Berpindah dari zona nyaman tentu akan mengusik kenyamanan kita. Olehnya, pada
awal saya menerapkan perubahan sebagai implementasi dari apa saya telah pelajari, saya
merasa canggung, kaku, sedikit bingung. Namun, seiring berjalannya waktu, alhamdulillah
saya pun mulai merasa 'comfortable' atau nyaman dengan hal baru ini. Saya merasa
menemukam sesuatu hal baru lagi dalam hidup, karena saya menjadi lebih peka dalam menilai
perasaan manusia. Lebih peka dengan masalah-masalah yang dihadapi siswa ataupun teman
sejawat.
a. Menggunakan sosial media yang saat ini lebih mereka sukai, namun tetap
mempertahankan nilai-niai sosial budaya mereka dan mensinkronkan dengan materi
yang ada. Terkadang perlu juga mendidik mereka pada saat jam pembelajaran agar
budi pekerti mereka lebih berkembang dan sesuai dengan lingkungannya.
b. Membuat pemetaan sederhana mengenai kepribadian para murid.
c. Meminta pendapat mereka mengenai apa-apa yang menyenangkan dan apa-apa yang
berpotensi melemahkan mood mereka dalam belajar.
d. Merancang pembelajaran kontekstual yang berpihak pada anak.
e. Berkolaborasi dengan rekan guru dan semua elemen sekolah untuk mendapatkan hasil
belajar yang optimal.
b. Memberikan ruang dan peran yang lebih besar kepada murid, sehingga semua menjadi
subjek pembelajaran.
c. Memulai untuk menerapkan nilai luhur reflektif, dengan membuat refleksi pada setiap
selesai suatu pembelejaran, ataupun kegiatan-kegiatan yang lain..
Testimoni Siswa
"Saya merasa bahwa pembelajaran sekarang lebih enjoyable, kami merasa diberi ruang
yang luas dan menyenangkan untuk berekspresi pada saat kegiatan pembelajaran di dalam
kelas" (Dimas Arfiantara)