Anda di halaman 1dari 5

TUGAS TUTON 2

Pengantar Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus


PDGK4407.710028

Disusun oleh :

MOCHAMAD AKSAN TUDHONNI


858748967
PGSD BI
UPBJJ WARU

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


Universitas Terbuka
2021.2
Jawablah Soal-soal dibawah ini dengan tepat.
1. Jelaskan bagaimana metode pengajaran dan media yang dilakukan untuk anak
tunanetra (Skor 20)
Menurut para ahli, ada beberapa metode pengajaran dan media yang efektif untuk
anak tunanetra, yaitu:
1. Papan braille
Papan braille adalah alat yang membantu anak tunanetra dalam
mempelajari huruf dan angka. Menurut para ahli, menggunakan papan braille
untuk membantu anak tunanetra belajar membaca dan menulis sangat efektif.
2. Pembaca layar
Pembaca layar adalah program komputer yang membantu anak tunanetra
membaca teks dalam bahasa inggris. Menurut para ahli, pembaca layar membantu
anak tunanetra dalam memperoleh akses ke informasi dan memahami isi teks
yang berbeda.
3. Permainan taktis
Permainan taktis seperti tangram, puzzle, dan balok geometri membantu
anak tunanetra mengembangkan keterampilan motorik halus dan memahami
konsep-konsep matematika dan geometri.
4. Kegiatan lapangan
Kegiatan lapangan seperti mengunjungi museum, kebun binatang, atau
taman dapat membantu anak tunanetra memperoleh pengalaman langsung dan
memahami lingkungan mereka.
5. Teknologi assistive
Teknologi assistive seperti perangkat lunak suara, pembaca layar, dan
braille keyboard membantu anak tunanetra memperoleh akses ke informasi dan
berpartisipasi dalam kegiatan yang sama dengan teman sebaya mereka.
Metode pengajaran dan media yang efektif untuk anak tunanetra didasarkan pada
prinsip aksesibilitas dan integrasi. Metode pengajaran dan media yang efektif harus dapat
membantu anak tunanetra memperoleh akses ke informasi dan berpartisipasi dalam
kegiatan yang sama dengan teman sebayanya. Selain itu, metode pengajaran dan media
juga harus sesuai dengan kebutuhan individu dan tingkat kesulitan materi yang diajarkan.

2. Jelaskan prinsip-prinsip yang digunakan dalam pembelajaran pada anak tuna


netra(Skor 20)
Pembelajaran pada anak tunanetra harus didesain khusus untuk memenuhi
kebutuhan mereka yang unik dan spesifik. Beberapa prinsip yang digunakan dalam
pembelajaran pada anak tuna netra antara lain:

1. Multisensorik
Prinsip ini berarti mengintegrasikan berbagai indera seperti pendengaran,
penciuman, perabaan, dan rasa dalam pembelajaran untuk anak tunanetra.
Contohnya adalah menggunakan buku dengan braille, rekaman suara atau
penggunaan teknologi seperti perangkat lunak screen reader, yang mengubah teks
menjadi suara.
2. Inklusif
Prinsip inklusif memastikan bahwa anak tunanetra memiliki aksesibilitas
yang sama dengan teman sebayanya dalam lingkungan pembelajaran yang ramah
dan mendukung. Hal ini meliputi penggunaan bahan ajar yang dapat diakses,
ruang kelas yang dapat diakses, serta pembelajaran yang disesuaikan dengan
kebutuhan anak tunanetra.
3. Kolaboratif
Prinsip kolaboratif berfokus pada kerja sama antara guru, orang tua, dan
anak tunanetra untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang positif dan
mendukung. Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan orang tua dalam proses
pembelajaran anak tunanetra dan memberikan kesempatan pada anak tunanetra
untuk belajar dari teman sebayanya.
4. Pengalaman Langsung
Prinsip ini berfokus pada memberikan pengalaman langsung pada anak
tunanetra, seperti melakukan eksperimen, kunjungan ke museum, atau kegiatan di
luar kelas. Pengalaman langsung ini membantu anak tunanetra untuk membangun
pemahaman yang lebih baik dan lebih konkret tentang dunia di sekitarnya.
5. Penguatan Positif
Prinsip penguatan positif memastikan bahwa anak tunanetra mendapatkan
pujian dan pengakuan atas pencapaian yang mereka raih. Ini membantu
membangun rasa percaya diri dan motivasi pada anak tunanetra untuk terus
belajar dan berkembang.
Penerapan prinsip-prinsip ini dalam pembelajaran pada anak tunanetra akan
membantu menciptakan lingkungan pembelajaran yang ramah dan efektif bagi mereka.
Hal ini akan membantu anak tunanetra untuk mengembangkan keterampilan dan
pengetahuan yang dibutuhkan untuk meraih potensi mereka secara penuh.

