Anda di halaman 1dari 9

Pembelajaran yang Menyenangkan dan Berpusat pada Siswa

Oleh
Putu Edy Pariawan, S.Pd
Calon Guru Penggerak Kota Denpasar

1.1 Latar Belakang


Pendidikan adalah usaha untuk menuntun segala kekuatan kodrat yang ada
pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang
setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat. Untuk dapat
mewujudkan ini peran guru sangat sentral. Guru harus menyadari bahwa anak-anak
tidak bisa disamaratakan. Setiap anak memiliki keuinikannya masing-masing.
Setiap anak memiliki potensi, minat, dan bakatnya masing-masing. Peran gurulah
menuntun anak-anak tersebut sesuai dengan minat, bakat, dan potensinya, sehingga
nantinya dapat membentuk anak-anak yang memiliki profil pelajar Pancasila.
Paradigma pembelajaran telah berubah dari teacher center ke student center.
Pada student center ini guru dituntut untuk dapat menyajikan pembelajaran yang
berpusat pada siswa atau yang lebih menekankan keterlibatan, keaktifan, dan
interaksi siswa yang lebih banyak. Dengan pembelajaran yang berpusat pada siswa
maka pembelajaran akan menjadi lebih bermakna. Siswa akan lebih paham secara
mendalam terkait materi-materi yang mereka pelajari.
Selain melaksanakan pembelajaran yang berpusat pada siswa, guru juga harus
mampu mewujudkan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswanya. Apalagi
kita ketahui bersama bahwa negara kita dan seluruh dunia sedang mengalami
pamdemi covid-19 yang sudah berlangsung kurang lebih selama 10 bulan.
Tentunya ini membuat para siswa bosan dalam menjalani proses pembelajaran,
karena yang biasanya mereka belajar secara tatap muka bertemu dengan teman-
temannya, dapat bermain dengan teman-temannya, berganti menjadi pembelajaran
dari rumah tanpa bisa bertemu dan bermain dengan teman-temannya. Dalam
kondisi seperti ini diperlukan strategi, metode, cara kreatif yang dilakukan oleh
guru di dalam merancang pembelajarannya agar para siswa tidak bosan dan
mengalami kejenuhan di dalam mengikuti pembelajaran. Untuk bisa merancang
pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa tentunya guru harus terlebih dahulu
mengetahui profil siswanya dengan cara melakukan asessmen diagnostik awal.
Dengan melakukan ini maka guru akan mudah dapat merancang pembelajaran
sesuai yang dibutuhkan siswa.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari rancangan aksi nyata ini yaitu sebagai berikut.
1. Mewujudkan pembelajaran yang menyenangkan dan berpihak pada siswa,
sehingga materi yang mereka pelajari akan menjadi lebih bermakna.
2. Mewujudkan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student center
oriented).
3. Meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa.

1.3 Deskrisi Aksi Nyata


Untuk dapat merancang pembelajaran yang menyenangkan dan berpihak
pada siswa, guru harus terlebih dahulu mengetahui profil siswanya. Cara yang dapat
dilakukan oleh guru untuk mengetahui profil siswanya yaitu dengan melakukan
asessmen diagnostik nonkognitif awal. Dengan melakukan assesmen diagnostik
nonkognitif awal, maka guru dapat dengan mudah merancang pembelajaran yang
sesuai dengan kebutuhan siswa.
Adapun untuk melakukan assesmen ini penulis menggunakan google form.
Berikut bentuk assesmen diagnostik nonkognitif awal yang penulis susun.
Setelah memperoleh hasil diagnostik awal dari siswa, kebanyakan anak
menginginkan belajar tatap muka dan sudah bosan belajar di rumah. Selain itu ada
juga siswa yang menginginkan pembelajaran yang variatif yang diselilingi dengan
game dan kuis. Untuk itu penulis pun mulai merancang pembelajaran yang sesuai
dengan kebutuhan siswa yaitu melaksanakan pembelajaran tatap muka tidak
langsung melalui aplikasi zoom dan juga memberikan game-game serta kuis saat
melaksanakan pembelajaran. Sebelum melaksanakan pembelajaran penulis pun
menyiapkan media pendukung seperti aplikasi zoom, media game (TTS, wordwall,
dll), dan juga media kuis (kahoot dan quizziz). Setelah semua siap barulah penulis
memulai melaksanakan pembelajaran sesuai yang diharapkan siswa.

