Anda di halaman 1dari 16

Nama: Aleyda Aspiani

Nim: 210106091

Kelas: V C

Matkul: Pembelajaran IPS

TUGAS 3

A. Pengertian Keterampilan Dasar MI


Keterampilan dasar mengajar merupakan keterampilan umum
mengajar sebagai bekal utama dalam pelaksanan tugas profesional yang
mengacu atau merujuk kepada konsep pendekatan kompetensi dari LPTK
(Lembaga pendidikan dan Tenaga Kependidikan) (Alma, dkk., 2009: 22).
Keterampilan-keterampilan ini mutlak perlu dikuasai oleh setiap guru,
terlepas dari bidang studi apapun yang diajarkan sebagai modal dasar
dalam mengajar. Keterampilan dasar mengajar sangat diperlukan, karena
pembentukan penampilan guru yang baik diperlukan keterampilan dasar.
Keterampilan dasar adalah keterampilan standar yang harus dimiliki setiap
individu yang berprofesi sebagai guru. Keterampilan mengajar ini
merupakan modal utama yang harus dimiliki oleh setiap guru dengan baik
dan benar sehingga diharapkan dapat menghasilkan peserta didik yang
berkualitas dalam berbagai hal.
Keterampilan dasar mengajar (teaching Skill) adalah kemampuan
atau keterampilan yang bersifat khusus (most specific instructional
behaviors) yang harus dimiliki oleh guru, dosen, instruktur atau
widyaswara agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif,
efesien dan professional (As. Giloman, 1991). K eterampilan dasar
mengajar berkenaan dengan beberapa keterampilan atau kemampuan yang
bersifat mendasar dan harus dikuasai oleh tenaga pengajar dalam
melaksanakan tugas mengajarnya. Dalam mengajar ada dua kemampuan
pokok yang harus dikuasai oleh seorang tenaga pengajar, yaitu;

1
1. Menguasai materi atau bahan ajar yang akan diajarkan (what to
teach)
2. Menguasai metodologi atau cara untuk membelajarkannya (how to
teach).
Keterampilan dasar mengajar termasuk ke dalam aspek how to
teach yaitu bagaimana cara membelajarkan peserta didik. Keterampilan
dasar mengajar mutlak harus dimiliki dan dikuasai oleh seorang guru,
karena keterampilan dasar mengajar memberikan pengertian lebih dalam
mengajar. Mengajar bukan hanya sekedar proses menyampaikan materi
saja, tetapi menyangkut aspek yang lebih luas seperti pembinaan sikap,
emosional, karakter, kebiasaan, dan nilai-nilai.

B. Berbagai Keterampilan Dasar MI


Turney dalam Alma, dkk. (2009: 12) menyatakan bahwa
keterampilan dasar mengajar terdiri dari delapan hal, yaitu: keterampilan
bertanya, keterampilan mengelola kelas dan menumbuhkan disiplin,
keterampilan memberi stimulus secara bervariasi, keterampilan
memberikan penguatan, keterampilan menjelaskan, keterampilan
membuka pertemuan, keterampilan mengajar secara kelompok,
keterampilan untuk mengembangkan pola berfikir, dan keterampilan
mengajar secara individual.
Darmadi (2012: 1-10), dan Aqib (2001: 42) terdiri dari
keterampilan bertanya, keterampilan memberi penguatan, keterampilan
mengadakan variasi, keterampilan menjelaskan, keterampilan membuka
dan menutup pelajaran, keterampilan membimbing diskusi kelompok
kecil, keterampilan 7 mengelola kelas, dan keterampilan menjelaskan
kelompok kecil dan perseorangan. Keterampilan dasar mengajar yang
harus dikuasai oleh seorang pengajar dapat dibedakan menjadi 8 macam,
berikut uraiannya:
1. Keterampilan bertanya

