Anda di halaman 1dari 5

Paper Pertemuan 15

Kelompok 6
Disa Almira Pabila (06091282126049)
Razan Gantama NJ. (06091182126006)
Ringkasan Materi: Keterampilan Dasar Mengajar

A. Pengertian Keterampilan Dasar Mengajar


Keterampilan dasar mengajar (teaching skills) adalah kemampuan atau
keterampilan yang bersifat khusus (most specific instructional behaviors) yang harus
dimiliki oleh guru, dosen, instruktur atau widyaiswara agar dapat melaksanakan tugas
mengajar secara efektif, efisien dan profesional (As. Gilcman,1991). Dengan demikian
keterampilan dasar mengajar berkenaan dengan beberapa keterampilan atau kemampuan
yang bersifat mendasar dan harus dikuasai oleh tenaga pengajar dalam melaksanakan
tugas mengajarnya.\
Dalam mengajar ada dua kemampuan pokok yang harus dikuasai oleh seorang
tenaga pengajar, yaitu;
1) Menguasai materi atau bahan ajar yang akan diajarkan (what to teach)
2) Menguasai metodologi atau cara untuk membelajarkannya (how to teach)
Keterampilan dasar mengajar termasuk kedalam aspek no 2 yaitu cara membelajarkan
siswa. Keterampilan dasar mengajar mutlak harus dimiliki dan dikuasai oleh tenaga
pengajar, karena dengan keterampilan dasar mengajar memberikan pengertian lebih
dalam mengajar. Mengajar bukan hanya sekedar proses menyampaikan materi saja,
tetapi menyangkut aspek yang lebih luas seperti pembinaan sikap, emosional, karakter,
kebiasaan dan nilai-nilai.
B. Jenis-Jenis Keterampilan Dasar Mengajar
Keterampilan dasar mengajar yang harus ada pada seorang tenaga pengajar atau
pendidik dapat dibedakan menjadi 8 jenis keterampilan. Keterampilan dasar mengajar
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Keterampilan Bertanya
Dosen saya pernah mengatakan bahwa seseorang yang banyak bertanya bukan berarti
dia bodoh, tetapi sebenarnya dialah orang yang memiliki banyak wawasan. Bertanya
adalah ucapan verbal yang meminta respon dari seseorang yang dikenal. Dalam
kegiatan belajar mengajar, keterampilan bertanya ini memiliki peran yang sangat
penting, dan banyak sekali dampak positif terhadap siswa. Berikut dampak positifnya:
 Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu murid tersebut
 Meningkatkan prestasi siswa dalam kegiatan pembelajaran
 Memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang sedang dibahas (fokus)
 Mengembangkan pola dan cara berfikir siswa, sebab berfikir itu ialah bertanya.
 Menambah wawasan dari siswa tersebut, karena mendapat jawaban yang
memuaskan
 Menambah rasa berani dan belajar menyusun diksi\

2. Keterampilan Memberi Penguatan


Pemberian penguatan oleh guru terhadap perilaku siswa akan mendorong siswa
tersebut agar berbuat lebih baik lagi. Mulyani Soemantri dan Johan Permana
(1998/1999: 272).
Dalam keterampilan memberi penguatan, ada 2 komponen yaitu komponen verbal
dan nonverbal.
A. Komponen verbal
Menurut D. N Pah (1984: 6), penguatan verbal dapat dikelompokkan menjadi dua
bentuk, yaitu: penguatan verbal kata-kata dan kalimat.
1) Kata-kata
Dulu ketika kita sekolah, kita pasti sering mendengar kata bagus, benar/betul, pintar,
dan lainnya. Nah, itulah contoh dari penguatan verbal menggunakan kata-kata.
Biasanya hal tersebut terjadi ketika kita mengerjakan soal dengan benar, atau taat
akan peraturan dan lainnya.
2) Kalimat
Sederhananya, kalo tadi menggunakan kata-kata, dalam penguatan verbal satu ini,
menggunakan kalimat, contoh: Cara Dini memberikan penjelasan bagus sekali.

B. Komponen Nonverbal
Keterampilan penguatan nonverbal, lebih mengaplikasikan praktek sentuhan,
contohnya dulu ketika sekolah SD, kita pernah di elus kepalanya yang menandakan
bahwa kamu baik atau sang guru sedang menasehati.
3. Keterampilan Mengadakan Variasi
Variasi stimulus adalah kegiatan seorang guru dalam konteks proses interaksi
pembelajaran yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan peserta didik, sehingga
dalam proses situasi pembelajaran senantiasa menunjukkan ketekunan dan penuh
partisipasi (Zainal Asril, 2011:86).
Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan diadakannya variasi dalam pembelajaran
adalah untuk mengatasi kebosanan siswa, menarik perhatian siswa, membuat siswa
menjadi lebih tekun, dan adanya interaksi yang intens antara guru dan siswa.
Keterampilan mengadakan variasi ada 3 macam, yaitu: variasi cara mengajar
guru, variasi dalam menggunakan media atau alat pengajaran, dan variasi pola
interaksi dan kegiatan siswa (Muh. Uzer Usman, 2007:85-87).
Contoh Implementasi:
A. Variasi Cara Mengajar Guru

