Anda di halaman 1dari 9

Pembelajaran Seni Rupa dalam Mengajarkan Apresiasi Siswa Sekolah Dasar

Theresia Ambarwati dan Febriana Khoiri Rohmah


Universitas Negeri Semarang
theresiaaa28@gmail.com
febriana.khoiri16@gmail.com

ABSTRAK
Konsep pendidikan seni di Sekolah Dasar diarahkan pada pembentukan sikap, sehingga
terjadi keseimbangan intelektual dan sensibilitas, rasional dan irasional, akal pikiran dan kepekaan
emosi. Karena pada masa usia Sekolah Dasar, perkembangan mental dan fisik anak sedang dalam
tahap maksimal sehingga untuk mengoptimalkan kemampuan apresiasi maka pendidikan seni
merupakan salah satu cara yang tepat untuk digunakan. Kegiatan apresiasi di sekolah dasar
merupakan bagian dari pendidikan seni rupa, dengan seringnya melakukan apresiasi maka
pengalaman estetis siswa pun akan semakin baik, dengan berapresiasi siswa diharapkan dapat
menghargai, menyadari keunikan sebuah karya seni sehingga nantinya bisa diaplikasikan dengan
menghargai sesama, serta melatih sensitivitas mereka terhadap dirinya sendiri dan orang lain.

Kata kunci: seni rupa, apresiasi, siswa, sekolah dasar

ABSTRACT
Concept of art education in primary school is aimed to build the character so that the
intelectuality and sensibility, rational and irational, logic and emotional senses, are equally
balance. It is because during this primary school age period, students’ mental and physical
developments are in a maximum condition; hence, to optimalize their appreciation activities, art
education is one of the best ways to be applied. The appreciation activities in elementary school
are part of art education, with the frequency of doing appreciation, the students’aesthetic
experience will increasingly be better. In addition, the students are expected to appreciate, realize
the uniqueness of art work so that later can be applied with respect each others, and train their
sensitivity to themselves and others.

Keywords: fine arts, appreciation, students, elementary school


PENDAHULUAN mengenalkan nilai-nilai dan norma-norma
Seni merupakan istilah yang identik yang ada dalam masyarakat kepada peserta
dengan keindahan, kesenangan, dan rekreasi. didik. Dalam seni, setiap orang dinilai
Saat kita mendengar kata seni maka yang memiliki kreatifitas dan kecerdasannya
mungkin muncul dalam benak kita adalah masing-masing. Seni dapat memfasilitasi
suatu karya seni entah berupa benda, music, setiap orang untuk menuangkan atau
bangunan, lukisan atau benda-benda indah mencurahkan segala kreativitas berdasarkan
lainnya yang dihasilkan oleh seorang kehendak masing-masing orang itu sendiri.
seniman yang tentunya sangat berbakat dan Dengan adanya pendidikan seni di
memiliki kreativitas yang tinggi. Dewasa ini Sekolah Dasar anak dapat mengembangkan
seni tidak hanya merupakan suatu karya yang keterampilan berkarya serta cita rasa
hanya bisa dinikmati saja, akan tetapi seni keindahan dan kemampuan menghargai seni.
juga memiliki beberapa fungsi antara lain: Pendidikan seni, sebagai bagian dari mata
1. Fungsi Religi / Keagamaan pelajaran yang harus dikuasai oleh siswa
2. Fungsi Komunikasi merupakan salah satu aspek yang harus
3. Fungsi Rekreasi / Hiburan diperhatikan untuk membentuk manusia
4. Fungsi Artistic berkualitas, khususnya dalam menggambar
5. Fungsi Guna, Dan ; merupakan pendekatan yang 3 ideal dengan
6. Fungsi Terapi / Kesehatan tujuan merangsang daya imajinasi dan
Berdasarkan berbagai fungsi seni kreativitas dalam berfikir serta membentuk
tersebut, seni mulai dikembangkan dan jiwa melalui pengalaman emosi, imajinatif,
dimasukkan dalam bidang pendidikan. dan ungkapan kreatif.
