Apa kelebihan yang mendukung peran Anda sebagai Guru Penggerak? Jelaskan
alasannya dan berikan contohnya!
kelebihan yang mendukung sebagai guru pengegrak adalah saya mampu
memberikan suatu perubahan dinamika dengan membuat metode yang sifatnya
menyenangkan dan berpusat kepada siswa dalam era merdeka belajar.
selain itu saya menelusuri falsafah Ki Hajar Dewantara yang memiliki 3 semboyan,
yaitu :
1. ing ngarsa sung tulada
artinya sebagai guru apabila di depan memberi contoh. kita sebagai guru harus
memberi contoh yang baik kepada siswa. guru kencing berdiri, murid kencing berlari.
artinya apa yang dilakukan guru, akan di tiru juga oleh murid.
2. ing madya mangun karsa
artinya apabila ada di tengah, guru harus memberi motivasi dan kekuatan. guru
berada diantara siswa, harus memberi dorongan agar siswa maju dan sukses.
3. tut wuri handayani
semboyan pendidikan ini memiliki arti guru apabila di belakang, memberikan
dorongan yang baik kepada siswa.
jadi dimanapun guru berada, memiliki arti masing masing. di depan sebagai contoh,
di tengah sebagai motivator, dan di belakang sebagai pendorong.
hal sederhana bisa dicontohkan kepada murid, seperti bagaimana bersikap atau
bagaimana berbusana. guru yang rapih dan sopan akan menjadi contoh kecil yang
bisa di tiru muridnya. sehingga mereka bisa membawa hal yang baik dan positif ke
rumah.
membiasakan murid menganalisis dan berpikir kritis terhadap masalah masalah
kekinian dan mengapresiasi opini mereka dengan tepuk tangan atau nilai bintang.
dalam era pembelajaran yang semakin rumit, harus dimatangkan dalam aspek
pengetahuan yang diaplikasikan dalam soal HOTS.
dampak nya :
1. hafalan murid tentang surat pendek semakin bertambah, hafalan dzikir pagi,
disiplin berbaris dan mendengarkan arahan dari guru, mental anak untuk tampil di
depan umum semakin percaya diri, bersemangat.
2. anak terlatih disiplin, rapih, hafal bacaan sholat, berani, percaya diri.
3. menciptakan suasana sekolah dan karakter siswa dan religius dan beriman
bertaqwa.
dalam program ini, saya berpartner dengan seorang guru PAI juga, dimana beliau
juga ikut mengarahkan anak anak agar siap mengikuti acara.
Berinteraksi dengan orang lain terkadang dapat menjadi sebuah tantangan. Ceritakan
kesulitan yang Anda alami saat bekerja sama dengan pihak lain (misalnya rekan sejawat,
pimpinan di sekolah, orangtua, wali murid, keluarga, komunitas, perangkat desa, tokoh
masyarakat, pemuka agama, instansi, maupun lainnya) guna menimbulkan kesadaran dan
kesediaan agar mereka berkomitmen membantu Anda mencapai tujuan bersama.
Kapan waktu kejadiannya? Situasi apa yang Anda hadapi saat itu? Pihak mana saja yang
Anda minta untuk bekerja sama dan mengapa? Gambarkan secara jelas!
kejadiannya ketika pelaksanaan penilaian tengan semester ganjil bulan september
2022. situasinya seperti berikut, saya menginstruksi siswakelas 4,5 dan 6 untuk
membawa hand phone pada mata pelajaran PAI saja, guna mengunggah jawaban
PTS mereka. karena jika dikoreksi secara manual membutuhkan waktu yang lama,
sehingga mereka saya beri link google form agar membuat pekerjaan saya lebih
efisien. mengingat LJK yang harus di koreksi sebanyak kurang lebih 270 lembar.
saya minta kerjasama murid dan wali murid.
