Anda di halaman 1dari 9

Jawaban Bahan Diskusi: (MPDR 5101 Filsafat Pendidikan Dasar)

A. Masukkan dan Saran Video Micro Teaching dari UT Online Guru Pintar Online

1. Kesulitan Membaca Huruf, Suku Kata, Kata dan Kalimat (2010)


Video pembelajaran ini tentang seorang ibu guru yang sedang mengajarkan membaca
dan menulis permulaan. Dalam video mencoba mengajarkan membaca menggunakan
media gambar yang ada tulisan kata. Ibu guru tersebut kemudian menuliskan kata yang
dibaca di papan peraga. Ibu guru juga mencoba interaktif dengan siswa menggunakan
metode tanya jawab. Siswa ada yang merespon ada juga yang tidak merespon. Guru hanya
berdiri di depan tanpa mencoba mendekati siswa apalagi membimbing. Terlihat ada yang
merasa bosan. Pada tayangan selanjutnya, guru sudah melakukan bimbingan. Guru
berkeliling ke setiap siswa. Guru juga memperbaiki cara memegang, cara menulis serta
memberikan penguatan. Anak-anak merasa terbantu dengan langkah guru tersebut.
Sebagai seorang guru saya pernah merasakan hal yang sama, merasa kesulitan
mengajarkan membaca dan menulis permulaan. Kesulitan lebih besar terjadi kepada siswa
berkebutuhan khusus.
Untuk mengatasinya, saya mencoba menggunakan media kartu huruf, papan peraga,
menerapkan metode varias metode seperti; eja, bunyi, global, suku kata-kata, dan Struktur
Aanalitik Sintetik. Metode drill berulang-ulang. Untuk siswa yang berkebutuhan khusus
dibedakan pendekatan juga kadar materinya.

2. Kesulitan Menulis Karangan Cerita/ Narasi (2011)


Menurut saya pembelajaran yang dilakukan oleh ibu guru tentang mengarang
tidak melakukan pendahuluan seperti apersepsi, motivasi dan tujuan pembelajaran. Selain
itu, guru tidak menggunakan media, metode serta pendekatan yang tepat. Guru asyik
dengan berceramah. Guru hanya sesekali memberikan teguran ke siswa tanpa memberikan
bimbingan menulis. Siswa terlihat kebingungan, asyik mengobrol dengan teman, serta
bermain-main.
Pada tayangan selanjutnya, guru mencoba menerapkan teknik dan metode
berbeda. Guru mencoba menentukan contoh satun tema, yaitu “Tamasya.” Guru
menuliskan rambu-rambu atau garis besar isi untuk karangan. Guru membuat rancangan
berupa pertanyaan yang harus dijawab atau diurai. Guru juga menjelaskan langkah-langkah
dengan jelas. Siswa telah mulai membuat garis beras karangan berdasarkan jawab dari
pertanyaan-pertanyaan sebelumnya. Guru berkeliling untuk melihat pekerjaan siswa. Guru
juga memberikan koreksi serta penguatan respon terhadap siswa. Selanjutnya, guru
meminta siswa untuk merangkai informasi dari jawaban menjadi kalimat utuh. Siswa
sedikit demi sedikit sudah mulai paham melalui bimbingan guru.
Guru dapat menyebarkan angket kepada siswa mengenai tema yang sesuai dengan
pengalaman siswa. Guru juga dapat menggunakan media gambar sebagai bahan
mengarang. Metode games dan drill dapat diterapkan dalam pembelajaran mengarang.
3. Menciptakan Suasana Kondusif (2011)
Video pembelajaran tersebut menjelaskan mengenai guru yang sedang mengajar
IPS tentang persiapan kemerdekaan. Guru memberikan pendahuluan dengan
menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru mengorganisasikan pembelajaran melalui
diskusi kelompok, sharing antar kelompok serta menggunakan metode tanya jawab silang
antar kelompok. Pada tayangan selanjutnya, guru memberikan panduan bekerja kelompok
melalui metode role playing atau bermain peran. Anak-anak terlihat aktif, antusias, dan
memahami materi. Penguatan diberikan guru untuk membantu kesulitan siswa.
Berdasarkan video tersebut, saya mengalami kegiatan pengkondisian belajar siswa.
Penentapan metode, media, dan panduan yang jelas dari guru sangat membantu kelas untuk
kondusif. Sebagai contoh, pada saat belajar bahasa Indonesia tentang iklan, saya
mengunakan metode demonstrasi dan kerja kelompok. Siswa diberikan LKPD untuk
menyusun naskah iklan. Setiap siswa dalam tiap kelompok diberikan peran masing-
masing. Cerita dan tindakan dalam naskah iklan ditulis untuk masing-masing siswa. Guru
juga membantu siswa dengan cara berkeliling ke tiap kelompok. Setelah selesai tiap
kelompok mencoba menampilkan hasil kerja kelompoknya. Guru juga memberikan
apresiasi, masukkan, dan penguatan terhadap hasil tiap kelompok.