Dengan berbagai guna / fungsi seni tersebut, Pembelajaran apresiasi berfokus pada
seni dapat dimanfaatkan dalam bidang pengembangan pembinaan aspek afektif
pendidikan dalam usaha pencapaian tujuan (sikap, kepekaan rasa). Keberanian siswa
pendidikan. Dalam dunia pendidikan, seni dalam mengungkapkan ide dan gagasan dari
juga memberikan pengaruh penting terhadap pengalaman yang dialami setelah melihat
perkembangan mental maupun fisik peserta gejala keindahan adalah kegiatan yang perlu
didik. Bahkan, dengan pendidikan seni, ditanamkan. Mengajak siswa untuk
perilaku peserta didik dapat terbentuk kearah memberikan tanggapan terhadap karya
yang lebih baik karena seni dapat gambarnya menjadikan anak mampu berpikir
kritis dan kreatif. Adanya komunikasi dengan mengenai pembelajaran apresiasi yang dapat
siswa menjadikan guru dapat memperhatikan dioptimalkan melalui seni rupa 2 dimensi.
karakteristik siswanya baik dilihat dari PEMBAHASAN
karakteristik pribadi dan lingkungan, Pembelajaran Seni Rupa Sekolah Dasar
karakteristik psikologi serta perkembangan Seni Rupa secara etimologis
siswa di sekolah. Namun, dalam praktiknya merupakan padanan kata dari Art (Inggris)
kegiatan di sekolah-sekolah banyak dan Ars (Latin) atau Techne (Yunani).
didominasi oleh pembelajaran kreasi Membicarakan seni mempunyai pengertian
sedangkan pembelajaran apresiasi yang sangat luas, masing masing definisi
terabaikan. Pembelajaran apresiasi mempunyai tolak ukur yang berbeda sesuai
kadangkala menjadi kegiatan yang tidak dengan pemahaman, penghayatan dan
penting dan dianggap subordinasi. pandangan seseorang terhadap seni. Seni
Pembelajarn seni rupa lebih mementingkan rupa merupakan sebuah seni yang digunakan
kreasi daripada apresiasi. Bahkan untuk menghasilkan karya dalam suatu
kehadirannya kadang tidak pernah dilakukan bentuk baik dua dimensi maupun tiga
dengan alasan kurangnya waktu (Salam, dimensi yang dapat dinikmati oleh mata dan
2001: 16). dirasakan melalui perabaan.
Rohidi (1998:1) menyatakan La Mery, seorang ahli seni rupa dua
pandangannya bahwa pendidikan modern dimensi yang berasal dari Prancis
yang berlangsung di Indonesia telah menyatakan bahwa seni rupa adalah
mengabaikan aspek-aspek imaginasi, estetis, penglihatan ekspresi secara simbolis dalam
intuisi, kreatif, yang sesungguhnya potensial wujud dan bentuk yang lebih tinggi dan akan
dalam diri manusia. Penyimpangan tersebut lebih indah yang dinetralisir menjadi sebuah
secara ironis pun berlaku pada pendidikan wujud indah sebagai bentuk pengekspresian
seni yang seharusnya bertindak seperti di atas diri dan emosi. Haukin mengungkapkan
menjadi tidak berdaya. Akibatnya, secara bahwa, seni rupa sebagai ekspresi jiwa
keseluruhan telah terjadi "rasionalisasi" seseorang yang diimajinasikan pada sebuah
pendidikan dengan kebenaran tunggal. bentuk indah yang diungkapkan dan dapat
Jarang menyentuh aspek sensibilitas. dinikmati oleh orang dalam pertunjukan atau
Sehingga dalam artikel ini akan dibahas pameran seni.