2
Bertanya merupakan suatu unsur yang selalu ada dalam proses
komunikasi pembelajaran. Keterampilan bertanya merupakan
ucapan atau pertanyaan yang dilontarkan guru sebagai stimulus
untuk memunculkan atau menumbuhkan jawaban (respon) dari
peserta didik.
2. Keterampilan Menjelaskan
Saud (2009: 59) mengatakan bahwa keterampilan menjelaskan
pembelajaran ialah keterampilan menyajikan informasi secara lisan
yang diorganisasi secara sistematis untuk menunjukkan adanya
hubungan antara satu bagian dengan bagian yang lainnya, misalnya
antar sebab dan akibat, definisi dengan contoh atau dengan sesuatu
yang belum diketahui. Penyampaian informasi yang terencana
dengan baik dan disajikan dengan urutan yang cocok, merupakan
ciri utama kegiatan menjelaskan.
Keterampilan menjelaskan adalah suatu keterampilan menyajikan
bahan belajar yang diorganisasikan secara sistematis sebagai suatu
kesatuan yang berarti, sehingga mudah dipahami para peserta
didik.
3. Keterampilan menggunakan variasi
Udin dan Winataputra (2000:745) mengatakan bahwa variasi
adalah keanekaan yang membuat sesuatu tidak monoton. Variasi
dapat berwujud perubahan-perubahan atau perbedaan-perbedaan
yang sengaja dibuat untuk memberikan kesan unik. Keterampilan
menggunakan variasi merupakan keterampilan guru dalam
menggunakan bermacam kemmapuan dalam mengajar untuk
memberikan rangsangan kepada peserta didik agar suasana
pembelajaran selalu menarik, sehingga peserta didik bergairah dan
antusius dalam menerima pembelajaran dan aktivitas belajar
mengajar dapat berlangsung secara efektif. Terdapat tiga
komponen variasi mengajar yakni a) variasi gaya mengajar seperti
variasi suara, kontak pandang, pemusatan perhatian, kesenyapan,

3
mimik dan gerak, dan pergatian posisi dalam kelas, b) variasi
penggunaan media dan bahan ajar, dan c) variasi pola interaksi.
4. Keterampilan memberikan penguatan
Memberi penguatan atau reincorcement merupakan tindakan atau
respon terhadap suatu bentuk perilaku yang dapat mendorong
munculnya peningkatan kualitas tingkah laku tersebut di saat yang
lain.
5. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
Keterampilan membuka dan menutup pelajaran merupakan
keterampilan dasar mengajar yang harus dikuasai dan dilatihkan
bagi calon guru agar dapat mencapai tujuan pembelajaran secara
efektif, efisien dan menarik. Keterampilan membuka pelajaran
merupakan upaya guru dalam memberikan pengantar/pengarahan
mengenai materi yang akan dipelajari peserta didik sehingga
peserta didik siap mental dan tertarik mengikutinya. Sedangkan
keterampilan menutup pelajaran merupakan keterampilan
membantu peserta didik dalam menemukan konsep, prinsip, dalil,
hukum atau prosedur dari inti pokok bahasan yang telah dipelajari.
Pada dasarnya keterampilan membuka dan menutup pelajaran
adalah keterampilan yang berkaitan dengan kegiatan atau usaha
yang dilakukan oleh seorang guru dalam memulai dan mengakhiri
suatu pelajaran. Abimanyu (2008) secara singkat mengemukakan
bahwa membuka pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh
guru untuk menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan
perhatian peserta didik agar terpusat pada hal-hal yang akan
dipelajari. Menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru
untuk mengakhiri kegiatan inti pelajaran. Hal senada juga
disampaikan oleh Wardani dan Julaeha (2007) bahwa kegiatan
membuka pelajaran merupakan kegiatan menyiapkan peserta didik
untuk memasuki inti kegiatan (kegiatan inti) sedangkan menutup

