Anda di halaman 1dari 3

A.

Deskripsi Studi Kasus

Selama menjalankan tugas sebagai guru pendidikan khusus di SKh Gytha


Kyara 02 Carita Pandeglang Banten saya menemukan banyak kasus, apalagi mereka
memiliki keterbatasan yang berbeda-beda seperti keterbatasan dalam
pendengaran,penglihatan, mental, fisik, intelektual dan sebagainya sehingga dalam
proses pembelajaran peserta didik sering ditemukan macam-macam kasusnya, seperti
tidak fokus dalam pembelajaran dan rendahnya minat peserta didik belajar
membaca,menulis, mengeja dan berhitung. Terlihat ketika guru memberikan sedikit
tugas dalam bentuk tulisan (menebalkan/menyalin) terkadang mereka abaikan dan
lebih senang bernyanyi dan mengobrol dengan teman-temannya atau melakukan
kegiatan lain, dan ketika guru sedang menjelaskan materi ada yang asyik mengobrol,
bercengkrama dengan temannya, atau mengalihkan perhatiannya sehingga materi
yang di ajarkan tidak tersampaikan pada peserta didik, terlihat ketika saya bertanya
apa yang sudah kalian dengarkan atau apa yang kalian tau setelah ibu ceritakan
mereka menjawab dengan alakadarnya atau seketemunya padahal materinya sudah di
sederhanakan dan disesuaikan dengan kemampuan peserta didik.

Kasus yang saya alami penting untuk dikaji lebih dalam karena akan
berdampak pada kemampuan saya dalam melakukan evaluasi dan merencanakan
tindak lanjut pembelajaran selanjutnya. Selain itu topik ini akan membantu saya untuk
meningkatkan kompetensi pedagogik seperti kemampuan menerapkan model dan
media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik di kelas,
kompetensi manajerial yang berhubungan dengan pengelolaan kelas dan cakap digital
yang terintegrasi dengan teknologi.

B. Analisis Situasi

Situasi yang terjadi pada saat itu saya belum mendapatkan ilmu pembelajaran
diferensiasi dimana pada saat itu saya belum mengikuti pendidikan guru penggerak.
Adapun evaluasi yang saya lakukan adalah dengan melakukan asesmen awal melalui
orang tua atau wali murid untuk mendapatkan informasi tentang peserta didik seperti
hal apa yang mereka sukai dan bagaimana respon peserta didik terhadap tindakan
yang dilakukan guru model sebelumnya. Hal tersebut sangat membantu saya untuk
merancang dan merencanakan pembelajaran di esok hari.

Peran saya untuk mengatasi permasalah pada topik di atas adalah dengan
merancang,membuat dan menerapkannya. di awal pembelajaran saya bercerita
tujuannya agar peserta didik ikut menceritakan juga pengelalamannya atau peristiwa
apa yang mereka temui selama perjalanan ke sekolah. Selanjutnya saya memutarkan
musik lagu-lagu nasional,daerah,lagu anak-anak atau lagu-lagu yang sedang viral di
tiktok sambil bernyanyi bersama, setelah peserta didik terlihat nyaman dan bahagia
selanjutnya saya menyampaikan materi menggunakan slide yang berisikan gambar-
gambar yang menarik. Seperti pada pembelajaran mengenal hewan yang bertelur yang

Leli_Mahmudah Page 1
berada di lingkungan sekitar, salah satunya adalah hewan bebek sembari peserta didik
melihat gambar bebek dan menyanyikan lagu lima bebek kecil. Kemudian saya juga
memvariasikan pembelajaran dengan game interaktif melalui media powerpoint yang
disukai peserta didik yaitu melengkapi huruf yang hilang pada gambar bebek.

Adapun yang terlibat dalam perancangan dan evaluasi yang dilakukan


diantaranya adalah saya sendiri sebagai guru kelas V SDLB Tunagrahita yang
merancang dan melaksanakan pembelajaran, rekan sejawat yang membantu
melakukan observasi dan evaluasi serta membantu dalam merancang perbaikan dalam
pembelajaran, dan peserta didik yang menjadi target sasaran observasi.

