KELAS IV B
KELOMPOK 2
NAMA ANGGOTA KELOMPOK :
1. Ayu Tri Krisnaningsih (2217011052)
2. Rendy Oktaviananda (2217011054)
3. Luh Putu Ranjani Purwa Sanjiwani (2217011059)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat,karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Keterampilan Mengadakan Variasi dan
Keterampilan Mengadakan Penguat ” ini sebatas pengetahuan dan kemampuan
yang dimiliki. Dan juga kami berterima kasih kepada Ibu Made Ary Meitriana,
S.Pd.,M.Pd Selaku Dosen mata kuliah Pembelajaran Mikro yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.
Dalam penyusunan makalah ini kami menemukan berbagai kendala,
hambatan, dan tantangan, tetapi dengan kerja keras dan ridho Tuhan Yang Maha
Esa, akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik, dan semua itu
tidak lepas dari dukungan, bantuan, dan dorongan dari orang-orang yang ada di
sekeliling kami, oleh karena itu, kami ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Tuhan Yang Maha Esa, orang tua tercinta, dan semua
pihak yang telah membantu kami dalam menyusun makalah ini. Kami menyadari
bahwa masih terdapat kekurangan maupun kesalahan dalam penyusunan makalah
ini. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sekalian sangat penulis
harapkan guna perbaikan kualitas dalam penyusunan makalah selanjutnya. Dan
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca semua.
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
iv
2. Apa Yang Dimaksud Keterampilan Penguat ?
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan Terkait Keterampilan Variasi
2. Menjelaskan Terkait Keterampilan Penguat
v
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Keterampilan Mengadakan Variasi
2.1.1. Pengertian Keterampilan Mengadakan Variasi
Uniarsi, 2014:2 dalam (Hidayat et al., 2023) menjelaskan bahwa Keterampilan
mengadakan variasi adalah keterampilan guru dalam melakukan perubahan di
dalam proses pembelajaran, baik perubahan dalam gaya mengajar, ragam media
pembelajaran, serta pola interaksi siswa dalam kegiatan belajar (Uniarsi, 2014:2).
Perubahan ini dilakukan agar proses pembelajaran tidak membosankan. Karena
dalam kegiatan belajar mengajar siswa membutuhkan suasana yang kondusif dan
bersemangat untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
Variasi gaya mengajar merupakan perubahan dalam gaya mengajar yang
dilakukan guru pada saat pembelajaran (Handayani, 2013:7). Dalam mevariasikan
gaya mengajar guru perlu untuk mempertimbangkan kecenderungan gaya belajar
siswa.
Keterampilan mengadakan variasi merupakan kemampuan guru dalam
menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan dengan mendukung siswa
melalui berbagai metode, strategi, model, dan media pembelajaran. Melalui
pembelajaran yang bervariasi, siswa menjadi partisipan yang lebih aktif dan
menjadi agen pengalaman belajar, bukan sekadar penerima materi pembelajaran.
Namun, dalam merancang pembelajaran, guru harus terlebih dahulu memahami
karakteristik dan kecenderungan gaya belajar siswa sehingga dapat merancang
proses pembelajaran sesuai dengan situasi siswa. Melalui upaya tersebut, guru
menjadi fasilitator yang menciptakan pembelajaran yang sesuai bagi setiap siswa
(Hidayat et al., 2023).
vi
Gaya mengajar adalah bentuk keterampilan guru saat mengajar baik gaya
mengajar yang bersifat kurikuler ataupun psikologis. Gaya mengajar yang bersifat
kurikuler adalah proses pembelajaran yang disesuaikan dengan tujuan dan sifat
mata pelajaran tertentu. Gaya mengajar yang bersifat psikologis adalah proses
pembelajaran yang disesuaikan dengan motivasi siswa, pengelolaan kelas dan
evaluasi hasil belajar. Variasi gaya mengajar menurut Usman (2011:85) dalam
(Hidayat et al., 2023) meliputi sebagai berikut :
1) Variasi suara guru. Variasi suara adalah perubahan suara dari keras
menjadi lembut, dari tinggi menjadi rendah, dari cepat berubah menjadi
lambat, dari gembira menjadi sedih, atau pada suatu saat memberikan
tekanan pada kata-kata tertentu. Variasi suara yang dimaksud adalah variasi
dalam intonasi saat proses pembelajaran. Perubahan tekanan suara pada
kata-kata tertentu akan membuat efek mendramatisir sesuai dengan tujuan
yang hendak dicapai.
2) Variasi mimic dan gesture. Variasi gerak mimik dan gesture dimaksud
adalah perubahan ekspresi wajah yang dilakukan untuk mempertegas suatu
kata atau suasana. Variasi mimik atau gesture memiliki arti bahwa seorang
guru itu adalah seseorang ekspresif bukan seseorang yang datar-datar saja.
