Anda di halaman 1dari 6

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 2

Nama Mahasiswa : DESI NOVITA SARI

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 834873939

Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK4407/Pengantar Pendidikan Anak Berkebutuhan


Khusus

Kode/Nama UPBJJ : 18 / PALEMBANG

Masa Ujian : 2022/23.2(2023.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. Kemampuan ingatan kinestik merupakan kemampuan dalam ingatan tentang
kesadaran gerak otot, hal ini dihaasilkan oleh interaksi antara indra peraba atau
yang disebut dengan tactile dengan propriosespsi atau keseimbangan yang
dikontrol oleh sistem vestibular, dan berpusat di bagian atas dari telinga bagian
dalam. Sistem ini peka terhadap percepatan, posisi dan gerak kepala.

Sehingga, hal ini memberikan manfaat yang cukup banyak dalam pembelajaran
diantaranya adalah sebagai berikut:

 Mendorong perkembangan keterampilan kognitif seperti mengurutkan


kejadian/proses dan mengikuti petunjuk.
 Meningkatkan kemampuan berinteraksi sosial
 Mengembangkan pola pikir kreatif dan keterampilan
 Membangun rasa percaya diri
 Meningkatkan sportivitas
 Menjaga kesehatan tubuh

Contoh aktivitas kinestik oleh penyandang tunanetra adalah: Senam, karena


kemampuan kinestik hanya terbentuk setelah melakukan gerakan yang berulang di
daerah yang sama.

2. Jawaban:

a) Media Visual

Jenis media pembelajaran yang pertama ialah media visual. Media pembelajaran ini
memfokuskan indra penglihatan saat proses belajar mengajar. Hal ini bisa
dilakukan dengan cara memanfaatkan berbagai macam teknologi, salah satunya
menggunakan alat proyeksi atau proyektor.

b) Media Audio

Jenis media pembelajaran berikutnya ialah menggunakan media audio. Proses


belajar mengajar dengan menggunakan media ini difokuskan pada indra
pendengaran.

c) Media Audio Visual

Salah satu media pembelajaran yang efektif untuk menunjang keberhasilan saat
proses belajar mengajar ialah menggunakan media audio visual. Pasalnya media
audio visual dapat menampilkan suara dan gambar. Sehingga hal bisa menjadi
metode pembelajaran yang menarik untuk para siswa.

d) Peta dan Globe

Salah satu jenis media pembelajaran yang sering digunakan adalah peta dan globe.
Media pembelajaran ini berfungsi menyajikan data-data lokasi dan tempat.
Beberapa hal yang didapat dalam menggunakan media pembelajaran ini ialah
mengetahui bumi, sungai, gunung-gunung, dan daratan.

e) Gambar Fotografi

Macam media pembelajaran berikutnya ialah gambar fotografi. Media pembelajaran


ini dapat diperoleh dari berbagai macam sumber, seperti surat kabar, kartun,
ilustrasi, dan foto. Sistem pembelajaran dalam menggunakan media ini menjadi
salah satu cara efektif untuk menunjang keberhasilan dalam proses belajar
mengajar.

f) Media Serba Aneka

Media serba aneka merupakan salah suatu media yang disesuaikan dengan
potensi di suatu daerah. Salah satu yang sering digunakan oleh masyarakat
Indonesia ialah media papan tulis, tiga dimensi, dan berbagai sumber lainnya.
Selain itu, media serba aneka juga dapat dilakukan dengan menggunakan aneka
benda yang dapat digunakan untuk menunjang proses belajar mengajar.

Media pembelajaran yang tepat bagi siswa tunanetra adalah media audio, karena
bagi siswa tunanetra cenderung lebih banyak belajar dari pendengaran. Kemudian
media serbaneka juga dapat di terapkan dengan mengenal bentuk bentuk benda
dengan nama benda tersebut. Selain itu jyga dapat dikenalkan juga dengan huruf
braile agar bisa membaca buku-buku yang sudah disesuaikan secara mandiri.

3. Tunarungu adalah seseorang yang memiliki hambatan dalam fungsi


pendengarannya. Kondisi ini bisa berlangsung hanya sementara atau permanen.
Bagi Anda yang hidup bersama penderita tunarungu, tentu saja akan memerlukan
bentuk komunikasi khusus agar maksud pembicaraan bisa tersampaikan dengan
baik.
Terdapat dua jenis gangguan pendengaran yang membuat seseorang menjadi
tunarungu, yaitu yang bersifat bawaan (sudah ada sejak lahir) dan yang terjadi
setelah dilahirkan.

Teknik Dasar Berkomunikasi dengan Penyandang Tunarungu - Alodokter

Tunarungu bawaan bisa disebabkan oleh mutasi genetik, keturunan dari orang tua,
atau terpapar penyakit ketika masih di dalam kandungan. Sedangkan tunarungu
yang terjadi setelah lahir biasanya disebabkan oleh paparan suara keras dalam
jangka panjang, usia, cedera, dan penyakit tertentu, misalnya infeksi.

Alat Bantu Dengar untuk Tunarungu

Fungsi pendengaran penyandang tunarungu dapat terbantu berkat penggunaan


alat bantu dengar. Alat bantu ini dapat berupa implan koklea yang ditanamkan pada
telinga melalui pembedahan, atau alat bantu dengar yang bisa dipasang dan
dilepas sesuai keinginan. Selain itu, perangkat pengeras suara juga dapat dipasang
di alat elektronik, seperti TV, telepon, atau radio, agar penderita gangguan
pendengaran juga dapat menikmati acara dan berinteraksi.