Kesulitan apa saja yang Anda hadapi saat bekerja sama? Adakah penolakan ataupun
kegagalan yang Anda hadapi dalam situasi tersebut? Bagaimana respon Anda dalam
situasi tersebut? Upaya apa yang Anda lakukan untuk tetap fokus mencapai tujuan yang
telah direncanakan?
kemudian karena kelas 4 baru semester ini di ajar oleh saya, maka orang tua agak
kaget dengan intruski ini dan ada yang keberatan. ada seorang wali murid yang tidak
setuju kalau anaknya membawa hand phone ke sekolah, khawatir anaknya
bukannya belajar malah bermain HP. lalu, saya arahkan, kalau memang keberatan,
anaknya saya izinkan tidak bawa HP, nanti bisa bergantian dengan teman yang lain.
tapi bapak ini kesal, karena maksudnya adalah saya harus menarik intruksi tersebut.
masalahnya adalah anak anak selama kelas 1 sampai 3 tidak pernah mengunggah
jawaban melalui hand phone. nah disini saya membuat inovasi yang memang
seharusnya pendidik itu mengikuti perkembangan zaman dan teknologi, dan sudah
sewajarnya kalau ada wali murid yang gaptek dan kurang bijaksana terhadap
keputusan guru. wali murid yang keberatan tadi bilang kalau ananknya tidak mau
sekolah kalau tidak bawa HP. disini saya memaklumi kekhawatiran orangtua dan
memberi pengertian bahwa di sekolah kami mengawasi anak anak, HP tidak boleh
dikeluarkan selain untuk mengupload jawaban, kami juga menjelaskan kepada murid
yang bersangkutan bahwasannya tidak apa apa tidak membawa HP jika orangtua
keberatan.
Upaya apa saja yang Anda lakukan untuk mendapatkan komitmen dari berbagai pihak
untuk bekerja sama?
upaya untuk mendapatkan komitmen dari berbagai pihak :
1. pihak kepala sekolah
saya meminta izin apabila hendak menyuruh siswa membawa hand phone guna
keefektifan proses penilaian.
2. guru kelas (wali kelas)
karena saya adalah guru mata pelajaran yang memegang 9 kelas ( kelas 4 ada 3
rombongan belajar, kelas 5 ada 3 rombongan belajar, kelas 6 ada 3 rombongan
belajar), maka saya meminta tolong kepada guru kelas dalam menyebarluaskan
informasi untuk membawa hand phone (hanya pada mata pelajaran PAI saja selama
PTS) di grup whats app masing masing kelas.
3. murid
sebelum intruksi di bagikan ke grup whats app, saya sudah menyampaikan langsung
kepada siswa siswa yang bersangkutan.
4. orang tua (wali murid)
apabila ada yang berkeberatan, saya persilakan untuk mengajukan komplain ke
nomor pibradi saya. akan saya jelaskan maksud dan tujuan diadakannya kebijakan
ini.
kebijakan ini sudah saya lakukan sejak pembelajaran daring 2 tahun lalu. menurut
saya lebih efisien menggunakan google form untuk menilai jumlah murid yang
banyak karena secara manual kita akan kurang teliti. dan lebih memudahkan siswa
juga, ketika selesai menjawab, nilai langsung keluar dan mereka langsung
mengetahui bagian mana yang salah. memang di sekolah tempat saya bertugas
masih sedikit guru yang menggunakan teknologi, hanya 2 orang yang biasa
menggunakan platform google form, google meet, zoom dan kahoot. padahal kalau
di eksplorasi lebih banyak, banyak guru muda di sini yang bertalenta untuk
menggunakan teknologi dalam pendidikan.
Bagaimana hasilnya?
hasilnya alhamdulillah baik dan anak anak serta wali murid sekarang terbiasa
dengan kebijakan saya. kalau setiap PTS atau PAS, mereka sudah paham bahwa
pelajaran PAI harus membawa hand phone. disini saya menggunakan prinsip
transparansi dan efisien. begitu selesai mengupload jawaban, saat itu juga nilai
keluar. sebenarnya anak anak lebih tertarik dengan teknologi karena memang
sekarang zamannya serba teknologi. maka dalam hal pendidikan juga seharusnya
melibatkan teknologi yang disesuaikan dengan kebutuhan.
Permasalahan, tantangan, situasi yang kompleks adalah kondisi umum yang ditemui
dalam menjalankan pekerjaan. Berikan contoh pengalaman Anda dalam menghadapi
situasi yang paling menantang, kompleks atau sulit saat menjalankan tugas Anda.
