Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS KETERAMPILAN GURU SEJARAH DALAM MENGADAKAN

VARIASI PEMBELAJARAN DI SMAN 10 PONTIANAK

Beny Rusdy, Junaidi H. Matsum, Ika Rahmatika Chalimi


Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Untan Pontianak
Email: benyrusdy25@gmail.com

Abstract
The aims in this research is to know skills of history teacher in learning
variation practice on SMAN 10 Pontianak. The method in this research was
descriptive. The form of research was case studies. A source of data in this
research was history teacher, representatives of students, and school principals
in SMAN 10 Pontianak. The collecting of data on this research used
observation, interview, and documenter. The analysis in this research was apply
interactive model which the stages data reduction, data display, and conlusion
drawing. The result of this research is (1) Teaching style variation have been
very good. (2) Teaching the pattern of interaction variation still dissatisfactory
because unsuitable with learning variation aspects. (3) Teacher applying the
tools learning variation of second teachers is still not maximum using visual
media. The conlusion is learning variation that applying still dissatisfactory
so that there are some aspects not use in history learning

Keywords: History Learning, Learning Variation, Teacher

PENDAHULUAN kedewasaan kemudian guru sebaiknya lebih


Dengan adanya pendidikan, seseorang profesional dalam mengajar dikelas. Bahkan
bisa mengembangkan potensi yang ada pada mengajar itu dapat dilakukan pula pada
dirinya sehingga potensi tersebut dapat sekelompok Peserta didik diluar kelas atau
dimanfaatkan agar menjadikan manusia lebih dimana saja.
baikkedepanya. Selain itu pendidikan Permasalahan pembelajaran sudah
merupakan sarana untuk menambah menjadi polemik yang masih di cari solusinya
pengetahuan kita akan kehidupan ini. Satu sampai sekarang sesuai dengan perkembangan
diantaranya indikator yang menunjang zaman. Pengertian mengajar mengalami
keberhasilan pendidikan adalah proses dalam perubahan, bahkan hingga dewasa ini belum
pembelajaran tersebut. Proses pembelajaran ada defenisi yang tepat bagi semua pihak
atau dikenal dengan istilah kegiatan belajar mengenai mengajar itu. Menurut Slameto
mengajar merupakan inti dari kegiatan (2015:33) “mengajar adalah aktivis profesional
pendidikan disekolah, yang ada didalamnya yang rumit dikerjakan, dalam prosesnya.
terjadi interaksi antara berbagai komponen Termuat kesimpulan-kesimpulan umum yang
pengajaran yang terdiri dari guru, Peserta didik tidak efisien, keberhasilan dan kejatuhanya
dan materi pelajaran. Artinya peran suatu belum jelas, dan sulit di ketahui juga
proses pembelajaran sangat membantu dalam berlangsungnya teknik belajar yang kurang
menunjang hasil belajar dan ketercapian baik untuk di paparkan”.
terhadap tujuan pendidikan. Dalam pendidikan khususnya dalam
Mengajar adalah tugas yang sangat mulia proses pembelajaran ada istilah keterampilan
namun sangat susah dikerjakan oleh guru. dasar mengajar (general teaching skills),
Dalam mengajar guru berhadapan dengan keterampilan merupakan kemampuan yang
sekolompok peserta didik yang memerlukan dimiliki sedangkan ketrampilan dasar
bimbingan, dan pembinaan untuk menuju mengajar merupakan satu krakteristik umum

2
dari seorang yang berhubungan dengan sehingga dalam proses belajar mengajar yang
pengetahuan dan keterampilan yang dilakukan oleh guru tidak terlalu
diwujudkan melalui tindakan. Ketika guru memerhatikan keterampilan mengajar,
menguasai keterampilan mengajar khususnya Terkhusus keterampilan mengadakan variasi
keterampilan mengadakan variasi pembelajaran kemudian dalam hal variasi
pembelajaran diharapkan proses pembelajaran mengajar ini tentunya banyak kendala yang di
semangkin efektif dan menjadi bermakna serta hadapi oleh guru apalagi dalam variasi media
guru menjadi lebih profesional lagi dalam pembelajaran tentunya ketersediaan sumber
mengemban tugasnya. Dengan menguasai belajar harus memadai seperti laboratorium
keterampilan mengajar diharapkan seorang sejarah hal ini berdampak pada metode yang
guru dapat mendorong peserta didik lebih aktif digunakan pun menoton dengan alasan
selama proses pembelajaran berlangsung. berbagai kendala dilapangan yang tidak
Peserta didik lebih berprilaku positif memungkinkan efektifnya guru dalam
mengurangi prilaku negatif, mendorong melaksanakan kegiatan belajar mengajar
peserta didik agar termotivasi saat proses sehingga respon Peserta didik juga kurang
belajar mengajar serta mampu mengurangi minat dan antusias dalam belajar sejarah di
kejenuhan dalam belajar. karenakan belajar sejarah sifatnya
Menurut Rusman (2014:85)” Variasi menceritakan kembali perisriwa yang telah
dalam proses pembelajaran berguna untuk terjadi
mengurangi kobosanan peserta didik dalam Hasil observasi oleh peneliti, ketika guru
proses pembelajaran yang sifatnya menoton, sejarah mengajar dalam proses belajar
sehinga dengan adanya variasi pembelajaran mengajar guru kurang memberi variasi ketika
lebih kreatif dan optimal”. Majid (2013: 262) menjelaskan materi bahkan terlihat menoton
“Dengan mengadakan variasi agar proses dalam penggunaan media, metode, serta model
belajar tidak jenuh dan menyesuaikan yang digunakan, hal ini berdampak kepada
krateristik peserta didik yang berbeda-beda peserta didik yang tidak antusias dalam belajar
cara belajar dan menangkap pembelajaran” bahkan ada yang tertidur, apalagi menyangkut
Dengan menguasai keterampilan pembelajaran seajarah yang kita ketahui perlu
mengajar khususnya keterampilan adanya variasi ketika menjelaskan agar Peserta
mengadakan variasi pembelajaran guru didik tertarik, guru hanya terfokus kepada satu
seharusnya mampu mengontrol kelas dengan metode saja tidak adanya kombinasi dan
baik dan mampu mengkondisikan kelas dengan variasi terkait gaya mengajar, media maupun
baik, seperti yang kita ketahui belajar sejarah sumber belajar yang gunakan.
itu sangat membosan ketika seorang guru Guru masih kurang menerapkan
kurang terampil maka sangat berdampak pada indikator-indikator variasi pembelajaran,
proses pembelajaran yang berlangsung, seharusnya guru wajib menerapkan indikator-
sehingga sangat di butuhkan keterampilan indikator keterampilan mengadakan variasi
mengadakan variasi pembelajaran agar guru pembelajaran saat mengaja sehingga lebih
lebih baik dalam menngunakan metode, media profesional dalam proses pengajaran sejarah.
serta sumber belajar yang ada karena Dengan adanya permasalahan di atas maka
harapannya proses pembelajaran yang penulis tertarik untuk meneliti tentang
dilakukan guru semangkin kreatif dan menarik “Analisis Keterampilan Guru Sejarah Dalam
sehingga proses pembelajaran tercapai dengan Mengadakan Variasi Pembelajaran di SMAN
baik. 10 Pontianak”.
Berdasarkan observasi dan wawancara
yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 19- METODE PENELITIAN
21 Agustus 2019 proses belajar pembelajaran Nawawi (2015:66-99) mengatakan
sejarah yang ada di SMAN 10 Pontianak, Hasil bahwa, ada beberapa metode yang di gunakan
wawancara kepada guru sejarah, guru sejarah dalam penelitian ilmiah, yaitu : metode
kurang memahami keterampilan mengajar Filosofis, metode deskriptif, metode historis,