Variasi mimic yang dilakukan adalah tersenyum, mengerutkan dahi,
cemberut, menaikkan alis mata, untuk menunjukkan kagum, tercengang atau
heran. Gerakan kepala, misalnya mengangguk, menggeleng, mengangkat
atau merendahkan kepala untuk menunjukkan setuju atau sebaliknya. Jari
juga dapat digunakan untuk menunjuk ukuran, jarak arah ataupun menjentik
untuk menarik perhatian.
3) Perubahan posisi. Melakukan perubahan posisi guru dapat digunakan
untuk menarik perhatian, mengecek dan mengamati keadaan siswa.
Perubahan posisi dilakukan dengan gerakan mendekati siswa atau menjauh,
bergerak ke sudut kelas, kanan, kiri, samping dan ke belakang siswa.
Perubahan posisi ini bertujuan untuk mengontrol siswa dan mengkondisikan
kelas sehingga siswa tidak bosan atau merasa tidak diperhatikan.
4) Pemusatan perhatian. Pemusatan perhatian adalah usaha yang dilakukan
oleh guru untuk membangkitkan perhatian anak. Pemusatan perhatian dapat
vii
dilakukan dengan melakukan penekanan secara verbal, memberikan ice
breaking untuk menyegarkan kembali suasana. Teknik atau cara guru dalam
memusatkan perhatian dapat dilakukan secara spontan seperti saat siswa
terlalu gaduh, guru akan memberikan intruksi verbal contoh “tepuk diam”
agar siswa kembali dapat terkondisikan.
b. Variasi Media
Setiap siswa tentu saja memiliki gaya belajar yang berbeda sesuai dengan
kecerdasan yang dimilikinya. Penggunaan media pembelajaran yang bervariasi
akan merangsang minat dan penerimaan materi karena terfasilitasinya kebutuhan
belajar setiap anak. Variasi penggunaan media tersebut memberikan stimulasi
terhadap indra anak didik. Berdasarkan hal tersebut maka media pembelajaran
yang dapat digunakan oleh guru di bedakan menjadi 3 yaitu :
1. Media Grafis. Media Grafis merupakan suatu media pembelajaran berbentuk
simbol atau gambar yang berisikan suatu informasi atau materi pembelajaran.
Bentuk media grafis adalah gambar,foto,poster,peta,diagram dan sketsa.
2. Media Audio. Media berkaitan dengan pendengaran,bentuk dari audio ini
berupa rekaman suara baik dalam bentuk kaset atau vcd.
3. Media Proyeksi. Merupakan pencampuran antara media grafis dan audio.
Media Proyeksi menyajikan materi dalam bentuk visual atau penglihatan
audio atau pendengaran.Bentuk media proyeksi yaitu video dan film.
c. Variasi Interaksi
Sardiman (2011:206), variasi interaksi ialah frekuensi atau banyak
sedikitnya pergantian aksi antara guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa
secara tepat. Penggunaan variasi pola interaksi ini dimaksudkan agar tidak
menimbulkan kebosanan, kejemuan, serta menghidupkan suasana kelas demi
keberhasilan murid dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Menurut Majid (2013:98) Variasi pola interaksi adalah Pola interaksi guru
dengan anak didik dalam kegiatan belajar-mengajar sangat beraneka ragam.
Interaksi antara guru dan siswanya dimaksudkan untuk menghidupkan suasana
kelas untuk keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran. Adapun gaya
interaksi ini juga mempengaruhi keaktifan siswa jika interaksi antara guru dan
viii
siswa pasif maka siswa pun akan menjadi siswa yang pasif karena kebiasaan yang
hanya mendengarkan. Maka dapat ditarik kesimpulan variasi interaksi adalah
perubahan aksi antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa untuk
mengatasi kebosanan dalam proses belajar mengajar. Variasi pola interaksi yang
dimaksud adalah pola interaksi antara guru dengan siswa dan pola interaksi antara
siswa dengan siswa
ix
utama guru mengadakan variasi pembelajaran untuk mengurangi
kebosanan siswa sehingga fokus siswa dalam belajar tetap terpusat.
Kebosanan akan membuat konsentrasi siswa terpecahkan sehingga
siswa akan menari kegiatan lain yang lebih mengasikkan dari pada
belajar.
x
Penguatan merupakan respon terhadap suatu tingkah laku yang sengaja diberikan
dengan tujuan agar tingkah laku tersebut dapat terulang kembali.
