Anda di halaman 1dari 5

Inisiasi 8

Konsep Pendidikan Seni di Sekolah


Dasar
Salah satu fungsi pendidikan adalah menyeimbangkan
kinerja otak kanan (mengembangkan kedisiplinan,
keteraturan dan berpikir sistematis) dan otak kiri
(mengembangkan kemampuan kreasi yang unstructured
seperti ekspresi, kreasi, imajinasi yang tidak membutuhkan
sistematika kerja agar terjadi perpaduan gerak yang
dinamis). Kelompok mata pelajaran berbasis berpikir
sistematis adalah matematika, IPA, sedangkan kelompok
mata pelajaran berbasis kemampuan kreasi unstructured
berpikir seperti kesenian, agama, dan IPS.
Dari hasil penelitian ditemukan bahwa ternyata seni da-
pat membantu pengembangan daya pikir anak, mengem-
bangkan kepekaan anak, dapat membantu memahami materi
pelajaran lain, dan melalui kegiatan produksi karya seni
mampu membangkitkan karsa anak.
Pendidikan seni dapat berfungsi di antaranya sebagai
media ekspresi, sebagai media komunikasi, dan sebagai
media pembinaan kreativitas, serta sebagai media
pengembangan hobi dan bakat.
Seni melatih anak mengungkap isi hati dan pikiran yang
sulit diungkapkan melalui kata-kata. Seni memberikan
kesempatan ide dan pikiran diungkapkan melalui gerakan
sehingga berujud tarian, demikian pula seni memberi
kesempatan mengungkapkan yang dirasakan, gagasan, dan
pikiran anak melalui rangkaian nada dan suara atau
mewujudkannya dalam bentuk gambar.
Seni sebagai media komunikasi dapat dilihat pada anak
menginformasikan gagasan, perasaan, dan pikirannya lewat
medium suara, gerak dan bentuk yang dapat melengkapi
ungkapan bahasa verbal.
Melalui pendidikan seni memberikan kesempatan kepada
anak untuk berkembang sesuai dengan naluri dalam
memecahkan permasalahan yang dihadapi sehari-hari secara
mandiri melalui tiga medium, yakni gerak yang dilatihkan
melalui pembelajaran tari, suara yang dilatihkan melalui
pembelajaran musik, dan kreatifitas mencipta bentuk sebagai
inbond activity melalui pembelajaran seni rupa.

Pengetahuan seni berupa: kognisi seni (pengetahuan


keilmuan), apresiasi seni, dan berpengalaman kreasi
(produksi) seni.
Pengetahuan organis adalah pengetahuan yang dapat
dipelajari secara berkesinambungan dan saling berkaitan
dengan pengetahuan lain. Pengetahuan linier anorganik
adalah pengetahuan yang mempunyai susunan tidak teratur;
oleh karenanya kapan saja pengetahuan ini disebutkan akan
mempunyai arti yang berbeda.
Dalam berapresiasi seni terdapat beberapa tahap, yakni
surprise – empati – estetik – feeling of content – etis –
simpatik.
Dalam proses peroduksi seni anak akan menggunakan
pengetahuan kognisi, yaitu pengetahuan yang sistematis dan
mampu diungkapkan pada suatu ketika, serta memanfaatkan
pemahamannya tentang bentuk secara apresiatif.

Konsep pendidikan seni diangkat dari substansi produksi


seni dengan substansi pendidikan; oleh karenanya
pendidikan seni merupakan bagian dari pendidikan umum,
sama seperti halnya dengan matematika, bahasa, agama dan
lainnya.
Pendidikan seni membina mengembangan rasa melalui
produksi atau berperilaku seni dan pelatihan kepekaan
emosional seni yang berisi pengetahuan tentang keindahan.
Pengetahuan seni sendiri terdiri dari kognisi seni yang
teratur maupun tidak yang berasal dari berapresiasi terhadap
karya dan penciptanya. Disamping itu melalui produksi seni
anak akan mengenal dan memahami secara langsung seni
dan keindahan.
Dari perilaku produksi seni tersebut dapat diciptakan
strategi dan model pembinaannya di sekolah dasar; strategi
pendekatan belajar seni melalui pembelajaran teori seni
disebut dengan pendekatan definisi, melalui praktek
langsung berkarya atau disebut dengan pendekatan
partisipasi dan terakhir adalah pendekatan eksplorasi jika
guru meminta anak melakukan pengamatan, wawancacara,
studi dari dokumen secara mandiri.
Sedangkan model yang digunakan untuk membelajarkan
seni adalah:
1. Model bermain karena pada hakikatnya berseni sebagai
kegiatan permainan imajinasi, kreasi maupun fisik.
2. Model pendidikan kreatif yang menjuruskan proses
pembinaan melalui kebebasan mencipta, berperilaku
produksi maupun mengolah obyek menjadi sesuatu yang
baru (inovasi seni).
3. Model pendidikan integratif karena sebenarnya kegiatan
berseni membutuhkan kerja otak (kanan dan kiri), kerja
rasa (emosional artistik), serta psikomotor yang tinggi
dengan pelatihan keterampilan yang mahir pula.
Ketiga pengetahuan ini berisi sebenarnya juga pelatihan
mengungkapkan ide (komunikasi) dan mewujudkan ide agar
orang lain paham akan ucapannya (bahasa visual), serta
sebagai pelatihan imajinasi dan mengungkapkan gagasan
yang tinggi tentang diri dan lingkungannya.

Anda mungkin juga menyukai