Anda di halaman 1dari 7

Hadirin yang saya hormati,

Saat ini kita berada di tahun-tahun awal Fourth Industrial Revolution (4IR) atau juga disebut
Industri 4.0. Istilah ini pertama kali diungkapkan Profesor Klaus Schwab pada 2016. Istilah
revolusi industri menggambarkan adanya perubahan besar-besaran yang terjadi secara mendasar,
dan memiliki dampak terhadap bagaimana kita hidup, bekerja, dan berhubungan dengan orang
lain. Kondisi ini juga tak dapat dielakkan berdampak terhadap sektor kesehatan. Harapannya bisa
memperbaiki kualitas hidup dan sehat manusia dengan mengantisipasi dampak buruk (disruptif )
harus selalu diwaspadai.

Revolusi Industri Pertama terjadi saat penemuan dan penggunaan meluas mesin uap pada akhir
abad ke-18. Kemudian disusul Revolusi Industri Kedua yang terjadi saat dipacunya produksi
massal akibat penemuan listrik pada abad ke-19. Revolusi Industri Ketiga terjadi mulai tahun
1960-an akibat penemuan dan penggunaan teknologi digital untuk proses otomatisasi produksi
(Klaus, 2016). Revolusi Industri Keempat merupakan kelanjutannya, tetapi memiliki ciri tak
terduga tentang terjadinya fusi dari berbagai teknologi sehingga terjadi batas yang kabur antara
dimensi fisik, digital, dan biologi.

Industri 4.0 atau 4IR berbeda dalam konteks kecepatan, cakupan, dan dampak sistematiknya.
Berbeda dengan revolusi industri yang lain, 4IR melaju secara eksponensial dan tidak secara
linear sehingga dampak apa pun yang akan kita rasakan akan terjadi jauh lebih cepat daripada
dekade-dekade sebelumnya. Industri 4.0 tak hanya mengubah apa dan bagaimana kita melakukan
sesuatu, tetapi bisa memiliki dampak sampai dengan mengubah diri kita sendiri jika tidak
dikontrol dengan baik.

Revolusi ini diperantarai antara lain oleh teknologi: artificial intelligence, internet of things,
cloud computing, connected wearable devices, quantum computing, media sosial, data science,
3D printing, robotika, dan genetika. Teknologi transformatif ini akan berdampak pada berbagai
macam bidang: ekonomi, bisnis, sosial, kesehatan, dan individu seseorang. (Klaus, 2016; Park,
2016).

Pada sektor kesehatan industry 4.0 ini akan sangat mendapatkan manfaat yang besar dari fusi
antara sistem fisik, digital, dan biologis. Saat ini sudah banyak teknologi sehari-hari (konsumer)
yang mampu mengumpulkan data tentang kesehatan dan kebugaran (fitness) seseorang, misalnya
cukup dengan memencet-mencet smartphone dan smartwatch. Informasi-informasi yang
terkumpul tersebut memiliki potensi untuk membuat transformasi tidak hanya individual, tetapi
juga bidang riset medis (Park, 2016).

