Anda di halaman 1dari 55

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa adalah salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia dapat

berhubungan (berkomunikasi), saling berbagi pengalaman, saling belajar dari

yang lainnya, dan meningkatkan intelektual. Oleh karena itu sejak dini anak-anak

perlu diarahkan agar mampu menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan

benar untuk berkomunikasi dalam berbagai situasi misalnya pada waktu menyapa,

mengajukan pertanyaan, menjawab, menyebutkan, menungkapkan pendapat dan

perasaan, dan lain-lain.

Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya adalah pengajaran

keterampilan berbahasa, bukan pengajaran tentang bahasa. Tata bahasa, kosa kata,

dan sastra disajikan dalam konteks, yaitu dalam kaitannya dengan keterampilan

tertentu yang tengah diajarkan, bukan sebagai pengetahuan. Tata bahasa teori

sastra sekedar pendukung atau alat penjelas dan bekal untuk dapat berkomunikasi.

Keterampilan-keterampilan berbahasa yang perlu ditekankan adalah

keterampilan reseptif ( mendengar dan membaca) dan keterampilan produktif

(berbicara dan menulis). Pengajaran bahasa diawali dengan pengajaran

keterampilan reseptif, yang selanjutnya ditingkatkan pada keterampilan produktif.

Empat aspek keterampilan berbahasa yang mencakup dalam pengajaran bahasa

adalah :

1. Keterampilan menyimak (listening skills)

2. Keterampilan berbicara (speaking skills)

1
3. keterampilan membaca (reading skills)

4. keterampilan menulis (Writting skills)

(Tarigan, dalam Muchlisoh, 1996 : 257)

Proses belajar mengajar dapat menciptakan situasi belajar mengajar secara

optimal sehingga tercapai tujuan keterampilan berbahasa Indonesia yang terdiri

dari :

1. keterampilan menyimak

2. keterampilan berbicara

3. keterampilan menulis

4. keterampilan bercerita

(Tarigan, dalam Muchlisoh, 1996 : 258)

Menulis adalah salah satu bagian dari aspek keterampilan berbahasa yang

sangat penting. Dengan menulis kita dapat menyampaikan ide, gagasan, pesan

kepada orang lain secara tidak langsung. Tidak dapat dikatakan siswa mampu

berbahasa yang baik dan benar, bila mereka hanya terampil menyimak, berbicara

dan membaca tetapi tidak terampil menulis. Jadi keterampilan menulis harus

benar-benar diperhatikan, menulis merupakan keterampilan yang harus diajarkan

sejak anak masuk sekolah dasar. Teknik menulis yang baik akan menghantarkan

siswa untuk terampil menulis. Metode yang digunakan guru harus sesuai dengan

karakteristik siswa baik secara individu maupun kelompok.

Salah satu metode yang dapat digunakan pada pembelajaran menulis

permulaan adalah metode SAS, Metode ini memberikan pengalaman belajar pada

2
siswa terlibat langsung pada penggunaan dan pengotak-atikan media

pembelajaran.

Metode SAS membuat siswa aktif dalam belajar karena dapat melakukan

kegiatan mengotak atik (manipulasi) benda konkrit (nyata), bahkan mengkaji,

menyelidiki, menyusun hipotesis, mencoba, menemukan, merumuskan,

memeriksa dan membuat kesimpulan tentang objek menulis, sehingga membuat

hasil belajar lebih lama tersimpan dalam ingatan. Hal ini sejalan dengan pendapat

Ruseffendi (2002 : 189) yang menyatakan bahwa “Belajar melalui berbuat lebih

baik dari pada melalui mata dan melalui telinga.”

Kenyataan di SD selama ini khususnya SD Negeri 2 Sindangmukti

menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kelas I mengalami kesulitan dalam

menulis. Penyebab kesulitan antara lain, tidak ada dukungan belajar dari orang

tua, siswa berasal dari rumah tangga yang belum mengenal sekolah sehingga

dasar keterampilan menulis belum ada, bisa juga disebabkan oleh kekurang

tepatan guru dalam memilih pendekatan selama pembelajaran menulis.

Masalah masalah yang sering muncul ketika siswa mengikuti pelajaran

bahasa Indonesia di dalam kelas antara lain :

1. Siswa kurang berminat dalam menulis

2. Hasil tulisan siswa acak-acakan dan sukar untuk dibaca

3. Siswa kurang motivasi dalam mengikuti pelajaran bahasa Indonesia

3
B. Alternatif Tindakan

Untuk meningkatkan keterampilan siswa terhadap pelajaran bahasa

Indonesia khususnya aspek menulis, maka saya guru kelas I sekolah Dasar Negeri

2 Sindangmukti Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis perlu melakukan

perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas dengan Judul

“Bimbingan Belajar Menulis Permulaan melalui Metode SAS Mata Pelajaran

Bahasa Indonesia Kelas I SD Negeri 2 Sindangmukti Kabupaten Ciamis”.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas dan hasil refleksi

awal peneliti di lapangan, ditemukan suatu kesulitan dalam pembelajaran bahasa

Indonesia di kelas I mengenai “Menulis Permulaan”. Dengan fakta ini guru perlu

merancang pembelajaran yang tepat dan disesuaikan dengan sarana yang ada serta

meningkatkan kemampuannya dalam menyampaikan pembelajaran agar hasil

belajar siswa kelas I meningkat . Salah satunya dengan menggunakan metode

SAS.

Dengan demikian maka secara umum rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah “Apakah bimbingan belajar melalui metode SAS dapat meningkatkan

keterampilan menulis permulaan siswa kelas I SD Negeri 2 Sindangmukti

Kabupaten Ciamis ?

Agar peneliti lebih terfokus dan efektif, maka rumusan masalah

dikhususkan sebagai berikut :

4
a. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran dengan bimbingan menulis

permulaan melalui metode SAS agar keterampilan menulis siswa meningkat ?

b. Bagaimanakah proses pembelajaran dengan bimbingan belajar melalui

metode SAS agar keterampilan menulis siswa meningkat ?

c. Apakah keterampilan menulis siswa setelah mengikuti bimbingan belajar

melalui metode SAS meningkat ?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

a. Tujuan Umum

Meningkatkan keterampilan menulis permulaan siswa melalui metode

SAS di kelas I SD Negeri 2 Sindangmukti Kabupaten Ciamis

b. Tujuan Khusus

Tujuan yang hendak dicapai melalui pembahasan ini

1) Memperoleh gambaran tentang perencanaan pembelajaran dengan

bimbingan menulis permulaan melalui metode SAS

2) Memperoleh gambaran tentang proses pembelajaran dengan

bimbingan menulis permulaan melalui metode SAS

3) Memperoleh data peningkatan keterampilan siswa tentang menulis

permulaan dengan bimbingan menulis permulaan melalui metode SAS

5
c. Manfaat Penelitian

a. Siswa :

Siswa termotivasi sehingga senang belajar menulis dan memperoleh

pengalaman belajar

b. Guru :

Dapat menambah wawasan tentang strategi pembelajaran

c. Sekolah :

Untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah

d. Pengembangan Kurikulum :

Merupakan upaya penyempurnaan Kurikulum

E. Definisi Operasional

1. Pengertian Bimbingan

Bimbingan merupakan suatu proses membantu individu dalam

memilih menyelesaikan yang cocok terhadap kesulitan yang dihadapinya

dalam mencapai perkembangan yang optimal dan kehidupan yang

sejahtera dan produktif. Sebagaimana dikemukakan oleh I. Djumhur dan

Moh. Surya. (1975 : 28) bahwa :

Bimbingan yaitu suatu proses pemberi bantuan yang terus menerus


dan sistematis kepada individu dalam memecahkan masalah yang
dihadapinya agar tercapai kemaunan untuk dapat memahami
dirinya (self understanding), kemampuan untuk menerima dirinya
(self direction), kemampuan untuk penyesuaian diri dengan
lingkungan baik lingkungan keluarga, sekolah, dan lingkungan
masyarakat (self realization)

6
Dari uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan tentang pengertian

bimbingan adalah sebagai berikut :

a) Bimbingan merupakan proses pemberi bantuan yang terus-menerus

b) Bimbingan diberikan kepada individu bukan dengan unsur paksaan,

melainkan pada tujuan yang sesuai dengan keadaan dirinya

c) Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan pada setiap orang yang

memerlukan

d) Bimbingan bertujuan untuk membantu individu agar dapat

mengembangkan dirinya secara optimal, dapat menyesuaikan diri,

dapat memahami dirinya, dan dapat menerima dirinya sehinggga dapat

merealisasikan dirinya dengan lingkungannya dengan potensi yang

dimilikinya.

Sesuai dengan hal tersebut di atas, maka bimbingan itu didalamnya

terdapat dua unsur utama yaitu :

a) Unsur bantuan, yaitu ada masalah yang sukar diatasi oleh anak bimbing

sendiri, meskipun dengan bantuan pendidikan

b) Unsur pribadi, yaitu anak bimbing sendiri yang merupakan sasaran

dari bimbingan.

Keberhasilan proses bimbingan tergantung pada sejauhmana

individu dapat berkembang sesuai dengan kapasitasnya, dapat

menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Bimbingan dibutuhkan oleh

semua orang, baik itu muda, anak-anak sekolah dan sebagainya.

Bimbingan terhadap siswa sekolah mendapat perhatian khusus, mengingat

7
siswa dalam usahanya mencapai prestasi hasil belajar, mungkin

mengalami masalah dan pada kenyataannya, memang banyak siswa yang

memerlukan bimbingan.

2. Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku secara

keseluruhan, yaitu terjadinya perubahan aspek-aspek tingkah laku kognitif,

affektif, kinatif, dan psikomotor secara terpadu.

Jadi belajar adalah suatu perubahan, yakni perubahan dalam

tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan dalam

memenuhi kebutuhannya.

Belajar juga merupakan suatu proses usaha atau interaksi yang

dilakukan individu untuk memperoleh sesuatu yang baru dan perubahan

keseluruhan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman-pengalaman itu

sendiri. Perubahan-perubahan itu akan tampak dalam pola-pola sambutan

(respon) yang baru terhadap lingkungannya yang berupa keterampilan,

sikap, kebiasaan, pengetahuan, pemahaman, emosi, hubungan social, dan

etika atau budi pekerti.

3. Pengertian Menulis Permulaan

Menulis permulaan adalah salah satu jenis kemampuan berbahasa

tulis yang bersifat produktif, artinya kemampuan menulis ini merupakan

kemampuan yang menghasilkan, dalam hal ini menghasilkan tulisan.

8
Menulis merupakan kegiatan yang memerlukan kemampuan yang

bersifat komplek. Kemampuan yang diperlukan antara lain kemampuan

berpikir atau gagasaan secara jelas dengan menggunakan bahasa yang

efektif, dan kemampuan menerapkan kaidah tulis menulis dengan baik.

Kemampuan-kemampuan yang diperlukan itu dapat diperoleh

melalui proses yang panjang, sebelum sampai pada tingkat mampu

menulis.

4. Pengertian Metode SAS

Metode adalah rencana penyajian bahan yang menyeluruh dengan

urutan yang sistematis berdasarkan pendekatan tertentu.

Metode SAS merupakan singkatan dari “Struktural Analitik

Sintetik” Metode SAS merupakan salah satu jenis metode yang biasa

digunakan untuk proses pembelajaran MPP bagi siswa pemula.

Metode SAS adalah suatu pembelajaran menulis permulaan yang

didasarkan atas pendekatan cerita yakni cara memulai mengajar menulis

menampilkan kalimat, kata, suku kata dari dialog siswa dan guru atau

siswa dengan siswa. (Supriyadi, 1996-335)

9
BAB II

KAJIAN TEORI

1. Hakikat Bimbingan

a. Pengertian Bimbingan

Bimbingan merupakan suatu proses membantu individu dalam

memilih, menyelesaikan yang cocok terhadap kesulitan yang dihadapinya

dalam mencapai perkembangan yang optimal dan kehidupan yang

sejahtera dan produktif.

Dari definisi di atas dapat diangkat makna bahwa bimbingan

adalah suatu proses kegiatan pemberian bantuan yang berkelanjutan,

berlangsung terus menerus dan bukan kegiatan seketika atau kebetulan.

Bimbingan adalah kegiatan yang sistematis dan berencana yang terarah

kepada pencapaian tujuan dan bukan kegiatan sewaktu-waktu

Menurut Crow dan Crow, dalam Erman Amti (1992 : 2) bimbingan


adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang baik pria maupun wanita
yang telah terlatih dengan baik dan telah memiliki kepribadian dan
pendidikan yang memadai kepada seseorang, dari semua usia mengatur
keterampilan, keputusan sendiri dan menanggung bebannya sendiri.
Bimbingan data juga diartikan sebagai bagian dari keseluruhan pendidikan
yang membantu menyediakan kesempatan-kesempatan pribadi dan
layanan stap ahli dengan cara setiap individu dapat mengembangkan
kemampuan-kemampuan dan kesanggupannya sepenuhnya sesuai dengan
ide-ide demokrasi (Mortensen dan Scmuller, dalam Prayiotno dan E. Amti,
1994:94) adapun tujuan utama dari bimbingan adalah mengembangkan
sikap individu sesuai dengan kemampuannya (Jhones dalam Jumhur dan
M Surya, 1975:10)

b. Tujuan Bimbingan

Dedikbud (1997 : 4), bahwa tujuan dari bimbingan adalah :

10
1) Tujuan umum, tujuan umum dari bimbingan adalah sama dengan
tujuan pendidikan nasional, sebagaimana dinyatakan UU No. 2 tahun
1989 tentang system pendidikan nasional yaitu terwujudnya manusia
Indonesia seutuhnya yang cerdas, yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan
2) Tujuan khusus, bimbingan bertujuan untuk membantu siswa agar dapat
mencapai tujuan-tujuan perkembangan meliputi aspek pribadi, social
belajar dan karir.

Sedangkan apabila ditinjau dari pihak siswa tujuan bimbingan

dengan kemampuannya yang dimiliki dapat :

1) Mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya sendiri, mengatasi

kesulitan dalam memahami lingkungan sekolah, keluarga, pekerjaan,

social ekonomi dan kebudayaan

2) Mengatasi kesulitan dalam menyalurkan kemampuan, minat, bakatnya

dalam bidang pendidikan dan pekerjaan.

3) Mengatasi kesulitan dalam belajar yang ditandai oleh adanya prestasi

belajar yang rendah, yang disebabkan oleh :

(a) Kemampuan belajar yang rendah,

(b) Ketidakmampuan untuk mempergunakan kemampuan belajar,

(c) Kekurangan motif untuk belajar yang berlatarbelakang masalah

social emosional

4) Memperoleh bantuan secara tepat dari pihak-pihak diluar sekolah

5) Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan kesehatan

jasmani, masalah social emosional di sekolah, keluarga dan lingkungan

yang lebih luas.

11
6) Mengatasi kebiasaan-kebiasaan buruk yang dilakukan oleh siswa-

siswa dalam situasi belajar mengajar dan dalam hubungan social.

c. Fungsi Bimbingan Dalam Proses Belajar

Bimbingan merupakan upaya bantuan bagi para siswa yang

mengalami kesulitan dalam proses belajarnya, baik dalam usaha

pemecahan masalah, pengembangan motif belajar, pembentukan sikap

belajar maupun bimbingan mengenai pekerjaan di masa mendatang.

Kegiatan bimbingan yang dilaksanakan guru dapat membantu

siswa dalam pencapaian kedewasaan yang optimal, baik secara fisik

maupun secara psikis.

Dengan bimbingan guru dapat mengumpulkan data tentang

kemampuan, minat, ambisi, taraf kematangan, kesehatan serta keadaan

social keluarga.

Dengan demikian bimbingan dan penyuluhan di sekolah sangat

dibutuhkan dalam memecahkan masalah-masalah dalam rangka proses

belajar mengajar sehingga dapat tercapai tujuan yang diharapkan.

2. Hakikat Menulis

a. Pengertian menulis permulaan

Menurut Akhadiyah (dalam haryadi, 1996:2760) menulis dapat

diartikan sebagai aktivitas mengekpresikan ide, gagasan, pikiran atau perasaan

kedalam lambang kebahasaan bahasa tulis.

12
Samadhy (1999:9) mengatakan bahwa menulis sebagai suatu proses

siswa Sekolah Dasar yang normal dapat mengikutri proses menulis dengan

kecepatan relatif sama, bahwa setiap siswa yang normal dapat menyelesaikan

masalah menulis dalam waktu yang berbeda-beda meskipun perbedaannya

tidak terlalu banyak

Dari pengertian menulis tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa

menulis adalah suatu proses mengungkapkan gagasan, pikiran, perasaan

dalam bentuk tulisan.

Fungsi utama menulis adalah sebagai alat komunikasi tidak

langsung, bukan tatap muka antara penulis dan pembaca.

Tujuan utama menulis permulaan hurup kecil kelas I yakni agar

siswa memahami cara menulis permulaan dengan menggunakan ejaan yang

benar dan mengkomunikasikan ide atau pesan secara tertulis.

3. Metode

Agar terjadi interaksi yang harmonis antara guru dan siswa

diperlukan metode pembelajaran yang tepat. Metode mengajar adalah “cara

mengajar atau cara menyampaikan materi pelajaran kepada siswa untuk

setiap pelajaran atau bidang studi’ (Rusffebdi, 1988 : 281). Menurut

Hudoyono (2001 : 108) metode mengajar adalah “suatu cara atau teknik

mengajar topik-topik tertentu yang disusun secara teratur dan logis.”

Metode mengajar diantaranya :

1) Metode Eja

13
Metode eja didasarkan pada pendekatan harfiah, artinya belajar

membaca dan menulis dimulai dari huruf-huruf yang dirangkaikan menjadi

suku kata. Oleh karena itu pengajaran dimulai dari pengenalan hurup-hurup.

Demikian halnya dengan pengajaran menulis di mulai dari huruf lepas,

dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a) Menulis hurup lepas

b) Merangkaikan huruf lepas menjadi suku kata

c) Merangkaikan suku kata menjadi kata

d) Menyusun kata menjadi kalimat

(Djauzak, 1996:4)

2) Metode kata lembaga

Metode kata lembaga menurut Djauzak, (1996:4) dimulai mengajar

dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a) Mengenalkan kata

b) Merangkaikan kata

c) Menguraikan suku kata atas huruf-hurufnya

d) Menggabungkan hurup menjadi kata

3) Metode Global

Metode global memulai pengajaran membaca dan menulis

permulaan dengan membaca kalimat secara utuh yang ada di bawah gambar.

