pengetahuan,
keterampilan, kreativitas, dan sensitivitas anak.
Merujuk pada konsep pendidikan melalui seni, maka pelaksanaannya lebih ditekankan
pada proses pembelajaran dari pada produk. Dengan penekanan pada proses pembelajaran,
maka sasaran belajar pendidikan seni tidak mengharapkan siswa pandai menyanyi, pandai
memainkan alat musik, pandai menggambar dan terampil menari. Melainkan sebagai sarana
ekspresi, imajinasi dan berkreativitas untuk menumbuhkan keseimbangan rasional dan
emosional, intelektual dan kesadaran estetis. Kalau memang ternyata melalui pendidikan seni
dapat menghasilkan seorang seniman maka itu merupakan dampak saja.
Guru dapat melakukan improvisasi untuk mengembangkan pembelajaran seni sesuai
kemampuan dan kondisi sekolah dan daerah. Guru dapat mengambil prioritas seni yang mana
yang dipilih untuk menunjang pembentukan pengalaman estetik peserta didik dan
pembangunan budaya daerahnya. Improvisasi guru terhadap materi pembelajaran seni ini
tentunya menentukan pula tingkat antusiasme siswa dalam melakukan pembelajaran seni
sebagai pendidikan estetis.
Dengan berolah seni dapat ditimbulkan sikap-sikap sebagai berikut:
1. Memperhalus budi pekerti dan membuat sikap yang kasar, ugal-ugalan
menjadi lebih halus dan sopan santun. Pengaruh seni yang demikian pernah
dianjurkan oleh R. A. Kartini dalam mendidik, memperhalus budi pekerti
dengan cara membatik.
2. Menanamkan dan meningkatkan kedisiplinan. Kegiatan seni adalah kegiatan
yang penuh dengan kedisiplinan. Tanpa disiplin tidak mungkin dilahirkan
karya seni yang baik, misalnya waktu berlatih karawitan, masing-masing
penabuh harus tunduk dengan aturan permainan. Apabila ada salah seorang
penabuh yang tidak disiplin, mendahului atau terlambat membunyikan alatnya
maka akan terjadi kesalahan pada keseluruhan orkestra itu. Hal ini juga terjadi
pada tari, nyanyi dan sebagainya. Dengan demikian peserta olah seni itu akan
dibiasakan dengan hal-hal yang disiplin.
3. Membangkitkan dan menanam rasa cinta tanah air dan bangsa. Seni selalu
berhubungan dengan rasa kebangsaan. Apakah itu bangsa sendiri ataukah
bangsa lain. Oleh karena itu pendidikan seni harus bermula dari seni sendiri.
Seni bangsa sendiri harus dipelajari terlebih dahulu sebelum mempelajari seni
bangsa lain. Dengan selalu bergaul dan mengenal seni bangsa sendiri, lama
kelamaan tertanam rasa cinta dan menghormati bangsa sendiri, dan bangga
akan karya-karya bangsanya. Untuk mengimbangi rasa cinta bangsa yang
berlebih-lebih, hingga akan merendahkan bangsa lain, barulah diperkenalkan
seni bangsa lain. Sifatnya hanya sebagai pelengkap dan pembanding,
penghambat rasa yang berlebihan terhadap cinta bangsa.

