PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bosan merupakan masalah yang selalu terjadi dimana-mana dan orang
selalu berusaha menghilangkannya, bosan terjadi jika seseorang selalu melihat,
merasakan, mengalami peristiwa yang sama secara berulang-ulang, bertemu
dengan hal-hal yang “itu-itu” juga dan tidak ada sesuatu yang diharapkan.
Tidak dapat dipungkiri oleh kita semua bahwa guru meupakan faktor
penting dalam keberhasilan pembelajaran. Kalau diibaratkan sebuah sebuah film
maka guru merupakan “aktor” penting untuk menentukan berhasil atau tidaknya
sebuah cerita dalam sebuah film atau sandiwara. Karena itulah mengadakan
variasi merupakan ketrampilan yang harus dikuasai guru dalam pembelajaran,
untuk mengatasi kebosanan peserta didik, agar selalu antusias , tekun dan penuh
partisipasi dalam proses peembelajaran.
1
Dalam pelaksanaanya variasi harus dimiliki oleh setiap orang yang sedang
mengajar karena hal ini betujuan agar anak didik bisa lebih memahami apa yang
disampaikan dalam pembelajaran berjalan sesuai dengan harapan. Oleh karena itu
dalam makalah ini penulis akan mencoba membahas tentang ketrampilan
mengadakan Variasi.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian mengadakan variasi pada proses belajar mengajar
2. Menyebutkan beberapa aspek dalam keterampilan mengadakan variasi
pada proses belajar mengajar.
3. Mengetahui tujuan variasi dalam mengajar.
4. Menyebutkan prinsip-prinsip penggunaan variasi mengajar dan tujuan
diterapkannya prinsip-prinsip tersebut.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Dari definisi di atas, bisa ditarik kesimpulan bahwa variasi gaya mengajar
adalah pengubahan tingkah laku, sikap dan perbuatan guru dalam kontek belajar
mengajar yang bertujuan untuk mengatasi kebosanan siswa, sehingga siswa
memiliki minat belajar yang tinggi terhadap pelajarannya. Dan ini bisa dibuktikan
melalui ketekunan, antusiasme, keaktifan mereka dalam belajar dan mengikuti
pelajarannya di kelas. Anak tidak bisa dipaksakan untuk terus menerus
memusatkan perhatiannya dalam mengikuti pelajarannya, apalagi jika guru saat
mengajar tanpa menggunakan variasi alias monoton yang membuat siswa kurang
perhatian, mengantuk, dan mengalami kebosanan.
3
dalam gaya mengajar, variasi dalam menggunakan media dan bahan pengajaran
dan variasi dalam interaksi antara guru dengan siswa.
Variasi suara, Variasi suara sangat diperlukan karena bila suara guru
cenderung datar-datar saja, apalagi di dalam jam-jam mengajar terakhir maka
siswa kadang ramai dan kurang menaruh perhatian dalam mengajar. Maka
guru harus pandai-pandai dimana harus bersuara rendah, tinggi, besar atau
kecil.
Penekanan (focusing) Perhatian menurut Ghozali adalah keaktifan jiwa
yang dipertinggi, jiwa itupun semata-mata tertuju kepada suatu obyek
(benda/hal) atau sekumpulan obyek.
Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus
mempunyai perhatian terhadap bahan yang diajarinya, jika materi yang
disampaikan oleh guru iru tidak menjadi perhatian siswa, maka bisa
menimbulkan kebosanan, sehingga tidak lagi suka belajar. Untuk
memfokuskan perhatian siswa pada suatu aspek yang penting atau aspek kunci,
guru dapat menggunakan atau memberikanperingatan dengan bentuk kata-kata.
Misalnya : “Perhatikan baik-baik”, “Jangan lupa ini dicatat dengan sungguh-
sungguh” dan sebagainya.
4
Pemberian waktu (pausing) Kesenyapan adalah suatu keadaan diam secara
tiba-tiba demi pihak guru ditengah-tengah menerangkan sesuatu. Adanya
kesenyapan tersebut merupakan alat yang baik untuk menarik perhatian siswa.
Dengan keadaan senyap atau diamnya guru secara tiba-tiba bisa menimbulkan
perhatian siswa, sebab siswa begitu tahu apa yang terjadi dan demikian pula
setelah guru memberikan pertanyaan kepada siswa alangkah bagusnya apabila
diberi waktu untuk berfikir dengan memberi kesenyapan supaya siswa bisa
mengingat kembali informasi-informasi yang mungkin ia hafal, sehingga bisa
menjawab pertanyaan guru dengan baik dan tepat.Pemberian waktu bagi siswa
digunakan untuk mengorganisasi jawabannya agar menjadi lengkap. Tapi jika
seorang guru tidak memberikan kesenyapan atau waktu kepada siswa untuk
berfikir dalam menjawab pertanyaannya siswa akan menjawab dengan asal
alias asal bicara, sehingga jawabannya kurang tepat dengan pertanyaan. Untuk
itu seyogyanya guru memberikan kesenyapan terhadap siswa untuk
memikirkan jawaban dari pertanyaan yang diajukannya supaya jawabannya
sempurna dan tepat.