3. Jelaskan penyebab terjadinya tuna runggu. (Skor 20)


Tuna rungu pada anak dapat disebabkan oleh berbagai faktor, di antaranya:
1. Faktor genetik atau bawaan
Beberapa jenis tuna rungu pada anak dapat disebabkan oleh faktor genetik
atau bawaan. Misalnya, tuna rungu kongenital yang disebabkan oleh kelainan genetik
yang diwariskan dari orang tua.
2. Faktor infeksi
Beberapa jenis infeksi seperti infeksi telinga tengah atau meningitis dapat
menyebabkan kerusakan pada telinga dan saraf pendengaran, yang dapat
mengakibatkan tuna rungu.
3. Faktor kecelakaan atau cedera
Kecelakaan atau cedera pada kepala atau telinga dapat merusak telinga dan
saraf pendengaran, yang dapat menyebabkan tuna rungu.
4. Faktor obat-obatan
Beberapa jenis obat-obatan tertentu seperti antibiotik aminoglikosida dan
kemoterapi dapat menyebabkan kerusakan pada sel-sel pendengaran dan saraf
pendengaran, yang dapat menyebabkan tuna rungu.
5. Faktor kebisingan
Paparan suara yang keras dan berulang dapat merusak sel-sel rambut pada
telinga dan memicu kerusakan permanen pada saraf pendengaran, yang dapat
menyebabkan tuna rungu.
6. Faktor benda asing
Benda asing yang masuk ke dalam telinga atau saluran pendengaran dapat
menyebabkan kerusakan pada telinga dan saraf pendengaran, yang dapat
mengakibatkan tuna rungu.
7. Faktor radiasi
Paparan radiasi pada kepala dan leher dapat merusak sel-sel pendengaran dan
saraf pendengaran, yang dapat menyebabkan tuna rungu.
8. Faktor prematuritas
Anak yang lahir prematur atau memiliki berat badan lahir rendah memiliki
risiko lebih tinggi untuk mengalami masalah pendengaran, termasuk tuna rungu.
Penting untuk mengetahui penyebab tuna rungu pada anak agar dapat mengambil
langkah-langkah pencegahan dan penanganan yang tepat. Jika Anda curiga anak Anda
mengalami masalah pendengaran, segera berkonsultasi dengan dokter atau ahli kesehatan.

4. Jelaskan bagaimana cara memberikan pengajaran yang efektif untuk anak


tunarunggu (Skor 20)
Memberikan pengajaran yang efektif untuk anak tunarungu memerlukan
pendekatan yang berbeda dibandingkan dengan anak normal. Berikut adalah beberapa
cara yang dapat dilakukan untuk memberikan pengajaran yang efektif untuk anak
tunarungu:
1. Komunikasi yang jelas dan visual
Anak tunarungu mengandalkan bahasa isyarat dan visual untuk
berkomunikasi. Oleh karena itu, penting untuk memberikan instruksi yang jelas dan
terlihat agar anak dapat memahami dengan baik.
2. Menggunakan media visual dan sensorik
Media visual dan sensorik seperti gambar, poster, model, dan diagram dapat
membantu anak tunarungu memahami konsep dan ide dengan lebih baik. Beberapa
contoh media yang dapat digunakan antara lain:
a. Papan tulis
b. OHP (Overhead Projector)
c. Buku teks yang diterjemahkan ke dalam bahasa isyarat
d. Alat peraga yang berwarna kontras dan mudah diraba
e. Melibatkan anak aktif dalam pembelajaran
3. Pembelajaran yang interaktif dan melibatkan anak aktif dapat membantu anak
tunarungu lebih memahami konsep dan ide. Beberapa cara yang dapat dilakukan
antara lain:
a. Diskusi kelompok
b. Proyek kolaboratif
c. Presentasi individu
d. Eksperimen sederhana
e. Main peran (role-playing)
4. Mengakomodasi kebutuhan individu anak
Setiap anak tunarungu memiliki kebutuhan yang berbeda-beda. Penting untuk
mengakomodasi kebutuhan individu anak, misalnya dengan mengubah metode
pengajaran atau menggunakan teknologi pendukung seperti alat bantu dengar.

5. Jelaskan bagaimana kurangnya pendengaran terhadap gangguan bicara. (Skor 20)


Kurangnya pendengaran dapat menyebabkan gangguan bicara pada anak. Hal ini
disebabkan karena anak yang tidak dapat mendengar dengan baik akan kesulitan dalam
menangkap dan memahami bahasa. Sehingga, anak akan sulit dalam mengucapkan kata-
kata dengan benar, mengikuti instruksi, serta berkomunikasi dengan orang lain. Beberapa
dampak dari kurangnya pendengaran terhadap gangguan bicara pada anak antara lain:
1. Kesulitan dalam mengucapkan kata-kata dengan benar
Anak yang mengalami gangguan pendengaran mungkin kesulitan dalam
menangkap suara dan intonasi kata-kata, sehingga mereka cenderung mengucapkan
kata-kata dengan salah atau kurang jelas.
2. Kesulitan dalam memahami dan mengikuti instruksi
Anak yang mengalami gangguan pendengaran akan kesulitan dalam
memahami dan mengikuti instruksi yang diberikan oleh orang lain, karena mereka
tidak dapat mendengar dengan jelas.
3. Kesulitan dalam berkomunikasi dengan orang lain
Anak yang mengalami gangguan pendengaran juga akan kesulitan dalam
berkomunikasi dengan orang lain, karena mereka tidak dapat mendengar dan
memahami apa yang dikatakan oleh orang lain. Hal ini dapat menyebabkan anak
merasa kesepian, frustrasi, dan cenderung menarik diri dari interaksi sosial.
Oleh karena itu, sangat penting untuk mengidentifikasi kurangnya pendengaran
pada anak sejak dini dan memberikan intervensi yang tepat. Terapi bicara dan
pendengaran, alat bantu dengar, serta pendidikan khusus untuk anak tunarungu dapat
membantu anak mengembangkan kemampuan bicara dan berkomunikasi dengan lebih
baik.

Anda mungkin juga menyukai