3
dan metode Eksperimen. Berdasarkan Maulidya siswi kelas XI IPS 2, dan Rangga
permasalah yang di teliti oleh peneliti, maka siswa kelas X IPA 1.
metode yang digunakan adalah metode maka domuntasi dalam penelitian ini
Deskriptif. Berdasarkan pengertian di atas beruapa foto-foto obsrvasi langsung yang
peneliti memaparkan dan mendeskrifsikan dilakukan pada guru sejarah yang sedang
keadaan serta fakta-fakta yang ada. Terkait melakukan pembelajaran yaitu Bapak Rikaz
tentang keterampilan mengadakan variasi Prabowo, MH dan Ibu Fitri Annisa, S.Pd dan
pembelajaran di SMAN 10 Pontianak. foto-foto hasil wawancara kepada Bapak
penelitian ini berbentuk kualitatif deskriptif. Sukran, S.Pd,M.Si selaku kepala sekolah, serta
dengan metode atau pendekatan dengan study anggelmandus Vitto JS siswa kelas XII IPS 3,
kasus (case study). Penelitian ini berpusat Siti Jamilah siswi Kelas XII IPS 1, Muhammad
kesuatu obyek sebagai suatu kasus.. Penelitian Dafi Nazrullah siswa kelas XI IPA 2, Meivera
ini membahas masalah tentang keterampilan Maulidya siswi kelas XI IPS 2, dan Rangga
mengadakan variasi pembelajaran di SMAN siswa kelas X IPA 1.untuk dijadikan alat bukti
10 Pontianak. penelitian.
Menurut Sugiyono (2009: 129) Alat pengumpul data merupakan catatan
mengatakan bahwa “Observasi langsung yang berisi komponen-komponen varisi
adalah pengamatan yang dilakasanakan secara pembelajaran yang gunakan peneliti untuk
langsung terhadap pemasalahan dan objek mengumpulkan data dalam bentuk observasi
yang diteliti”. Dapat disimpulkan bahwa kepada guru yaitu Bapak Rikaz Prabowo, MH
observasi langsung adalah pengumpulan data dan Ibu Fitri Annisa S.Pd
dengan cara melihat langsung suatu objek. Dalam penelitian ini peneliti meyiapkan
Peneliti menggunakan panduan observasi masing-masing 16 butir pertanyaan tentang
sebagai alat observasi langsung ke guru sejarah variasi pembelajaran sejarah di SMAN 10
yaitu Bapak Rikaz, SH dan Ibu Fitri Annisa, Pontianak yang di tanyakan kepada siswa dan
S.Pd yang mengajar di SMAN 10 Pontianak guru mata pelajaran sejarah serta 10 pertanyaan
Wawancara merupakan kegiatan tanya di tanyakan kepada kepala sekolah yang
jaawab dua orang secara langsung antara menyangkut permasalahan kinerja guru sejarah
pewawancara dan reponden untuk dalam mengajar
mendapatkan data yang dininginkan (Susanto, sebagai alat pengumpul data adalah
2006: 128). Leb ih lanjut Sugiyono (2015: 320) dokumen atau arsip yang digunakan sumber
mengatakan bahwa “Tujuan dari wawancara belajar, lampiran wawancara dan observasi
semacam ini adalah untuk menggali untuk memperkuat hasil peneltian dan foto
permasalahan dengan cara terbuka dan dokumentasi penelitian berguna sebagai
transparan”. penguat dan penunjang hasil wawancara dan
Proses wawancara ini dilakukan dengan observasi. Dokumentasi yang diambil
pertanyaan apa adanya dari jawaban responden menggunakan smartphone berupa foto-foto
dan bertuju pada informasi yang diinginkan. penelitian dan hasil observasi.
Wawancara dilakukan dengan mengalir dan . Analisis data dalam sebuah penelitian
sesuai pedoman dan tertuju pada informasi apa bagian terpenting dalam proses penelitian
yang di inginkan. Dengan cara ini diharapkan karena dengan analisis inilah data ini akan
dapat memperoleh data sesuai realita dan fakta tampak manfaatnya, terutama dalam
(Sutopo, 2006: 69). Pihak yang diwawancarai memecahkan masalah penelitian dan mencapai
adalah Bapak Sukran, S.Pd,M.Si selaku kepala tujuan akhir penelitian (Mahmud, 2011: 189).
sekolah, Rikaz Prabowo, SH guru mata Analisis data yang diterapkan dalam penelitian
pelajaran sejarah peminatan, Fitri Annisa S.Pd ini ialah deskriptif kualitatif. Data yang
guru mata pelajaran sejarah Indonesia serta diperoleh dari hasil observasi, hasil pengkajian
anggelmandus Vitto JS siswa kelas XII IPS 3, dan wawancara diuraikan dan dimaknai secara
Siti Jamilah siswi Kelas XII IPS 1, Muhammad kualitatif.
Dafi Nazrullah siswa kelas XI IPA 2, Meivera

