Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN BEST PRACTICE

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK


DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KARTU HURUF
DI TK PATISAH SURAKARTA

DISUSUN OLEH

NAMA : ERNI PASLANDIKA,S.Pd


NO UKG : 201699406647

PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN G-2


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2023
PENDAHULUAN

Membaca permulaan merupakan alat komunikasi lisan dan tertulis.


Kemampuan membaca permulaan adalah salah satu hal mendasar yang harus dikuasai
oleh anak. Menurut Steinberg (Susanto, 2011) membaca permulaan adalah program
terapan untuk mengajarkan suatu perhatian melalui bahan ajar, permainan, dan
kegiatan inovatif. Membaca diajarkan pada anak mulai dari usia tiga tahun.

Menurut Osei, dkk 2016 berpendapat bahwa kemampuan membaca permulaan


adalah aktivitas pencapaian Bahasa anak melalui menggabungkannya menjadi suku
kata atau kata. Selanjutnya hasil penelitian yang dilakukan Hadini (2017) menjelaskan
bahwa peningkatan kemampuan membaca anak dapat dilakukan melalui permainan,
mendengarkan cerita, dan berbicara, sehingga anak dapat meniru tata cara membaca
dan dapat mempraktikkan cara membaca dalam permainan. Kemampuan membaca
anak dapat tercapai maksimal diperlukan srtategi pendekatan yang sesuai
pembelajaran di Taman Kanak-Kanak, yaitu dengan menggunakan metode dan media
yang melibatkan anak secara langsung dalam kegiatan membaca.

Membaca permulaan adalah kemampuan bahasa reseptif yang dilalui anak


usia dini untuk mempersiapkan keterampilan membaca anak sebelum memasuki
sekolah dasar (Adharina, 2017).Membaca permulan menurut Baraja dikutip Emmi
Silvia Herlina, adalah belajar mengenal lambang-lambang bunyi bahasa dan
rangkaian huruf kemudian menghubungkan dengan makna yang terdapat dalam
rangkaian huruf tersebut (Herlina, 2019)

Oleh karena itu kemampuan membaca permulaan pada anak disarankan untuk
mengembangkan kemampuan membaca permulaan dengan model dan metode
pembelajaran yang inovatif sesuai karakatersitik dan perkembnagan anak. Akan tetapi
pada kenyataannya kemampuan membaca permulaan pada anak masih rendah.
Berdasrkan hasil eksplorasi penyebab masalah tersebut melaluli kajian literatur dan
wawancara dengan berbagai naras umber, ada beberapa factor penyebab munculnya
masalah tersebut. Diantaranya tingkat kecerdasan anak berbeda beda, factor
lingkungan keluarga, kurangnya ketelatenan guru kelas dalam memperhatikan dan
mengajari anak dikelas, sarana prasarana kurang memadai, serta metode pembelajran
kurang inovatif. Sehingga membuat anak kesulitan dalam membaca permulaan.
PEMBAHASAN

Lokasi TK Patisah Surakarta


Lingkup Pendidikan Anak Usia Dini
Pendidikan
Tujuan yang Meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada
ingin dicapai anak dengan menggunakan media kartu huruf.
Penulis Erni Paslandika
Tanggal 13 November 2023

1. Situasi
a. Kondisi yang menjadi latar belakang masalah dari Pratik pembelajaran
ini adalah :
1. Media yang digunakan guru dalam pembelajaran belum bervariasi.
2. Model pembelajaran yang digunakan masih konvensional.
3. Terbatasnya sarana dan prasarana penunjang pembelajaran seperti LCD
dan speaker.
4. Belum adanya ruang perpustakaan di paud.
5. Kurang maksimalnya guru dalam mengelola kelas.
6. Rendahnya motivasi anak dalam belajar.

