Anda di halaman 1dari 10

KAJIAN

PENGERTIAN KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN


DAN KAITANNYA DENGAN PELAKSANAAN MULAI DARI TINGKAT PUSAT
DAN DAERAH SAMPAI DENGAN SEKOLAH

Kajian ini merupakan tugas 1 mata kuliah MPDR 5301


Kepemimpinan dan Manajemen Pendidikan Dasar

Tutor : Dr. Yuyun Elizabeth Patras, M.Pd.

Disusun oleh:
Resha Hadi Sucipto
NIM 530087099

MAGISTER PENDIDIKAN DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
2023
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillaah, kajian ini telah selesai disusun. Kajian ini merupakan tugas 1
tutorial MPDR 5301 Kepemimpinan dan Manajemen Pendidikan Dasar. Kajian ini telaah kritis
terhadap kepemimpinan pendidikan. Kepemimpinan pendidikan ini dikaitkan dengan pelaksanaan
dari tingkat, daerah, sampai sekolah.
Kajian ini memuat bagian; bab I pendahuluan, yang memuat latar belakang masalah, tujuan
dan manfaat, bab II isi, yang memuat metode kajian, hasil kajian, dan pembahasan, serta bab III
penutupan, yang berisi kesimpulan dan saran.
Kajian ini disusun dari berbagai referensi yang berkaitan dengan kepemimpinan,
kepemimpinan pendidikan, dan kaitan kepemimpinan pendidikan dengan pelaksanaannya.
Akhir kata, kajian ini tidak sempurna. Kritik, usul saran, dan masukkan yang berharga
sangat penulis harapkan. Terima kasih.

Tasikmalaya, 14 Oktober 2023


Penulis

i
DAFTAR ISI

halaman
Kata Pengantar…………………………………………………………………........ i
Daftar isi……………………………………..……………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………… 1
BAB II ISI……………………………………………………......................... 3
BAB III PENUTUP............................................................................................. 6

