Anda di halaman 1dari 4

Tugas Ulangan Tengah Semester

Nama : Fathia Latifah

NIM : 1910310006

Kelas : A5MIR

Matkul: Pembelajaran Bahasa Indonesia MI/SD

1. Cara calon pendidik mengajarkan cara membaca di kelas rendah


a. Metode pembelajaran:
Dengan cara metode eja Pembelajaran membaca dan menulis permulaan dengan
metode ini memulai pengajarannya dengan memperkenalkan huruf-huruf secara
alfabetis. Huruf-huruf tersebut dihafalkan dan dilafalkan anak sesuai dengan
bunyinya menurut abjad. Sebagai contoh A/a, B/b, C/c, D/d dan seterusnya,
dilafalkan sebagai [a], [be], [ce], [de], dan seterusnya. Kegiatan ini diikuti dengan
latihan menulis lambang tulisan seperti a, b, c, d, dan seterusnya atau dengan
huruf rangkai. Setelah melalui tahapan ini, para siswa diajak untuk berkenalan
dengan cara merangkaikan beberapa huruf yang sudah dikenalnya, misalnya : b, a,
d, u menjadi b – a = ba (dibaca atau dieja /be-a/ = [ba] d – u = du (dibaca atau
dieja /de-u/ = [du] ba – du = dilafalkan /badu/. Selain itu juga bisa menggunakan
metode bunyi ini merupakan bagian dari metode eja. Prinsip dasar dan proses
pembelajarannya tidak jauh beda dengan metode eja/abjad. Perbedaannya hanya
terletak pada cara atau sistem pembacaan atau pelafalan abjad (huruf-hurufnya).
Sebagai contoh : Kata nani dapat dieja menjadi : /en-a/ = [na] /en-i/ = [ni] dibaca
nani.
b. Teknik Pembelajaran:
teknik pembelajaran membaca permulaa, yakni teknik pembelajaran membaca
dengan jenis teknik baca-ulang-ucap, baca-tulis, lihat-baca, lihat-ucap, dan teknik
memperkenalkan, teknik pembelajaran membaca permulaan yang paling sering
digunakan guru adalah teknik pembelajaran membaca dengan jenis teknik baca-
ulang-ucap, dan pemilihan teknik pembelajaran membaca permulaan yang
digunakan guru didasarkan atas pemikiran tentang karakteristik siswa yang
sedang diajarkan.
2. Di kelas tidak semua peserta didik memiliki antusias tinggi selama pembelajaran.
Ada kalanya peserta didik merasa jenuh dan tidak bersemangat. Upaya apa yang
dapat Anda lakukan (calon pendidik) agar peserta didik termotivasi untuk
mengikuti pembelajaran?
Jawaban: sebagai calon pendidik kita harus bisa yang pertama, menciptakan ingkungan
yang menginspirasi karena, Lingkungan berpengaruh besar terhadap perilaku individu,
termasuk juga dengan lingkungan kelas. Oleh karena itu, lingkungan kelas harus
memiliki pengaruh positif terhadap siswa. Agar semangat belajar siswa tumbuh, maka
lingkungan kelas sebaiknya bisa menginspirasi siswa untuk belajar. Kedua, proses
belajar yang efektif dan menyenangkan karena, Suasana hati siswa juga dipengaruhi
dengan suasana belajar di kelas. Dengan demikian, jika proses berjalan dengan
menyenangkan, maka motivasi belajar siswa otomatis meningkat. Kelas jadi lebih
interaktif karena keaktifan siswa. Untuk menciptakan proses yang menyenagkan, teknik
penilaian pun harus disiapkan secara variatif. Ajukan pertanyaan pada siswa sesuai pada
apa yang hendak diukur. Ketiga, suasana kompetisi yang menantang, karena setiap
individu akan merasa bangga jika memiliki sesuatu yang lebih dibanding orang lain.
Sebut saja lebih pandai, lebih berhasil, lebih baik, dan masih banyak lagi. Begitu juga
sebaliknya, orang akan merasa sedih jika dirinya berada di bawah orang lain. Misalnya,
lebih bodoh, paling malas, selalu gagal, dan lainnya. Nah, dari sinilah setiap orang punya
naluri untuk berkompetisi. Keempat, sumber belajar karena, Acapkali siswa enggan
belajar karena kurang memadainya sumber pembelajaran. Sumber belajar yang memadai
haruslah mendukung kurikulum, berkaitan dengan pengembangan diri, serta
pengembangan karir. Buku cetak yang terpercaya, audio, video, media ajar yang menarik
sehingga siswa tidak jenuh dengan penyampaian materi yang monoton. Semakin beragam
dan lengkap sumber yang tersedia di kelas, akan makin besar kecenderungan siswa suka
belajar. Dan kelima, bantuan belajar yang siap siaga karena Ketika siswa mengalami
kesulitan belajar, mereka butuh bantuan dari yang lebih paham. Jika bantuan yang
dibutuhkan tidak ada, maka akan timbul kecenderungan siswa malas melanjutkan belajar.
Bantuan belajar di sini bisa berasal dari guru kelas, atau guru lain yang ditugaskan
membantu siswa. Jadi, dengan disediakannya bantuan belajar bagi siswa di kelas, maka
mereka akan lebih suka belajar.
3. Pembelajaran tidak hanya menekankan kemampuan kognitif tetapi kemampuan
afektif dan psikomotorik juga. Bagaimana Anda sebagai calon pendidik
menerapkan ketiga kemampuan tersebut agar dapat berjalan secara bersamaan?
Jelaskan dengan contoh ilustrasi!
Jawaban: klasikal dalam mengajar, memberikan motivasi kepada siswa sebelum mulai
pembelajaran, menyampaikan materi dengan memakai metode ceramah dan tanya jawab,
memakai bahan pengajaran dari buku pelajaran dan LKS, memberikan tugas (evaluasi)
kepada siswa; untuk aspek afektif cara yang digunakan adalah langsung menegur dan
menasehati siswa yang berbuat salah dan memakai metode teladan; sedangkan untuk
aspek psikomotorik memakai metode demonstrasi dan tidak melakukan bimbingan
belajar setiap belajar, hanya saja disesuaikan dengan materi, misalnya asmaul husna.
Bimbingan aspek psikomotorik juga dilakukan ketika hendak mengadakan acara dan
program salat dhuha.
4. Kemukakan pendapat anda mengenai pembelajaran Tematik integrative 2013 ini!

Jawaban: kelebihan pendekatan pembelajaran tematik, diantaranya:

a. Pengalaman dan kegiatan belajar peserta didik akan selalu relevan dengan tingkat
perkembangan anak.
b. Kegiatan yang dipilih dapat disesuaikan dengan minat dan kebutuhan peserta
didik.
c. Seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi peserta didik sehingga hasil belajar
akan dapat bertahan lebih lama.
d. Pembelajaran terpadu menumbuhkembangkan keterampilan berpikir dan social
anak.
e. Pembelajaran terpadu menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis. Dengan
permasalahan yang sering ditemui dalam kehidupan/lingkungan riil peserta didik.
f. Jika pembelajaran terpadu dirancang bersama dapat meningkatkan kerja sama
antar guru bidang kajian terkait, guru dengan peserta didik, peserta didik dengan
peserta didik, peserta didik/guru dengan narasumber sehingga belajar lebih
menyenangkan, belajar dalam situasi nyata,  dan dalam konteks yang lebih
bermakna.

Anda mungkin juga menyukai