14
Menguraikan kalimat dengan kata-kata, menguraikan kata-kata menjadi

suku kata (Djauzak 1996:6)

4) Metode SAS

a. Pengertian Metode SAS

Menurut (Supriyadi, 1996 : 334-335) pengertian metode SAS adalah

suatu pendekatan cerita disertai dengan gambar yang didalamnya terkandung

unsur analitik sintetik. Metode SAS menurut (Djuzak, 1996:8) adalah suatu

pembelajaran menulis permulaan yang didasarkan atas pendekatan cerita

yakni cara memulai mengajar menulis dengan menampilkan cerita yang

diambil dari dialog siswa dan guru atau siswa dengan siswa.

Proses operasional metode SAS mempunyai langkah-langkah dengan

urutan sebagai berikut :

(1) Struktur yaitu menampilkan keseluruhan

(2) Analitik yaitu melakukan proses penguraian

(3) Sintetik yaitu melakukan penggalan pada struktur semula

(4) Demikian langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pembelajaran

menulis permulaan dengan metode SAS, sehingga hasil belajar itu

benar-benar menghasilkan struktur analitik sinetik (Subana:176)

15
b. Landasan Metode SAS

Pengembangan metode SAS dilandasi oleh filsafat strukturalisme,

psikologi Gestalt, landasan Pedagogik, dan landasan kebahasaan (Subana,

tanpa tahun :178-180)

1) Landasan Filsafat Strukturalisme

Filsafat strukturalisme merumuskan bahwa segala sesuatu yang ada

di dunia merupakan suatu struktur yang terdri atas berbagai komponen

yang terorganisasikan secara teratur. Setiap komponen terdiri atas bagian

yang kecil, yang satu dan lainnya saling berkaitan. Karena merupakan

suatu sistem yang berstruktur, maka bahasa sesuai dengan pandangan

dan prinsip strukturalisme.

2) Landasan Psikologi Gestalt

Psikolog Gestalt merumuskan bahwa menulis adalah mengenal

sesuatu di luar dirinya melalui bentuk keseluruhan (totalitas).

Penganggapan manusia terhadap sesuatu yang berada di luar dirinya

mula-mula secara global, kemudian mengenali bagian-bagiannya, makin

sering orang seseorang mengamati suatu bentuk, makin tampak pula

dengan jelas bagian-bagiannya. Peyandaran manusia atas bagian-bagian

dari totalitas bentuk itu merupakan proses analisis-sintetis. Jadi, proses

analisis sintetis dalam diri manusia adalah proses yang wajar karena

manusia memiliki sifat melek (ingin tahu)

16
3) Landasan Pedagogis

Landasan pedagogis meliputi : (1) mendidik adalah membantu

siswa untuk mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya serta

pengalamannya. Artinya, dalam membelajarkan murid, guru harus

mampu membimbing siswa untuk mengembangkan kedua potensi itu,

khususnya dalam aspek bahasa dan kebahasaan; (2) membimbing murid

untuk menemukan jawaban dalam memecahkan masalah. Hal ini sejalan

dengan prinsip metode SAS yang mengemukakan bahwa mendidik pada

dasarnya mengorganisasikan potensi dan pengalaman siswa.

4) Landasan Linguistik

Secara totalitas, bahasa adalah tuturan dan bukan tulisan. Fungsi

bahasa adalah alat komunikasi maka selayaknya bila bahasa itu

berbentuk percakapan. Bahasa Indonesia mempunyai struktur tersendiri.

Unsur bahasa dalam metode ini adalah kalimat. Karena sebagian besar

penutur bahasa adalah penutur dua bahasa, yaitu bahasa ibu dan bahasa

Indonesia, penggunaan metode SAS dalam membaca dan menulis

permulaan sangat tepat digunakan. Pembelajaran yang dianjurkan adalah

analisis secara normative, artinya murid diajak untuk membedakan

penggunaan bahasa yang salah dan yang benar, serta membedakan

bahasa baku dan bahasa non baku.

17
c. Peranan Metode SAS

Prisnsip-prinsip yang terkandung dalam metode SAS pada

hakikatnya sesuai dengan prinsip-prinsip cara berpikir manusia. Berpikir

secara analisis sintetis dapat memberikan arah pada pemikiran yang tepat

sehingga murid dapat mengetahui kedudukan dirinya dalam hubungannya

dengan masyarakat dalam alam sekitarnya.

d. Kelebihan Metode SAS

Beberapa manfaat yang dianggap sebagai kelebihan dari metode ini

diantaranya sebagai berikut :

(1) Metode ini sejalan dengan prinsip linguistic (ilmu bahasa) yang

memandang satuan bahasa terkecil yang bermakna untuk

berkomunikasi adalah kalimat. Kalimat dibentuk oleh satuan-satuan

bahasa di bawahnya, yakni kata, suku kata, kata, dan akhirnya

fonem(hurup-hurup)

(2) Menyajikan bahan pelajaran yang sesuai dengan perkembangan dan

pengalaman bahasa siswa yang selaras dengan situasi lingkungannya

(3) Metode ini sesuai dengan prinsip inkuiri. Murid mengenal dan

memahami sesuatu berdasarkan hasil temuannya sendiri. Dengan

begini murid akan merasa lebih percaya diri atas kemampuannya

sendiri, sikap seperti ini akan membantu murid dalam mencapai

keberhasilan belajar

18
e. Pemilihan Bahan dan Urutan Pembelajaran dengan Metode SAS

Sesuai dengan kandungan kurikulum Pendidikan dasar bahwa

proses pembelajaran dilaksanakan secara tematis dan kontekstual,

pemilihan bahasan pembelajaran bahasa Indonesia disandarkan pada

konteks kehidupan sehari-hari. Hal ini dilakukan dengan memilih tema

yang sesuai. Selain itu, perlu juga dipertimbangkan urutan perkembangan

murid dalam mempelajari bahasa, yaitu dengan menyajikan urutan

menyimak atau mendengarkan, memahami, menirukan, dan menggunakan

bahasa sesuai dengan lingkungannnya

Pemilihan bahan ajar tersebut harus memenuhi kaidah-kaidah : (1)

taraf perkembangan jiwa; (2) fungsinya sebagai alat komunikasi; dan (3)

minat murid agar terangsang untuk menggunakan bahasa.

Urutan pembelajaran, baik secara lisan maupun tulisan,

disandarkan pada aspek keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, wicara,

membaca, dan menulis.

f. Prinsip Pengajaran dengan Metode SAS

Ada beberapa prinsip dalam pembelajaran menggunakan metode

SAS. Prisnsip tersebut adalah :

(1) Kalimat adalah unsur bahasa terkecil sehingga pengajaran dengan

menggunakan metode ini harus dimulai dengan menampilkan kalimat

secara utuh dan lengkap berupa pola-pola pikir kalimat secara utuh dan

lengkap berupa pola-pola kalimat dasar.

19
(2) Struktur kalimat yang ditampilkan harus menimbulkan konsep yang

jelas dalam pikiran/pemikiran murid

(3) Adakan analisis terhadap struktur kalimat tersebut untuk unsur-unsur

struktur kalimat yang ditampilkan

(4) Unsur-unsur yang ditemukan tersebut kemudian dikembalikan pada

bentuk semula (sintetis)

(5) Struktur yang dipelajari hendaknya merupakan pengalaman bahasa

murid sehingga mereka mudah memahami serta mampu

menggunakannya dalam berbagai situasi.

g. Teknik Pembelajaran Metode SAS

Teknik pelaksanaan pembelajaran metode SAS yakni keterampilan

menulis kalimat, kata, suku kata, huruf. Sementara sebagian siswa

mencari huruf, suku kata dan kata, guru dan sebagian siswa menempel

kata-kata yang tersusun sehingga menjadi kalimat yang berarti. . Demikian

seterusnya sehingga seluruh murid memperoleh giliran untuk menyusun

kalimat, membacanya, dan mengutipnya sebagai keterampilan menulis.

(Subana)

Proses operasional metode SAS mempunyai langkah-langkah

dengan urutan sebagai berikut :

a. Struktur yaitu menampilkan keseluruhan

b. Analitik yaitu melakukan proses penguraian

c. Sintetik yaitu melakukan penggalan pada struktur semula

20
Demikian langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam

pembelajaran menulis permulaan dengan metode SAS, sehingga hasil

belajar itu benar-benar menghasilkan struktur analitik sintetik.

(Subana:176)

21
BAB III

METODOLOGO PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Sebagai upaya mencari pembuktian dan solusi dari masalah yang diangkat

dalam penelitian ini, peneliti telah menentukan dan merancang desain penelitan

dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah sajian sistematika dari upaya

perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan

melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka

mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut (Ebbut dalam Wiratmadja,

2005:12).

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas I SDN 2 Sindangmukti yang

berjumlah 34 siswa, yang terdiri dari 17 Siswa perempuan dan 17 siswa laki-laki

C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian

Lamanya penelitian diperkirakan selama kurang lebih 14 Minggu, yaitu

dari bulan Januari sampai dengan bulan Maret 2010 yang bertempat di SD Negeri

2 Sindangmukti Kabupaten Ciamis

22
4. Prosedur Penelitian

Penelitian Tindakan kelas ini dilaksanakan melalui serangkaian

pembelajaran reflektif dengan satu siklus yang terdiri dari empat komponen yaitu

perencanan, tindakan, pengamatan (Observasi) dan refleksi. Keempat komponen

tersebut dipandang sebagai satu siklus dimana hasil refleksi dirumuskan menjadi

hipotesis tindakan selanjutnya, jika tindakan yang dilakukan belum berhasil

memecahkan masalah.