4
pelajaran adalah kegiatan untuk memantapkan atau
menindaklanjuti topik yang akan dibahas.
6. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan
Keterampilan mengajar kelompok kecil adalah kemampuan guru
melayani kegiatan peserta didik dalam belajar secara kelompok
dengan jumlah peseerta didik berkisar antara 3 hingga 5 orang atau
paling banyak 8 orang untuk setiap kelompoknya. Sedangkan
keterampilan dalam pengajaran perorangan atau pengajaran
individual adalah kemampuan guru dalam menentukan tujuan,
bahan ajar, prosedur dan waktu yang digunakan dalam pengajaran
dengan memperhatikan tuntutan-tuntutan atau perbedan-perbedaan
individual peserta didik.
7. Keterampilan mengelola kelas
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan
dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan
mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar
mengajar. Dalam melaksanakan keterampilan mengelola kelas
maka perlu diperhatikan komponen keterampilan yang
berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar
yang optimal (bersifat prefentif) berkaitan dengan kemampuan
guru dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran, dan
bersifat represif keterampilan yang berkaitan dengan respon guru
terhadap gangguan peserta didik yang berkelanjutan dengan
maksud agar guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk
mengembalikan kondisi belajar yang optimal.
8. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang
melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang
informal dengan berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan
kesimpulan, atau pemecahan masalah. Diskusi kelompok
merupakan strategi yang memungkinkan peserta didik menguasai

5
suatu konsep atau memecahkan suatu masalah melalui satu proses
yang memberi kesempatan untuk berpikir, berinteraksi sosial, serta
berlatih bersikap positif. Dengan demikian diskusi kelompok dapat
meningkatkan kreativitas peserta didik, serta membina kemampuan
berkomunikasi termasuk di dalamnya keterampilan berbahasa.
Diskusi kelompok kecil adalah suau proses belajar yang dilakukan
dalam kerjasama kelompok bertujuan memecahkan suatu
permasalahan, mengkaji konsep, prinsip atau kelompok tertentu.
Untuk itu guru memiliki peran sangat penting sebagai pembimbing
agar proses diskusi dapat berlangsung sesuai dengan tujuan
pembelajaran1

C. Menerapkan Keterampilan Dasar MI Dengan Praktik


Pembelajaran di kelas biasanya dilakukan dengan mengaplikasi
keterampilan- keterampilan mengajar. Keterampilan mengajar yang
dikuasai pendidik pasti bermanfaat membawa anak didik mencapai tujuan
pembelajaran yaitu memahami materi yang menjadi bahasan. Harus
disadari bahwa tidak semua anak didik dapat menerima pembelajaran
dengan benar dan mudah. Dengan menguasai dan mempraktikkan
beberapa keterampilan mengajar pendidik sudah memberi kesempatan
pada anak didik mengerti dan memahami pembelajaran. Pembelajaran
aktif yang banyak dianjurkan sekarang ini memiliki ciri yang khusus.
Anak didik tidak hanya duduk manis mendengar tetapi juga adakalanya
turut mengambil bagian dalam proses pembelajaran. Pendidik melibatkan
anak didik dalam diskusi kelas dan diskusi kelompok. Setrategi ini
membantu anak didik lebih mudah memahami pembelajaran.
Pengajaran mikro bertujuan membekali tenaga pendidik beberapa
keterampilan dasar mengajar dan pembelajaran. Bagi calon tenaga
pendidik metode ini akan memberi pengalaman mengajar yang nyata dan

1
Fitri Siti Sundari, dkk, KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR, Penerbit: Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pakuan. Hal, 5-51.