Kontak pandang Kontak pandang ini sangat penting untuk mengetahui
sejauh mana kesiapan peserta didik dalam proses belajar mengajar. Sambil
kontak pandang guru bisa memeriksa kelengkapan peserta didik
Gerakan anggota badan (gesturing) Variasi gerakan badan dan mimik
kadang perlu dilakukan agar siswa kembali fokus pada pelajaran yang
dilakukan. Lamanya belajar disekolah mengharuskan guru mencari terobosan-
terobosan baru lewat gerakan badan dan mimik yang kadang serius, angker,
santai dan sebagainya. Bahkan kalau perlu bisa membuat gaya seperti Tukul
Arwana dalam acara Bukan empat mata
Pindah posisi Dalam mengajar, maka tidak mesti harus dilakukan di depan
kelas, maka variasi bisa dilakukan guru dengan cara berkeliling di tengah
kelas, kadang kebelakang, kesamping, yang penting tidak sampai menganggu
suasana pembelajaran.
5
Tiap peserta didik mempunyai kemampuan indra yang tidak sama, baik
pendengaran maupun penglihatannya, demikian juga kemampuan berbicara. Ada
yang lebih enak atau lebih senang membaca, ada yang lebih senang mendengar
dulu baru membaca, dan ada yang sebaliknya. Dengan variasi penggunaan media
– media adalah wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan.
Kelemahan indra yang dimiliki tiap peserta didik misalnya, guru dapat
memulai dengan berbicara terlebih dahulu, kemudian menulis di papan tulis,
dilanjutkan dengan melihat contoh konkret. Dengan variasi seperti itu dapat
memberi stimulus terhadap peserta didik. Yang mana media mempunyai peranan
yang penting dalam proses belajar mengajar yang tidak bisa ditinggalkan, karena
media dapat: menghemat waktu belajar, memudahkan pemahaman, meningkatkan
perhatian siswa, meningkatkan aktivitas siswa, mempertinggi daya ingat siswa.
Ada tiga komponen dalam variasi penggunaan media, yaitu media pandang, media
dengar dan media taktil. Ketiga komponen tersebut dapat diperjelas sebagai
berikut:
6
b. Variasi media dengar
Pada umumnya dalam proses belajar mengajar di kelas, suara guru adalah
alat utama dalam berkomunikasi. Variasi dalam penggunaan media sangat
memerlukan saling bergantian atau kombinasi dengan media pandang dan media
taktil. Sudah barang tentu ada sejumlah media dengar yang dapat dipakai untuk
itu, di antaranya ialah pembicaraan peserta didik, rekaman bunyi dan suara,
rekaman musik, rekaman drama, wawancara, bahkan rek suara ikan lumba-
lumba, yang semua itu dapat memiliki relevansi dengan pengajaran.
3. Variasi interaksi
Yang dimaksud dengan variasi interaksi ialah frekuensi atau banyak-
sedikitnya pergantian aksi antara guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa
secara tepat. Yang mana interaksi dalam suatu kegiatan belajar mengajar
merupakan sesuatu yang tidak boleh ditinggalkan, sehingga apabila tidak ada
interaksi dalam suatu kegiatan belajar mengajar maka merupakan ketidakwajaran
yang harus diperbarui dengan cepat dan baik. Variasi dalam pola interaksi antara
guru dan peserta didiknya memiliki rentangan yang bergerak dari dua kutub,
yaitu:
1. Peserta didik bekerja atau belajar secara bebas tanpa campur tangan dari
guru.
2. Peserta didik mendengarkan dengan pasif. Situasi didominasi oleh guru, di
mana guru berbicara kepada peserta didik.
7
Diantara kedua kutub itu hanya memungkinkan dapat terjadi. Misalnya
guru berbicara dengan kelompok kecil peserta didik melalui mengajukan beberapa
pertanyaan atau guru menciptakan situasi sedemikian rupa sehingga antara peserta
didik dapat saling bertukar pendapat melalui penampilan diri, demontrasi atau
diskusi. Variasi interaksi mempunyai keuntungan misalnya suasana kelas menjadi
hidup dan beberapa hal dapat dengan cepat diketahui misalnya: kebutuhan dan
minat siswa, seberapa jauh mata pelajaran dapat diterima/dipahami/diketahui oleh
siswa, kekurangan/kesalahan kopsep pada siswa, kekurangan/kesalahan guru,
perhatian siswa, sikap siswa terhadap beberapa aspek yang sedang dipelajari, dan
ada tidaknya kontak antara guru dan siswa.
