Anda di halaman 1dari 10

Jenis Keterampilan Dasar Mengajar dan Dasar dari Mengajar

Laporan Baca ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pembinaan Kompetensi
Mengajar (PKM)
Dosen Pengampu: Dra. Nur Amalia, M.Pd.

Disusun oleh:

Dwi Anggraini 1801045002

Arlin Nur Apriyatin 1801045079

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA

2021
Materi Pertemuan 2

Tujuan Pembelajaran:
Setelah mengikuti perkuliahan ini diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan keterampilan das
ar mengajar.
Materi Pokok:
1. Jenis keterampilan dasar mengajar
2. Dasar dari mengajar (pembukaan, inti, penutup)
A. Jenis Keterampilan Dasar Mengajar
Istilah mengajar sering dikaitkan dengan istilah belajar, atau sebaliknya belajar
selalu digadengkan dengan mengajar, sehingga sudah menjadi satu kalimat majemuk
“kegiatan belajar-mengajar (KBM), proses belajar mengajar (PBM), dan untuk
menyebut kedua istilah tersebut, saat ini disatukan menjadi “pembelajaran”. Dengan
demikian jika disebut “pembelajaran” itu berarti menunjukkan proses kegiatan yang
melibatkan dua unsur yakni belajar dan mengajar.
Mengajar merupakan kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh guru, dosen,
instruktur pendidikan dalam mengatur dan mengelola lingkungan belajar untuk
mendorong aktivitas belajar siswa/pelajar. Sedangkan belajar merupakan kegiatan
yang dilakukan oleh siswa/pelajar merespon lingkungan belajar untuk mencapai
tujuan yang diharapkan.
Dalam mengajar ada dua kemampuan pokok yang harus dikuasai oleh guru,
dosen, instruktur yaitu 1) menguasai materi atau bahan ajar yang akan diajarkan, 2)
menguasai metodologi atau cara untuk membelajarkannya. Keterampilan dasar
mengajar termasuk ke dalam aspek nomor 2 yaitu cara membelajarkan siswa.
Keterampilan dasar mengajar mutlak harus dimiliki dan dikuasai oleh setiap tenaga
kependidikan karena dengan keterampilan dasar mengajar dasar mengajar bahwa
mengajar bukan sekedar proses menyampaikan pengetahuan saja, akan tetapi
menyangkut aspek yang lebih luas seperti; pembinaan sikap, emosional, karakter,
kebiasaan, dan nilai-nilai.
Keterampilan dasar mengajar (teaching skills) adalah kemampuan atau
keterampilan yang bersifat khusus (most specific instructional behaviours) yang harus
dimiliki oleh guru, dosen, instruktur, dan setiap tenaga pendidik agar dapat
melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien, dan professional (As. Glicman,
1991). Dengan demikian keterampilan dasar mengajar berkenaan dengan beberapa
kemampuan atau keterampilan yang bersifat mendasar dan melekat harus dimiliki dan
diaktualisasikan oleh setiap tenaga kependidikan dalam melaksanakan tugas
mengajarnya.
Allen dan Ryan (1987) mengemukakan jenis-jenis keterampilan dasar
mengajar adalah sebagai berikut:
1. Keterampilan membuka dan menutup pembelajaran
Kegiatan membuka dan menutup pembelajaran adalah dua kegiatan yang
berbeda, pertama kegiatan membuka dan kedua kegiatan menutup
pembelajaran. Perbedaan tersebut bisa dilihat dari adanya beberapa aspek,
seperti dari segi pengertian, fungsi, maupun penerapannya. Pertama,
kegiatan membuka pembelajaran adalah usaha yang dilakukan setiap guru
untuk mengawali pembelajaran untuk menciptakan prakondisi belajar bagi
siswa agar mental, perhatian, dan motivasinya terpusat dan bangkit untuk
