Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

STRATEGI & METODE PEMBELAJARAN KIMIA


“8 Kemampuan Dasar Mengajar”
Dosen Pengampuh : Jusniar, S.Pd.,M.Pd.

Oleh :
Kelompok 5
Warsiah Al Kautsar (210105500005)
Serlina (2101055)
Dinda (22)
Nurul Kholizah (2101055)

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Ta’ala. atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul, “8 Kemampuan Dasar
Mengajar” dapat diselesaikan dengan baik. Penulis berharap makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca tentang kromatografi. Begitu pula atas limpahan
kesehatan dan kesempatan yang Allah SWT karuniai kepada saya sehingga makalah ini dapat
saya susun melalui beberapa sumber yakni melalui kajian pustaka maupun melalui media
internet.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Strategi dan Metode
Pembelajaran Kimia selain itu makalah bertujuan untuk menambah wawasan tentang 8
Kemampuan Dasar Mengajar bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Penulis mengucapkan
terima kasih kepada ibu Jusniar, S.Pd.,M.Pd., selaku dosen mata kuliah Strategi dan Metode
Pembelajaran Kimia.
Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, atau
pun adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami mohon maaf.
Penulis menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar bisa membuat karya
makalah yang lebih baik pada kesempatan berikutnya.

Makassar, 9 September 2023

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam mengantisipasi masa depan,
karena pendidikan selalu diorientasikan pada penyiapan peserta didik untuk berperan
dimasa yang akan datang. pendidikan berlangsung dalam berbagai bentuk kegiatan,
berbagai bentuk tindakan, dan berbagai bentuk peristiwa. Pendidikan juga berlangsung
diberbagai tempat dan lingkungan baik itu dari lingkungan keluarga, sekolah maupun
masyarakat.
Berdasarkan UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 1, guru adalah
guru profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan. Pendidikan terdiri atas
pendidikan formal, non formal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan
memperkaya pengetahuan. Pendidikan formal berlangsung dari yang terendah PAUD,
TK, SD, SMP, SMA, dan Perguruan.
Proses pendidikan tentunya terjadi suatu pembelajaran didalamnya yang dilakukan
dengan kreatif dan inovatif. Pembelajaran tersebut dapat diwujudkan dengan menerapkan
keterampilan dasar dalam mengajar. Guru yang merupakan salah satu unsur dibidang
kependidikan harus berperan serta secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai
tenaga profesional, Kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap guru adalah keterampilan
dasar mengajar. Keterampilan dasar mengajar ini wajib dimiliki oleh setiap guru,
sehingga seorang calon guru baru bisa dikatakan siap mengajar bila telah menguasai
dengan baik keterampilan dasar mengajar. Oleh karena itu, makalah ini akan membahas
lebih lanjut mengenai 8 keterampilan dasar mengajar yang harus dimiliki oleh seorang
pendidik atau guru.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang sehingga dirumuskan suatu masalah yaitu sebagai berikut :
1. Apa saja 8 keterampilan dasar mengajar yang harus diketahui oleh pendidik ?
2. Apa yang menjadi kendala penerapan dari 8 keterampilan dasar mengajar tersebut ?
3. Bagaimana cara mengatasi kendala penerapan 8 keterampilan dasar mengajar ?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Keterampilan Dasar Mengajar dan jenis – jenisnya


