Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN PENELITIAN KoPSI

Peran Orang Tua dalam Proses Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) Murid di SMAN 4
Surabaya

Maylina Widya Puspita Kurniawan


Dani Achmad Wiraharmana
ISH

SMA Negeri 4
Surabaya, Jawa Timur
Tahun 2021

1
PERNYATAAN ORISINALITAS

2
ABSTRAK

Masa pandemi membuat Pendidikan di Indonesia yang membuat dari pembelajaran offline menjadi
pembelajaran online dengan adanya Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) mengakibatkan banyak sekali
perubahan yang terjadi. Perubahan tersebut membuat peran orang tua semakin penting untuk
kelancaran PJJ sehingga pada penelitian ini memiliki rumusan masalah bagaimana peran orang tua
dalam proses PJJ pada murid SMAN 4 Surabaya? Menjadi fokus penelitian dan memiliki tujuan untuk
mengetahui peran orang tua dalam proses PJJ pada murid SMAN 4 Surabaya. Metode penelitian ini,
merupakan metode kualitatif. Hasil dari penelitian ini adalah orang tua memiliki peran yang sangat
penting untuk kelancaran proses PJJ. Peran orang tua dalam proses PJJ siswa SMAN 4 Surabaya
antara lain: (1) sebagai pemantau dan pendamping siswa selama proses PJJ, (2) sebagai motivator
untuk memberikan dorongan dan semangat belajar di masa pandemi selama proses PJJ, (3) untuk
meningkatkan kedisipinan anak dalam hal kedisilinan siswa saat mengikuti meet pada setiap mata
pelajaran serta pengumpulan tugas yang harus sesuai dengan tanggat yang ditentukan, dan (4) sebagai
fasilitator Pendidikan. Untuk memaksimalkan perannya, orang tua memiliki beberapa faktor pendorong
dan penghambat dari adanya proses PJJ, maka dari itu perlu dukungan, keterbukaan, komunikasi yang
intensif sehingga memerlukan Kerjasama yang baik antara pihak sekolah dan pihak siswa terhadap
orang tua.
Kata kunci: peran orang tua, proses Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), sekolah

3
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Anak adalah anugerah Tuhan Yang Maha Esa sebagai calon generasi penerus bangsa yang
masih dalam masa perkembangan fisik dan mental. Anak memiliki peran strategi dalam menjamin
eksistensi bangsa dan negara di masa mendatang. Untuk mampu memikul tanggungjawab itu, anak
perlu mendapat kesempatan untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, baik fisik, mental,
sosial, maupun spiritual.
Karena keterbatasan kemampuan anak, maka anak butuh perawatan, pengasuhan, pendidikan,
perlindungan dan kesejahteraan. Perawatan, pengasuhan, pendidikan, perlindungan dan
kesejahteraan anak harus dilaksanakan dari orang tua, masyarakat, dan negara sebagaimana diatur
dalam pasal 53 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia dan untuk
kepentingan Hak Anak diakui serta dilindungi oleh hukum sejak dalam kandungan.
Untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, anak perlu pendidikan. Pendidikan adalah salah
satu kebutuhan hidup manusia yang prosesnya berlangsung seumur hidup sesuai dengan Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003. Di negara Indonesia, pelaksanaan pendidikan melalui tiga bentuk
yaitu: pendidikan formal, informal, dan non formal.
Seiring kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, kini pendekatan pembelajaran telah
berubah ke arah pembelajaran abad pengetahuan. Teknologi internet juga berdampak terhadap
perilaku dan kehidupan generasi masa kini. Anak-anak masa kini sangat akrab dengan internet
melalui berbagai perangkat gawai. Namun satu hal yang disayangkan adalah internet masih sangat
kecil digunakan untuk keperluan pembelajaran (Chalim, 2018: 43).
Orang tua seharusnya mengawasi dan membimbing anak dalam penggunaan gawai dan internet,
agar anak tidak kecanduan gawai atau internet yang dapat berdampak negatif pada perilaku anak.
Orang tua seharusnya mengarahkan anak untuk membuka situs-situs yang bermanfaat, seperti
mengerjakan tugas-tugas sekolah menggunakan internet dalam keberlangsungan PJJ. Mengontrol
atau mengawasi perlu dilakukan secara persuatif dengan tetap menghargai privasi anak (Khairani,
2019: 10).
Apalagi melihat kasus semakin meningkatnya penularan Covid-19 di Indonesia, sehingga
pemerintah membuat sebuah kebijakan untuk mengendalikan dan mengurangi penularan Covid-19.
Dengan diterapkannya pembatasan aktivitas sosial, himbauan menggunakan masker dan mencuci
tangan setiap melakukan aktivitas, melakukan karantina wilayah, physical distancing, menghimbau
perusahaan untuk melakukan Work From Home (WFH), hingga pembatasan mobilitas
penduduk (Yulianingsih et al., 2020). Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)
memberikan keputusan untuk setiap pendidikan agar melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh
(PJJ). Kebijakan ini dituang dalam Surat Edaran Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pencegahan dan
Penanganan Covid-19 pada Satuan Pendidikan, Minggu (9/3/2020).
Sesuai dengan kondisi pandemi yang sedang terjadi, setiap pendidikan dihimbau
melangsungkan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Para guru dituntut memberikan pengajaran yang
baik, menciptakan suasana yang kondusif untuk belajar secara kreatif dan inovatif menggunakan
media belajar yang menarik agar siswa dapat memahami materi pembelajaran dan tujuan
pembelajaran dapat tercapai. Selain itu, motivasi belajar siswa berpengaruh dalam keberhasilan
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Namun, kondisi ini menyebabkan guru kesulitan untuk mengontrol dan menjaga proses belajar
mengajar karena terbatas dalam ruang virtual. hal ini yang membuat motivasi belajar siswa dapat
menurun bahkan mempengaruhi hasil belajar siswa. Untuk menjaga motivasi belajar anak, peran
orang tua dalam berlangsungnya PJJ sangat diperlukan. Orang tua bertanggung jawab dan terlibat
terhadap pendidikan anaknya apalagi dimasa pandemi, baik dalam bentuk kepedulian, dukungan,
secara moril maupun materiil. Orang tua juga harus melihat sejauh mana anak itu belajar, dan lebih
memperhatikan waktu kosong anak.
Akan tetapi, kebanyakan orang tua telah memberikan tanggung jawab pendidikan anaknya
kepada guru sekolah. Sekarang orang tua memiliki peran ganda dalam proses PJJ di rumah. Orang
tua dituntut mendampingi anak selama proses PJJ di rumah. Mereka berperan mengadministrasikan

4
pembelajaran dari tahap anak mengerjakan tugas, melaporkan tugas, hingga mengerjakan ujian
daring (Nana Cahana, Kompasiana, 2020).
Penghasilan orang tua yang tidak menentu juga dapat menyebabkan kesulitan ekonomi dalam
menyiapkan sarana untuk anaknya selama proses PJJ. Karena kebanyakan orang tua sibuk bekerja
untuk memenuhi kebutuhan hidup, sehingga orang tua tidak memiliki waktu yang cukup untuk
membimbing dan mengawasi anak dalam proses PJJ.
Salah satu dari hal di atas dapat membuat konsentrasi orang tua terpecah sehingga dalam
membimbing anak salama proses PJJ kurang optimal. Menganggap bahwa dengan adanya kebijakan
untuk belajar dari rumah dengan pembelajaran daring ini menambah tugas mereka dalam
membimbing dan menemani anak ketika belajar (Adela, 2021: 2).
Peran orang tua dan guru dalam hal ini sangat penting, karena mereka adalah orang yang
berhadapan langsung dengan anak-anak dilingkungan keluarga dan sekolah. Orang tua harus
bekerja sama dengan pihak sekolah untuk memahami kurikulum dan memberikan bimbingan serta
dukungan terhadap anak. Kondisi tersebut menarik peneliti untuk melakukan penelitian dengan
judul Peran Orang Tua dalam Proses Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) Murid di SMAN 4
Surabaya.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Bagaimana peran orang tua dalam proses PJJ pada murid SMAN 4 Surabaya?

1.3 TUJUAN PENELITIAN


Berdasarkan dengan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui peran orang tua dalam proses PJJ pada murid SMAN 4 Surabaya.

1.4 MANFAAT PENELITIAN


Dalam melakukan suatu penelitian hasil yang diperoleh diharapkan dapat bermanfaat secara
teoritis maupun praktis. Adapun manfaat penelitian ini secara terperinci adalah :
1) Manfaat Teoritis
a. Memberikan masukan bagi para peneliti lain untuk mengembangan penelitian lain
sejenis.
b. Menemukan pengetahuan/teori/model pembelajaran yang inovatif yang dapat
mendukung peningkatan kualitas pembelajaran di masa yang akan datang.
c. Dapat meningkatkan kesadaran orang tua tentang perannya dalam proses pembelajaran
pada anak.

2) Manfaat Praktis
a. Bagi Orang Tua
 Sebagai masukan dalam mendampingi anak-anaknya ketika Pembelarajan
Jarak Jauh (PJJ) berlangsung.
 Meningkatkan rasa tanggung jawab orang tua dalam mengawasi, mendidik,
membimbing, dan memotivasi anakanaknya agar tetap dapat mencapai tujuan
pembelajaran meskipun dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
b. Bagi Guru
 Menanamkan kreativitas guru dalam usaha pembenahan Pembelajaran Jarak
Jauh (PJJ).
 Membantu guru dalam meningkatkan semangat belajar siswa.
c. Bagi Siswa
 Tetap dapat belajar sekalipun tidak hadir secara fisik didalam kelas.
 Meningkatkan semangat belajar siswa dengan adanya peranan orang tua.
d. Bagi Peneliti
 Menambah pengetahuan, pemahaman, wawasan, dan pengalaman untuk
meningkatkan kompetensi penulis.

5
e. Bagi Pembaca
 Dapat memberikan tambahan wawasan serta pengetahuan bagi pembaca.