8
termotivasi dalam pembelajaran. Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan
seorang guru dalam variasi kegiatan pembelajaran diantaranya :
a. Variasi dalam penggunaan metode pembelajaran
Variasi dalam penggunaan metode pembelajaran merupakan ketrampilan
penting yang harus dimiliki seorang guru dalam pembelajaran dikelas. Kita harus
pandai-pandai memilih dan memilah metode yang tepat agar pembelajaran terus
berlangsung menarik dan siswa tidak dilanda kejenuhan dalam belajar. Pemilihan
metode yang tepat, entah itu metode ceramah bervariasi, tanya jawab, diskusi,
presentasi, bermain peran/Sosio drama dan lain-lain akan sangat berpengaruh
terhadap kualitas pembelahjaran. Semakin pandai memilih variasi dalam metode
pembelajaran, maka akan semakin besar minat dan perhatian anak didik dalam
mengikuti pembelajaran.
b. Variasi dalam pemberian contoh dan ilustrasi
Pemberian contoh dan ilustrasi merupakan hal yang tidak kalah
pentingnya dalam pembelajaran. Dengan contoh contoh langsung yang ada di
sekitar kita dan peristiwa-peristiwa yang lagi aktual dibicarakan, maka siswa akan
selalu fokus terhadap pelajaran. Disamping itu pemberian contoh langsung baik
lewat gambar, koran, majalah, berita radio, TV maupun peristiwa di sekitar
sekolah dan masyarakat membuat siswa bangkit kembali motivasi belajarnya.
9
D. PRINSIP PENGGUNAAN VARIASI
Semua guru pasti mengharapkan peserta didiknya tetap bergairah dan
senang akan pelajaran yang diberikan oleh guru tersebut. Untuk mencapai harapan
tersebut maka perlu menciptakan suasana lingkungan belajar yang kondusif. Salah
satu upaya untuk menciptakan kearah itu adalah dengan cara memperhatikan
beberapa prinsip penggunaan variasi dalam mengajar. Beberapa prinsip
penggunaan variasi mengajar sangat penting untuk diperhatikan dan betul-betul
dihayati guna mendukung pelaksanaan tugas mengajar di kelas. Prinsip-prinsip
penggunaan variasi mengajar itu adalah sebagai berikut.
10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Variasi gaya mengajar adalah pengubahan tingkah laku, sikap dan
perbuatan guru dalam kontek belajar mengajar yang bertujuan untuk mengatasi
kebosanan siswa, sehingga siswa memiliki minat belajar yang tinggi terhadap
pelajarannya. Dan ini bisa dibuktikan melalui ketekunan, antusiasme, keaktifan
mereka dalam belajar dan mengikuti pelajarannya di kelas. Anak tidak bisa
dipaksakan untuk terus menerus memusatkan perhatiannya dalam mengikuti
pelajarannya, apalagi jika guru saat mengajar tanpa menggunakan variasi alias
monoton yang membuat siswa kurang perhatian, mengantuk, dan mengalami
kebosanan.
Variasi mengajar sangat penting untuk dimiliki oleh seorang guru guna
tercapainya tujuan pendidikan.Dalampenggunaan variasi mengajar perlu bagi
seorang guru untuk memperhatikan prinsip-prinsip dalam mengadakan
variasi mengajar.Untuk mengadakan variasi yang baik perlu dilengkapi oleh
media yang menunjang kegiatan belajar mengajar.
Tujuan mengadakan keterampilan variasi mengajar adalah untuk menciptakan
lingkungan belajar mengajar yang menarik dan kondusif, sehingga dapat menarik
perhatian peserta didik terhadap materi yang diberikan.Guruyang Cuma
menguasai materi pelajran saja tanpa menguasai metode dan variasi mengajar
yang baik, maka kegiatan belajar mengajar akan terasa kaku dan sulit materi yang
diberikan dapat diterima dengan maksimal.
B. SARAN
Berdasarkan uraian di atas tentang keterampilan mengadakan variasi
dalam proses belajar mengajar diharapkan para guru atau pendidik menerapkan
salah satu atau lebih dari variasi tersebut agar peserta didik tidak mengalami
kebosanan dalam belajar dan materi yang disampaikan dapat diterima dengan
baik.
11
DAFTAR PUSTAKA
Blog Guru Muda Pendidikan Agama Islam. 2010. Variasi dalam Belajar (online),
(http://www.0.gravatar.com , diakses tanggal 22 Agustus 2011).
Muhiklaten. 2011. Keterampilan Mengadakan Variasi (online),
(http://www.muhiklaten.blogspot.com, diakses tanggal 22 Agustus 2011).
Soegito, Edi dan Yuliani Nuraini. 2003. Kemampuan Dasar Mengajar (online),
(http://www.edisoegito.blogspot.com , diakses tanggal 22 Agustus 2011).
Dr. Wartono. 2003. Keterampilan Dasar Mengajar. Universitas Kanjuruan.
Malang
12