6
latihan sejumlah keterampilan dasar mengajar secara terpisah. Sedangkan
bagi tenaga pendidik dapat mengembangkan keterampilan dasar
mengajarnya sebelum mereka melaksanakan tugas sebagai tenaga
pendidik. Memberikan kemungkinan calon tenaga pendidik untuk
mendapatkan bermacam keterampilan dasar mengajar serta memahami
kapan dan bagaimana menerapkan dalam program pembelajaran sehingga
pada akhir masa kuliah mahasiswa diharapkan memiliki kompetensi
(pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai dasar atau sikap yang
direfleksikan dalam berpikir dan bertindak) sebagai calon guru, sehingga
memiliki pengalaman melakukan pembelajaran dan kesiapan melakukan
praktik pendidikan.
Micro Teaching atau pembelajaran mikro adalah seperangkat
teknik pelatihan yang menuntut seorang pendidik mengamati/menonton
rekaman pembelajaran untuk mengetahui apakah sebuah pembelajaran
sudah berjalan sebagaimana mestinya. Micro teaching is a training
technique where by the teacher reviews a videotape of the lesson after
each session in order to conduct a post mordem… ( Wikipedia, en
wikipedia.org/ inki/microteaching ) – retrieved 18 02 2013. Micro
teaching is an excellent way to build up skills and confidence, to
experience ‘ a range of lecturing styles and to learn and practice giving
constructive feedback. Micro teaching gives instructors an opportunity to
safely put themselves “under the microscope” of a small group of
audience, but also to observe and comment on other people’s
performances ….” Sebuah cara yang baik membangun rasa percaya diri
dan meningkatkan keterampilan menggunakan serangkaian gaya atau
keterampilan pembelajaran dan berlatih memberi umpan balik. Kegiatan di
bawah pengamatan sekelompok orang yang akan memberi penilaian
terhadap pembelajaran tersebut (retrieved 3 rd of March 2012-from :
www.bhmedemanual.org/bool/export/html/36).2
2
Agustinus Ngadiman, Sueb Hadi Saputro, MODUL PKT. 11, [MICRO TEACHING],
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI LEMBAGA LAYANAN
PENDIDIKAN TINGGI WILAYAH VII, 2018.

7
8
TUGAS 4

A. Mengidentifikasi Strategi Pembelajaran IPS MI


Secara umum strategi dapat diartikan sebagai suatu garis-garis
besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah
ditentukan. Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi juga bisa
diartikn sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam
perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah
digariskan. Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai
perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu . Kemp menjelaskan bahwa strategi
pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan
guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan
efisien. Dari pendapat tersebut, Dick and Carey juga menyebutkan bahwa
strategi pembelajaran itu adalah suatu set materi dan prosedur
pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan
hasil belajar pada siswa.3
1. Strategi Pembelajaran Reading Aloud (Membaca Keras)
a. Kegiatan Pendahuluan
Guru memberi salam kepada peserta didik, membuka
pembelajaran dengan bacaan basmallah dan berdoa
bersamasama, presensi, menyiapkan peserta didik secara
fisik dan psikis supaya siap serta antusias dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Kemudian
guru menginformasikan kepada peserta didik materi yang
akan dipelajari yaitu Lambang Koperasi Lama dan Baru
Beserta Artinya. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
yang harus dicapai oleh peserta didik serta mengaitkan
materi yang lalu dengan materi yang akan dipelajari
(apersepsi).

3
Amini, dkk, Strategi Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar, Journal on Education Volume 05, No.
03, Maret-April 2023, hal. 6929.

