Anda di halaman 1dari 5

Identitas Informan

Nama : Muhammad Sujud, S.Pd.

Alamat : Purwodadi, Grobogan

Status : Guru Fiqih Kelas XI MA Nurul Ulum Jekulo Kudus

Peneliti : Apa persiapan yang dilakukan bapak guru sebelum melaksanakan evaluasi hasil
belajar fiqih?

Informan : persiapan yang saya lakukan itu adalah mempersiapkan tujuan dari pembelajaran
yang dicapai, yang mencakup kognitif, afektif dan psikomotorik, juga harus sesuai
kurikulum 2013. Tapi yang saya tekankan kepada murid ialah aspek kognitif.

Peneliti : Apa saja instrumen atau alat yang bapak guru gunakan dalam melaksanakan evaluasi
pembelajaran fiqih terhadap siswa-siswi?

Informan : instrumen yang saya gunakan itu ada pilihan ganda, uraian, tanya jawab, observasi
dan proyek

Peneliti : Apa alasan bapak guru dalam memilih instrumen yang digunakan dalam evaluasi hasil
belajar fiqh tersebut?

Informan : Karena lebih mudah dalam pembuatan instrumennya

Peneliti : Jelaskan efektivitas dari pelaksanaan pembelajaran panel berbasis daring via zoom?

Dalam mengetahui hasil belajar fiqih tersebut?

Informan : Tergantung situasi dan kondisinya mas, misalnya tanya jawab itu saya bisa langsung
menilai kemampuan siswa, tapi waktunya sangat terbatas, berbeda dengan pilihan
ganda atau yang lainnya itu saya bisa menilai semua siswa. Disamping itu, dalam
melakukan pembelajaran semacam ini (via zoom) pemahaman siswa ada kurangnya,
yakni siswa kurang sepenuhnya mengetahui lebih dalam tentang apa yang saya
ajarkan, mengingat ini tidak system tatap muka.

Peneliti : Bagaimana langkah-langkah bapak guru dalam menyusun instrumen yang digunakan
dalam mengetahui hasil belajar fiqh yang diterapkan tersebut?

Informan : Banyak itu mas, diantaranya instrumennya harus berpedoman pada RPP, membuat
kisi-kisi tes, menyusun soal, uji coba tes, dan membuat skor serta instrumennya juga
harus valid dan kredibel. Kemudian soal tersebut kami jadikan dalam format
googleform sebagai peraturan yang berlaku dari pemerintah.

Peneliti : Apa motivasi yang diberikan kepada siswa dalam meningkatkan evaluasi hasil belajar
fiqh?

Informan : saya setiap pertemuan daring via zoom selalu memberikan motivasi untuk selalu
mempelajari pelajaran yang sudah saya ajarkan, mengingat pembelajaran yang sedang
berlangsung saat ini ialah bukan tatap muka.

Peneliti : sebagaimana implementasi yang digunakan dalam pembelajaran fiqih, bagaimana


upaya bapak dalam meningkatkan kemampuan kognitif siswa untuk memahami lebih
dalam pelajaran fiqih?

Informan: Jadi upaya yang saya lakukan pertama ialah, menggunakan media pembelajaran.
Karena saya anggap hal ini penting dan mendukung untuk kondisi saat ini. Setiap guru
di MA Nurul Ulum menggunakan media yang berbeda, awalnya pembelajaran
dilakukan dengan menggunakan aplikasi e-learning yang dianjurkan oleh pemerintah,
namun karena ada beberapa kesulitan dan kendala maka beberapa guru PAI terutama
guru Mapel Fiqih memutuskan untuk menggunakan media yang mudah digunakan
oleh guru dan siswa, yaitu Whatsapp Group. Pembelajaran dilakukan dengan
menggunakan aplikasi whatsapp dinilai lebih simpel karena guru dapat mengirimkan
materi pembelajaran yang akan dibahas dalam bentuk gambar, video, audio, doc, dan
ppt. Group whatsapp dipilih sebagai salah satu media pembelajaran, sebab dilihat dari
jumlah pengguna, cara penggunaan dan fungsinya yang mana guru dapat
menyampaikan materi pelajaran ataupun berbagi tugas dalam bentuk gambar, video,
audio, doc, ppt serta meminta tanggapan atau (jawaban) dari siswa.

