Anda di halaman 1dari 6

NASKAH

PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI

Oleh :

DIAN KARTIKASARI, S.Pd

KELOMPOK BERMAIN ULUL ALBAB

Jl. H. ABAS IBRAHIM JAJAR UTARA KEPUH KEMBENG PETERONGAN

JOMBANG JAWA TIMUR

NPSN:69876174
NASKAH

PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI

SITUASI

Kurikulum Merdeka diharapkan dapat mengubah pembelajarana yang dianggap


kurang efektif. Salah satu konsep pembelajaran yang dianggap efektif, yaitu pembelajaran
berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi memberi keleluasaan dan kemampuan
mengakomodasi kebutuhan peserta didik untuk meningkatkan potensi dirinya sesuai dengan
kesiapan belajar, minat, dan profil belajar peserta didik yang berbeda-beda. Dengan
pembelajaran itu, guru hendaknya menjadi fasilitator yang berorientasi kepada pemenuhan
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa,

Konsep pembelajaran yang mengakomodasi kanekaragaman kondisi peserta didik sebenamya


juga telah menjadi perhatian pedagogis sejak lama. Konsep itu menyatakan tiap peserta didik
itu unik, karena tidak ada yang sama persis dalam segala kondisi. Semua peserta didik
berbeda baik dalam kondisi fisik maupun psikisnya. Begitu pula di dalam pedagogis juga
selalu ditekankan, peserta didik memiliki ciri individual yang membedakan antara peserta
didik satu dan yang lain. Guru perlu memahami ciri-ciri Individual peserta didik ini agar
dalam mengajar dapat menye suaikan dengan ciri-ciri individual itu.

Walaupun keanekaragaman poserta didik di kelas telah disadari dalam pedagogis sejak lama,
dalam proses belajaran sesuai dengan pencapaian mengajar selama ini, perhatian terhadap
kondisi itu belum maksimal. Sistem pembelajaran klasikal dengan seorang guru menghadapi
sekitar 30 siswa, kurang bisa mangakomodasi keberagaman tersebut. Begitu pula, sistem
kurikulum yang padat materi membuat perhatian guru lebih fokus pada strategi penyampaian
materi pelajaran kepada siswa. Indikator keberhasilan guru terletak pada penyelesaian target
kurikulum dengan nilal peserta didik turtas.

KB ULUL ALBAB merupakan tempat saya mengajar, sebagai guru tentunya banyak
hambatan dan rintangan dalam menjalankan tugas, dalam rangka peningkatan mutu dan
kualitas peserta didik. Sekolah belum mempercayai peserta didik dapat menentukan sendiri
pembelajara yang sesuai dengan kesiapan, minat, dan gaya belajarnya. Dengan memberikan
kebebasan dan keberanekaragaman dalam proses belajar peserta didik, diharapkan peserta
didik dapat menjadi pelajar mandiri yang dapat memonitor perkembangannya dan
merefleksikan pembelajaran berdasarkan pemahaman konsep dan penguasaan
keterampilannya.

Pembelajaran yang dilakukan setiap harinya monoton dan hampir sama dengan
kegiatan sebelum-sebelumnya, sehingga peserta didik terlihat tidak tertarik terhadap
pembelajaran yang disajikan. Hal itu yang menjadi latar belakang saya melakukan inovasi
pembelajaran, sehingga terinspirasi untuk melakukan pembelajaran berdiferensiasi.
Pengertian pembelajaran berdiferensiasi menurut pakar yaitu adalah upaya untuk
membiasakan metode pembelajaran di kelas untuk memenuhi keinginan belajar individu tiap
murid ( Tomlinson, 2001). Dengan begitu, pembelajaran berdiferensiasi merupakan
pembelajaran yang berfokus pada anak, pembelajaran yang memberi kebebasan pada anak
didik untuk menaikkan kemampuan dirinya sesuai dengan kesiapan belajar, minat serta profil
belajar murid.

Praktik pembelajaran berdiferensiasi ini penting dilakukan untuk meningkatkan


pembelajaran yang lebih terbarukan, sehingga peserta didik lebih tertarik dan bersemangat
melakukan kegiatan belajar setiap harinya. Selain itu praktik pembelajaran ini sebagai
motivasi untuk pendidik lainnya agar melakukan pembelajaran berdiferensiasi. Praktik ini
memberikan gambaran untuk para pendidik, bagaimana pembelajaran berdiferensiasi
dilakukan sehingga jelas maksud dari praktik ini dilakukan.

TANTANGAN

Melihat situasi dan kondisi tentunya sebagai pendidik saya mempunyai tanggung
jawab dalam menangani masalah ini serta mencari solusi dalam rangka perbaikan yang lebih
baik. Konsep pembelajaran berdiferensiasi merupakan konsep yang bagus dan ideal, tapi
menjadi tantangan guru untuk kreatif. Dengan pembelajaran itu, potensi peserta didik
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, karakteristik, dan tingkat pencapaiannya. Namun
untuk mencapai pembelajaran yang sesuai dengan konsep itu, guru harus berjuang menjadi
fasilitator andal.