Pendidikan seni rupa di sekolah dasar membutuhkan waktu yang panjang, semakin
masuk kedalam rumpun seni budaya dimana sering berapresiasi maka kepekaan akan
siswa akan dikenalkan belajar macam- estetika akan terlatih dengan sendirinya.
macam seni baik rupa, tari, music dan drama. “Melalui pengalaman estetik, siswa
Khusus membahas materi seni rupa telah diharapkan dapat menginternalisasi
banyak materi yang diberikan sesuai dengan (meresapi, mengakarkan) nilai-nilai estetik
buku ajar seni budaya, namun tidak menutup yang berfungsi untuk melatih kepekaan rasa,
kemungkinan guru berkreasi dari kecerdasan intelektual dan mengembangkan
pengalaman atau dari pelatihan untuk imajinasinya. “(jazuli, 2008:16).
diajarkan kepada siswanya. Konsep Dalam Kurikulum 2013 khususnya
pendidikan seni sendiri dipelopori oleh mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya
Alfred Lichtwart dan Konrad Lange, dengan selain pengetahuan, juga lebih ditekankan
pemikiran bahwa “persepsi” anak-anak pada keterampilan anak. Di setiap
kepada seni dan keindahan perlu Kompetensi Dasar (KD) muatan
dikembangkan melalui penghayatan pembelajaran SBdP selalu terdapat karya seni
langsung, baik melalui kegiatan menggambar rupa seperti menggambar, mekrame,
maupun kegiatan observasi, dengan meronce, membutsir, mozaik, montase, dan
mengunjungi obyek-obyek seni seperti kolase. Intinya, pembelajaran seni rupa pada
museum, sanggar seniman, pameran dan tingkat sekolah dasar yaitu seni rupa sebagai
lainnya. bahasa visual seperti proses komunikasi yang
Tujuan pendidikan seni adalah terjadi ketika anak menggambar. Seni rupa
mengembangkan pengalaman estetik siswa membantu pertumbuhan mental anak, seni
agar memiliki kepekaan dan kepedulian rupa membantu di bidang yang lain,
terhadap sesuatu yang indah, mudah dan kemampuan anak dalam mengaktualisasikan
cermat menerima rangsangan dari luar, apa yang dilihat menjadi sebuah karya seni,
mudah tersentuh nuraninya sehingga menjadi akan membantu pertumbuhan dan
manusia yang sensitive (Jazuli, 2008,18). perkembangan anak pada bidang yang lain.
Untuk sekolah tingkat dasar keberanian Pada Sekolah Dasar dalam proses
dalam berkarya dan menunjukan apa yang pembelajaran terbagi menjadi dua tingkatan
telah ia buat sudah bisa dikatakan baik, kelas, yaitu kelas rendah (kelas 1, 2 dan 3)
karena tahapan dalam berapresiasi dan kelas tinggi (kelas4, 5 dan 6). Pada SD
kelas rendah, anak cenderung untuk meniru Kegiatan apresiasi pada seni
objek dari lingkungan sekitar, dari guru, merupakan suatu proses penghayatan pada
teman, dan berdasarkan pengamatan terhadap seni, kemudian diikuti dengan penghargaan
objek-objek yang menarik hati (Deni pada seni itu serta pada senimannya. Proses
Setiawan dkk, 2007). Dalam menggambar penghayatan melalui tahapan: pengamatan-
kreativitas anak nantinya dapat dilihat dalam pemahaman- tanggapan- evaluasi
pola yang sederhana, yaitu: ketika penghayatan. Sampai pada tahap
internalisasi ide penciptaan gambar penghayatan ini pengamat mencapai
dilakukan oleh guru atau lingkungan social kenikmatan pesona kemudian diiringi dengan
anak, gaya anak yang muncul menjadi penghargaan (Soedarso, tt). Apresiasi juga
seragam (Deni Setiawan dkk, 2007). Setiap diartikan sebagai penghargaan itu sebenarnya
tingkatan anak memiliki pemahaman dan menunjukkan satu rangkaian proses kegiatan
pemikiran yang berbeda, sehingga metode yang dilakukan oleh seseorang dengan sadar
yang digunakan pun berbeda termasuk dalam dan tanpa prasangka. Selama proses kegiatan
pembelajaran seni rupa juga menyesuaikan berapresiasi berlangsung maka terjadilah
tingkatan kelasnya. wawancara antara pencipta dan pengamat
Apresiasi Seni Rupa melalui hasil karyanya.