Fungsi Pendidikan Seni di Sekolah Dasar

1. Seni Sebagai Media Ekspresi Diri


Pembahasan seni sebagai media ekspresi telah banyak diungkapkan oleh John
Dewey: art as media expression. Dalam pandangannya dijelaskan bahwa secara
harfiahnya, manusia itu selalu mengungkapkan angan-angan dan pikirannya, perasaan
dalam berbagai hal sebagai pernyataan, komunikasi maupun ungkapan segala macam
kebutuhannya. Oleh karenanya, manusia membutuhkan media atau alat menyalurkan
ungkapan tersebut. Apalagi, anak kecil hingga dia berusia sekolah dasar, ungkapan
perasaan merupakan suatu perbuatan yang sangat diharapkan bagi para orang tua
sehingga kebutuhan anak dapat diketahui. Anak kadang sulit menyampaikan isi
perasaan karena kemampuan berbahasa anak masih terbatas, maka melalui berbagai
medium anak mencoba mengungkapkan. Pada kesempatan ini pendidikan adalah
usaha untuk memfasilitasi anak untuk mengungkapkannya.
Contoh tadi mengungkapkan bahwa ungkapan atau luapan emosi anak adalah
perbuatan yang naluriah, sehubungan bahasa dan media anak untuk mengungkapkan
perasaan dan pikiran yang sedang sesak oleh beberapa hal, akhirnya media yang
digunakan adalah menangis. Barangkali dengan menangis yang lama anak akan
merasa lega atau dengan mengamuk membanting barang dan mainannya menjadi
reda. Itulah cara berekspresi anak terhadap keinginan yang sulit diungkapkan.
Dari beberapa media ungkap, maka seni dapat digunakan sebagai wahana atau
cara mengungkapkan segala kesusahan dan kemauan anak. Mereka kadang menyanyi
tanpa ada irama dan nada yang pas menurut ukuran orang dewasa, atau menggambar
sesuka hati disertai dengan perilaku mengamuk diatas kertas, atau kadang anak
menirukan gerakan ibu yang sedang memarahi kakaknya. Itu semua adalah usaha
anak untuk membebaskan dari sesaknya pikiran dan perasaan. Usaha ini kadang tidak
dimengerti oleh orang tua, tiba-tiba orang tua melarangnya untuk menari dan
dikatakan anak gila, menari sendiri. Demikian pula dengan berpura-pura membawa
tongkat sapu anak menirukan penyanyi di layar televisi.  Ini semua merupakan
ungkapan anak akan ide dan gagasan yang tidak dapat diutarakan kepada orang lain.
Barangkali anak sulit menyusun kalimat agar jangan sampai menusuk perasaan hati
orang lain, atau anak yang teramat jengkel ide dan gagasan tidak dapat diterima oleh
orang tuanya atau malah permintaan anak yang tidak pernah terpenuhi lahirlah cara
baru mengungkapkannya.
Pada kesempatan ini pendidikan seni melatih anak mengungkap isi hati dan
pikiran yang sulit diungkapkan melalui kata-kata. Seni memberikan kesempatan ide
dan pikiran diungkapkan melalui gerakan sehingga berujud tarian, demikian pula seni
memberikan kesempatan mengungkapkan yang dirasakan, gagasan, dan pikiran anak
melalui rangkaian nada dan suara atau mewujudkannya dalam bentuk gambar.
Pelatihan seni sebagai media ekspresi diwujudkan dalam bentuk pelatihan komposisi,
nada, suara, ritme, bentuk yang dapat dimengerti orang lain serta gerakan yang
membuat orang dewasa terkagum melihatnya. Atau, kadang kala seni melatih anak
untuk mampu mengutarakan segala sesuatunya tanpa wujud seperti seorang anak yang
menangis tanpa ide mereka membanting alat-alat permainan.

