Anda di halaman 1dari 16

BUKU iJAWABAN iUJIAN i(BJU)

UAS iTAKE iHOME iEXAM i(THE)


SEMESTER i2020/21.2 i(2021.2)

Nama Mahasiswa : iDWI iSARTIKA i


NomoriInduk Mahasiswa/NIM : i835038782
TanggaliLahir : iLAHAT,29/09/1995
Kode/Nama MataiKuliah : PDGK4305/KETERAMPILAN MENULIS
Kode/Nama ProgramiStudi : i118/PGSD-S1
Kode/Nama UPBJJ : i18/PALEMBANG
Hari/Tanggal UAS THE : iSELASA/28iDESEMBERi2021

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda iwajib imengisi isecara ilengkap idan ibenar iidentitas ipada icover iBJU ipada
ihalaman iini.
2. Anda iwajib imengisi idan imenandatangani isurat ipernyataan ikejujuran iakademik.
3. Jawaban ibisa idikerjakan idengan idiketik iatau itulis itangan.
4. Jawaban idiunggah idisertai idengan icover iBJU idan isurat ipernyataan ikejujuran
iakademik.

KEMENTERIAN iPENDIDIKAN, iKEBUDAYAAN, iRISET iDANTEKNOLOGI


UNIVERSITAS iTERBUKA
BUKU iJAWABAN iUJIAN iUNIVERSITAS iTERBUKA

Surat iPernyataan
Mahasiswa iKejujuran
Akademik

Yang ibertanda itangan idi ibawah iini i:

Nama iMahasiswa : iDWI iSARTIKA


NIM : i835038782
Kode/Nama iMata Kuliah : PDGK4305/KETERAMPILAN MENULIS
Fakultas : iFKIP
Program iStudi : iPGSD-S1
UPBJJ-UT : iPALEMBANG

1. Saya itidak imenerima inaskah iUAS iTHE idari isiapapun iselain imengunduh idari
iaplikasi iTHE ipada i ilaman ihttps://the.ut.ac.id
2. Saya itidak imemberikan inaskah iUAS iTHE ikepada isiapapun
3. Saya itidak imenerima idan iatau imemberikan ibantuan idalam ibentuk iapapun idalam
ipengerjaan isoal iujian iUAS iTHE.
4. Saya itidak imelakukan iplagiasi iatas ipekerjaan iorang ilain i(menyalin idan
imengakuinya isebagai ipekerjaan saya).
5. Saya imemahami ibahwa isegala itindakan ikecurangan iakan imendapatkan ihukuman
isesuai idengan iaturan iakademik iyang iberlaku idi iUniversitasTerbuka.
6. Saya ibersedia imenjunjung i itinggi i iketertiban, i ikedisiplinan, i idan i i iintegritas i i
iakademik i i idengan itidak imelakukan ikecurangan, ijoki, imenyebarluaskan isoal idan
ijawaban iUAS iTHE imelalui imedia iapapun, iserta itindakan itidak iterpuji ilainnya iyang
ibertentangan idengan iperaturan iakademik iUniversitas Terbuka.

Demikian isurat ipernyataan iini isaya ibuat idengan isesungguhnya. iApabila idi ikemudian ihari
iterdapat ipelanggaran iatas ipernyataan idi iatas, isaya ibersedia ibertanggung ijawab idan
imenanggung isanksi iakademik iyang iditetapkan ioleh iUniversitas iTerbuka.

Lahat, i28 Desember i2021


Yang iMembuat iPernyataan

DWI iSARTIKA
BUKU iJAWABAN iUJIAN iUNIVERSITAS iTERBUKA

1. Menulis adalah kegiatan penyampaian pesan (gagasan, perasaan, atau informasi)


secara tertulis kepada pihak lain. Menulis merupakan suatu bentuk komunikasi
berbahasa (verbal) yang menggunakan simbol-simbol tulis sebagai mediumnya.
Sebagai sebuah ragam komunikasi, setidaknya terdapat empat unsur yang terlibat
dalam menulis. Keempat unsur itu adalah (1) penulis sebagai penyampai pesan (2)
pesan atau sesuatu yang disampaikan penulis, (3) saluran atau medium berupa
lambang-lambang bahasa tulis seperti rangkaian huruf atau kalimat dan tanda baca,
serta (4) penerima pesan, yaitu pembaca, sebagai penerima pesan yang
disampaikan oleh penulis.

Sebagai salah satu aspek dari keterampilan berbahasa, menulis atau mengarang
merupakan kegiatan yang kompleks. Kompleksitas menulis terletak pada tuntutan
kemampuan untuk menata dan mengorganisasikan ide secara runtut dan logis, serta
menyajikannya dalam ragam bahasa tulis dan kaidah penulisan lainnya. Akan tetapi,
di balik kerumitannya, menulis menjanjikan manfaat yang begitu besar dalam
membantu pengembangan daya inisiatif dan kreativitas, kepercayaan diri dan
keberanian, serta kebiasaan dan kemampuan dalam menemukan, mengumpulkan,
mengolah, dan menata informasi.