4
Berdasarkan pendapat tersebut maka tanggal 18-21 November 2019 di kelas XI IPS
ditarik kesimpulan proses analisis data adalah 1, XI IPS 2, XII IPS 1, dan XII IPS 2 dan
penusunan data dan di identifikasi data yang di Observasi yang dilakukan kepada Bu FA juga
dapat dari hasil wawancara, observasi dan sebanyak empat kali yaitu pada tanggal
dokumentasi, kemudian dikaji lebih mendalam 18,19,21,22 November 2019 dikelas X IPA 1,
sehingga menjadi sebuah kesimpulan. XI IPS 1, X IPA 3, dan X IPS 2. Adapun variasi
Data dalam penelitian yang jumlahnya gaya mengajar yang diterapkan oleh Pak RP
terlalu banyak, maka perlu dicatat dengan Prabowo S.Pd, MH selaku guru sejarah
rinci. Semakin banyak observasi yang peminatan dan Bu FA selaku guru sejarah
dilakukan peneliti ke lapangan, maka jumlah Indonesia sebagai berikut:
data yang di proleh semakin banyak. Dengan 1)Variasi suara pada saat proses
demikian perlu adanya analisis data pembelajaran yang dilakukan oleh Pak RP
menggunakan reduksi data. Reduksi data volume suara beliau sudah cukup lantang
merupakan proses memilih data yang penting sehingga bisa terdengar sampai barisan
saja. Dengan demikian, data yang telah belakang. Hal ini dibuktikan ketika peneliti
direduksi akan memberikan gambaran yang duduk di kursi peserta didik barisan belakang
lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk suara beliau sangat jelas didengar. Namun
melakukan pengumpulan data selanjutnya dan dengan suara yang lantang, beliau juga terdapat
mencarinya bila diperlukan. kekurangan yaitu dari segi penekanan dan
Displey data dapat disajikan dalam pengulangan kata tertentu yang wajib peserta
bentuk tabel, grafik, dan phie card, pictogram didik pahami, misalnya tanggal kejadian,
dan sejenisnya. Melalui penyajian data tokoh, tempat kejadian, dan sebagainya. Hal ini
tersebut, maka data terorganisasikan, tersusun dilakukan hampir di setiap pertemuan.
dalam pola hubungan, sehingga data tersebut Berbekal dengan suara yang lantang
mudah untuk dipahami. Dalam penelitian dalam kegiatan pembelajaran Pak RP terlihat
kualitatif, penyajian data dilakukan dalam lancar dan tidak kaku dalam penyampian
bentuk uraian singkat, bagan hubungan antar materinya, hal ini dibuktikan oleh peneliti pada
kategori, flowchart, dan sejenisnya. saat observasi beliau jarang sekali melihat teks
Untuk proses sealanjutnya dalam Power Point yang ada ditampilkan di papan
penelitian kualitatif adalah menarik tulis dan isi Power Point hanya poin-poin
kesimpulan dan veifikasi. Kesimpulan awal penting saja. Beliau lebih banyak menjelaskan
yang masih berifat sementara akan berubah materi dengan ceramah untuk menarik
bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat perhatian peserta didik agar lebih fokus kepada
untuk mendukung pada tahap pengumpulan dat beliau.
berikutnya. Kesimpulan yang dikemukakan Selain melakukan observasi, peneliti
pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti juga melakukan wawancara kepada peserta
yang valid dan konsisten dan peneliti kembali didik untuk mendukung hasil observasi yang
ke lapangan mengumpulkan data, maka dilakukan. Wawancara dilakukan kepada 3
kesimpulan yang dikemukakan merupakan orang peserta didik yaitu Siti Jamilah kelas XII
kesimpulan yang kredibel. IPS 1, Anggelmandus Vitto J.S kelas XII IPS 3
dan Meivera Maulidya kelas XI IPS 2
HASIL PENELITIAN DAN (wawancara 21 November 2019) ketiga peserta
PEMBAHASAN didik menyatakan hal yang serupa bahwa
Hasil PenelitianVariasi gaya mengajar proses pembelajaran yang dilakukan Pak RP
pada pembelajaran sejarah di SMAN 10 terkait volume suara saat menjelaskan sudah
Pontianak cukup keras dan baik intonasinya.
Penerapan variasi gaya mengajar oleh Proses pembelajaran yang dilakukan
guru sejarah di SMAN 10 yaitu Pak RP selaku oleh Bu FA sedikit berbeda dengan yang
guru sejarah peminatan dan Bu FA selaku guru dilakukan Pak RP karena volume suara beliau
sejarah wajib. Observasi yang dilakukan cenderung lebih pelan tidak seperti Pak RP
kepada Pak RP sebanyak empat kali pada

