A. Masukkan dan Saran Video Micro Teaching dari UT Online Guru Pintar Online
1. Belajar Mudah Menentukan Arah Mata Angin (2010)
Berdasarkan analisis video, saat awal-awal pembelajaran, guru tanpa pendahuluan
yang meliputi apersepsi, motivasi, dan menjelaskan tujuan pembelajaran. Guru langsung
menugaskan siswa membuka buku IPS. Guru juga hanya bertanya kepada siswa mengenai
arah mata angin. Guru juga tidak menggunakan metode dan sumber belajar yang tepat.
Pada tayangan selanjutnya, guru mengubah metode pembelajaran dari sekedar ceramah
ditambah dengan metode demonstrasi. Selain itu, guru tersebut menggunakan lingkungan
outdoor sebagai sumber belajar. Anak-anak belajar secara langsung. Setelah melakukan
demonstrasi ditambah penjelasan guru, anak-anak lebih aktif, paham dan terlihat senang.
Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan guru dalam video tersebut sudah
bagus karena mencoba membelajarakan siswa secara langsung di luar. Anak melakukan
demonstrasi mengenai arah mata angin. Pembelajaran tersebut cukup efektif untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Untuk masukkannya, menurut saya demonstrasi tersebut
kurang lengkap karena hanya satu arah tidak membalikkan badan yang lain. Dikhawatirkan
jika tidak dibolak-balik, pemahaman siswa mengenai arah mata angina tidak utuh. Dalam
pembelajaran IPS tentang arah mata angin tersebut dapat ditambahkan dengan nyanyian,
multimedia lain seperti video, gambar tentang arah mata angin untuk menjaga
pembelajaran di luar tidak dapat dilaksanakan. Selain itu, guru juga dapat metode games
untuk menambah keaktifan dan pemahaman siswa.
Kelebihan dari metode yang dilakukan guru pada video pembelajaran diantaranya:
mengaktifkan anak secara langsung, meningkatkan pemahaman siswa tentang materi arah
mata angin, menambah semangat belajar siswa, memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah
sebagai sumber belajar. Untuk kelemahan dari metode digunakannya yaitu; tidak dapat
dilakukan jika cuaca tidak mendukung, membutuhkan pengawasan ekstra kepada siswa,
membutuhkan bimbingan lebih bagi siswa yang kurang aktif.
Pengalaman saya ketika mengajarkan arah mata angin yaitu menggunakan metode
demonstrasi, pengamatan ke luar kelas, serta bernyanyi. Selain itu, kompas juga
digunakan. Anak-anak semangat untuk belajar apalagi di luar kelas. Kendala yang dihadapi
saat pembelajaran tersebut diantaranya; sulit mengendalikan siswa yang hiperaktif.
Membutuhkan waktu ekstra untuk siswa yang lamban belajar.
Jawaban Bahan Diskusi: (MPDR 5105 Kebijakan dan Pengembangan Kurikulum Pendidikan
Dasar)
1. Berdasarkan informasi yang dikutip dari sumber: https://ditsmp.kemdikbud.go.id/5-
prinsip-dalam-penerapan-manajemen-berbasis-sekolah, Manajemen Berbasis Sekolah
(MBS) merupakan bentuk pengelolaan yang memberikan otonomi dan fleksibilitas
kepada sekolah untuk mendorong partisipasi warga sekolah dalam meningkatkan mutu
pendidikan sesuai aturan yang berlaku. Komponen-komponen yang menjadi corong
dalam pelaksanaan MBS ini diantaranya; disiplin warga sekolah, transparansi keuangan,
akuntabilitas, kerjasama antar warga sekolah, partisipasi orang tua dan masyarakat, dan
pengembangan guru. Kaitan dengan MBS, pelaksanaan di tempat tugas saya ini dapat
dikatakan berhasil dan belum berhasil. Mengapa demikian? Berdasarkan analisis, tingkat
keberhasilan dan ketidakberhasilan ini terdapat dalam indicator-indikator yang berbeda.