Yang kedua, penggunaan metode pembelajarannya. Saya pribadi sebagai guru fiqih
memilih untuk menggunakan metode penugasan karena metode ini dapat dikatakan
metode yang tepat untuk saat ini. Metode penugasan dilakukan agar siswa dapat
memahami materi pelajaran, yaitu dengan cara menugaskan siswa untuk merangkum
materi di buku catatan atau pun menggaris bawahi materi yang penting sekali untuk di
fahami sehingga siswa dapat mencerna materi yang sekiranya penting untuk dipelajari
dan difahami untuk mengasah kemampuan siswa dalam hal pemahaman,
pengetahuan (kognitif) dan meminta siswa untuk mengisi soal di buku LKS/paket.
Dengan menggunakan metode penugasan dapat menggali daya pikir siswa terkait
materi yang dibahas oleh gurunya. Beberapa penugasan yang diberikan guru PAI
kepada siswa yaitu siswa diminta untuk mengerjakan tugas sesuai materi pelajaran
fiqih dan mencari sumber-sumber yang ada di buku, google dan youtube sesuai
dengan pembelajaran hari itu. Contohnya seperti mencari gambar gerakan wudhu,
sholat, dan lain-lain. Sesekali guru menghimbau kepada siswa untuk mempraktekan
materi yang bisa dipraktekan, satu diantaranya adalah wudhu karena wudhu
merupakan hal yang sangat penting dilakukan sebelum kita melaksanakan sholat.

Yang ketiga, karena ini berkaitan untuk membentuk aspek kognitif siswa tentang
pembelajaran fiqih maka saya sebagai guru memberikan pengetahuan, pemahaman
sehingga siswa dapat mengaplikasikannya. Yang saya tekankan untuk siswa adalah
(pertama) menjadikan buku pegangan menjadi acuan siswa. (Kedua) memintanya
untuk membaca dan merangkum materi di buku catatan ataupun menggaris bawahi
hal yang penting untuk difahami. (Ketiga) memintanya untuk mencari dan memahami
materi dari sumber-sumber yang sudah jelas yang ada di buku, google ataupun
youtube. (Keempat) siswa menyimak video pembelajaran yang diberikan oleh guru di
group whatsapp. (Kelima) menjelaskan kembali materi pelajaran fiqih kepada siswa
yang belum memahaminya via zoom. (Keenam) siswa diminta untuk membuat soal
sekaligus langsung menjawabnya, karena jika siswa bisa membuat soal otomatis
mereka tau dan faham apa yang mereka pelajari.

Peneliti : bagaimana cara bapak mengatasi kemampuan kognitif siswa yang rendah?

Informan : karena siswa kemampuannya bervariasi. Jadi cara saya untuk meningkatkan
kemampuan kognitif siswa yang rendah, saya memintanya untuk mencari sumber-
sumber di google yang berkaitan dengan yang sedang ia pelajari, cintohnya seperti
mencari gambar gerakan wudhu, sholat dan terkait materi yang di praktekan. Hal
tersebut dapat menggali daya pikir siswa terkait materi yang dibahas oleh guru.

Peneliti : Bagaimana faktor pendukung dalam mengimplementasikan model pembelajaran


panelberbasis daring via zoom dalam meningkatkan kemampuan kognitif siswa pak?

Informan : menurut saya pribadi pembelajaran ini efektif dan efisien. Disamping siswa lebih giat
menggali pengetahuannya dengan adanya tugas-tugas yang guru berikan seperti tugas
untuk mencari materi yang berkaitan dengan pembelajaran sebagai peningkatan aspek
kognitif siswa tersebut. Disamping itu dalam berinteraksi melakukan pembelajaran di
luar waktu masih bisa, yaitu dengan cara memanfaatkan group whatsapp sebagai
sarana pembelajaran tindak lanjut. Saya katakana efektif karena proses pembelajaran
dengan menggunakan group whatsapp dapat dikatakan efektif karena siswa dan guru
sudah terbiasa menggunakan aplikasi tersebut dalam kehidupan sehari-hari sehingga
tidak terjadi kesulitan dalam penggunaanya dan dalam waktu yang bersamaan guru
dapat memberikan informasi, tugas dan materi yang akan disampaikan kepada masing-
masing kelas. Guru dan siswa sudah mengunakan media whatsapp dalam melakukan
pembelajaran, hal tersebut juga terlihat ketika pembelajaran daring dilaksanakan
menggunakan whatsapp group, guru dan siswa terlihat tidak mengalami kesulitan
dalam melakukannya

Peneliti : Bagaimana faktor penghambat dalam mengimplementasikan model pembelajaran


panel berbasis daring via zoom dalam meningkatkan kemampuan kognitif siswa pak?
Informan: Banyak faktor penghambatnya, diantaranya jaringan internet yang kurang baik
(lemot), adalagi seperti ada peserta didik yang membuat alasan yang mengada-ngada,
banyak juga siswa yang mengatas namakan jaringan jelek lalu mengurung niatnya
mengikuti kegiatan pembelajaran online, kedua kuota internet terbatas. Kesulitan guru
dalam mengontrol siswa, pembelajaran lebih banyak teoritis, minimum praktek.

Anda mungkin juga menyukai