Hadirin yang saya hormati,

Terdapat beberapa contoh tentang bagaimana kombinasi teknologi fisik, digital, dan biologis
dapat membuat transformasi dalam bidang kesehatan. Sensor yang terkoneksi dapat
memudahkan pasien mengatur kesehatannya sendiri.
1. Novartis, program ini mengembangkan inhaler digital, yang memungkinkan pasien
penyakit paru obstruktif menahun (PPOK) memantau data tentang penggunaan inhalasi
secara real-time (Wedzicha, 2016). Bahkan, nanti pasien dengan gangguan pernapasan
dapat memiliki sensor di rumah mereka yang mampu menentukan saat pernapasan
mereka tampak akan terganggu untuk segera menggunakan inhaler, sebelum rawat inap
di rumah sakit. Tentu hal ini dapat mengurangi pembiayaan kesehatan akibat kepatuhan
pasien yang buruk terhadap pengobatan yang dijalani. (Park, 2016).
2. Para peneliti Jepang meriset tentang bagaimana eksoskeleton yang dipasang pada pasien
dapat membantu pasien lanjut usia bergerak. Sensor pada alat pembantu mobilitas
mekanik ini dapat mendeteksi saat otot pasien mulai digerakkan. Sensor lalu
menggerakkan mesin untuk menopang pasien tersebut dengan mengurangi beban berat
badan pasien (Schlesinger, 2015).
3. International Business Machines atau IBM menerbitkan beberapa program salah satunya
Watson Project atau Watson Health berusaha melakukan kombinasi antara data klinis
individu pasien, riset, dan sosial. Teknologi ini membuat teknologi komputasi tak hanya
dimanfaatkan untuk mencari data atau informasi tentang penyakit, tetapi dapat menjadi
question-answering machine yang dapat membantu menyelesaikan masalah secara aktif.
IBM juga berusaha membuat teknologi aplikasi insulin pump. Aplikasi ini dapat
memperkirakan bahwa gula darah seorang pasien diabetes akan turun menjadi terlalu
rendah. Aplikasi tersebut dapat membuat pasien menangani diabetes mereka secara lebih
proaktif (Forbes, 2016). IBM juga melahirkan Watson for Oncology yaitu sistem
komputasi kognitif yang dapat menganalisis data dalam volume besar, termasuk data
rekam medis pasien, literatur medis, dan data berbagai uji klinis sehingga menjadi
rekomendasi solusi yang bersifat personalized, dan berbasis bukti untuk tata laksana
seorang pasien kanker. Saat ini sistem tersebut mampu membuat rekomendasi untuk
kanker paru, payudara, dan kolorektal (usus besar), serta dikembangkan untuk kanker
saluran cerna yang lain (Medical Marketing & Media, 2016).
4. Teknologi genomic, teknologi ini dapat membuat revolusi tentang bagaimana kita
mendiagnosis dan mengobati penyakit. Saat ini dimungkinkan untuk melakukan
pemeriksaan sekuensing genom manusia dalam waktu 24 jam. Hal ini akan membuat
preventative dan personalized medicine dapat diwujudkan. Penyakit pasien dapat
dianalisis sampai tingkat molekuler sehingga obat yang tepat sesuai target dapat
diberikan secara efisien. Dengan adanya teknologi editing genomik, kita dapat secara
tepat memotong atau mengganti gen yang menyebabkan penyakit yang tak dapat diobati
saat ini.
5. fitur swafoto, pada fitur ini bisa menjadi alat diagnostik. Dengan hanya melihat wajah
seseorang maka dapat langsung diketahui bahwa orang tersebut sedang sakit atau tidak.
Menariknya fitur ini pun mampu mendiagnosis hingga 90 penyakit.
6. Telemedicine, yaitu suatu pemantauan danpengobatanpasien dari jarak jauh melalui
sensor yang tersambung ke internet. Diharapkan bahwa telemedicineakan terbukti sangat
berharga dalam pengobatan penyakitkronis yang banyak dialami oleh lansia. Kedepannya
adalah sangat dimungkinkan bahwa warga senior menerima cek-up medis dengan
kenyamanan bahkan di rumah mereka sendiri. Telemedicine juga dapat membawa
perawatan medis kepada masyarakat di lokasi terpencil. Dimasa depan, beberapa aplikasi
medis yang sangathebatmuncul dari kombinasi teknologi fisika, digital dan
biologitermasuk pil yang menggabungkan sensor digital untuk mengatur pelepasan obat;
anggota badan robot yang menanggapi pikiran pasien; sertapsikoterapi secaravirtual
reality.

Hadirin yang saya hormati,

Revolusi Industri 4.0 akan mengubah tak hanya apa dan bagaimana kita melakukannya, tetapi
juga siapa kita. Itu akan memengaruhi identitas kita dan semuanya masalah terkait: bagaimana
kita membuat konsep privasi dan kepemilikan, bagaimana kita mengonsumsi, bagaimana cara
kita mengalokasikan waktu untuk bekerja dan bersantai, bagaimana kita mengembangkan
keterampilan, merencanakan karier, dan membentuk hubungan dengan orang (Park, 2016). Di
satu sisi, Revolusi 4.0 memungkinkan kita untuk membuat konsep diri yang terukur dan
terkendali, berdasarkan data yang dikumpulkan oleh teknologi ”kami diri”. Namun, di sisi lain,
sangat penting untuk mempertahankan sentuhan manusia dan interaksi sosial, bahkan di dunia di
mana ”informasi adalah kekuatan” dan orang-orang semakin terhubung secara daring.

Dalam sisi ancaman, Revolusi 4.0 ini memang mungkin memiliki potensi untuk menciptakan
proses robotisasi kemanusiaan dan sehingga dicemaskan menjauhkan atau menghilangkan kita
dari hati dan jiwa kita. Namun, jika didayagunakan dengan tepat, teknologi bisa sebagai
pelengkap bagian terbaik manusia, yakni kreativitas, empati, penatagunaan. Pemanfaatan yang
terukur dan bijak atas kemajuan teknologi bisa mengangkat umat manusia punya kesadaran
kolektif baru dan kesadaran moral berdasarkan berbagi rasa takdir. Ini tugas kita semua untuk
memastikan revolusi ini mendatangkan kemanfaatan daripada mudaratnya.