6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

Dilansir dari Website resmi Kemendikbud yang menyatakan"... Pembelajaran daring atau jarak jauh
difokuskan pada peningkatan pemahaman siswa mengenai virus korona dan wabah Covid-
19…“.“…Walaupun sekolah menerapkan belajar dari rumah, bukan berarti gurunya hanya memberikan
pekerjaan saja kepada muridnya. Tetapi juga ikut berinteraksi dan berkomunikasi membantu muridnya
dalam mengerjakan tugasnya. Mohon walaupun bekerja dari rumah, mohon siswa-siswa kita juga
dibimbing,.." dikutip dari perkataan Mendikbud. Dengan begitu Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) ini
membutuhkan media yang dapat mendukung terlaksananya kegiatan PJJ yang meliputi gawai seperti
komputer, laptop, dan alat elektronik otomatis lainnya yang mendukung proses PJJ.
Secara konstitusional, peran ataupun kewajiban dan tanggung jawab keluarga terlebih orang tua
terhadap proses pendidikan dan pengajaran kepada anak telah diatur pada UU RI No. 23 Tahun 2002
Tentang Perlindungan Anak pasal 26 ayat 1 yang berbunyi "(1) Orang tua berkewajiban dan
bertanggung jawab untuk :
a. Mengasuh, memelihara, mendidik, dan melindungi anak;
b. Menumbuhkembangkan anak sesuai dengan kemampuan, bakat, dan minatnya; dan
c. Mencegah terjadinya perkawinan pada usia anak-anak."
Menurut Valeza (2017:32-39) Ada beberapa faktor yang mempengaruhi orang tua dalam
melakukan bimbingan belajar pada anak selama PJJ, diantaranya yaitu:
1) Latar Belakang Pendidikan Orang tua.
Pada umumnya, orang tua yang berpendidikan tinggi berbeda dengan orang tua yang
berpendidikan rendah. Orang tua yang demikian beranggapan bahwa pendidikan itu sangat
penting arti dan pengaruhnya bagi anak-anaknya, tetapi bagi orang tua yang berpendidikan
rendah, kebanyakan mereka beranggapan bahwa pendidikan kurang penting artinya bagi
anak-anaknya.
2) Tingkat Ekonomi Orang tua
Pada umumnya orang tua yang mempunyai ekonomi mapan akan lebih banyak
memperhatikan dan membimbing anaknya dalam belajar dengan memenuhi fasilitas yang
dibutuhkan oleh anak-anaknya dalam belajar. Sedangkan orang tua yang termasuk kategori
ekonomi pas-pasan mementingkan bagaimana memenuhi kebutuhan anak akan bimbingan
dalam belajarnya selama proses PJJ walaupun mereka menemui kesulitan yang cukup berat.
3) Pekerjaan Orang tua
Orang tua mempunyai pekerjaan yang berbeda-beda, sehingga ada orang tua yang dapat
membagi waktu dengan baik dan ada pula yang selalu merasa dikejar-kejar waktu dalam
pekerjaannya.
4) Waktu yang Tersedia
Sesibuk apapun orang tua dengan berbagai kegiatan mereka, semestinya meluangkan
waktu untuk dapat berkomunikasi dan memberikan bimbingan dalam berbagai hal, terutama
dalam membimbing anak belajar di rumah. Dengan menyempatkan waktu untuk
membimbing, mengarahakan, dan menasehati kegairahan dan cara belajar anak akan
meningkat, karena baik buruknya prestasi yang dicapai anak di sekolah akan memberikan
pengaruh kepadanya dalam perkembangan pendidikan dan kehidupan selanjutnya.

5) Jumlah Anggota Keluarga


Jumlah anggota keluarga yang terlalu banyak dalam sebuah rumah akan membuat
suasana rumah menjadi gaduh, sehingga sulit bagi anak untuk belajar dan berkonsentrasi
padapelajaran yang sedang dipelajarinya.

Berbagai penelitian mengenai motivasi belajar siswa dalam pelaksanaan PJJ telah banyak diteliti
sebelumnya dan berbagai kemiripan teori dijadikan acuan dalam penelitian. Berikut penelitian terdahulu
yang membahas peran orang tua dalam proses PJJ anak:

7
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Siti Nur Khalimah (2020) yang berjudul Peran Orang Tua
dalam Pembelajaran Daring di MI Darul Ulum Pedurungan Kota Semarang Tahun Pelajaran
2020/2021. Penelitian ini menjelaskan peran orang tua dalam keterlibatan pembelajaran daring dan
kesulitan yang dihadapi orang tua selama menjalankan perannya dalam pembelajaran daring anak.
Kesamaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah sama-sama mengkaji peran orang tua dalam
membimbing anaknya selama proses pembelajaran tanpa tatap muka. Dan perbedaan penelitian tersebut
dengan penelitian ini adalah penelitian tersebut terdapat penjelasan tentang gambaran umum MI Darul
Ulum Pedurungan Kota Semarang, sedangkan penelitian ini tidak menjelaskan gambaran umum SMA
Negeri 4 Surabaya, tetapi langsung menuju ke arah peran orang tua selama proses PJJ murid SMA
Negeri 4 Surabaya.
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Laela Khonaatul Azizah (2020) yang berjudul Pengaruh
Peran Orang Tua terhadap Keaktifan Belajar Siswa pada Masa Pandemi Covid-19 di MIN 2 Madiun
Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2020/2021. Penelitian ini menyimpulkan bahwa tingkat peran
orang tua sebagai pendidik dalam kegiatan Belajar dari Rumah pada masa pandemi covid-19 di MIN 2
Madiun dengan frekuensi siswa yang memperoleh peran orang tua sebagai pendidik dalam kegiatan
Belajar dari Rumah pada masa pandemi Covid-19 sebanyak 57 siswa dengan persentase sebesar 60%
dari 95 responden, tingkat keaktifan belajar siswa dalam kegiatan Belajar dari Rumah pada masa
pandemi covid-19 di MIN 2 Madiun dengan frekuensi siswa yang memiliki keaktifan belajar sebanyak
63 siswa dengan persentase sebesar 66,31% dari 95 responden dan peran orang tua sebagai pendidik
dalam kegiatan Belajar dari Rumah pada masa pandemi Covid-19 berpengaruh sebesar 46% terhadap
keaktifan belajar siswa pada masa pandemi Covid-19 di MIN 2 Madiun, sedangkan 54% dipengaruhi
oleh faktor lainnya.. Kesamaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah sama-sama mengkaji
peran orang tua dalam proses pembelajaran tanpa tatap muka selama masa pandemi Covid-19. Dan
perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah pengumpulan data penelitian tersebut
menggunakan angket, sedangkan pengumpulan data penelitian ini menggunakan wawancara dan
observasi.

8
BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian


Waktu penelitian ini dilaksanakan pada 1 Agustus sampai 1 Oktober 2021. Lokasi yang akan
dijadikan penelitian adalah SMA Negeri 4 Surabaya Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo No.4, Pacar
Keling, Kec. Tambaksari, Kota Surabaya, Jawa Timur. Peneliti memilih penelitian di SMA Negeri
4 Surabaya karena sekolah tersebut sudah menerapkan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang sangat
membutuhkan peran orang tua dalam proses belajar anak. Oleh karena itu, peneliti akan melakukan
penelitian tentang peran orang tua dalam proses PJJ dan kesulitan yang dihadapi orang tua dalam
PJJ anak di SMA Negeri 4 Surabaya. Informan dalam penelitian ini adalah 3 perwakilan orang tua
siswa SMA Negeri 4 Surabaya atas nama Ibu Dra. Adee Meitasari, M.Pd. M.Pd. Bapak Suhartono,
Ibu Latifa S.Handayani, 2 perwakilan guru SMA Negeri 4 Surabaya atas nama Bapak Drs. Sayyidul
Jihad, Ibu Nur Mufidati dan 3 perwakilan siswa SMAN 4 Surabaya atas nama Aziza Febri Fay,
Salma Faiza Malika, Dewa Rangga Saputra.

Tabel 3.1 Timeline Kegiatan Penelitian

HARI TEMPAT DAN KEGIATAN HASIL KEGIATAN


TANGGAL JAM
1 – 30 mei2021 12.00 Meet Melalui Diskusi Ide Penelitian Konsep Penelitian
Google Meet
4 – 10 Juni 2021 10.00 Di Rumah Proses Pembuatan Proposal Proposal Penelitian
Masing-Masing
11 juni – 12 juni 10.00 Di Rumah Riview proposal penelitian Proposal Penelitain
2021 Masing-Masing yang fix
13 Juni 2021 11.00 Di Sekolah Upload Proposal Penelitian Ke Kartu Pendaftaran
Web Kopsi 2021 Kopsi 2021
20 juni – 20 juli 10.00 Di Rumah Pembuatan transkip wawancara Transkip wawancara
2021 Masing-Masing untuk informan yang akan diberikan
informan
19 Agustus 2021 10.00 Di Sekolah Wawancara Bersama Informan Data penelitian
Bapak Drs. Sayyidul Jihad,
19 Agustus 2021 11.00 Di Sekolah Wawancara Bersama Informan Data penelitian
Bapak Ibu Nur Mufidati, S.Pd
6 – 20 September 10.00 Di Sekolah Mencicil penyusunan transkip Cicilan transkip
2021 wawancara wawancara
02 Oktober 2021 06.00 Melalui Wawancara Bersama Informan Data penelitian
Daring Dra. Adee Meitasari, M.Pd.
03 Oktober 2021 19.30 Melalui Wawancara Bersama Informan Data penelitian
Daring Bapak Suharto
03 Oktober 2021 15.00 Melalui Wawancara Bersama Informan Data penelitian
Daring Salma Faiza Malika
03 Oktober 2021 17.00 Melalui Wawancara Bersama Informan Data penelitian
Daring Dewa Rangga Saputra
03 Oktober 2021 17.00 Melalui Wawancara Bersama Informan Data penelitian
Daring Ibu Latifa S.Handayani
03 Oktober 2021 20.44 Melalui Wawancara Bersama Informan Data penelitian
Daring Aziza Febri Fay

9
4 oktober 2021 14.00 di rumah Penyusunan hasil wawancara Data penelitian yang
masing-masing pada transkip wawancara telah diedit pada
transkip wawancara
05 Oktober 2021 14.00 Di Rumah Proses Pembuatan Laporan Laporan Penelitian
– 8 Oktober 2021 Masing-Masing Kopsi 2021
9 – 10 oktober 10400 Di Rumah Riview Laporan Penelitian Laporan Penelitian
2021 Masing-Masing Kopsi 2021 yang fix
11 Oktober 2021 16.00 Di Sekolah Upload Laporan Kopsi Unggahan Laporan
Penelitian Kopsi 2021

Tabel 3.2 Skala Timeline Kegiatan Penelitian

TAHUN 2020
N
KEGIATAN AGUS SEPTE OKTOB
O MEI JUNI JULI
TUS MBER ER
1 Diskusi Ide Penelitian
2 Proses Pembuatan Proposal
3 Riview proposal penelitian
Upload Proposal Penelitian Ke
4
Web Kopsi 2021
Pembuatan transkip
5
wawancara untuk informan
Wawancara dengan informan
6
Muchammad Daffa Firzatullah
Wawancara dengan informan
7
Aura Nashafa Hidayat
Wawancara dengan informan
8
Farah Az Zahra Azra
Wawancara dengan informan
9
Mutimmatus Sa'adah, S.Pd
1 Wawancara dengan informan
0 Dra. Luluk Utami, M.Pd
1 Wawancara dengan informan
1 Muhammad Fadloli, S.Pd,
M.M
Menyusun transkip wawancara
1 dengan data penelitian hasil
2 wawancara dengan informan
1 Proses Pembuatan Laporan
3
1 Riview Laporan Penelitian
4
1 Upload Laporan Kopsi
5

10
3.2 Sumber Data, Alat dan Bahan
 Sumber Data
Berikut penjelasan terkait sumber data yang peneliti ambil :
1. Data Primer
Data primer adalah sumber data yang lansgung memberikan data kepada
pengumpul data. Dalam penelitian ini, data yang diperoleh peneliti dengan cara
observasi maupun wawancara. Informan dalam penelitian kualitatif yakni
informan penelitian yang memahami informasi tentang objek penelitian agar
informasi yang didapatkan bermanfaat untuk penelitian yang dilakukan. Dalam
penelitian ini sumber data primer diperoleh dari wawancara yang dilakukan
kepada orang tua dan perwakilan guru SMAN 4 Surabaya.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data pendukung yang bersumber dari hasil penelitian
orang lain yang dibuat untuk maksud yang berbeda. Data tersebut berupa fakta,
table, gambar, dan lain-lain, walaupun data tersebut diperoleh dari hasil
penelitian orang lain yang dibuat dengan maksud yang berbeda, namun data
tersebut dapat dimanfaatkan. Data sekunder peneliti berupa data yang terkait
dengan peran orang tua dalam proses PJJ di SMAN 4 Surabaya.