5
dengan suara yang lantang. Hal ini buktikan kelompok sehingga Bu FA jarang menjelaskan
peneliti dari hasil empat kali observasi materi secara keseluruhan. Pada saat diskusi
terhadap Bu Fitrinnisa, S.Pd bahwa volume kelompok mengingatkan peserta didik untuk
suara beliau kurang keras walaupun tidak fokus mendengarkan dan mencatat poin-poin
terlalu keras suara beliau masih terdengar di yang di sampaikan pemateri. Hal itu dilakukan
kursi barisan belakang peserta didik. agar peserta didik lebih aktif dalam kegiatan
Kemudian dalam menjelaskan materi beliau diskusi.
selalu melakukan penekanan pada kata-kata Membuat kesenyapan sejenak Ketika
tertentu dan selalu memerhatikan intonasi dalam penyampaian materi di setiap
suara agar peserta didik dapat memahami kata pertemuannya Pak RP sering sekali membuat
yang di ucapkan dengan tegas oleh Bu FA kesenyapan sejenak ketika selesai
dengan penguasaan materi yang bagus bu fitri menyampaikan materi yang tujuannya untuk
terlihat sangat lancar dalam menjelaskan memberi waktu peserta didik bepikir dan
materi-materi yang diajarkan hampir di setiap memahami materi yang di jelaskan serta
pertemuan. memberi kesempatan peserta didik untuk
Peneliti melakukan wawancara kepada 2 bertanya. Sejalan dengan hasil wawancara
orang Peserta didik yaitu Rangga kelas X IPA dengan Pak RP (wawancara tanggal 22
1 dan Muhammad Dhafi kelas XI IPA 2. November 2019) mengatakan sering sekali
Wawancara tersebut bertujuan ntuk saya lakukan agar peserta didik tetap fokus dan
mengetahui respon peserta didik terhadap konsentrasi.
variasi suara guru dalam mengajar (wawancara Terkait dengan melakukan diam sejenak
tanggal 22 November 2019) hasil wawancara yang dilakukan oleh Bu FA sudah terlaksana
kedua peserta didik mengatakan bahwa untuk dengan baik disetiap pertemuan. Beliau selalu
intonasi dan volume suara sudah cukup baik membuat kediaman sejenak guna
namun terdengar sedikit pelan. mengkondisikan peserta didik agar tidak ribut
Memusatkan perhatian Strategi Pak RP serta memberi waktu peserta didik untuk
dalam proses pembelajaran untuk memusatkan berfikir dan bertanya ketika terdapat
perhatian peserta didik dilakukan secara lisan penyampaian yang kurang dipahami oleh
seperti kalimat” anak-anak fokus dulu kedepan Peserta didik. Dari hasil wawancara Bu FA
silahkan di catat yang penting-pentingnya (wawancara tanggal 22 November 2019)
saja”. Berbekal suara yang lantang sehingga mengatakan
peserta didik dapat mendengar dengan jelas “iya, hal itu sering saya lakukan apalagi
apa yang disampaikan oleh Pak RP. hal ini setelah menjelaskan materi agak susah, agar
sering beliau lakukan hampir disetiap peserta didik dapat berpikir untuk memahami
pertemuan. materi tersebut, dan bertanya apabila
Untuk mendukung data observasi penjelasan kurang dipahami”.
peneliti melakukan wawancara kepada 3 orang Mengadakan kontak Seorang guru pada
Peserta didik yaitu Siti Jamilah kelas XII IPS umumnya sangat penting untuk melakukan
1, Anggelmandus Vitto J.S kelas XII IPS 3 dan kontak pandang dengan peserta didik agar
Meivera Maulidya kelas XI IPS 2 (wawancara dapat memperhatikan tingkah laku yang
21 November 2019). Ketiga peserta didik dilakukan peserta didik pada proses
tersebut menyatakan bahwa Pak RP selalu pembelajaran. Hal ini tentu dilakukan juga oleh
menegur kami untuk fokus sebentar Pak RP disetiap proses pembelajaran kepada
mendengar apa yang akan beliau sampaikan seluruh peserta didik tanpa terkecuali, sehingga
sehingga apa yang beliau sampaikan terdengar peserta didik merasa di perhatikan. Apabila ada
dengan jelas. peserta didik yang tidak fokus dalam
Hal yang sama juga dilakukan Bu FA pembelajaran misalnya tertidur Pak RP hanya
memiliki dalam pemusatan perhatian, yaitu melakukan teguran dengan memanggil nama
dengan lisan. Proses pembelajaran yang peserta didik tersebut tanpa menyentuh beliau.
dilakukan oleh bu fitri yaitu dengan diskusi Hal ini buktikan dengan empat kali pertemuan

6
yang diikuti oleh peneliti beliau tidak pernah J.S kelas XII IPS 3 Anggelmandus Vitto J.S
menegur Peserta didik menggunakan dengan kelas XII IPS 3 2 (wawancara tanggal 21
sentuhan. Dari hasil wawancara dengan Pak November 2019) mengatakan Pak RP megajar
RP (wawancara tanggal 22 November 2019) dengan santai dan asik, selalu semangat dalam
mengatakan harus melakukan interaksi ke menyampaikan materi sejarah.
semua peserta didik agar tidak ada lagi yang Berbeda dari yang Pak RP lakukan
sibuk sendiri apalagi di barisan belakang yang dalam hal variasi gerakan dan mimik muka Bu
kadang sibuk sendiri. Fitri memberikan gerakan mengangguk ketika
Hal yang sama juga dilakukan oleh Bu peserta didik menjawab benar dan
FA dengan selalu menegur peserta didik yang menggelengkan kepala jika peserta didik salah
sedang tidak fokus. Apabila ada peserta didik menjawab. Dalam setiap pertemuanya beliau
yang tertidur beliau juga menegur peserta didik selalu memasang wajah yang semangat dan
tersebut dengan meminta teman sebangkunya selalu tersenyum agar peserta didik termotivasi
untuk membangunkan peserta didik yang semangat untuk belajar. Berdasarkan hasil
tertidur. Ketika ada yang bertanya langsung wawancara kepada Muhammad dhafi kelas XI
beliau respon dan tanggapi, biasanya juga IPA 2 (wawancara tanggal 21 November 2019)
diberi kesempatan Peserta didik yang lain dulu mengatakan Ibu Fitri selalu semangat
untuk menjawab apabila tidak ada yang mau walaupun dengan kondisi hamil.
menjawab baru dijawab oleh beliau. Hasil Mengubah posisi dengan bergerak Saat
wawancara yang dilakukan kepada Bu FA menjelaskan materi Pak RP tidak
(wawancara tanggal 21 November 2019) memanfaatkan keseluruhan ruangan kelas,
mengatakan selalu memusatkan perhatian beliau hanya memanfaatkan lorong bagian
kepada peserta didik dan di beri kuis agar depan antara meja guru dengan bangku peserta
mereka lebih fokus pada saat penjelasan. didik, sehingga beliau jarang sekali berjalan ke
Peneliti juga melakukan wawancara kepada barisan belakang. Hal itu dilakukan karena Pak
peserta didik yang diajar oleh Pak RP dan Bu RP mengajar menggunakan Power Point tanpa
FA dari hasil wawancara kepada meivera menggunakan remote power point. Sehingga,
mualidya kelas XII IPS 2 (wawancara tanggal beliau harus dekat leptop untuk memindahkan
21 November 2019) mengatakan untuk kedua slide power point tersebut.Dari hasil
guru sama, semua siswa di perhatikan yang wawancara kepada 3 orang Peserta didik yaitu
kemudian ketika ada teman kami yang tertidur Siti Jamilah kelas XII IPS 1, Anggelmandus
beliau suruh teman sebangkunya yang Vitto J.S kelas XII IPS 3 dan Meivera
bangunkan. Maulidya kelas XI IPS 2 (wawancara 21
Variasi gerakan badan dan mimik Pak RP November 2019) menyatakan bahwa Pak RP
di setiap pertemuanya selalu memasang wajah terkait mengubah posisi dengan bergerak
yang semangat dan tersenyum untuk membuat sudah cukup baik, namun untuk posisi gerak
situasi belajar lebih menyenangkan. Serta Pak RP masih jarang sekali berjalan kebarisan
memberikan applause kepada peserta didik belakang ruangan kelas.
yang berani menjawab pertanyaan yang di Sedangkan yang dilakukan Bu FA
ajukan beliau baik itu jawabannya benar mengubah posisi dengan bergerak sangat
maupun salah. Kadang beliau memberi jempol jarang sekali bergerak aktif dikarenakan
kepada peserta didik yang menjawab benar dan kondisi beliau sedang hamil. Hampir di setiap
kepada peserta didik menjawab salah juga pertemuanya beliau hanya duduk di kursi.
beliau semangati agar kemudian peserta didik Walaupun dengan kondisi tersebut dengan
tersebut tetap berani mencoba menjawab kondisi tersebut beliau selalu menampakan
pertanyaan. wajah yang semangat dan selalu tersenyum
Biasanya dengan meminta peserta didik untuk memotivasi Peserta didik dalam belajar
yang lain bertepuk tangan kepada peserta didik sejara. Hal ini selaras dengan hasil wawancara
yang salah menjawab. Hal ini sejalan dengan mendalam dengan Bu FA (wawancara 22
hasil wawancra dengan Anggelmandus Vitto November 2019) mengatakan bahwa dengan