Selain itu, menulis juga merupakan suatu aktivitas komunikasi yang menggunakan
bahasa sebagai medianya. Wujudnya berupa tulisan yang terdiri atas rangkaian
huruf yang bermakna dengan semua kelengkapannya, seperti ejaan dan tanda baca.
Menulis juga suatu proses penyampaian gagasan, pesan, sikap, dan pendapat kepada
pembaca dengan simbol-simbol atau lambang bahasa yang dapat dilihat dan
disepakati bersama oleh penulis dan pembaca.

Ada beberapa persyaratan yang sebaiknya dimiliki seorang untuk menghasilkan


tulisan yang baik. Syafi’ie (1988:45) mengemukakan bahwa syarat-syarat tersebut
adalah (1) kemampuan untuk menemukan masalah yang akan ditulis, (2) kepekaan
terhadap kondisi pembaca, (3) kemampuan menyusun rencana penulisan, (4)
kemampuan menggunakan bahasa, (5) kemampuan memulai tulisan, dan (6)
kemampuan memeriksa tulisan.

Menulis berarti menyampaikan pikiran, perasaan, atau pertimbangan melalui


tulisan. Alatnya adalah bahasa yang terdiri atas kata, frasa, klausa, kalimat, paragraf,
dan wacana. Pikiran yang di sampaikan kepada orang lain harus dinyatakan dengan
kata yang mendukung makna secara tepat dan sesuai dengan apa yang ingin
dinyatakan. Kata-kata itu harus disusun secara teratur dalam klausa dan kalimat
agar orang dapat menangkap apa yang ingin disampaikan itu. Makin teratur bahasa
yang digunakan, makin mudah orang menangkap pikiran yang disalurkan melalui
bahasa itu.
A. Uraikanlah kemungkinan mengapa peristiwa tersebut dapat terjadi? (4 Point)
1. Penulis Novel tidak menyampaikan pembuka secara menarik
Seorang penulis novel menyampaikan isi utama buku, namun beberapa
orang (audiens) menyanggah dengan mengatakan bahwa mereka kurang
merasakan makna yang disampaikan dalam cerita novel tersebut. Mungkin
ini terjadi karena penulis novel tidak menyampaikan pembuka secara tidak
menarik, mungkin si penulis menyampaikan dengan cara yang datar-datar
saja, dan tidak mengetahui bagian terbaik dari penyampaiannya dan tidak
disampaikan sesuai dengan profil audiensnya. Padahal mengenal audiens
juga penting untuk membantu membuat pembuka yang memikat.
2. Penulis Novel tidak memperhatikan komunikasi Non-Verbal
komunikasi verbal dari penulis novel tidak didukung dengan komunikasi
non-verbal yang relavan. Padahal bahasa tubuh dan ekspresi juga
dibutuhkan untuk memudahkan audiens menangkap pesan yang
disampaikan.
3. Penulis Novel tidak memperhatikan suara dan intonasi
Penulis tidak memperhatikan suara dan intonasi saat penyampaian isi utama
buku, tidak memberikan penekanan pada kata-kata penting. Padahal suara
dan intonasi yang tepat akan membantu menyampaikan makna dari kata-
kata yang disampaikan.
4. Penulis Novel tersebut kurang antusias dalam penyampaiannya
Penulis novel kurang antusias dalam menyampaikan isi utama buku seperti
dalam peristiwa diatas. Padahal antusiasme itu penting, agar audiens juga
antusias terhadap apa yang disampaikan oleh penulis novel tersebut.

B. Dalam kegiatan berbahasa menulis melibatkan empat unsur, yaitu penulis


sebagai penyampai pesan, pesan atau sesuatu yang disampaikan penulis, medium
tulisan, serta pembaca sebagai penerima pesan.
- Penulis sebagai penyampaikan pesan
Dalam peristiwa diatas, penulis novel tersebut sebagai penyampai pesan, sekaligus
sebagai pembicara dalam menyampaikan isi utama buku dalam acara “Bedah Buku”.
- Pesan atau sesuatu yang disampaikan penulis
Pesan atau isi tulisan yang disampaikan oleh penulis novel adalah makna terdalam
dari cerita novel tersebut.
- Medium yang digunakan
Saluran atau medium tulisan berupa lambang-lambang bahasa tulis seperti
rangkaian huruf/kalimat dan tanda baca. Untuk medium yang digunakan adalah
buku novel.
- Pembaca sebagai penerima pesan
Pembaca sebagai penerima pesan yang disampaikan oleh penulis novel. Pembaca
tersebut adalah audiens, yang ada dalam acara “Bedah Buku”. Pembaca itu beragam,
mereka memiliki bermacam pengalaman, pemikiran, pengetahuan, perasaan, dan
kebiasaan yang sangat mewarnai pemahaman mereka atas pesan yang disampaikan
oleh penulis.
2. Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang dapat berdiri
sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil
yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan.
Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut,
disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Sedangkan dalam wujud tulisan
berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik.
(.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!). Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam
resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki sebuah subjek (S) dan sebuah
predikat (P). Kalau tidak memiliki kedua unsur tersebut, pernyataan itu bukanlah
kalimat melainkan hanya sebuah frasa. Itulah yang membedakan frasa dengan
kalimat. Disini, kalimat dibagi menjadi dua, yaitu :