 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah recoder untuk merekam
informansi dari sumber informasi selama wawancara dan dokumentasi dari HP untuk
mendokumentasi data-data yang terkait penelitian ini.

3.3 Metode Perolehan Data


Pada tahap penelitian ini agar diperoleh data yang valid dan bisa dipertanggung jawabkan,
maka dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan antara lain:
a. Observasi
Metode observasi yaitu studi yang sengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan
gejala-gejala alam dengan jalan pengamatan dan pencatatan. Fungsi dari teknik observasi
ini adalah dapat memberikan, menjelaskan, dan dapat merinci kejadian yang terjadi.
Adapun peneliti mengambil teknik observasi langsung. Peneliti menggunakan alat
bantu berupa buku catatan dan kamera yang digunakan untuk mencatat dan memotret hal-
hal yang berkaitan dengan pelaksanaan PJJ, peran orang tua dalam proses PJJ dan kesulitan
orang tua dalam membimbing anaknya selama proses PJJ di SMAN 4 Surabaya.

b. Wawancara
Interview atau wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara
untuk memperoleh informasi dari yang diwawancarai. Pada teknik ini, peneliti datang
berhadapan muka secara langsung atau mengunakan gawai dengan responden atau subyek
yang diteliti. Peneliti menanyakan sesuatu yang telah direncanakan kepada responden.
Hasilnya dicatat sebagai informasi penting dalam penelitian. Wawancara dibedakan
menjadi dua, yakni wawancara langsung dan tidak langsung. Wawancara langsung adalah
wawancara yang dilakukan secara langsung antara pewawancara dengan orang yang
diwawancarai tanpa melalui perantara. Sedangkan wawancara tidak langsung artinya
pewawancara menanyakan sesuatu melalui perantara oranglain, tidak langsung dengan
sumbernya.
Peneliti menggunakan wawancara langsung dengan informan karena peneliti ingin
mengetahui secara menyeluruh mengenai peran orang tua siswa dalam pembelajaran daring
anaknya. Adapun pihak yang akan peneliti wawancara adalah perwakilan guru, perwakilan
siswa SMAN 4 Surabaya dan orang tua murid SMAN 4 Surabaya untuk mengetahui proses
PJJ dan kesulitan orang tua dalam membimbing anaknya selama proses PJJ di SMAN 4
Surabaya.

11
c. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang bersumber pada dokumen
atau catatan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi. Dokumentasi dalam penelitian ini
merupakan sebagai pelengkap data penelitian yakni untuk mendapatkan data tertulis berupa
data yang didalamnya memuat gambaran proses pelaksanaan PJJ, kondisi guru dan siswa,
sarana dan prasarana, perangkat guru mengajar serta data-data yang menggambarkan peran
orang tua dan kesulitan orang tua dalam membimbing anaknya selama proses PJJ di SMA
Negeri 4 Surabaya.

3.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data


Dalam hal ini peneliti melakukan 3 tahap kegiatan dalam teknik analisis data, yaitu :
1. Data Reduction (reduksi data)
Ketika peneliti melakukan pengambilan data, data yang diperoleh di lapangan sangat
banyak. Oleh karena itu peneliti perlu untuk mereduksi data. Dalam penelitian ini data dari
hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi yang telah terkumpul dirangkum, membuang
yang tidak perlu dan memfokuskan hal-hal yang berkaitan dengan peran orang tua dalam
proses PJJ murid di SMAN 4 Surabaya.
2. Data Display (penyajian data)
Dalam penelitian ini, data yang didapat berupa kalimat, kata-kata yang berhubungan
dengan fokus penelitian, sehingga sajian data merupakan sekumpulan informasi yang
tersusun secara sistematis yang memberikan kemungkinan untuk ditarik kesimpulan.
3. Conclusion Drawing (penarikan kesimpulan)
Untuk mengarah pada hasil kesimpulan ini tentunya berdasarkan dari hasil analisis data,
baik yang berasal dari catatan lapangan, observasi, dokumentasi dan lain-lain yang
didapatkan pada saat melaksanakan kegiatan di lapangan.

12
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Proses Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di SMAN 4 Surabaya

SMAN 4 Surabaya menerapkan proses Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) sejak pandem
covid-19 merebak di Indonesia. SMAN 4 Surabaya menerapkan PJJ sekitar tahun 2020 sampai
sekarang, meskipun sekarang telah dilaksanakan pertemuan tatap muka, namun Sebagian siswa
tetap melakukan PJJ. Proses PJJ di SMAN 4 Surabaya mulai pukul 07.00-10.45 WIB, dengan
pembagian perjam mata pelajaran selama 45 menit dengan hari pembelajaran hari Senin sampai
Jumat. PJJ dilaksanakan secara virtual dengan menggunakan aplikasi penunjang Pendidikan
(Google Meet, Zoom, Youtube, Google Classroom). Menurut pendapat informan yaitu staf
hunmas SMAN 4 Surabaya mengatakan bahwa :
“…Pembelajaran jarak jauh secara virtual dengan menggunakan berbagai
alat, seperti Zoom,Meet,Streaming Youtube,Google Classroom, maka pembelajaran dimana
siswa dan guru tidak bertatap muka secara langsung…” Bapak Drs. Sayyidul Jihad

Penjelasan dari informan pada hasil penilitian ini selaras dengan pertanyaan Thomas
dan Eryilmaz dalam litra (2020: 18) yang menjelaskan bahwa PJJ mengubah ruang kelas nyata
menjadi virtual dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi berbagai jenis aplikasi.
PJJ di SMAN 4 Surabaya biasanya mengalami kendala dalam jaringan atau kuota, siswa
yang terkadang menghambat proses belajar mengajar. Sering kali siswa tidak dapat mengikuti
mata pelajaran yang berlangsung dalam PJJ karena kendala tersebut. Selain kendala jaringan
atau kuota ada siswa yang tidak memiliki divice. Hal ini selaras dengan hasil penelitian dari
Afip mengatakan bahwa keluhan peserta didik dalam melangsungkan PJJ adalah kemampuan
mengoperasikan media pembelajaran secara online dan keterbatasan akses jaringan internet
(2021: 213).

PJJ memiliki beberapa dampak untuk pendidikan anak. Dampak positif dari adanya PJJ
adalah siswa juga lebih banyak mempelajari aplikasi penunjang PJJ yang modern sehingga
siswa tidak tertinggal kemajuan teknologi. Selain dampak positif, PJJ juga punya dampak
negatif yaitu siswa kurang dapat memahami materi dengan baik karena ketidak adanya interaksi
secara langsung dengan guru serta terbatasnya waktu PJJ, siswa seringkali tidak disiplin karena
menyepelekan waktu tenggat pengiriman absen dan tugas. Hal ini selaras dengan hasil
penelitian Afip yang mengatakan bahwa salah satu dampak negatif dari PJJ adalah siswa
seringkali tidak disiplin dan tidak aktif dalam PJJ terbukti jarang memberikan respon dan
absensi di Google Classroom, dalam pengerjaan tugas siswa tidak mengerjakannya dengan
tepat waktu dan tidak mampu memanfaatkan waktu belajar dengan baik (2021: 23).

4.2 Peran Orang Tua dalam Proses PJJ Siswa SMAN 4 Surabaya

Pendidikan tidak lepas dari peran pemerintah, sekolah, dan orang tua. Ketiganya
memiliki peran dan kontribusi yang nyata dalam pendidikan siswa. Misalkan pemerintah
memiliki peran untuk menciptakan pendidikan di Indonesia sedemikian rupa agar dapat
meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan kurikulum pendidikan, sekolah
memberikan pendidikan yang terbaik untuk siswa dengan pembelajaran masing-masing mata
pelajaran yang dilakukan guru kepada siswa, serta yang tidak kalah penting adalah peran orang
tua dalam pendidikan anak. Orang tua merupakan subjek paling dekat dengan siswa karena
orang tua merupakan kelompok primer yang interaksinya jauh lebih intensif sehingga perannya
sangat besar untuk anak terutama dalam pelaksanaan proses PJJ dimasa pandemi ini. Hal ini

13
selaras dengan pernyataan Agustien (2021: 550) bahwa pendidikan merupakan tanggung jawab
bersama tidak hanya pemerintah saja namun juga sekolah dan keluarga. Keluarga dalam hal
penelitian ini orang tua merupakan kelompok primer yang memiliki interaksi sosial yang lebih
intensif dan erat.

Peran orang tua proses PJJ siswa sangat penting karena orang tua dapat memantau dan
mendampingi langsung keikutsertaan anaknya dalam proses PJJ, karena guru tidak bisa
memantau dan mendampingi secara langsung seluruh siswa saat proses PJJ. Terbukti ketika
salah satu siswa mengalami kendala pada proses PJJ, seperti tidak mengikuti PJJ dalam jangka
waktu tertentu maka sekolah akan melakukan pendekatan bersama orang tua seperti memanggil
orang tua siswa tersebut untuk mengkomunikasikan kendala atau ketidakaktifan siswa dan
mencari solusinya bersama-sama. Hal ini didukung oleh pernyataan informan
“…Sangat penting karena guru tidak bisa secara langsung memantau. Sehingga
keberadaan atau keikutsertaan orang tua dalam daring siswa sangat dibutuhkan untuk
membantu proses belajar mengajar. Kalau orang tua tidak ikut andil dalam PJJ siswa,
guru akan sulit untuk mengontrolnya. Orang tua untuk mengontrol anaknya benar-
benar ikut PJJ/tidak, benar-benar memegang laptop atau HP untuk belajar atau yang
lainnnya.Peran orang tua itu, waktu pagi harus menyiapkan anaknya untuk PJJ,
melihat atau mengawasi untuk mengetahui anaknya bener-bener ikut atau absen terus
tidur lagi…” Bapak Drs. Sayyidul Jihad

Hal ini selaras dengan pernyataan Wiwin dkk (2021: 1140) yaitu peran orang tua
kembali dimurnikan sebagai pendidik untuk keterlibatan langsung dalam memberikan
pengajaran kepada siswa sehingga kegiatan PJJ menjadi tanggung jawab orang tua.
Peran orang tua juga sangat penting sebagai motivator. Motivasi dapat diberikan dari
orang tua kepada siswa seperti dalam menyemangati siswa dalam proses PJJ agar siswa dapat
terdorong untuk belajar, memberikan motivasi agar siswa dapat mencetak point keaktivan
dalam PJJ, memberikan motivasi agar siswa dapat menuntaskan ulangan dengan baik sehingga
dapat menuntaskan pelajaran dengan nilai yang baik, bahkan dapat memberikan pujian atau
hadiah ketika siswa berhasil mencapai target yang diinginkan. Hal ini didukung dengan
pernyataan informan
“…Memberi pemasukan dalam PJJ, membuat anak fokus dalam pembelajaran
dan tidak boleh berleha-leha, sehingga anak tidak akan tertinggal dalam suatu mata
pelajaran, kalau tidak main-main dalam PJJ, nilai anak tersebut bisa menunjang (hasil
ulangan) mata pelajaran tersebut. Kalau anak bersantai-santai, maka tidak bisa
mendapat point dari mata pelajaran tersebut. Kalau anak menekuni hasilnya bisa
terlihat lebih baik…” Bapak Suhartono

Hal ini selaras dengan pernyataan Agustien (2021: 551) yaitu peran orang tua kurang
lebih seperti peran guru dalam sekolah yaitu memberikan motivasi kepada anak. Motivasi dapat
diberikan dengan memberikan semangat karena semangat akan tumbuh ketika siswa mendapat
dorongan dari orang-orang terdekat baik itu guru maupun orang tua. Selain itu orang tua dapat
memberikan penghargaan kecil kepada anak ketika berhasil dalam pelajaran sehingga akan
menaikkan antusias.