ii
BAB I
PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana


belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (UU
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas bab I pasal 1 ayat 1). Pendidikan juga dapat diartikan
sebagai upaya memanusiakan manusia agar menjadi manusia seutuhnya. Pendidikan
memerlukan kepemimpinan yang baik dan visioner agar tujuan pendidikan dapat tercapai.
Kepemimpinan pendidikan menjadi hal yang sangat penting. Konsep kepemimpinan tidak dapat
dilepaskan dari perilaku, gaya, dan karakter seseorang ketika diamanahi tanggung jawab untuk
memimpin suatu institusi atau lembaga.
Kepemimpinan pendidikan menjadi sesuatu yang harus ideal. Seorang pemimpin
harus mampu melakukan manajemen yang terarah, sistematis, dan berkelanjutan dala rangka
mewujudkan visi atau tujuan yang akan dicapai. Tugas seorang pemimpin tidak hanya seorang
pemimpin lembaga atau institusi melainkan lebih dari itu. Pemimpin harus dapat membuat
perencanaan yang matang untuk tujuan bersama yang bermuara kepada tujuan pendidikan.
Pemimpin juga harus dapat menyusun visi yang jelas dan terukur. Kemampuan prediksi masa
depan sangat diperlukan bagi seorang pemimpin dalam menjalankan kepemimpinan pendidikan.
Loyalitas pemimpin bukan hanya berlaku bagi anggota atau pengikut melainkan untuk seluruh
pemimpin dari tingkat terendah sampai tingkat pusat dalam satu komando dan terorganisasikan
dengan baik. Perjalanan organisasi dapat berjalan baik manakala kepemimpinan pendidikan
dapat hal pengawasan dan pembinaan berjalan rutin dan berkesinambungan. Setiap hal yang
kurang baik ayau lemah dapat dikoordinasikan untuk ditingkatkan ke arah yang lebih baik.
Setiap hal yang memerlukan tindakan atau keputusan harus dilakukan dengan cepat, tepat, dan
arah yang jelas. Oleh karena itu, seorang pemimpin dalam menjalankan kepemimpinan harus
dapat terus memompa semangat dan etos kerja seluruh anggota atau pengikut.
Sistem kepemimpinan pendidikan dari pusat yaitu Kemdikbudristek harus mengalir
dengan baik melalui kepemimpinan di tingkat daerah diantaranya provinsi melalui gubernur dan
dinas pendidikan provinsi sampai ke tingkat kabupaten kota melalui bupati dan walikota yang
secara teknis menjadi tanggung jawab kepala dinas pendidikan kabupaten/ kota. Semua
kebijakan yang diluncurkan oleh pemerintah pusat melalui Kemdikbudristek harus dapat
mengalir lancar ke daerah dan sampai ke tingkat sekolah yang di dalamnya ada kepala sekolah
beserta guru.
1
Dinas pendidikan provinsi mempunyai wewenang memberikan informasi,
membina, dan mendistribusikan semua kebutuhan yang berkaitan dengan pendidikan untuk
jenjang SMA, SMK, dan SLB. Sementara untuk tingkat Paud, SD, dan SMP dilakukan oleh
dinas pendidikan kabupaten/ kota. Koordinasi yang baik antar pemangku kepentingan dari pusat,
daerah sampai sekolah merupakan buah dari kepemimpinan pendidikan yang baik pula. Seorang
pemimpin pendidikan harus mau turun dan menyerap informasi, aspirasi, dan kebutuhan layanan
dan kebijakan pendidikan di lapangan. Semua harus dapat tertangani dengan baik, adil,
menyeluruh, dan cepat.
Kepemimpinan pendidikan tentu harus seirama dengan pihak lain atau stakeholder
yang lain agar semua program pendidikan dapat berjalan. Kepemimpinan bukan hanya tentang
jabatan melainkan bagaimana mempengaruhi semua komunitas atau warga pendidikan agar satu
visi dan mampu menggerakkan misi demi pencapaian tujuan bersama.
Pada kajian ini akan dibahas mengenai konsep kepemimpinan pendidikan serta
kaitan dengan pelaksanaan dari pusat, daerah sampai sekolah. Sehingga diharapkan melalui
kajian ini akan menghasilkan inspirasi kepemimpinan yang mampu menggerakkan semua
komunitas menjuju sistem pendidikan yang lebih baik.

2
BAB II
ISI

Kepemimpinan pendidikan merupakan sebuah kekuasaan yang melekat pada


seorang pemimpin untuk menjalankan wewenangnya dalam konteks dunia pendidikan.
Kepemimpinan pendidikan sangat berkaitan dengan seni mempengaruhi seluruh komunitas
agar dapat bergerak bersama dalam menjalankan pendidikan, sehingga tujuan pendidikan dapat
tercapai dengan efektif dan efisien.
Semua pemimpin harus menjalankan kepemimpinan pendidikan dengan baik dan
terencana. Untuk tingkat pusat, presiden melalui mendikbudristek yang dapat membuat peta
besar pendidikan secara nasional. Semua hal diturunkan menjadi kebijakan, program, dan
kegiatan-kegiatan yang di dalamnya untuk kemauan dan tujuan pendidikan. Semua hal yang
berkaitan dengan aturan, kebijakan dan program diturunkan bersama ke daerah untuk dapat
segera dilaksanakan di tingkat sekolah. Semua harus terkordinasikan dengan baik. Kemampuan
kepemimpinan pendidikan untuk mengorganisasikan, melakukan penataan, maanjemen,
mempengaruhi, mengelola serta membuat keputusan yang tepat sangat mutlak dipenuhi.
Kepemimpinan pendidikan juga harus dapat menciptakan suasana yang kondusif, peuh rasa
optimis dan penuh kepastian.
Kepemimpinan pendidikan di tingkat daerah sampai sekolah juga harus kompak
dan dapat berkolaborasi. Tidak ada yang merasa di atas, semua sesuai dengan status dan fungsi
masing-masing. Semua pihak harus terjalin dengan baik. Semua satu komando satu aturan, satu
kebijakan yang pada pelaksanaannya dapat dilakukan penyesuaian sesuai dengan kondisi,
karakteristik, dan kebutuhan sekolah yang di dalamnya ada kepala sekolah, guru, peserta didik,
orng tua, dan masyarakat.
Kepemimpinan dari tingkat pusat sampai daerah harus mampu memberikan layanan
yang baik di lapangan. Kemampuan komunikasi dan manajerial mutlak diperlukan. Tidak
semua sekolah dan daerah dapat cepat mengeksekusi semua kebijakan dari pusat. Perlu
kemampuan membimbing, mengarahkan, menguatkan, mempengaruhi, dan meneluarkan
kebijakan dan keputusan yang tidak melenceng dari pusat.
Perumusan kebijakan dari pusat harus cepat ditanggapi oleh daerah. Semua harus
mampu komunikasi, koordinasi, dan konsultasi manakala kebijakan atau program sulit
diterjemahkan. Dewasa ini semua kegiatan dapat terbantu dengan bantuan kemajuan teknologi.
Koordinasi dan sosialiasi program dari pusat dapat dilakukan secara daring (online) dan hybrid.
Sehingga, informasi dapat cepat diterima dan diterapkan secara cepat. Meskipun demikian,