melakukan aktivitas belajar yang akan diikutinya. Adapun tujuan
membuka pembelajaran antara lain; 1) menarik perhatian siswa; 2)
menumbuhkan motivasi belajar siswa; 3) memberikan acuan atau rambu-
rambu tentang pembelajaran yang dilakukan. Kedua, kegiatan menutup
pembelajaran yaitu kegiatan yang dilakukan guru untuk mengakhiri
pembelajaran. Tujuan dari kegiatan menutup pembelajaran ini untuk
memberikan gambaran secara menyeluruh mengenai adanya pengalaman
belajar (hasil belajar) yang telah dikuasainya. Kegiatan-kegiatan dalam
menutup pembelajaran misalnya; 1) merangkum atau membuat garis besar
permasalahan yang dibahas; 2) mengonsolidasikan siswa terhadap hal-hal
yang dianggap pokok; 3) mengorganisasikan kegiatan yang telah
dilakukan untuk membuat pemahaman baru, 4) memberikan tindak lanjut,
dll.
2. Keterampilan memberikan variasi stimulasi
Variasi stimulus adalah memberikan respon yang bervariasi (berbeda atau
berganti-ganti). Melalui variasi stimulus ini dimaksudkan untuk menjaga
agar suasana pembelajaran selalu menarik, tidak membosankan, sehingga
siswa selalu menunjukkan sikap antusias, bergairah, penuh perhatian, dan
selalu berpartisipasi aktif mengikuti kegiatan pembelajaran.
3. Keterampilan bertanya
Bertanya merupakan suatu unsur yang selalu ada dalam peroses
komunikasi, termasuk dalam komunikasi pembelajaran. Bertanya adalah
penyampaian atau mengungkapkan pertanyaan sebagai stimulus untuk
memunculkan atau menumbuhkan jawaban (respon) dari siswa terhadap
yang ditanyakan. Dengan bertanya dapat meningkatkan aktivitas belajar
seperti; meningkatkan partisipasi siswa, kemampuan berfikir,
membangkitkan rasa ingin tahu, dan memusatkan perhartian siswa.
4. Keterampilan menggunakan isyarat
Pembelajaran pada dasarnya adalah suatu proses komunikasi, dalam
komunikasi terdapat beberapa jenis atau bentuk komunikasi yaitu: lisan,
tulisan, dan isyarat. Fokus keterampilan menggunakan isyarat, merupakan
penerapan dari bentuk atau jenis komunikasi selain lisan dan tulisan.
Tujuan dari penggunaan bahasa isyarat ini terutama adalah untuk
memusatkan perhatian dan motivasi belajar siswa. Untuk memelihara
perhatian dan motivasi belajar siswa, dalam kondisi tertentu kadang tidak
bisa dengan cara lisan atau tulisan.
5. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
Penguasaan keterampilan membimbing diskusi kecil menuntut mahasiswa
untuk dapat mengarahkan diskusi agar tetap menuju pada masalah yang di
bahas serta terampil dalam mendengarkan dan merumuskan hasil- hasil dis
kusi sehingga dapat memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi dalam s
eluruh kegiatan diskusi. Pernyataan di atas sejalan dengan yang dikemukak
an Mulyasa (2013, hlm.90) “keterampilan membimbing diskusi kelompok
kecil perlu dikuasai oleh guru, sebab diskusi memungkinkan peserta didik
untuk menguasai konsep-konsep materi untuk memecahkan suatu masalah
melalui proses berpikir kritis, percaya diri, berani berpendapat secara kritis
dan positif serta mampu berinteraksi dengan teman dan lingkungan sosialn
ya.”
6. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan mengajar perseorangan
Penguasaan pengetahuan keterampilan akan membantu peserta didik dala
m memenuhi kebutuhannya yang berbeda-beda. Peserta didik secara indivi
dual memiliki perbedaan dalam banyak hal, yang meliputi: perbedaan dala