1.4 Hasil Aksi Nyata


Adapun hasil yang diperoleh melalui pelaksanaan aksi nyata ini yaitu
sebagai berikut.
1. Guru mengetahui profil siswa nya mulai dari pembelajaran seperti apa yang
mereka inginkan, apa yang membuat mereka senang belajar, bentuk tugas
seperti apa yang mereka inginkan, dan bagaimana kondisi mereka untuk
belajar daring. Profil yang diperoleh tersebut dapat dijadikan guru sebagai
modal untuk merancang pembelajaran yang menyenangkan dan berpusat
pada siswa.
2. Guru dapat berinovasi dalam melaksanakan pembelajaran. Guru dapat
memanfaatkan kemajuan teknologi untuk mendukung proses pembelajaran
yang mereka laksanakan seperti pemanfaatan zoom meetting, pemanfaatan
aplikasi untuk game dan kuis. Dengan demikian pembelajaran yang
dilaksanakan oleh guru akan lebih variatif dan tidak membosankan bagi
siswa.
3. Siswa menikmati proses pembelajaran yang mereka ikuti, tidak bosan,
menyenangkan, dan tentunya bermakna.
4. Siswa dapat menyampaikan pendapatnya terkait cara belajar seperti apa
yang mereka inginkan dan bentuk tugas yang seperti apa yang mereka
inginkan melalui pelaksanaan asessmen diagnostik awal.
5. Siswa selalu dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran.
Berikut beberapa pernyataan siswa setelah mereka mengikuti pembelajaran
yang menyenangkan dan berpusat pada siswa.

I Putu Yoga Devgantara - Kelas VIB - Pembelajaran yang saya ikuti sangat
seru, saya dapat bermain sambil belajar melalui game-game yang diberikan
oleh pak guru. Saya yang sebelumnya cepat bosan karena hanya diberikan
soal-soal saja di google classroom menjadi senang belajar dengan cara belajar
yang berbeda yang dilakukan oleh pak guru.

Anak Agung Istri Krisna Pradnyadewi - Kelas VIB - Bermain sambil belajar
dengan game itu seru. Selain itu belajar melalui zoom meetting saya lebih
mudah memahami materi yang disampaikan pak guru daripada hanya
membaca materi dibuku dan google classroom.

1.5 Refleksi Aksi Nyata


Setelah melaksanakan aksi nyata saya sebagai guru baru menyadari
bagaimana seharusnya memperlakukan anak dalam proses pembelajaran. Apa yang
sebelumnya sudah sangat baik menurut guru belum tentu sesuai dengan harapan
siswanya. Guru harus selalu memperhatikan setiap individu siswanya, mengetahui
profil siswanya, dan merancang pembelajaran yang sesuai harapan siswanya bukan
yang baik menurut gurunya.
Adapun kendala yang dialami selama pelaksanaan aksi nyata yaitu masih ada
beberapa siswa yang belum bisa terlibat dalam proses pembelajaran dikarenakan
keterbatasan sarana yang mereka miliki. Selain itu ada juga keterbatasan pada
fasilitas aplikasi zoom yang dimiliki oleh guru sehingga tidak bisa bertatap muka
secara maya dengan siswanya dalam waktu yang lama.

1.6 Rencana Perbaikan di Masa Mendatang


Apa yang sudah baik yang penulis lakukan selama pelaksanaan aksi nyata ini
akan terus dilakukan secara berkelanjutan dan konsisten. Selain itu penulis juga
akan meminta masukan dari rekan-rekan guru yang lain untuk perbaikan terhadap
hal-hal yang masih kurang dari pelaksanaan aksi nyata ini. Kedepannya penulis
akan mengajak rekan-rekan guru yang lain untuk melakukan cara-cara yang seperti
penulis lakukan untuk mewujudkan pembelajaran yang menyenangkan dan
berpusat pada siswa.

1.7 Dokumentasi Kegiatan


Berikut beberapa dokumentasi pelaksanaan aksi nyata "Pembelajaran yang
menyenangkan dan berpusat pada siswa".

Respon Hasil Asessmen Diagnostik Awal


Merancang Media Pembelajaran

Pelaksanaan Pembelajaran yang Menyenangkan dan Berpusat Pada Siswa


Artikel ini juga sudah saya bagikan di blog pribadi saya

Berikut link artikelnya

https://www.ngiringmelajah.com/2020/12/Aksi-Nyata-Refleksi-Filosofi-
Pendidikan-Indonesia-Ki-Hajar-Dewantara.html

Anda mungkin juga menyukai