9
b. Kegiatan Inti
Guru memaparkan materi kepada peserta didik mengenai
berbagai hal yang terkait dengan koperasi dan lambangnya.
Kemudian guru memancing peserta didik untuk bertanya
atau mengemukakan pendapatnya. Guru dan peserta didik
bertanya jawab tentang hal/materi yang belum diketahuinya
atau masih membingungkan. Selanjutnya guru membagikan
kopian teks pada peserta didik yang berisi materi Lambang
Koperasi Lama dan Baru Beserta Artinya. Dalam proses
pembelajaran, guru menunjuk peserta didik secara
bergantian untuk membaca materi dengan suara keras.
Ketika bacaan sedang disampaikan, guru memberhentikan
bacaan peserta didik pada beberapa bagian untuk
menekankan arti penting poin-poin tersebut, untuk bertanya
ataupun memberikan contoh. Proses pembelajaran diakhiri
dengan bertanya jawab kepada peserta didik mengenai hal-
hal yang ada dalam teks bacaan.
c. Kegiatan Penutup (Akhir)
Guru bersama peserta didik membuat
kesimpulan/rangkuman hasil belajar. Kemudian guru
melakukan post test terhadap tingkat pemahaman peserta
didik selama proses pembelajaran berlangsung. Guru dan
peserta didik melakukan refleksi terhadap kegiatan
pembelajaran yang telah dilaksanakan, guru menyampaikan
materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya. Di
akhir kegiatan pembelajaran, guru memberi salam,
membaca hamdallah dan membaca doa secara bersama-
sama.
2. Strategi Pembelajaran Active Knowledge Sharing (Saling Tukar
Pengetahuan)
a. Kegiatan Pendahuluan

10
Guru menyampaikan salam, membuka pembelajaran
dengan bacaan basmallah dan berdoa bersama-sama,
melakukan presensi, menyiapkan peserta didik secara fisik
dan psikis supaya siap dan semangat dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. Peserta didik
mendapat informasi mengenai materi yang akan
dipelajarinya yaitu Membandingkan/Membedakan Jenis
Teknologi Transportasi pada Masa Kini dan Masa Lalu.23
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran serta mengaitkan
materi yang lalu dengan materi yang akan dipelajari.
Peserta didik mengamati gamabr bermacam-macam
teknologi transportasi yang sebelumnya telah dipersiapkan
oleh guru. Dalam tahap ini, peserta didik dikenalkan untuk
dapat menganalisis materi pembelajaran lewat media
gambar.
b. Kegiatan Inti
Guru mengelompokkan teknologi transportasi masa lalu
dan masa kini, membandingkan/membedakan jenis-
jenisnya. Selain itu, guru menunjukkan peralatannya dan
menyebutkan macam-macam teknologi transportasi masa
lalu dan masa kini. Guru mengajukan pertanyaan-
pertanyaan kepada peserta didik terkait dengan materi
Teknologi Transportasi Masa Lalu dan Masa Kini. Peserta
didik menjawab pertanyaan yang diajukan guru dengan
sebaik mungkin. Guru mempersilakan peserta didik untuk
berkeliling mencari temanyang dapat membantu menjawab
pertanyaan yang tidak diketahui atau diragukan
jawabannya. Setelah itu, guru meminta peserta didik untuk
kembali ke tempat duduk masing-masing lalu memeriksa
jawabannya. Guru bertanya jawab dengan peserta didik
tentang hal-hal yang belum diketahui, meluruskan

11
ketidaktepatan pemahaman dan memberikan penguatan
serta simpulan.
c. Kegiatan Penutup (Akhir)
Setelah selesai, guru bersama peserta didik membuat
kesimpulan/rangkuman hasil belajar. Guru memberikan
tugas untuk dikerjakan peserta didik, melakukan refleksi
terhadap pembelajaran dan menyampaikan materi yang
akan dipelajari dalam pertemuan mendatang. Diakhir
kegiatan pembelajaran, guru memberi salam, membaca
hamdallah dan membaca doa secara bersama-sama.
3. Strategi Pembelajaran Small Group Discussion (Diskusi Kelompok
Kecil)
a. Kegiatan Pendahuluan
Guru memberi salam, membuka mata pelajaran dengan
bacaan basmallah dan berdoa bersama-sama, melakukan
presensi, menyiapkan peserta didik secara fisik dan psikis
supaya siap dan semangat dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan. Guru
menginformasikan kepada peserta didik mengenai materi
yang akan dipelajari mengenai Masalah Sosial dan Macam-
macam Masalah Sosial di Lingkungan Setempat. Kemudian
guru menyampaikan mengenai tujuan pembelajaran serta
mengaitkan materi yang lalu dengan materi yang akan
dipelajari.
b. Kegiatan Inti
Guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik
mengenai masalah-masalah sosial dan mengelompokkan
masalah-masalah sosial yang ada di daerahnya/sekitarnya.
Guru melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap
kegiatan pembelajaran. Setelah itu, guru memaparkan
secara singkat materi mengenai macam-macam masalah

