TUTOR : SUHERI,Drs.M.Pd
KELOMPOK 9 :
1. ANITA
2. DEVITA FERIYANTI
3. HATIKA NESIA
4. YOKI SANTOSO
Kegiatan Belajar 1
KONSEP PENDIDIKAN SENI DI SEKOLAH
DASAR
Pendidikan Seni dikembangkan di Sekolah Dasar untuk melatih rasa
keindahan yang sifatnya individual.
Menurut Ki Hajar Dewantara, Seni yaitu segala perbuatan manusia
yang timbul dari hidup perasaannya dan bersifat indah, sehingga dapat
menggerakan jiwa dan perasaan manusia. Dalam perkembangan anak
membutuhkan keseimbangan antara emosi ( perasaan ) dengan pikiran
( intellectual ) yang dikemas dalam model pengalaman kreatif.
Demikian pula, menurut teori kejiwaan seseorang senantiasa seimbang
antara pemasukan materi dalam pikiran dan rasa dengan pengeluaran
sehingga dapat terjadi imbas. Jadi produksi dan apresiasi seni akan
membantu melepaskan ketegangan yang dialami anak, lalu seni dapat
berfungsi sebagai cerapkan mental dan sebagai terapi.
A. SENI MEMBANTU PENGEMBANGAN DAYA PIKIR, RASA,
DAN KARSA
1. Seni Membantu Pelatihan Pengembangan Daya Pikir
Ketika seseorang siswa menari dan menyanyi, seluruh ingatan dan memori gerak dan
nada maupun irama berkonsentrasi dalam satu penampilan. Proses ini memerlukan
kecermatan mengatur tempo, maupun ekspresi yang sebenarnya saling berkaitan
antara gerak dan irama. Disamping itu proses menari melatih kerja otak ketika
seorang anak sedang mengungkap kembali cerita tarian tadi yang dikemas dalam
bentuk-bentuk gerak, iringan lagu yang mengandung syair. Demikian pula ketika
seorang anak menggambar dan menciptakan benda seni yang praktis: kinerja otak
dan rasa menyatu untuk menemukan proporsi bentuk yang ideal serta keindahan
bentuk yang memuat pengetahuan tentang warna, bahan serta medium karya.
Kognitif
Cipta Kreativitas
Rasa
Afeksi Rasa
Karsa Mood
Psikomotor
Proses
belajar
pendidikan
seni
B. SENI MEMBANTU BELAJAR MEMAHAMI MATERI PELAJARAN LAIN
Secara umum belajar pasti mengalami kesulitan, dan dari belajar ini seseorang akan
mencari jalan keluar, proses ini disebut dengan belajar. Jalan keluar dari
permasalahan yaitu dengan cara kreatif memahami kesulitan siswa satu persatu atau
pada umumnya. Cara guru kreatif biasanya bermacam-macam misalnya: membuat
permainan, gambar, atau gerakan-gerakan yang dapat memancing akal dan ide
siswa.
Jadi peranan seni dalam pembelajaran yaitu:
1. Seni membantu meningkatkan persepsi siswa dalam belajar
2. Seni membantu siswa ber asosiasi terhadap bentuk lain seperti korelasinya
dengan mata pelajaran lainnya
3. Seni membantu berimajinasi dari absterak ke konkrit atau sebaliknya
Dari uraian jawaban tersebut, dapat mengklasifikasikan jenis-jenis pengetahuan yang ada
dalam seni; pengetahuan seni tersusun atas berbagai materi yang bersifat komprehensif.
Di dalamnya termuat unsur-unsur pengetahuan yang bersifat organis yaitu pengetahuan
yang dapat dipelajari secara berkesinambungan dan saling berkaitan dengan pengetahuan
lain. Pengetahuan ini membutuhkan kinerja analisis dan komprehensif. Susunan jenis
pengetahuan ini mempunyai struktur jelas sehingga mudah direkontruksi kembali.