Peran orang tua untuk meningkatkan kedisipinan anak, orang tua menanamkan
kesiplinan pada diri anak dalam kehidupan sehari-hari agar anak dapat disiplin. Pada saat PJJ
memang tugas yang menjadi tanggung jawab siswa dikumpulkan melalui online yaitu
mengirimkannya ke Google Classroom. Guru memberikan tanggat maksimal untuk
pengumpulan tugas, namun sering kali siswa tidak mengumpulkan tugas tepat waktu. Disinilah

14
peran orang tua memiliki untuk meningkatkan kedisiplinan siswa dengan mengingatkan tugas
yang belum dikerjakan, memberikan wejangan tentang kedisiplinan, memberikan contoh
kesiplinan kepada siswa sehingga siswa mampu lebih disiplin dalam berbagai hal terutama
disiplin dalam PJJ. Hal ini selaras dengan pendapat Agustien (2021: 552) yang menyatakan
kedisiplinan anak sangat penting dan orang tua memiliki peran untuk membentuk dan
menegakan kedisiplinan anak terutama dalam hal pendidikan.

Peran orang tua sebagai fasilitator anak dalam proses PJJ juga menjadi kunci
keberhasilan proses PJJ. PJJ berkaitan erat dengan fasilitas penunjang Pendidikan yang harus
dipenuhi oleh orang tua, seperti HP, Laptop, Kuota Internet dengan jaringan yang baik.
Disinilah peran orang tua memberikan pelayanan ataupun fasilitas dalam menunjang
pembelajaran anak. Hal ini diperkuat dengan pernyataan informan,
“…Berusaha menyediakan fasilitas atau kebutuhan daring yang memadai,
mencukupi kebutuhan kuota meskipun sudah ada bantuan kuota kemendikbud,
memantau keikut sertaan daring dan memberi dukungan atau nasehat agar tidak bosan
dan mandiri dalam belajar. Fasilitas penunjang yang diberikan adalah HP, Laptop,
Kuota Internet…” Ibu Dra. Adee Meitasari, M.Pd.
“…Mendukung. Seperti ngasi motivasi biar semangat belajar meskipun belajar
di rumah dan fasilitas-fasilitas yang memadai (kuota)…” Aziza Febri Fay

Hal ini selaras dengan pernyataan Wiwin, dkk yang menyatakan bahwa salah satu peran
orang tua dalam proses pembelajaran anak yaitu menyediakan fasilitas dan kebutuhan anak
dalam belajar. Dalam hal ini selama PJJ, orang tua harus lebih bisa memberikan fasilitas untuk
proses PJJ.

Peran orang tua pada pelaksanaan PJJ tidak lepas dari faktor pendorong dan
penghambat. Faktor pendorong peran orang tua pada pelaksanaan PJJ adalah: (1) keinginan
pencapaian pembelajaran anak tuntas walaupun dilaksanakan secara PJJ, (2) dukungan orang
tua terhadap guru dalam mencapai keberhasilan pendidikan anak selama PJJ, (3) ketersediaan
perangkat pendukung PJJ: HP, laptop, jaringan internet (langganan wifi atau kuota), (4) melek
teknologi sehingga dapat mengoperasikan laptop dan HP, (5) memiliki komunikasi yang baik
dan instens dengan guru terkait dan sekolah dalam kendala PJJ maupun proses PJJ, (6)
berinteraksi dengan anak tentang kendala selama proses PJJ siswa sehingga dapat dicari solusi
untuk mengatasinya. Sedangkan faktor penghambat peran orang tua pada pelaksanaan PJJ
adalah: (1) kurangnya penyampaian informasi terhadap penyampaian masalah pembelajaran
siswa ke orang tua, (2) kurangnya komunikasi orang tua terhadap guru terkait proses PJJ, (3)
kurangnya terkebukaan siswa terhadap orang tua terkait proses PJJ, (4) kurangnya pemahaman
siswa tentang pentingnya pendidikan sehingga siswa cenderung menyepelekan proses PJJ, (5)
besarnya biaya kuota untuk proses PJJ, (6) penjelasan dan modul guru yang kurang menarik
dan terlalu mononton membuat orang tua lebih ekstra untuk memberikan pemahaman terkait
materi pembelajaran kepada siswa, (7) tugas yang terlalu banyak sehingga orang tua
mengkhawatirkan siswa terlalu capek.Adanya faktor pendorong dan penghambat tidak
mengurangi pentingnya peran orang tua selama proses PJJ. Baik pihak sekolah (guru), pihak
siswa, pihak orang tua memiliki peran masing-masing untuk pendidikan di era pandemi ini
khususnya proses PJJ. Perlu adanya kerjasama yang baik dan komunikasi intensif dari ketiga
pihak tersebut agar proses PJJ dapat berjalan sebagaimana mestinya

15
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini yaitu:
4. Proses PJJ di SMAN 4 Surabaya berlangsung sejak tahun 2020 hingga sekarang dan
memanfaatkan aplikasi penunjang pendidikan seperti: Google Meet, Zoom, Youtube dan
Google Classroom.
5. Kendala proses PJJ yang dihadapi siswa SMAN 4 Surabaya yaitu fasilitas seperti Laptop
atau HP dan jaringan internet. Selain itu, terdapat dalam kondisi mental siswa karena
kurangnya bersosialisasi dan tugas yang terlalu banyak.
6. Terdapat peningkatan kompetensi guru dan siswa dalam kreativitas dan teknologi
penerapan pembelajaran selama proses PJJ.
7. Peran orang tua sangat penting dalam memaksimalkan proses PJJ sebagai fasilitator,
pendamping, dan motivator.

5.2 Saran
Saran dari penelitian ini yaitu:
1. Mensiasati pentingnya proses PJJ agar keberlangsungan PJJ berjalan dengan baik.
2. Membangun kerjasama dan komunikasi secara intensif antara guru, siswa, dan orang tua
untuk menyiasati kendala dalam sarana prasarana selama PJJ.
3. Mengoptimalkan proses PJJ dengan meningkatkan kekreativitasan dalam pembuatan
modul pembelajaran serta pemberian tugas yang yang sesuai indikator pencapaian
kompetensi setiap Kompetensi Dasar (KD) sehingga siswa tidak terlalu terbebani oleh
banyaknya tugas.

16
Ucapan Terima Kasih

Penyusunan penelitian ini tidak terlepas dukungan dari berbagai pihak. Peneliti
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
terlaksananya penelitian ini. Pada kesempatan ini peneliti menyampaikan terima kasih sebesar-
besarnya kepada:
1. Allah SWT dengan segala rahmat serta karunia-Nya yang memberikan kekuatan bagi
peneliti dalam menyelesaikan penelitian ini.
2. Ibu Tri Wahyu Liswati, M.Pd selaku kepala sekolah SMAN 4 Surabaya
3. Ibu Ike Yuhaningrum, S.Sos, M.Si selaku guru pembimbing
4. Ibu Wahyu Nurmala Sari, S.Pd selaku guru pendamping
5. Bapak Drs. Sayyidul Jihad, Ibu Nur Mufidati, Ibu Dra. Adee Meitasari, M.Pd. Bapak
Suhartono, Ibu Latifa S.Handayani, Aziza Febri Fay, Salma Faiza, Dewa Rangga
Saputra Saputra sebagai informan penelitian yang telah memberikan informasi yang
sesuai dengan penelitian ini sehingga peneliti memperoleh data dalam proses
pengambilan data.

Surabaya, 9 Oktober 2021

Penulis

17
Referensi

Azizah, L. K. (2020). Pengaruh Peran Orang Tua terhadap Keaktifan Belajar pada Masa
Pandemi Covid-19 di MI 2 Madiun Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2020/2021.
Skripsi, 102.
Basar, A. M. (2021, Januari). Problematika Pembelajaran Jarak Jauh Pada Masa Pandemi
Covid-19 (Studi Kasus si SMPIT Nurul Fajri - Cikarang Barat - Bekasi). Jurnal
Ilmiah Pendidikan, II(1), 208-218.
Cahana, N. (2020, Mei 6). Pembelajaran Daring dan Peran Ganda Peran Orangtua.
kompasania, p. 2.
Dewi Astuti, d. (2013). Analisis Peran Orang Tua dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Kelas X SMK Muhammadiyah Pontianak. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosiologi dan
Humaniora, II(6), 7.
Findivia Egga Fahruni, H. W. (2021). Analisi Faktor-Faktor Penyebab Perilaku Malas Belajar
Daring saat Pandemi Covid-19 pada Siswa Kelas XII SMA Negeri 1 Menganti
Gresik. Jurnal BK UNESA, XII(1), 22-36.
Indonesia, R. (2002). Undang-undang (UU) Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan
Anak. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (p. 1). Jakarta : JDIH BPK RI Database
Peraturan.
Islami, A. O. (2020). Peran Orang Tua dalam Pembelajaran Daring Kelas III MI MI'Rojul
Ulum Jotangan Kecamatan Mojosari Kabupaten Mojokerto. Skripsi, 102.
Kebudayaan, B. K. (2020, Maret 24). Mendikbud Terbitkan SE tentang Pelaksanaan
Pendidikan dalam Masa Darurat Covid-19. kemdikbud.go.id, p. 1. Retrieved from
https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2020/03/mendikbud-terbitkan-se-tentang-
pelaksanaan-pendidikan-dalam-masa-darurat-covid19
Khairani, W. (2019). Peran Orangtua terhadap Penggunaan Media Internet dalam Prilaku
Keagamaan Anak. Skripsi, 73.
Khalimah, S. N. (2020). Peran Orang Tua dalam Pembelajaran Daring di MI Darul Ulum
Pedurungan Kota Semarang Tahun Pelajaran 2020/2021. Skripsi, 107.
Saifuddin Chalim, E. O. (2018). Peran Orangtua dan Guru dalam Membangun Internet
sebagai Sumber Pembelajaran. Jurnal Penyuluhan, XIV(1), 33-42.
Valeza, A. R. (2017). Peran Orang Tua dalam Meningkatkan Prestasi Anak di Perum
Tanjung Raya Permai Kelurahana Pematang Wangi Kecamatan Tanjung Senang
Bandar Lampung. Skripsi, 78.
Wiwin Yulianingsih, d. (2021). Keterlibatan Orangtua dalam Pendampingan Belajar Anak
selama Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini,
V(2), 1138-1150. doi:10.31004/obsesi.v5i2.740
Wulan Rahayu, N. T. (2021, April). Analisis Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Siswa di
Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Ilmiah Kependidikan, II(1), 90-101. doi:
https://doi.org/10.37478/jpm.v2i1.878