Berikut uraian dari hasil analisis:
a. Keberhasilan:
Partisipasi masyarakat sudah diwadahi komite sekolah dan POM kelas;
Keuangan sekolah selalu dilaporkan;
Iklim sekolah kondusif
Pemenuhan sarana prasana pendukung PBM meningkat;
Kesejahteraan guru meningkat;
Pelayanan berpihak kepada siswa;
b. Ketidakberhasilan:
Program sekolah belum sepenuhnya terealisasi;
Visi misi sekolah belum dipahami oleh warga sekolah;
Lingkungan sekolah masih belum nyaman,karena belum hijau dan rindang;
Pencipataan budaya mutu masih rendah;
Kinerja kepala sekolah dan guru belum signifikan;
Manajemen kepemimpinan kepala sekolah perlu ditingkatkan;
Budaya konformitas masih rendah
2. Menurut saya,
a. Keberhasilan dari sebagian indikator MBS tersebut dipengaruhi oleh:
Telah dibentuknya komite sekolah dengan tokoh kelurahan yang berpengaruh;
Keuangan sekolah selalu direncanakan, asistensi, digunakan dan dilaporkan;
Semua warga sekolah sudah saling mengenal;
Komunikasi dilakukan setiap saat;
Bantuan sering datang karena berusaha membuat proposal ke anggota dewan,
dunia usaha dunia industri ataupun perorangan;
Guru mayoritas ASN dan sudah sertifikasi;
Pelayanan kepada siswa selalu dilakukan.
b. Ketidakberhasilan dari sebagian indicator MBS dipengaruhi oleh:
Kegiatan akademik padat;
Sosialisasi visi misi belum semuanya terlibat, baik perencanaan, pelaksanan,
maupun evaluasi;
Lingkungan sekolah sempit;
Pengawasan dan pembinaan pengawas tidak sering;
Motivasi kepala sekolah dan guru tua cenderung menurun;
Pengaruh negatif smartphone sungguh nyata
Jawaban Bahan Diskusi: (MPDR 5102 Integrasi Teori dan Praktek Pembelajaran)
Menurut saya, penerapan teori belajar behavioristik dalam pembelajaran harus
mempertimbangkan beberapa hal, yaitu:
Kondisi siswa;
Tujuan pembelajaran;
Mata Pelajaran;
Materi yang diajarkan;
Kedalaman, keluasan, dan batasan materi;
Strategi pembelajaran;
Penilaian hasil belajar;
Urutan pengalaman belajar
Contoh penerapan teori behavioristik dalam pembelajaran:
1. IPA
Berikut contoh penerapan teori behavioristik dalam IPA:
Pada saat saya mengajar IPA, saya melakukan perencanaan pembelajaran. Pada materi
mengenal organ-organ pernapasan manusia di kelas 5, saya menyiapkan gambar sistem organ
pernapasan, video penjelasan organ pernapasan, dan gitar. Media-media tersebut dijadikan
stimulus ketika pembelajaran berlangsung. Ketika saya menampilkan gambar dan video organ
pernapasan, siswa langsung mengamati. Selain itu, ketika memberikan perintah siswa untuk
mengamati oragan pernapasan temannya, siswa langsung melakukan. Untuk memudahkan
siswa dalam menghapal alat-alat pernapasan, saya menyanyikan sebuah lagu diiringi gitar.
Siswa merespon ikut bernyanyi setelah diberikan contoh. Selanjutnya, karena sudah hapal
lagu, ketika saya memetik gitar, siswa langsung bernyanyi sesuai nada yang isinya tentang
alat-alat pernapasan manusia. Melalui gambar, video, pengamatan teman, dan lagu yang
dinyanyikan, siswa memberikan respon khususnya tentang materi organ pernapasan manusia.
Ketika pertemuan selanjutnya, ketika saya membawa gitar siswa langsung meminta bernyayi
sesuai materi. Tidak lupa juga saya memberikan apresiasi atau pujian kepada kelompok atau
ssiwa yag berhasil dalam proses pembelajaran. Selain itu, penguatan juga diberikan untuk
seluruh siswa dalam pembelajaran.
Kesimpulannya, stimulus saya berikan mampu direspon oleh siswa. Media, alat, dan
perintah yang saya berikan mampu mengubah perilaku siswa menjadi lebih aktif, semangat,
serta termotivasi untuk belajar.
2. Matematika
Berikut contoh penerapan teori behavioristik dalam matematika:
Pada saat matematika, awal pembelajaran pagi selalu dimulai dengan menghapal perkalian.