Menurut Andy Darmawan (dalam jurnal potensia, 2002) pengetahuan adalah suatu hasil
dari proses tindakan manusia dengan melibatkan seluruh keyakinan yang berupa
kesadaran dalam menghadapi obyek yang ingin dikenalnya. Sehingga secara sederhana
disimpulkan bahwa pengetahuan adalah hasil dari proses mengenal karena adanya
hubungan antara subjek yang sadar dengan obyek yang ingin dikenalnya lebih dekat.
Donald Jack Davis dalam Bryce (1978: 37) menyebutkan pengetahuan seni mempunyai struktur
keilmuan seni: (1) Knowing of the Language of art. (2) Artist and their World. Khusus tentang
Knowing of the Language of art dimaksudkan suatu pengetahuan seni yang diperoleh melalui
penghayatan terhadap karya seni. Pengetahuan tersebut berupa resapan rasa keindahan atau
estetika terhadap wujud karya; pengetahuan ini diperoleh melalui penghayatan tentang
keindahan suatu obyek (seni).
Pengetahuan linier anorganik, yaitu pengetahuan yang berbentuk pengetahuan arbitase.
Pengetahuan arbitase adalah pengetahuan yang mempunyai susunan tidak teratur, oleh
karenanya kapan saja pengetahuan ini disebutkan akan mempunyai arti yang berbeda. Untuk
memperoleh pengetahuan arbitase, hanya membutuhkan hafalan karena susunannya tidak
teratur, maka tingkatan pengetahuan ini berada pada tingkat paling mudah, misalnya
pengetahuan tentang ruang kelas.
Arthur Wesley Dow, berpendapat bahwa dalam proses produksi seni terdapat lima butir
pengetahuan yang dapat diimplementasikan dalam berkarya seni, yakni:
1. obtaining harmony-opposition
2. transition
3. subordination
4. repetition
5. symmetry
jika seorang murid telah mampu menguasai lima jurus pengetahuan ini dia akan dapat
produksi karya yang indah atau harmonious composition. (Bryce B. Hudgins; 1978: 9). Jadi
dalam proses berkarya seni seorang harus mendasarkan pengetahuannya dari belajar tentang
harmoni, dan pengetahuan ini dapat diperoleh melalui menyusun dan merangkai unsur-unsur
seni dari tiap disiplin ilmu seni, seperti musik, tari, maupun seni rupa.
2. Apresiasi
istilah apresiasi seni diambil dari bahasa asing apreciation (Bahasa Inggris) atau appretiare (Bahasa
Latin). Arti yang terkandung dalam istilah itu adalah menilai dengan melalui proses menghargai dan
bertujuan untuk menghargai dan mengerti maupun memahami karya orang lain. Karya tersebut bisa
berupa karya tari, karya musik ataupun karya seni rupa dan bersifat kompleks. Menurut Primadi apresiasi
seni sebagai aktivitas mental terdiri dari beberapa tahapan:
a. Pertama: kejutan (surprise), yakni respon emosional terhadap sensasi inderawi yang menarik, aneh,
unik dan sebagainya.
b. Kedua: empati, yakni suatu proses intuitif yang diiringi rasa-indah-estetik (feeling into form) dalam
wilayah ambamg sadar-tidak sadar.
c. Ketiga: rasa-betul-estetik, yakni kondisi apresiator menangkap dimensi artistik aspek formal karya seni
sesuai prinsip estetika.
d. Keempat: ialah reaksi psikologis terhadap kontent etis (feeling of content) karya seni, yakni etika,
pesan, dan fungsi karya.
e. Kelima: rasa-benar-etis, yakni kemampuan menangkap dimensi etis karya seni sebagai akibat dari ilmu
pengetahuan apresiator.
f. Keenam: pesona dan haru, yakni efek dari penghayatan dan pencerapan ciri kreasi yang seringkali
melampaui batas-batas formal karya seni serta secara integral terakumulasi dari aktivitas inderawi dan
psikologi apresiator.