7
kondisi hamil sulit untuk bergerak aktif dan motivasi oleh Pak RP di kegiatan pembuka.
juga metode yang saya gunakan diskusi jadi Namun memasuki kegiatan inti pembelajaran
guru hanya sebagai fasilitator. proses penyampian materi yang dilakukan oleh
oleh Pak RP terlihat sangat sangat menguasai
Guru sejarah mengadakan variasi dalam materi di setiap pertemuanya dengan di
pola interaksi pada pembelajaran seajarah buktikan beliau menggunakan metode ceramah
di SMAN 10 Pontianak namun dikombinasikan dengan menggunakan
Penerapan variasi dalam pola interaksi Microsoft power point. Untuk kegiatan
yang dilakukan guru sejarah yaitu Pak RP penutup Pak RP tidak pernah mengajak
selaku guru sejarah peminatan dan Bu FA peserta didik menyimpulkan materi yang telah
selaku guru sejarah wajib. Observasi yang disampaikan di akhir pertemuan. kemudian
dilakukan kepada Pak RP sebanyak empat kali setelah selesai menyampikan materi beliau
pada tanggal 18-21 November 2019 di kelas XI sangat jarang melakukan evaluasi
IPS 1, XI IPS 2, XII IPS 1, dan XII IPS 2 dan pembelajaran.
Observasi yang dilakukan kepada Bu FA juga Hasil wawancara yang dilakukan
sebanyak empat kali yaitu pada tanggal peneliti kepada guru sejarah Pak RP (22
18,19,21,21 November 2019 dikelas X IPA 1, November 2019) mengatakan
XI IPS 1, X IPA 3, dan X IPS 2. Adapun variasi “saya menggunakan metode ceramah
dalam pola interaksi yang diterapkan oleh Pak karena belajar sejarah itu memang harus di
RP Prabowo S.Pd, MH selaku guru sejarah ceritakan, selain itu juga terkendala dengan
peminatan dan Bu FA selaku guru sejarah sumber dan bahan ajar yang kurang
Indonesia sebagai berikut. memungkin kan untuk mengadakan variasi
Variasi pola interaksi Pelaksanaan variasi model dan metode”.
pola interaksi yang di lakukan oleh Pak RP Kemudian hasil wawancara dengan dua
dalam pembelajaran sejarah peminatan berupa orang Peserta didik kelas XII yaitu
multi arah. Namun dalam hal ini interaksinya Anggelmandus Vitto J.S dan Siti Jamilah (21
lebih dominan ke gurunya sehingga pola November 2019) mengatakan bahwa Pak RP
interaksi dalam pembelajaran sejarah mengajar dengan ceramah, juga jarang
peminatan tersebut bersifat ‘teacher centered’. membentuk kelompok diskusi dan memberi tes
Seperti yang disampaikan Pak RP pada soal di akhir pertemuan”.
wawancara yang dilakukan pada tanggal (22 Dalam empat kali observasi Bu FA
November 2019) mengatakan untuk pola dalam proses pembelajaran tidak melakukan
intraksi yang saya lakukan multi arah, namun apersepsi, namun selalu memberikan motivasi
saya lebih ke semua murid. sebelum melakukan proses pembelajaran
Sedangkan pola interaksi yang di kepada peserta didik di kegiatan pembuka.
lakukan oleh Fitri Annisa, S.Pd berupa pola Memasuki kegiatan inti pembelajaran proses
interaksi 4 arah, hal ini dibuktikan oleh peneliti penyampian materi yang dilakukan oleh Bu
dari empat kali observasi menunjukan hal yang FA terlihat sangat menguasai materi di setiap
sama terkait variasi pola interaksi.Pola pertemuanya. beliau menggunakan metode
interaksi berupa Peserta didik dengan Peserta metode diskusi kelompok. Guru sebagai
didik sehingga bersifat “student centered” di fasilitator hanya memantau Peserta didik
karena guru tidak lebih dominan. Hal ini persentasi di depan kelas. Beliau selalu
sejalan dengan hasil wawancara dengan IBu menyimpulkan materi yang telah disampaikan
FA (21 November 2019) beliau mengatakan di akhir pertemuan. kemudian setelah selesai
pola interaksi yang saya terapkan 4 arah dan menyampikan materi beliau sangat jarang
lebih banyak interaksi peserta didik dengan melakukan evaluasi pembelajaran.
peserta didik. Kemudian hasil wawancara dengan Bu
Variasi kegiatan dari emapat kali yang Fitri Annisa, , S.Pd (21 November 2019) beliau
dilakukan observasi oleh peneliti dalam proses mengatakan model yang saya gunakan adalah
pembelajaran tidak dilakukan apersepsi dan