Tantangan dan hambatan yang dihadapi dalam merancang dan mengevaluasi


pembelajaran pertama ialah mood (suasana hati) peserta didik yang terkadang
berubah-ubah dan tidak bisa dengan cepat teratasi membutuhkan waktu yang lama
agar peserta didik menstabilkan mood nya contohnya kita rangkul, berbicara dari hati
kehati memberikan rasa nyaman dan aman sehingga mood nya menjadi baik dan bisa
mengikuti pembelajaran bersama. Kedua yaitu peserta didik merasa bosan dan jenuh
jika terlalu lama belajar di dalam kelas, sehingga saya sebagai guru kelasnya harus
mampu memberikan variasi-variasi dalam setiap pertemuan, yang ke tiga ialah saat
melakukan refleksi diakhir pembelajaran peserta didik tidak bersemangat dan tidak
bersungguh-sungguh dalam menjawab soal refleksi sehingga guru terhambat dalam
melakukan evaluasi dikarenakan hasil refleksi tidak sesuai dengan keadaan yang
terjadi di kelas dan yang ke empat adalah membutuhkan banyak waktu karena kondisi
kelas menyesuaikan mood peserta didik.

C. Alternatif Solusi

Alternatif solusi yang saya lakukan dalam menghadapi tantangan merancang


pembelajaran yang pertama adalah dengan menerapkan pembelajaran yang saya
gunakan yaitu model pembelajaran melalui penyingkapan atau penemuan
(Discovery/Inquiry Learning) adalah memahami konsep, arti, dan hubungan melalui
proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan. Discovery terjadi bila
individu terlibat langsung terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk
menemukan beberapa konsep dan prinsip.

Model (Discovery/Inquiry Learning) bisa dilakukan secara mandiri maupun


berkelompok. Manfaat model (Discovery/Inquiry Learning) untuk meningkatkan
keaktifan, minat serta kesadaran anak dalam belajar dimana penyajian materi tidak
secara utuh dapat merangsang anak untuk mencari tahu dan mengkonstruk
pemahaman anak terhadap suatu konsep berdasarkan pengalaman belajar.

Penerapan model pembelajaran (Discovery/Inquiry Learning) ini dilengkapi


dengan sebuah media pembelajaran untuk menjadikan pembelajaran semakin

Leli_Mahmudah Page 2
menarik. Media pembelajaran yang digunakan yaitu aplikasi canva yang berperan
penting untuk menyampaikan materi. Dengan aplikasi canva kita dapat menampilkan
gambar yang dilengkapi dengan audio/suara akan menambah peserta didik
bersemangat dan fokus.

Selain itu juga saya memiliki waktu khusus dimana sebelum pembelajaran
dimulai saya harus menstabilkan mood (suasana hati) peserta didik, karena salah satu
masalah yang dimiliki peserta didik tunagrahita yaitu prilaku agresif terkadang prilaku
tersebut dapat membahayakan dirinya sendiri dan orang lain baik secara fisik maupun
psikis. Maka saya sebagai seorang guru harus lebih banyak bersabar dan belajar
berbagai tips yang dapat dilakukan untuk menangani peserta didik dengan tunagrahita
dari hal berkomunikasi dan mengetahui kebutuhan apa yang dirasa belum terpenuhi.

D. Evaluasi

Hasil yang saya dapatkan dari penerapan model (Discovery/Inquiry Learning)


pada pembelajaran adalah yang pertama proses pembelajaran di kelas menjadi
terstruktur terlihat pada antusias peserta didik dalam mengikuti pembelajaran, yang
kedua minat dan partisipasi peserta didik meningkat hal ini saya rasakan setelah
menggunakan model (Discovery/Inquiry Learning) peserta didik senang bercerita
ketika di stimulus dengan gambar pada layar mood mereka lebih mudah dikondisikan
dengan adanya slide gambar yang diiringi dengan musik, mereka terlihat lebih tertarik
untuk mengikuti pembelajaran sampai selesai.

Peningkatan yang saya rasakan adalah peserta didik sangat bersemangat ketika
sampai di kelas, moodnya lebih banyak stabil dan dapat di ajak kerja sama selama
proses pembelajaran di dalam kelas, hal ini saya rasakan ketika peserta didik saya
ajarkan dengan berbagai media yang dilengkapi dengan powerpoint atau canva yang
materinya selalu dilengkapi dengan gambar dan musik mereka lebih cepat merespon
dan suasana belajar menjadi lebih aktif. selain itu juga peserta didik lebih percaya diri
untuk ikut mengoprasikan laptop/gadget dalam proses pembelajaran.

Leli_Mahmudah Page 3

Anda mungkin juga menyukai