Secara umum apresiasi adalah Di masa sekarang, kegiatan apresiasi
kesadaran terhadap nilai-nilai seni dan telah banyak digunakan sebagai salah satu
budaya sehingga dapat mengadakan kegiatan pembelajaran seni rupa di sekolah.
penilaian atau penghargaan terhadapnya. Di Dengan berbagai metode yang digunakan,
dalam mengapresiasi kurang lebih berarti: hasil dari kegiatan apresiasi ini tidak hanya
mengerti serta menyadari sepenuhnya sebagai sarana memahami atau menghargai
sehingga mampu menilai semestinya; sedang karya seni, tetapi penting bagi siswa untuk
dalam hubungannya dengan seni menjadi: mengimplementasikan dalam menghargai
mengerti dan menyadari sepenuhnya seluk- berbagai perbedaan yang dijumpai dalam
beluk sesuatu hasil seni serta menjadi sensitif keseharian mereka,. Dengan belajar
terhadap segi estetiknya, sehingga mampu berapresiasi mereka juga didorong untuk
menikmati dan menilai karya tersebut dengan menumbuhkan sensitifitas baik terhadap
semestinya (Soedarso, 2006: 162). sesama atau terbangunnya kepedulian
terhadap karya seni dan warisan budaya pembelajaran seni rupa di solah maka
bangsa. pendidikan seni rupa perlu mengembangkan
Dalam pelaksanaan apresiasi seni rupa kemampuan berfikir dengan rupa yang
di sekolah perlu adanya tahapan dalam proses bersama dengan kemampuan berfikir dengan
berapresiasi sangat dibutuhkan, sehingga kata (yang berkembang belakangan), penting
diharapkan dengan banyaknya melihat unsur- artinya untuk memungkinkan proses kreasi
unsur artistik, maka terciptalah pengalaman kelak, dibidang apapun kita berkiprah.
estetik yang nantinya akan mereka butuhkan (Tabrani,2000:73)
baik ketika mereka berperan baik sebagai Pembinaan Apresiasi melalui Pendidikan
apresiator maupun sebagai creator seni. Seni Rupa di Sekolah Dasar
Selanjutnya mereka akan memilih hal-hal apa Pengembangan apresiasi seni untuk SD
yang secara individual menarik bagi dirinya, hendaknya mengutamakan kegiatan praktek,
dalam kegiatan berapresiasi proses tidak hanya ceramah atau mengisi soal saja,
menikmati, menghayati dan merasakan suatu kegiatan praktek dilanjutkan dengan
objek seni juga mencermati karya seni mengevaluasi dengan kegiatan kritik seni,
dengan mengerti dan peka terhadap segi-segi diharapkan selain berkreasi siswa melakukan
estetiknya, diharapkan mampu memaknai apresiasi. Pembelajaran apresiasi merupakan
karya seni tersebut dengan semestinya. aspek penting dalam proses pembelajaran
Kegiatan apresiasi ini tidaklah pendidikan seni rupa secara keseluruhan.
sepenuhnya menjadi tanggung jawab penuh Aspek pembelajaran apresiasi merupakan
guru terhadap siswa nya, seperti dijelaskan aspek dari sistem pembelajaran seni rupa
Juju dalam kutipan berikut bahwa lingkungan yang saling berkaitan dengan aspek kognitif
dan keluarga hendaknya mendukung kearah dan psikomotorik. Meskipun pembelajaran
pendidikan yang lengkap, dimana sekolah seni rupa di Sekolah Dasar didominasi oleh
formal terus berbenah memperbaiki apa yang praktik atau pengalaman studio yang secara
kurang kemudian didukung dengan adanya khusus membina keterampilan anak dalam
penguat berupa pendidikan nonformal atau penciptaan karya seni rupa, tidaklah berarti
informal, maka proses apresiasi ini akan lebih bahwa pengetahuan teori serta kemampuan
efektif. apresiasi seni rupa anak terabaikan.