Rancangan penelitian yang akan digunakan mengacu pada model yang

dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart, yaitu model Spiral.

Penelitian ini direncanakan dua siklus, dengan alur penelitian seperti pada

gambar di bawah ini :

Observasi Awal

Rencana Tindakan Sklus I

Refleksi

Pelaksanaan Tindakan
& Observasi

Rencana Tindakan Sklus II

Refleksi

Pelaksanaan Tindakan
& Observasi

Hasil Penelitian

Gambar : Alur Penelitian


Adaptasi dari Kemmis & Taggart (1988)

23
A. Tahap Perencanaan Tindakan

Guru dan peneliti secara kolaboratif merencanakan tindakan, langkah-

langkah perencanaan tindakan meliputi kegiatan sebagai berikut :

1) Permohonan ijin kepada Kepala Sekolah dan guru kelas I, serta guru-guru

kelas lainnya sebagai mitra peneliti.

2) Mengadakan penelitian awal untuk memperoleh data.

3) Memperkenalkan model pembelajaran yang dianggap lebih efektif untuk

pencapaian indikator.

4) Menyusun rencana pembelajaran dengan model Bermain Kata atau Bahasa

5) Meyiapkan instrumen pengumpul data untuk digunakan dalam

pelaksanaan tindakan.

B. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap pelaksanaan dilakukan secara kolaboratif antara peneliti

dengan guru kelas I SD Negeri 2 Sindangmukti. Guru kelas I bersama peneliti

melaksanakan pembelajaran menulis dengan menerapkan teknik bermain kata.

Apabila tujuan pembelajaran belum tercapai pada tahap atau siklus pertama maka

dilanjutkan pada tahap atau siklus berikutnya.

C. Tahap Observasi

Pada Tahap ini observer mengobservasi pembelajaran dengan

menggunakan lembar observasi yang sudah tersedia dan mencatat kejadian-

kejadian yang penting dan berhubungan dengan focus tindakan, diantaranya :

24
a. Kinerja guru dalam merancang Rencana Pelaksana Pembelajaran (RPP)

b. Kinerja guru dalam menggunakan metode

c. Kinerja siswa dalam pembelajaran

d. Hasil belajar siswa

D. Analisis dan Refleksi

Dalam tahap ini penulis akan menganalisa dan menginterpretasikan data

dari hasil observasi, apakah tindakan yang dilakukan telah mencapai target yang

telah ditentukan atau belum, sehingga dapat ditentukan rencana pembelajaran

berikutnya.

E. Tahap Perencanaan Tindakan Lanjutan

Pada Tahap ini merumuskan hasil refleksi tindakan siklus I untuk

dijadikan hipotesis tindakan baru untuk penelitian lebih lanjut.

25
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Penulis pada bagian ini memaparkan hasil penelitian sesuai dengan

kegiatan penelitian yang telah penulis lakukan, yaitu penelitian tindakan kelas

tentang, “Bimbingan Belajar Menulis Permulaan Melalui Metode SAS Mata

Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas I SDN 2 Sindangmukti Kabupaten Ciamis.”

Sekolah Dasar Negeri 2 Sindangmukti terletak di Dusun Manganti RT. 05/

RW. 01 Desa Sindangmukti Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis. SD

Negeri 2 Sindangmukti didirikan tahun 1975. Berdasarkan data pada tahun

pelajaran 2009-2010 bahwa personal SD Negeri 2 Sindangmukti berjumlah

sepuluh orang, terdiri atas seorang kepala sekolah, enam guru kelas, satu orang

guru mata pelajaran PAI, satu orang guru mata pelajaran Penjaskes dan satu orang

penjaga, dengan perbadingan jenis kelamin yaitu tiga orang laki-laki dan 7 orang

perempuan.

Siswa kelas I SD Negeri 2 Sindangmukti berdasarkan data pada tahun

pelajaran 2009-2010, yaitu berjumlah 32 orang siswa, terdiri atas 14 orang siswa

laki-laki dan 18 orang siswa perempuan. Usia siswa antara 6,5 tahun sampai 7

tahun. Siswa kelas I bersifat heterogen. Dilihat dari tingkat sosial ekonomi, orang

tua siswa kelas I, yaitu 75 % berasal dari keluarga tingkat ekonomi kurang

mampu, yang tediri atas berbagai kalangan; seperti petani, buruh, pedagang, dan

pegawai negeri sipil, sedangkan 25 % berasal dari keluarga mampu, yang

26
pekerjaannya sebagai petani, dan buruh. Guru kelas I merupakan guru kelas yang

mengajar semua mata pelajaran, kecuali mata pelajaran Pendidikan Agama Islam

dan mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Profil guru yang mengajar di kelas I SD Negeri 2 Sindangmukti dapat

dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini.

TABEL 4.1

Profil Guru Kelas I SDN 2 Sindangmukti

No Identitas Gambaran Profil Guru Kelas I


1 Jemis Kelamin Perempuan

2 Pendidikan Keguruan SPG, lulus tahun 1977

D.2 PGSD, lulus tahun 1955

3 Mulai menjadi Guru 1978

4 Pengalaman Mengajar 32 tahun

5 Jumlah siswa kelas I 32 orang

6 Penataran yang pernah diikuti Kurikulum 2004

Kurikulum KTSP

27
Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan pada tanggal 26 Januari

2010, menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kelas I mengalami kesulitan

dalam menulis. Penyebab kesulitan antara lain, tidak ada dukungan belajar dari

orang tua, siswa berasal dari rumah tangga yang belum mengenal sekolah

sehingga dasar keterampilan menulis belum ada, bisa juga disebabkan oleh

kekurang tepatan guru dalam memilih pendekatan selama pembelajaran menulis.

Masalah masalah yang sering muncul ketika siswa mengikuti pelajaran

bahasa Indonesia di dalam kelas antara lain :

1. Siswa kurang berminat dalam menulis

2. Hasil tulisan siswa acak-acakan dan sukar untuk dibaca

3. Siswa kurang motivasi dalam mengikuti pelajaran bahasa Indonesia

Atas dasar itulah penulis merencanakan bimbingan belajar menulis

permulaan melalui metode SAS dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas I

SDN 2 Sindangmukti Kabupaten Ciamis. Guru diharapkan dapat meningkatkan

keterampilan menulis permulaan siswa melalui metode SAS di kelas I SD Negeri

2 Sindangmukti Kabupaten Ciamis.

Sebagai bagian dari proses perbaikan pembelajaran peneliti melakukan

kegiatan dala dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II dengan kegiatan perencanaan,

pelaksanan pembelajaran, observasi dan repleksi.

4.2 Penelitian Siklus I

Penelitian dilaksanakan pada Hari Selasa tanggal 2 Pebruari 2010 dengan

fokus pembelajaran menulis permulaan dengan menggunakan metode SAS.

Peneliti bertindak sebagai pengajar dibantu oleh peneliti mitra sebagai observer.

28
Penelitian dilaksanakan dengan melihat hasil refleksi dari hasil observasi awal

berdasarkan perencanaan penelitian yang telah ditetapkan, hasilnya disusun

berdasarkan data sebagai berikut :

1) Perencanaan

Rencana pembelajaran dituangkan dalam RPP yang didalamnya telah

dilengkapi dengan metode dan media pembelajaran yang akan digunakan. Metode

yang digunakan adalah metode SAS, karena metode ini memberikan banyak

kesempatan kepada siswa untuk aktif dalam pembelajaran (siswa dapat

memanipulatif media pembelajaran). Media yang digunakan adalah kartu suku

kata, kartu kata, kartu kalimat. Rencana pembelajaran dilengkapi pula lembar

kerja Siswa, kriteria penilain kerja Siswa.

Rencana pelaksanaan pembelajaran disusun berdasarkan Kurikulum

tingkat satuan pendidikan.

2) Tindakan dan Observasi

Kegiatan pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan rencana pembelajaran

yang telah ditetapkan. Proses pembelajaran melibatkan kegiatan guru dalam

mengajar dan kegiatan siswa selama menerima pelajaran atau interaksi antara

keduanya. Interaksi antara guru dan siswa untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam

tabel di bawah ini :

Tabel 4.1
Proses Pembelajaran Siklus I

No Kegiatan Guru Kegiatan siswa


1 Guru memberi pelajaran diawali dengan
kegiatan :

29
a. Mengkondisikan siswa untuk siap a. Siswa memperhatikan apa
mengikuti pembelajaran yang disampaikan guru
b. Mengungkap pengalaman siswa b. Siswa menjawab pertanyaan
dengan melakukan Tanya jawab yang diberikan oleh guru
tentang hal-hal yang berhubungan
dengan pelajaran yang akan
disampaikan
c. Menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai
setelah pembelajaran berakhir.
2 Guru memperlihatkan gambar Siswa menyimak gambar
3 Guru menyuruh menceritakan isi Siswa menceritakan isi gambar
gambar
4 Guru memberi penguatan pada siswa Siswa mendengarkan penjelasan
tentang isi gambar yang disampaikan guru
oleh siswa
5 Guru menuliskan isi gambar berupa Siswa memperhatikan cara guru
kalimat dengan tulisan tegak menulis tegak bersambung
bersambung
6 Guru menyuruh siswa menulis kalimat Siswa menulis kalimat yang
tersebut dicontohkan oleh guru
7 Guru membimbing siswa yang belum Siswa mengikuti arahan dan
bisa menulis bimbingan guru
8 Guru membimbing membimbing siswa Siswa menyimak bimbingan dan
menyebutkan hak anak di rumah dan arahan guru
diseklah
9 Guru membagikan LKS Siswa mengerjakan LKS
10 Guru menyuruh mengumpulkan hasil Siswa mengumpulkan hasil kerja
kerja siswa
11 Guru memberikan perluasan konsep dan Siswa menyimak apa yang
menyimpulkan seluruh kegiatan yang disampaikan guru
telah dilakukan
12 Guru member motifasi untuk bersikap Siswa memperhatikan arahan guru
teliti dalam mengerjakan tugas
13 Guru membagikan soal tes akhir Siswa mengerjakan soal tes
sebagai evaluasi akhir pembelajaran dengan waktu yang tersedia
14 Guru memberi tugas untuk di rumah Siswa mencatat tugas untuk
dikerjakan di rumah
15 Guru menutup pelajaran Siswa mengucapkan hamdalalah
bersama-sama