B. Analisis Artikel Jurnal Untuk Didiskusikan


1. Saya setuju bahwasannya pemebelajaran tidak hanya daring tetapi ada kombinasi dengan
pendekatan lain yaitu whatssap dan home visit atau kunjungan ke rumah. Melalui berbagai
moda pembelajaran yang ditawarkan, maka kemungkinan pemenuhan pelayanan juga
meningkat dibandingkan hanya satu moda.
2. Di daerah saya sendiri, pendekatan seperti pada artikel banyak dilakukan guru. Sistem
home visit tersebut dinamakan “Guling” yang merupakan akronim dari “ Guru nguriling.”
Selain menggunakan moda “Guling,” guru juga memanfaatkan whatssap grup,
googleclassroom, meet, dan zoom. Namun dari semu itu, whatssap grup menjadi aplikasi
yang banyak digunakan.
3. Home visit atau “Guling” yang telah dilakukan cukup membantu siswa yang kesulitan atau
kebingungan dari materi dan tugas yang diberikan. Siswa bertanya dan guru menanggapi
pertanyaan siswa secara langsung meskipun durasi sekitar 30 menit. Waktu yang dilakukan
home visit atau “Guling” memang tidak lama, namun setidaknya ada interaksi, feedback,
dan penguatan langsung yang terjadi.
4. Artikel tersebut sangat berkaitan dengan prinsip dasar psikologis dan pedagogis. Secara
psikologis, tidak semua siswa siap belajar dari rumah (BDR) atau jarak jauh. Banyak siswa
cukup kebingungan dengan pembelajaran jarak jauh. Pembelajaran siswa saat pandemi
memang dipengaruhi oleh keadaan jiwanya. Belajar hanya daring, tidak ada teman
bermain, guru hanya dari jauh, serta kebiasaan di sekolah yang biasanya dilakukan
berubah. Psikologi siswa akan terganggu atau berubah. Fakta seperti itu akan
mempengaruhi semangat belajar siswa. Melihat kenyatan tersebut, guru perlu menerapkan
teori behavioristik melalui penggunaan stimulus, penguatan respon, dan pemberian hadiah.
Sementara jika menerapkan aliran psikologi kognitivisme, siswa ditentukan oleh tingkat
perkembangannya sesuai teori Jean Piaget. Jika dilihat secara teori kognitivisme, setiap
kognitif siswa berbeda-beda. Ini yang harus jadi perhatian guru saat melaksanakan
pembelajaran daring, “guling”, maupun pembelajaran lainnya. Pendekatan, teknik, metode
dan strategi yang tepat harus dikeluarkan.
Jika dilihat secara pedagogis, artikel tersebut sangat berkaitan. Dampak pandemi
membuat pembelajaran dilakukan jarak jauh. Guru harus menyelami karakteristik setiap
anak. Keadaan ekonomi dan daya dukung orang tua harus diperhatikan. Belajar dari rumah
tidak sekedar memberikan materi dan tugas. Guru harus tetap menjaga semangat belajar
siswa. Siswa tetap harus dibekali, kesantunan, kedisiplinan, dan keterampilan meskipun
banyak kendala.
Kesimpulannya, artikel tersebut sangat berkaitan dengan prinsip dasar psikologis
dan pedagogis. Artinya guru memahami keadaan jiwa, sosial, ekonomi dan latar belakang
siswa melalui berbagai pendekatan. Sehingga bagaimanapun keadaaanya, pembelajaran
atau hak belajar siswa tetap terjamin dan terlaksana.
Jawaban Bahan Diskusi: (MPDR 5105 Kebijakan dan Pengembangan Kurikulum Pendidikan
Dasar)