Efektif mengandung pengertian tepat guna, artinya sesuatu akan berguna jika
dipakai pada sasaran yang tepat. Pengertian efektif dalam kalimat adalah ketepatan
penggunaan kalimat dan ragam bahasa tertentu dalam situasi kebahasaan tertentu
pula. Beberapa definisi kalimat efektif menurut beberapa ahli bahasa :

✓ Kalimat efektif adalah kalimat yang bukan hanya memenuhi syarat-syarat


komunikatif, gramatikal, dan sintaksis saja, tetapi juga harus hidup, segar,
mudah dipahami, serta sanggup menimbulkan daya khayal pada diri
pembaca. (Rahayu: 2007)

✓ Kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga dengan mudah
dipahami orang lain secara tepat. (Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan:2001)

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan kalimat efektif adalah kalimat yang dapat
mewakili gagasan, pikiran, dan perasaan penulis sehingga dapat dipahami dengan
tepat oleh pembaca seperti yang dipikirkan dan dirasakan oleh penulis. Kalimat
tersebut dibangun dengan dua prinsip, yaitu kepaduan dan kevariasian. Kepaduan
merujuk pada kesangupan unsur-unsru kalimat dalam membentuk satu kesatuan
bentuk dan makna, yang diwujudkan melalui kelogisan, kehematan, dan kesejajaran.
Kevariasian mengacu pada peggunaan berbagai unsur bahasa yang bermacam-
macam dalam menulis.

Kevariasian unsur kalimat dapat dilakukan dengan berbagai cara. Diantaranya


melalui penggunaan berbagai pola kalimat, jenis atau bentuk kalimat, dan diksi,
kelompok kata, atau bahkan klausa. Seperti penekanan (emphasizing) bagian-
bagian penting yang ingin ditonjolkan dalam kalimat. Penekanan itu dimaksudkan
untuk menarik perhatian pembaca akan bagian informasi tertentu yang
dikemukakan penulis.
Contoh 1 :
“ Teknologi selalu membawa janji dan mimpi. Begitu pula dengan teknologi internet.
Dalam bidang akademik, keberadaan internet dapat mengubah sosok dan pe ran
perpustakaan konvensional menjadi perpustakaan maya, online, atau digital.
Dengan perpustakan maya, kemudahan, kemurahan, keterjangkauan, dan
keluwesan, dpat diciptakan. Pengguna dapat mengakses perpustakaan kapan pun
dan di mana pun, tanpa terkendala ruang dan waktu.”

Contoh 2 :
“Teknologi selalu membawa janji dan mimpi. Teknologi internet pun membawa janji
dan mimpi. Teknologi internet memberikan janji dan mimpi baru dalm bidang
akademik, khususnya perustakaan. Teknologi internet dat mengubah sosok dan
peran perpustakan konvensional menjadi peprpustakaan maya, online, atau digital.
Perpustakaan maya menciptakan kemudahan dan kemurahan. Pengguna, di mana
pun dan kapan pun, dapat mengakses perpustakaan maya. Keterbatasan ruang dan
waktu tidak lagi menjadi hambatan.”

Dari kedua contoh diatas, wacana yang paling enak dibaca adalah wacana pada
Contoh 1. Mengapa? Karena kalimat pada wacana contoh 1 lebih variatif. Hubungan
antarkalimatnya pun lebih padu. Penataan unsur-unsur kalimatnya lebih solid dan
harmonis sehingga suasana dalam wacana itu lebih sederhana, lebih jelas, lebih
tegas, dan lebih indah.

Kalimat pertama pada contoh 1 berpola Subjek-Predikat. Kaliat kedua berpola


inversi, predikat lebih dahulu, baru Subjek. Frase begitu pula merupakan Predikat
yang mengacu pada bagian kalimat pertama, yaitu membawa janji dan mimpi.
Susunan fungsi unsur kalimat seperti itu memberikan penekanan atau penegasan
akan janji dan mimpi yang membawa teknologi internet.

Pengulangan atau repetisi pada kalimat ketiga, yaitu kemudahan, kemurahan,


keterjangkuan, dan keluwesan, menimbulkan kekuatan, kejelasan dan keindahan
akan makna ‘janji dan mimpi yang diciptakan perpustakaan maya. Kata kerja pasif
diciptakan menimbulkan variasi dari penggunaan kata kerja aktif pada beberapa
kalimat sebelumnya.

Pada kalimat terakhir Contoh 1, pemakaian kata kapan pun dan di mana pun serta
tanpa terkendala ruang dan waktu, tidak hanya memiliki kesejajaran bentuk, tetapi
juga kesejajaran makna. Penulis juga menerapkan repetisi makna kapan pun dan di
mana pun dengan frase tanpa kendala ruang dan waktu.

Bagaimana dengan contoh 2? Memang agak membosankan pembacanya. Mengapa?


Kalimat pertama hingga ketiga menggunakan kata yang sama di awal kalimat, yaitu
teknologi ..... Pola semua kalimat cenderung sama, yakni Subjek-Predikat. Kata kerja
aktif berawalan me (N)- digunakan sebagai predikat pada seluruh kalimat.
Penggunaan kalimat efektif dalam karangan tidak hanya menimbulkan kejelasan,
tetapi juga kekuatan dan kemenarikan. Dengan demikian, pembaca akan terjaga
minat bacanya dan terhindarkan dari kebosanan.