Hadirin yang saya hormati,

Industry 4.0 ini juga akan memunculkan ”ketidaksetaraan” dalam peluang kerja, yang disebut
sebagai ”digital divide”; pemisahan akibat digitalisasi. Robotika dan mesin dengan kecerdasan
buatan akan menggantikan banyak pekerjaan manusia terkhusus bagi seluruh tenaga kesehatan.
Orang-orang dengan kondisi ”termarginalisasi secara digital” akan mengalami dampak yang
paling besar dan lebih berat daripada dekade-dekade sebelumnya, misalnya orang lanjut usia dan
kelompok kaum miskin.

Para pembuat kebijakan public atau pemerintah harus mengatur agar digital divide dapat
dikurangi dampaknya. Profesor Schwab juga menyatakan bahwa ”pada akhirnya, semuanya
bergantung pada peran masyarakat dan nilai-nilai kemanusiaan.” Industri 4.0 berpotensi
membuat kondisi dehumanisasi, robotisasi manusia, dan menjauhkan manusia dari nilai hati dan
jiwa manusia, apabila kita tak mengedepankan peran manusia dan memberdayakan mereka
(Klaus, 2016). Untuk itu, peran implementasi kaidah bioetika menjadi sangat penting untuk
menjaga bidang kesehatan tetap berada di jalan yang seharusnya. Kaidah bioetika dimaksud
adalah setidaknya penerapan empat prinsip: non-maleficence (tak merusak), autonomy
(menghargai pilihan pribadi), beneficence (bermanfaat bagi manusia), dan justice (kesetaraan
dalam akses kesehatan).

Akhirnya, 4IR atau Industri 4.0 akan memberikan manfaat yang besar bagi kita semua apabila
dikelola dengan baik. Kita harus mampu lebih memahami bagaimana teknologi dapat difusikan
untuk membantu kesejahteraan manusia. Hal ini akan mewujudkan pelayanan kesehatan yang
lebih baik, kesehatan personal yang lebih baik, dan memperbaiki kualitas hidup banyak manusia.
Kita telah melewati tiga revolusi industri sebelumnya dengan antusias dan relatif selamat, maka
boleh berharap di Revolusi 4.0 dunia kesehatan akan makin humanis karena kian tangkas dan
ringkas dalam melayani problem kemanusiaan.
Ladies and Gentlemen,

We are currently in the early years of the Fourth Industrial Revolution (4IR) or also called
Industry 4.0. This term was first expressed by Professor Klaus Schwab in 2016. The term
industrial revolution describes the existence of massive changes that occur fundamentally, and
has an impact on how we live, work, and relate to other people. This condition also inevitably
affects the health sector. The hope is that it can improve the quality of life and health of humans
by anticipating disruptive impacts .

The First Industrial Revolution came at the time of widespread discovery and use of steam
engines in the late 18th century. Then followed by the Second Industrial Revolution which
occurred when the mass production was triggered by the discovery of electricity in the 19th
century. The Third Industrial Revolution began in the 1960s due to the discovery and use of
digital technology for the production automation process (Klaus, 2016). The Fourth Industrial
Revolution is a continuation, but has unexpected characteristics about the occurrence of fusion of
various technologies so that blurred boundaries occur between physical, digital and biological
dimensions.

Industry 4.0 or 4IR is different in the context of speed, coverage, and systematic impact. In
contrast to other industrial revolution, 4IR drove exponentially and not linearly so that any
impact we will feel will happen much faster than in previous decades. Industry 4.0 not only
changes what and how we do things, but can have an impact up to changing ourselves if it is not
properly controlled.

This revolution is mediated among others by technology: artificial intelligence, internet of things,
cloud computing , connected wearable devices, quantum computing, social media, data science,
3D printing, robotics, and genetics. This transformative technology will have an impact on
various fields: economic, business, social, health, and individual individuals. (Klaus, 2016; Park,
2016).

In this industry 4.0 health sector, it will benefit greatly from the fusion between physical, digital
and biological systems. Nowadays there are a lot of daily technologies (consumers) that are able
to collect data about one's health and fitness, for example, simply by pressing smartphone and
smartwatch. The information collected has the potential to make transformations not only
individually, but also in the field of medical research (Park, 2016).

Ladies and Gentlemen,

There are several examples of how the combination of physical, digital and biological
technologies can make a transformation in the health field. Connected sensors can make it easier
for patients to manage their own health.