1. Menurut saya, keputusan Mendikbud untuk menghapus Ujian Nasional (UN)


merupakan sebuah langkah berani, maju, dan berdasar. Ujian Nasional hanya mengukur
kognitif siswa menggunakan tes tertulis yang berbentuk pilihan ganda. Selain itu, UN
dijadikan dasar kelulusan siswa. Banyak kejadian, siswa tidak lulus hanya karena nilai
UN nya tidak bagus. Padahal sehari-harinya bagus. Sejatinya, penilaian siswa mencakup
apektif, kognitif dan psikomotorik sesuai dengan taksonomi Benjamin Bloom. Siswa
banyak yang stress gara-gara UN. Selain itu, banyak kabar diberbagai media, banyak juga
kecurangan yang terjadi untuk memuluskan peraihan nilai UN yang bagus. Selain itu,
perkembangan pendidikan abad 21 tidak hanya mengarah kepada kemampuan menghapal
melainkan kemampuan 4C (critical thinking, collaboration, creative thinking,
communication). Jadi, UN dihapus sudah tepat karena sudah kurang relevan dengan
perkembangan saat ini. Selain itu, setiap siswa mempunyai kemampuan berbeda-beda.
Tidak semua siswa mampu dites oleh ujian tulis, ada juga siswa yang hanya mampu
dengan lisan, isyarat, maupun performa atau perbuatan. Apalagi dengan disparitas antar
daerah, perbedaan sarana prasarana, serta kebijakan daerah yang berbeda-beda menjadi
alasan lain bahwa UN sudah tidak relevan.
Penentuan kelulusan di sekolah saya dilakukan melalui musyawarah guru. Guru
memaparkan setiap siswa baik afektif, kognitif dan psikomotorik. Semua faktor
dipertimbangkan untuk menentukan kelulusan siswa. Setiap guru memberikan
pandangan, serta akhirnya diplenokan oleh kepala sekolah. Hasil pleno kelulusan
dituangkan dalam berita acara dilengkapi dengan daftar hadir, dokumentasi serta
lampiran siswa yang lulus.
2. Pembiayaan pendidikan merupakan hal mutlak yang harus hadir. Pendidikan
sulit berjalan jika pembiayaan pendidikan tidak ada. Pendidikan meliputi berbagai aspek
yaitu; lembaga pendidikan, pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik, kurikulum,
sarana prasarana. Aspek tersebut membutuhkan pembiayaan. Pemerintah wajib
menganggarkan 20% dari APBN untuk anggaran pendidikan. Selanjutnya, pembiayaan
dari peemrintah disalurkan melalui pemberian bantuan operasional sekolah (BOS). BOS
yag diberikan pemerintah tentu bertujuan mendukung program wajib belajar. Selain BOS
ada juga KIP, beasiswa, insentif dan lainnya. Pemerintah pusat dan daerah wajib
membiayai pendidikan. Selain pemerintah, masyarakat juga harus ikut berkontribusi
terhadap penyelenggaraan pendidikan. Intinya, tidak haram untuk memberikan
sumbangan ke lembaga pendidikan. Dunia usaha dunia industri juga harus memberikan
sumbangsih nyata bagi kelangsungan pendidikan. Kontribusi pemerintah, masyarakat dan
dunia usaha sejalan dengan undang-undang sistem pendidikan nasional.
Terdapat kaitan pembiayaan pendidikan dengan kebijakan anggaran berbasis
kinerja. Penganggaran yang disalurkan pemerintah untuk pembiayaan pendidikan harus
seimbang dengan hasil dari pendidikan itu sendiri. Artinya, anggaran yang dikeluarkan
harus seimbang dengan hasil mutu pendidikan. Sekarang selain dari adanya BOS regular
juga ada BOS kinerja. BOS kinerja merupakan salah satu penjabaran dari kebijakan
anggaran berbasis kinerja. Untuk mencapai target, ada beberapa indikator dalam
penganggaran berbasis kinerja yaitu; visi misi, tujuan, sasaran, program. Kegiatan, dan
sub kegiatan. Indikator tersebut dituangkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah
(RKAS) untuk di sekolah. Untuk mendukung akuntabilitas dan transparansi, Kemdikbud
memfasilitasi penyusunan RKAS melalui sebuah aplikasi yang dinamakan ARKAS
(Aplikasi Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah).
Kesimpulannya, ada kaitan antara pembiayaan pendidikan dengan kebijakan
anggaran berbasis kinerja. Biaya yang dikeluarkan harus sama dengan atau lebih hasil
yang diharapkan. Sehingga setiap biaya yang dikeluarkan dapat berdampak, bermanfaat
dan dapat dipertanggungjawabkan.