2. Seni Sebagai Media Komunikasi


Dari contoh diatas sebenarnya anak membutuhkan media untuk menuangkan
pikiran dan perasaan. Titik bijak untuk mengatasi persoalan anak adalah mengajarkan
anak mampu mengutarakan pendapat. Jika uraian di atas dijelaskan bahwa anak
diberikan media untuk mengungkapkan secara nyata sehingga terwujud karya seni.
Maka sisi lain yang juga harus menjadi titik perhatian adalah cara
mengungkapkannya. Cara pengungkapan ini bertumpu pada komunikasi. Komunikasi
adalah usaha anak untuk mampu mengutarakan pendapat dengan jelas, teratur, dan
mudah dipahami orang lain. Jika anak telah menemukan media ekspresi yang cocok,
kini saatnya ide dan perasaan itu diungkapkan secara teratur, atau dikomunikasikan
dengan teratur.
Melalui pembelajaran bahasa dan pendidikan seni anak dilatih mengatur
segala pikiran dalam tahapan-tahapan tertentu sehingga apa yang akan diutarakan
jelas. Bahasa akan dilakukan pelatihan menyusun kalimat, kata serta tekanan yang
menjadikan keinginan  anak diketahui orang lain. Demikian pula dengan seni, anak
akan dilatih lewat medium suara, gerak dan bentuk yang dapat melengkapi ungkapan
bahasa tadi. Melalui gambar misalnya, anak akan mampu menerangkan peta dan
geografi suatu daerah demikian pula lewat nada dan suara yang indah anak akan
mampu memberikan gambaran tentang alam yang indah pula.
Dengan demikian pendidikan seni sebenarnya adalah pelatihan berkomunikasi
lewat karya seni. Melalui seni anak dilatih menyusun keindahan kata-kata dengan
halus budinya, dilatih berperilaku sopan ketika akan menjawab pertanyaan, demikian
pula akan memberikan kesan yang senang, damai, indah dan menarik. Karena,
pendidikan seni melatih ungkapan komunikasi dengan dikemas dalam tampilan yang
menarik, indah, dan menyenangkan orang lain.
Manfaat yang besar dengan belajar seni adalah seni mengajarkan pemahaman
tentang komunikasi visual . sangat penting untuk memahamkan murid perihal
keterkaitan antara materi pelajaran, susunan objek, maupun arti dari karya yang telah
diciptakan sendiri. Karya-karya tersebut sebagai ungkapan diri maupun sebagai
refleksi dari dirinya dalam kehidupan bermasyarakat. Apalagi pengetahuan yang
berada pada kelas-kelas awal, dimana pikiran dan perasaan anak masih menyatu,
kelihatannya saling mempengaruhi, sehingga sulit membedakan bentuk-bentuk yang
diciptakan. Sebagai contoh: ketika seorang anak menari sendirian ketika
mendengarkan lagu tampak bahwa refleksi terhadap irama menyentuh kepada rasa
gerak dan lambat laun ketika ambang sadar berubah menuju kesadaran penuh gerakan
tersebut diulang dan ditata sebagai karya tari.
Namun, orang dewasa belum melihat proses perkembangan gerak sebagai
dasar perilaku anak dikemudian hari. Rasa indah yang muncul dari sentuhan irama
dan nada tadi diisi dengan syair yang dibuat sendiri, jadilah pikiran anak muncul dan
menyatu dalam rasa ekspresi seni gerak dan lagu.

3. Seni Sebagai Media Pembinaan Kreativitas


Seorang tokoh pendidikan yang banyak mengemukakan peranan seni dalam
pendidikan adalah Herbert Read (1959), dalam pendapatnya dikatakan bahwa art is
most simply and most usually defined as attempt to create a pleasing form. Pendapat
ini memberikan inspirasi dalam pelaksanaan pendidikan. Pada umumnya  seni
memberikan andil dalam pendidikan anak dalam meningkatkan kreativitas.
Kreativitas dapat diartikan sebagai kiat seseorang untuk mempertahankan hidup
melalui usaha yang ulet, tekun dan inovasi sehingga tidak kekurangan akal dalam
menghadapi kesulitan dan tantangan hidup. Perliaku ini sangat banyak dimiliki oleh
pendidikan seni. Pada dasarnya pendidikan seni adalah pendidikan kreatif, yaitu
pendidikan untuk memberikan kesempatan pada anak untuk berkembang sesuai
dengan naluri  dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi sehari-hari secara
mandiri.
Pendidikan kreatif dalam pendidikan seni dilatihkan melalui 3 (tiga) medium:
gerak yang dilatihkan melalui pembelajaran seni tari, suara yang dilatihkan melalui
pembelajaran seni suara, dan kreativitas mencipta bentuk sebagai inbond
activity melalui pembelajaran seni rupa.
Pelatihan kreativitas anak melalui pendidikan seni dicapai dengan:
1) Kemampuan perceptual yang meliputi kepekaan inderawi terhadap rupa,
bunyi, gerak dan perpaduannya serta karya kerajinan dan teknologi.
2) Pengetahuan yang meliputi pemahaman, analisis, dan evaluasi.
3) Apresiasi yang meliputi kepekaan rasa, estetika, kesesuaian fungsi bentuk,
artistic serta memiliki sikap menghargai dan menghayati.
4) Produksi mencakup kreativitas dalam berkarya dan berimajinasi.
Dari uraian diatas dapat ditarik suatu makna, bahwa pendidikan kreativitas
pada dasarnya adalah pendidikan untuk melatih berpikir global dan
komprehensif.

