Anda di halaman 1dari 5

TUGAS TUTORIAL 02

PDGK4407_PENGANTAR PENDIDIKAN ABK


UPBJJ UT MALANG
2023.1

1. Tuliskan jawaban Anda di bawah butir soal.


2. Jangan memindahkan urutan nomor soal.
3. Kerjakan sesuai batas waktu yang ditentukan, jika melebihi batas waktu jawaban
Anda tidak diterima sistem
4. Kirim dalam bentuk format ‘pdf’

Indonesia butuh orang pinter dan berkarater. Ayo jadi bagian dari
mereka!
NIM : 858850138
NAMA : WAHYU IKA YUNITASARI
KELAS/SMT : A/2
POKJAR : BANDUNG

Kerjakan Soal berikut dengan cermat!

1. Banyak orang yang berpendapat bahwa tunanetra memiliki indera ke-6. Pendapat itu
tidak benar menurut kebanyakan orang.
Jelaskan bagaimana menurut Anda ! (15)
Jawab :
Saya juga sependapat bahwa tunanetra memiliki indra ke-6 adalah tidak benar.
Penyandang tunanetra bukan memiliki indra ke-6, tetapi memiliki kemampuan persepsi
objek (object percetion). Kemampuan persepsi objek adalah suatu kemampuan yang
memungkinkan individu tunanetra itu menyadari bahwa suatu benda hadir di sampingnya
atau di hadapannya meskipun dia tidak memiliki penglihatan sama sekali dan tidak
menyentuh benda itu. Kemampuan persepsi obyek ini biasanya dikembangkan oleh
mereka yang buta total dan mungkin tidak dapat dimiliki oleh mereka yang mengalami
gangguan pendengaran. Hal ini karena sebagian besar dari mereka membangun persepsi
objek dengan cara mendengar gema langkah kakinya sendiri atau bunyi lain yang
ditimbulkan dan dipantulkan oleh benda tersebut. Kemampuan ini tentunya harus sering
dilatih juga agar kepekaan dalam menangkap informasi penting dapat terekam secara
cepat dan mampu menutupi kekurangan yang mereka miliki. Jadi, sesungguhnya tidak
ada indra keenam, yang benar adalah bahwa orang tunanetra dapat menggunakan indra-
indra lain dengan cara yang berbeda dari yang dipergunakan oleh orang awas pada
umumnya sehingga mereka dapat meningkatkan informasi yang diperolehnya untuk
dapat berfungsi secara memadai di dalam dunia awas.
2. Seorang anak yang mengalami tunanetra, tunarungu, dll di sekolah harus mendapatkan
layanan khusus. Disisi lain juga seringkali menyebabkan terjadi bully atau perundungan
kepada anak tersebut. Untuk mencegah bullying uraikan apa saja yang harus : (15)
a. Anda lakukan sebagai seorang guru!
b. Sekolah dalam menangani bullying
Jawab :
a. Sebagai seorang guru, cara-cara yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya
bullying terhadap anak berkebutuhan khusus antara lain guru harus:
1) banyak menggali informasi tentang bullying dan kekerasan untuk membekali diri
dan menambah referensi agar bisa mendeteksi lebih dini tindakan bullying yang
dilakukan siswa;
2) memberikan informasi terkait bullying kepada siswa, seperti akibat yang
ditimbulkan serta konsekuensi yang harus diterima jika melakukan tidakan
tersebut;
3) menciptakan suasana kelas yang nyaman seperti di rumah, sehingga siswa benar-
benar menganggap bahwa teman di kelas adalah keluarga mereka di sekolah,
apapun kelebihan dan kekurangan yang dimiliki harus diterima dan dihormati;
4) memberikan pengertian secara perlahan dan bertahap kepada siswa terkait anak
berkebutuhan khusus bahwa mereka bukannya tidak sempurna tetapi diberikan
anugerah yang istimewa dari Tuhan;
5) memposisikan diri sebagai orangtua siswa dan menciptakan suasana hangat,
hubungan yang saling mendukung, iklim positif, dan melibatkan semua siswa di
kelas dalam berbagai hal kegiatan tanpa membedakan anak berkebutuhan khusus
dan normal untuk menumbuhkan dan memupuk rasa toleransi dan kepedulian
dalam diri siswa.
b. Hal-hal yang dilakukan oleh pihak sekolah untuk mencegah bullying:
1) secara rutin, sekolah harus memberikan pemahaman dan penyuluhan terkait
perundungan atau bullying di sekolah, baik bagi guru, siswa, maupun wali murid;
2) membuat kebijakan, aturan, dan sanksi tegas terkait tindakan perundungan;
3) mengadakan kegiatan anti perundungan, misalnya memasang poster-poster di
berbagai sudut sekolah tentang anti perundungan maupun cara-cara yang lain.