Selain itu, untuk mencapai hasil Tujuan pembelajaran apresiasi seni
maksimal dalam memasukkan apresiasi dan rupa di Sekolah Dasar untuk
mengembangkan kemampuan anak memiliki wawancara tentang pandangan dan
kepekaan terhadap segala unsur seni rupa dan karyanya serta membuat laporannya.
pada akhirnya akan memahami tentang d. Membuat sajian apresiasi seni rupa
kesadaran dalam dunia sehingga akan berdasarkan berbagai sumber dalam
diperoleh manusia yang utuh dan menyatu. bentuk berbagai media, misalnya artikel
Pendidikan seni rupa di tingkat sekolah dasar untuk majalah dinding atau blog internet,
menjadi sebuah keharusan ketika proses VCD, video untuk diunggah di internet,
kreasi dan apresiasi ini berjalan dan sebagainya
berdampingan, tidak timpang hanya kreasi e. Membuat kliping seni rupa Dalam
atau hanya banyak di tahap apresiasi saja, hal menentukan kegiatan tersebut, guru
ini akan sangat mempengaruhi kualitas perlu mempertimbangkan kelayakannya
pribadi siswa tersebut. Keberhasilan sebagai kegiatan individu atau kegiatan
pendidikan seni rupa ini akan kembali pada kelompok. Sebagai contoh, membuat
kemampuan guru memahami karakteristik kliping seni rupa cocok untuk kegiatan
seni rupa anak untuk diterapkan sesuai pada individu, karena setiap siswa mampu
periodisasi seni rupa anak sesuai dengan mengerjakannya dan hasilnya juga
porsinya. merupakan koleksi pribadi.
Untuk melaksanaan pembelajaran Dengan melihat banyaknya melihat
apresiasi seni rupa, guru dapat melakukan unsur-unsur yang indah/artistik, maka
kegiatan kegiatan antara lain sebagai berikut: terciptalah pola gambaran mental pada
a. Mempelajari seni rupa dari sumber dirinya tentang apa-apa yang dianggap
tertulis atau elektronik (buku, majalah, kebanyakan orang sebagai hal yang
ensiklopedia, VCD, internet, dan indah/seni. Selanjutnya ia akan memilih, hal-
sebagainya) dan membuat laporannya hal apa yang secara individual menarik bagi
b. Mengunjungi pameran seni rupa, galeri dirinya. Di sinilah letak kebebasan siswa
seni rupa, museum seni rupa, pasar seni, untuk menerima 2 atau menolak, menyenangi
pusat-pusat kerajinan, dan sebagainya atau kurang menyenangi sesuatu yang
serta membuat laporannya memungkinkan dirinya memiliki kepekaan
c. Mengunjungi atau mengundang seniman individual (sebagai apresiator) maupun gaya
atau pengrajin untuk melakukan individual (jika ia berkarya).
Menurut Lowenfeld dalam, ada diprioritaskan dengan cara yang terintegrasi
beberapa diskusi tentang aspek desain dengan kegiatan langsung, jadi ini bukan
(harmoni, keseimbangan, ritme, kesatuan, yang terpisah, misalnya konferensi. apresiasi
fokus, dll.) buruk seni dan dengan demikian seni. Anak-anak dapat dibimbing untuk
akan terbentuk apresiasi seni. Topik yang mendiskusikan karya mereka sendiri atau
dibahas antara lain: mengapresiasi karya temannya. Dalam
a. Judul atau objek yang dipaparkan: apa pembelajaran apresiatif ini dapat dilakukan
yang terlihat, apa yang aneh, apa yang dengan memberikan sitimulus berupa karya
menarik. Di sekolah dasar, yang melalui penunjukkan karya nyata seperti
biasanya disukai anak-anak adalah gambar.