Pertama, guru harus mengetahui berbagai karakteristik peserta didik. Pengetahuan


guru tentang kondisi keberagaman siswa menjadi dasar untuk merancang pembelajaran,
sehingga sesuai dengan keadaan keberagaman peserta didik tersebut. Guru perlu meluangkan
waktu yang cukup dalam menyusun rancangan pembelajaran. Kedua, guru perlu menyusun
asesmen diagnostik dan formatif pada awal pembelajaran. Asesmen diagnostik dilaksanakan
untuk mengetahui keberagaman peserta didik. Adapun asesmen formatif pada awal
pembelajaran untuk mengetahui tingkat pencapaian peserta didik. Dengan demikian, guru
dapat merancang pembela kompetensi tiap peserta didik. Ketiga, guru perlu menggunakan
multimetode, multimedia, dan multisumber. Panerapan metode, media dan sumber belajar
yang bervariasi dapat mangakomodasi berbagai tipe belajar poberta didik baik tipe visual,
auditon maupun kinestetik. Penerapan pembelajaran berdiferensiasi menjadi harapan
perbaikan pembelajaran agar setiap peserta didik dapat tumbuh dan kembang secara optimal.
Namun untuk mewujudkannya perlu perjuangan dan kerja keras guru.

Implementasi dari pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi ini tidaklah mudah,


karena guru harus mampu menyiapkan beragam materi pembelajaran sekaligus instrumen
penilaiannya. Meski demikian, bagi peserta didik, penerapan pembelajaran berdiferensiasi
juga bisa sangat menguntungkan karena membuat siswa bisa lebih mampu memaksimalkan
potensi yang ada pada diri tiap siswa khususnya pada siswa dengan kebutuhan khusus yang
memiliki karakter pembelajaran yang sedikit berbeda dengan siswa lainnya. Selain itu,
penerapan pembelajaran berdiferensiasi ini juga memicu siswa untuk bersikap lebih aktif
karena guru sama sekali tidak memberikan batasan bahan dasar pembelajaran, proses hingga
produk yang akan dihasilkan oleh tiap siswa.

Di sisi lain, pembelajaran berdiferensiasi juga akan membuat siswa semakin giat dalam
pembelajaran karena mereka mengalami sekaligus terjun langsung terhadap proses
pembelajaran yang sedang mereka pelajari. Namun, di balik kebebasan siswa tersebut, guru
juga tetap harus melakukan kontrol dan memberikan tugas melalui lembar kerja yang sama
pada tiap siswa di dalam ruang kelas.

AKSI

Pembelajaran berdiferensiasi yang saya lakukan mengambil tema alam semesta, dan
sub tema gejala alam hujan. Hujan yang turun membuat keadaan sekitar menjadi lembab
sehingga banyak siput atau bekecot yang keluar dari tempat persembunyiannya.

Pembelajaran yang saya sedian antara lain:


 Ekosistem siput/bekecot

Ekosistem siput/bekecot yang saya sediakan berisikan bekecot kecil dan besar, serta
daun sebagai makanannya. Disitu peserta didik dapat mengeksplorasi tekstur dari bekecot,
cangkang yang keras dan badan yang lunak. Peserta didik juga bisa mengetahui ukuran besar
dan kecil serta mengurutkannyan dari yang terkecil ke yang terbesar. Mereka juga mengamati
bagaimana cara bekicot berjalan, dengan cepat atau lambat.

 Musik suara geluduk dan hujan

Alat music yang disediakan yaitu gendang, rebana, dan botol bekas air mineral yang
diisi jagung. Dari sini peserta didik dapat membuat suara hujan dari botol yang berisi jagung
kemudian digerak-gerakkan bunyinya menyerupai hujan. Sedangkan suara gendang dan
rebanah yang dipukul suaranya menyerupai geluduk. Peserta didik bisa membedakan alat
music dengan bunyi yang berbeda beda.

 Keaksaraan

Dikeaksaraan saya menyediakan pasir kinetic beserta cangkang siput yang sudah tidak
ada penghuninya dan batu karang kecil yang dibawa dari pantai. Rumah siput dan karang
kecil ditata diatas siput sehingga membentuk huruf yang diinginka, tidak hanya itu di
permainan pembangunan peserta didik juga banyak yang melakukan pembangunan dengan
mencetak pasir kinetic dengan cetakan yang disediakan sehingga menjadi rumah siput.

 Pojok pengaman

Pojok pengaman yang disediakan berupa kertas kosong, krayon dan pasta, hal ini
dilakukan untuk memberi ruang bagi anak yang suka bermain dengan warna dan kertas.
Karena ada sebagian anak yang memiliki kegemaran tersebut.

REFLEKSI

Pembelajaran berdiferensiasi memberikan dampak besar terhadap minat belajar


peserta didik sehingga merekan merasakan kegembiraan dalam proses belajar mengajar.
Peserta didik terlihat lebih antusias untuk melakukan pembelajaran. Adanya keberagaman
dan kebebasan untuk memilih permainan menciptakan hal-hal baru yang dapat dipelajari
peserta didik.
Adapun kekurangan dari pembelajaran ini adalah guru kurang maksimal dalam
melakukan pendampingan dan pengamatan, sehingga penilaian yang diberikan kurang valid.
Dibalik semua kelebihan dan kekurangannya, anak-anak tetap merasa senang saat mereka
melakukan kegiatan bermain dan belajar tersebut.

Jadi kesimpulannya pembelajaran berdiferensiasi cocok dilakukan untuk masa


sekarang, mengingat zaman sekarang perkembangan anak begitu cepat dengan minat, bakat
dan cara belajar yang berbeda. Dengan pembelajaran ini anak bebas mengembangkan potensi
yang ada dalam dirinya, sehingga mereka memiliki pengalaman pembelajaran yang berkesan
dan menyenangkan.

Anda mungkin juga menyukai