3. Anak tunarungu apabila menjadi siswa di sekolah biasa tentu harus mendapatkan
pelayanan yang khusus. Jelaskan pelayanan apa dan bagaimana caranya jika Anda
mengajar mereka di sekolah biasa! (15)
Jawab :
Anak tunarungu membutuhkan pelayan khusus untuk mengembangkan kemampuan
berbahasanya melalui Bina Komunikasi Persepsi Bunyi dan Irama (BKPLPI), yaitu
layanan kekhususan yang merupakan suatu kesatuan antara pembinaan komunikasi dan
optimalisasi sisa pendengaran untuk memersepsi bunyi. Layanan tersebut antara lain:
a. Layanan bina komunikasi, yaitu layanan yang bertujuan untuk mengembangkan
kemampuan berkomunikasi anak yang terhambat sebagai dampak dari kehilangan
pendengarannya, terdiri atas:
1) Layanan pengembangan kemampuan berbahasa
2) Layanan bina bicara
3) Layanan membaca ujaran
b. Layanan bina persepsi bunyi dan irama (bpbi), yaitu layanan untuk melatih kepekaan/
penghayatan anak tunarungu terhadap bunyi dan irama, terdiri atas:
1) Layanan deteksi/ kesadaran terhadap bunyi
2) Latihan mengidentifikasi bunyi
3) Latihan membedakan/ deskriminasi bunyi
4) Latihan memahami bunyi latar belakang dan bunyi Bahasa
c. Komunikasi total
Dalam pembelajaran siswa tunarungu, guru harus menerapkan prinsip-prinsip (umum
maupun khusus) pembelajaran siswa tunarungu. Prinsip umum merupakan prinsip yang
harus dilakukan terhadap siswa yang mendengar atau siswa pada umunya, seperti
motivasi; individualisasi; hubungan sosial; dan sebagainya. Prinsip khusus merupakan
prinsip yang dihubungkan dengan kebutuhan khusus anak tunarungu. Jika di kelas ada
siswa tunarungu, maka prinsip khusus yang harus dilakukan oleh guru di kelas antara
lain:
1) Ketika sedang memberi penjelasan, hendaknya posisi selalu berhadapan dengan
siswa dan tidak sambal menghadap papan tulis.
2) Menempatkan siswa tunarungu di bagian depan untuk mempermudah siswa
membaca ucapan guru, serta menempatkan di sebelah siswa yang mendengar agar
bisa membantu kelancaran belajarnya (tutor sebaya).
3) Berbicara dengan tenang, tidak terlalu cepat, pelafalan jelas, kalimat yan diucapkan
sederhana dan mudah dimengerti, bila pnting catat di papan tulis. Selain itu juga
harus memperhatikan arah sinar cahaya agar siswa tidak silalu melihat gerak bibir
dan mimic guru.
4) Menggunakan alat peraga untuk mempermudah siswa tunarungu memahami materi.
5) Hindari metode ceramah yang berlebihan, perbanyak menggunakan metode
demonstrasi, bermain peran, dan sebagainya.
6) Menyederhanakan atau memodifikasi materi yang bersifat verbal (IPS dan PPKN)
menggunakan Bahasa yang mudah diterima siswa tunarungu agar materi dapat
tersampaikan.
7) Sering memberikan tambahan kosa kata pada mereka dan harus memastkan siswa
benar-benar memahami kata-kata atau istilah yang digunakan guru.
Dari berbagai jenis layanan di atas, intinya guru harus mampu menerapkan strategi,
materi, metode komunikasi, dan hal-hal lain yang berfungsi untuk melayani kebutuhan
anak tunarungu di kelas. Apabila guru merasa tidak mampu atau kurang mumpuni dalam
praktiknya, guru bisa berkonsultasi dengan pihak sekolah untuk bekerja sama dengan
orang yang lebih ahli di bidangnya.

4. Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali kemungkinan terjadi kelahiran di sekitar kita
yang tunarungu. Jelaskan apa yang harus Anda dilakukan untuk mencegah hal tersebut!
(15)
Jawab :
Beberapa cara atau upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah kemungkinan terjadinya
tunarungu, bisa dilakukan pada saat sebelum nikah (pranikah), hamil (prenatal),
persalianan (natal), dan setelah kelahiran (postnatal).
a. Upaya yang dapat dilakukan pada saat sebelum nikah (pranikah):
1) Menghindari pernikahan sedarah atau saudara dekat terutama yang beriwayat
tunarungu.
2) Melakukan pemeriksaan darah.
3) Melakukan konseling genetika.
b. Upaya yang dapat dilakukan pada saat hamil (prenatal):
1) Menjaga kesehatan dan memeriksakan kehamilan secara teratur kepada dokter
kandungan/ bidan.
2) Konsumsi gizi seimbang.
3) Tidak minum obat sembarangan.
4) Melalakukan imunisasi anti tetanus.
c. Upaya yang dapat dilakukan pada saat persalianan (natal):
1) Saat melahirkan, upayakan tidak menggunakan alat penyedot.
2) Bila ibu terkena virus herpes simpleks pada daerah vagina, maka kelahiran harus
melalui operasi caesar.
d. Upaya yang dapat dilakukan pada saat setelah kelahiran (postnatal).
1) Melakukan imunisasi dasar serta rubella, terutama bagi kaum wanita.
2) Bila anak terkena influenza, harus dijaga/ diobati, jangan dibiarkan terlalu lama.
3) Menjaga telinga dai kebisingan.