18
LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Ketua Peneliti


Kode Registrasi Project :
Nama Lengkap : Maylina Widya Puspita Kurniawan
NISN : 0041019828
Posisi dalam Penelitian : Ketua
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat Lahir : Gunung Kidul
Tanggal Lahir : 23 Mei 2004
Nomor Induk Siswa : 20792
Kelas : XI
Peminatan/Jurusan : IPS
Alamat Rumah : Jalan: Karangmenjangan 7/6
Kelurahan/Desa: Mojo
Kecamatan: Gubeng
Kabupaten/Kota: Surabaya
Provinsi: Jawa Timur
Nomor Telepon Rumah : -
Nomor Ponsel : 085331177899
E-mail Siswa : maylinakurniawan@gmail.com
Nama Ibu Kandung : Sri Lestari
Ukuran Kaos/T-Shirt : M
Kompetisi Penelitian yang : -
Pernah Diikuti 2 Tahun
Terakhir
Nama Sekolah : SMA Negeri 4 Surabaya
Status Sekolah : Negeri
Alamat Sekolah : Jalan: Mayjen Prof. Dr. Moestopo No.4
Kelurahan/Desa: Pacar Keling
Kecamatan: Tambaksari
Kabupaten/Kota: Surabaya
Provinsi: Jawa Timur
Nomor Telepon Sekolah : 0315013588
E-mail Sekolah : tetrasmasby@gmail.com

i
Lampiran 2. Biodata Anggota Peneliti
Kode Registrasi Project :
Nama Lengkap : Dani Achmad Wiraharmana
(sesuai KTP/Kartu Pelajar)
NISN : 0045673617
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tempat Lahir : Surabaya
Tanggal Lahir : 31 Januari 2004
Nomor Identitas Siswa : 20691
Kelas : XI
Peminatan /Jurusan : IPS
Alamat Rumah : Jalan: Gubeng Kertajaya Gg. 6b (buntu) No.17a
Kelurahan: Kertajaya
Kecamatan: Gubeng
Kota: Surabaya
Provinsi: Jawa Timur
Nomor Telepon Rumah : 0315021882
Nomor Ponsel : 08993986223
E-mail Siswa : wiraharmana@gmail.com
Nama Ibu Kandung : Sri Suryaning Asih
Ukuran Kaos/T-Shirt : XL
Kompetisi Penelitian yang : -
Pernah Diikuti 2
Tahun Terakhir
Nama Sekolah : SMAN 4 Surabaya
Status Sekolah : Negeri
Alamat Sekolah : : Jalan: Mayjen Prof. Dr. Moestopo No.4
Kelurahan: Pacar Keling
Kecamatan: Tambaksari
Kota: Surabaya
Provinsi: Jawa Timur
Nomor Telepon Sekolah : 0315013588
E-mail Sekolah : tetrasmasby@gmail.com

Lampiran 3. Biodata Guru Pembimbing


Nama Lengkap dan Gelar : Ike Yuhananingrum, S.Sos., M.Si
Guru Pembimbing
Jenis Kelamin : Perempuan
Mata Pelajaran : Sosiologi
NIP/Nomor Register Guru : 197204222007012010
Nomor Ponsel Guru : 081553948445
Pembimbing
E-mail Guru : ike.yuhananingrum@gmail.com

ii
Lampiran 4. Pernyataan Peneliti

iii
iv
Lampiran 5. Kuisioner Responden Penelitian

TRANSKIP WAWANCARA GURU SMA NEGERI 4 SURABAYA


Nama Guru
Usia
Mata Pelajaran
Alamat Rumah
Alamat Email
No. Telp

1. Apa yang Anda ketahui tentang Pembelajaran Jarak Jauh atau PJJ yang telah
berlangsung selama pandemi?
2. Adakah perbedaan antara PJJ dengan pembelajaran tatap muka seperti sebelumnya,
jika ada perbedaan apa perbedaannya?
3. Sejauh ini apa saja dampak positif dari proses PJJ?
4. Apa saja dampak negatif dari proses PJJ?
5. Sejauh ini bagaimana proses penerapan PJJ di SMA Negeri 4 Surabaya?
6. Apakah selama penerapan pembelajaran PJJ mengalami kendala? Jika iya seperti apa
kendala yang dihadapi anda sebagai seorang guru dalam penerapan PJJ?
7. Bagaimana cara Anda untuk menghadapi kendala tersebut?
8. Apakah menurut Anda peran orang tua sangat penting untuk keberlangsungan PJJ?
9. Bagaimana peran orang tua yang ideal untuk mendukung keberlangsungan PJJ?
10. Faktor pendorong yang dapat memaksimalkan peran orang tua dalam
keberlangsungan PJJ?
11. Faktor penghambat untuk orang tua dalam keberlangsungan PJJ?
12. Apakah sejauh ini ada kerja sama yang dijalin pihak sekolah atau guru dengan orang
tua murid untuk memaksimalkan keberlangsungan PJJ, jika iya maka seperti apa
bentuk kerja samanya?
13. Apakah ada kendala dalam menjalin kerja sama yang dilakukan oleh pihak sekolah
atau guru dengan orang tua murid selama PJJ?
14. Ceritakan pengalaman Anda selama penerapan PJJ?
15. Apa harapan Anda untuk orang tua dalam keberlangsungan PJJ?
16. Apa harapan Anda untuk proses penerapan PJJ?

v
TRANSKIP WAWANCARA ORANG TUA SISWA SMA NEGERI 4 SURABAYA
Nama
Usia
Pekerjaan
Alamat Rumah
Alamat Email
No. Telp

1. Apa yang Anda ketahui tentang Pembelajaran Jarak Jauh atau PJJ yang telah
berlangsung selama pandemi?
2. Adakah perbedaan antara PJJ dengan pembelajaran tatap muka seperti sebelumnya,
jika ada perbedaan apa perbedaannya?
3. Apa dampak positif dari penerapan PJJ?
4. Apa dampak negatif dari penerapan PJJ?
5. Sejauh ini bagaimana proses penerapan PJJ di SMA Negeri 4 Surabaya?
6. Sejauh ini bagi Anda apa manfaat dari penerapan PJJ bagi anak Anda?
7. Menurut Anda pentingkah peran orang tua dalam proses penerapan PJJ dan apa
alasannya?
8. Bagaimana peran Anda sebagai orang tua dalam proses penerapan PJJ?
9. Apa fasilitas penunjang pendidikan yang Anda berikan untuk mendukung proses
penerapan PJJ anak Anda?
10. Bagaimana cara Anda sebagai orang tua untuk memotivasi anak dalam penerapan
PJJ?
11. Bagaimana cara Anda sebagai orang tua untuk menasehati anak ketika mungkin mulai
bosan dalam proses penerapan PJJ?
12. Bagaimana cara Anda sebagai orang tua dalam memantau proses PJJ yang dilakukan
oleh anak Anda?
13. Apa kesulitan yang Anda hadapi selama penerapan PJJ?
14. Bagaimana cara Anda untuk menghadapi kesulitan tersebut?
15. Apa faktor penghambat peran orang tua dalam proses penerapan PJJ?
16. Apa faktor pendukung peran orang tua dalam proses penerapan PJJ?
17. Apa kemudahan yang Anda hadapi selama proses penerapan PJJ?
18. Ceritakan pengalaman Anda selama proses penerapan PJJ?
19. Apa harapan Anda sebagai orang tua dalam proses penerapan PJJ?

vi
TRANSKIP WAWANCARA SISWA SMA NEGERI 4 SURABAYA
Nama
Usia
Kelas
Alamat Rumah
Alamat Email
No. Telp

1. Apa yang Anda ketahui tentang Pembelajaran Jarak Jauh atau PJJ yang telah
berlangsung selama pandemi?
2. Adakah perbedaan antara PJJ dengan pembelajaran tatap muka seperti sebelumnya,
jika ada perbedaan apa perbedaannya?
3. Sejauh ini bagaimana proses penerapan PJJ di SMA Negeri 4 Surabaya?
4. Sejauh ini apakah bapak ibu guru SMA Negeri 4 Surabaya selalu mendukung peserta
didik dalam penerapan PJJ, dan seperti apa bentuk dukungannya?
5. Sejauh ini apakah orang tua Anda selalu mendukung Anda selama penerapan PJJ, dan
seperti apa bentuk dukungannya?
6. Menurut Anda apakah peran orang tua sangat penting untuk mendukung penerapan
PJJ, dan apa alasannya?
7. Bagaimana cara orang tua Anda untuk mendukung Anda penerapan PJJ?
8. Apa motivasi yang diberikan orang tua Anda untuk Anda selama penerapan PJJ?
9. Bagaimana cara orang tua Anda memberi nasehat untuk keberhasilan penerapan PJJ?
10. Bagaimana cara orang tua Anda untuk memantau Anda selama penerapan PJJ?
11. Apa kesulitan yang Anda rasakan selama penerapan PJJ?
12. Bagaimana cara Anda untuk mengatasi kesulitan tersebut?
13. Ceritakan pengalaman Anda selama penerapan PJJ?
14. Apa harapan Anda untuk proses PJJ?

vii
Lampiran 6. Kuisioner Informan Penelitian

TRANSKIP WAWANCARA GURU SMA NEGERI 4 SURABAYA


Nama Guru
Usia
Mata Pelajaran
Alamat Rumah
Alamat Email
No. Telp

17. Apa yang Anda ketahui tentang Pembelajaran Jarak Jauh atau PJJ yang telah
berlangsung selama pandemi?
 Bapak Drs. Sayyidul Jihad
 Pembelajaran secara virtual dengan menggunakan berbagai macam alat
(zoom, meet, streaming youtube,dll)
 Pembelajaran dimana siswa dan guru tidak bertatap muka secara
langsung
 Ibu Nur Mufidati
 Pembelajaran dimana dilakukan secara online yang menggunakan
Internet atau gawai
18. Adakah perbedaan antara PJJ dengan pembelajaran tatap muka seperti sebelumnya,
jika ada perbedaan apa perbedaannya?
 Bapak Drs. Sayyidul Jihad
 PTM (bisa mengenal, melihat siswa secara langsung, saat
menyampaikan materi ke siswa lebih mengena, bisa langsung tau mana
siswa yang bisa/belum bisa dalam materi yang diajarkan, bisa langsung
mengontrol siswa, bisa mengetahui siswa hadir pembelajaran/tidak
karena saat PTM siswa harus masuk kelas)
 PJJ (tidak bisa mengetahui secara langsung, kadang ada siwa hadir di
meet tapi offcam dengan banyak alasan sehingga tidak tau apakah
siswa tersebut benar-benar ikut PJJ/tidak karena bisa saja hanya ada di
dalam meet tapi tidak muncul orangnya jadi tidak bisa mengontrol
keaktifan siswa tsb)