1. Novartis , this program develops digital inhalers, which allow patients with chronic
obstructive pulmonary disease (COPD) to monitor data on inhalation use in real-time
(Wedzicha, 2016). In fact, later patients with respiratory disorders can have sensors in
their homes that are able to determine when their breathing seems to be disturbed to
immediately use an inhaler, before hospitalization. Of course this can reduce health
financing due to poor patient compliance with the treatment being undertaken. (Park,
2016).
2. The Japanese researchers researching on how exoskeleton mounted on the patient can
help the elderly patient moves. This sensor on the mechanical mobility aids can detect
when the patient's muscles begin to be moved. The sensor then moves the engine to
support the patient by reducing the patient's weight (Schlesinger, 2015).
3. International Business Machines or IBM publishes several programs, one of which is the
Watson Project or Watson Health, trying to make a combination of individual patient,
research, and social clinical data. This technology makes computing technology not only
used to search for data or information about diseases, but can be a question-answering
machine that can help solve problems actively. IBM is also trying to make an insulin
pump application technology. This application can estimate that the blood sugar of a
diabetes patient will drop to too low. This application can make patients handle their
diabetes more proactively (Forbes, 2016). IBM also gave birth to Watson for Oncology ,
a cognitive computing system that can analyze large volumes of data, including patient
medical record data, medical literature, and data on various clinical trials to become
recommendations that are personalized, and evidence-based solutions for the
management of a cancer patient. At present the system is able to make recommendations
for lung, breast and colorectal cancer (large intestine), and is developed for other
gastrointestinal cancers (Medical Marketing & Media, 2016).
4. Genomic technology, this technology can revolutionize how we diagnose and treat
diseases. It is currently possible to carry out an examination of the sequencing of the
human genome within 24 hours. This will make preventative and personalized medicine
be realized. Patient's disease can be analyzed to the molecular level so that the right drug
according to the target can be given efficiently. With genomic editing technology, we can
precisely cut or replace genes that cause diseases that cannot be cured at this time.
5. Selfie feature , this feature can be a diagnostic tool. By just looking at someone's face, it
can be immediately known that the person is sick or not. Interestingly this feature is able
to diagnose up to 90 diseases .
6. Telemedicine, which is a monitoring and treatment of patients remotely through sensors
connected to the internet. It is hoped that telemedicine will prove to be very valuable in
the treatment of chronic diseases that are often experienced by the elderly. In the future it
is very possible that senior citizens receive medical check-ups with comfort even in their
own homes. Telemedicine can also bring medical care to people in remote locations. In
the future, some excellent medical applications emerge from a combination of physical,
digital and biological technologies including pills that combine digital sensors to regulate
drug release; robotic limbs that respond to the patient's mind; as well as chemotherapy in
virtual reality.
Ladies and Gentlemen,

The Industrial Revolution 4.0 will change not only what and how we do it, but also who we are.
It will affect our identity and all related problems: how we conceptualize privacy and ownership,
how we consume, how we allocate time to work and relax, how we develop skills, plan careers,
and form relationships with people (Park, 2016) . On the one hand, Revolution 4.0 allows us to
make measurable and controlled self concepts, based on data collected by our "self" technology .
However, on the other hand, it is very important to maintain human touch and social interaction,
even in a world where " information is power" and people are increasingly connected online.

In terms of threats, this Revolution 4.0 may indeed have the potential to create a process of
humanitarian robotization and thus worry about alienating or eliminating us from our hearts and
souls. However, if properly utilized, technology can be a complement to the best part of
mankind, namely creativity, empathy, stewardship. Measurable and wise use of technological
advances can elevate humanity to a new collective awareness and moral awareness based on
sharing a sense of destiny. It is our duty to ensure that this revolution brings benefits rather than
harm.

Ladies and Gentlemen,

Industry 4.0 will also create " inequality" in employment opportunities, which is referred to as
the "digital divide"; separation due to digitalization. Robotics and machines with artificial
intelligence will replace a lot of human work specifically for all health workers. People with "
digitally marginalized " conditions will experience the greatest and heaviest impact than in
previous decades, such as the elderly and the poor.

Public policy makers or the government must regulate the digital divide to reduce its impact.
Professor Schwab also stated that " in the end, everything depends on the role of society and
human values." Industry 4.0 has the potential to create dehumanization conditions, human
robotization, and keep people away from the values of hearts and souls, if we do not prioritize
human roles and empower them (Klaus, 2016). For this reason, the role of implementing
bioethics rules is very important to keep the health sector in the right direction. The bioethical
principle in question is at least the application of four principles: non-maleficence (non-
destructive), autonomy (respecting personal choices), beneficence (beneficial to humans), and
justice (equality in access to health).

Finally, 4IR or Industry 4.0 will provide great benefits for all of us if managed properly. We
must be able to better understand how technology can be fused to help human welfare. This will
lead to better health services, better personal health, and improve the quality of life for many
people. We have passed three previous industrial revolutions with enthusiasm and relative safety,
so we hope that in World Revolution 4.0 the health will be more humanistic because it is more
agile and concise in serving humanitarian problems.

Anda mungkin juga menyukai