Upaya guru untuk menyelesaikan permasalahan tersebut dengan


memfariasi penggunaan model dan metode dalam proses pembelajaran. Dalam
permasalahan ini, guru menggunakan model Projeck Based Learning (PJBL).
Model pembelajaran project based learning (PJBL) adalah model pembelajaran
yang dilakukan dengan mengutamakan partisipasi aktif, menjelajah yang
berdasarkan minat dan pertanyaan anak serta mendorong proses penyelidikan dan
penemuan dan mendorong anak untuk berpikir kreatif. Selain itu guru juga
menggunakan media dan alat pembelajaran berbasis TPACK berupa penggunaan
video pembelajaran dari youtoube.

b. Mengapa praktik ini penting untuk dibagikan ?


Best practice ini penting untuk dibagikan karena berisi tentang
mendiskripsikan pengalaman terbaik seorang guru terkait keberhasilannya dalam
menyelesaikan masalah selama proses pembelajaran.Menggunakan metode serta
media yang tepat, mampu merangsang anak untuk lebih mudah dalam memahami
suatu permasalahan. Mengguanakan media konkrit adalah salah satu cara efektif
yang dapat membangun kemampuan anak dalam membaca permulaan. Pada
kegiatan ini anak anak diajarkan untuk bisa memecahkan suatu permasalahan
yaitu dengan mencari huruf lalu menysunnya menjadi sebuah kata berdasarkan
gambar yang ditemukannya. Dengan menggunakan media kart huruf dan anak
diajak langsung untuk mengamati benda nyata anak mampu mengingat dengan
baik. Dengan menggunakan media saku huruf anak juga mampu mengenal
berbagai ukuran dan warna yang ada dikartu huruf tersebut. Sehingga capaian
pembelajaran yang meliputi Nilai agama budi pekerti, jati diri, dasar dasar literasi
matematika ,sains, tehnologi, rekayasa dan seni, anak dapat optimal. Selain itu
best practice membuat pembelajaran yang kreatif dan inovatif sehingga
memudahkan guru dalam mencipktakan pembelajaran yang menyenangkan dan
bermakna bagi anak.
c. Yang menjadi peran dan tanggung jawab guru dalam praktik baik ini
adalah :
Guru sangat berperan penting dalam pembelajaran, guru berperan sebagai
fasilitator, motivator, pengelola kelas, pembimbing dan evaluator. Dimana guru
pada saat pembelajaran memberikan motivasi pada anak yang kesulitan dalam
mencari kartu huruf yang akan disuusn berdasarkan gambar yang ditemukannya,
menyediakan media yang menarik serta menggunakan metode pembelajaran yang
tepat.

2. Tantangan
Setelah diidentifikasi masalah dengan refleksi diri, wawancara orang tua,
dan guru, maka beberapa tantangan yang terjadi dapat dilihat dari segi lingkungan
keluarga dan lingkungan sekolah. Dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Lingkungan keluarga
a. Orang tua kurang memberi motivasi pada anak
Motovasi orang tua memiliki dampak yang signifikan, sebab motivasi
yang besar diberikan kepada anak, mampu menumbuhkan semangat anak.
Orang tua cenderung memasrahkan anak pada sekolah, orang tua tidak
memberi tindak lanjut Ketika anak berada dirumah.
b. Teknologi berkembang sangat pesat
Saat ini bisa dikatakan teknologi berkembang sangat pesat dan setiap
aspek dari kehidupan kita dekat dengan teknologi. Aktivitas menonton
TV, bermain gadget menyita waktu anak, sehingga anak cenderung malas
melakukan kegiatan belajar.

2. Lingkungan Sekolah
Tantangan kegiatan pembelajaran di sekolah antara lain :
1. Factor guru dalam pemilihan media bahan ajar kurang menarik minat
anak.
2. Media ajar belum menggunakan media yang konkrit.
3. Metode pemeblajaran yang belum tepat.
4. Ruang kelas yang tidak nyaman Ketika di gunakan anak.
5. Pembelajaran masih berpusat pada guru.

Tantangan itu yang menyebabkan seorang guru harus melewatinya dengan


berbagai cara, seperti menerapkan media yang sesuai dengan gaya belajar anak,
serta model pembelajaran project based learning (PJBL)yang mendukung proses
belajar mengajar.

3. Aksi

A. Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut.


