Anda di halaman 1dari 4

MATERI DAN PROGRAM PEMBELAJARAN UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN

KHUSUS (ANAK KESULITAN BELAJAR)

Nama : Mukrodin

NPM : 18230211

Kelas : 3F

Mata kuliah : Penjas Adaptif

Sesuai dengan definisi anak berkesulitan belajar, mengalami bermacam-macam hambatan dan


masalah baik itu masalah bahasa, perhatian, ingatan, kognitif, sosial emosi. Dimana masalah tersebut
sangat berpengaruh pada hasil belajar siswa. Dari berbagai macam hambatan  yang paling dominan
dialami adalah masalah membaca.

  Dalam program pengajaran anak berkesulitan belajar, sekolah-sekolah umum menawarkan


pelayanan untuk anak berkesulitan belajar yaitu berupa ruangan kelas reguler, guru penasehat ahli,
guru yang berkeliling, ruangan sumber dan ruangan khusus jati diri.

 Pada sekolah-sekolah inklusi anak berkesulitan belajar dalam proses belajar mengajar pendidik
memberikan suatu bentuk dimana agar anak dapat berhasil dalam mencapai tujuan dari pandidikan
itu sendiri.Adapun cara-cara yang dapat ditempuh dalam membantu anak berkesulitan belajar pada
sekolah inklusi membutuhkan strategi pengajaran yang efektif dan efisien, dimana pada satu jenis
tantangan pembelajaran akan lebih berpotensi dalam memberikan pengajaran sesuai dengan jenis
kebutuhan.

Adapun strategi-strategi pengajaran yang dipakai untuk membantu siswa berkesulitan


belajar adalah:

1.       Bagi anak berkesulitan belajar dengan masalah perhatian (konsentrasi)


Adapun cara-cara yang dapat dilakukan yaitu:
 Mengubah cara belajar anak
 Mengubah jumlah materi baru yang akan di ajarkan
Adapun tujuannya yaitu memperlambat laju persentasi materi, melibatkan siswa dengan
memberikan pertanyaan agar pelajaran mudah dipahami, dan mengajarkan anak dengan
menggunakan perangkat visual seperti bagan, skema dan gambaran atau langkah-langkah bagian
yang akan diajarkan.
 Mengadakan pertemuan dengan siswa
Dengan cara melakukan suatu pertemuan dimana persoalan tentang perhatian ini akan dijelaskan
dengan strategi tanpa hukuman dan ancaman.
 Membimbing siswa agar lebih dekat kepada proses pengajaran
Melalui sikap dan tindakan untuk membantu si anak mamfokuskan perhatian pada tugas yang
dipelajari. Misalnya dengan melakukan kontak mata, memberikan senyuman atau ungkapan
pendorong lainnya.
 Memberikan dorongan secara langsung dan berulang-ulang
Dapat dilakukan dengan cara memberikan penghargaan atas kehadirannya, melakukan kontak
mata ketika sianak sedang memperhatikan anda mengajar.
 Mengutamakan ketekunan perhatian dari pada kecepatan menyelesaikan tugas
Dengan cara membuat penyesuaian dan jumlah tugas yang harus diselesaikan maupun waktu
yang disediakan untuk menyelesaikan tugas berdasarkan kemampuan individu
2.       Bagi anak berkesulitan belajar dengan masalah daya ingat
Yaitu dapat dilakukan dengan :
 Mengajarkan anak dengan menggunakan Highlighting untuk membantu memancing ingatan
anak
 Memperbolehkan anak mengguanakan alat bantu memori
Dapat dengan cara mengguanakan kalkulator bagi anak yang kesulitan mengingat daftar
perkalian, membuat daftar ejaan, jadwal harian, aturan-aturan ejaan dan lain-lain yang
bermanfaat bagi anak
 Memberikan pengajaran dalam tahapan yang lebih kecil bagi siswa yang mengalami kesulitan
dalam mengingat
Melalui tes yang unitnya satu dibagi menjadi dua, agar anak lebih bisa menguasai materi.
 Mengajarkan siswa yang bermasalah dengan daya ingat untuk berlatih mengulang dan
mengingat
 Memberikan tes lisan atau tulisan setelah memberikan materi atau pada saat akan memasuki
materi baru.
3.       Bagi anak berkesulitan belajar dengan masalah kognitif
Adapun cara yang dapat dilakukan yaitu;
 Memberikan materi yang dipelajari dalam konteks high meaning
Dengan cara memberikan keterangan-keterangan dan contoh analogi (konteks) pada saat
memberikan informasi baru kepada siswa
 Menunda ujian akhir dan penilaian
Menunda ujian akhir siswa sampai mereka benar-benar menguasai sepenuhnya materi
yang ia pelajari. Memberikan evaluasi tambahan bagi anak.
 Menempatkan siswa dalam konteks pembelajaran yang “tidak pernah gagal”
Yaitu berupa dorongan-dorongan dan motivasi. Serta menjelaskan bahwa kegagalannya
yang lalu adalah kunci keberhasilannya untuk masa yang akan datang.
4.       Bagi anak berkesulitan belajar dengan masalah sosial dan emosional
Adapun cara yang dapat dilakukan yaitu:
 Membuat sistem penghargaan kelas yang dapat diterima dan diakses
 Memberikan pemahaman kepada siswa tentang bagaimana cara mereka bisa
mendapatkan keuntungan-keuntungan sosial dari sikap positif dan hubungan sosial yang
baik di kelas. Hal ini juga dapat diberikan melalui respon langsung dari pujian guru dan
teman-teman sebayanya.
 Membentuk kesadaran tentang diri dan orang lain
Membantu siswa untuk lebih mengenal sikap mereka dan dampaknya pada orang lain,
berbicara terbuka dan penuh perhatian kepada siswa dalam membentuk hubungan gar
saling percaya diantara mereka.
 Memberikan pengajaran yang positif
Membentuk hubungan yang baik dan citra diri yang positif, dengan memberikan bantuan
di ruang sumber dan dari program pengajaran yang telah dikembangkan bagi tujuan
pengajaran kemampuan sosial.
 Meminta bantuan
Dengan cara meminta bantuan kepada orang tuanya, pendidik khusus, pembimbing,
psikolog sekolah, asisten sekolah dan kepala sekolah. Guru di sini minta bantuan bukan
karena tidak profesioanal melainkan merupakan suatu tanda kepedulian dan penilaian
yang baik.
Adapun cara-cara lain yang dapat dilakukan ialah :
 Mencari dan memantapkan kekuatan siswa
 Menyediakan struktur dan petunjuk yang jelas, serta memastikan bahwa siswa dapat
memahami harapan-harapan anda.
 Bersikap fleksibel dengan prosedur di ruang kelas (contohnya mengizinkan siswa
memakai tape recorder dan calculator).
 Menggunakan materi yang dapat di koreksi sendiri dan memungkinkan adanya umpan
balik langsung.
Strategi pembelajaran yang bisa diterapkan untuk anak Disleksia (kesulitan membaca)