Ketertarikan pembaca akan tulisan salah satunya tergambar dalam struktur kalimat
yang dipergunakan, baik itu panjang-pendeknya kalimat maupun bentuk pola
kalimat pada bacaan yang menentukan monoton atau tidaknya isi bacaan. Oleh
sebab itu, dalam penulisan diperlukan pola dan bentuk kalimat yang bervariasi agar
pembaca tidak mudah bosan ketika membacanya. Ciri kevariasian akan diperoleh
jika kalimat yang satu dibandingkan dengan kalimat yang lain. Oleh karena itu,
Putrayasa memberikan kemungkinan variasi kalimat tersebut sebagai berikut.
a. Variasi dalam pembukaan kalimat yang dapat dimulai dengan frase keterangan,
frase benda, frase kerja, dan partikel penghubung;
b. Variasi dalam pola kalimat;
c. Variasi dalam jenis kalimat; dan
d. Variasi bentuk aktif-pasif.

Dengan ragam variasi kalimat yang diuraikan Putrayasa di atas, kalimat yang dibuat
tidak akan monoton dan membuat pembaca memiliki ketertarikan untuk terus
membaca tulisan.

Variasi merupakan suatu upaya yang bertolak belakang dengan repetisi. Seperti
yang sudah dijelaskan sebelumnya, repetisi adalah pengulangan sebuah kata untuk
memperoleh efek penekanan sehingga lebih banyak menekankan kesamaan bentuk.
Sementara pemakaian bentuk yang sama secara berlebihan akan membuat pembaca
menjadi jenuh. Sebab itu, untuk membangkitkan semangat atau ketertarikan
pembaca akan isi bacaan diperlukan adanya variasi.

Menurut Keraf, “variasi tidak lain dari pada menganekaragamkan bentuk-bentuk


bahasa agar tetap terpelihara minat dan perhatian orang.”Jadi variasi merupakan
upaya penulis yang tidak hanya menarik pembaca untuk membaca tulisan tersebut
tetapi juga agar pembaca dapat terus membaca bacaan tersebut tanpa merasa jenuh
akan kesamaan bentuk kalimat yang monoton atau tidak beragam. Menurut Keraf,
variasi dalam kalimat dapat diperoleh dengan beberapa macam cara, yaitu:
1. Variasi sinonim kata
Variasi yang berupa sinonim kata atau penjelasan-penjelasan yang berbentuk
kelompok kata pada hakikatnya tidak mengubah isi dari amanat atau gagasan yang
ingin disampaikan penulis. Bentuk variasi seperti ini dapat dilakukan karena tidak
akan mengubah makna dari kalimat.
2. Variasi panjang pendeknya kalimat
Variasi yang berupa panjang pendeknya struktur kalimat akan mencerminkan
dengan jelas pikiran pengarang. Pilihan yang tepat dari struktur panjangnyasebuah
kalimat dapat memberi tekanan pada bagianbagian yang diinginkan. Dengan bentuk
variasi yang berupa panjang pendeknya kalimat diharap pembaca tidak jenuh
membaca tulisan yang monoton.
3. Variasi penggunaan bentuk me- dan di-
Pemakaian bentuk gramatikal yang sama dalam beberapa kalimat berturut turut
dapat menimbulkan kejenuhan dalam membaca tulisan tersebut. Oleh karena itu,
variasi pemakaian bentuk gramatikal, terutama dalam mempergunakan bentuk-
bentuk kata kerja yang mengadung prefiks me-dan di-dapat dijadikan pilihan dalam
meragamkan kalimat.
4. Variasi dengan mengubah posisi dalam kalimat.
Variasi dengan mengubah posisi dalam kalimat sebenarnya mempunyai kesamaan
dengan penekanan dalam kalimat. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa
penekanan merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk membuat
kalimat lebih bervariasi.

Dengan ragam variasi yang diuraikan Keraf, paragraf yang dibuat dari beberapa
kalimat yang menggunakan ragam variasi tersebut dapat membuat tulisan menjadi
lebih menarik.

