Anda di halaman 1dari 9

PENDIDIKAN SENI

( Makna, Tujuan, Hakekat)

A.Pendahuluan

Seni budaya merupakan mata pelajaran yang memberikan kesempatan

kepada siswa untuk terlibat dalam berbagai pengalaman apresiasi maupun

pengalaman berkreasi untuk menghasilkan suatu produk berupa benda nyata yang

bermanfaat langsung bagi kehidupan siswa. Dalam mata pelajaran seni budaya,

siswa melakukan interaksi terhadap benda-benda produk kerajinan dan teknologi

yang ada dilingkungan siswa, dan kemudian berkreasi terhadap benda- seni,benda

produk kerajinan maupun produk teknologi secara sistematis, sehingga diperoleh

pengalaman apresiatif dan pengalaman kreatif. Tujuan pembelajaran seni budaya

adalah untuk meningkatkan sensitifitas,kemampuan mengapresiasi dan

mengekspresikaan keindahan serta harmoni.

Semula pendidikan seni merupakan usaha sadar untuk mewariskan atau

menularkan kemampuan berkesenian sebagai perwujudan transformasi

kebudayaan dari generasi ke generasi yang dilakukan oleh para seniman atau

pelaku seni kepada siapapun yang terpanggil untuk menjadi bakal calon seniman.

Kemudian dalam perkembangannya proses pendidikan seni mulai dilembagakan

baik formal maupun non formal, dan pewarisan kemampuan berkesenian tidak

selalu dilakukan oleh seniman atau pelaku seni, melainkan bisa dilakukan oleh
1
pendidik seni atau siapapun yang memiliki kemampuan berkesenian dan mampu

untuk membelajarkan ( M. Jazuli, 2008,14 )

Dalam pengertian umum pendidikan seni adalah upaya sadar untuk

menyiapkan siswa melalui kegiatan pembimbingan, pembelajaran, dan pelatihan

agar siswa memiliki kemampuan dalam berkesenian. Kemampuan berkesenian

ditinjau dari sasarannya dibedakan menjadi:

1 Pendidikan Seni yang diarahkan agar siswa memiliki kompetensi yang terkait

dengan kesenimanan atau aktor pelaku seni, seperti memiliki kompetensi

penghayatan seni, kemahiran dalam memproduksi karya seni, dan mengkaji seni.

2.Pendidikan Seni yang diarahkan agar siswa mempunyai kompetensi berkesenian

sebagai bentuk pengalaman belajar dalam rangka pendewasaan potensi individu.

Misalnya kegiatan berapresiasi seni merupakan wujud kemampuan penghayatan

dan pemahaman nilai-nilai seni, dan berkreasi seni sebagai wujud pengalaman

untuk mencipta.

Tujuan pendidikan seni di sekolah umum adalah bukan untuk mewariskan

keterampilan atau kemahiran berkesenian, melainkan memberikan pengalaman

berkesenian ke pada siswa dalam rangka untuk membantu pengembangan potensi

yang dimilikinya, terutama potensi perasaan (kecerdasan emosional), agar

seimbang dengan dengan potensi (kecerdasan) intelektualnya. Dengan kata lain

bahwa tujuan pendidikan seni diberikan di sekolah untuk membantu pencapaian

tujuan pendidikan umum yakni ‘membantu manusia yang utuh’.Pendidikan seni

2
yang diselenggarakan pada sekolah kejuruan biasanya telah mempunyai fokus

kajian dalam bidang seni tertentu serta perjenjangan pendidikan. Misalnya

sekolah menengah kejuruan Seni Rupa, Seni Tari, Seni Musik dan

Karawitan.Tujuan pendidikan seni pada sekolah kejuruan adalah untuk mencetak

bakal calon seniman atau pelaku seni yang ahli, dan pengkaji seni untuk

pengembangan ilmu maupun untuk pembelajaran seni.

Mata pelajaran seni budaya diberikan di sekolah karena keunikan,

kebermaknaan dan kebermanfaatan terhadap kebutuhan perkembangan peserta

didik, yang terletak pada pemberian pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan

berekspresi/berkreasi dan berapresiasi melalui pendekatan: “belajar dengan seni”,

“belajar melalui seni”, dan “belajar tentang seni”.Keunikan pendidikan bukan saja

terletak pada pemberian pengalaman estetik, melainkan juga kekhasan setiap

cabang seni itu sendiri.Kekhasan setiap cabang seni tampak dari karakter media

atau bahasa ungkapannya.

Setiap bentuk seni memiliki cara pemahaman tersendiri, tetapi ada aspek

umum dan mendasar dari semua bentuk seni. Aspek umum dan mendasar yang

dimaksud, bahwa semua bentuk karya seni menggambarkan pengalaman

keindahan dan merupakan kunci dalam proses pembelajaran. Selain itu semua

bentuk seni didefinisikan sebagai sebuah system symbol yang diinterpretasikan

dengan menggunakan bahasa tertentu. Dengan demikian seni dapat dikatakan

sebagai cara pembelajaran pemahaman.