5. Jika ada pendapat yang menyatakan bahwa anak dengan tunagrahita akan manjadi beban
berat bagi keluarganya di masa tua. Bagaimana pendapat Anda tentang hal itu? Jelaskan
pula cara menangani jika pendapat itu benar terjadi! (15)
Jawab :
Tidak semua tunagrahita akan menjadi beban berat bagi keluarganya di masa tua. Hal itu
bergantung dengan tingkat ketunagrahitaan, serta dukungan dari keluarga maupun
lingkungan sekitarnya.
a. Tunagrahita ringan masih mampu melakukan kegiatan bina diri seperti merawat diri,
mengurus diri, menolong diri, berkomunikasi, adaptasi social, dan melakukan tata
laksana rumah sehingga mereka tidak tergantung pada orang lain.
b. Tunagrahita sedang masih sedikit menggantungkan diri pada orang tua atau orang
yang terdekat dengannya. Mereka bisa melakukan kegiatan untuk memenuhi
kebutuhannya sendiri, seperti makan minum, berpakaian, ke kamar mandi, dan
melakukan kegiatan yang sifatnya rutin tetapi membutuhkan pengawasan.
c. Tunagrahita berat dan sangat berat membutuhkan bantuan secara terus menerus
dalam kehidupannya. Namun jika mereka masih bisa dilatih untuk melakukan
sesuatu yang sifatnya sederhana dan berulang-ulang, mereka masih bisa.
Dari tiga hal tersebut, peran orang-orang di sekitarnya sangat penting dalam menunjang
masa depan anak tunagahita dari aspek kemandirian atau pemenuhan terhadap kehidupan
sehari-hari. Oleh sebab itu, sebagai orang normal, kita harus menghargai dan bersyukur
atas karunia yang diberikan oleh Tuhan, salah satunya dengan mendukung anak-anak
berkebutuhan khusus di sekitar kita agar mereka juga bisa mendapatkan hak yang sama,
bukannya menjadi beban bagi keluarga maupun lingkungan.
6. Di kelas sering kita jumpai anak temperamen tinggi (mudah marah dan menangis) dan
kadang lari keluar kelas. Menurut Anda apakah anak tersebut termasuk berkebuthan
khusus? Jalaskan! (10)
Jawab :
Secara umum istilah anak berkebutuhan khusus ditujukan pada anak yang mengalami
keterbatasan atau keluarbiasaan, baik fisik, social, emosianal, maupun mental-intelektual,
yang berpengaruh secara signifikan dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya.
Jadi anak yang memiliki tempramen tinggi hingga kadang keluar kelas termasuk anak
berkebutuhan khusus. Anak-anak seperti itu bisa digolongkan sebagai anak berkebutuhan
khusus yang tergolong disabilitas sosial. Anak disabilitas sosial memiliki ciri atau tanda
anak tunalaras, antara lain: bersikap membangkang, mudah terangsang emosinya/
emosional/ mudah marah, sering melakukan tindakan agresif, mempunyai perasaan
tertekan dan selalu merasa tidak bahagia, kurang/ tidak mampu menjalin hubungan
dengan orang lain.

7. Anak Berkebutuhan Khusus dapat berkembang dalam pembelajarannya apabila guru


dapat memberikan layanan yang khusus pula. Dalam pelayanannya guru dapat
memberikan alat bantu belajar dan media pembelajaran. Jelaskan bagaimana guru
memberikan layanan tentang dua hal tersebut! (15)
Jawab :
Layanan guru dalam memberikan alat bantu belajar dan media pembelajaran harus
disesuaikan dengan jenis kebutuhan anak. Hal ini karena alat bantu dan media tersbeut
tentunya yang harus benar-benar bisa membantu siswa dalam proses pembelajaran. Guru
harus mengenali karakteristik siswa dengan media yang akan digunakan serta kecocokan
dengan materi yang akan disampaikan. Hal ini karena media pembeljaaran anak
berkebutuhan khusus berbeda dengan anak normal lainnya. Kriteria dalam membuat alat
dan media pembelajaran yaitu harus edukatif, aman dan tahan lama, efektif dan efisien.
Intinya alat bantu dan media tersebut cocok dan sesuai dengan kebutuhan anak agar
tujuan dari pembelajaran bisa tercapai. Adapun contoh alat bantu belajar dan media
pembelajaran yang bisa digunakan guru berdasarkan karakteristik siswa:
a. ABK dengan gangguan penglihatan: peta timbul, bentuk-bentuk geometri, penggaris
braille, dll.
b. ABK dengan gangguna pendengaran: foto-foto, atlas, kartu huruf dan kata, miniature
benda, dll.
c. Tunagrahita: Gradasi bangun ruang, puzzle, geometri tiga dimensi, papan geometri,
konsentrasi mekanik, papan keseimbangan, dll.
d. ABK dengan gangguan motorik: kartu abjad, kotak bilangan, dll.
e. Anak berbakat: buku paket dan buku-penunjang lain, majalah, koran, internet, modul,
lembar kerja, komputer, museum, smart tv, dll.
f. Kesulitan belajar: kartu abjad; kata; dan kalimat (disleksia), balok bilangan; kartu
abjad; kata; dan kalimat (disgrafia), kotak bilangan; balok bilangan; pias angka
(diskalkulia).

Anda mungkin juga menyukai