8
coverative laeraning yaitu diskusi tanya jawab kondisi saya yang sedang hamil.Berisi hasil-
serta debat biasanya di hasil studi empiris atau teoritis yang ditulis
tambah kuis. Hal ini sejalan dengan yang secara sistematis, analisis kritis, dan
disampaikan peserta didik bernama Rangga informatif. Penggunaan tabel, gambar, dll.
pada wawancara (21 November 2019) untuk mendukung hasil penelitian dan
mengatakan lebih sering diskusi kelompok. mendukung informasi penting, misalnya, hasil
Muhammad Dhafi Nazrullah (wawancara 21 pengujian model, hasil uji statistik, dll.
November 2019) mengatakan secara lisan argumentatif.
ceramah dan diskusi lalu di tambah kuis.
Pembahasan
Guru sejarah mengadakan variasi dalam Guru Sejarah Mengadakan Variasi Gaya
penggunaan alat bantu pada pembelajaran Mengajar pada Pembelajaran Sejarah Di
sejarah di SMAN 10 Pontianak SMAN 10 Pontianak
Terkait variasi penggunaan alat bantu Seorang guru sejarah sudah sepantasnya
pada pembelajaran sejarah guna membantu menguasai ataupun menerapkan gaya
proses penyampian materi agar dapat di terima mengajar yang baik dan benar, agar dalam
Peserta didik. Dari hasil observasi yang di proses pembelajran tidak kaku dan
lakukan oleh peneliti kedua guru sejarah di membosankan. sehingga memudahkan seorang
SMAN 10 Pontianak tidak menggunakan guru untuk mengontrol kelas dengan baik.
media audio melainkan hanya menggunakan Apalagi dalam hal penyampian materi
media visual. Pak RP menyatakan “ pelajaran volume suara guru harus terdengar
“tidak tersedia alat seperti radio, tape dengan jelas dan mudah di pahami oleh
recorder, dan rekaman. Yang tersedia hanya peserata didik, dengan harapan peserta didik
alat pengeras suara. Menurut saya lebih mudah lebih konsentrasi lagi dalam proses
menyampaikan secara langsung di depan kelas pembelajaran sehingga tidak ada yang
dari pada harus menggunakan pengeras suara. mengantuk.
Kita bisa langsung berikan ekpresi yg menarik Tinggi rendahnya volume dan intonasi
perhatian peserta didik”. suara seorang guru sangat mempengaruhi
Dalam proses pembelajaran sejarah beliau penyampaian informasi yang disampaikan oleh
menggunakan media visual yaitu dengan guru kepada peserta didik. karena dengan
menggunakan software Microsoft power point. volume suara yang kecil dapat mempengaruhi
Selain menggunakan software Microsoft informasi yang disampaikan tidak jelas yang
power point beliau juga memanfaatkan media berakibat peserta didik sulit untuk menyerap
lain berupa media film atau video sebagai alat serta memahami informasi tersebut. Terlebih
bantu pembelajaran. Seperti yang dilakukan di lagi dalam pembelajaran sejarah yang lebih
kelas XII IPS 1 pada materi konflik India- banyak penyampaian secara lisan atau
Pakistan Pak RP menggunakan video sebagai bercerita tentunya seorang guru harus memiliki
media pembelajaran. volume suara yang jelas untuk menjadi modal
Dari hasil wawancara dengan Pak RP utama dalam mengajar. Hal ini relevan dengan
(wawancara 22 November 2019) mengatakan teori variasi gaya mengajar yang disampaikan
selain media film sama power point saya oleh Barnawi & M.Arifin (2015:138) bahwa
menggunakan majalah nasional, biasanya juga seorang guru harus memiliki suara yang jelas
saya menyuruh Peserta didik membuat bahan dan jernih untuk memudahkan menyampaikan
ajar yang berbentuk hasta karya. Bu FA juga informasi.
mengunakan alat bantu pembelajaran berupa Seperti yang dilakukan oleh Pak RP
software Microsoft power point sebagai media dalam mengajar Sejarah dengan suara yang
pembelajarannya. Dari hasil wawancara lantang serta intonsi yang jelas. Sehingga
dengan IBu FA (wawancara 21 November peserta didik dapat menyerap informasi yang
2019) mengatakan lebih efektif menggunakan disampaikan oleh beliau. Selain dengan suara
power point dan diskusi kelompok dengan dan intonasi yang jelas Pak RP Prabowo juga