4. Seni Sebagai Model Pelatihan Pengembangan Hobi dan Bakat


Salah satu tugas pendidikan seni adalah mengenali potensi yang ada. Potensi
anak secara kodrati mempunyai sifat berbeda di antaranya , seperti dikatakan dalam
modul sebelumnya: bahwa sebanyak 100 orang anak yang belajar seni, maka hasil
karya mereka mempunyai 100 sifat. Sebab, setiap anak mempunyai corak, karakter
dan penampilan yang berbeda-beda.
Bertolak dari potensi yang berbeda tersebut, maka di antara beberapa orang
anak lebih mudah menerima rangsangan seni ketika proses apresiasi seni berjalan.
Ketika seorang siswa diajak berjalan-jalan dalam rangka berdharmawisata, salah
seorang diantarnya cepat menerima keterangan tentang karakteristik pohon yang ada
di lingkungan hutan tersebut. Bahkan anak tersebut kemudian dengan tidak sengaja
mampu menyusun lirik sebuah lagu yang berisi tentang kehebatan dan kelebihan
hutan yang dikunjungi. Anak kadang kala menyanyikan lirik tersebut seraya
mengiringinya dengan instrument batu yang dipukulkan ke batu lain. Tentu saja batu
yang dipilih adalah batu yang dapat mewakili nada yang diinginkan. Mereka
menjajarkan batu-batu temuan tersebut kemudian diketuknya satu persatu untuk
mengiringi lirik lagu yang diciptakannya.
Seorang anak yang cepat dan tepat menginterpretasi alam kemudian
diekspresikan lewat nada dan irama, atau irama dengan geraknya serta bentuk-bentuk
visual yang diharapkan menjadi symbol ide penciptaanya, anak tersebut dikatakan
mempunyai bakat. Jadi bakat berkesenian adalah kepekaan rasa seseorang terhadap
sentuhan seni dan mudah mengekspresikan sesuai dengan tahapan kontrak tugas guru
yang diberikan kepada siswa. Ekspresi siswa tersebut mudah dipahami bentuk, warna,
serta cara mengungkapkannya. Dari sisi hasil makna anak yang berbakat seni adalah
anak yang mampu menanggapi karya seni orang lain serta mampu mensistematikan
sesuai dengan rancangannya, ransangan tersebut dapat berupa suara, gerakan, dan
bentuk.
Dari skema tersebut menunjukkan terdapat tiga tipe anak yang mempunyai
kemampuan memahami seni: anak yang mempunyai bakat adalah anak yang cepat
menerima tanggapan seni serta mengungkapkannya dalam bentuk produksi seni,
pengetahuan seni serta apresiasi seni. Sedangkan anak yang berbakat sedikit adalah
anak yang mempunyai pemahaman seni dan dapat mengutarakannya walaupun
kuantitasnya rendah dibandingkan dengan tipe diatas. Anak yang mempunyai 
apresiasi tinggi, namun pemahaman tentang wujud , irama, serta komposisi
(pengetahuan seni) belum sepenuhnya tampak dalam bentuk produksi karya.

A.       Kesimpulan

Pendidikan seni berfungsi diantaranya sebagai media ekspresi, sebagai media


komunikasi , dan sebagai media pembinaan kreativitas, serta sebagai media pengembangan
bakat dan hobi.