Jawaban Bahan Diskusi: (MPDR 5102 Integrasi Teori dan Praktek Pembelajaran)
Menurut saya, penerapan teori belajar kognitif merupakan teori yang menekankan kepada
proses belajar antara internal individu dengan lingkungan sekitarnya sebagai faktor eksternal.
Jadi menurut teori ini, seseorang individu akan memperoleh pengetahuan setelah melewati
proses interaksi pikirannya dengan pengalaman sebagai lingkungan luar. Menurut Bell Gredler,
perkembangan kognitif dipengaruhi oleh 4 fakor, yaitu; lingkungan fisik, kematangan syaraf,
lingkungan sosial, dan pengaturan diri.
Tokoh-tokoh yang terkenla dengan teori kognitif ini diantaranya; Jean Piaget dan
Vygotsky. Jean Piaget berasal dari Swiss. Sementara untuk Lev Vygotsky berasal dari Rusia.
Teori yang dikemukakan kedua tokoh ini terdapat perbedaan. Berikut beberapa perbedaan teori
keduanya:
1. Menurut Piaget, perkembangan dibagi menjadi 4 tahap, yaitu; sensomotorik (usia 0-2
tahun), pra operasional (2-7 tahun), operasional konkret (7-14 tahun), dan operasional
formal (lebih dari 14 tahun) sementara Vygotsky tidak memberikan tahapan;
2. Menurut Piaget kontek sosial dan kultural kurang ditekankan sementara menurut
Vygotsky sangat membutuhkan kontek tersebut;
3. Menurut Piaget, proses yang digunakan yaitu menggunakan asimilasi, akomodasi,
ekuilibrasi. Sementara menurut Vygotsky menggunakan zone of proximal
development , bahasa dialog dan budaya.
4. Menurut Piaget, peran bahasa minimal, sementara menurut Vygotsky sangat
berpengaruh;
5. Menurut Piaget, pendidikan haanya membantu anak, sementara menurut Vygotsky
sangat vital;
6. Menurut Piaget, cara belajar ditempuh pembelajaran langsung, sementara menurut
Vygotsky dapat dibantu melalui pihak lain.

Jawaban Bahan Diskusi: (MPDR 5103 Metode Penelitian Pendidikan)


