1. Bagaimana sebuah karya seni rupa dapat mempengaruhi atau mencerminkan perasaan
dan pengalaman anak-anak SD? Bagaimana kita dapat mengajarkan mereka untuk
berpikir secara kreatif dalam menciptakan karya seni yang mewakili ide dan emosi
mereka?
Jawab:
Dalam proses berkarya seni, pikiran dan perasaan anak aktif bahkan bercampur
dengan perasaannya. Anak pada usia dini belum dapat membedakan makna berpikir
dengan merasakan, masih menyatu dalam kegiatan yang bersifat refleksi. Alam pikiran
dan perasaan inilah yang terungkap ke dalam karya rupa anak.
Proses komunikasi yang terjadi ketika anak menggambar sebenarnya adalah
komunikasi intrapersonal yang egois. Semua kejadian ingin disatukan dalam gambar
anak. Menjadikan dirinya sebagai pusat pandang kejadian sehari-hari serta tetap
memunculkan pemikiran personal (subjektif). Ke-aku-an anak menguasai proses
menggambar yang tidak terkontrol, semua unsur seni rupa: bentuk, garis, warna,
disatukan secara emosional ekspresif. Kondisi inilah yang mengindikasi bahwa gambar
merupakan alat untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain lewat
imajinasinya. Komunikasi ini sebagai bahasa rupa, dimana angan dan pikiran
diungkapkan lewat bentuk-bentuk.
Gambar-gambar yang dihasilkan anak merupakan simbol rupa karena
keinginannya diwujudkan dalam bentuk atau rupa. Oleh karena itu, tugas guru dalam
membimbing anak berkarya rupa adalah menjadikan alat komunikasi dan supaya
komunikasi itu interaktif. Guru dapat menjaganya agar tidak menjadi gambar satu
(semua bentuk atau objek disatukan) sehingga kabar menjadi kabur.
2. Apa hubungan antara musik dan tari dalam seni pertunjukan? Bagaimana pemahaman
tentang hubungan ini dapat membantu anak-anak SD untuk lebih mendalam
mengapresiasi pertunjukan seni?
Jawab:
Hubungan antara tari dan iringan musik adalah untuk menyelaraskan hitungan
gerakan dalam tari. Musik sebagai salah satu unsur pendukung tari dapat membuat suatu
tarian menjadi lebih bermakna dan membawa penari menjiwai tarian yang dibawakan.
Selain itu, musik dapat mengilhami terciptanya tarian dan menjadi komponen iringan
maupun pengisi suasana tari. Musik sebagai bagian pertunjukan, memiliki kontribusi
sebagai iringan tari. Hal ini dapat dinikmati pada saat gerak tari dilakukan penari sambil
menghayati musik iringannya. Penari yang berpengalaman, musik dijadikan tumpuan
untuk menghayati ekspresi mimik dan menuangkan gerakan secara maksimal. Dengan
demikian musik menjadi salah satu aspek penuntun irama gerak, iringan gerak, dan
memperkuat tempo dan kedalaman penghayatan tari secara maksimal.
Pemahaman tentang hubungan seni musik dan tari dapat membantu anak-anak SD
untuk lebih mendalam mengapresiasi pertunjukan seni dengan cara mengajarkan anak-
anak materi musik dan tari yang mengangkat tema sesuai dengan kehidupan sekitar anak-
anak, misalnya seputar dunia binatang, tumbuhan, atau juga hal-hal yang sering dilihat,
didengar, dirasakan, dan dipikirkan di angan-angan anak. Proses pembelajaran dikemas
dengan kegiatan yang menarik, menyenangkan, kebersamaan melalui aktivitas
menciptakan berbagai bentuk iringan dan karya tari dengan kemampuan anak apapun
wujudnya. Selain itu, anak juga bisa diajak untuk melihat pertunjukan tari, sambal
mengamati setiap gerakan dan menikmati musik yang mengiringinya.
Daftar Rujukan
Husen, W. R. (2017). Pengembangan apresiasi seni rupa siswa sekolah dasar melalui
pendekatan kritik seni pedagogik. Naturalistic: Jurnal Kajian Penelitian Pendidikan
dan Pembelajaran. 2 (1): 54-61.
Pamadhi, H., dkk. (2023). Pendidikan Seni di SD. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.