Dengan seni akan melatih anak mengungkap isi hati dan pikiran mereka yang sulit
diungkapkan melalui kata-kata. Seni memberikan kesempatan ide dan pikiran yang
diungkapkan melalui gerakan sehingga akan berwujud tarian yang sedemikian rupa. Ataupun
memberikan kesempatan mengungkapkan apa yang dirasakan, gagasan dan pikiran anak
melalui beberapa rangkaian nada dan suara atau bisa jadi dalam bentuk gambar.

Melalui pendidikan seni memberikan kesempatan kepada anak untuk berkembang


sesuai dengan naluri dalam memecahkan masalah yang dihadapi sehari-hari melalui 3
medium, yakni gerak yang diajarkan melalui tari, suara yang diajarkan melalui musik, dan
kreatifitas dalam pembelajaean seni.

B. Saran

Seni memiliki peran yang penting dalam pendidikan. Karena seni memiliki peranan
dalam pembentukan pribadi peserta didik yang harmonis dengan memperhatikan kebutuhan
perkembangan anak dalam mencapai multikecerdasan yang terdiri atas kecerdasan
intrapersonal, interpersonal, naturalis serta kecerdasan kreativitas, kecerdasan spiritual dan
moral, dan kecerdasan emosional.

Fungsi Seni serta tujuannya bisa dibagi menjadi :

a. Fungsi Religi/Keagamaan
Karya seni sebagai pesan religi atau keagamaan. Contoh : kaligrafi, busana
muslim/muslimah, dan lagu-lagu rohani. seni juga sering digunakan untuk sebuah
upacara kelahiran, kematian, pernikahan dsb. contohnya : gamelan dalam upacara
Ngaben di Bali (gamelan luwang, angklung dan gambang).
b. Fungsi Pendidikan
Seni sebagai media pendidikan dapat dilihat dalam musik, misalkan Ansambel karena
didalamnya terdapat kerja sama, atau Angklung dan gamelan pun ada nilai
pendidikannya karena kesenian tersebut terdapat nilai sosial, kerja sama dan disiplin.
karya seni yang sering digunakan untuk pelajaran/pendidikan seperti : gambar
ilustrasi buku pelajaran, film ilmiah/dokumenter, poster, lagu anak-anak, alat peraga
IPA, dsb.

KONSEP PENDIDIKAN SENI DI SEKOLAH DASAR

A. Seni Sebagai Alat Pendidikan


Pendidikan seni merupakan sarana untuk pengembangan kreativitas anak.
Pelaksanaan pendidikan seni dapat dilakukan melalui kegiatan permainan. Tujuan pendidikan
seni dapat dilakukan melalui kegiatan permainan. Tujuan pendidikan seni bukan untuk
membina anak-anak menjadi seniman, melainkan untuk mendidik anak menjadi kreatif. Seni
merupakan aktivitas permainan, melalui permainan kita dapat mendidik anak dan membina
kreativitasnya sedini mungkin. Dengan demikian dapat dikatakan seni dapat digunakan
sebagai alat pendidikan. Pendidikan Seni Rupa adalah mengembangkan keterampilan
menggambar, menanamkan kesadaran budaya lokal, mengembangkan kemampuan apresiasi
seni rupa, menyediakan kesempatan mengaktualisasikan diri, mengembangkan penguasaan
disiplin ilmu Seni Rupa, dan mempromosikan gagasan multi kultural.
Pendidikan Seni Rupa sesungguhnya merupakan istilah yang relatif baru digunakan
dalam dunia persekolahan. Pada mulanya digunakan istilah menggambar. Penggunaan istilah
pengajaran menggambar ini berlangsung cukup lama hingga kemudian diganti dengan istilah
Pendidikan Seni Rupa.
Materi pelajaran yang diberikan tidak hanya menggambar tetapi juga beragam bidang
seni rupa yang lain seperti mematung, mencetak, menempel dan juga apresiasi seni. Tujuan
pengajaran menggambar di sekolah adalah untuk menjadikan anak pintar menggambar
melalui latihan koordinasi mata dan tangan.
B. Bermain Sebagai Bentuk Ekspresi Kreatif Bebas Bagi Anak
Permainan adalah ekspresi tentang hubungan si anak dengan seluruh kehidupan.
Sifatnya spontan dan timbul dengan sendirinya. Segala bentuk permainan, kegiatan jasmani,
pengulangan pengalaman, fantasi, permainan dalam kelompok dan lainnya merupakan
gerakan. Gerakan yang berusaha mencari perpaduan antara proses mental dan gerak fisik.
Permainan menyangkut juga kegiatan seni.
Permainan bisa dikembangkan menjadi empat sesuai dengan empat fungsi mental.
1. Dari segi perasaan, permainan dapat dikembangkan dengan latihan-latihan
penjiwaan kearah drama.
2. Dari segi intuisi, dikembangkan dengan latihan, latihan ritmis, ke arah tari dan
musik.
3. Dari segi sensasi, dapat dikembangkan dengan cara mengekspresikan diri ke
arah desain plastis atau visual.
4. Dari segi pikiran, dikembangkan dengan kegiatan-kegiatan konstruktif ke arah
keahlian.

