Anda di halaman 1dari 8

MODUL 11

KONSEP PENDIDIKAN SENI


KELOMPOK 9
NAMA : 1. Aris Lu’lainatun Nisa (858773527)
2. Asvina Binti Ainun Mardiyah (858784078)
3. Putri Tribuana Mayasari (858784053)
KELAS : 2B

KEGIATAN BELAJAR 1
Konsep Pendidikan Seni di Sekolah Dasar

Pendidikan seni, melatih rasa keindahan yang sifatnya juga individual. Menurut Ki Hajar
Dewantara, seni yaitu segala perbuatan manusia yang timbul dari hidup perasaannya dan
bersifat indah, hingga dapat menggerakkan jiwa dan perasaan manusia.

A. SENI MEMBANTU PENGEMBANGAN DAYA PIKIR, RASA DAN KARSA


Karya seni anak usia SD mempunyai arti fisik dan simbolis. Karya seni mempunyai arti
fisik karena karya ciptaan itu merupakan ungkapan ide, kemampuan rasa, maupun
kemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari. Mempunyai arti simbolis karena dalam
proses berkarya (berproduksi) anak menggerakkan seluruh indera rasa, pikir, dan karsa.

1. Seni Membantu Pelatihan Pengembangan Daya Pikir


Ketika seorang siswa menyanyi dan menari, seluruh ingatan dan memori gerak dan
nada maupun irama berkonsentrasi dalam satu penampilan.

2. Seni Membantu Pelatihan Pengembangan Kepekaan Rasa


Ketika anak melukis segala angan-angan dan ide anak tercurahkan agar warna yang
ditampilkan sesuai dengan bentuk yang dibayangkan, kadangkala seorang anak harus
mengatur kekuatan warna yang dilakukan secara otomatis.
Peristiwa ini juga terdapat pada seorang anak ketika menyanyikan sebuah lagu,
perasaan anak bergerak untuk memperoleh keselarasan nada yang diatur dalam rasa.

3. Pelatihan Produksi Seni Membangkitkan Karsa Anak


Proses berkarya pada hakikatnya merupakan kegiatan berangan-angan serta
membayangkan terciptanya suatu karya. Kegiatan berkesenian membutuhkan kerja
kreativitas, sensitivitas (rasa), dan karsa atau (mood). Pelatihan dalam menciptakan
atau memproduksi karya akan memberikan pemindahan kecakapan (transfer of traning)
dalam berpikir (kognisi), perasaan (afeksi), dan karsa (psikomotor). Disamping itu
terjadi pemindahan nilai dari hakikat berpikir akan berkembang kemampuan mencipta,
hakikat kepekaan rasa akan berkembang rasa toleransisosial antar teman yang kuat
serta keinginan untuk menciptakan kehidupan praktis melalui berkarya praktis.

B. SENI MEMBANTU BELAJAR MEMAHAMI MATERI PELAJARAN LAIN


Secara umum belajar pasti menemui kesulitan, dan dari belajar ini seseorang akan
mencari jalan keluar. Kondisi belajar ini dapat dibantu oleh guru untuk menemukan jalan
keluar dari permasalahan, yaitu dengan cara kreatif memahami kesulitan siswa satu persatu
atau pada umumnya. Cara kreatif ini menggunakan cara bermacam-macam, misalnya :
membuat permainan, gambar atau pun gerakan yang memancing ide dan akal siswa
muncul.

Peran seni dalam pembelajaran :


1. Seni membantu meningkatkan persepsi siwa dalam belajar.
2. Seni membantu siswa berasosiasi terhadap bentuk yang lain, seperti korelasinya
dengan mata pelajaran yang lain :
3. Seni membantu berimajinasi dari abstrak menuju konkrit dan sebaliknya.

PENDIDIKAN TENTANG SENI


Seni dapat dipandang dari berbagai sudut: karya seni, proses berseni, apresiasi seni.
Pendidikan tentang seni merupakan pelatihan tentang karya seni sebagai ekspresi dan
ungkapan perasaan penciptanya.

KEGIATAN BELAJAR 2
Fungsi Pendidikan Seni

1. Seni sebagai Media Ekspresi

Diungkapkan oleh John Dewey: art as media expression . Dalam pandangannya


dijelaskan bahwa secara harfiahnya, manusia itu selalu mengungkapkan angan-angan dan
pikirannya, perasaan dalam berbagai hal sebagai pernyataan, komunikasi, maupun
ungkapan segala macam kebutuhannya. Oleh karenanya, manusia membutuhkan media
atau alat menyalurkan ungkapan tersebut.Pada kesempatan ini pendidikan adalah usaha
untuk memfasilitasi anak mengungkapnya.