m kemampuan berpikir, karakteristik, berbeda secara emosional, daya tang
kap, bakat maupun minatnya. Perbedaan tersebut perlu mendapatkan perha
tian serius dalam pembelajaran agar peserta didik dapat berkembang dan m
encapai prestasi belajarnya secara optimal. Pernyataan tersebut sejalan den
gan yang dikemukakan Usman (2013, hlm.103) bahwa “Penguasaan ketera
mpilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan merupakan satu kebutu
han yang esensial bagi setiap calon guru dan guru. Pengajaran ini memung
kinkan guru untuk memberikan perhatian terhadap setiap peserta didik, pa
da pengajaran ini memungkinkan peserta didik belajar lebih aktif, berkemb
ang serta memenuhi kebutuhannya secara optimal.”
7. Keterampilan memberikan ilustrasi/contoh
Tidak semua materi atau bahan ajar yang disajikan kepada siswa, baik
melalui penjelasan lisan, melalui bahasa tulisan atau isyarat dapat dengan
cepat dan mudah dipahami dan dikuasai oleh siswa. Dengan demikian
untuk mempermudah siswa menangkap, memahami, dan menguasai materi
ajar yang diberikan perlu bantuan atau menggunakan contoh-contoh atau
ilustrasi yang dapat memperjelas terhadap bahan ajar atau penjelasan yang
disampaikan. Penggunaan contoh atau ilustrasi dalam pembalajaran harus
disesuaikan dengan karakteristik materi dan tingkat pengalaman siswa itu
sendiri. Contoh dan ilustrasi yang diberikan selalu diorientasikan untuk
menjembatani siswa dalam memahami terhadap materi yang sedang
dipelajari, atau tercapainya kompetensi pembelajaran.
8. Keterampilan memberikan umpan balik dan penguatan
Pemberian penguatan adalah segala bentuk respon yang merupakan bagian
dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa. Tujuannya
yaitu untuk memberikan informasi atau umpan balik sebagai suatu
dorongan atau koreksi bagi siswa atas perbuatan atau responnya. Pada
garis besarnya terdapat dua bentuk atau teknik pemberian penguatan;
yaitu: 1) penguatan verbal; yaitu bentuk penguatan melaui kata-kata
(lisan), seperti bagus, cantik, tampan dll; 2) penguatan nonverbal; yaitu
pemberian penguatan dengan isyarat, seperti dengan anggukan kepala,
mengancungkan jempol, dll.
9. Keterampilan mengelola kelas
Penguasaan pengetahuan keterampilan mengelola kelas perlu dimiliki
mahasiswa karena berkaitan langsung dengan aktivitas belajar peserta
didik di kelas. Keberhasilan guru dalam pembelajaran, di samping
ditentukan oleh pengetahuan guru mengenai bahan ajar dan metode
mengajar juga ditentukan oleh adanya pengelolaan kelas. Sejalan dengan
yang dikemukakan oleh Alma (2012, hlm. 81) “Suatu kondisi belajar yang
baik akan tercapai jika guru mampu mengatur siswa dan sarana pengajaran
serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk
mencapai tujuan pengajaran”. Penguasaan kondisi fisik kelas
berhubungan dengan penataan sarana dan prasarana kelas yang dapat
memenuhi dan mendukung terjadinya kelancaran dalam proses
pembelajaran. Misalnya penataan tempat duduk yang tidak terlalu rapat
dan tidak terlalu renggang, lingkungan kelas yang selalu rapih dan bersih,
adanya pemisahan ruang teori dan ruang praktik, serta penyediaan tempat
untuk alat-alat praktik yang tidak dapat dibawa pulang. Guru yang dapat
mengelola kondisi fisik kelas akan meningkatkan efektifitas belajar siswa
sehingga siswa merasa senang, nyaman, aman, dan belajar dengan baik.

