Class : 07/E
NIM : 210502502090
Menurut Setiani dan Donni (2015) guru yang paripurna adalah guru yang menguasai
keterampilan dasar mengajar secara baik. Selanjutnya menurut Asril (2010) bahwa keterampilan dasar
adalah keterampilan standar yang harus dimiliki setiap individu yang berprofesi sebagai guru. Salah satu
keterampilan dasar yang harus dikuasai guru dalam mengajar yaitu keterampilan memberikan variasi
stimulus.
Keterampilan variasi merupakan hal perlu dilakukan saat proses pembelajaran di dalam kelas.
Stimulus berarti sesuatu yang mengacu pada faktor yang dapat memicu dan meningkatkan atau
menghasilkan respons pada individu. Menurut Usman (2009) variasi stimulus adalah suatu kegiatan guru
dalam konteks proses interaksi belajar mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan peserta didik
sehingga dalam situasi belajar-mengajar, peserta didik senantiasa menunjukkan ketekunan, antusias, serta
penuh partisipasi. Keterampilan ini melibatkan guru melakukan upaya untuk menarik perhatian yang
berbeda guna mempertahankan minat dan perhatian siswa, guna untuk meningkatkan kemampuan belajar
peserta didik dengan membuat mereka lebih perhatian dan responsif.
Ketika guru berbicara secara terus menerus dan terlalu lama, guru cenderung kehilangan fokus
atau perilaku mata. Siswa juga biasanya akan cepat bosan jika pendekatan pembelajaran yang digunakan
terlalu monoton. Maka dari itu, diperlukan keterampilan bervariasi untuk menjaga perhatian dan minat
siswa selama proses belajar mengajar. Guru dapat mencapai ini dengan melakukan perubahan gerakan
tubuh secara teratur, seperti mengubah posisi atau stimulus yang digunakan untuk menghindarkan siswa
dari kebosanan. Misalnya guru tidak akan berdiri dengan posisi yang sama sepanjang pembelajaran untuk
waktu yang lama, maka guru akan mengubah posisinya dengan perubahan rangsangan.
Dengan demikian, keterampilan variasi stimulus dapat didefinisikan sebagai satu set pengamatan
dan kemampuan untuk dengan sengaja memperkenalkan variasi atau perubahan yang diinginkan dalam
rangsangan yang digunakan untuk menjaga dan mempertahankan perhatian siswa selama proses
pengajaran di kelas.
Keterampilan variasi stimulus melibatkan perubahan yang disengaja dalam perilaku guru untuk
menarik serta mempertahankan atau menjaga perhatian siswa terhadap materi yang guru ajarkan. Dengan
menerapkan keterampilan variasi stimulus, guru dapat mengubah rangsangan di sekitarnya, dengan tujuan
memotivasi siswa, dan meningkatkan partisipasi aktif, antusiasme, serta semangat belajar mereka.
Pembelajaran di kelas memiliki tujuan utama untuk menciptakan suasana yang menyenangkan
dan menarik. Guru memiliki beragam metode untuk memberikan stimulus yang berperan sebagai
motivasi bagi siswa agar dapat menarik perhatian mereka. Guru memanfaatkan berbagai stimulus seperti
gerakan tubuh, ekspresi, perubahan suara, variasi gaya sosial siswa, jeda, dan penggunaan alat bantu
audio-visual. Dengan mengkombinasikan elemen-elemen ini, yang berperan sebagai pemicu, akan dapat
menarik perhatian siswa.
Agar setiap pelajaran berhasil, penting untuk memastikan bahwa minat siswa terjamin dan
dipertahankan ketika siswa benar-benar memperhatikan proses pembelajaran. Inti utama dari
keterampilan ini adalah bagaimana mendapatkan dan mempertahankan perhatian. Dapat dipahami bahwa
fokus individu cenderung beralih dengan cepat dari satu rangsangan ke rangsangan lainnya. Menjaga
perhatian seseorang pada satu stimulus tertentu selama lebih dari beberapa detik bisa menjadi tugas yang
menantang.
Menurut Sukirman (2012) tujuan dan manfaat dari variasi stimulus, yaitu terciptanya proses
pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi siswa sehingga dapat menumbuhkan perhatian dan
motivasi siswa terhadap materi yang standar dan relevan. Selain itu, keterampilan ini juga berperan dalam
mengatasi rasa jenuh dan kebosanan yang sering muncul akibat kegiatan yang bersifat rutin, sehingga
dapat meningkatkan tingkat keterlibatan siswa dalam proses belajar mereka.
Untuk mencapai tujuan dalam menerapkan keterampilan mengadakan variasi, seorang guru
harus betul memahami konsep keterampilan ini serta mengidentifikasi faktor-faktor yang mendukung
agar tercapainya tujuan dalam menerapkan keterampilan mengadakan variasi tersebut. Proses
pembelajaran akan mencapai efektivitas yang maksimal ketika guru mampu menerapkan keterampilan
mengadakan variasi secara optimal dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran.