C. Integrasi Seni dengan Studi Lain


1. Pemanfaatan benda-benda di sekeliling siswa untuk pembelajaran matematika di
Sekolah Dasar
Pembelajaran matematika di Sekolah Dasar dapat dilaksanakan dalam kelas maupun
diluar kelas. Dalam melaksanakan pembelajaran matematika hendaknya guru mengaitkan
teori pembelajaran dengan perkembangan anak. Mengingat siswa SD masih berada pada taraf
operasi konkret, guru hendaknya dapat pembelajaran matematika.
2. Strategi Pembelajaran Apresiasi Puisi di Sekolah Dasar
Kegiatan belajar mengajar apresiasi Sastra Indonesia mengarah kepada peningkatan
kemampuan penalaran, kehalusan perasaan, imajinasi, serta kepekaan terhadap masyarakat
dan lingkungan sosial budaya Indonesia.
3. Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Bahan Pembelajaran IPS di Sekolah
Dasar
Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber bahan belajar, sangat membantu guru dalam
pembelajaran IPS di SD. Sumber bahan pembelajaran berupa lingkungan meliputi lingkungan
sosial, lingkungan alam, lingkungan agama, lingkungan budaya dan lingkungan manusia atau
sumber.
4. Pola Pengajaran Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar
Pengajaran pendidikan jasmani merupakan bagian dari pendidikan secara umum.
Pelaksanaan pembelajarannya ditekankan pada aktivitas fisik. Aspek pencapaian yang paling
dominan adalah Ranah Psikometri.

5. Penerapan Metode Discovery – Inquiri dalam Pengajaran IPA di Sekolah Dasar


Metode discovery – inquiri adalah salah satu metode pengajaran yang memungkinkan
siswa terlibat secara aktif menggunakan proses mentalnya untuk menemukan beberapa
konsep dan prinsip materi yang sedang di pelajari.

D. Pembelajaran Dengan Pendekatan Inovatif

Pembelajaran seni rupa dengan menggunakan pendekatan inovatif antara lain


memberikan ketrampilan yang kreatif dan daya imajinatif. Kreatif siswa sangat dipengaruhi
oleh kinerja guru dalam pembelajaran. Guru dituntut memiliki ide untuk dapat memberikan
pendekatan yang tepat bagi materi yang akan disajikan. Guru mampu menciptakan kelas yang
produktif dan melaksanakan active learning dalam pembelajaran hal ini dimaksud untuk
menciptakan siswa tidak memiliki kebosanan untuk menciptakan kelas yang produktif
dengan pendekatan inovatif yaitu tematik, CTL, kooperatife, SETS, dan Pakem.

Anda mungkin juga menyukai