3
B. Makna Pendidikan Seni

Makna pendidikan seni adalah pemberian ‘pengalaman estetik’ (aesthetic

experience) kepada siswa. Pengalaman estetik adalah pengalaman menghayati

nilai keindahan, bagaimanapun keindahan itu dimaknai. Pemberian pengalaman

estetik melalui dua kegiatan yang saling berkaitan, yakni apresiasi (appreciation)

dan kreasi (creation). Di dalam kegiatan apresiasi dan kreasi terkandung nilai

ekspresi sebagai bentuk ungkapan yang bermakna.Nilai ekspresi dalam seni

merupakan hasil pengolahan cipta, rasa, dan karsa. Dengan pendidikan seni –

melalui pengalaman estetik, siswa diharapkan dapat menginternalisasi (meresapi,

mengakarkan) nilai-nilai estetik yang berfungsi untuk melatih kepekaan rasa,

kecerdasan intelektual, dan mengembangkan imajinasinya. Suatu pengalaman

estetik tidak mungkin bisa dicapai tanpa melibatkan olah rasa (emosi, estetika),

olah hati (karsa, etika), olah cipta (pikir, logika), dan olah raga (fisik, kinestetika

terutama untuk seni tari).

Pemberian ‘Pengalaman estetik’ sebagai esensi pendidikan seni

merupakan sarana yang bermakna dan bermanfaat dalam upaya menemukan nilai-

nilai kehidupan melalui karya seni. Pengalaman estetik oleh John Dewey

dianggap sebagai sesuatu yang memberikan kegairahan dan menimbulkan

pengalaman khas dalam kehidupan. Pengalaman estetik dalam pendidikan seni

diberikan melalui kegiatan apresiasi (penghargaan, penanggapan) dan kreasi

4
(penciptaan). Di dalam kedua kegiatan tersebut terkandung aspek

ekspresi/penjiwaan (M.Jazuli, 2008,5).

Hakekat pendidikan seni adalah suatu proses kegiatan pembelajaran untuk

mengembangkan nilai-nilai yang bermakna di dalam diri manusia melalui

pembelajaran seni. Nilai-nilai yang dimaksud berkaitan dengan pengembangan

imajinasi, intuisi, pikiran, kreativitas,dan kepekaan rasa.

C.BERAPRESIASI

Berapresiasi (to appreciate) berarti menghargai , yang melibatkan subyek

sebagai pihak yang memberi penghargaan dan obyek yang bernilai sebagai pihak

yang dihargai.Subyek akan memberikan penghargaan dengan tepat apabila ia

mampui mengamati dan menilai apa yang bermakna dalam obyek. Berapresiasi

dapat memberi kepuasan intelektual, mental,dan spiritual seseorang. Pentingnya

kegiatan berapresiasi dalam pendidikan , siswa dapat memperoleh pengalama

menyaring, menyingkap, menafsirkan dan menanggapi gejala estetik baik pada

karya seni maupun alam.Dengan pengalaman seperti itu dapat dikembangkan pula

kepekaan terhadap gejala-gejala yang lain, seperti gejala yang berhubungan

dengan segala fenomena kehidupan, etik-moral, dan ketuhanan.Dengan kata lain

bahwa dalam kegiatan berapresiasi, potensi siswa menjadi fokus dan sasaran

perhatian agar lebih berdaya dan berkembang.

5
Dalam berapresiasi , siswa berperan sebagai penikmat atau pengamat

mencerap/menghayati suatu karya seni atau gejala keindahan (alam) untuk

kemudian menanggapi dan menilainya.Misalnya: ketika siswa memfokuskan

perhatian untuk mendengarkan musik, menyaksikan sebuah tarian, atau

mengamati sebuah lukisan, maka secara alamiah emosinya akan terlibat karena

karya seni tersebut memiliki kemampuan merangsang aspek kejiwaan

(menjadikan dirinya bersedih, marah, atau riang gembira) dan aspek fisik

( mempengaruhi tekanan darah, detak jantung, dan menimbulkan gerakan refleks).