Contoh kalimat bervariasi


1) Kapal pengangkut para TKI tenggelam di Selat Malaka akibat dihantam
gelombang. Hantaman gelombang setinggi 3 meter itu menewaskan puluhan
orang. (Variasi Sinonim Kata)
Kalimat diatas bisa diubah menjadi kalimat variasi lainnya agar para pembaca
tidak bosan/kalimat lebih menarik untuk dibaca.
- Kapal pengangkut para TKI tenggelam di perairan Selat Malaka akibat dihantam
gelombang. Terjangan gelombang setinggi 3 meter itu menewaskan puluhan
orang.
2) Pemerintah Indonesia menyatakan perang terhadap narkoba dengan
melibatkan seluruh lapisan masyarakat. (Variasi memulai kalimat)
Kalimat diatas bisa diubah menjadi kalimat variasi lainnya agar para pembaca
tidak bosan/kalimat lebih menarik untuk dibaca.
- Dengan melibatkan seluruh lapisan masyakarat, pemerintah Indonesia
menyatakan perang terhadap narkoba.
3) Petugas Satpol PP menertibkan pedagang kaki lima. (Variasi panjang pendek
kalimat)
Kalimat diatas bisa diubah menjadi kalimat variasi lainnya agar para pembaca
tidak bosan/kalimat lebih menarik untuk dibaca.
- Petugas Satpol PP yang didukung aparat kepolisian menerbitkan pedagang kaki
lima yang mangkal di sekitar Monas.
4) Para siswa mengerjakan soal latihan Uji Coba Ujian Nasional (UCUN) di sekolah.
(Variasi jenis kalimat)
- Soal latihan Uji Coba Ujian Nasional (UCUN) dikerjakan oleh para siswa di
sekolah.
3. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 1999:978) surat didefinisikan (1)
sebagai kertas dan sebagainya yang tertulis (berbagai-bagai isi maksudnya), (2)
secarik kertas dan sebagiannya sebagai tanda atau keterangan kartu, (3) sesuatu
yang ditulis; yang tertulis; tulisan. Yunus (2002:6.3-6.4) menjelaskan bahwa surat
adalah sehelai kertas atau lebih yang di dalamnya tertulis pesan, yang disajikan
dalam format yang khas, yaitu format surat. Pesan yang terkandung di dalamnya
dapat berisi pemberitahuan, penghiburan, pernyataan, pertanyaan, permintaan,
penawaran, penolakan, atau persetujuan.
a. Uraian kesalahan pada setiap bagian dari suart edaran Kemdikbud perihal
imbauan pembelajaran secara daring dan sosialisasi UU Cipta Kerja
No Bagian Surat Salah(×) atau Keterangan
Benar (√)
1 Kepala Surat (kop) √ Penulisan benar dan lengkap dengan
mencantumkan logo, nama kantor,
alamat kantor yang dituju, kode pos,
telepon, faksimile atau email
2 Nomor Surat √ Penulisan benar sesuai dengan ketentuan
3 Tanggal, Bulan, dan √ Penulisan benar dan lengkap tanpa
Tahun Penulisan Surat menyingkatnya, tidak diikuti tanda baca
apapun, tidak perlu didahului dengan
nama kota pengirim
4 Lampiran √ Tidak ada yang dilampirkan, jadi tidak
perlu dilampirkan
5 Perihal (hal) × Pokok atau inti surat dapat ditulis secara
singkat dan jelas, yang dapat
mencerminkan isi sebuah surat
6 Alamat Surat (alamat √ Penulisan benar sebagai petunjuk
dalam) langsung orang yang menerima surat
7 Salam Pembuka √ Tidak dicantumkan salam pembuka
dalam surat dinas sifatnya tidak wajib
8 Isi Surat √ Penulisan pokok-pokok persoalan
ditandai dengan menggunakan nomor
urut kalau memerlukan pengungkapan
yang agak panjang.
9 Salam Penutup √ Penulisan benar, ditempatkan setelah isi
(tubuh) surat dan diikuti dengan tanda
baca koma
10 Jabatan Penulis Surat √ Dicantumkan dalam surat
11 Tanda Tangan √ Dicantumkan dalam surat
12 Nama Terang √ Dicantumkan dalam surat
13 Nomor Induk Pegawai √ Dicantumkan dalam surat
(bagi PNS)
14 Cap Dinas/Cap Jabatan √ Dicantumkan dalam surat
15 Tembusan √ Penulisan sudah sesuai Tata Aturan
Persuratan Dinas yang dikeluarkan pusat
Bahasa (1997)
16 Inisial √ Tidak ada, jadi tidak dicantumkan dalam
surat

b. Susunlah kembali surat dari Kemdikbud dibawah ini dengan kaidah penulisan
yang baik dan benar!

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


DIREKTORAT JENDERAL PEDIDIKAN TINGGI
Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta 10270
Telepon (021) 57946104, Pusat Panggilan ULT DIKTI 126
Laman www.dikti.kemdikbud.go.id

Nomor : 1035/E/KM/2020 9 Oktober 2020


Lamp : -
Hal : Imbauan dan Sosialisasi

Yth. Pimpinan Perguruan Tinggi


di lingkungan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

Sehubungan dengan situasi akhir-akhir ini yang kurang kondusif untuk pembelajaran, terkait
dengan tanggapan akan diterbitkannya Undnag-Undang (UU) Cipta Kerja, kami mohon
Pimpinan Perguruan Tinggi untuk melaksanakan hal-hal berikut :