Keterampilan dasar mengajar merupakan keterampilan umum mengajar sebagai bekal
utama dalam pelaksanan tugas profesional yang mengacu atau merujuk kepada konsep
pendekatan kompetensi dari LPTK (Lembaga pendidikan dan Tenaga Kependidikan)
(Alma, dkk., 2009: 22). Keterampilan-keterampilan ini mutlak perlu dikuasai oleh setiap
guru, terlepas dari bidang studi apapun yang diajarkan sebagai modal dasar dalam
mengajar. Keterampilan dasar mengajar sangat diperlukan, karena pembentukan
penampilan guru yang baik diperlukan keterampilan dasar. Keterampilan dasar adalah
keterampilan standar yang harus dimiliki setiap individu yang berprofesi sebagai guru.
Keterampilan mengajar ini merupakan modal utama yang harus dimiliki oleh setiap guru
dengan baik dan benar sehingga diharapkan dapat menghasilkan peserta didik yang
berkualitas dalam berbagai hal.
Keterampilan dasar mengajar termasuk ke dalam aspek how to teach yaitu bagaimana
cara membelajarkan peserta didik. Keterampilan dasar mengajar mutlak harus dimiliki
dan dikuasai oleh seorang guru, karena keterampilan dasar mengajar memberikan
pengertian lebih dalam mengajar. Mengajar bukan hanya sekedar proses menyampaikan
materi saja, tetapi menyangkut aspek yang lebih luas seperti pembinaan sikap, emosional,
karakter, kebiasaan, dan nilai-nilai. Adapun 8 keterampilan dasar mengajar yang harus
dimiliki oleh guru, yaitu sebagai berikut
a) Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
b) Keterampilan menjelaskan
c) Keterampilan mengadakan variasi
Proses belajar mengajar yang kreatif dan menarik perhatian siswa tentunya
dibuatkan suatu suasana yang menyenangkan sehingga mengadakan variasi dalam
mengajar tentunya dijadikan salah satu keterampilan yang harus dimiliki seorang
pendidik. Jika dalam proses belajar mengajar guru tidak menggunakan variasi maka akan
membosankan sehingga perhatian siswa berkurang dan mengantuk. Akibatnya, tujuan
belajar tidak tercapai. Keterampilan mengadakan variasi dalam proses belajar mengajar
meliputi 3 aspek yaitu variasi dalam gaya mengajar, variasi dalam menggunakan media
dan bahan pengajaran, variasi dalam interaksi antara guru dengan siswa. Apabila ketiga
komponen tersebut dikombinasikan penggunaannya atau secara integral maka akan
meningkatkan perhatian siswa, membangkitkan keinginan dan kemauan belajar.
1) Variasi gaya mengajar yang meliputi variasi suara, variasi gerakan anggota badan,
dan variasi perpindahan posisi guru. variasi gaya mengajar dalam kelas dilihat
sebagai sesuatu yang energik, antusias, bersemangat, dan memiliki relevansi dengan
hasil belajar
1.1. Variasi suara, seorang guru dapat berupa intonasi nada, volume, dan
kecepatan. Guru dapat mendramatisasi suatu peristiwa dengan menunjukkan hal-hal
yang dianggap penting. Berbicara secara pelan dengan seorang anak didik atau
berbicara secara tajam dengan anak didik yang kurang perhatian
1.2. Penekanan, untuk memfokuskan perhatian anak didik pada suatu aspek yang
penting atau aspek kata kunci, guru dapat menggunakan penekanan secara verbal
misalnya; “perhatikan baik-baik” atau “ini adalah bagian yang sukar dengarkan baik-
baik”.
1.3. Pemberian waktu, untuk menarik perhatian anak didik dapat dilakukan dengan
mengubah suasana menjadi sepi, dari suatu kegiatan menjadi tanpa kegiatan atau
diam, dan akhir bagian pelajaran ke bagian berikutnya. Dalam keterampilan bertanya
pemberian waktu dapat diberikan setelah guru mengajukan beberapa pertanyaan
untuk mengubahnya menjadi pertanyaan yang lebih tinggi tingkatannya setelah
keadaan memungkinkan.
1.4. Kontak pandan,g bila guru berbicara atau berinteraksi dengan anak didik
sebaiknya mengarahkan pandangannya ke seluruh kelas menatap mata setiap anak
didik untuk dapat membentuk hubungan yang positif dan menghindari hilangnya
kepribadian
1.5. Gerakan anggota badan, variasi dalam mimik, gerakan kepala, atau badan
merupakan bagian yang penting dalam komunikasi. Tidak hanya untuk menarik
perhatian saja tetapi juga menolong menyampaikan arti pembicaraan.
1.6. Pindah posisi, guru dalam ruang kelas dapat membantu menarik perhatian
anak didik dan dapat meningkatkan kepribadian guru. Perpindahan posisi dapat
dilakukan dari muka ke bagian belakang, dari sisi kiri ke kanan, atau di antara anak
didik dari belakang ke samping anak didik.
2) Variasi dalam penggunaan media dan alat pengajaran, Setiap anak memiliki
kemampuan indera yang tidak sama baik pendengaran maupun penglihatannya
demikian juga kemampuan berbicara. Ada yang lebih senang membaca, ada yang
lebih suka mendengarkan, ada yang suka mendengarkan dulu baru membaca, dan
sebaliknya. sehingga dengan variasi penggunaan media kelemahan indra yang
dimiliki tiap anak didik dapat dikurangi. ada tiga variasi penggunaan media yakni
a. Media pandang, dapat diartikan sebagai penggunaan alat dan bahan khusus untuk