12
sosial. Kemudian peserta didik diberi tugas untuk mendata
masalah-masalah sosial yang pernah dialami/dijumpai
disekitar lingkungannya. Guru membagi kelas menjadi
beberapa kelompok kecil (maksimal 5 anak) dan
memberikan soal studi kasus mengenai masalah-masalah
sosial yang ada di lingkungan sekitarnya. Setelah itu guru
menginstruksikan pada setiap kelompok untuk
mendiskusikan jawaban soal studi kasus tersebut, dan
memastikan setiap anggota kelompok berpartisipasi aktif
dalam diskusi.27 Setelah beberapa waktu, guru
menginstruksikan pada setiap kelompok melalui juru bicara
(jubir) yang ditunjuk untuk menyampaikan hasil diskusinya
dalam forum kelas. Guru melakukan klarifikasi,
penyimpulan dan tindak lanjut terhadap kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan.
c. Kegiatan Penutup (Akhir)
Guru bersama peserta didik membuat
kesimpulan/rangkuman hasil belajar mata pelajaran IPS.
Kemudian guru melakukan post test terhadap tingkat
pemahaman peserta didik selama kegiatan pembelajaran,
refleksi pembelajaran, menyampaikan materi yang akan
dipelajari pada pertemuan selanjutnya. Pada akhir kegiatan
pembelajaran, guru memberikan salam, membaca
hamdallah dan membaca doa secara bersama-sama.

B. Keunggulan dan Kelemahan Setiap Strategi Pembelajran IPS MI


1. Strategi Pembelajaran Reading Aloud (Membaca Keras)4,
Kelebihan atau keunggulan pembelajaran membaca menggunakan
strategi Reading Aloud yaitu: a) Membina dan mengembangkan
4
Hendriyanto Bujangga, Metode Reading Aloud Dalam Membantu Siswa Dengan Kesulitan
Belajar Disleksia (Pembelajaran Inovatif Progresif)Genderang Asa: Journal Of Primary Education
Pgmi Iain Lhokseumawe Vol 3 No 1 (2022), hal. 74-75.

13
kemampuan daya fantasi pada peserta didik. b) Pelajaran dapat
dihidangkan dengan lebih menarik bagi murid bila disajikan dalam
bentukmembaca dengan keras. c) Peserta didik dilatih untuk
menjadi pendengar yang sopan. d) Peserta didik memperoleh
kesempatan untuk menghayati suatu hiburan. e) Peserta didik
memperoleh penambahan kekayaan pengalaman. f) Kegemaran
dan ketertarikan akan suatu pelajaran dapat dipupuk dan
dikembangkan. Kepuasan batiniah dapat diperoleh murid dengan
membaca sendiri dengan keras materi bahan bacaan. g)
Memberikan contoh yang baik kepada peserta didik yang lain
bagaimana cara membaca yang baik. Kekurangan atau kelemahan
pembelajaran membaca menggunakan strategi Reading Aloud
yaitu: a) Peserta didik akan merasa bosan jika bacaan masih
bersifat monoton. b) Peserta didik di kelas rendah masih belum
bisa memahami apa yang dibacanya. c) Terpupuknya suatu
kebiasaan untuk menerima pelajaran harus dengan membaca,
dayaafektifnya kurang berjalan. d) Tidak semua guru mampu
memberikan materi bahan bacaan yang menarik. e) Jika kelas-kelas
yang berdekatan gaduh atau sedang balajar bernyanyi, maka
penyajiandengan metode membaca tidak dapat efisien. f) Rencana
pelajaran tidak sesuai waktu yang diinginkan.
2. Strategi Pembelajaran Active Knowledge Sharing (Saling Tukar
Pengetahuan) membutuhkan waktu yang lama, sedangkan
keunggulannya; 1) kolaborasi mental dan fisik siswa,
2)memberikan efek sosial dari belajar aktif melalui model
pembelajaran, 3) memotivasi siswa untuk berinteraksi sesama
siswa secara langsung yang dapat membatu meningkatkan prestasi
belajar. 4) membuat siswa lebih aktif.
3. Strategi Pembelajaran Small Group Discussion (Diskusi Kelompok
Kecil)