1. Poin-poin penting yang harus ada dalam latar belakang yaitu; alasan yang tepat
mengenai topik yang akan diteliti, adanya kesenjangan nyata yang terjadi, adanya
masalah yang cukup kompleks, adanya pendekatan secara teoritis dan kebijakan, adanya
penjelasan mengenai posisi masalah;
Contoh:
Topik yang diangkat : Literasi dalam pembelajaran IPS
Subtopik : Literasi digital melalui media pembelajaran IPS
Permasalahan : Minimnya penerapan media pembelajaran berbasis digital IPS
2. Rumusan masalah dituangkan dalam kalimat tanya. Kalimat tanya tersebut
menggunakan kata “apakah” dan “bagaimana.” Pertanyaan yang disampaikan singkat,
jelas, dan padat, terkait dengan penelitian, memberikan arahan kepada pembaca
mengenai topik penelitian, pengangkatan masalah sesuai dengan kemampuan penelitian.
Berikut rumusan masalah dari penelitian tersebut:
a. Apakah pengembangan media pembelajaran Augmented Reality (AR) dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pelajaran IPS tentang jenis kegiatan
ekonomi?
b. Apakah pengembangan media pembelajaran Augmented Reality (AR) dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran IPS tentang jenis kegiatan
ekonomi?
Untuk menentukan tujuan penelitian, harus diawali dengan jenis penelitian. Jenis
penelitian tersebut yaitu; kuantitatif, kualitatif, atau campuran. Selain itu tentukan juga
studi yang akan dilakukan, apakah studi lapangan atau studi pustaka. Selanjutnya,
menentukan masa penelitian, menentukan keluasan dan kedalaman materi, tujuan disusun
jelas dan tegas, tujuan penelitian berdasarkan minat, teknis penyusunan tujuan diawali
oleh, “Penelitian ini bertujuan…. “ atau “Tujuan penelitian ini adalah…..”
Berikut tujuan penelitian tersebut:
a. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengembangan media pembelajaran
Augmented Reality (AR) terhadap motivasi belajar siswa dalam pelajaran IPS tentang
jenis kegiatan ekonomi;
b. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengembangan media pembelajaran
Augmented Reality (AR) terhadap hasil belajar siswa dalam pelajaran IPS tentang
jenis kegiatan ekonomi
3. Menurut Sugiyono (2016), definisi operasional variabel adalah seperangkat petunjuk
yang lengkap tentang apa yang harus diamati dan mengukur suatu variabel atau konsep
untuk menguji kesempurnaan. Definisi operasional variabel ditemukan item-item yang
dituangkan dalam instrumen penelitian.
Dalam rencana penelitian ini, ada 2 jenis variabel yang ditentukan:
a. Variabel bebas (independent) yaitu; media bahan ajar Augmented Reality (AR)
Augmented Reality (AR) dapat didefinisikan sebagai sebuah teknologi yang
mampu menggabungkan benda maya dua dimensi atau tiga dimensi ke dalam sebuah
lingkungan yang nyata kemudian memunculkannya atau memproyeksikannya secara
real time (Mustaqim, 2016).
b. Variabel terikat atau tergantung (dependent) yaitu; motivasi belajar dan hasil belajar.
Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa
yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin keberlangsungan dari kegiatan
belajar dan memberi arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki
oleh subjek dapat tercapai (Sardiman, 2016).
Menurut Hamalik (2007), hasil belajar adalah sebagai terjadinya perubahan
tingkah laku pada diri seseorang yang dapat diamati dan diukur bentuk pengetahuan,
sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan sebagai terjadinya
peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dari sebelumnya dan yang tidak tahu
menjadi tahu.
Setelah menentukan variabel independent dan dependent, tahap selanjutnya
adalah operasionalisasi variabel. Operasionalisasi variabel sangat diperlukan untuk
menentukan jenis serta indikator dari variabel-variabel tersebut. Melalui
operasionalisasi variabel ini juga ditentukan skala pengukuran dari masing-masing
variabel, sehingga pengujian hipotesis melalui alat bantu dapat dilakukan dengan
baik.
4. Penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian dan pengembangan (RnD). Model
pengembangan yang digunakan yaitu ADDIE yang menggunakan lima tahap
pengembangan; Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation. Model ini
dipilih untuk menghasilkan produk media pembelajaran berbasis Augmented Reality
(AR). Penelitian ini merupakan pengembangan media bahan ajar 3 Dimensi Augmented
Reality (AR) pada IPS kelas V SD materi tentang jenis-jenis kegiatan ekonomi.
Populasi untuk penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V SD se kecamatan
Tamansari Kota Tasikmalaya. Penelitian ini menggunakan desain kuasi eksperimen,
dengan rancangan randomized control group postes only yang digambarkan dalam tabel
berikut:
Tabel 1
Desain randomized control group postes only

Kelas Perlakuan Tes akhir


Eksperimen X T
Kontrol - T
Keterangan:
X : Perlakuan yang diberikan yaitu media bahan ajar Augmented Reality (AR)
T : Tes akhir yang diberikan
Instrumen penelitian yang digunakan yaitu instrument kuantitatif dan
kualitatif.Instrumen penelitian yang digunakan yaitu; angket, tes, lembar observasi,
dan pedoman wawancara.
Tabel 2
Instrumen Penilaian
Tahap Teknik Instrumen Subjek Waktu
Analisis Angket, Pedoman Guru dan siswa Sebelum
kebutuhan Wawancara wawancara pengembangan

Penilaian Angket Angket Ahli praktisi Sebelum uji


Pakar terhadap coba produk
media
pembelajaran
3D

Tingkat Observasi Lembar Siswa Uji coba


keterterapan/ observasi terbatas, uji
keterbacaan coba
menengah, dan
uji coba
lapangan

Motivasi Angket Angket Siswa Setelah


siswa pembelajaran

Hasil belajar Tes Soal tes Siswa Setelah


siswa pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai