Anda di halaman 1dari 25

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perencanaan Pembelajaran


Matematika yang diampuh oleh bapak Dr. Arfan Arsyad, M.Pd

Oleh:
Wahid Mohamad
411418009
A-Pendidikan Matematika

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2020
Kata Pengantar

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh…

Alhamdulillah. Puji syukur kehadirat Allah swt yang senantiasa kita


ucapkan. Atas rahmat dan karunia-Nya yang berupa iman dan kesehatan
akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shawalat serta salam tercurah
pada Rasulullah SAW. Semoga syafaatnya mengalir pada kita kelak.

Penyusunan makalah yang berjudul “Keterampilan Dasar Mengajar”


disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah “Perencanaan Pembelajaran
Matematika”. Saya berharap dengan adanya pembuatan makalah ini bisa
membantu dan menambah wawasan kita dalam bidang Pendidikan. Terutama
menambah wawasan diri saya sendiri.

Saya mengucapkan kepada dosen pengampuh mata kuliah Perencanaan


Pembelajaran Matematika, Bapak Dr. Arfan Arsyad, M.Pd yang telah
membimbing saya dalam penyelesaian tugas makalah ini.

Dengan kerendahan hati, penulis memohon maaf apabila ada kesalahan


penulisan. Kritik yang terbuka dan membangun sangat penulis nantikan demi
kesempurnaan makalah. Demikian kata pengantar ini penulis sampaikan.
Terima kasih atas semua pihak yang membantu penyusunan dan membaca
makalah ini.

Gorontalo, November 2020

Wahid Mohamad
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah


Keterampilan dasar mengajar merupakan aspek penting yang harus
dimiliki oleh guru agar dapat melaksanakan peranya dalam pengelolaan proses
pembelajaran. Menurut Nasution ( 2008: 115 ) seorang guru harus menguasai
keterampilan dalam berbagai gaya mengajar dan harus sanggup menjalankan
berbagai perannya, artinya bahwa seorang guru harus menguasai berbagai
keterampilan mengajar untuk menciptakan pembelajaran yang efektif dan
inovatif.
Dalam Undang-Undang No 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen
disebutkan bahwa tugas utama seorang guru adalah mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan
pendidikan menegah. Dari tiga penjelasan tugas utama guru dan dosen diawal
tersebut (mendidik, mengajar, membimbing) banyak terjadi didalam kegiatan
proses belajar mengajar. Seorang guru harus mampu membangkitkan
partisipasi peserta didik dalam belajar, sehingga proses kegiatan pembelajaran
dapat berlangsung secara optimal. Kompetensi guru merupakan seperangkat
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan
dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya.
Kompetensi guru sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar
dan menengah serta pendidikan anak usia dini yang meliputi: kompetensi
pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial.
Dengan menguasai keterampilan dasar mengajar guru dapat
melaksanakan tugasnya sebagai guru profesional dalam mengembangkan
potensi peserta didik agar dapat tercapainya tujuan pendidikan. Guru yang
berkompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif
dan mampu dalam pengelolaan kelasnya, sehingga hasil belajar siswa dapat
tercapai secara optimal.Turney (1973) mengukapkan 8 keterampilan mengajar
yang sangat berperan dan menentukan kualitas pembelajaran, yaitu
keterampilan bertanya, memberi penguatan, mengadakan variasi, menjelaskan,
membuka dan menutup pelajaran, membimbing diskusi kelompok kecil,
mengelola kelas, serta mengajar kelompok kecil dan perorangan
Dalam kegiatan proses pembelajaran guru menentukan terlebih dahulu
rencana pembelajaran yang paling efektif dengan meperhatikan latar belakang
pengetahuan peserta didik dan tujuan pembelajaran, karena setiap peserta
didik memiliki kemampuan yang berbeda didalam menyerap informasi dan
berbeda dalam cara menunjukan kemampuannya dalam memahami
pengetahuan. Karena dalam pembelajaran guru memiliki andil yang sangat
besar terhadapat keberhasilan pembealajaran disekolah minat, bakat,
kemampuan dan potensi yang dimilki oleh peserta didik tidak akan
berkembang secara optimal tanpa bantuan guru, sehingga harus berpacu dalam
pembelajaran dengan memberikan kemudahan belajar bagi peserta didik agar
sesuai dengan tujuan yang diharapkan,dengan melakukan berbagai inovasi
mulai dari menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan.
B. Batasan masalah
Sehubungan dengan luasnya lingkup objek serta keterbatasan waktu,
pikiran, tenaga dan biaya yang dapat dijangkau peneliti, maka permasalahan
dalam penelitian ini dibatasi pada ruang lingkup, tentang Keterampilan
mengajar guru dalam membimbing diskusi kelompok kecil dan menggunakan
ranah kognitif untuk mengukur prestasi belajar siswa.
1. Kesulitan keterampilan bertanya yang meliputi pemusatan perhatian siswa,
pemberian acuan, pemberian waktu berpikir, dan pengubahan tingkat
kognitif dalam pertanyaan.
2. Kesulitan keterampilan memberi penguatan yang meliputi penguatan
secara verbal, penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan, penguatan
non verbal penguatan berupa simbol dan benda.
3. Kesulitan keterampilan mengadakan variasi yang meliputi variasi dalam
mengajar, variasi dalam penggunaan media pembelajaran, variasi pola
interaksi dan variasi stimulasi.
C. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan keterampilan membuka dan menutup
pembelajaran?
2. Apa yang dimaksud dengan menjelaskan pembelajaran?
3. Apa yang dimaksud dengan bertanya?
4. Apa yang dimaksud dengan mengadakan variasi?
5. Apa yang dimaksud dengan memberikan penguatan?
6. Apa yang dimaksud dengan mengelola kelas?
7. Apa yang dimaksud dengan membimbing diskusi kelompok kecil?
8. Apa yang dimaksud dengan mengajar kelompok kecil dan perseorangan?
BAB II

PEMBAHASAAN

Pengertian Keterampilan Dasar Mengajar

Istilah mengajar sering disatukan dengan belajar, sehingga sudah menjadi


satu kalimat majemuk “kegiatan belajar mengajar” (KBM), proses belajar
mengajar (PBM) dan untuk menyebutkan kedua istilah tersebut, saat ini disatukan
dengan “pembelajaran”. Dengan demikian jika disebut “pembelajaran” itu berarti
menunjukkan proses kegiatan yang melibatkan unsur belajar dan mengajar.

Mengajar (teaching) memiliki banyak pengertian, mulai dari pengertian


yang sudah lama (tradisional) sampai pada pengertian yang terbaru
(kontemporer). Secara deskriptif mengajar diartikan sebagai proses
menyampaikan informasi atau pengetahuan dari guru, dosen, instruktur kepada
siswa. Merujuk pada pengertian mengajar tersebut, inti dari mengajar adalah
proses menyampaikan (transfer) atau memindahkan. Memang dalam mengajar ada
unsur menyampaikan atau transfer dari guru, dosen, instruktur kepada siswa.
Akan tetapi pengertian memindahkan tersebut bukanseperti seorang memindahkan
air minum dari satu cangkir ke cangkir yang lain. Air yang dipindahkan dari satu
cangkir ke cangkir yang lain volumenya akan tetap sama bahkan karena mungkin
terjadi proses penguapan,maka volume air yang dipindahkan itu akan semakin
berkurang (menyusut) dari keadaan sebelumnya. Oleh karena itu mengajar yang
diartikan proses menyampaikan (transfer), maknanya adalah “menyebarluaskan
atau memperkaya” pengalaman belajar siswa sehingga dapat mengembangkan
potensi siswa secara maksimal.

Keterampilan dasar mengajar (teaching skill) adalah kemampuan atau


keterampilan yang khusus yang harus dimiliki oleh guru, dosen, instruktur agar
dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien dan professional.
Dengan demikan keterampilan dasar mengajar berkenaan dengan beberapa
kemampuan atau keterampilan yang bersifat mendasar dengan beberapa
kemampuan atau keterampilan yang bersifat mendasar dan melekat harus dimiliki
dan diaktualisasikan oleh setiap guru, dosen, atau instruktur dalam melaksanakan
tugasnya.

Keterampilan Dasar Mengajar merupakan hal yang perlu dimiliki oleh


guru dari semua bidang studi. Jika dipertimbangkan bahwa bidang-bidang studi
yang bermacam-macam mempunyai ciri-ciri pengajaran yang khas, keterampilan
mengajar untuk bidang-bidang studi khusus perlu dikembangkan. Perkembangan
dunia pendidikan menggunakan media dan teknologi saat ini menyebabkan
kekhasan ciri pengajaran dari masing-masing studi makin tampak, dan
perbedaannya dengan pengajaran bidang studi lain makin nyata.

Dalam kegiatan mengajar, begitu banyak hal yang harus diperhitungkan


oleh guru misalnya:
1. Keadaan siswa.
2. Tujuan yang akan dicapai.
3. Sifat materi yang akan menjadi bahan ajar.
4. Keadaan sarana.
A. Keterampilan membuka dan menutup pembelajaran
1. Keterampilan Membuka Pembelajaran
Pada proses pembelajaran hal pertama yang dilakukan guru ketika
masuk di dalam kelas adalah “membuka pembelajaran”. Oleh sebab itu
komponen dasar yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah
keterampilan membuka pembelajaran.
Aktivitas yang dilakukan oleh guru di awal pembelajaran akan
sangat menentukan jalannya proses pebelajaran. Jika dilakukan dengan
baik maka proses pembelajaran selanjutnya (kemungkinan) besar harapan
juga akan berjalan dengan baik. Namun jika dalam proses pembukaan
pembelajaran tidak berjalan dengan baikmaka dapat mengakibatkan
kegagalan terhadap proses pembelajaran. Bahkan rencana pembelajaran
yang sudah direncanakan dengan baik dapat tidak sesuai (menjadi tidak
berguna).
Maka dari itu penting bagi guru untuk menguasai keterampilan
membuka pembelajaran.
 Tujuan dari keterampilan membuka pembelajaran yaitu:
1. Guru dapat mempersiapkan mental, fisik, psikis dan emosional dari
siswa

2. Guru dapat memusatkan perhatian siswa pada kegiatan


pembelajaran.

3. Guru dapat menarik minat siswa pada materi pelajaran.

4. Guru dapat menciptakan suasana yang menyenankan.

 Cara yang dilakukan dalam membuka pembelajaran yaitu:


a. Memfokuskan perhatian dan membangkitkan minat siswa.
Ketika anak masuk ke kelas, yang ada di dalam fikiran
siswa tidak 100% pada proses pembelajaran di kelas. Misalnya
beberapa anak masih memikirkan betapa menyenangkannya saat
bermain dengan temannya tadi, ataumemikirkan beta lezatnya
bekal sarapan yang dibawa oleh sang bunda, dan berbagai macam
fikiran yang menghiasi otak otak siswa kita ini.
Maka sebelum memulai pembelajaran guru harus
memfokuskan perhatian siswa terlebih dahulu, dengan cara:
 Mengaitkan materi dengan berita-berita akutual (terkini)
khususnya yang berkaitan dengan dunia siswa kita
 Menyamipaikan cerita pendek yang relevan dengan materi
pembelajaran yang telah dan akan di pelajari.
 MEnggunakan alat bantu berupa media seperti gambar, model
skema, video, alat peraga dan tentu harus relevan dengan
pembelajaran.
 Memvariasikan gaya dalam mengajar seperti penguasaan kelas
dengan berpindah posisi saat menyampaikan pembelajaran,
seperti di depan, di tengah atau di belakang kelas.
 Menyinggung tugas-tugas yang telah diberikan atau yang
dimiliki oleh siswa.
 Mengadkan persoalan berupa pertanyaan-pertanyaan yang
hendaknya berkaitan dengan persoalan atau aktivitas dari
siswa.
b. Menimbulkan motivasi
Dalam kegiatan pembukaan guru juga harus dapat
menimbulkan motivasi siswa, motivasi siswa tersebut dapat
ditimbulkan melalui cara-cara sebagai berikut:
 Memberkan sikap kehangatan dan antusias kepada siswa,
seperti sikap ramah, antusias, bersahabat, hangat dan penuh
keakraban.
 Menumbuhkan rasa ingin tau yang dapat sistimulus dengan
cara bercerita yang menarik, memperlihatkan gambar,
menunjukan sebuah barang, dll.
 Mengemukakan ide yang bertentangan. Ide ide yang
bertentangan maksudnya adalah sebuah pendapat yang tidak
sesuai dengan apa yang dipahami siswa yang bertujuan untuk
memicu respon siswa, seperti: “saya fikir banjir di kota jakarta
bukan karena sampah” pernyataan tersebut akan memicu
respon siswa dan dapat meningkatkan motivasi siswa untuk
mencari tau.
c. Memberi acuan
Memberikan acuan adalah memberikan gambaran singkat
tentang apa yang akan dipelajari oleh siswa dalam pembelajaran.
Acuan acuan yang dapat diberikan seperti:
 Menjelaskan tujuan pembelajaran
 Menyampaikan garis besar pembelajaran seperi kegiatan apa
yang akan dilakukan berkelompok, berdiskusi, presentasi.
d. Mengaitkan pembelajaran yang telah di pelajari dengan materi
yang akan di pelajari
Pada setiap materi pelajaran yang baru, kita juga mengenal
materi prasyarat atau materi yang harus dikuasai oleh siswa
sebelum ia menginjak pada pembelajaran di materi yang baru.
Materi prasayarat tersebut di ulangi untuk disampaikan secara
rinkas dan dikaitkan dengan materi pembelajaran yang akan
dipelajari.  Untuk itu guru dapat melakukan hal-hal sebagai
berikut”
 Mengajukan pertanyaan pertanyaan tentang materi terdahulu
yang berkaitan dengan materi saat ini (materi pra syarat)
 Membandingkan pengetahuan lama dengan pengetahuan baru.
2. Keterampilan Menutup Pembelajaran
Menutup pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
guru untuk mengakhiri proses pembelajaran. Kegiatan menutup
pembelajaran tidak hanya dilakukan pada akhir pembelajaran (mau
pulang) saja. tetapi pada setiap akhir penggalan penggalan pembelajaran,
misal istirahat.
Menutup pembelajaran menjadi kegaiat yang penting, karena pada
tahap ini guru dapat melakukan kroscek, pengutan atas materi yang telah
siswa pelajari. Untuk membuat kegitan pembelajaran yang baik, ada
beberapa cara yang dapat dilakukan, diantaranya yaitu:
a. Meninjau Kembali
Pada kegiatan meninjau kembali, hal-hal yang dapat dilakukan
oleh guru yaitu:
 Meminta siswa untuk merangkum isi pokok pembelajaran baik
yang tertulis maupun yang lisan
b. Mengevaluasi
Mengevalusi adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui
sejauhmana siswa memahami materi yang telah ia pelajari. Evalusi
dapat dilakukan dalam bentuk:
 Mendemonstrasikan keterampilan
 Mengaplikasikan ide baru
 Mengekspresikan pendapat
 Pemberian soal-soal

B. Keterampilan menjelaskan pembelajaran

Guru tidak cukup hanya menguasai materi pembelajaran. Menjadi sia-


sia jika penguasaan materi yang dimiliki oleh guru tidak diiuti oleh
kemampuan dalam menjelaskan. Oleh karena itu seorang guru juga harus
mampu untuk menjelaskan. 

Menjelaskan merupakan penyajian informasi yang dilakukan secara


lisan yang diorganisasi secara sistematis untuk menunjukan adanya hubungan
antara sesuatu hal. Keterampilan menjelaskan ditunjukan dengan keterampilan
dalam menyampaikan informasi secara terencana, disajikan dengan benar dan
memiliki urutan yang tepat.

Mengapa guru harus menguasai keterampilan menjelaskan? Pada


umumnya interaksi lisan di dalam kelaas di dominasi oleh guru, sehingga
dengan menguasai keterampilan menjelaskan guru dapat membimbing
jalannya proses belajar di kelas dengan baik. sebagian besar kegiatan guru
adalah informasi sehingga dibutuhkan kegiatan pembicaraan.

Tujuan dari dimilikinya keterampilan menjelaskan bagi guru yaitu:

 Untuk membimbing siswa dalam menggali, meneukan dan memahami


informasi pada materi pelajaran.
 Untuk memperoleh umpan balik dari pemahaman siswa terhadap materi
yang dipelajari siswa.
 Melibatkan siswa untuk berfikir dan memecahkan masalah
 Mendorong siswa untuk berfikir secara logis dan sistematis.

Dalam keterampian menjelasakan ada pokok bahasan penting yang


menjadi dasar atau prinsip. Guru harus memperhatikan prinsip-prinsip dalam
menjelaskan. Menurut Mulyasa (2007: 80)ada 5 prinsip dalam menjelaskan,
adalah sebagai berikut:
1. Penjelasan dapat diberikan selama pembelajaran, baik di awal, di tengah
maupun diakhir pembelajaran.

2. Penjelasan harus menarik perhatian peserta didik dan sesuai dengan materi
standar dan kompetensi dasar.

3. Penjelasan dapat dapat diberikan untuk menjawab pertanyaan peserta didik


atau menjelaskan materi standar yang sudah direncanakan untuk
membentuk kompetensi dasar dan mencapai tujuan pembelajaran.

4. Materi yang dijelaskan harus sesuai dengan kompetensi dasar, dan


bermakna bagi peserta didik.

5. Penjelasan yang diberikan harus sesuai dengan latar belakang dan tingkat
kemampuan peserta didik

Selain perinsip diatas, dalam melaksanakan keterampilan mengajar


guru harus memperhatikan urutan-urutannya atau disebut dengan langkah-
langkah menjelaskan. Langkah tersebut terdiri atas 5 tahapan yaitu:

1. Menyampaikan informasi : dalam hal ini yang dimaksud menyampaikan


informasi yaitu menyampaikan atau memberitau peserta didik tentang
definisi-definisi tentang materi dalam pembelajaran.

2. Menerangkan : adalah tahap dimana guru menjelaskan istilah-istilah


asing yang belum dipahami oleh siswa.

3. Menjelaskan : pada tahap ketiga yang dimaksud menjelaskan disini


adalah memberikan penjelasan untuk menunjukan “mengapa”
“bagaimana” tujuannya untuk menemukan pola pola hubungan antara
informasi dalam pembelajaran.

4. Pemberian contoh : tujuannya yaitu untuk membuat siswa yakin terhadap


informasi yang telah ia terima atau pelajari.

5. Latihan : menempatkan siswa untuk dapat berlatih menemukan sebab


akibat dari informasi yang telah ia pelajari.
Menurut Sudirwo (2002: 107-108) untuk dapat menjelaskan dengan
baik, maka seorang guru harus memperhatikan petunjuk dalam keterampilan
menjelaskan. Seperti berikut ini:

1. Mempergunakan bahasa yang jelas, baik kata-kata, ungkapan maupun


volume suaranya.

2. Suara harus kedengaran sampai kelas bagian belakang.

3. Suara bervariasi, kadang-kadang tinggi, kadang-kadang rendah sesuai


dengan nada yang sedang diterangkan.

4. Hindari kata-kata yang tidak perlu; dan tidak memiliki arti sama sekali
misalnya : e…, em…, apa ini…, apa itu….

5. Hindari kata “mungkin” yang salah pemakaian misalnya harusnya pasti


tetapi selalu dikatakan mungkin. Sehingga apa yang diterangkan karena
segala sesuatu selalu memakai kata “mungkin” maka yang diperoleh oleh
siswa adalah bukan kepastian tetapi kemungkinan.

6. Istilah-istilah asing dan baru harus diterangkan secara tuntas, sehingga


tidak mengakibatkan adanya verbalisme di kalangan siswa.

7. Berbahasalah secara baik dan benar.

8. Telitilah pemahaman siswa terhadap penjelasan guru, sudah jelas atau


belum. Kalau belum jelas ulangilah hal-hal yang belum dipahami;

9. Berilah contoh yang nyata sesuai dengan kehidupan sehari hari;

10. Penjelasan dapat diberikan secara deduktif maupun induktif dan kaitkanlah
dengan generalisasi;

11. Sebaiknya mempergunakan multi media untuk pokok bahasan tertentu;

12. Jelaskanlah dengan bagan untuk menjelaskan hubungan dan hirarki;

13. Terimalah umpan balik dari siswa terhadap pelajaran guru;

14. Berilah kesempatan siswa memberikan contoh sesuai dengan


pengalamannya masing-masing.
15. Berilah penekanan pada bagian tertentu dari materi yang sedang dijelaskan
dengan isyarat lisan. Misalnya “Yang terpenting adalah”, “Perhatikan
baik-baik konsep ini”, atau “Perhatikan, yang ini agak sukar”.

C. Keterampilan bertanya

Pertanyaan dapat menjadikan orang lain tertarik dengan apa yang kita
katakan. Pertanyaan nyatanya menjadi alat komunikasi yang ampuh antara
guru dan siswa. Maka dari itu seorang guru harus pandai untuk menyusun
sebuah pertanyaan.

 Tujuan dari dikuasainya keterampilan bertanya yaitu:


1. membangkitkan minat dan rasa ingin tau siswa
2. Membangkitkan motivasi serta dorongan siswa untuk berpartisipasi
secara aktif dalam kegiatan pembelajaran.
3. Memusatkan perhatian siswa pada pokok masalah
4. Mengaktifkan dan membuat siswa produktif dalam kegiatan
pembelajaran.
5. Menjajaki hal hal baik yang sudah atau belum diketahui oleh siswa.
6. Mendiaknosi masalah siswa dalam belajar
7. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengasimilasi informasi
8. Mengevalusai atau mengukur hasil belajar
9. Memberikan kesempatan siswa untuk mengulang materi
10. Mengembangkan kemampuan berfikir kritis.

Bertanya adalah mengajukan sebuah pertanyaan untuk


mendapatkan jawaban. Bertanya saja memang mudah, bahkan anak
kecilpun sering bertanya. Dalam proses pembelajaran khususnya sebagai
seorang guru bertanya memerlukan teknik agar tujuan dari pertanyaan
yang disampaikan dapat tercapai tepat sasaran. Teknik bertanya dapat
menjadi pondasi awal untuk menjadikan siswa belajar secara aktif. Lalu
apa sajakah teknik yang perlu diketahui oleh guru dalam bertanya,
sebagai berikut:
1. Membuat pertanyaan yang jelas dan langsung ditujukan kepada
semua siswa, kemudian memberikan waktu seluruh siswa untuk
berfikr secukupnya untuk menjawab soal

2. Mencegah jawaban yang tidak sesuai dengan soal

3. Mempersilahkan siswa untuk menjawab

4. Memotivasi siswa untuk mendengarkan jawaban

 Komponen yang perlu diperhatikan pada keterampilan bertanya


dasar
1. Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat
2. Memberikan acuan
3. Pemusataan ke arah jawaban yang diminta
4. Pemindahan giliran menjawab
5. Penyebaran pertanyaan
6. Pemberian waktu berfikir
7. Pemberian tuntunan

D. Keteampilan mengadakan variasi

Keterampilan dasar mengajar selanjutnya yang harus dimiliki oleh


seorang guru adalah kemampuan keterampilan untuk melakukan variasi. 
Melakukan variasi yang dimaksud disini yaitu melakukan variasi dalam
mengajar.

Kebosanan dan kejenuhan pasti melanda siswa anda jika, setiap anda
mengajar anda hanya menggunakan cara mengajar yang itu itu saja.  Di
tambah lagi jika performa guru yang masih kuran serta sarana kelas tidak
mendukung maka pembelajaran di dalam kelas menjadi pembelajaran yang
paling tidak di sukai. Akibatnya jika siswa sendiri tidak nyaman dan tidak
menyukai kegiatan pembelajaran akan sulit bagi mereka untuk menyerap
setiap informasi materi belajar.
Namun dengan bervariasinya pembelajaran dapat membuat siswa lebih
nyaman, mereka tidak lagi bosan dengan kegiatan pembelajaran yang
sebelumnya dilakukan dengan metode atau cara itu itu saja.

 Tujuan dari diadakannya variasi pembelajaran yaitu

1. Meningkatkan perhatian siswa


2. Melayani kebutuhan belajar siswa yang berbeda-beda
3. Menumbuhkan minat siswa untuk belajar
4. Menghilangkan kebosanan siswa

 Sementara manfaat yang dapat diperoleh dari variasi pembelajaran


yaitu:

1. Siswa memiliki perhatian yang tinggi pada pembelajaran.


2. Partisipasi siswa dalam pembelajaran meningkat.
3. Tumbuhnya sikap sikap positif siswa di dalam proses belajar.
4. Siswa mendapatkan wadah belajar sesuai dengan cara belajar mereka.

 Bentuk-bentuk variasi mengajar guru diantaranya:


1. Variasi dalam mengajar
 variasi suara : variasi suara merupakan perubahan pada suara,
seperti keras menjadi lembut, tinggi menjadi rendah, cepat menjadi
lambat, gembira menjadi sedih, dan penekanan kata pada bagian-
bagian tertentu.
 pemustan perhatian siswa : Memusatkan perhatian siswa pada
hal-hal yang dianggap penting, dapat dilakukan oleh guru.
Misalnya :  “perhatian ini”, “ini penting untuk kalian semua
ketahui”, “menunjuk arah bagiann yang penting”, dll.
 kesenyapan atau kebisuan guru : diam secara tiba-tiba dari guru
merupakan salah satu alat yang baik untuk meminta perhatian dari
siswa. Perubahan keadaan dari yang sebelumnya berbicara menjadi
senyap, berkesibukan menjadi diam dapat menarik perhatian siswa.
 Melakukan kontak pandang dengan siswa : jika guru sedang
berbicara dengan siswa, hendaknya pandangan juga menyapu ke
seluruh kelas dan siswa. Hal ini memperlihatkan adanya hubungan
intim antara guru dengan seluruh siswa. Kontak mata dapat
digunakan untuk menyampaikan infromasi atau mengetahui
pemahaman siswa.
 Gerak badan mimik : variasi ini adalah variasi dalam ekspresi
wajah guru, gerak kepala, badan, dan anggota tubuh lainnya dapat
digunakans ebagai sarana komunikasi. Gunakan berbagai macam
variasi ini untuk menyampaikan pesan kepada siswa.
 Pegantian posisi guru di dalam kelas : perubahan posisi guru ini
dapat digunakan untuk mempertahankan perhatian siswa (kelas).
Ada kalanya guru berada di depan kelas, di tengaah atau di
belakang. Guru hendaknya menguasai kelas, tidak kikuk hanya
berada di depan kelas (depan meja guru, depan papan tulis, dan
bolak balik).
2. Variasi guru dengan siswa
Variasi komunikasi guru dengan siswa sangat beragam,
seperti : kegiatan yang didominasi guru, kegiatan tanya jawab,
kegiatan presentasi yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk
lebih banyak menyampaikan, kegiatan diskusi. Interaksi dengan siswa
harus bervariasi supaya tidak menimbulkan kejenuhan.
3. Variasi media atau alat-alat pembelajaran
Penggunaan media atau alat yang bervariasi dapat membuat
siswa selalu antusias dengan pembelajaran yang disajikan oleh guru.
Meski begitu guru harus memperhatikan aspek aspek cara belajar
siswanya. Ini penting karena setiap siswa memiliki gaya belajar yang
berbeda beda. Guru harus mampu untuk memfasilitasi setiap anak
untuk belajar dengan potensinya msing-masing.
E. Keterampilan memberikan penguatan
Penguatan merupakan segala respon yang diberikan oleh guru kepada
siswa dalam segala bentuk baik itu verbal maupun tingkah laku dalamrangka
untuk mendorong atu mengkoreksi setiap sikap dan perbuatan yang
ditampilkan oleh siswa.

 Tujuan dari keterampilan memberikan penguatan

1. Meningkatkan perhatian dari siswa : Dengan memberikan pengutan


kepada siswa, hal tersebut akan membuat siswa merasa diperhatikan.
Dengan seiring berjalannya waktu jika penguatan dilakukan secara
kontinu (berkelanjutan) akan membuat siswa juga meningkatkan
perhatian kepada pembelajaran dari guru.
2. Membangkitkan dan memilihara motivasi belajara : Pengutan
nyatanya akan memberikan motivasi siswa untuk belajar. Hal ini
karena siswa mendapatkan perhatian dari guru, jika salah siswa akan
mendapatkan koreksi jika benar ia akan mendapatkan dorongan. 
3. Memudakan siswa untuk belajar : Penguatan dapat memberikan
siswa kemudahan untuk belajar, hal ini karena mereka merasa nyaman
mendapatkan perhatian dari guru.
4. Meminimalisir tingkah laku negatif dan membina tingkah laku
positif siswa : Ketika siswa salah diberikan penguatan yang bertujuan
agar siswa tidak mengulangi kesalah itu lagi, sebaliknya jika siswa
sudah membuat suatu hal yang benar maka penguatan positif dapat
mendorong siswa untuk membina tingkah laku terseut.
 Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat memberikan penguatan
Pada dasarnya penguatan merupakan sebuah tindakan untuk
memberikan respon kepada setiap tingkah laku dari siswa. Pengutan harus
diperhatikan dengan baik, memberikan pengutan yang salah dapat
membuat perkembangan siswa menjadi terganggu. Maka dari itu ada hal
hal yang perlu diperhatikan pada saat memberikan penguatan, diataranya
yaitu:
1. Hindari memberikan komentar negatif ketika siswa tidak bisa : jangan
di hina, dibentak, atau dimarahi secara berlebihan.

2. Berikan kehangatan dalam penguatan.

3. Penguatan dilaksanakan dengan kesungguhan atau serius

4. Bermakna

5. Melakukan variasi dalam memberikan penguatan: verbal/ucapan, gerak


atau bahasa tubuh

 Jenis penguatan
1. Penguatan verbal
Penguatan verbal adalah penguatan yang disampaikan melalui
kata-kata atau secara lisan. Penguatan verbal dapat diutrakan dengan
menggunakan kata-kata pujian, penghargaan, persetujuan, dan
sebagainya. misalnya : 
 Itu bagus
 Aku setuju denganmu
 Aku tidak menyangka kamu bisa melakukannya
 Apakah itu kamu yang melakukannya luar biasa
 Kmau adalah murid yang cerdas
 Itu hal yang menakjubkan untuk anak seusiamu
 Aku tidak percaya kamu melakukannya sendiri, itu hal yang hebat.
2. Penguatan non verbal
Penguatan ini meliputi :
 Penguatan berupa gerak mimik, seperti senyuman, acungan jempol,
kerutan wajah,tatapan mata yang tajam, dll.
 Penguatan dengan cara menekati
 Penguatan dengan memberikan kegiatan yang menyenangkan,
seperti: saat siswa bisa mengerjakan suatu tugas lebih dahulu dari
teman temannya, dia bisa diminta untuk mengajari teman lainnya
(make it fun).
 Penguatan berupa simbol, seperti : menggunakan bintang, kartu
bergambar, dll.
 Penguatan tak penuh, seperti : ketika mendapati siswa menjawab
soal dan beberapa jawabannya sebagaian salah guru tidak boleh
menyalahkan “iya kamu salah” tetapi dapat menggantinya dengan
“iya jawaban kamu sudah baik, tetapi kamu dapat
menyempurnakannya lebih baik lagi”.

F. Keterampilan mengelola kelas

Guru adalah yang bertanggung jawab terhadap kelas. baik tidaknya


kelas, lancar tidaknya kelas, itu tergantung dari guru. Pengelolaan kelas adalah
salah satu keterampilan yang harus guru miliki. Keterampilan pengelolaan
kelas adalah dasar sebagai seorang guru. Guru dituntut untuk mampu
mengoptimalkan kondisi belajar di kelas dan mengembalikan seperti semula
jika dirasa ada gangguan dalam pembelajaran.

Pengelolaan kelas adalah kegiatan untuk menciptakan, mengembalikan


dan mempertahankan kondisi optimal bagi terjadinya proses pembelajaran di
dalam kelas.

Sebagai contoh pengelolaan kelas adalah:

 Menghentikan tindakan siswa yang tidak baik dan mengundang


kegaduhan di dalam kelas.
 Pemberian ganjaran bagi ketepatan waktu dalam menyelesaikan tugas.
 Penetapan atran kelas yang efektif dan efisien.
 Tujuan keterampilan dalam mengelola kelas
1. Setiap anak terus bekerja, tidak macet, artinya tidak ada anak yang
berhenti karena tidak tahu akan tugas yang diberikan padanya
2. Setiap anak harus melakukan pekerjaan tanpa mrmbuang waktu,
artinya tiap anak akan bekerja secepatnya agar lekas menyelesaikan
tugas yang diberikan kepadanya.
 Keterampilan pengelolaan kelas untuk menciptakan dan memelihara
kondisi belajar yang optimal dapat dilakukan dengan cara
 Menunjukan sikap tanggap. Misalnya membuat siswa merasa bahwa
guru hadir bersama mereka dan tau apa yang mereka perbuat. Cara
ini dilakukan dengan cara memandang kelas secara seksama, gerak
mendekati, memberikan pertanyaan, dan memberikan reaksi pada
serian gangguan dan kekacauan.
 Memberi petunjuk-petunjuk yang jelas.
 Menegur : Teguran yang efektif harus memperhatikan : 1) jelas,
tegas, dan menuju pada siswa yang menggangu, 2) menghindari
peringatan yang kasar, 3) menghindari ocehan yang berkepanjangan.
 Memberikan penguatan.

G. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil

Pembelajaran saat ini cendrung memberikan siswa untuk berperan


aktif encari informasi secara mandiri. Maka dari itu pembelajaran si setting
untuk memberikan kesempatan siswindaria untuk berkelompok. 

Seorang guru harus mampu untuk membimbing siswa berkelompok


dengan baik. Begitupun dalam kelompok kecil. Dalam proses pembelajaran
dengan pembentukan kelompok kecil guru harus dapat membina siswa untuk
berdiskusi dan berbagi informasi di dalam kelompoknya.

Meski terdengar sepele nyatanya banyak guru kurang mampu untuk


melakukannya. Akibatnya yaitu di dalam kelompok ada siswa aktif, biasa saja
dan bahkan ada yan tidak mau ikut kerjasama. Anak tersebut menjadi patun
dan beban dalam kelompok tersebut.

Hal tersebut harus di hindari, maka keterampilan mengelola kelompok


kecil perlu dikuasai oleh seorang guru. 
Berikut ini adalah kompnen yang harus diperhatikan guru dalam
membimbing kelompok kecil

1. Memusatkan perhatian siswa pada satu jutuan dan satu topik diskusi.
Untuk memusatkan tujuan tersebut guru dapat melakukannya dengan
cara : menyampaikan tujuan dalam diskusi, menyampaikan masalah yang
akan di bahas, mencatat aspek-aspek yang mengganggu jalannya diskusi.
2. Menganalisis pendapat dari siswa. Analisis terhadap jawaban atau
pendapat siswa apakah setiap pendapat yang diutarakan sudah
berlandasakan sumber pengetahuan yang tepat dan memiliki landasan.
3. Meluruskan alur berfikir siswa. 
4. Memberikan kesmpatan kepada siswa untuk berpartisipasi dalam diskusi.
5. Menutup diskusi. Dapat dilakukan dengan membuat rangkuman hasil
diskusi.
Sementara hal-hal yang perlu dihindarkan dalam diskusi kelompok
kecil yaitu:

1. Guru mendominasi diskusi

2. Membiarkan siswa memonopoli diskusi

3. Membiarkan penyimpangan diskusi

4. Membiarkan siswa tidak bertanya

5. Tidak memperjelas dan mendukung alur berfikir siswa yang salah

6. gagal mengakhiri diskusi secara efektif.

H. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan

Keterampilan ini adalah keterampilan guru dalam memfasilitasi


siswanya untuk belajar baik secara individu maupun berkelompok. Karena
pembelajaran di dalam kelas tidak melulu berkelompok maka guru juga harus
mampu untuk mengelola pembelajaran secara individu.
Pembelajaran dengan perorangan dan kelompok kecil memungkinkan
guru untuk memberikan perhatian kepada siswa dan terjalinnya hubungan
yang lebih akrab antara guru dengan siswa serta siswa dengan siswa.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Keterampilan dasar mengajar (teaching skill) adalah kemampuan atau


keterampilan yang khusus (most spesifis instructional behaviours) yang harus
dimiliki oleh guru, dosen, instruktur agar dapat melaksanakan tugas mengajar
secara efektif, efisien dan professional. Keterampilan Dasar Mengajar merupakan
hal yang perlu dimiliki oleh guru dari semua bidang studi. Jika dipertimbangkan
bahwa bidang-bidang studi yang bermacam-macam mempunyai ciri-ciri
pengajaran yang khas, keterampilan mengajar untuk bidang-bidang studi khusus
perlu dikembangkan.Keterampilan Dasar Mengajar meliputi:

1. Keterampilan membuka dan menutup pembelajaran

2. Keterampilan menjelaskan pembelajaran

3. Keterampilan bertanya

4. Keteampilan mengadakan variasi

5. Keterampilan memberikan penguatan

6. Keterampilan mengelola kelas

7. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil

8. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan


Daftar Pustaka

Hasibuan dan Moedjiono. 2010. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja


Rodaskarya.

Sanjaya, Wina. 2005. Pembelajaran dan Implementasinya. Jakarta: Prenada


Media.

Usma, Uzar.2009.Menjadi Guru Profesional.Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya Offest.
Bahri, Djamarah Syaiful.2010.Guru dan Anak Didik dalam Interaksi
Edukatif.Jakarta: PT.Rineka Cipta

Sumantri, Mulyani.2001.Strategi Belajar Mengajar. Bandung:CV. Maulana

Alma, Buhari Dkk, Guru Prefesional (Menguasai Metode dan Keterampilan


Mengajar), Bandung: Alfa Beta, 2009

Darmadi, Hamid, Kemampuan Dasar Mengajar, Bandung: Alfabeta, 2009

Asril, Zainal, Micro Teaching, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011

Anda mungkin juga menyukai