1. Variasi hendaknya digunakan dengan suatu maksud tertentu yang relevan dengan tujuan
yang hendak dicapai,
2. Variasi harus digunakan dengan lancar dan berkesinambungan sehingga tidak akan merusak
perhatian peserta didik dan tidak mengganggu pelajaran, dan
3. Variasi harus direncanakan secara baik dan secara eksplisit dicantumkan dalam rencana
pelajaran atau satuan pelajaran.
Sari (2014) menjelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran meliputi guru,
siswa, sarana dan prasarana, dan lingkungan, sedangkan komponen pembelajaran meliputi siswa, tujuan,
isi/materi, metode, media, dan evaluasi atau hasil belajar. Kendala muncul ketika guru kesulitan dalam
menemukan variasi media yang relevan dengan materi yang diajarkan. Saat ini, banyak guru hanya
memanfaatkan fasilitas kelas seperti spidol, papan tulis, dan suara mereka sendiri. Selain itu, kendala juga
muncul dalam hal sarana dan prasarana. Dalam proses pembelajaran, masih banyak guru yang hanya
melakukan transfer pengetahuan tanpa memahami bagaimana membuat pembelajaran menarik bagi siswa,
yang akhirnya mengurangi motivasi siswa untuk belajar lebih giat di sekolah.
Guru perlu menggunakan cara yang berbeda saat mengajar agar siswa tetap tertarik dan aktif
dalam pelajaran. Jika guru terus-menerus memberikan ceramah tanpa variasi, siswa bisa merasa bosan
dan kehilangan minat. Penggunaan berbagai teknik pembelajaran, seperti media, diskusi, eksperimen, dan
praktek, sangat penting untuk menjaga minat peserta didik dan membantu mereka memahami materi
dengan lebih baik. Kecenderungan bosan ini bisa berdampak negatif pada pemahaman siswa terhadap
materi yang diajarkan oleh guru, karena jika siswa merasa bosan, mereka mungkin akan kehilangan
semangat dan perhatian untuk belajar dan teralihkan pada hal lain, seperti berbicara dengan teman
sebangku sekelas.
Untuk menjaga perhatian dan minat siswa, guru harus menggunakan berbagai cara yang
menarik. Ini termasuk menggabungkan cerita, humor, dan contoh kehidupan nyata dalam pelajaran. Guru
juga bisa menggunakan alat bantu seperti presentasi, video, dan gambar animasi untuk membuat
pembelajaran lebih menarik.
Selain itu, ada metode pembelajaran yang bisa digunakan, salah satunya adalah metode
pembelajaran terbalik. Dalam metode ini, siswa bisa mempelajari materi sebelumnya sebelum datang ke
kelas, dan waktu di kelas digunakan untuk diskusi dan aktivitas kelompok. Ini membantu siswa lebih
terlibat dalam pembelajaran.
Selain metode, kegiatan kelompok dan individu juga penting untuk meningkatkan keterlibatan
siswa. Dengan demikian, guru menciptakan variasi stimulus dan cara pembelajaran yang berbeda-beda
untuk menjaga minat dan perhatian siswa, serta mempromosikan kolaborasi dan pembelajaran teman
sebaya. Ini membantu menciptakan variasi dalam pembelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar lebih
aktif.
References:
Mulyasa. (2013). Menjadi Guru Profesional (Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan).
Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.
Permatasari, P. A. (2016, Juli 26). Kemampuan Guru Sekolah Dasar Dalam Mengadakan Variasi Pada
Pembelajran Tematik Di Gugus Imam Bonjol Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan.
Salamah, I. S., Wiguna, A. C., Oktari, D., & Tobing, J. A. D. E. (2022). Pentingnya Keterampilan Variasi
Mengajar Guru Dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa. Didaktik: Jurnal Ilmiah PGSD
STKIP Subang, 8(2), 2045-2057.
Handayani, W. R., Widiada, I. K. ., & Nisa, K. . (2022). Keterampilan Guru dalam Menggunakan Variasi
Pembelajaran di SDN 1 Sakra Selatan. Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 7(4), 2152–2164.
Sundari, A., Fauzia, F., Hakim, R., & Lahera, T. (2023). Pengaruh Keterampilan Guru Mengadakan
Variasi dalam Mengelola Kelas. Journal on Education, 5(2), 2071-2077.
Sundari, A., Fauzia, F. I., Hakim, R. T., & Lahera, T. (2023). Pengaruh Keterampilan Guru Mengadakan
Variasi dalam Mengelola Kelas. Journal on Education, 5(2), 2071–2077.