B. Dasar dari mengajar (pembukaan, inti, penutup)


Pembelajaran menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS adalah
proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkun
gan belajar. Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi yang mana terdapat kegia
tan saling mempengaruhi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar me
lalui suatu rangkaian atau langkah-langkah sistematis yang dapat dilakukan berulangk
ali untuk mencapai tujuan yang diinginkan, karena pembelajaran merupakan sebuah p
roses interaksi maka pembelajaran harus dikelola sedemikian rupa agar pembelajaran
lebih efektif dan efisien. Dalam mengelola pembelajaran kita dapat mengacu pada pro
sedur umum pembelajaran. Prosedur umum pembelajaran terdiri dari tiga kegiatan yai
tu pembuka, inti dan penutup.
Kegiatan pembuka bertujuan untuk mengkondisikan siswa agar siswa memilik
i kesiapan untuk memulai pembelajaran. Ketika siswa memiliki kesiapan untuk belaja
r maka pembelajaran akan mudah diterima oleh siswa. Dalam kegiatan pembuka ini ti
dak hanya mengkondisikan siswa saja tetapi juga bertujuan untuk mengkondisikan ke
adaan lingkungan belajar dan menyiapkan segala keperluan untuk menunjang kegiata
n pembelajaran. Menurut Sukirman (2012, hlm. 141) kegiatan membuka pembelajara
n, pada hakikatnya merupakan langkah pertama yang dilakukan oleh guru untuk menc
iptakan suasana awal pembelajaran yang kondusif sebelum memasuki tahap kegiatan i
nti pembelajaran, yang bertujuan untuk mengkondisikan siswa, baik fisik, mental, em
osional, dan sosial agar dapat memusatkan diri atau konsentrasi pada pembelajaran ya
ng akan dilaksanakan. Untuk membuka pembelajaran, banyak cara atau kegiatan yang
dapat dilakukan oleh guru. Secara umum menurut Sukirman (2012, hlm. 143) kegiata
n-kegiatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Mengkondisikan pembelajaran (conditioning)
a. Menumbuhkan perhatian dan motivasi.
b. Menciptakan sikap yang mendidik.
c. Menciptakan kesiapan belajar siswa.
d. Menciptakan suasana pembelajaran yang demokratis.
2. Melaksanakan kegiatan apersepsi
a. Mengecek kehadiran siswa.
b. Mengecek pemahaman siswa terhadap materi yang lalu dan mengkaitkannya denga
n materi yang akan dipelajari.
c. Menyampaikan tujuan atau kompetensi yang harus dicapai dari materi yang akan di
pelajari.
d. Menjelaskan kegiatan-kegiatan atau pengalaman pembelajaran yang harus dilakuka
n oleh siswa pada saat pembelajaran berlangsung.
Kegiatan-kegiatan diatas dapat dipilih oleh guru, namun harus disesuaikan den
gan situasi dan kondisi yang terjadi saat itu, setiap guru bisa berkreasi sendiri mengen
ai cara membuka pembelajaran dan mengkondisikan siswa agar siap belajar.
Setelah siswa dirasa siap untuk belajar, maka guru dan siswa dapat melanjutka
n ke kegiatan inti pembelajaran. Menurut Sukirman (2012, hlm. 161) Kegiatan inti ad
alah kegiatan pokok pembelajaran yaitu proses interaksi antara siswa dengan lingkung
an pembelajaran untuk mencapai tujuan atau kompetensi yang telah direncanakan. Me
nurut PP no. 19 tahun 2005 (dalam Sukirman, 2012, hlm. 161) prinsip umum pembela
jaran harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi secara aktif, serta memberikan ruang gerak yang cukup bagi prak
arsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik
serta psikologis peserta didik.
Kegiatan inti sendiri bertujuan untuk membangun pengetahuan siswa. Untuk
membangun pengetahuan siswa guru dapat menggunakan model, strategi dan pendeka
tan dalam pembelajaran. Model, strategi dan pendekatan ini harus disesuaikan dengan
tahap perkembangan anak, karakteristik materi pembelajaran dan juga situasi dan kon
disi yang terjadi. Apapun model, strategi ataupun pendekatan yang diterapkan oleh gu
ru dalam kegiatan inti pembelajaran, yang terpenting adalah pembelajaran harus berm
akna bagi siswa, karena dengan pembelajaran yang bermakna, siswa akan lebih muda
h menerima dan mengingat pembelajaran yang dilakukan.
Setelah kegiatan inti pembelajaran dilakukan, kegiatan selanjutnya adalah pen
utupan. Kegiatan menutup pembelajaran menurut Sukirman (2012, hlm. 171) adalah k
egiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pembelajaran yang bertujuan untu
k memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa, mengeta
hui tingkat pencapaian siswa baik pengetahuan, sikap maupun keterampilan yang terk
ait dengan materi pembelajaran yang telah dipelajarinya. Unsur-unsur dalam menutup
pembelajaran menurut Sukirman (2012, hlm. 171) yaitu merangkum, mengajukan pert
anyaan, memberikan tugas, refleksi, memberikan tes, dan menyimpulkan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan pembelajaran akan selalu
memuat tiga kegiatan diatas yaitu pembukaan, inti dan juga penutup. Setiap guru haru
s memiliki keterampilan terhadap tiga kegiatan pembelajaran tersebut agar pembelajar
an menjadi lebih efektif dan efisien serta tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
Daftar Pustaka

Sukirman, Dadang. Judul Jurnal “Keterampilan Dasar Mengajar”. Dalam link:


http://zein1819.blogspot.com/2013/03/keterampilan-dasar-mengajar.html

Achdiani, Yeni, dan Rusliayani, Dwi Ayu. Judul Jurnal “Pengetahuan Keterampilan Dasar
Mengajar dalam Menyiapkan Guru Sekolah Menengah Kejuruan”. Dalam link:
https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/teknobuga/article/view/15368/8034

Jaya, Hasma Nur. Judul Jurnal “Keterampilan Dasar Guru untuk Menciptakan Suasana
Belajar yang Bermutu”. Dalam link:
http://103.114.35.30/index.php/didaktis/article/view/1555/1275

Ifrianti, Syofnidah. Judul Jurnal “Membangun Kompetensi Pedagogik dan Keterampilan


Dasar Mengajar Bagi Mahasiswa Melalui Lesson Study”. Dalam link:
http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/terampil/article/view/2748/2121

Andriani, Dini. Dalam artikel “Prosedur Umum Pembelajaran Mikro (Pembukaan, Inti,
Penutup Pembelajaran”. Dalam link:
https://www.academia.edu/31735519/Prosedur_Umum_Pembelajaran_Mikro_Pembukaan_In
ti_Penutup_Pembelajaran_

Anda mungkin juga menyukai