3
kemajuan teknologi tetap menyisakan permasalah bagi daerah yang secara akses tidak dapat
berjalan, terutama yang belum terjangkau listrik, internet dan minimnya perangkat teknologi.
Sebagai contoh, sekarang Kemdikbudristek telah meluncurkan program-program
pendidikan merdeka belajar yang telah sampai episode ke- 26. Semua diinformasikan melalui
berbagai media sosial; website, instagram, youtube, facebook, televisi. Selain itu dilakukan
juga melalui rapat, pertemuan khusus, dan melalui visitasi lapangan melalui BBGP, BBMP dan
komunitas pendidikan agar program dapat diterima dan dijalankan di sekolah. Selain dari
program, Kemdikbudristek juga harus menyusun dan mengalokasi anggaran yang diterima dari
kementerian keuangan untuk dialokasikan ke seluruh lembaga dan item-item program kegiatan
pendidikan. Visi pendidikan nasional harus menjadi dasar dalam pengelolaan anggaran. Visi
pendidikan juga harus sama sampai ke bawah.
Kepemimpinan pendidikan tingkat pusat mengelola seluruh aset non fisik (sumber
daya manusia baik fungsional, struktural, aset fisik (tanah, bangunan, media, alat) untuk
dikelola menjadi investasi bagi pendidikan. Sehingga tujuan pendidikan sesuai pembukaan
UUD 1945, Undang-Undang, Peraturan pemerintah dan visi daerah dapat terwujud.
Jika berkaca kepada negara tetangga dan negara lain yang sudah maju, maka aspek
pendidikan harus menjadi nomor 1. Negara Singapura, Jepang, Korea, dan Australia
merupakan contoh negara yang minim sumber daya alam tetapi unggul dalam sumber daya
manusianya. Keunggulan tersebut tidak lepas dari pengelolaan pendidikan yang baik. Oleh
karena itu, untuk mengejar ketertinggalan dari negara lain, maka kebijakan dan program
pendidikan harus terus dikuatkan agar aksebililitas pendidikan semakin merata. Peningkatan
sumber daya manusia baik guru, tenaga kependidikan harus terus ditingkatkan. Pembinaan,
pengawasan, dan keberpihakan kepemimpinan pendidikan mutlak harus dilakukan melalui
bagian-bagian Kemdikbudristek.
Selanjutnya, kepemimpinan pendidikan juga harus dilakukan oleh daerah. Provinsi
melalui dinas pendidikam provinsi dan kantor cabang dinas harus meneruskan program dan
kebijakan dari pusat. Turunan visi misi pusat harus diterjemahkan dengan tepat oleh daerah
agar pelaksanaan pendidikan di tingkat SMA, SMK, SLB sederajat sama dengan kebijakan
pusat. Tanggung jawab di tingkat daerah provinsi harus dikoordinasikan dengan stakeholder
lain yaitu dinas pendidikan kabupaten/ kota, dewan pendidikan, komunitas pendidikan serta
dunia usaha dan dunia industri. Pihak lain yang tidak boleh dilupakan adalah komite sekolah,
msyarakat peduli pendidikan, serta lembaga swasta yang peduli pendidikan harus seirama
dalam menjalankan pendidikan di sekolah.
Pada level terendah, kebijakan dan program pendidikan dari pusat, daerah
provinsi,daerah kabupaten/ kota pada akhirnya diimplementasikan di satuan pendidikan
4
(sekolah). Kepemimpinan pendidikan di satuan pendidikan harus mampu mempunyai
kemampuan manajerial dan eksekusi yang baik. Kepemimpinan pendidikan di satuan
pendidikan dipimpin oleh kepala sekolah. Selain dari kemampuan manajerial, kepala sekolah
juga harus mampu melakukan supervisi, dan membuka kewirausahaan agar visi sekolah
tercapai. Kepemimpinan pendidikan di satuan pendidikan dikoordinasikan dengan komite
sekolah, persatuan orang tua murid, masyarakat serta tentunya dengan guru dan tenaga
kependidikan. Guru menjadi leading sector atau ujung tombak dalam mengeksekusi kebijakan
pendidikan.
Kepala sekolah selalu kepemimpinan pendidikan di satuan pendidikan menjadi
pihak yang paling utama dan vital untuk membawa kemauan sekolah. Maju mundurnya sekolah
tergantung kepemimpinan kepala sekolah. Oleh karena itu, penting kiramya setiap kepala
sekolah melatih dan membekali diri dengan berbagai kemampuan manajerial, supervisi,
kewirausahaan, dan leader yang baik, agar pelaksanaan misi dapat berjalan baik. Sehingga
dengan pelaksanaan misi yang baik dapat mencapai visi yang telah dibuat. Kepala sekolah
harus mempunyai persiapan dan kesiapan yang baik (Ariningsih, 2021). Tugas kepemimpinan
kepala sekolah tidak ringan, maka perlu bekerja sama dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak yang peduli dengan pendidikan.