3. Pengalaman Kreatif
pengetahuan seni anak dapat diperoleh dari pengalaman anak ketika
sedang berproduksi seni. Proses produksi seni anak sebenarnya
membutuhkan pengetahuan kognisi, yaitu pengetahuan yang sistematis
dan mampu diungkapkan pada suatu ketika. Disamping itu pengalaman
kreatif anak ketika sedang berproduksi atau berprilaku seni mempunyai
pemahaman tentang bentuk secara apresiatif.
Berdasarkan pengamatan para ahli, pengalaman seni atau sering pula
disebut pengalam kreatif sebenarnya pengetahuan yang aplikatif yang
diperoleh dari berprilaku seni. Pengetahuan dari pengalamn seni tidak
teratur maka sudah saatnya guru memberikan gambaran dan menata ulang
menjadi pengetahuan sistematis. Oleh karenanya, dari jenis pengetahuan
ini seorang guru harus menciptakan strategi dan pendekatan belajar seni.
KEGIATAN BELAJAR 4
Karakteristik Pendidikan Seni di
SD
A. Model Pembelajaran Seni
1. Pendekatan Belajar Seni
Dari contoh kasus di atas dapat dikatakan guru menggunakan beberapa metode
pendekatan.
2. Pendekatan Deskriptif: menggunakan contoh Gerakan binatang
3. Pendekatan Partisipatif: menggunakan syair yg diisi dengan nada dan irama
sehingga menghasilkan sebuah lagu
4. Pendekatan Eksploratif: menggunakan referansi lain seperti kamus dan
ensiklopedia guna mendapatkan pengetahuan lain yang sebelumnya belum di
ajarkan
2. Model Pembelajaran Seni
• Kelas – kelas awal (Kelas 1 s/d 2)
Kondisi pengetahuan anak masih global sehingga sehingga masih belum bisa
membedakan.
• Kelas menengah (Kelas 3 s/d 4)
Pengetahuan anak sudah mulai stabil di bandingkan kelas awal, karena telah
banyak menerima pengetahuan seperti matematika anak diminta berfikir rasional
sedangkan pelajaran Bahasa anak diminta berfikir rasional dan realistis
• Kelas akhir (kelas 5 s/d 6)
Pada kelas ini anak sudah bisa diberikan tugas dan tanggungjawab berbeda,
sehingga dalam proses pembelajaran seni dapat dikategorikan 2 tingakatan
1. Kemampuan pengamatan visul (Visual Intelegence)
2. Serapan suara (Auditory)
Model pembelajaran di Indonesia dibagi 2 bagian
penting
1. Kelas Rendah (1 s/d 3)
2. Kelas Tinggi (4 s/d 6)
Pembagian kelas ini sudah didasarkan atas kepentingan
perkembangan kejiwaan anak Indonesia yang relatif
lebih heterogeny dari pada anak-anak di luar negeri.
Dari contoh kasus di atas model pembelajaran tersebut dibagi 3:
1. Model Bermain
Bermain merupakan hal yang dilakukan sejak kecil sampai dengan dewasa, namun permainan
yang dilakukan anak berbeda dengan yang dilakukan orang dewasa. Tinggal bagaimana
seorang guru mengemas sebuah proses bermain anak menjadi proses pembelajaran juga bagi
anak.
2. Model Pendidikan Kreatif
Syarat untuk belajar seni adalah adanya kreativitas karena tuntutan berkarya seni adalah
kreatif. Dalam hal ini yang dimaksud kreatif adalah mempunyai pandangan dan ide yang lain
dari yang lain dan digagaskan oleh seorang pencipta.
3. Model Pendidikan Integratif
Pembelajaran ini lebih dikenal dengan pembelajaran terpadu, dimana pembelajaran yang
memadukan mata pelajaran satu dengan yang lain dilihat dari kepentingan, topik, sasaran
maupun sifat materi pembelajaran.
SEKIAN TERIMAKSIH