representasi visual yang "nyata", bukan SIMPULAN
karya abstrak atau karya yang Secara sederhana apresiasi pada seni
membutuhkan pemikiran matang. rupa adalah suatu proses penghayatan pada
b. Warna. peserta didik ditanya warna seni rupa, kemudian diikuti dengan
mana yang mereka anggap bagus dan penghargaan pada seni rupa itu serta pada
indah, warna mana yang kurang intens senimannya. Kegiatan apresiasi seni rupa di
(matte) yang menurut mereka aneh atau pembelajaran SD sangat penting, sebab
unik. kegiatan tersebut mampu melatih anak untuk
c. Lokasi. Pertanyaannya adalah menghargai sesuatu. Tak hanya itu, kegiatan
bagaimana menyesuaikan ukuran apresiasi ini juga dapat menjadi sarana
gambar dengan bidang gambar, didorong memahami atau menghargai karya seni,
oleh kebutuhan akan keseimbangan, tetapi penting bagi siswa untuk
untuk meningkatkan sensitivitas mengimplementasikan dalam menghargai
terhadap komposisi. berbagai perbedaan yang dijumpai dalam
d. Penggunaan media. Pertanyaan tentang keseharian mereka. Dengan belajar
teknik yang dapat menggunakan media, berapresiasi mereka juga didorong untuk
karakteristik media, dan bagaimana menumbuhkan sensitifitas baik terhadap
orang lain telah berhasil sesama atau terbangunnya kepedulian
menggunakannya. terhadap karya seni dan warisan budaya
Perlu dijelaskan di sini bahwa bangsa.
pengembangan seni apresiasi SD harus
DAFTAR PUSTAKA Setiawan, Deni. (2021). Bahan Ajar:
Jazuli, Prof. Dr. M,Hum. (2008). Paradigma Kreativitas. Semarang: Universitas
Kontekstual Pendidikan Seni. Negeri Semarang.
Semarang: Unesa University Press. Soedarso, Sp. 2006. Trilogi Seni Penciptaan,
Lowenfeld, Victor, (1982), Creative and Eksistensi, Dan Kegunaan Seni..
Mental Growth, New York: Yogyakarta: Badan Penerbit ISI
McMillan Yogyakarta.
Masunah, Juju & Narawati. Seni dan Soedarso, Sp. tt. Apresiasi Semi Rupa
Pendidikan Seni (Sebuah Bunga Tradisional.. Yogyakarta: Badan
Rampai). Bandung : Pusat Penelitian Penerbit ISI Yogyakarta.
dan Pengembangan Pendidikan Seni Tabrani, Primadi. Proses kreasi, apresiasi ,
Tradisional (P4ST) Universitas belajar. Bandung: ITB Press, (2000).
Pendidikan Indonesia. (2003).
Rohidi, Tjetjep Rohendi. 1998. “Fungi Seni
dan Pendidikan Seni dalam
Pendidikan Serta Implikasi dalam
Pengembangan Kebudayaan”.
Makalah Disajikan Dalam Seminar
Pendidikan Tinggi Seni Rupa Dalam
Realitas Lokal Dalam Konteks
Global. 120-13 September 2001. ITB
Bandung.
Salam, Sofyan. 2001. Pendidikan Seni Rupa
di Sekolah Dasar. Makasar:
Universitas Negeri Makasar.
Setiawan, D., dkk. (2017). “TIPOLOGI
KARYA GAMBAR EKSPRESI DI
SDN 02 WONOTIRTO
KECAMATAN BULU
KABUPATEN TEMANGGUNG”.
Semarang: UNNES.

Anda mungkin juga menyukai