Kapan waktu kejadiannya? Permasalahan, tantangan, atau kompleksitas apa yang Anda
hadapi saat itu? Gambarkan secara jelas!
ejadiannya tahun pelajaran 2022/2023 awal semester ganjil, sekitar bulan juni - juli.
permasalahan dan tantangannya adalah karaketr siswa kelas 6 (disini kelas 6c)
yang agak bermasalah dengan karakter sopan santun , terutama siswa laki lakinya.
mungkin mereka sedang memasuki masa pubertas dan pencarian jati diri sehingga
menimbulkan sikap mencari perhatian dengan berbuat onar, bicara kasar walaupun
dengan guru dan memprovokasi teman temannya untuk ikut ikutan sok jagoan.
sebenarnya hanya 1 orang yang bermasalah, namun menyebar ke murid lain.
Upaya apa saja yang Anda lakukan untuk memahami situasi tersebut secara
komprehensif? Peluang dan kesempatan apa saja yang Anda identifikasi dalam situasi
tersebut untuk membantu Anda menghadapinya?
upaya yang saya lakukan :
1. melakukan pendekatan kepada 1 orang murid provokator tersebut
saya ajak dia bicara dari hati ke hati, kenapa dulu tidak begini sekarang berubah
perangainya. ternyata dia di tinggal ayahnya. sosok ayah pada masa masa pubertas
memang sangat dibutuhkan sebagai figur laki laki yang akan di contoh oleh
anaknya. ayahnya pernah tersandung kasus pidana dan sekarang pergi ke
kalimantan. membuat murid saya ini secara psikologis, terpukul, kehilangan, dan
bingung harus bersikap seperti apa sebagai seorang anak kecil. sebenarnya anak ini
awalnya religius, namun sekarang bertolak belakang. dalam hal ini, saya mencoba
memahami tindakannya dan menasihati bahwa dia adalah anak yang baik dan
sayang sekali kalau harus berubah jadi siswa yang nakal.
2. menasihati teman teman sekelasnya
karena saya masuk kelas ini hanya 2 hari dalam seminggu, jadi tidak banyak waktu
saya berkomunikasi dengan mereka. ketika saya masuk kelas mereka, suara saya
kalah dengan suara anak anak. lalu saya menerapkan kesepakatan sebelum belajar.
intinya mereka yang menentukan sendiri sikap di kelas seperti apa, dan siapa yang
melanggar akan di beri hukuman apa. alhamdulillah berjalan efektif.
Pertimbangan-pertimbangan atau alternatif apa saja yang Anda hadirkan dalam membuat
keputusan? Informasi apa lagi yang Anda gunakan untuk memperkuat keputusan Anda?
ertimbangan dalam membuat keputusan :
1. efek jera
karena kasus saya berkaitan dengan sikap/akhlak, maka saya membuat pilihan
untuk murid saya supaya anak anak ada efek jera apabila mengulangi
kesalahannya.
2. aspek psikologis
dalam menentukan keputusan, saya memperhatikan psikologis anak (khususnya
satu anak provokator tadi). disini ada beberapa murid yang orangtuanya tidak
lengkap, dalam artian ada yang cerai, ada yang ditinggal kerja ke jakarta, ada yang
tinggal dengan neneknya saja. jadi butuh perhatian dari orang yang lebih tua
sebagai pengganti sosok orang tua.
3. mendefinisikan permasalahan
berikan sebanyak mungkin waktu, namun efektif untuk memikirkan masalah
tersebut. jika kita sudah memiliki gambaran keputusan yang kita ambil, pikirkan lebih
banyak manfaat nya atau mudorot nya.
4. mengevaluasi kembali situasi
kita bisa mengamati situasi dengan melihat ;apa yang terjadi; dengan ;apa yang
seharusnya terjadi ; untuk mengetahui perbedaan keduanya. kedua hal ini sebaiknya
dilakukan secara objektif dan spesifik.
5. mengumpulkan informasi
tanyakan pada diri sendiri , apa yang kita inginkan dengan mengambil keputusan
ini ? tujuan apa yang ingin kita dapatkan ? kembalikan lagi pada tujuan besar kita,
dengan mempertimbangkan risiko risiko atau konsekuensinya.
6. menetapkan pilihan
bayangkan, apa yang terjadi jika ... ? pilihan yang diambil sebaiknya praktis, jangan
sampai keputusan yang diambil justru menyulitkan dibanding masalahnya itu sendiri.
disesuaikan dengan nilai nilai, tujuan dan kemampuan yang kita miliki.