komunikasi seperti buku, makalah, globe, peta, majalah dinding, film, TV, radio
recorder, gambar, grafik, model, demonstrasi.
b. Media dengar, pada umumnya dalam proses interaksi edukatif di kelas suara guru
adalah alat utama dalam komunikasi. Variasi dalam penggunaan media dengar
memerlukan kombinasi dengan media pandang dan media tekstil. sejumlah media
dengar yang dapat dipakai diantaranya adalah pembicaraan anak didik, rekaman
bunyi dan suara, rekaman musik, rekaman drama,dan wawancara yang semuanya
ini dapat memiliki relevansi dengan pelajaran.
c. Media taktil adalah penggunaan media yang memberi kesempatan kepada anak
didik untuk menyentuh dan memanipulasi benda atau bahan ajar. Dalam hal ini
akan melibatkan anak didik dalam kegiatan penyusunan atau pembuatan model
yang hasilnya dapat disebutkan dan dilakukan secara individu ataupun kelompok
kecil.
3) Variasi interaksi antara guru dengan anak didik memiliki rentang yang bergerak dari
dua kutub yaitu anak didik bekerja atau belajar secara bebas, dan anak didik
mendengarkan dengan pasif yang situasi didominasi oleh guru. Diantara kedua kutub
itu banyak kemungkinan dapat terjadi misalnya guru berbicara dengan sekelompok
kecil anak didik lalu pengajuan beberapa pertanyaan, guru berbincang dengan anak
didik secara individual, guru menciptakan situasi sedemikian rupa sehingga antar
anak didik dapat saling tukar pendapat melalui penampilan diri, demonstrasi, atau
diskusi.
d) Keterampilan memberikan penguatan
Salah satu jenis keterampilan dasar mengajar yaitu keterampilan memberi
penguatan di mana menjadi suatu penunjang keberhasilan dalam proses belajar
mengajar bagi seorang guru. Sehingga dapat menimbulkan dorongan dan semangat
dalam belajar yang pada dasarnya manusia akan merasa senang bila mendapatkan
hadiah dan pujian dari suatu hal yang telah mereka lakukan atau sampaikan.
Keterampilan memberikan penguatan dapat memunculkan respon positif siswa
terhadap pembelajaran sehingga termotivasi untuk mempertahankan prestasi atau
bahkan meningkatkannya.
Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan suasana belajar yang
efektif dan akan mampu mengelola kelas guna mencapai hasil belajar yang
diinginkan. Penguatan yang diberikan oleh guru harus tepat sasaran dan tepat waktu
sehingga dapat menjadi pemicu bagi anak didik secara keseluruhan dalam kelas baik
yang menjadi sasaran penguasa maupun bagi teman-temannya. Penguatan adalah
respon positif dalam pembelajaran yang diberikan guru terhadap perilaku peserta
didik yang positif.
Keterampilan memberi penguatan terdiri beberapa komponen yang perlu
dipahami dan dikuasai penggunaannya oleh guru agar dapat menggunakannya secara
bijaksana dan sistematis. Komponen – komponen itu adalah sebagai berikut;
1) Penguatan verbal, berupa kata-kata pujian dorongan pengakuan yang dipengaruhi
dengan harapan agar perilaku yang diharapkan, dapat muncul kembali.
2) Penguatan non verbal terdiri dari;
1. Penguatan berupa mimik dan gerakan badan, seperti senyuman, anggukan,
acungan jempol, dan tepuk tangan.
2. Penguatan dengan cara mendekati siswa untuk menyatakan perhatian dan
simpati guru terhadap hasil kerja siswa.
3. Penguatan dengan sentuhan untuk menyatakan persetujuan dan penghargaan
terhadap usaha siswa. Penguatan yang dapat dilakukan berupa tepukan bahu
atau pundak, menjabat tangan, atau mengangkat tangan siswa sebagai tanda
kemenangan.
4. Penguatan dan kegiatan yang menyenangkan siswa, misalnya bila siswa
berhasil mengetahui cara menentukan pH suatu asam maka dia diberi
kesempatan untuk membantu teman-teman yang lain untuk menjelaskan
materi tersebut.
5. Penguatan berupa simbol atau benda yang diberikan kepada siswa yang patut
mendapat penghargaan. Simbol dapat berupa bintang, atau dapat pula berupa
kode di papan tulis yang berupa angka sehingga mencerminkan tingkat
penghargaan siswa atau prestasinya.
6. Penguatan tak penuh misalnya dapat diberikan kepada siswa yang
memberikan jawabannya hampir benar. Sebaiknya guru tidak langsung
menyalahkan namun dengan memberikan penguatan tak penuh contohnya:
“jawabanmu tidak salah, namun bisa dipersempurnakan lagi”. Hal ini akan
mendorong siswa untuk berusaha menemukan jawaban yang lebih benar .
e) Keterampilan bertanya
f) Keterampilan mengelola kelas
g) Keterampilan mengajar kelompok kecl atau perorangan
h) Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil

B. Kendala penerapan 8 keterampilan dasar mengajar


C. Solusi dari kendala penerapan 8 keterampilan dasar mengajar
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Gayatri Y. (2019). Keterampilan Dasar Mengajar. Surabaya : UMSurabaya.


Wahid A., A Asmara., & Nur Afni. (2019). Keterampilan Dasar Mengajar (Micro Teaching).
D.I. Yogyakarta : Samudra Biru.

Anda mungkin juga menyukai