1. Lingkungan Keluarga
Dalam hala ini orang tua harus memberikan motivasi yang baik kepada
anak dalam kegiatan Menyusun dan membentuk huruf berdasarkan gambar
yang ditemukannya secara berulang ulang Ketika berada dirumah.
2. Lingkungan sekolah
a. Guru mengobservasi dan mendata anak yang memiliki kemampuan
membaca permulaan yang masih rendah.
b. Guru membuat sebuah inovasi pembelajaran yang menarik dituangkan
dalam praktik untuk meningkatkan kemampuan anak dalam membaca
permulaan.
c. Guru memilih model pemeblajaran yang tepat dan sesuai dengan
materi pembelajaran sesuai dengan karakteristik anak.
d. Penggunaan media konkrit dan berbasis TPACK sealam proses
pembelajaran.
e. Membuat bahan ajar dan LKPD
f. Membuat kegiatan pembelajaran berbasis HOTS.

B. Srategi yang digunakan


Strategi pembealajaran yang dirancang oleh guru untuk diterapkan dalam
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran dalam merancang
kegiatan pembelajaran meliputi,
1. Perencanaan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru diterapkan
pada kegiatan pembelajaran. Perencanaan tersebut berupa rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP), yang memuat sekurang kurangnya
tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pembelajaran, sumber belajar,
dan penilaian hasil.
2. Pelaksanan pembelajaran meliputi kegatan pendahuluan, kegiatan inti, dan
kegiatan penutup.
3. Evaluasi atau penilaian dilakukan guru terhadap hasil pembelajaran untuk
mengukur tingkat pencapaian komptensi anak, serta digunakan sebagai
bahan untuk Menyusun atau memperbaiki rencana pembelajaran
dikemudian hari.
4. Guru memilih menerapkan model pembelajaran PBL dan PJBL.
5. Guru menyediakan media konkrit.
6. Guru menyediakan video dalam pembelajaran.
7. Guru merancang LKPD disesuaikan dengan kemampuan anak.

C. Proses yang dilakukan antara lain :


1. Tahap persiapan
Guru mendesain pembelajaran yang inovatif.

2. Tahapan Pelaksanaan
Guru melaksanakan desain pembelajaran yang telah dibuat sesuai dengan
sintaknya. Kegiatan pemeblajaran meliputi keguatan pendahuluan,
kegiatan inti dan kegiatan penutup.

3. Tahap evaluasi dan refleksi


Guru merfleksi kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan sudah
menyelesaikan permaslahan atau belum, serta menentukan rencana tindak
lanjurnuntuk pembelajaran selanjutnya.
D. Yang terlibat dalam srategi ini.
Dalam kegiatan pembelajaran Menyusun dan membentuk huruf menjadi
sebuah kata yang terlibat didalamnya adalah :
1. Guru sebagai fasilitator pembelajaran.
2. Anak didik sebagai subjek praktikan dalam kegiatan pembelajaran.
3. Rekan sejawat yang membantu praktikan dalam mendokumentasikan kegiatan
pembelajaran.
4. Nara sumber

E. Sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi.


1. Buah buahan berkulit halus.
2. Video tentang macam buah buahan berkulit halus.
3. Laptop.
4. LKPD

4. Refleksi Hasil dan Dampak

Dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan mendapat hasil yang
efektif hal ini dapat terlihat dari :
1. Dengan kegiatan pembelajaran menggunakan media kartu huruf warna
warni mampu meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada anak.
2. Hasil
Hasil dari kegiatan pembelajaran Menyusun dan membentuk huruf menjadi
sebuah kata berdasarkan gambar yang ditemukannya mampu meningkatkan
kemampuan membaca permulaan pada anak. Selain efektif dalam
menstimulus perkembangan Bahasa, anak juga dapat bermain dengan
senang dan semangat dalam proses kegiatan pembelajaran, sebab
menggunakan media konkrit merupakan media yang baru bagi anak.
3. Respon
Respon dari orang-orang termasuk guru, dan orang tua anak didik yaitu
respon mereka positif dan mendukung atas kegiatan ini, bahkan mereka
ingin menerapkannya di kelas masing- masing agar pembelajaran lebih
bermakna, terarah dan terencana sehingga akan mudah diterima oleh
seluruh anak didik.
4. Faktor yang menjadi keberhasilan
Factor yang menjadi keberhasilan yaitu semua Langkah- Langkah diatas
terlaksanadan subyek yang dalam hal ini anak didik serta objek praktik ini
ikut berperan aktif. Sehingga terjadsaling berkesimnambungan satu sama
lainnya.
5. Pembelajaran bagi penulis
Pembelajaran dari proses ini apabila kita mau bekerja keras, disiplin dan
pantang menyerah dalam melakukan suatu kegiatan maka akan berhasil
dengan optimal.
KESIMPULAN

Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.


1. Metode dengan menggunakan media kartu huruf dan model pembelajaran PJBL
layak dijadikan praktik baik dalam pembeljaran dikarena dapat meingkatkan
kemampuan membaca permulaan pada anak memalui permainan kartu huruf,
memantik anak melakukan transfer pengetahuan, dan berpikir kritis.
2. Dengan penyusunan renca pelaksanaan pembelajaran (RPP) secra sistematis dan
cermat, pembelajaran tematik dan model pembelajaran PJBL yang dilaksanakan
tidak sekedar berorientasi HOTS, tetapi juga mengintegrasikan literasi dan
kecakapan abad 21.

Berdasarkan hasil praktik baik pembelajaran menggunakan media kartu huruf


dengan model pembelajarab PJBL, berikut dapat disampaikan bahwa penggunaan
media kartu huruf dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada anak
kelompok B TK Patisah.

Berbagai kegiatan Menyusun dan membentuk huruf menjadi sebuah kata


menggunakan media kartu huruf yang dilaksanakan di Kelompok B Tk Patisah dapat
meningkatkan kemampuan anak dalam bidang pengembangan bahasa khususnya
khususnya membaca permluaan. Peningkatan tersebut terlihat dari hasil pengamatan pada
akhir kegiatan pengembangan , yaitu meliputi : anak sudah mau menyelesaikan kegiatan
Menyusun dan membentuk huruf dengan tuntas dan hasilnya pun sudah berkembang
sangat baik. Peningkatan tersebut mencapai 75% anak sudah mampu. Dengan demikian
dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Dengan media kartu huruf dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan
pada anak.
2. Dengan media kartu huruf dapat meningkatkan hasil pembelajaran anak
menjadi lebih baik dan efektif.
3. Dengan media kartu huruf dapat meningkatkan motivasi dan ketertarikan anak
dalam hal belajar membaca permulaan.
4. Kegiatan membaca permulaan dengan menggunakan media kartu huruf
dapat meningkatkan kemampuan anak dalam aspek pengembangan Bahasa.
DAFTAR PUSTAKA

Fitriana* , Fitriah Hayati2, dan Riza Oktariana3.2022, Upaya meningkatkan


kemampuan membaca permulaan dengan penggunaan media kartu huruf pada
kelompok b di paud tulus bunda aceh besar. Jakarta

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2002. Kamus Besar Bahasa


Indonesia.Surabaya : Amanah

Asmawati , Luluk .2016, Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini.


Jakarta : Universitas Terbuka.

B.E.F Montulalu. 2010. Bermain dan Permainan Anak. Jakarta :


Universitas Terbuka

https://jim.bbg.ac.id/pendidikan/index

https://doi.org/10.61104/jd.v1i1.21
LAMPIRAN

Kegiatan awal pembukaan, doa’,salam, tanya jawab

Kegiatan melihat video gerak dan lagu anak anak menirukan

Kegiatan main 1 (Menyusun dan membentuk huruf menggunakan kartu


huruf, payet dan kancing baju)
Kegiatan main 2 (membuat sate buah)

Kegiatan main 3 (Melukis dengan menggunakan cotton bud)

Istirahat
Refleksi

Penutup, do’a, pulang

Anda mungkin juga menyukai