Selama proses pembelajaran berlangsung observer (Teman Sejawat)

mengobservasi jalannya pembelajaran dengan berpedoman pada Instrumen

30
Penilaian RPP, Lembar Penilaian Kemampuan Melaksanakan Perbaikan

Pembelajaran (APKG – PKP 2), Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa, Hasil

belajar serta mencatatat kejadian atau hal-hal penting yang berhubungan dengan

fokus penelitian.

3) Refleksi

Analisis dan refleksi dilakukan pada Rencana Pelaksanaan Pebelajaran,

proses pembelajaran, hasil belajar dan faktor pendukung dan penghambat

pembelajaran

a) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Perencanaan pembelajaran menulis permulaan hurup sambung

menggunkan media kartu kalimat, kartu suku kata,dan kartu kata melalui metode

SAS pada siswa kelas I SD Negeri 2 Sindangmukti merupakan langkah awal yang

dilakukan peneliti dalam melakukan penelitian tindakan kelas. Perencanan itu

dilakukan dengan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Perencanaan pelaksanaan pembelajaran menulis permulaan pada siklus I

difokuskan pada satu tujuan untuk meningkatkan minat tulis siswa kelas I SD

Negeri 2 Sindangmukti dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

b) Proses Pembelajaran

Proses Pembelajaran telah diobservasi oleh observer dengan menggunakan

lembar Penilaian Kemampuan Melaksanakan Perbaikan Pembelajaran (APKG-

31
PKP 2) untuk menilai aktivitas guru dan lembar observasi siswa untuk menilai

aktivitas siswa, hasilnya dapat dilihat dalam table di bawah ini :

Tabel 4.2
Lembar Penilaian Kemampuan Melaksanakan Perbaikan Pembelajaran
Siklus I

1. Nama mahasiswa : YETI ROHAETI


2. Tempat Praktik : SD Negeri 2 Sindangmukti
3. Kelas : 1 (satu)
4. Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia, PKn
5. Waktu : 2 X 35 menit
6. Tanggal : 3 Pebruari 2010

N0 Indikator HASIL NILAI


OBSERVASI
1. Kemampuan Membuka Pelajaran SB
a. Menarik perhatian siswa √
b. Membangkitkan motifasi siswa √
c. Melakukan apersepsi bermakna √
d. Memberi acuan materi pembelajaran √
2 Penguasaan Materi Pembelajaran √ B
a. Penyajian sesuai dengan KD, HB dan √
Indikator
b. Pembahasan sistematis dan tepat
c. Menunjukkan penguasaan materi √
pembelajaran
d. Dapat merespon atau menagatsi masalah √
yang berasal dari siswa
3 Proses Pembelajaran C
a. Strategi metode sesuai dengan KD, HB √
dan Indikator serta prosedur pada RPP
b. Kreatifitas guru untuk memacu aktivitas
siswa secara menyeluruh
c. Penangnanan individu atau kelompok √
siswa dilakukan dengan efektif dan wajar
d. Alokasi waktusaat pembelajaran
dimanfaatkan secara efektif
4 Kemampuan menggunakan media SB
pembelajaran
a. Memperhatikan prinsip penggunaan √
b. Ketepatan memilih menggunakan media √
dalam p[roses KBM
c. Relevan dengan waktu yang tersedia √

32
d. Relepan dengan perencanaan √
5 Evaluasi SB
a. Menggunakan jenis penilaian yang √
relevan dengan KD, HB dan Indikator
b. Relevan dengan KD, HB dan Indikator √
c. Relevan dengan waktu yang tersedia √
d. Relevan denga perencanaan √
6 Kemampuan menutup pelajaran B
a. Meninjau kembali dan membimbing √
siswa menyimpulkan hasil belajar
b. Melakukan evaluasi secara klasikal √
c. Melakukan tindak lanjut
d. Menata kembali kerapihan/suasana kelas √
agar kondusif bagi KBM selanjutnya.

Diadaftasi dari APKG PGSD UPI (2004)


Kriteria penilaian
1. SB = Sangat Baik
Apabila memenuhi empat indikator
2. B = Baik
Apabila memenuhi tiga indikator
3. C = Cukup
Apabila memenuhi dua indikator
4. D = Kurang
Apabila memenuhi satu indikator

Melihat tabel diatas kemampuan guru dalam proses pembelajaran belum

sempurna, masih ada beberapa indikator yang belum terpenuhi secara sempurna,

diantaranya penguasaan materi pembelajaran, proses pembelajaran, kemampuan

menggunakan media, evaluasi dan kemampuan menutup pelajaran

Table 4.3
Hasil Observasi Siswa Siklus I
LEMBAR OBSERVASI
AKTIVITAS BELAJAR SISWA

1. Nama mahasiswa : YETI ROHAETI


2. Tempat Praktik : SD Negeri 2 Sindangmukti
3. Kelas : 1 (satu)
4. Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia, PKn
5. Waktu : 2 X 35 menit
6. Tanggal : 2 Pebruari 2010

33
NO ASPEK YANG DIAMATI Catatan
I Pra Pembelajaran
1. Siswa menempati tempat duduknya masing- Ya
masing
2. Kesiapan menerima pembelajaran ya
II Kegiatan Membuka Pelajaran
1. Siswa dapat menjawab pertanyaan apersepsi Hanya beberapa orang
2. Mendengarkan secara seksama saat Ya
dijelaskan kompetensi yang hendak dicapai
III A. Kegiatan Inti Pembelajaran
1. Memperhatikan dengan serius ketika Tidak semua siswa
dijelaskan materi pelajaran berkonstrentrasi
2. Aktif bertanya saat proses penjelasan materi Hanya sebagian kecil
3. Adanya interaksi positif antar siswa Belum
4. Adanya interaksi positif antara siswa-guru, Belum
siswa-materi pelajaran
B. Pendekatan/Strategi belajar
1. Siswa terlibat aktif dalam kegiatan belajar Belum semua siswa
2. Siswa memberikan pendapatnya ketika Hanya beberapa siswa
diberikan kesempatan
3. Aktif mencatat berbagai penjelasan yang Ya
diberikan
4. Siswa termotivasi dalam mengikuti proses belum
pembelajaran
5. Siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan Masih gaduh
tenang dan tidak tertekan
6. Siswa merasa senang menerima pelajaran Belum semuanya
C. Pemanfaatan media pembelajaran/
sumber belajar
1. Adanya interaksi positif antara siswa dan Masih didominasi oleh
media pembelajaran yang digunakan guru siswa yang pintar
2. Siswa tertarik pada materi yang disajikan Ya
dengan media pembelajaran
3. Siswa tampak tekun mempelajari sumber Baru sebagian
belajar yang ditentukan guru
D. Penilaian proses hasil belajar
1. Siswa merasa terbimbing Belum semua siswa
terbimbing
2. Siswa mampu menjawab dengan benar Baru sbagian
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru
E. Penggunaan Bahasa
1. Siswa mampu mengemukakan pendapatnya Baru sebagian kecil
dengan lancar
2. Siswa mampu mengajukan pertanyaan Baru sebagian kecil
dengan lugas

34
IV Penutup
1. Siswa secara aktif membuat rangkuman Ya
2. Siswa menerima tugas tindak lanjut dengan Ya
senang
Catatan tambahan: Hasil observasi menunjukkan aktivitas belajar siswa masih
kurang, sehingga perlu diberi motivasi lagi agar menjadi
lebih baik. Terlihat dari beberapa indikator belum terpenuhi
secara sempurna. Diantaranya antusiasme siswa pada
pembelajaran baru memenuhi, kemampuan memanifulatif
media pembelajaran dan kemampuan menulis masih jauh
dari apa yang diharapkan.