9
sangat lancar dalam berbiacara ketika selain itu metode yang di gunakan Pak RP
menjelaskan materi. Berbeda yang lakukan berupa ceramah dengan bantuan power point.
oleh Bu FA, yang cendrung menggunakan Sehingga Pak RP lebih berfokus mengajar di
suara yang lebih kecil namun intonasinya depan kelas.
sudah cukup baik dan lancar dalam hal Bu fitri Annisa, S.Pd alasan beliau tidak
penyampian materi. mengitari kelas pada saat mengajar karena
Sebagai seorang guru yang baik dan beliau sedang hamil dan jam mengajar di sore
profesional Pak RP dan Bu FA, selalu hari yang stamina beliau sudah terkuras di pagi
melakukan pemusatan perhatian pada saat hari. Dengan demikian penerapan variasi gaya
proses pembelajaran hal ini tentunya mereka mengajar yang dilakukan di SMAN 10
lakukan untuk membuat peserta didik kembali Pontianak oleh guru sejarah sejalan dengan
konsentrasi mengikuti kegiatan pembelajaran. teori yang di kemukakan oleh Barnawi &
Dari banyak cara untuk melakukan pemusatan M.Arifin (2015:137) bahawa “Guru mengajar
perhatian, Pak RP dan Bu FA, memilih dengan intonasi suara yang tetap dan datar dan
menggunakan lisan sebagai pemusatan tidak berpindah posisi tentunya akan membuat
perhatian. Berupa menegur peserta didik yang peserta didik”. Jadi terkait penerapan variasi
sedang tidak fokus, tertidur, sibuk sendiri dan gaya mengajar yang mencakup suara guru,
sebagainya. gerak, kesenyapan, perubahan posisi,
Selain pemusatan perhatian Pak RP dan pemusatan perhatian dan kontak pandang yang
Bu FA, juga melakukan diam sejenak setelah dilakukan oleh guru sejarah di SMAN 10
menjelaskan materi-materi pokok Pontianak sudah sangat baik dilakukan.
pembelajaran dengan tujuan untuk memberi
kesempatan peserta didik berfikir dan bertanya Guru Sejarah Mengadakan Variasi dalam
apabila ada yang kurang jelas.Untuk Pola Interaksi pada Pembelajaran Sejarah
membantu peserta didik menerima dan Di SMAN 10 Pontianak
memahami materi sejarah seorang guru juga Pola interaksi penting dilakukan oleh
bisa menggunakan mimik wajah dengan penuh seorang guru guna mengontrol
semangat dan ekspresif. sehingga dapat keberlangsungan kegiatan pembelajaran.
menarik perhatian peserta didik untuk lebih Dalam hal ini sangat berpengaruh terhadap
fokus mendengarkan materi yang di sampaikan proses pembelajaran yang berlangsung.
seperti yang dilakukan Pak RP dan Bu FA saat Dengan adanya variasi pola interaksi suasana
mengajar Sejarah di SMAN 10 Pontianak. Hal kelas menjadi hidup dan menyenangkan
ini sesuai dengan yang telah di sampaikan oleh apalagi untuk kurikulum 2013. Guru hanya
Barnawi & M.Arifin (2015:138) bahwa sebagai fasilitator pembelajaran tidak
menggunakan mimik wajah dalam mengajar sepenuhnya kelas di ambil alih oleh seorang
dapat menarik perhatian peserta didik. guru, dimana dalam hal ini lebih di tekankan
Selain memilik suara yang lantang, kepada Peserta didik yang aktif atau yang
pemahaman materi, dan menggunakan mimik disebut dengan “student centered”.
wajah dalam mengajar sejarah, sorang guru Seperti yang dilakukan oleh Pak RP dan
juga wajib menguasai situasi kelas baik peserta Bu FA variasi pola interaksi yang di terapkan
didik maupun ruangan kelas, guru sangat melibatkan peserta didik secara keseluruhan.
disarankan mengitari seisi ruangan agar tidak Namun dalam hal ini berbeda cara yang
terlihat kaku pada saat menjelaskan. Namun dilakukan oleh Pak RP dan Bu FA kegiatan
hal ini jarang dilakukan oleh Pak RP dan Bu pembelajaran. Pak RP tidak melakukan
FA dikarenakan ada alasan tertentu sehingga apersepsi dan motivasi saat kegiatan pembuka,
mereka tidak melakukan kegiatan tersebut. untuk kegiatan inti pak rikas lancar dalam
alasan dari Pak RP yaitu karena ruangan kelas menyampaikan materi menggunakan metode
yang digunakan agak sempit dari ruangan kelas ceramah yang sifatnya “teacher centered”.
yang lainnya sehingga tidak memungkinkan Yang mana Pak RP menjelaskan materi kepada
untuk Pak RP bisa berkeliling di ruangan kelas, peserta didik dan peserta didik kembali

10
bertanya kepada guru apabila terdapat daya nalar peserta didik sehingga fokus
penjelasan yang kurang pahami namun jarang pembelajaran memecahkan masalah. Sejalan
meberikan kesimpulan di akhir pembelajaran dengan yang telah disampaikan oleh Djamarah
Variasi pola interaksi yang dilakukan (2006:87) metode diskusi adalah metode
Bu FA dalam proses pembelajaran untuk belajar yang identik dengan pembelajaran
kegiatan pembuka beliau tidak melakukan memecahkan masalah (Problem Sampling).
apersepsi namun selalu memberikan motivasi Dari kedua varaiasi pola interaksi
kepada peserta didik. Untuk interaksi sudah pembelajaran terdapat pembedaan baik bersifat
melibatkan seluruh peserta didik. namun lebih Student Center, maupun teacher Center sama
dominan bersifat “student centered”. Dimana baiknya. DIkarenakan tujuan pembelajaran
Bu FA membentuk sebuah kelompok diskusi untuk membantu hasil belajar peserta didik
belajar dan persentasi. Pola interakasi yang yang lebih baik.
seperti ini membuat pola pembelajaran antara
peserta didik dan peserta didik yang lainya. Bu Guru Sejarah Mengadakan Variasi Dalam
FA hanya sebagai Fasilitator, mengawasi Penggunaan Alat Bantu Pada Pembelajaran
jalannya diskusi tersebut dan memberikan Sejarah Di Sman 10 Pontianak
kesimpulan di akhir namun jarang meberikan Menurut Barnawi & M.Arifin
evaluasi pembelajaran (2015:138) Variasi media pembelajaran dapat
Variasi pola interaksi pada membantu Peserta didik yang memiliki gaya
pembelajaran sejarah yang di lakukan oleh belajar yang berbeda. Berdasarkan pendapat
guru sejarah peminatan ataupun sejarah diatas dapat disimpulkan bahwa pemilihan
Indonesia di SMA 10 Pontianak masih belum media visual sebagai media pembelajaran
sesuai dengan aspek-aspek dari variasi pola sangat tepat apabila digunakan untuk
interaksi baik dari pola interaksi serta variasi membangkitkan motivasi belajar peserta didik
kegiatan seperti kegiatan pembuka, kegiatan sehingga meningkatkan hasil belajar peserta
inti, dan penutup. Pak RP masih dominan didik.
mengunakan metode ceramah dan di bantu Karena, media visual ini mempunyai
oleh Microsoft Power Point serta infokus. beragam bentuk yaitu film strip, film slide,
Karena metode ceramah akan efektif bila foto, transfaransi, lukisan, gambar, dan
digunakan untuk menghadapi peserta didik berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti
yang berjumlah banyak dan ruangan kelas yang media grafis dan lain sebagainya. Media yang
tidak sesuai. Sehingga guru dapat mengontrol digunakan oleh Pak RP dan Bu FA media
dan mengorganisasikan peserta didik agar visual dan media audiovisual. Ini terbukti
kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan
baik. menggunakan metode ceramah dapat menggunakan power point dan nonton film
meningkatkan motivasi belajar peserta didik bersejarah.
dan merangsang peserta didik lebih aktif. sampaikan oleh Edgar Dale (Azhar
Bu FA lebih sering menggunakan Arsyad 2014:13-14 )dalam penggunaan media
metode diskusi Tanya jawab biasany a di pembelajaraan yang di sebut kerucut
kombinasikan dengan kuis agar peserta didik pengalaman dale penggunaan media visual dan
lebih semangat belajar. Mengaplikasikan audiovisual berada di posisi 7 dan 8 yang
kurikulum 2013 yang situasi belajar lebih artinya tingkat pemahaman termasuk golongan
kepada Student Center. Sistem belajar student tinggi. Sependapat juga yang telah
center sangat cocok digunakan pada kelas disampaikan oleh Sudjana dan Rivai (dalam
yang kurang partisipasi keaktifannya dan Arsyad 2003 : 25 Media yang digunakan
mengasah sudah menerapkan sesuai dengan aspek-aspek