Pada kesempatan ini pendidikan seni melatih anak mengungkap isi hati dan pikiran
yang sulit diungkapkan melalui kata-kata. Seni memberikan kesempatan ide dan pikiran
diungkapkan melalui gerakan sehingga berwujud tarian, demikian pula seni memberi
kesempatan mengungkapkan yang dirasakan,gagasan,dan pikiran anak melalui rangkaian
nada dan suara atau mewujudkannya dalam bentuk gambar. Kadangkala seni melatih anak
untuk mengutarakan segala sesuatu tanpa wujud seperti seorang anak menangis tanpa ide
mereka membanting alat-alat permainan.

2. Seni sebagai Media Komunikasi

Anak diberikan media untuk mengungkapkan secara nyata sehingga terwujud karya
seni. Maka sisi lain yang juga harus menjadi titik perhatian adalah cara
mengungkapkannya. Cara pengungkapan ini bertumpu pada komunikasi. Komunikasi
adalah usaha anak untuk mampu mengutarakan pendapat dengan jelas,teratur dan mudah
dipahami orang lain. Jika anak telah menemukan media ekspresi yang cocok,kini saatnya
ide dan perasaan itu diungkapkan secara teratur,atau dikomunikasikan dengan teratur.

Pendidikan seni sebenarnya adalah pelatihan berkomunikasi lewat karya seni. Melalui
seni anak dilatih menyusun keindahan kata-kata dengan halus budinya, dilatih berperilaku
sopan ketika akan menjawab pertanyaan, demikian pula akan memberikan kesan yang
senang, damai, indah, dan menarik. Karena pendidikan seni melatih ungkapan komunikasi
dikemas dalam tampilan menarik, indah dan menyenangkan orang lain.

Manfaat yang besar dengan belajar seni adalah seni mengajarkan pemahaman tentang
komunikasi visual sangat penting untuk memahamkan murid perihal keterkaitan antara
materi pelajaran, susunan obyek, maupun arti dari karya yang telah diciptakan sendiri.
Karya-karya tersebut sebagai ungkapan diri maupun sebagai refleksi dari dirinya dalam
kehidupan bermasyarakat.

3. Seni sebagai Media Pembinaan Kreativitas

Seorang tokoh pendidikan yang banyak mengemukakan peranan seni adalah Herbert
Read. Pendapat ini memberikan inspirasi dalam pelaksanaan pendidikan pada umumnya
bahwa seni memberikan andil dalam pendidikan anak meningkatkan kreativitas.
Kreativitas dapat diartikan sebagai kiat seseorang untuk mempertahankan hidup melalui
usaha yang ulet, tekun dan inovasi sehingga tidak kekurangan akal dalam menghadapi
kesulitan dan tantangan hidup. Pada dasarnya pendidikan seni adalah pendidikan kreatif,
yaitu pendidikan untuk memberikan kesempatan anak untuk berkembang sesuai dengan
naluri dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi sehari-hari secara mandiri.

Pendidikan kreatif dalam pendidikan seni dilatihkan melalui 3 medium : gerak yang
dilatihkan melalui pembelajaran seni tari, suara yang dilatihkan melalui pembelajaran seni
suara, dan kreativitas mencipta bentuk sebagai inbond activity melalui pmbelajaran seni
rupa.

Pelatihan kreativitas anak melalui pendidikan seni dicapai dengan:


• Kemampuan perseptual yang meliputi kepekaan indrawi terhadap rupa, bunyi, gerak
dan perpaduannya serta karya kerajinan dan teknologi
• Pengetahuan yang meliputi pemahaman,analisis dan evaluasi
• Apresiasi yang meliputi kepekaan rasa , estetika, kesesuaian fungsi bentuk, artistik serta
memiliki sikap menghargai dan menghayati
• Produksi mencakup kreativitas dalam berkarya dan berimajinasi.

4. Seni sebagai Model Pelatihan Pengembangan Hobi dan Bakat

Salah satu tugas pendidikan seni adalah mengenali potensi yang ada. Potensi anak
secara kodrati mempunyai sifat berbeda. Diantara beberapa orang anak lebih mudah
menerima rangsangan seni ketika proses apresiasi seni berjalan. Bakat berkesenian adalah
kepekaan rasa seseorang terhadap sentuhan seni dan mudah mengekspresikannya sesuai
dengan tahapan kontrak tugas guru yang diberikan kepada siswa. Makna anak berbakat
seni adalah anak yang mampu menanggapi karya seni orang lain serta mampu
mensistematika-kan sesuai dengan rancangannya.