Nama Pengamat : Rusman, S.Pd

Tanda Tangan :

c) Hasil Pembelajaran

Pada akhir pembelajaran siswa mengerjakan soal tes, hasilnya masih

terlihat banyak siswa yang mendapat nilai kurang, ini terjadi pada siswa yang

daya pemahamannya lambat. Data nilainya dapat dilihat pada table 3.5 di bawah

ini :

Tabel 4.4
Daftar Nilai Hasil Tes Akhir Siklus I

No Nama Siswa Nilai Keterangan


1 AIM 5 Kurang
2 Ayn 5 Kurang
3 AA 6 Cukup
4 BPK 7 Baik
5 FZ 7 Baik
6 HH 8 Baik
7 HA 6 Cukup
8 IH 6 cukup
9 II 5 kurang
10 LSS 7 baik
11 LSN 7 baik

35
12 Lst 5 kurang
13 MZ 6 cukup
14 MMS 4 kurang
15 MRM 4 kurang
16 MTH 7 baik
17 NSRPS 4 kurang
18 NNM 5 kurang
19 NRB 4 kurang
20 NJ 8 baik
21 RSN 5 kurang
22 RRM 7 baik
23 RAD 6 cukup
24 RSR 4 kurang
25 Sal 8 baik
26 SP 7 baik
27 SN 6 cukup
28 SR 4 kurang
29 WH 4 kurang
30 YM 7 baik
31 ZDS 7 baik
32 Jlf 6 cukup
Jumlah 187
Rata-rata 5,84

Dari data pada table di atas nilai siswa dikelompokkan dengan urutan nilai

dari yang paling besar sehingga dapat dilihat pada table 3.6 di bawah ini

Tabel 34.5
Pengelompokkan Nilai Siswa Berdasarkan Nilai Tes Akhir
Siklus I

No Nilai Banyak Siswa Keterangan


1 10 Masih banyak siswa yang
2 9 mendapat nilai kurang dari 6
3 8 3
4 7 9
5 6 7
6 5 6
7 4 7
8 3

36
Nilai siswa berdasarkan pengelompokkan pada table di atas adalah :

(a) Nilai Sangat baik (9-10) 0 orang atau 0 %

(b) Nilai Baik (7-8) ada 12 orang atau 37,5 % yaitu BPK, FZ, HH, LSS, LSN,

MTH, NJ, RRM, Sal, SP, YM, YDS.

(c) Nilai sedang (6) ada 7 orang atau 21,875 %, yaitu AA, HA, IH, MZ, RAD,

SN, Jlf.

(d) Nilai kurang (4-5) ada 13 orang atau 40,625 % yaitu AIM,Ayn, II, Lst,

MMS, MRM, NSRPS, NNM, NRB, RSN, PSR, SR, WH

(e) Nilai kurang sekali (0-3) ada 0 orang atau 0 %

Hasil evaluasi pada tindakan I dikatakan belum berhasil dengan tuntas,


karena nilai rata-rata yang dicapai baru 5,84 atau daya serap 58,40 %

d) Faktor Pendukung dan Penghambat Pembelajaran


Selama proses pembelajaran ditemukan factor-faktor pendukung dan
penghambat pembelajaran diantaranya :
(1) Faktor Pendukung Pembelajaran
(a) Guru menjelaskan materi dengan kalimat yang jelas sehingga mudah
dipahami siswa
(b) Siswa antusias mengikuti pembelajaran
(c) Media gambar mempermudah siswa dalam memahami pelajaran
(2) Faktor Penghambat Pembelajaran
(a) Guru terlalu lama dalam menjelaskan materi, sehingga waktu tidak
efektif
(b) Pengetahuan awal siswa lemah
(c) Jumlah media pembelajaran yang tersedia kurang, sehingga siswa harus
menunggu giliran yang lama untuk bisa memanifulasi media
pembelajaran

37
Tabel 4.6
Hasil Refleksi Siklus I
No Komponen yang direfleksi Solusi dari hasil Refleksi
1 Perencanaan pembelajaran RPP tetap karena metode yang
Perencanaan yang dibuat dalam bentuk digunakan telah sesuai hanya
RPP sudah baik, metode yang media yang digunakan harus
digunakan sesuai dengan pembelajaran lebih banyak agar siswa tidak
dan media yang disediakan kurang terlalu lama menunggu giliran
memadai sehingga siswa harus
menunggu giliran
2 Proses Pembelajaran
a. Aktifitas Guru  Guru harus meningkatkan
 Guru melaksanakan prosedur penguasaan langkah-langkah
pembelaaan sudah baik namun pembelajaran, dan
masih perlu peningkatan memperhatikan alokasi waktu
penguasaan langkah-langkah  Aktifitas pembelajaran harus
pembelajaran. lebih terpusata pada siswa,
 Guru kurang mempertimbangan guru proaktif dalam
kesiapan anak/patokan awal membimbing siswa agar
(sejauhmana anak memiliki kemampuan siswa menulis
kemampuan potensi dasar dalam hurup tegak bersambung lebih
menulis) sempurna
 Guru kurang mempertimbangkan  Jam pelajaran harus lebih
jam pelajaran sehingga anak diperhatikan agar anak tidak
menjadi jenuh . menjadi jenuh
 Guru kurang mempertim bangkan  Alat bantu seperti kartu hurup,
alat bantu pelajaran seperti kartu kartu suku kata dan kartu kata
hurup, kartu suku kata dan kartu harus lebih dipertimbangkan
kata. artinya disesuaikan dengan
banyaknya siswa

b. Aktifitas Siswa
 Siswa cukup antusias dalam Melatih dan memupuk siswa
pembelajaran tetapi tidak bisa dalam menulis hurup tegak
menulis hurup tegak bersambung bersambung
tetapi menulis hurup cetak. Melatih dan memupuk
 Siswa sulit menceritakan isi keberanian pada diri siswa,
gambar dengan menggunakan dalam hal ini factor
bahasa Indonesia karena bahasa nonkebahasaan maupun factor
ibu sudah melekat. kebahasaan harus selalu
dibiasakan pada diri siswa
3 Hasil Belajar
Hasil belajar siswa baru mencapai baru Mengefektifkan penggunaan
mencapai rata-rata 5,84 atau daya serap media pembelajaran dengan

38
58,40 % , masih banyak siswa yang harapan peningkatan daya serap
mendapat nilai kurang dari enam hasil belajar siswa .

39
4.3 Penelitian Siklus II

Penelitian dilaksanakan pada Hari Selasa tanggal 2 Maret 2010 dengan

fokus pembelajaran masih sama dengan siklus satu yaitu menulis permulaan

dengan menggunakan metode SAS. Prosedur penelitian pada siklus II pada

dasarnya sama dengan siklus I . Penelitian dilaksanakan dengan melihat

rekomendasi dari hasil refleksi dari hasil pada siklus I dan berdasarkan

perencanaan penelitian yang telah ditetapkan, hasilnya disusun sebagai berikut :

4.3.1 Perencanaan

Rencana pembelajaran dituangkan dalam RPP yang didalamnya telah

dilengkapi dengan metode dan media pembelajaran yang akan digunakan. Metode

yang digunakan adalah metode SAS, karena metode ini memberikan banyak

kesempatan kepada siswa untuk aktif dalam pembelajaran (siswa dapat

memanipulatif media pembelajaran). Media yang digunakan adalah kartu suku

kata, kartu kata, kartu kalimat. Rencana pembelajaran dilengkapi pula lembar

kerja Siswa, kriteria penilain kerja Siswa.

Rencana pelaksanaan pembelajaran disusun berdasarkan Kurikulum

tingkat satuan pendidikan.

4.3.2 Tindakan dan Observasi

Kegiatan pembelajaran pada siklus II dilaksanakan sesuai dengan rencana

pembelajaran yang telah ditetapkan. Langkah-langkah pembelajaran secara umum

sama dengan pembelajaran siklus I, hanya dilakukan penambahan media

40
pembelajaran, memperhatikan alokasi waktu dan lebih proaktif dalam

membimbing siswa dengan harapan dapat mencapai tujuan pembelajaran.

4.3.3 Refleksi

Analisis dan refleksi dilakukan pada proses pembelajaran, hasil belajar dan

faktor pendukung dan penghambat pembelajaran

1) Proses Pembelajaran

Proses Pembelajaran telah diobservasi oleh observer dengan menggunakan

lembar Penilaian Kemampuan Melaksanakan Perbaikan Pembelajaran (APKG-

PKP 2) untuk menilai aktivitas guru dan lembar observasi siswa untuk menilai

aktivitas siswa, hasilnya dapat dilihat dalam table di bawah ini :

Tabel 4.7
Lembar Penilaian Kemampuan Melaksanakan Perbaikan Pembelajaran
Siklus II

1. Nama mahasiswa : YETI ROHAETI


2. Tempat Praktik : SD Negeri 2 Sindangmukti
3. Kelas : 1 (satu)
4. Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia, PKn, Matmatika
5. Waktu : 2 X 35 menit
6. Tanggal : 2 Pebruari 2010

N0 Indikator HASIL NILAI


OBSERVASI
1. Kemampuan Membuka Pelajaran SB
a. Menarik perhatian siswa √
b. Membangkitkan motifasi siswa √
c. Melakukan apersepsi bermakna √
d. Memberi acuan materi pembelajaran √
2 Penguasaan Materi Pembelajaran B
a. Penyajian sesuai dengan KD, HB dan √
Indikator

41
b. Pembahasan sistematis dan tepat
c. Menunjukkan penguasaan materi √
pembelajaran
d. Dapat merespon atau menagatsi masalah √
yang berasal dari siswa
3 Proses Pembelajaran B
a. Strategi metode sesuai dengan KD, HB √
dan Indikator serta prosedur pada RPP
b. Kreatifitas guru untuk memacu aktivitas
siswa secara menyeluruh
c. Penangnanan individu atau kelompok √
siswa dilakukan dengan efektif dan wajar
d. Alokasi waktu saat pembelajaran √
dimanfaatkan secara efektif
4 Kemampuan menggunakan media SB
pembelajaran
a. Memperhatikan prinsip penggunaan √
b. Ketepatan memilih menggunakan media √
dalam p[roses KBM
c. Relevan dengan waktu yang tersedia √
d. Relepan dengan perencanaan √
5 Evaluasi SB
a. Menggunakan jenis penilaian yang √
relevan dengan KD, HB dan Indikator
b. Relevan dengan KD, HB dan Indikator √
c. Relevan dengan waktu yang tersedia √
d. Relevan denga perencanaan √
6 Kemampuan menutup pelajaran SB
a. Meninjau kembali dan membimbing √
siswa menyimpulkan hasil belajar
b. Melakukan evaluasi secara klasikal √
c. Melakukan tindak lanjut √
d. Menata kembali kerapihan/suasana kelas √
agar kondusif bagi KBM selanjutnya.