 Penggunaan nada suara: dari keras menjadi lembut, tinggi menjadi


rendah, dan cepat menjadi lambat, ataupun sebaliknya.
 Pemusatan Perhatian, seperti: Perhatikan baik-baik! Jangan ribut!
 Kesenyapan atau kebisuan, ketika sedang menjelaskan, tiba-tiba seorang
guru diam sejenak untuk menarik perhatian.
 Mengadakan kontak pandang, yaitu berjalan mengelilingi kelas dan
melihat mata para siswa.
 Gunakan ekspresi wajah, misalnya mengangguk, menggelengkan kepala,
atau menaikkan alis.
 Berganti posisi dan gerak di dalam kelas, agar bisa mengontrol tingkah
laku siswa.
B. Variasi dalam menggunakan media atau alat pengajaran

 Menggunakan media yang dapat dilihat, contohnya: grafik, bagan,


poster, gambar film, atau slide presentasi.
 Menggunakan media yang dapat didengar, contohnya: rekaman suara,
radio, atau musik.
 Menggunakan media yang dapat diraba dan digerakkan, contohnya:
patung, peragaan siswa, atau boneka.
 Menggunakan media yang bisa dilihat, didengar, dan diraba, contohnya:
televisi, atau film.
C. Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa

 Pola guru-murid, yaitu interaksi satu arah.


 Pola guru-murid-guru, yaitu adanya feedback bagi guru dan tidak ada
percakapan antar siswa.
 Pola guru-murid-murid, yaitu adanya feedback bagi guru dan siswa
saling belajar satu sama lain.
 Pola guru-murid, murid-guru, dan murid-murid, yaitu pola interaksi
multi arah
 Pola melingkar, yaitu siswa mendapatkan giliran untuk menjawab, dan
tidak boleh menjawab dua kali saat mendapat giliran.
4. Keterampilan Menjelaskan
Keterampilan menjelaskan adalah penyajian informasi secara
lisan yang dikelola secara sistematis suntuk menunjukkan adanya
hubungan antara satu dengan yang lainnya (Zainal Asril, 2010:84).
Buchari Alma menyatakan bahwa : Keterampilan “menjelaskan” ini
berhubungan dengan

A. Penyampaian sesuatu ide/pendapat ataupun pemikiran (dalam hal ini


bahan pelajaran) dalam bentuk kata-kata.

B. Pengorganisasian dalam menyampaikan ide tersebut :

Sistematika penyampaian
Hubungan antar hal yang terkandung dalam ide itu.
C. Upaya untuk secara sadar menumbuhkan pengertian ataupun
pemahaman pada diri siswa (Buchari Alma et al, 2012:21).

5. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran


Menurut Sardiman, keterampilan membuka pelajaran adalah
seberapa jauh kemampuan guru dalam memulai interaksi belajar
mengajar untuk suatu jam pelajaran tertentu (Sardiman A.M, 2011:211).
Menurut Wina Sanjaya, membuka pelajaran atau set induction
adalah “usaha yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran
untuk menciptakan prakondisi bagi siswa agar mental maupun perhatian
terpusat pada pengalaman belajar yang disajikan (Sanjaya,2006:171).

Menutup pelajaran (closure) adalah kegiatan yang dilakukan oleh


guru untuk mengakhiri pelajaran atau kegiatan belajar mengajar. Usaha
menutup pelajaran itu dimaksudkan untuk memberi gambaran
menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari oleh siswa, mengetahui
tingkat pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan dalam proses belajar
mengajar ( Zainal Asril, 2010:82).
6. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang
melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal
dengan berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan,
atau pemecahan masalah (Muh. Uzer Usman,2007:94).
Diskusi kelompok ini adalah suatu hal yang harus ada dalam
kegiatan pembelajaran. Maka, seorang guru harus menguasai
keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil.
7. Keterampilan Mengelola Kelas
Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, pengelolaan
kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara
kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi
gangguan dalam proses belajar mengajar (Syaiful Bahri Djamarah dan
Aswan Zain,2006:173). Maka, fungsi dari keterampilan guru dalam
mengelola kelas adalah untuk menciptakan lingkungan atau kondisi kelas
yang kondusif agar pembelajaran dapat terlaksana secara optimal.
8. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil atau Perseorangan
Secara fisik bentuk pengajaran ini ialah bila jumlah siswa yang
dihadapi oleh guru terbatas, yaitu berkisar antara 3 sampai 8 orang untuk
kelompok kecil. Ini berarti bahwa guru hanya menghadapi satu
kelompok atau seorang siswa saja sepanjang waktu belajar. Guru banyak
menghadapi banyak siswa terdiri dari beberapa kelompok yang dapat
bertatap muka, baik secara perseorangan maupun secara kelompok (Moh.
Uzer Usman, 102).

Anda mungkin juga menyukai