Keterlibatan psikomotor seseorang dalam berapresiasi tampak ketika

mendengarkan musik, secara sadar atau tidak, langsung atau tidak, tubuhnya ikut

bergerak, menari, bahkan ikut menyanyikan lagu dalam musik tersebut.Semakin

sering melakukan apresiasi terhadap karya seni maupun alam, maka akan semakin

berkembanglah kepekaan rasa estetiknya.Oleh karena itu dalam kegiatan

apresiasi, siswa tidak cukup hanya melihat obyek seni saja, melainkan perlu

memusatkan perhatian, menimbang terhadap fakta yang lain, merenungkan

dengan perasaan, mengembangkan daya fantasi agar agar dapat

menginterpretasikan, peka menanggapi rangsangan obyek yang bermakna, dan

mampu menilainya.Bebepa manfaat dari kegiatan berapresiasi sebagai bentuk

pembelajaran rasa emosi merupakan sumber untuk mengembangkan potensi

afeksi bagi siswa,untuk itu kegiatan berapresiasi dapat bermanfaat untuk

memperoleh:

6
1.Pengalaman baru

Apresiasi seni dapat memberikan kesempatan kepada siapa pun untuk menjadi

kaya jiwanya, sehat rohaninya karena diisi dengan pengalaman yang positif

sifatnya. Dengan pengalaman baru, apalagi diperkaya secara terus menerus,

biasanya siswa akan memiliki keberanian mengungkapkan potensi persepsi dan

kreasinya melalui bermacam cara dan media yang diinginkan.

2.Memperkaya jiwa

Kekayaan jiwa dapat diperoleh melalui berbagai pengalaman dengan maupun

melalui karya seni. Proses untuk memperoleh pengalaman itu sendiri

membutuhkan kemampuan memilih, memilah, dan menilai karya seni sebagai

bentuk komunikasi simbolik.Sebuah potensi diri merupakan pencerminan

kemampuan diri yang berasal dari dalam jiwa. Dengan kata lain, bila jiwa selalu

diperkaya dengan pengalaman, maka potensi diri akan semakin tampak nyata.

3.Menanamkan cinta bangsa dan cinta sesamanya

Menanamkan cinta bangsa dan sesamanya dapat dirintis melalui usaha

mengenalkan dengan baik hasil karya seni orang lain sehingga menimbulkan

kekaguman terhadap penciptanya.

4.Meningkatkan ketahanan budaya.

Sebagian besar generasi muda sekarang kurang mengenal warisan seni

seni budaya nenek moyangnya yang diyakini memiliki nilai yang tinggi, nilai

filosofis.

7
Proses berapresiasi dapat dilakukan secara bertahap yaitu dengan;

1.Kegiatan pendengaran dan pengamatan,merupakan reaksi subyek terhadap

rangsang sensasi yang datang dari objek yang didengarkan dan diamati.

2. Penikmatan, hal ini ditandai oleh meningkatnya intensitas psikis subjek pada

saat mendengarkan maupun mengamati objek dan terlihat adanya keseriusan,

kefokusan atau konsentrasinya.

3. Pemahaman, dalam proses pemahaman terjadi identifikasi seperti menyaring

(memilah dan memilih), menemukan hal-hal yang unik, khas, dan menarik

(menyikapi), sehingga menimbulkan persepsi (kesan).

4. Penghayatan, kegiatan penghayatan berlangsung ketika subjek melakukan

seleksi atas objek sehingga terjadi proses penyesuaian antara nilai yang ada di

dalam objek dengan persepsi subjek.Setiap penghayatan akan senantiasa

melibatkan emosi-mengarah ke impresi (kesan yang mendalam), apakah subjek

dapat menerima atau menolak, menerima sebagian atau sepenuhnya terhadap nilai

estetik yang dibawa oleh objek tersebut.

5. Penilaian, kegiatan ini hanya bisa dilakukan oleh subjek manakala dirinya

mampu manganalisis dan menakar bobot nilai seni yang ada di dalam

objek.kebermaknaan objek bagi subjek inilah kemudian menimbulkan

penghargaan.

Apresiasi juga dapat berupa kritik yang bersifat positif dan negatif, untuk

dijadikan sebagai perbandingan dan pertimbangan. Kritik perlu

8
mempertimbangkan hal-hal yang positif dan negatif karena hal ini akan membuat

orang-orang belajar mengapa suatu karya seni itu baik atau kurang baik,

bagaimana kekurangan itu diperbaiki, dan hal yang sudah baik dapat dijadikan

pedoman untuk berkarya seni selanjutnya.

D.BERKREASI

Kreasi pada hakekatnya adalah ‘melahirkan sesuatu’, menciptakan sesuatu

,yang belum ada, dan orang yang melahirkan sesuatu adalah ‘kreator’. Untuk

dapat melahirkan sesuatu yang dibutuhkan kemampuan kreasi atau daya kreatif,

yaitu suatu kualitas yang berhubungan dengan sensitivitas, kelancaran (fluency),

fleksibilitas, originalitas, pengaturan, analisis dan elaborasi (Soedarso,1990).

Sensitifitas menjadi urutan pertama dari sifat kreatif karena tanpa pengalaman

sensitive, suatu karya kreatif tidak akan lahir, demikian kata Lowenfeld.

D.PENUTUP

Dari pemaparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa berkarya seni atau

berolah seni merupakan salah satu cara berapresiasi karena di dalam proses

berkarya seni terdapat aspek apresiasi.

Anda mungkin juga menyukai