KEGIATAN BELAJAR 3
Ruang Lingkup Pendidikan Seni

Pada hakikatnya nya, Berseni adalah kegiatan lalu relatif yang menyatu dengan perilaku
pencipta karya seni itu sendiri, semua pikiran dan perasaan kadang menyimpan objek ke
dalam suatu pengetahuan yang bersifat luas.
Pengetahuan seni berupa : Kognisi Seni (pengetahuan keilmuan), Apresiasi seni, dan
berpengalaman kreasi (produksi) seni.

1. Pengetahuan Seni

Pengetahuan seni dalam mata pelajaran kesenian atau kertakes berbalut erat dengan
praktek berkarya seni. artinya, ketika seorang guru mengajar praktek berkarya sebenarnya
didalamnya tergambarkan pengetahuan berkarya sekaligus arti berkarya seni.

Pengetahuan seni tersusun atas unsur pengetahuan yang bersifat organis yaitu
pengetahuan yang dapat dipelajari secara berkesinambungan dan saling berkaitan dengan
pengetahuan lain.

Pengetahuan lain dalam seni adalah pengetahuan linier anorganik, yaitu pengetahuan
yang berbentuk pengetahuan arbitrase. Pengetahuan arvitrase adalah pengetahuan yang
mempunyai susunan tidak teratur,oleh karenanya kapan saja pengetahuan ini disebutkan
akan mempunyai arti yang berbeda,

2. Apresiasi

Istilah apresiasi seni diambil dari bahasa asing itu appreciation (Bahasa Inggris) atau
appretiare (Bahasa Latin). Arti yang terkandung dalam istilah itu adalah menilai dengan
melalui proses menghargai dan bertujuan untuk menghargai dan menghormati maupun
memahami karya orang lain.

Menurut Primadi (dalam Supriatun, 2004: 33)Apresiasi seni sebagai aktivitas mental
terdiri dari beberapa tahapan:
a. Pertama: kejutan (surprise). Yakni respon emosional terhadap sensasi inderawi yang
menarik, aneh, unik dan sebagainya.
b. Kedua: empati, yakni suatu proses intuitif yang diiringi rasa - indah - estetik ini
(feeling into form) dalam wilayah ambang sadar - tidak sadar.
c. Ketiga: rasa - betul - estetik, yakni konduksi apresiator menangkap dimensi artistik
aspek formal karya seni si sesuai prinsip estetika.
d. Keempat: adalah reaksi psikologis dalam konten etis(feeling of content) karya
seni, yakni etika, pesan, dan fungsi karya.
e. Kelima: rasa - benar - etis, yakni kemampuan menangkap dimensi etis karya seni
sebagai akibat dari ilmu pengetahuan apresiator.
f. Keenam: pesona dan haru yakni efek dari Penghayatan dan pencerapan ciri kreasi
yang sering kali melampaui batas-batas formal karya seni serta secara integrasi
terakumulasi indrawi dan psikologi apresiator.

3. Pengalaman Kreatif

Pengetahuan seni anak dapat diperoleh dari pengalaman anak ketika sedang
berproduksi seni. Proses produksi seni anak sebenarnya membutuhkan pengetahuan
kognisi, yaitu pengetahuan yang sistematis dan mampu ungkapkan pada suatu ketika.

Berdasarkan pengamatan para ahli pengalaman seni atau sering pula disebut
pengalaman kreasi sebenarnya pengetahuan yang aplikatif yang diperoleh dari berperilaku
seni. Oleh karenanya, dari jenis pengetahuan ini seorang guru harus menciptakan strategi
pendekatan belajar seni.

KEGIATAN BELAJAR 4
Karakteristik Pendidikan Seni di SD

1. Pendekatan Belajar Seni

Setelah anda mengetahui jenis dan ruang lingkup pembelajaran seni di SD:
(a) pengetahuan seni, (b) apresiasi seni dan (c) produksi seni.