2.2.2. Jenis-jenis
Menurut Usman menjelaskan bahwa ada 2 jenis penguatan
1. Penguatan Verbal
Penguatan varbal merupakan penguatan yang biasanya diungkapkan,
diutarakan dengan menggunakan kata-kata pujian, penghargaan, persetujuan, dan
sebagainya.Melalui kata-kata itu siswa akan merasa puas dan terdorong untuk
lebih aktif belajar. Indikator penguatan verbal yaitu
- Kata-kata penguatan yang disampaikan guru Penguatan yang diberikan
kepada siswa berupa kata saja, hal ini dilakukan secara singkat, mudah
dipahami sehingga siswa mudah dalam menangkap respon dari guru.
- Kalimat penguatan yang disampaikan oleh guru Umpan balik yang diberikan
guru berupa rangkaian kata atau kalimat untuk memperjelas susunan kata-
kata yang ada,sehingga siswa dapat mengerti kemampuan dan alasan
mengapa guru memberikan penguatan tersebut.
2. Penguatan Non Verbal
Penguatan non verbal adalah peguatan yang tidak mengunakan tindakan
secara lisan tetapi mengunakan tindakan secara langsung seperti sentuhan. Dari
penguatan nonverbal terbagi menjadi beberapa bagian :
1. Gestural Rinforcement, Penguatan gerak isyarat, misalnya anggukan atau
gelengan kepala, senyuman, kerut kening, acungan jempol, wajah cerah,
sorotan mata yang sejuk bersahabat atau tajam memandangnya.
2. Proximity Renforcement, Penguatan pendekatan: Guru mendekati siswa untuk
menyatakan perhatian dan kesenagannya terhadap pelajaran, tingkah laku,
atau penampilan siswa. Misalnya guru berdiri disamping siswa, atau berjalan
disisi siswa.Penguatan ini berfungsi menambah penguatan verbal.
3. Contact Reinforcement, Penguatan dengan sentuhan (contact): Guru dapat
menyatakan persetujuan dan penghargaan terhadap usaha dan penampilan
siswa dengan cara menepuk-nepuk bahu atau pundak siswa, berjababt tangan,
mengangkat tangan siswa yang menang dalam pertandingan. Penggunaannya
xi
harus dipertimbangkan dengan seksama agar sesuai dengan usia, jenis
kelamin dan latar belakang kebudayaan setempat.
4. Aktivity Reinforcement, Penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan
Guru dapat menggunakan kegiatan-kegiatan atau tugas-tugas yang disenangi
oleh siswa sebagai penguatan. Misalnya seorang siswa yang menunjukkan
kemajuan dalam pelajaran music ditunjuk sebagai pemimpin paduan suara di
sekolahnya.
5. Token Reinforcement, Penguatan berupa simbol atau benda: penguatan ini
dilakukan dengan cara menggunakan berbagai simbol berupa benda seperti
kartu bergambar,bintang plastik, lencana, ataupun komentar tertulis pada
buku siswa. Hal ini jaganterlalu sering digunakan agar tidak terjadi kebiasaan
siswa mengharap sesuaatu sebagai imbalan.
xii
2. Kebermaknaan
Penguatan hendaknya diberikan sesuai dengan tingkah laku dan
penampilan anak didik sehingga ia mengerti dan yakin bahwa ia patut
diberi penghargaan. Oleh karna itu, kebermaknaan pemberian penguatan
hanya mungkin apabila diberikan dalam kontek yang relevan.
3. Menghindari penggunaan repon yang negatif
Walaupun teguran, sanksi masih bisa digunakan, respon negatif yang
diberikan oleh guru berupa komentar, bercanda, menghina, ejekan yang
kasar perlu dihindari karna akan mematahkan semangat murid untuk
mengembangkan dirinya. Misalnya, jika anak tidak dapat memberikan
jawaban yang diharapkan, guru jangan langsung menyalahkan, tetapi bisa
melontarkan pertanyaan kepada anak lain.
xiii
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
1. Keterampilan mengadakan variasi adalah keterampilan guru dalam melakukan
perubahan di dalam proses pembelajaran, baik perubahan dalam gaya mengajar,
ragam media pembelajaran, serta pola interaksi siswa dalam kegiatan belajar.
Perubahan ini dilakukan agar proses pembelajaran tidak membosankan. Karena
dalam kegiatan belajar mengajar siswa membutuhkan suasana yang kondusif dan
bersemangat untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
2. Penguatan merupakan respon positif dalam pembelajaran yang diberikan guru
terhadap perilaku peserta didik yang positif dengan tujuan mempertahankan dan
meningkatkan perilaku tersebut.Penguatan merupakan respon terhadap suatu
tingkah laku yang sengaja diberikan dengan tujuan agar tingkah laku tersebut
dapat terulang kembali.
3.2 SARAN
Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan menambah
pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam
penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas. Kami hanyalah manusia biasa yang tak
luput dari kesalahan dan kami juga sangat mengharapkan saran dan kritik dari para
pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Sekian penutup dari kami semoga dapat
diterima di hati dan kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
xiv
DAFTAR PUSTAKA
xv