Ada tiga model strategi pembelajaran yg bisa diterapkan terhadap anak-anak disleksia. Ketiga
model tersebut antara lain Metode Multisensori, Metode Fonik (Bunyi), dan Metode Linguistik. Metode
Multisensori mendayagunakan kemampuan visual (kemampuan penglihatan), auditori (kemampuan
pendengaran), kinestetik (kesadaran pada gerak), serta taktil (perabaan) pada anak. Sementara itu,
Metode Fonik atau Bunyi memanfaatkan kemampuan auditori dan visual anak dgn cara menamai huruf
sesuai dgn bunyinya. Misalnya, huruf B dibunyikan eb, huruf C dibunyikan dgn ec. Karena anak
disleksia akan berpikir, jika kata becak, maka terdiri dari b-c-a-k, kurang huruf e

Metode Linguistik adalah mengajarkan anak mengenal kata secara utuh. Cara ini menekankan pada
kata-kata yg bermiripan. Penekanan ini diharapkan dapat membuat anak mampu menyimpulkan sendiri
pola hubungan antara huruf dan bunyinya. Pada dasarnya ada berbagai variasi tipe disleksia. Penemuan
para ahli memperlihatkan bahwa perbedaan variasi itu begitu nyata, hingga tidak ada satu pola baku
atau kriteria yang betul-betul cocok semuanya terhadap ciri-ciri seorang anak disleksia.

Metode multi-sensory anak akan diajarkan mengeja tidak hanya berdasarkan apa yang didengarnya
lalu diucapkan kembali, tapi juga memanfaatkan kemampuan memori visual (penglihatan) serta taktil
(sentuhan). Dalam prakteknya, mereka diminta menuliskan hurufhuruf di udara dan di lantai,
membentuk huruf dengan lilin (plastisin), atau dengan menuliskannya besar-besar di lembaran kertas.
Cara ini dilakukan untuk memungkinkan terjadinya asosiasi antara pendengaran, penglihatan dan
sentuhan sehingga mempermudah otak bekerja mengingat kembali huruf-huruf. Disleksia menyerang
kemampuan otak untuk menterjemahkan tulisan yang diterima oleh mata menjadi bahasa yang
bermakna, sehingga juga disebut ketidakmampuan membaca. Disleksia dapat dialami oleh semua jenis
umur, namun sering terjadi pada anak-anak karena faktor keturunan. Metode Multisensori Yaitu
memaksimalkan kemampuan visual (kemampuan penglihatan), auditori (kemampuan pendengaran),
kinestetik (kesadaran pada gerak), serta taktil (perabaan) pada anak.

Metode Fonik memanfaatkan kemampuan auditori dan visual anak dengan cara menamai huruf
sesuai dengan bunyinya. Misalnya, huruf B dibunyikan eb, huruf C dibunyikan dengan ec. Hal ini untuk
mendukung cara berpikir anak yang jika mengeja kata becak, maka terdiri dari b-c-a-k kurwng huruf e
Metode Linguistik Mengajarkan anak mengenal kata secara utuh. Cara ini menekankan pada kata-kata
yang memiliki kemiripan.

Anda mungkin juga menyukai