14
Keunggulan strategi ini adalah; 1) membuat siswa lebih aktif, 2)
mengajarkan siswa menghargai pendapat oranglain dan kerjasama
tim. 3)meningkatkan keterampilan berkomunikasi, 4)
meningkatkan partisipasi siswa dalam kelas maupun di luar kelas,
5) mengembangkan pengetahuan siswa. Sedangkan kelemahannya
adalah. 1) lebih banyak memakan waktu, 2) menimbulkan
ketergantungan kelompok, 3) menimbulkan dominasi kelompok, 4)
guru sulit megelola iklim kelas.

C. Menjelaskan Kriteria Pemilihan Strategi Pebelajaran IPS MI


Mager (1977: h. 54) menyampaikan beberapa kriteria yang dapat
digunakan dalam memili strategi pembelajaran, yaitu: 1. Berorientasi pada
tujuan pembelajaran Tipe perilaku apa yang diharapkan dapat dicapai oleh
peserta didik. Misalnya menyusun bagan analisis pembelajaran. Berarti
metode yang paling dekat dan sesuai yang dikehendaki oleh TPK adalah
latihan atau praktik langsung. 2. Pilih teknik pembelajaran sesuai dengan
keterampilan yang diharapkan dapat dimiliki saat bekerja nanti
(dihubungkan dengan dunia kerja). Misalnya setelah bekerja, peserta didik
dituntut untuk pandai memprogram data komputer (programmer). Berarti
metode paling mungkin digunakan adalah praktikum dan analisis
kasus/pemecahan masalah (problem solving) 3. Gunakan media
pembelajaran yang sebanyak mungkin memberikan rangsangan pada
indera peserta didik. Artinya dalam satuan-satuan waktu yang bersamaan
peserta didik dapat melakukan aktifitas fisik maupun psikis. Misalnya
menggunakan OHP. Dalam menjelaskan suatu bagan, lebih baik guru
menggunakan OHP daripada hanya berceramah saja, karena penggunaan
OHP memungkinkan peserta didik sekaligus dapat melihat dan mendengar
penjelasan guru.
Selain kriteria di atas pemilihan strategi pembelajaran dapat
dilakukan dengan memperhatikan pertanyaan-pertanyaan di bawah ini: 1.
Apakah materi pelajaran paling baik disampaikan secara klasikal (serentak

15
bersama-sama dalam satu-satuan waktu)? 2. Apakah materi pelajaran
sebaiknya dipelajari peserta didik secara individual sesuai dengan laju dan
kecepatan belajar masing-masing? 3. Apakah pengalaman langsung hanya
dapat berhasil diperoleh dengan jalan praktik langsung dalam kelompok
dengan guru atau tanpa kehadiran guru? 4. Apakah diperlukan diskusi atau
konsultasi secara individual antara guru dan siswa?5

5
Nina Lamatenggo, STRATEGI PEMBELAJARAN, Prosiding Webinar Magister Pendidikan Dasar
Pascasarjana Universitas Negeri Gorontalo “Pengembangan Profesionalisme Guru Melalui
Penulisan Karya Ilmiah Menuju Anak Merdeka Belajar” Gorontalo, 14 Juli 2020, hal. 28.

16

Anda mungkin juga menyukai