Diadaftasi dari APKG PGSD UPI (2004)


Kriteria penilaian
1. SB = Sangat Baik
Apabila memenuhi empat indikator
2. B = Baik
Apabila memenuhi tiga indikator
3. C = Cukup
Apabila memenuhi dua indikator
4. D = Kurang
Apabila memenuhi satu indikator

42
Melihat tabel diatas dapat disimpulkan kemampuan guru dalam proses

pembelajaran sudah sempurna, namun masih ada indikator yang perlu lebih

disempurnakan sempurna, diantaranya dalam proses pembelajaran tentang

mengenai kreativitas guru dalam memacu kreativitas siswa belum menyeluruh.

Table 4.8
Hasil Observasi Siswa Siklus II
LEMBAR OBSERVASI
AKTIVITAS BELAJAR SISWA

1. Nama mahasiswa : YETI ROHAETI


2. Tempat Praktik : SD Negeri 2 Sindangmukti
3. Kelas : 1 (satu)
4. Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia, PKn, Matematika
5. Waktu : 2 X 35 menit
6. Tanggal : 2 Pebruari 2010

NO ASPEK YANG DIAMATI Catatan


I Pra Pembelajaran
1. Siswa menempati tempat duduknya masing- Ya,
masing
2. Kesiapan menerima pembelajaran Baik
II Kegiatan Membuka Pelajaran
1. Siswa dapat menjawab pertanyaan apersepsi Dapat
2. Mendengarkan secara seksama saat Ya
dijelaskan kompetensi yang hendak dicapai
III A. Kegiatan Inti Pembelajaran
1. Memperhatikan dengan serius ketika Ya, tapi masih ada
dijelaskan materi pelajaran siswa yang perhatian
kepada yang lain
2. Aktif bertanya saat proses penjelasan materi Ya, tapi belum
menyelruh
3. Adanya interaksi positif antar siswa Ya
4. Adanya interaksi positif antara siswa-guru, Ya
siswa-materi pelajaran
B. Pendekatan/Strategi belajar
1. Siswa terlibat aktif dalam kegiatan belajar Ya
2. Siswa memberikan pendapatnya ketika Ya
diberikan kesempatan
3. Aktif mencatat berbagai penjelasan yang Ya
diberikan

43
4. Siswa termotivasi dalam mengikuti proses Ya
pembelajaran
5. Siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan Ya
tenang dan tidak tertekan
6. Siswa merasa senang menerima pelajaran Ya
C. Pemanfaatan media pembelajaran/
sumber belajar
1. Adanya interaksi positif antara siswa dan Ya, tapi masih
media pembelajaran yang digunakan guru didominasi oleh siswa
yang pintar
2. Siswa tertarik pada materi yang disajikan ya
dengan media pembelajaran
3. Siswa tampak tekun mempelajari sumber Ya
belajar yang ditentukan guru
D. Penilaian proses hasil belajar
1. Siswa merasa terbimbing Ya, tapi belum
menyeluruh
2. Siswa mampu menjawab dengan benar Ya
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru
E. Penggunaan Bahasa
1. Siswa mampu mengemukakan pendapatnya Ya
dengan lancar
2. Siswa mampu mengajukan pertanyaan Ya
dengan lugas
IV Penutup
1. Siswa secara aktif membuat rangkuman Ya
2. Siswa menerima tugas tindak lanjut dengan Ya
senang

Catatan tambahan: Hasil observasi menunjukkan aktivitas siswa sudah


menunjukkan hal yang lebih baik, walaupun ada beberapa
indikator yang perlu diperhatikan diantaranya dalam
mengemukakan pendapat dan disiplin.

Nama Pengamat : Rusman, S.Pd

Tanda Tangan :

44
2) Hasil Pembelajaran

Keberhassilan pembelajaran dapat terlihat dari hasil tes akhir, hasilnya

menunjukkan adanya peningkatkatan dari siklus I. Data nilainya dapat dilihat pada

table 4.9 di bawah ini :

Tabel 4.9
Daftar Nilai Hasil Tes Akhir Siklus II

No Nama Siswa Nilai Keterangan


1 AIM 6 Cukup
2 Ayn 7 Baik
3 AA 7 Baik
4 BPK 8 Baik
5 FZ 8 Baik
6 HH 8 Baik
7 HA 7 Baik
8 IH 7 Baik
9 II 6 Cukup
10 LSS 8 Baik
11 LSN 8 Baik
12 Lst 7 Baik
13 MZ 6 Cukup
14 MMS 8 Baik
15 MRM 6 Cukup
16 MTH 8 Baik
17 NSRPS 6 Cukup
18 NNM 7 Baik
19 NRB 6 Cukup
20 NJ 10 Baik
21 RSN 6 Cukup
22 RRM 9 Sangat Baik
23 RAD 8 Baik
24 RSR 7 Baik
25 Sal 10 Telah menguasai materi
26 SP 9 Baik
27 SN 8 Baik
28 SR 7 Baik
29 WH 6 Cukup
30 YM 9 Sangat Baik
31 ZDS 10 Telah menguasai materi
32 Jlf 8 Baik

45
Jumlah 241
Rata-rata 7,53
Dari data pada table di atas nilai siswa dikelompokkan dengan urutan nilai

dari yang paling besar sehingga dapat dilihat pada table 4.10 di bawah ini

Tabel 4.10
Pengelompokkan Nilai Siswa Berdasarkan Nilai Tes Akhir
Siklus II

No Nilai Banyak Siswa Keterangan


1 10 3 Tidak ada siswa yang mendapat
2 9 3 nilai kurang
3 8 10
4 7 8
5 6 8
6 5
7 4
8 3

Nilai siswa berdasarkan pengelompokkan pada table di atas adalah :

a) Nilai baik sekali (9-10) ada 6 orang atau 18,75 % yaitu; NJ, Sal, RRM, RAD,

SP, ZDS

b) Nilai Baik (7-8) ada 18 orang atau 56,25 % yaitu; Ayn, AA, BPK, FZ, HH,

HA, IH, LSS, LSN, Lst, MMS, MTH, NNM, RAD, RSR, SN, SR, Jlf

c) Nilai sedang (6) ada 8 orang atau 25 % yaitu; AIM, II, MZ, MRM, NRSPS,

NRB, RSN, WH

d) Nilai kurang (4-5) ada orang atau 0 %

e) Nilai kurang sekali (0-3) ada 0 orang atau 0 %

Hasil evaluasi pada siklus II dikatakan telah berhasil dengan tuntas, karena
nilai rata-rata yang dicapai sudah 7,53 atau daya serap 75,30 %

46
3) Faktor Pendukung dan Penghambat Pembelajaran
Selama proses pembelajaran ditemukan factor-faktor pendukung dan
penghambat pembelajaran diantaranya :
a) Faktor Pendukung Pembelajaran
1) Guru menjelaskan materi dengan kalimat yang jelas sehingga mudah
dipahami siswa dan tidak terlalu lama dalam menjelaskan sehingga waktu
yang digunakan lebih efektif
2) Siswa antusias mengikuti pembelajaran dan pengetahuan awalnya mulai
ada yaitu hasil pembelajaran siklus I
3) Media gambar suku kata, kata, kalimat mempermudah siswa dalam
memahami pelajaran menulis kata sambung dan tersedia memenuhi
kebutuhan siswa sehingga tidak perlu menunggu giliran.

b) Faktor Penghambat Pembelajaran


1) Guru masih belum maksimal dalam mengarahkan siswa untuk
mengemukan pendapat dan berdisiplin pada saat pembelajaran
berlangsung
2) Siswa masih belum mampu mengungkapkan pendapat dan berdisiplin
pada saat pembelajaran berlangsung.