19. Sejauh ini apa saja dampak positif dari proses PJJ?
 Bapak Drs. Sayyidul Jihad
 Waktu siswa lebih banyak di rumah sehingga saat mengerjakan tugas-
tugas jadi lebih enak, tidak tertekan oleh ruang dan waktu/tidak terikat
oleh tempat
 Tidak harus di rumah (bisa dimana saja), mungkin kalau capek
dikamar bisa pindah keluar kamar karena kalau tatap muka harus
dikelas atau diluar kelas
 Ibu Nur Mufidati
 Bisa mengurangi penularan Covid-19 dengan siswa belajar di rumah.
20. Apa saja dampak negatif dari proses PJJ?
21. Sejauh ini bagaimana proses penerapan PJJ di SMA Negeri 4 Surabaya?
 Bapak Drs. Sayyidul Jihad

viii
 Berjalan dengan baik, tapi tidak terlepas dari beberapa kendala siswa,
jaringan, alat yang digunakan. Namun, selama di SMAN 4 terkontrol
dengan baik karena guru SMAN 4 harus laporan pelaksaan PJJ setiap
selesai mengajar ke sekolah dan cabang dinas sehingga terpantau guru
melaksanakan PJJ/tidak menggunakan beberapa aplikasi
 Ibu Nur Mufidati
 Berjalan dengan baik dan terdapat bantuan dari pemerintah berupa
kuota untuk siswa, kebetulan murid saya saat PJJ masuk semua
22. Apakah selama penerapan pembelajaran PJJ mengalami kendala? Jika iya seperti apa
kendala yang dihadapi anda sebagai seorang guru dalam penerapan PJJ?
 Bapak Drs. Sayyidul Jihad
 Jaringan
23. Bagaimana cara Anda untuk menghadapi kendala tersebut?
 Bapak Drs. Sayyidul Jihad
 Selama ini antisipasi belum terlalu maksimal. Untuk mengetahui siswa
ikut pembelajaran menggunakan meet/zoom dan siswa harus hadir.
Kalau tidak hadir, harus membuat sebuah pernyataan/surat kenapa
tidak ikut meet. Karena tidak bisa mengontrol secara langsung.
Melakukan absen di WA dan di meet.
 Mengadakan tanya jawab/memanggil nama siswa untuk menyapa dan
memastikan kalau siswa masih mengikuti pembelajaran/tidur/kemana.
24. Apakah menurut Anda peran orang tua sangat penting untuk keberlangsungan PJJ?
 Bapak Drs. Sayyidul Jihad
 Sangat penting karena guru tidak bisa secara langsung memantau.
Sehingga keberadaan/keikut sertaan orang tua dalam daring siswa
sangat dibutuhkan untuk membantu proses belajar mengajar. Kalau
orang tua tidak ikut andil dalam PJJ siswa, guru akan sulit untuk
mengontrolnya. Orang tua untuk mengontrol anaknya benar-benar ikut
PJJ/tidak, benar-benar memegang laptop/HP untuk belajar/yang
lainnnya.
 Peran orang tua itu, waktu pagi harus menyiapkan anaknya untuk PJJ,
melihat/mengawasi untuk mengetahui anaknya bener-bener ikut atau
absen terus tidur lagi.
25. Bagaimana peran orang tua yang ideal untuk mendukung keberlangsungan PJJ?
 Bapak Drs. Sayyidul Jihad
 Peran orang tua itu, waktu pagi harus menyiapkan anaknya untuk PJJ,
melihat/mengawasi untuk mengetahui anaknya bener-bener ikut atau
absen terus tidur lagi.
26. Faktor pendorong yang dapat memaksimalkan peran orang tua dalam
keberlangsungan PJJ?
 Bapak Drs. Sayyidul Jihad
 Karena sudah SMA, seharusnya siswa sendiri sudah harus dewasa
dalam hal ini (memahami pentingnya pendidikan), kalau siswa sendiri
bisa menanamkan rasa seperti itu, insyaAllah peran orang tua bisa
ringan. Tapi yang menjadi permasalahan adalah masih kita jumpai
beberapa siswa yang tidak sadar/tidak dewasa dalam menyikapi

ix
pentingnya sebuah Pendidikan. Apalagi di masa pandemic, sering
terjadi siswa-siswi saat PJJ tidak ikut dengan alasan paketan,alasan ini
itu. Padahal di SMAN 4 sudah difasilitasi kalau ada kesulitan jaringan
internet/data internet bisa datang ke sekolah, untuk orang tua harus
bisa memberi pengertian ke anaknya. Ini adalah daring, justru harus
dimanfaatkan dengan baik, kamu ndak perlu repot datang ke sekolah,
bisa di rumah. Mungkin saat daring sambal ngemil/minum ya kita
tidak tau
27. Faktor penghambat untuk orang tua dalam keberlangsungan PJJ?
28. Apakah sejauh ini ada kerja sama yang dijalin pihak sekolah atau guru dengan orang
tua murid untuk memaksimalkan keberlangsungan PJJ, jika iya maka seperti apa
bentuk kerja samanya?
 Bapak Drs. Sayyidul Jihad
 Ada. Di SMAN 4 setiap absen direkap, ada beberapa laporandari
masing-masing guru mapel. Dari sekian banyak anak, mana yang
paling bermasalah. Yang paling bermasalah diadakan pemanggilan
orang tua dan anak tersebut. Untuk mengetahui apa kendala
sebenarnya sehingga sekolah bisa memberi solusi. Kalau masalah
jaringan/yg benar-benar tidak mampu beli paketan/tidak punya wifi di
rumah (tidak semuanya) sekolah memfasilitasi untuk datang ke
sekolah. sehingga tidak ada alasan. Apalagi dengan system zonasi,
tidak ada yang terlalu jauh rumahnya dari sekolah. anak yang
bermasalah akan dipanggil orang tuanya, lalu diadakan dialog untuk
mengambil solusi yang baik agar anak bisa mengikuti PJJ/daring.
 Ibu Nur Mufidati
 Kerjasamanya pemanggilan orang tua jika ada permasalahan anak
selama PJJ
29. Apakah ada kendala dalam menjalin kerja sama yang dilakukan oleh pihak sekolah
atau guru dengan orang tua murid selama PJJ?
 Bapak Drs. Sayyidul Jihad
 Ada. Orang tua yang dipanggil tidak bisa hadir dengan berbagai
macam alasan, sehingga penanganannya akan tertunda. Sedangkan
kalo koordinasi lewat hp/WA kurang bisa maksimal.
30. Ceritakan pengalaman/kejadian unik Anda selama penerapan PJJ?
 Bapak Drs. Sayyidul Jihad
 Ada salah satu anak pada saat PJJ dia tidak ikut (selalu telat gabung
meet, telat ngirim tugas), setelah dilakukan check ke orang tua
(pemanggilan orang tuanya) ternyata anak tersebut untuk mengerjakan
tugas/mengikuti PJJ harus mencari warung untuk mendapatkan wifi.
Artinya orang tua benar-benar sudah tidak mampu dalam memfasilitasi
karena dari kuota yang dimiliki harus dipake saudaranya karena
saudaranya juga ada PJJ. Jadi karena yang besar, harus ngalah dengan
cari warkop
 Saat PJJ dia tidak ikut, setelah di check ke orang tuanya. Saat orang
tuanya mau berangkat kerja, anaknya sudah dibangunkan dan sudah
siap. Setelah orang tuanya pergi, dia tidur lagi.

x
31. Apa harapan Anda untuk orang tua dalam keberlangsungan PJJ?
 Bapak Drs. Sayyidul Jihad
 Corona segera berlalu sehingga kita bisa segea bertatap muka
 Peran orang tua terhadap PJJ sangat saya harapkan karena tanpa ikut
serta orang tua dalam PJJ ini, kita tidak bisa maksimal dalam
melaksanakan PJJ
32. Apa harapan Anda untuk proses penerapan PJJ?
 Bapak Drs. Sayyidul Jihad
 Semoga corona segera berlalu dan segera tatap muka. Jadi, kalau saya
berharap PJJ ini berarti tidak ada tatap muka. Jadi saya tidak berharap
ada PJJ lagi, langsung tatap muka. Corona sudah hilang, PPKM segera
selesai, pemerintah beri kebijakan karena corona sudah tidak ada
sehingga siswa bisa tatap muka, bisa sekolah. kalau saya berharap ada
PJJ lagi, brarti saya berharap corona tidak hilang.
 Ibu Nur Mufidati
 Semoga corona cepat hilang dan meberlangsungkan pembelajaran
seperti biasa

33. Pesan
 Ibu Nur Mufidati
 Jangan mau kita malah menjadi budak dari teknologi karena kita
sendiri yang menciptakan itu.

xi
TRANSKIP WAWANCARA ORANG TUA SISWA SMA NEGERI 4 SURABAYA
Nama
Usia
Pekerjaan
Alamat Rumah
Alamat Email
No. Telp

20. Apa yang Anda ketahui tentang Pembelajaran Jarak Jauh atau PJJ yang telah
berlangsung selama pandemi?
 Pak Suhartono (Orang tua Aziza F.F)
 PJJ sifatnya tidak bisa bertatap muka. Yang diketahui saling
berkomunikasi, disitu harus bisa memahami apa yang ada di maple itu
dan tidak boleh ragu dalam masalah selama PJJ
 Ibu Dra. Adee Meitasari (Orang tua Salma F.M)
 PJJ adalah sistem pembelajaran daring (dalam jaringan) yaitu
pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung antara guru dan siswa
tetapi dilakukan melalui online yang menggunakan jaringan internet.
 Latifah S. Handayani (Orang tua Dewa Rangga S.)
 Pelajaran jarak jauh
21. Adakah perbedaan antara PJJ dengan pembelajaran tatap muka seperti sebelumnya,
jika ada perbedaan apa perbedaannya?
 Pak Suhartono (Orang tua Aziza F.F)
 PTM bisa langsung bertemu dengan guru, melihat papan tulis, bisa
langsung menjawab pertanyaan, bersama-sama belajar dengan teman-
teman, bisa lebih paham suatu maple, bisa berkomuni langsung
 PJJ kurang paham dalam suatu maple, kalo PJJ istilahnya individu
 Ibu Dra. Adee Meitasari (Orang tua Salma F.M)
 Perbedaannya adalah pada pembelajaran terdahulu dilakukan melalui
pertemuan tatap muka sedangkan dan PJJ pembelajarannya atau
pertemuan langsungnya memakai jaringan internet.
 Latifah S. Handayani (Orang tua Dewa Rangga S.)
 Kalo PJJ di rumah itu bisa santai, bisa mengikuti lebih enak, kalo
tatapmuka itu harus fokus tidak bisa santai
22. Apa dampak positif dari penerapan PJJ?
 Pak Suhartono (Orang tua Aziza F.F)
 Pembelajarannya mantap tapi lebih mantep PTM, masih kurang
dampak positifnya
 Ibu Dra. Adee Meitasari (Orang tua Salma F.M)
 Berhasil menekan penularan covid, siswa akhirnya mengenal berbagai
macam pembelajaran secara daring dan bagi yang memiliki semangat
belajar tinggi akan semakin bertanggung jawab dan mandiri belajar,
mengikuti konten pembelajaran dan berselancar mencari tambahan
materi sendiri
 Latifah S. Handayani (Orang tua Dewa Rangga S.)
 Jadi lebih banyak waktu buat keluarga, dan tidak bikin siswa lelah.

