A.Pendahuluan
pengalaman berkreasi untuk menghasilkan suatu produk berupa benda nyata yang
bermanfaat langsung bagi kehidupan siswa. Dalam mata pelajaran seni budaya,
yang ada dilingkungan siswa, dan kemudian berkreasi terhadap benda- seni,benda
kebudayaan dari generasi ke generasi yang dilakukan oleh para seniman atau
pelaku seni kepada siapapun yang terpanggil untuk menjadi bakal calon seniman.
baik formal maupun non formal, dan pewarisan kemampuan berkesenian tidak
selalu dilakukan oleh seniman atau pelaku seni, melainkan bisa dilakukan oleh
1
pendidik seni atau siapapun yang memiliki kemampuan berkesenian dan mampu
1 Pendidikan Seni yang diarahkan agar siswa memiliki kompetensi yang terkait
penghayatan seni, kemahiran dalam memproduksi karya seni, dan mengkaji seni.
dan pemahaman nilai-nilai seni, dan berkreasi seni sebagai wujud pengalaman
untuk mencipta.
2
yang diselenggarakan pada sekolah kejuruan biasanya telah mempunyai fokus
sekolah menengah kejuruan Seni Rupa, Seni Tari, Seni Musik dan
bakal calon seniman atau pelaku seni yang ahli, dan pengkaji seni untuk
didik, yang terletak pada pemberian pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan
“belajar melalui seni”, dan “belajar tentang seni”.Keunikan pendidikan bukan saja
cabang seni itu sendiri.Kekhasan setiap cabang seni tampak dari karakter media
Setiap bentuk seni memiliki cara pemahaman tersendiri, tetapi ada aspek
umum dan mendasar dari semua bentuk seni. Aspek umum dan mendasar yang
keindahan dan merupakan kunci dalam proses pembelajaran. Selain itu semua
3
B. Makna Pendidikan Seni
estetik melalui dua kegiatan yang saling berkaitan, yakni apresiasi (appreciation)
dan kreasi (creation). Di dalam kegiatan apresiasi dan kreasi terkandung nilai
merupakan hasil pengolahan cipta, rasa, dan karsa. Dengan pendidikan seni –
estetik tidak mungkin bisa dicapai tanpa melibatkan olah rasa (emosi, estetika),
olah hati (karsa, etika), olah cipta (pikir, logika), dan olah raga (fisik, kinestetika
merupakan sarana yang bermakna dan bermanfaat dalam upaya menemukan nilai-
nilai kehidupan melalui karya seni. Pengalaman estetik oleh John Dewey
4
(penciptaan). Di dalam kedua kegiatan tersebut terkandung aspek
C.BERAPRESIASI
sebagai pihak yang memberi penghargaan dan obyek yang bernilai sebagai pihak
mampui mengamati dan menilai apa yang bermakna dalam obyek. Berapresiasi
karya seni maupun alam.Dengan pengalaman seperti itu dapat dikembangkan pula
bahwa dalam kegiatan berapresiasi, potensi siswa menjadi fokus dan sasaran
5
Dalam berapresiasi , siswa berperan sebagai penikmat atau pengamat
mengamati sebuah lukisan, maka secara alamiah emosinya akan terlibat karena
(menjadikan dirinya bersedih, marah, atau riang gembira) dan aspek fisik
mendengarkan musik, secara sadar atau tidak, langsung atau tidak, tubuhnya ikut
sering melakukan apresiasi terhadap karya seni maupun alam, maka akan semakin
apresiasi, siswa tidak cukup hanya melihat obyek seni saja, melainkan perlu
memperoleh:
6
1.Pengalaman baru
Apresiasi seni dapat memberikan kesempatan kepada siapa pun untuk menjadi
kaya jiwanya, sehat rohaninya karena diisi dengan pengalaman yang positif
2.Memperkaya jiwa
kemampuan diri yang berasal dari dalam jiwa. Dengan kata lain, bila jiwa selalu
diperkaya dengan pengalaman, maka potensi diri akan semakin tampak nyata.
mengenalkan dengan baik hasil karya seni orang lain sehingga menimbulkan
seni budaya nenek moyangnya yang diyakini memiliki nilai yang tinggi, nilai
filosofis.
7
Proses berapresiasi dapat dilakukan secara bertahap yaitu dengan;
rangsang sensasi yang datang dari objek yang didengarkan dan diamati.
2. Penikmatan, hal ini ditandai oleh meningkatnya intensitas psikis subjek pada
(memilah dan memilih), menemukan hal-hal yang unik, khas, dan menarik
seleksi atas objek sehingga terjadi proses penyesuaian antara nilai yang ada di
dapat menerima atau menolak, menerima sebagian atau sepenuhnya terhadap nilai
5. Penilaian, kegiatan ini hanya bisa dilakukan oleh subjek manakala dirinya
mampu manganalisis dan menakar bobot nilai seni yang ada di dalam
penghargaan.
Apresiasi juga dapat berupa kritik yang bersifat positif dan negatif, untuk
8
mempertimbangkan hal-hal yang positif dan negatif karena hal ini akan membuat
orang-orang belajar mengapa suatu karya seni itu baik atau kurang baik,
bagaimana kekurangan itu diperbaiki, dan hal yang sudah baik dapat dijadikan
D.BERKREASI
,yang belum ada, dan orang yang melahirkan sesuatu adalah ‘kreator’. Untuk
dapat melahirkan sesuatu yang dibutuhkan kemampuan kreasi atau daya kreatif,
Sensitifitas menjadi urutan pertama dari sifat kreatif karena tanpa pengalaman
sensitive, suatu karya kreatif tidak akan lahir, demikian kata Lowenfeld.
D.PENUTUP
Dari pemaparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa berkarya seni atau
berolah seni merupakan salah satu cara berapresiasi karena di dalam proses