0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
6 tayangan5 halaman
Pendidikan seni di sekolah dasar berfungsi untuk menyeimbangkan perkembangan otak kanan dan kiri siswa melalui kegiatan kreatif dan imajinatif. Seni dapat membantu pengembangan kognitif, kepekaan, dan kreativitas siswa. Pendidikan seni memberikan media ekspresi, komunikasi, dan pembentukan kreativitas serta hobi melalui tari, musik, dan seni rupa. Pengetahuan seni terdiri atas pengetahuan tentang
Pendidikan seni di sekolah dasar berfungsi untuk menyeimbangkan perkembangan otak kanan dan kiri siswa melalui kegiatan kreatif dan imajinatif. Seni dapat membantu pengembangan kognitif, kepekaan, dan kreativitas siswa. Pendidikan seni memberikan media ekspresi, komunikasi, dan pembentukan kreativitas serta hobi melalui tari, musik, dan seni rupa. Pengetahuan seni terdiri atas pengetahuan tentang
Pendidikan seni di sekolah dasar berfungsi untuk menyeimbangkan perkembangan otak kanan dan kiri siswa melalui kegiatan kreatif dan imajinatif. Seni dapat membantu pengembangan kognitif, kepekaan, dan kreativitas siswa. Pendidikan seni memberikan media ekspresi, komunikasi, dan pembentukan kreativitas serta hobi melalui tari, musik, dan seni rupa. Pengetahuan seni terdiri atas pengetahuan tentang
Dasar Salah satu fungsi pendidikan adalah menyeimbangkan kinerja otak kanan (mengembangkan kedisiplinan, keteraturan dan berpikir sistematis) dan otak kiri (mengembangkan kemampuan kreasi yang unstructured seperti ekspresi, kreasi, imajinasi yang tidak membutuhkan sistematika kerja agar terjadi perpaduan gerak yang dinamis). Kelompok mata pelajaran berbasis berpikir sistematis adalah matematika, IPA, sedangkan kelompok mata pelajaran berbasis kemampuan kreasi unstructured berpikir seperti kesenian, agama, dan IPS. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa ternyata seni da- pat membantu pengembangan daya pikir anak, mengem- bangkan kepekaan anak, dapat membantu memahami materi pelajaran lain, dan melalui kegiatan produksi karya seni mampu membangkitkan karsa anak. Pendidikan seni dapat berfungsi di antaranya sebagai media ekspresi, sebagai media komunikasi, dan sebagai media pembinaan kreativitas, serta sebagai media pengembangan hobi dan bakat. Seni melatih anak mengungkap isi hati dan pikiran yang sulit diungkapkan melalui kata-kata. Seni memberikan kesempatan ide dan pikiran diungkapkan melalui gerakan sehingga berujud tarian, demikian pula seni memberi kesempatan mengungkapkan yang dirasakan, gagasan, dan pikiran anak melalui rangkaian nada dan suara atau mewujudkannya dalam bentuk gambar. Seni sebagai media komunikasi dapat dilihat pada anak menginformasikan gagasan, perasaan, dan pikirannya lewat medium suara, gerak dan bentuk yang dapat melengkapi ungkapan bahasa verbal. Melalui pendidikan seni memberikan kesempatan kepada anak untuk berkembang sesuai dengan naluri dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi sehari-hari secara mandiri melalui tiga medium, yakni gerak yang dilatihkan melalui pembelajaran tari, suara yang dilatihkan melalui pembelajaran musik, dan kreatifitas mencipta bentuk sebagai inbond activity melalui pembelajaran seni rupa.
Pengetahuan seni berupa: kognisi seni (pengetahuan
keilmuan), apresiasi seni, dan berpengalaman kreasi (produksi) seni. Pengetahuan organis adalah pengetahuan yang dapat dipelajari secara berkesinambungan dan saling berkaitan dengan pengetahuan lain. Pengetahuan linier anorganik adalah pengetahuan yang mempunyai susunan tidak teratur; oleh karenanya kapan saja pengetahuan ini disebutkan akan mempunyai arti yang berbeda. Dalam berapresiasi seni terdapat beberapa tahap, yakni surprise – empati – estetik – feeling of content – etis – simpatik. Dalam proses peroduksi seni anak akan menggunakan pengetahuan kognisi, yaitu pengetahuan yang sistematis dan mampu diungkapkan pada suatu ketika, serta memanfaatkan pemahamannya tentang bentuk secara apresiatif.
Konsep pendidikan seni diangkat dari substansi produksi
seni dengan substansi pendidikan; oleh karenanya pendidikan seni merupakan bagian dari pendidikan umum, sama seperti halnya dengan matematika, bahasa, agama dan lainnya. Pendidikan seni membina mengembangan rasa melalui produksi atau berperilaku seni dan pelatihan kepekaan emosional seni yang berisi pengetahuan tentang keindahan. Pengetahuan seni sendiri terdiri dari kognisi seni yang teratur maupun tidak yang berasal dari berapresiasi terhadap karya dan penciptanya. Disamping itu melalui produksi seni anak akan mengenal dan memahami secara langsung seni dan keindahan. Dari perilaku produksi seni tersebut dapat diciptakan strategi dan model pembinaannya di sekolah dasar; strategi pendekatan belajar seni melalui pembelajaran teori seni disebut dengan pendekatan definisi, melalui praktek langsung berkarya atau disebut dengan pendekatan partisipasi dan terakhir adalah pendekatan eksplorasi jika guru meminta anak melakukan pengamatan, wawancacara, studi dari dokumen secara mandiri. Sedangkan model yang digunakan untuk membelajarkan seni adalah: 1. Model bermain karena pada hakikatnya berseni sebagai kegiatan permainan imajinasi, kreasi maupun fisik. 2. Model pendidikan kreatif yang menjuruskan proses pembinaan melalui kebebasan mencipta, berperilaku produksi maupun mengolah obyek menjadi sesuatu yang baru (inovasi seni). 3. Model pendidikan integratif karena sebenarnya kegiatan berseni membutuhkan kerja otak (kanan dan kiri), kerja rasa (emosional artistik), serta psikomotor yang tinggi dengan pelatihan keterampilan yang mahir pula. Ketiga pengetahuan ini berisi sebenarnya juga pelatihan mengungkapkan ide (komunikasi) dan mewujudkan ide agar orang lain paham akan ucapannya (bahasa visual), serta sebagai pelatihan imajinasi dan mengungkapkan gagasan yang tinggi tentang diri dan lingkungannya.