1. Menjaga ketenangan pembelajaran yang kondusif di Perguruan Tinggi masing-masing;


2. Tetap melaksanakan pembelajaran secara daring;
3. Para Dosen diharapkan tetap melaksanakan pembelajaran daring, memantau kehadiran
dan meningkatkan interaksi pembelajaran Mahasiswa;
4. Menghimbau para Mahasiswa untuk tidak turut serta dalam kegiatan demonstrasi yang
dapat membahayakan keselamatan dan kesejahteraan para Mahasiswa di masa pandemi
ini;
5. Membantu menyosialisasikan isi UU Cipta Kerja dan mendorong kajian-kajian akdemis
objektif atas UU tersebut. Hasil pemikiran dan aspirasi dari kampus hendaknya
disampaikan kepada Pemerintah maupun DPR melalui mekanisme yang ada dengan cara-
cara yang santun;
6. Menginstruksikan para Dosen untuk senantiasa mendorong Mahasiswa melakukan
kegiatan intelektual dalam mengkritisi UU Cipta Kerja, maupun produk kebijakan
lainnya dan tidak memprovokasi Mahasiswa untuk mengikuti/mengadakan kegiatan
demonstrasi yang dapat membahayakan keselamatan dan kesehatan para Mahasiswa/i;
7. Menghimbau para orang tua/wali Mahasiswa untuk turut menjaga putra/putrinya agar
melakukan pembelajaran dari tempat tinggal masing-masing.
Informasi tentang UU Cipta Kerja secara rutin akan kami perbarui dan dapat diunduh dari
tautan http://dikti.kemdikbud.go.id/epustaka/cipta-kerja. Bila ada hal lain yang perlu
dikoordinasikan, kami persilakan untuk menghubungi Direktorat Pembelajaran dan
Kemasiswaan.
Atas perhatian dan kerja sama yang baik, kami sampaikan terima kasih.

Direktur Jenderal,
Tanda Tangan

Nizam
Nip. 196107061987101001

Tembusan :
1. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
2. Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemdikbud
3. Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah I - XVI

Berikut ini adalah hasil perbaikan dari analisis surat yang saya susun seperti diatas:
1. Kata “Memperhatikan” diganti dengan kata “Sehubungan dengan”.
2. Kata “Terutama dibuang saja karena tidak koheren”.
3. Kata “atas” tidak efektif karena setara dengan kata “akan”.
4. Penulisan “Undang-undang” diganti menjadi “Undang-Undang”.
5. Kata “dengan ini” dibuang saja.
6. Daring/PJJ istilah yang sama, lebih baik digunakan salah satu.
7. Kata “Obyektif” diganti menjadi “Objektif”
8. Kata “dan” diganti tanda baca koma (,). “dalam pembelajaran daring “ di akhir
kalimat kurang efektif karena diawal sudah ada kata pembelajaran daring.
9. Demonstrasi atau unjuk rasa penyampaian aspirasi istilah yang sama, lebih baik
digunakan salah satu.
10. Kata “mensosialisasikan” seharusnya “menyosialisasikan” karena imbuhan +
konsonan KPTS harus melebar.

4. Paragraf Argumentasi adalah paragraf yang bertujuan membuktikan kebenaran


suatu pendapat/kesimpulan dengan data/fakta sebagai alasan/bukti. Dalam
argumentasi pengarang mengharapkan pebenaran pendapatnya dari pembaca.
Adanya unsur opini dan daya, juga fakta atau alasan sebagai penyokong opini
tersebut (Wikipedia, 2011). Dalam bahasa yang berbeda, Suparno (2002:5.33)
menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan paragraf argumentasi adalah paragraf
yang terdiri atas paparan alasan dan penyintesian pendapat untuk membangun
suatu kesimpulan. Dengan demikian, karangan argumentasi adalah karangan yang
ditulis untuk memberikan alasan untuk atau untuk memperkuat atau menolak suatu
pendapat, pendirian, atau gagasan.
a. Kembangkan tema berikut dalam bentuk paragraf argumentasi dengan
ketentuan:
✓ Menyusun Paragraf Argumentasi
▪ Topik/tema : “Upaya pemerintah menanggapi adanya kasus bunuh diri
akibat dari Pembelajaran Jarak Jauh”
▪ Tujuan : Pentingnya evaluasi, khususnya pemerintah dan pihak tertentu
terkait efektifitas pembelajaran jarak jauh (PJJ) ynag telah menimbulkan
kasus dan permasalahan.
▪ Data penunjang (dari Koran/Media lainnya)
- Artikel/tulisan tentang siswa bunuh diri karena tugas daring, belajar
jarak jauh dinilai perlu evaluasi.
- Artikel/tulisan tentang Covid-19 : “Stress, mudah marah, hingga dugaan
bunuh diri”. Persoalan mental murid selama sekolah dari rumah.
- Artikel/tulisan tentang proses pembelajaran daring di tengah antisipasi
penyebaran virus corona dimulai belum maksimal.
- Artikel/tulisan tentang permasalahan dan solusi pembelajaran jarak jauh
di masa pandemi covid-19.
▪ Kerangka Pengantar
- Paparan tentang pengimplementasian pembelajaran jarak jauh (PJJ).
- Paparan tentang pandangan, pendapat dari berbagai pihak tertentu
terkait pembelajaran jarak jauh (PJJ).
- Paparan tentang kasus dan permasalahan yang terjadi terkait
pembelajaran jarak jauh (PJJ) di masa pandemi covid-19
- Paparan tentang solusi yang diberikan terkait pembelajaran jarak jauh
(PJJ).
▪ Permasalahan Akibat dari Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)
- Muncul adanya kasus bunuh diri seorang siswa terkait tugas-tugas
sekolah yang diberikan selama pembelajaran jarak jauh (PJJ) di masa
pandemi covid-19.
- Berdasarkan hasil survei yang diadakan KPPA terhadap anak-anak usia
sekolah mengalami gejala-gejala depresi.
- Ditemukan permasalahan lain yang menjadi kendala selama proses
pembelajaran jarak jauh (PJJ) berlangsung.
▪ Penutup
- Simpulan tentang solusi yang diberikan dan evaluasi yang harus
dilakukan pemerintah bersama beberapa pihak terkait pelaksanaan
Pembelajaran belajaran Jarak jauh (PJJ).
- Saran tentang apa dan bagaimana yang harus dilakukan pemerintah
bersama beberapa pihak terkait pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh
(PJJ).
▪ Daftar Pustaka
- Berisi buku/tulisan/referensi/sumber yang berasal dari internet yang
digunakan sebagai bahan rujukan:
https://sapos.co.id/2020/11/29/permasalahan-dan-solusi-
pembelajaran-jarak-jauh-di-masa-pandemi-covid-19/