Hasil tindakan pada siklus II dianggap telah memadai sesuai dengan


kriteria penelitian sehingga penelitian dianggap telah selesai yang hasilnya tertera
pada tabel berikut ini :
Tabel 4.11
Hasil Refleksi Siklus II
No Komponen yang direfleksi Solusi dari hasil Refleksi
1 Perencanaan pembelajaran Walaupun sudah bagus
Perencanaan yang dibuat dalam bentuk perencanaan pembelajaran pada
RPP sudah baik, metode yang setiap pembelajaran tetap harus
digunakan sesuai dengan pembelajaran disediakan agar pelaksanaan
dan media yang disediakan kurang pembelajaran terarah
memadai sehingga siswa harus
menunggu giliran

47
2 Proses Pembelajaran
a. Aktifitas Guru
Guru telah melaksanakan Guru telah mampu
pembelajaran sesuai dengan rencana melaksanakan langkah-langkah
pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran dengan baik, guru
pembelajaran sudah memadai dan proaktif dalam membimbing
telah memperhatikan alokasi waktu siswa yang berperingkat kurang.

b. Aktifitas Siswa
 Siswa dalam memanipulatif Guru memotivasi dan terus
media pembelajaran telah sesuai mengeksplorasi kemampuannya
dengan dengan apa yang dalam menyampaikan
diharapkan yaitu dapat menulis pembelajaran sehingga siswa
hurup sambung, tetapi lebih antusias.
kedisiplinan dalam belajar masing
kurang
3 Hasil Belajar
Hasil belajar yang diharapkan telah Mengefektifkan penggunaan
tercapai, terbukti dengan hasil tes yang media pembelajaran dengan
cukup yaitu dengan rata 7,53 berarti harapan peningkatan daya serap
telah melewati batas keberhasilan atau hasil belajar siswa .
daya serap 75 %

4.4 Refleksi Keseluruhan Siklus

Berdasarkan pengamatan pada dua siklus pembelajaran, siswa telah

memperlihatkan kemampuan dalam menulis kata sambung dan hasil tes akhir

mencapai nilai rata-rata 7,53, dengan demikian siswa telah berhasil dalam belajar.

Begitu pula guru telah berhasil menggunakan metode SAS, dalam pembelajaran

menulis permulaan hurup sambung.

a. Proses Pembelajaran

1. Aktivitas guru

a) Guru telah melaksanakan semua tahap pembelajaran yang ada pada

silabus pembelajaran dengan baik

48
b) Guru berhasil membuat siswa aktif dalam pembelajaran dan situasi

belajar berjalan kondusif

c) Guru telah memahami dan menguasai metode SAS sehingga hasil

belajar meningkat

d) Guru terampil dalam memanfaatkna waktu (waktu yang tersedia dapat

dikendalikan).

2. Aktivitas siswa

a) Siswa antusias dalam memanifulasoi media pembelajaran

b) Siswa mampu memanifulatif media pembelajaran dengan baik

c) Siswa mampu memahami pelajaran

d) Siswa termotivasi sehingga memiliki keberanian untuk bertanya

b. Pemahaman siswa

Peningkatan pemahaman siswa dilihat dari tes akhir pada dua siklus, sebagai

berikut:

Tabel 4.12
Rekapitulasi Nilai Hasil Tes Akhir dari Dua Siklus
No Nama Siswa Nilai Siklus I Nilai Siklus II Keterangan
1 AIM 5 6 Prestasi semua
2 Ayn 5 7 siswa mengalami
3 AA 6 7 peningkatan
4 BPK 7 8
5 FZ 7 8
6 HH 8 8
7 HA 6 7
8 IH 6 7
9 II 5 6
10 LSS 7 8
11 LSN 7 8
12 Lst 5 7
13 MZ 6 6
14 MMS 4 8
15 MRM 4 6

49
16 MTH 7 8
17 NSRPS 4 6
18 NNM 5 7
19 NRB 4 6
20 NJ 8 10
21 RSN 5 6
22 RRM 7 9
23 RAD 6 8
24 RSR 4 7
25 Sal 8 10
26 SP 7 9
27 SN 6 8
28 SR 4 7
29 WH 4 6
30 YM 7 9
31 ZDS 7 10
32 Jlf 6 8
Jumlah 187 241
Rata-rata 5,84 7,53

Dari tabel di atas nilai tes akhir dapat dilihat meningkat, nilai siswa dari

rata 5,84 atau 58,4 % pada siklus I menjadi 7,53 atau 75,3 % pada siklus II.

Peningkatan nilai dari siklus I ke siklus II adalah 1,69 atau 16,9 %.

Untuk membandingkan nilai rata-rata yang diperoleh siswa dari siklus I

dan siklus II ditampilkan dalam grafik berikut :

Gambar 4.13
Perbandingan Nilai rata Hasil Evaluasi Siklus I dan Siklus II

N i la i ra ta -
4
r a ta
N i l a i r a t a - ra t a
2

0
S ik lu s I S i k l u s II
N ila i ra t a - 5.84 7.53
ra t a

50
SIMPULAN DAN REKOMENDASI

1. Simpulan

Berdasarkan uraian dan hasil pembahasan Penelitian Tindakan Kelas

tentang “Bimbingan Belajar Menulis Permulaan melalui Metode SAS Mata

Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas I SD Negeri 2 Sindangmukti Kabupaten

Ciamis”, maka diperoleh simpulan sebagai berikut :

a) Rencana pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan metode SAS

merupakan suatu rencana pembelajaran yang baik dalam mengajarkan menulis

permulaan di kelas I SDN 2 Sindangmukti Kabupaten Ciamis

b) Proses pembelajaran dengan menggunakan metode SAS pada pembelajaran

menulis permulaan pada mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas I SD Negeri 2

Sindangmukti Kabupaten Ciamis membuat siswa termotivasi untuk aktif

dalam pembelajaran

c) Metode SAS membantu siswa meningkatkan keterampilan menulis

permulaan, terbukti dengan nilai akhir pada dua siklus mengalami peningkatan

pada siklus I nilai rata-rata 5,84 dan pada sikus II nilai rata-rata 7,53.

menggambarkan bahwa pemahaman siswa pada menulis permulaan dengan

metode SAS lebih baik dari pemaham sebelumnya

d) Penerapan pembelajaran menulis permulaan dengan metode SAS dapat

memperbaiki dan meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran

e) Penelitian tindakan kelas merupakan suatu upaya yang mampu/

menyelasaikan permasalahan guru dan siswa pada pembelajaran di kelasnya.

51
2. Rekomendasi

Setelah berakhirnya Penelitian Tindakan Kelas di Kelas I SDN 2

Sindangmukti Kabupatn Ciamis ada hal-hal yang perlu disarankan diantaranya :

a) Metode SAS merupakan suatu metode yang baik untuk meningkatkan

keterampialn menulis permulaan pada pembelajaran bahasa Indonesia. Oleh

karena itu guru dalam menyampaikan pembelajaran disarankan untuk

menggunakan metode SAS

b) Penelitian Tindakan Kelas merupakan penelitian yang memudahkan guru

dalam mengatasi permasalahan pembelajaran dengan melihat potensi yang ada

pada guru dan siswa. Disarankan guru untuk melaksanakan PTK dalam

mengatasi masalah pembelajaran yang dihadapinya.

c) Pelaksanaan tindakan kelas ini mungkin dapat dijadikan sebagai acuan rekan

guru dalam memecahkan masalah.

52
DAFTAR PUSTAKA

Bimo W, 1975, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah Menengah, Jakarta PT

Gramedia

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1999), Penelitian Tindakan Kelas

(Action Research). Jakarta : Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan

Menengah

Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Kurikulum 2004 Standar Kompetensi

Bahasa Indonesia, Jakarta : Depdiknas

Departemen Pendidikan Nasional. (2004), Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.

Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia

Dahlan MD, 1970, Behaviour Therapy, Konsep dan Aplikasi, Bandung

Hairudin, dkk 2007. Bahan Ajar Cetak Pembelajaran bahasa Indonesia,

Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

Kartadinata S, dkk. Bimbingan di Sekolah Dasar. Bandung CV Maulana

Mugiars H, dkk. Bimbingan dan Konseling. Semarang: UPT UNNES Pres

Moch. Surya, 1979, Pengantar Psikologi Perkembangan. Cetakan Ketiga.

Publikasi Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Fakultas Ilmu Pendidikan

IKIP Bandung

Moch. Surya, 1985, Psikologi Pendidikan. Bandung. Publikasi, Jurusan

Bimbingan dan Penyuluhan FIP IKIP Bandung

Moch. Surya, 1994, Materi Pokok Pengantar Bimbingan dan Penyuluhan, Jakarta

Universitas Terbuka

Nana S, 1978, Tuntutan Penyuluhan Karya Ilmiah, Bandung, Sinar Baru

53
Purnomo Sidi, Buku Pelajaran Matematika kelas I. Jakarta Pusat Perbukuan

Rofi’uddin A dan Darmiyati Zuhdi, 2001. Pendidikan Bahasa dan Sastra Kelas

Tinggi. Malang: Universitas Negeri Malang

Subana, Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Bandung Pustaka Setia

Suminra, Buku Pelajaran Bahasa Indonesia kelas I, Jakarta PT Arya Duta

Supriyadi, 1996. Pendidikan Bahasa Indonesia 2. Jakarta. Depdikbud: Universitas

Terbuka

Umar S, 2004. Pembelajaran Menulis di Sekolah Dasar Dengan Pendekatan

Proses Menulis

W.s. Winke, 19782, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah Menengah. Jakarta

PT Gramedia

Zuchdi D, dan Budiasih, 2001. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas

Rendah. Yogyakarta: PAS

54
BIODATA

DATA PRIBADI
1. Nama : YETI ROHAETI
2. Tempat Tanggal lahir : Ciamis, 15 Nopember 1958
3. Alamat : Dusun Sindanghurip Rt/RW : 01/03
Desa Sindangmukti Kec. Panumbangan
Kabupaten Ciamis
4. NIM : 0703514

RIWAYAT PENDIDIKAN
No Jenjang Nama Sekolah/Universitas Tahun Lulus
1 SD SD Negeri Sindangherang II 1970
2 SLTP MTs. Banjarangsana 1973
3 SLTA SPG Tasikmalaya 1977
4 D II PGSD/ Universitas Terbuka 1995
5 S1 S 1/PGSD PJJ-UPI Bandung

55

Anda mungkin juga menyukai