5
BAB III
PENUTUP

Kepemimpinan pendidikan dimulai dari pusat, daerah sampai sekolah.


Kepemimpinan pendidikan merupakan semua hal yang berkaitan dengan perorganisasian dan
seni mempengruhi seluruh anggota atau pengikut yang ada dalam komunitas pendidikan.
Kepemimpinan pendidikan bukan hanya soal kekuasaan dan kewenangan, melainkan soal
keberpihakan dan tanggung jawab dalam pengelolaan pendidikan agar tujuan pendidikan
tercapai. Kemampuan dalam memahami permasalahan, peka terhadap situasi, dan cepat dalam
membuat keputusan yang tepat menjadi hal penting untuk dimiliki seorang pemimpin dalam
kepemimpinan pendidikan.
Keberpihakan dan political will para pemimpin kepemimpinan pendidikan menjadi
hal yang harus terus dijaga. Bagaimanapun, pendidikan tidak akan maju jika tidak ada seorang
leader, manajer, motivator, eksekutor yang baik. Dengan demikian, semua berharap agar mutu
pendidikan negara Indonesia semakin baik, meningkat, serta dapat benar-benar dirasakan oleh
seluruh warga negara. Sehingga diharapakan ke depan, negara Indonesia menjadi salah satu
negara yang unggul secara sumber daya manusia sesuai dengan bonus demografi yang dimiliki.

6
REFERENSI

Ariningsih, Putu Ayu. 2021. Kepemimpinan Pendidikan. Seminar Nasional: Magister Manajemen
Pendidikan Uniska MAB. 1 (1). https://ojs.uniska-
bjm.ac.id/index.php/PIUOK/article/download/4715/2870

Kurniatun, Taufani C., dan Asep Suryana. 2023. Kepemimpinan dan Manajemen Pendidikan
Dasar. Jakarta: Universitas Terbuka;

Tasikmalaya, 14 Oktober 2023

Resha Hadi Sucipto


NIM 530087099

Anda mungkin juga menyukai