Stimulus yang dilakukan dengan memberikan perintah kepada siswa untuk menghapal
perkalian. Ketika saya mengangkat tangan, misalnya jari menunjukan 5, maka siswa akan
langsung merespon dengan menghapal perkalian angka 5 yang divariasikan dengan
pembagian. Contoh: 3 x 5 = 15, 15 : 5 = 3, 15: 3 = 5.
Ketika selesai, jari saya kembali menunjukkan angka lain, misalnya 7, maka siswa merespon
langsung untuk menghapal perkalian 7.
Karena setiap pagi selalu diawali dengan menghapal perkalian, maka kegiatan terrsebut
menjadi pembiasaan. Setiap pagi selalu dihapalkan oleh siswa sesuai stimulus yang diberikan.
Ketika ada siswa yang belum hapal, guru memberikan bimbingan serta penguatan.
Contoh lainnya, ketika mengajar mengenai materi bangun ruang. Saya memberikan
stimulus dengan perintah untuk membawa kardus atau kemasan karton bekas makanan. Siswa
memberikan respon dengan membawa masing-masing kardus. Pembuatan model bangun
ruang kubus dan balok di kelas, dicontohkan guru terlebih dahulu. Siswa dan kelompoknya
merespon dengan mengikuti petunjuk dalam pembuatan model bangun ruang. Selain itu,
bimbingan dan pendekatan yang saya lakukan membuat mereka patuh untuk mengerjakan
lembar kerja. Penjelasan, bimbingan, pujian atau apresiasi tidak lupa diberikan.
Kesimpulannya, respon yang saya lakukan melalui perkalian telah menjadi pembiasaan
bagi siswa. Selain itu, perintah yang jelas dan stimulus yang diberikan guru berdampak respon
siswa menjadi lebih patuh, aktif, dan mengerjakan perintah dengan baik.
3. Bahasa Indonesia
Berikut contoh penerapan teori behavioristik dalam bahasa Indonesia:
Ketika mngajar bahasa Indonesia materi mencari informasi dalam bacaan, saya menggunakan
teknik membaca langsung. Saya memberikan stimulus dengan memberikan kertas bertuliskan
nomor. Setiap siswa mengambil nomor. Nomor yang didapatkan siswa menjadi urutan dalam
membaca teks, wacana atau bacaan. Sisqa merespon dengan langsung membaca teks sesuai
nomor yang didaptkan. Contohnya, siswa yang mendapakan nomor 1 langusng membaca
bacaan. Setelah selesai, giliran nomor 2 melanjutkan. Siswa yang belum kebagian membawa
diminta untuk menyimak serta menuliskan kata-kata sulit dan infromasi lainnya. Stimulus
yang saya berikan melalui pemberian nomor dan perintah, membuat siswa mengikutinya
dengan baik. Kertika ada siswa yang gaduh atau tidak fokus, maka stimulus yang diberikan
yaitu mendekati dan meminta siswa untuk kembali belajar. Siswa akan merespon dengan
melakukan apa yang diperinahka guru.
2. Berdasarkan rencana penelitian tersebut, maka saya menyun topic-topik tersebut menjadi:
a. Topik : Literasi Numerasi dan Kearifan Lokal
b. Sub Topik : Literasi Numerasi dan Permainan Tradional
c. Kajian sub topick : proses kognitif, karakter, dan motivasi
d. Penelitian yang Relevan :
a
Jawaban Bahan Diskusi: (MPDR 5103 Metode Penelitian Pendidikan)
e. Berdasarkan rencana penelitian tersebut, maka saya menyusun topik-topik tersebut menjadi:
e. Topik : Kegiatan ekonomi
f. Sub Topik : Mengenal Jenis Kegiatan Ekonomi
g. Kajian Sub topik : media jenis kegiatan ekonomi, minat belajar, hasil belajar
h. Penelitian yang Relevan :
a. Pengembangan Media Pembelajaran Arraj (Augmented
Reality Rumah Adat Jawa) Menggunakan Vuforia Untuk
Mata Pelajaran IPS Sekolah Dasar
b. Pengembangan Media Pembelajaran “ARFORBA (AR FOR
RIBA)” Berbasis Augmented Reality Untuk Meningkatkan
Literasi Keuangan Syariah Aspek Riba Bagi Siswa Sekolah
Dasar
c. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Augmented
Reality