Cara Berkomunikasi dengan Penyandang Tunarungu

Berkomunikasi dengan seorang tunarungu sebenarnya tidak sulit, Anda hanya perlu
mempelajari caranya dan sedikit bersabar. Berikut ini adalah cara yang dapat Anda
lakukan untuk berkomunikasi dengan penyandang tunarungu:

Cari perhatian

Penting untuk mendapatkan perhatiannya jika Anda berniat untuk berkomunikasi


dengannya. Sentuh atau tepuk pundaknya untuk memberi isyarat.

Cari tempat yang tenang

Jika memungkinkan, pindah ke tempat yang sunyi atau kecilkan sumber suara yang
ada di dekat Anda.

Sejajarkan posisi wajah

Saat akan mulai berkomunikasi, sejajarkan letak mata Anda dengan dirinya.
Pastikan Anda tidak berada terlalu dekat dengannya agar dia dapat melihat semua
bahasa tubuh Anda. Pastikan juga agar lokasi pembicaraan cukup terang.

Kontak mata
Selama berbicara dengan penyandang tunarungu, jangan lepaskan kontak mata
dan fokus Anda dari dirinya. Lepaskan media penghalang apa pun yang bisa
mengganggu jalinan komunikasi, seperti masker atau kacamata hitam. Tidak ada
salahnya untuk menggunakan ekspresi wajah agar dia lebih mudah memahami
arah pembicaraan.

Bicaralah dengan normal dan jelas

Hindari berbicara dengan cara berbisik atau mengeraskan suara karena dapat
menyulitkan penyandang tunarungu dalam membaca gerakan bibir Anda.
Sebaliknya, berbicaralah dengan suara dan kecepatan normal. Hindari pula
berbicara sambil mengunyah atau menutupi mulut Anda.

Nyatakan topik pembicaraan

Beri tahu topik pembicaraan yang ingin dibahas dan beri tanda jika ingin mengubah
topik.

Tanya apakah sudah mengerti

Mintalah umpan balik untuk memeriksa apakah dia sudah mengerti apa yang Anda
katakan.

Ulangi

Ulangi apa yang Anda sampaikan, atau tulis apa yang ingin Anda sampaikan di
kertas.

Berkomunikasi dengan penyandang tunarungu mungkin merupakan tantangan


tersendiri. Jika harus berkomunikasi dengan mereka secara rutin, ada baiknya
Anda mempelajari bahasa isyarat yang resmi agar kedua belah pihak dapat saling
memahami isi pembicaraan dengan lebih mudah. Dengan menggunakan bahasa
isyarat saat berkomunikasi, penyandang tunarungu akan merasa lebih nyaman,
dibandingkan harus memerhatikan atau membaca gerakan bibir lawan bicara.

4. Beberapa keuntungan pembelajaran kooperatif adalah:


a. Membantu setiap siswa untuk saling memahami dan keterkaitan satu sama lain.
b. Keterampilan setiap siswa untuk saling memahami siswa lain.
c. Kegiatan kognitif dan interpersonal siswa untuk saling memahami satu sama
lain untuk saling belajar.
5. .

6. Skala perkembangan mental dalam pembelajaran mengacu pada pemahaman


tentang tahapan perkembangan kognitif dan kecerdasan yang harus ditempuh oleh
seseorang dalam proses belajar. Setiap individu memiliki tingkat perkembangan
mental yang berbeda-beda, sehingga prinsip skala perkembangan mental dalam
pembelajaran dapat membantu guru untuk memahami kemampuan dan kebutuhan
individu dalam proses pembelajaran.

Prinsip skala perkembangan mental sangat sesuai diterapkan pada anak


tunagrahita karena mereka mengalami keterbatasan dalam perkembangan
intelektual dan kognitif. Dengan memahami tingkat perkembangan mental anak
tunagrahita, guru dapat menentukan metode dan materi pembelajaran yang paling
efektif dan tepat bagi anak tersebut.

Contoh aktivitas pembelajaran yang sesuai dengan prinsip skala perkembangan


mental adalah aktivitas bermain. Anak tunagrahita umumnya memiliki minat yang
tinggi dalam hal-hal yang bersifat visual dan bergerak, sehingga aktivitas bermain
yang melibatkan manipulasi benda-benda dan keterlibatan motorik halus dan kasar
dapat menjadi pilihan yang baik. Misalnya, aktivitas membangun dengan balok kayu
atau memainkan alat musik sederhana seperti drum kecil, yang dapat membantu
anak untuk mengembangkan keterampilan motorik dan memahami konsep-konsep
dasar seperti ukuran, warna, dan bentuk.
Selain itu, guru dapat menggunakan strategi pengajaran yang berbeda-beda
berdasarkan tingkat perkembangan mental anak. Sebagai contoh, untuk anak
tunagrahita dengan tingkat perkembangan mental yang lebih rendah, dapat
diberikan instruksi dan aktivitas yang lebih sederhana, sedangkan untuk anak
dengan tingkat perkembangan mental yang lebih tinggi, dapat diberikan instruksi
dan aktivitas yang lebih kompleks dan menantang. Dengan memperhatikan prinsip
skala perkembangan mental, pembelajaran akan lebih efektif dan membantu anak
tunagrahita mencapai potensi mereka secara optimal.

Anda mungkin juga menyukai