11
SIMPULAN DAN SARAN agar hasil belajar peserta didik dapat di
Kesimpulan maksimalkan untuk mencapai tujuan sekolah.;
Guru sejarah mengadakan variasi gaya 3 ) Peserta didik Agar lebih aktif ketika guru
mengajar pada pembelajaran sejarah di 6menyampaikan materi dan rajin
SMAN 10 Pontianak. Dalam hal gaya bertanya pada setiap kesempatan yang
mengajar untuk variasi suara kedua guru diberikan oleh guru. Dengan demikian peserta
sudah sangat bagus namun masih menoton, didik mampu memberikan pendapat ketika
dalam memusatkan perhatian sudah baik, guru melakukan
hanya menggunakan lisan saja. Kemudian
untuk kesenyapan sejenak juga mereka DAFTAR RUJUKAN
lakukan dengan baik. Untuk mengdakan Aan, K dan Djama’an S (2102). Metode
kontak sudah sangat baik tapi tidak ad kontak Penelitian kualitatif. Bandung:
langsung dengan peserta didik dalam hal Alfabeta Bandung
variasi gerakan dan mimik juga sudah Abdul, M. (2013). Strategi
dilakukan dengan baik. Lalu untuk mengubah Pembelajaran. Bandung:PT
posisi gerak kedua guru hanya terfokus di Remaja Rosdakarya
depan saja. Pak RP lebih sering menggunakan Arsyad, A. (2003). Media Pembelajaran.
power point tentunya harus dekat dengan Jakarta: Raja Grafindo Persada
laptop dikarenakan beliau tidak menggunakan Arsyad, A. (2014). Media Pembelajaran.
remote kontrol power point kalau Bu FA Jakarta: Rajawali Pers
beliau dengan kondisi hamil tidak memungkin Barnawi dan Arifin, M (2015) Etika Dan
kan untuk bergererak aktif; 2) Guru sejarah Profesi Kependidikan. Jogjakarta:
mengadakan variasi dalam pola interaksi pada Ar-Ruz z media
pembelajaran seajarah di SMAN 10 Djamarah, Syaiful B (2016).strategi
Pontianak. Dalam hal penggunaan varaisi pola belajar mengajar. Jakarta: PT Rineka
intraksi sudah cukup baik namun untuk variasi Gulo, W. (2010). Metode Penelitian.
kegiatan masih ada aspek-aspek yang belum Jakarta: PT. Grasindo.
dilakukan: 3) Guru sejarah mengadakan Mahmud. (2011). Metode Penelitian
variasi dalam penggunaan alat bantu pada Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia
pembelajaran sejarah di SMAN 10 Pontianak Nawawi, H. (2015). Metode Penelitian di
Penggunaan variasi alat bantu pembelajaran Bidang Sosial.
oleh kedua guru masih belum maksimal. Rusman (2014). Model-Model pembelajaran.
Penggunakan alat bantu tidak bervariasi Jakarta: PT Raja Grafinso Persada
karena terdapat berbagai kendala yang di Slameto. (2015). Belajar dan Faktor-Faktor
hadapi seperti kurangya bahan ajar, sumber Mempemhruhinya. Jakarta: PT
belajar dan laboratorium sejarah masih belum Rineka Cipta
ada. Jadi kedua guru menggunakan medi yang Sugiyono. (2009). Metode Penelitian
mudah dibuat dan mudah digunakan saja. Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatatif, R&D. Bandung:
Saran Alfabeta
Bagi guru sejarah Agar selalu Sugiyono. (2015). Metode Penelitian
menerapkan berbagai variasi dalam Kombinasi (Mix methods). Bandung:
pembelajaran dan lebih memperhatikan Alfabeta
aspek-aspek dari variasi pembelajran, serta utopo, H.B. (2006). Metodologi Penelitian
lebih bervariasi lagi terhadap penggunaan Kualitatif, Dasar Teori dan
media pembelajaran: 2) Bagi sekolah Terapannya dalam Penelitian.
Memberikan bimbingan kepada guru terkait Surakarta: Universitas Sebelas Maret
profesionalitas dalam mengajar dan lebih (UNS Press).Yogyakarta: Gajah
memperhatikan sarana dan prasarana yang Mada Press.
dapat menunjang hasil belajar peserta didik

12
13

Anda mungkin juga menyukai