https://m.liputan6.com/news/read/4388386/siswa-bunuh-diri-karena-
tugas-daring-belajar-jarak-jauh-dinilai-perlu-evaluasi?
https://www.pikiran-rakyat.com/pendidikan/amp/pr-
0135818/proses-pembelajaran-daring-di-tengah-antisipasi-
penyebaran-virus-corona-dinilai-belum-maksimal

https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-55992502.amp diakses
pada tanggal 28 Desember 2021, pukul 19:00 WIB

✓ Mengembangkan dan Menulis Paragraf Argumentasi

TERBEBANI TUGAS SEKOLAH SISWA DEPRESI HINGGA BUNUH DIRI


PEMBELAJARAN JARAK JAUH PERLU DI EVALUASI

Pembelajaran Jarak jauh (PJJ) atau daring dilaksanakan pada Maret 2020, mengacu
pada surat edaran Kemendibud No. 40 tahun 2020, tentang pelaksanan kebijakan
pendidikan dalam masa darurat penyebaran corona virus disease, proses pembelajaran
dilakukan dari rumah secara daring pada satuan pendidikan dengan menggunakan
berbagai sumber belajar melalui teknologi komunikasi, informasi dan media yang
mendukung secara konsepsi memiliki tujuan yang baik. Pembelajaran Jarak Jauh yang
dilakukan guru lewat media online seperti WhatsApp, Google Meet, Google Form dan jenis
lainnya. Namun, demikian sistem ini perlu desain dan teknik pembelajaran yang khusus
agar dapat diterapkan. Pembelajaran secara daring diimplementasikan dengan beragam
cara oleh pendidik di tengah penutupan sekolah untuk mengantisipasi virus corona.
Namun, implementasi itu dinilai tidak maksimal dan menunjukkan masih ada
ketidaksiapan dikalangan pendidik untuk beradaptasi di iklim digital. Konsep
pembelajaran berbasis digital pada dasarnya sudah diatur dalam Permendikbud No. 22
Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Diantaranya seperti,
perubahan pola pengajaran peserta didik dari awalnya diberitahu menjadi didorog untuk
mencari tahu. Kemudian perubahan dari Pembelajaran bebrbasis konten menuju
pembelajaran berbasis kompetensi dan lain-lain.

Sektetaris Jeneral Federasi Serikat Guru Indonesia Heru Purnomo (2020)


Menegaskan, sejauh ini banyak sekolah yang menerapkan metode pemberian tugas secara
daring bagi para siswa. Penugasan itu dilakukan melalui berbagi media sosial yang
tersedia, terutama WhatsApp Grup. Ia menilai, dalam kondisi darurat karena adanya virus
corona seperti sekarang, bentuk penugasanlah yang dipandang efektif dalam pembelajaran
jarak jaub. Konsekuensinya, pengenalan konsep mengenai suatu pelajaran sebagimana
yang diterapkan dalam pembelajaran tatap muka tidak bisa berjalan dengan baik.
Sedangkan, berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan Kepala SMA Negeri 17
Samarinda Dr. Abdul Rozak Fahrudin, M.Pd (2020) diperoleh gambaran bahwa
pembelajaran jarak jauh dinilai belum efektif dan maksimal apabila diterapkan pada
sekolah yang infrastrukturnya belum memadai. Hal ini dikarenakan pembelajaran jarak
jauh berbasis teknologi memerlukan pendekatan yang berbeda dalam hal perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasinya. Pelaksanaan pembelajaran jarak jauh, peserta didik
membutuhkan perhatian khusus, terutama sarana prasarana yang digunakan, jaringan
internet yang memadai dan motivasi diri agar dapat mengikuti proses pembelajaran yang
bersifat mandiri.