Berikut ini beberapa jenis pendekatan beserta penjelasannya:


• Pendekatan deskriptif : yakni ketika guru menjelaskan bermacam-macam binatang dan
karakteristik gerakan dengan menggunakan contoh-contoh gerakan binatang tersebut di
dalam kelas.
• Pendekatan partisipatif : yakni ketika guru melakukan kegiatan membuat syair puisi
terlebih dahulu dan kemudian syair tersebut diisi dengan nada dan irama sehingga
menjadi sebuah nyanyian.
• Pendekatan eksploratif : yakni ketika guru meminta siswanya mencari referensi
tentang binatang dan karakteristik dari berbagai disiplin ilmu maupun pengetahuan lain
seperti kamus ataupun ensiklopedia dan kemungkinan bertanya kepada penjaga kebun
binatang secara mandiri.
Pendekatan belajar seni bersifat lebih luas (fleksibel) tidak kaku; Kapan seorang guru
akan melaksanakan perubahan pendekatan, tidak dapat diduga. Dalam hal ini sewaktu-
waktu guru dapat melakukan perubahan sesuai dengan situasi dan kondisi.

2. Model Pembelajaran Seni

Secara garis besar pengelolaan kelas di SD ( sebagian besar di luar negeri) dibagi dalam
tahapan sebagai berikut:
a. Kelas-kelas awal adalah Kelompok kelas yang terdiri dari kelas 1 sampai kelas 2;
secara psikologi pada tingkatan ini kondisi pikiran dan perasaan masih menyatu.
Artinya ketika seorang anak diberi tugas oleh guru untuk mengamati suatu objek,
pengetahuan anak belum dapat membedakan termasuk golongan berpikir atau logika
rasional atau perasaan. Oleh karenanya, masa ini dapat dikatakan sebagai pengetahuan
global.
b. Kelas Menengah Ini berada pada usia kelas 3 sampai 4 kondisi anak sudah mulai
stabil dibanding dengan kelas awal tadi; siswa telah memperoleh banyak pengetahuan
tentang Matematik, Bahasa maupun IPA yang dapat membuat pemisahan antara
kegiatan berpikir dan merasakan.
c. Kelas Akhir Pada kelas ini telah terjadi perbedaan yang mencolok atas perkembangan
siswa perempuan dengan laki-laki. Siswa perempuan kelihatan lebih cepat menuju
kedewasaan terutama pada usia kelas 6 sehingga guru dapat memberi tugas dan
tanggung jawab yang berbeda.

Dalam perkembangan pembelajaran di SD, pendidikan di Indonesia membagi


perkembangan kelas tersebut menjadi dua bagian penting: kelas rendah dan kelas tinggi.
Kelas rendah merujuk pada tingkatan kelas 1, 2, dan 3, sedangkan kelas tinggi ditujukan
untuk kelas 4, 5, dan 6 . Pembagian kelas di Indonesia ini didasarkan atas kepentingan
perkembangan kejiwaan anak Indonesia yang relatif lebih heterogen daripada anak-anak di
luar negeri.
Secara keseluruhan model pembelajaranada 3 yaitu : model bermain, model pendidikan
kreatif, serta model pendidikan integratif.
a. Model Bermain
Bermain merupakan kebiasaan anak sejak kecil sampai dewasa pun seseorang suka
bermain. Namun, permainan yang dilakukan oleh anak-anak berbeda dengan permainan
yang dilakukan oleh orang dewasa. Ketika masa kanak-kanak permainan yang
dilakukan merupakan bagian dari cara belajar anak.

b. Model Pendidikan Kreatif

Salah satu syarat belajar seni adalah adanya kreativitas karena tuntutan dalam
berkarya seni adalah kreatif. Kreatif yang mempunyai pandangan dan ide yang lain dari
yang lain yang merupakan gagasan seorang pencipta. Kreativitas seorang guru tampak
dari cara dia mengolah bahan pelajaran agar tidak membosankan. Disini guru perlu
menyelingi nya dengan model bermain, atau menambahkan dengan berbagai media dan
alat peraga yang diciptakan secara spontan maupun direncanakan agar siswa tumbuh
ide-ide baru dalam berkarya seni.

c. Model Pendidikan Integratif

Pembelajaran ini lebih dikenal sebagai pembelajaran terpadu, yaitu pembelajaran yang
memadukan mata pelajaran satu dengan yang lain dilihat dari kepentingan, topik,
sasaran maupun sifat materi pelajaran.

Pendidikan integratif dapat dikemas dalam bentuk permainan kreatif dimana siswa
diminta bermain aktif baik pikiran, perasaan maupun bentuk fisik yang membuat siswa
tidak kekurangan akal mengembangkan ide dan gagasannya.

Anda mungkin juga menyukai