xii
23. Apa dampak negatif dari penerapan PJJ?
 Pak Suhartono (Orang tua Aziza F.F)
 Kurang bisa memahami apa yang diajarkan bpk/ibu guru, masih
banyak kurangnya.
 Latifah S. Handayani (Orang tua Dewa Rangga S.)
 Takutnya gak mudeng atau ga bisa mengikuti pembelajaran
24. Sejauh ini bagaimana proses penerapan PJJ di SMA Negeri 4 Surabaya?
 Pak Suhartono (Orang tua Aziza F.F)
 Orang tua bisa memberikan support dalam pembelajaran anak selama
PJJ
 Ibu Dra. Adee Meitasari (Orang tua Salma F.M)
 Penerapan PJJ di SMA 4 cukup bagus karena beragam dan tidak selalu
berupa meet tetapi classroom, zoom, diskusi WA, juga dibagikan link
youtube, podcast yang bermanfaat serta mendukung materi meskipun
lewat jarak jauh namun kehadiran peserta didik terpantau sehingga
ketika ada siswa yang sering tidak mengikuti PJJ segera ada
penanganan dari wali kelas dan BK
 Latifah S. Handayani (Orang tua Dewa Rangga S.)
 Bagus
25. Sejauh ini bagi Anda apa manfaat dari penerapan PJJ bagi anak Anda?
 Pak Suhartono (Orang tua Aziza F.F) :
 Yang kita tau kalo PJJ itu dr HP ke HP, jadi tidak bertemu langsung.
 Kurang mantep pembelajaran selama PJJ
 Ibu Dra. Adee Meitasari (Orang tua Salma F.M)
 Manfaat PJJ adalah ketika guru tidak bisa hadir secara offline (tatap
muka) tetapi tetap bisa mentransfer ilmu lewat jaringan, menjadi
kebiasaan baru dan lebih mengenal kelebihan serta kekurangan internet
secara mendalam melalui internet kita bisa mengetahui dan melihat apa
saja maka disini peranan orang tua sangat diperlukan agar bijak
berselancar
26. Menurut Anda pentingkah peran orang tua dalam proses penerapan PJJ dan apa
alasannya?
 Ibu Dra. Adee Meitasari (Orang tua Salma F.M)
 Sangat penting, pembelajaran jarak jauh yang lebih dekat secara fisik
adalah orang tua /keluarga sehingga pantauan orang tua sangat
diharapkan /dibutuhkan
 Latifah S. Handayani (Orang tua Dewa Rangga S.)
 Penting mas, yang mbangunin, yang ngingetin ya orang tua.
27. Bagaimana peran Anda sebagai orang tua dalam proses penerapan PJJ?
 Pak Suhartono (Orang tua Aziza F.F)
 Memberi pemasukan dalam PJJ, membuat anak focus dalam
pembelajaran dan tidak boleh berleha-leha sehingga anak tidak akan
tertinggal dalam suatu mapel, kalau tidak main-main dalam PJJ, nilai
anak tersebut bisa menunjang (hasil ulangan) mata pelajaran tersebut.
Kalau anak bersantai-santai, maka tidak bisa mendapat point dari mata

xiii
pelajaran tersebut. Kalau anak menekuni hasilnya bisa terlihat lebih
baik.
 Ibu Dra. Adee Meitasari (Orang tua Salma F.M)
 Berusaha menyediakan fasilitas atau kebutuhan daring yang memadai,
mencukupi kebutuhan kuota meskipun sudah ada bantuan
kuota kemendikbud, memantau keikut sertaan daring dan memberi
dukungan atau nasehat agar tidak bosan dan mandiri dalam belajar.
 Latifah S. Handayani (Orang tua Dewa Rangga S.)
 Saya ingetin terus dewa tentang tugas sama pas waktu meet, absen, dll.
28. Apa fasilitas penunjang pendidikan yang Anda berikan untuk mendukung proses
penerapan PJJ anak Anda?
 Ibu Dra. Adee Meitasari (Orang tua Salma F.M)
 HP, Laptop, Kuota Internet
29. Bagaimana cara Anda sebagai orang tua untuk memotivasi anak dalam penerapan
PJJ?
 Pak Suhartono (Orang tua Aziza F.F)
 Tetep kasi semangat walaupun terjadi signal lemah walaupun anak
mengalami kendala PJJ & jika anak lemah dalam suatu mapel kami
tetap mensupport anak supaya anak tekun dalam PJJ. Karena kalau
anak sudah megang HP, mapel tsb bisa dikesampingkan dengan main
game/lihat drakor.
 Ibu Dra. Adee Meitasari (Orang tua Salma F.M)
 Mengobrol pada saat makan malam menanyakan kegiatan
pembelajaran hari ini, menampung keluhan, memberi solusi dan
menghubungi /berdiskusi dengan wali kelas jika ada kendala dengan
demikian anak merasa ada dukungan dan termotivasi
 Latifah S. Handayani (Orang tua Dewa Rangga S.)
 Tetap mengingatkan dewa
30. Bagaimana cara Anda sebagai orang tua untuk menasehati anak ketika mungkin mulai
bosan dalam proses penerapan PJJ?
 Pak Suhartono (Orang tua Aziza F.F)
 Mengingatkan anak untuk mengerjakan tugasnya, bisa/tdk bisa tetep
harus dikerjakan karena nilai ulangan anak diambil dari pembelajaran
anak setiap hari untuk rapot. Karena nilai yang bisa menolong dalam
ulangan dr pembelajaran sehari-hari.
 Ibu Dra. Adee Meitasari (Orang tua Salma F.M)
 Menasehati dengan penuh kesabaran, mendengarkan keluhan serta
memberi pujian pada saat anak terlihat fokus dalam pembelajaran
ataupun mengerjakan tugas memberi perhatian kecil semisal
membelikan snack kesukaan anak.
31. Bagaimana cara Anda sebagai orang tua dalam memantau proses PJJ yang dilakukan
oleh anak Anda?
 Ibu Dra. Adee Meitasari (Orang tua Salma F.M)
 Pengamatan, misalnya apakah pagi itu sudah memakai seragam,
menyiapkan perangkat dan meminta suara guru saat meet berlangsung
diperdengarkan (tanpa handset)

xiv
32. Apa kesulitan yang Anda hadapi selama penerapan PJJ?
 Pak Suhartono (Orang tua Aziza F.F)
 Kalau signalnya lemot akan menghambat proses PJJ.
 Ibu Dra. Adee Meitasari (Orang tua Salma F.M)
 Sebetulnya hampir tidak ada kesulitan jikapun dianggap sebagai
kesulitan hanya kekhawatiran anak akan kurang bersosialisasi karena
berada dirumah saja.
 Latifah S. Handayani (Orang tua Dewa Rangga S.)
 Berusaha memotivasi Dewa untuk biar bisa mengikuti pembelajaran
33. Bagaimana cara Anda untuk menghadapi kesulitan tersebut?
 Pak Suhartono (Orang tua Aziza F.F)
 Mau tidak mau menunggu signal masuk/terhubung
 Ibu Dra. Adee Meitasari (Orang tua Salma F.M)
 Memberikan ruang dan waktu ketika anak fokus video call atau asyik
berkomunikasi dengan sebayanya agar komunikasi dan sosialisasi tetap
berlangsung sesuai era dan keadaan selama pandemi (komunikasi jarak
jauh)
34. Apa faktor penghambat peran orang tua dalam proses penerapan PJJ?
 Ibu Dra. Adee Meitasari (Orang tua Salma F.M)
 Jika anak kurang terbuka terhadap orang tua
35. Apa faktor pendukung peran orang tua dalam proses penerapan PJJ?
 Ibu Dra. Adee Meitasari (Orang tua Salma F.M)
 Grup wali murid, administrasi sekolah yang tertib dalam melaporkan
kehadiran peserta didik selama PJJ
36. Apa kemudahan yang Anda hadapi selama proses penerapan PJJ?
 Ibu Dra. Adee Meitasari (Orang tua Salma F.M)
 Tidak mengantar/jemput anak kesekolah, jika kondisi tubuh anak
kurang sehat (namun tidak parah) masih memungkinkan mengikuti
pembelajaran karena durasi pembelajaran yang tidak lama jika
dibanding sebelum pandemi dan bisa dilakukan dari rumah.
37. Ceritakan pengalaman Anda selama proses penerapan PJJ?
 Pak Suhartono (Orang tua Aziza F.F)
 Dalam PJJ suatu mapel, kalau signal lemah kegiatan PJJ akan
terhenti/terhambat sehingga dapat menimbulkan kekecewaan pada
anak
 Ibu Dra. Adee Meitasari (Orang tua Salma F.M)
 Karena disamping sebagai orang tua saya juga seorang guru maka
pengamatan saya sebagai orang tua sangat bermanfaat terhadap profesi
saya dan cerita ananda tentang kesulitan temannya atau kondisi
jaringan yang menyebabkan siswa terlihat tidak oncam pada perangkat
saya menyebabkan saya lebih sabar dan berprasangka baik terhadap
siswa dan menjadi lebih memahami suasana kebatinan /naik turunnya
kemauan dan kemampuan anak usia remaja pada masa pandemi dalam
mengikuti PJJ.
 Latifah S. Handayani (Orang tua Dewa Rangga S.)