Jaringan Sekolah Digital Indonesia mengingatkan Kementrian Pendidikan dan


Kebudayaan (kemendikbud) soal efektifitas pembelajaran jarak jauh. Respons ini
disampaikan menyusul adanya siswa SMA di Gowa, Sulawesi Selatan yang mengakhiri
hidupnya lantaran Depresi karena banyaknya tugas sekolah selama menjalani PJJ. Tak
adanya standar baku PJJ mebuat PJJ yang merupakan alternatif pembelajaran ditengah
pandemi covid-19, justru dianggap banyak membebani siswa. Menurut survei yang adakan
Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) terhadap lebih
dari 3.200 anak SD hingga SMA pada Juli 2020 lalu, sebanyak 13% responden mengalami
gejala-gejala yang mengarah pada gangguan depresi ringan hingga berat selama masa
“kenormalan baru”. Gejala emosi yang paling banyak dirasakan responden adalah sedih
dan mudah marah. Hasil survei itu juga menunjukkan bahwa semakin bertambahnya usia
responden, kemungkinan mengalami gejala depresi semakin tinggi. Sebanyak 93% yang
menunjukkan gejala depresi berada pada rentang 14-18 tahun, sementara 7% di rentang
usia 10-13 tahun. Selain kasus diatas, permasalahannya juga terjadi sejak pembelajaran
jarak jauh (PJJ) dilaksanakan, diantaranya adalah belum meratanya akses jaringan internet,
mahalnya biaya kouta, belum meratanya pengusaan IPTEK di kalangan pendidik atau guru,
belum siapnya pelaksanaan proses belajar mengajar menggunakan metode pembelajaran
jarak jauh, dan kesulitan orangtua dalam mendampingi anak-anaknya melakukan kegiatan
belajar mengajar menjadi kendala yang ditemui selama proses pembelajaran jarak jauh.

Beberapa solusi yang telah diberikan pemerintah melalui Surat Edaran No.15 Tahun
2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar Dari Rumah Masa Darurat Penyebaran
Covis-19, Fleksibilitas pengunaan dana Bos untuk mensubsidikan kouta guru dan siswa
merupakan salah satu kebijakan yang dikeluarkan pemerintah dalam mengatasi mahalnya
biaya kouta dlam rangka pelaksanaan pembelajaran jarak jauh. Selain itu, evaluasi secara
komprehensif perlu dilakukan pemangku kepentingan, dari pihak sekolah, komite sekolah,
tokoh masyarakat, para orangtua, wali murid. Karena pendidikan adalah investasi jangka
panjang abgi seluruh bangsa. Menyangkut masa depan.

b. Paparkan isi paragraf Argumentasi meliputi:


▪ Pernyataan Faktual

Pernayataan ini dapat dilihat pada paragraf kedua dalam untaian kalimat
pertama samapai kedua.

“jaringan Sekolah Digital Indonesia mengingatkan Kementrian Pendidikan


dan Kebudayaan (Kemdikbud) soal efektivitas Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Respons ini disampaikan menyusul adanya siswa SMA di Gowa, Sulawesi
Selatan yang mengakhiri hidupnya lantaran Depresi karena banyaknya tugas
sekolah selama menjalani PJJ.
Pernyataan ini dapat dilihat pada paragraf kedua dalam untaian kalimat
keempat.

“Menurut survei yang diadakan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan


Perlindungan Anak (KPPA) terhadap lebih dari 3.200 anak SD hingga SMA
pada Juli 2020 lalu, sebanyak 13% responden mengalami gejala-gejala yang
mengarah pada gangguan depresi ringan hingga berat selama masa
“kenormalan baru”.

Pernyataan ini dapat dilihat pada paragraf kedua dalam untaian kalimat
ketujuh.

“Sebanyak 93% yang menunjukkan gejala depresi berada pada rentang 14-
18 tahun, sementara 7% di rentang usia 10-13 tahun”.

▪ Asumsi
Asumsi dapat dilihat pada paragraf kedua dalam untaian kalimat keempat

“Tak adanya standar baku PJJ membuat PJJ yang merupakan alternatif
pembelajaran di tengah pandemi Covid-19, justru dianggap banyak
membebani siswa”.

Asumsi dapat dilihat pada paragraf kedua dalam untaian kalimat kedelapan.

“... belum meratanya akses jaringan internet, mahalnya biaya kouta, belum
meratanya pengusaan IPTEK di kalangan pendidik atau guru, belum siapnya
pelaksanaan proses belajar mengajar menggunakan metode pembelajaran
jarak jauh, dan kesulitan orangtua dalam mendampingi anak-anaknya
melakukan kegiatan belajar mengajar menjadi kendala yang ditemui selama
proses pembelajaran jarak jauh”.

▪ Uraian definisi

Uraian dalam konteks ini menjelaskan bahwa


“... Proses pembelajaran dilakukan dari rumah secara daring pada satuan
pendidikan dengan menggunakan berbagai sumber belajar melalui teknologi
komunikasi, informasi dan media yang mendukung secara konsepsi memiliki
tujuan yang baik.

▪ Uraian teoritis

“.... berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan kepala SMA Negeri 17


Samarinda Dr. Abdul Rozak Fahrudin, M.Pd (2020) diperoleh gambaran
bahwa Pembelajaran Jarak Jauh dinilai belum efektif dan maksimal apabila
diterapkan pada sekolah yang infrastrukturnya belum memadai. Hal ini
dikarenakan pembelajaran jarak jauh berbasis teknologi memerlukan
pendekatan yang berbeda dalam hal perencanaan, pelaksanaan dna
evaluasinya.

▪ Pendekatan

Dalam konteks ini, pendekatan yang digunakan adalah sarana untuk


menjawab permasalahan yang diungkapkan sebagaimana terdapat dalam
pernyataaan, yakni penerapan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dinilai belum
efektif.

▪ Tujuan

Tujuan yang ingin dipaparkan adalah sebagimana yang terdapat dalam judul
tulisan bahwa perlu evaluasi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).

Anda mungkin juga menyukai