xv
 Ya, lumayan juga ya enak maksudnya ada pendekatan dengan anak
waktu PJJ, kalau di rumah kan masih bisa mendampingi. kalau misal
ada pelajaran bahasa jawa, Dewa tanya ke saya gitu.
38. Apa harapan Anda sebagai orang tua dalam proses penerapan PJJ?
 Pak Suhartono (Orang tua Aziza F.F)
 Walaupun PJJ, harus tetap optimis, menekuni dan belajar suatu mapel
sesulit apapun itu.
 Semua anak bisa mendapatkan nilai dan prestasi yang terbaik untuk
diri sendiri. Orang tua hanya mengikuti, jika anak semangat sekolah
walaupun PJJ sesulit apapun dimasa pandemic, otomatis orang tua
yang mendapat sanjungan.
 Ibu Dra. Adee Meitasari (Orang tua Salma F.M)
 Guru tidak menerapkan aturan secara kaku karena pembelajaran
langsung dan melalui jaringan pasti berbeda ada keterbatasan jaringan
yang harus dimaklumi.
 Latifah S. Handayani (Orang tua Dewa Rangga S.)
 Pandemi cepet selesai, agar bisa sekolah tatap muka lagi, karena juga
mau ujian.
39. Pesan :
 Pak Suhartono (Orang tua Aziza F.F) :
 Tidak boleh menyerah/tidak boleh menyerah sebelum menyelesaikan
seperti perang. Sesulit apapun harus tetap maju.
 Pelajari dulu mapel tersebut untuk menemukan jawaban dari soal
mapel tsb. Harus berjuang untuk menjawab soal tersebut walaupun
susah.
 Harus berani berjuang. Jika ada guru memberi pelajaran walaupun itu
sulit jawaban tersebut ada di buku, jika leha-leha nilai-nilai yang sudah
terkumpul untuk rapot
 Ibu Dra. Adee Meitasari (Orang tua Salma F.M) :
 Guru menyediakan waktu tambahan ketika siswa berniat berdiskusi
tentang pelajaran yang belum difahaminya dan kondisi atau
keterlibatan siswa selama PJJ juga dipertimbangkan sehingga saat
seorang peserta didik yang aktif selama PJJ namun memilih tetap PJJ
saat ada pilihan PTM hendaknya pilihannya dihargai tidak dijugde
malas atau mempunyai tujuan curang saat ulangan. Karena tidak jujur
itu karakter apakah mengikuti evaluasi pembelajaran secara online
/offline jika biasa mencontek akan melakukan kecurangan itu (Kondisi
yang dimaksud sebelum vaksin dan covid masih belum melandai)

xvi
TRANSKIP WAWANCARA SISWA SMA NEGERI 4 SURABAYA
Nama
Usia
Kelas
Alamat Rumah
Alamat Email
No. Telp

15. Apa yang Anda ketahui tentang Pembelajaran Jarak Jauh atau PJJ yang telah
berlangsung selama pandemi?
 Aziza Febri Fay
 Pembelajaran system online yang didukung sama perangkat seperti
zoom, meet dan classroom
 Dewa Rangga Syahputra
 Pembelajaran secara daring (online). sekolah di rumah
 Salma Faiza Malika
 Sebuah pendidikan formal yang dimana peserta didiknya dan instruktur
atau gurunya harus di lokasi terpisah sehingga memerlukan sistem
telekomunikasi interaktif untuk menghubungkan kedua nya seperti
meet zoom atau yang lainnya, dan PJJ merupakan membutuhkan
teknologi elektronik.
16. Adakah perbedaan antara PJJ dengan pembelajaran tatap muka seperti sebelumnya,
jika ada perbedaan apa perbedaannya?
 Aziza Febri Fay
 Ada, kalo PJJ gak bisa ketemu langsug sama guru & temen-temen,
kalau nyampein materi gak bisa sepenuhnya. Kalo PTM bisa ketemu
langsungbsama gurunya, sama temen-temen jadi bisa diskusi bareng &
nyampein materinya cukup jelas.
 Dewa Rangga Syahputra
 Ya perbedaanya itu lebih paham sekolah PTM daripada pjj kalo PJJ itu
kayak ya kurang faham dan juga apa lagi online kan sering ketiduran
ya pkoknya lebih enak PTM gitu lah.
 Salma Faiza Malika
 Ada, saat PJJ contohnya pembelajaran jarak jauh, tentunya kita bisa
menghemat ongkos tidak perlu mengeluarkan biaya untuk membeli
bensin atau naik gojek atau angkutan yang lain dan kemudian ketika
PJJ itu orang tua bisa turut andil dalam mengawasi anak dalam
pembelajaran, namun PJJ ini mengakibatkan anak-anak tidak bisa
bersosialisasi secara langsung dengan teman, kemudian untuk yang
PTM ini lebih mudah memahami pembelajaran jadi bisa bertanya
secara langsung dengan gurunya, jadi kalau ada praktek atau tugas
lebih mudah dipahami dengan benar.
17. Sejauh ini bagaimana proses penerapan PJJ di SMA Negeri 4 Surabaya?
 Dewa Rangga Syahputra
 lebih banyak istirahat lebih banyak waktu dengan keluarga tapi ya gtiu
kurang faham terus kurang semangat terus gurunya itu kadang cuman
meet terus ngasih tugas dan kurang penjelasan gitu
xvii
 Salma Faiza Malika
 Kalau penerapannya melaksanakan pjj ini ada plus dan minus seperti
keterbatasan sarpras berupa hp atau pun jaringan, kemudian ada
keterbatasan pemanfaatan teknologi oleh peserta didik maupun guru,
namun dapat disiasati untuk saling belajar memanfaatkan
18. Sejauh ini apakah bapak ibu guru SMA Negeri 4 Surabaya selalu mendukung peserta
didik dalam penerapan PJJ, dan seperti apa bentuk dukungannya?
 Aziza Febri Fay
 Iya, dengan nyampein materi lewat meet, kalo ada tugas ngumpulin di
classroom
 Salma Faiza Malika
 Contohnya seperti tidak ada akses internet, guru waktu pada awal
pandemi mengajak melihat video, namun kalau sekarang kalau tidak
ada yang mempunyai paketan bisa datang ke sekolah.
19. Sejauh ini apakah orang tua Anda selalu mendukung Anda selama penerapan PJJ, dan
seperti apa bentuk dukungannya?
 Aziza Febri Fay
 Mendukung. Seperti ngasi motivasi biar semangat belajar meskipun
belajar di rumah & fasilitas-fasilitas yang memadai (kuota)
 Salma Faiza Malika
 Yang pertama orang tua memiliki peran nomer 1 di rumah, orang tua
pun menjadi didik pertama, peran orang tua saya memiliki 3 yang
pertama orang tua mengingatkan anaknya, yang kedua menciptakan
suasana yang nyaman, yang ketiga memahami emosi anak, yang kedua
orang tua menjadi fasilitator, contohnya orang tua sebagai penyedia
sarpras, ketiga sebagai motivator, ketika anak mengalami kesulitan
belajar di ruamh maka orang tua dapat membantu untuk mencari
inspirasi dan meningkatkan motivasi, keempat orang tua menjadi
direktor atau sebagi pengarah untuk anak yang berperan untuk
mengarahkan masa depan anak.
20. Menurut Anda apakah peran orang tua sangat penting untuk mendukung penerapan
PJJ, dan apa alasannya?
 Dewa Rangga Syahputra
 Ya contohnya waktu sekolah dibangunin
 Salma Faiza Malika
 Iya
21. Bagaimana cara orang tua Anda untuk mendukung Anda penerapan PJJ?
 Dewa Rangga Syahputra
 Sabar, mbangunin kadang kalu udah terbiasa libur panjang jadi males
terus ya diingetin terus
22. Apa motivasi yang diberikan orang tua Anda untuk Anda selama penerapan PJJ?
 Salma Faiza Malika
 Motivasinuya itu yang saya inget adalah memberikan kalimat seperti
ini "mulailah dari mana kamu berada dan gunakan apayang kamu
miliki dan lakukan apa yang kamu bisa" jadi di manapun kamu berada
kamu jangan menyerah

xviii
23. Bagaimana cara orang tua Anda memberi nasehat untuk keberhasilan penerapan PJJ?
 Aziza Febri Fay
 Pernah. “tetep semangat meskipun belajar dirumah”
24. Bagaimana cara orang tua Anda untuk memantau Anda selama penerapan PJJ?
 Salma Faiza Malika
 Orang tua saya sibuk bekerja, sebagai guru beliau tetap mengajar di
rumah, aya saya juga bekerja, saya sendiri tidak nyaman untuk
dipantau, dan saya tidak nyaman terpantau seperti CCTv 24 jam tapi
saya juga harus bisa melakukan sendiri dan juga bisa memanage waktu
saya sendirim, dan mungkin kalau ada pertanyaan bisa minta tolong
orang tua saya sendiri.
25. Apa kesulitan yang Anda rasakan selama penerapan PJJ?
 Aziza Febri Fay
 Missal kalo guru ngasi materi terus tiba-tiba signalnya ilang, kuota,
gampang bosen, gampang capek duduk
 Dewa Rangga Syahputra
 Bener ada kuota dari sekolah, tapi kan cuman jarang jarang
 Salma Faiza Malika
 Kesulitan dalam memahami materi atau penerapan materi ataupun
praktik, seperti di matematika, guru mungkin cuma menyampaikan,
jadi ada kesulitan dalam penerpan dan memhami materi.
26. Bagaimana cara Anda untuk mengatasi kesulitan tersebut?
 Aziza Febri Fay
 Bersabar sama berusaha cari signal/jaringan yang kuat
 Dewa Rangga Syahputra
 Cari sambungan internet kaya ke warung atau minta hotspot tetangga
atau temen
 Salma Faiza Malika
 Bertanya kepada teman saya yang pintar dan mungkin juga bisa
bertanya kepada guru, atau langsung ke sekolah langsung bertanya ke
guru atau pun bisa mencari di buku maupun internet.
27. Ceritakan pengalaman Anda selama penerapan PJJ?
 Aziza Febri Fay
 Kalo PJJ kan gampang bosen ya, tapi untungnya punya temen yang
suka ngelawak jadi waktu PJJ tetep happy, terhibur kitanya.
 Dewa Rangga Syahputra
 Ya pas waktu gaada kuota internet cari sambungan internet di warung
lupa gabawa seragam terus disuruh oncam sama pak budi tapi ga pake
seragam.
 Salma Faiza Malika
 Kesan pertamanya menyenangkan bisa mengenal platfoorm belajar
seperti zoom google meet, atau pun formulir, kemudian juga bisa
mengenal aplikasi lain, kemudian memiliki rasa penasaran yang tinggi
dengan teknologi, meski begitu makin kesini tugas makin banyak, guru
ngasih tugasnya terlalu banyak, jadi siswa semakin males malesan,
serta porsi tugas yang diberi terlalu banyak dan dikhawatirkan tidak

xix
bisa diselesaikan sesuai yang ditentukan, mungkin platform tersebut
mendekatkan kita antara guru dan siswa namun tugasnya jangan terlalu
banyak dehh, biar bisa fokus dalam memahami materi juga.
28. Apa harapan Anda untuk proses PJJ?
 Aziza Febri Fay
 Semoga gak PJJ, semoga bisa sekolah biasanya kaya dulu
 Dewa Rangga Syahputra
 Ya semoga corona ini cepat bersih dari Indonesia dan sekolahnya mulai
PTM biar gak ketinggalan pelajaran karena PJJ ini saya kurang faham
sama materi atau pembelajaran.
 Salma Faiza Malika
 Semoga corona cepat berlalu dan semoga kita bisa bertataop muka
secara langsung dan bersosialisasi dengan teman sehingga bisa saling
teroacu satu sama lain.

xx
Lampiran 7. Dokumentasi Penelitian

7.1 Wawancara dengan Bapak Drs. Sayyidul Jihad

7.2 Wawancara dengan Pak Suhartono (Orang tua Aziza F.F)

xxi
7.3 Wawancara dengan Ibu Dra. Adee Meitasari (Orang tua Salma F.M)

xxii
xxiii
7.4 Wawancara dengan Aziza Febri Fay

xxiv
7.5 Wawancara dengan Salma Faiza Malika

xxv

Anda mungkin juga menyukai