Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH MICROTEACHING

KETERAMPILAN MELAKUKAN VARIASI

DOSEN PENGAMPU :

LAILA PUSPITA, M.Pd

KELOMPOK 4

1. Latansha Nabilla (1911060116)

2. Nanda Arta Ismioliyen (1911060153)

3. Vina Puspita Lia (1911060448)

4. Widya Bismi Ramadani (1911060450)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAH TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirahim,
Alhamdulillah, puji beserta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami mampu me-
nyelesaikan makalah ini yang Alhamdulillah tepat pada waktunya. Shalawat serta salam
semoga tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Makalah ini berisikan ten-
tang
penjelasan ” Keterampilan Melakukan Variasi ” Kami menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah ber-
peran serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT.
senantiasa meridhai segala usaha kita.Aamiin allahuma aamiin.

Bandar Lampung, 14 Februari 2022

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Kata Pengantar ............................................. ........................................... ii
Daftar Isi ....................................................... .......................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ......................................................................... 2
1.3. Tujuan........................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Keterampilan Melakukan Variasi ................................. 4
2.2. Tujuan dan Manfaat Mengadakan Variasi ................. ................... 5
2.3. Prinsip-Prinsip Penggunaan Variasi ............................................... 6
2.4. Komponen Keterampilan Mengadakan Variasi .............................. 8
2.4.1. Variasi Dalam Gaya Mengajar Guru .................................... 8
2.4.2. Variasi Dalam Penggunaan Media dan Alat Pembelajaran . 11
2.4.3. Variasi Pola Interaksi dan Aktivitas Siswa......................... 12
2.5. Kelebihan & Kekurangan dalam Keterampilan Mengadakan
Variasi ............................................................................................... 13
2.6. Faktor Pendukung Dan Penghambat Dalam Keterampilan
Mengadakan Variasi .......................................................................... 14
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan .............................................................. .................. 16
3.2. Saran ........................................................................ .................. 16
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan merupakan usaha sadar yang terencana, terprogram dan
berkesinambungan membantu peserta didik mengembangkan kemampuannya secara
optimal, baik aspek kognitif, aspek afektif maupun aspek psikomotorik. Pendidikan
adalah aktivitas berupa “proses menuju” pertumbuhan, perkembangan, dan perubahan
yang terjadi pada peserta didik dalam aktivitas pembelajaran yang hasilnya dapat din-
ikmati setelah rentan waktu yang panjang, dibutuhkan berbagai usaha yang senantiasa
perlu dievaluasi secara periodic dan berkesinambungan. Untuk itu dibutuhkan kiat
usaha yang serius, gigih, dan kontinu (istiqomah) agar proses pendidikan berjalan
lancar sesuai dengantujuan yang ingin dicapai.
Dalam proses pendidikan, belajar merupakan proses dalam individu yang ber-
interaksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam perilakunya. Pela-
jar adalah aktivitas mental atau psikis yang berlangsungdalam interaksi aktif dengan
lingkungan yang menghasilkan perubahan- perubahan dalam pengetahuan, keterampi-
lan dan sikap. Perubahanitudiperoleh melalui usaha (bukan karena kematangan),
menetap dalamwaktuyang relative lama dan merupakan hasil pengalaman.
Dalam proses pembelajaran, pendidik memiliki peran utama dalam menen-
tukan kualitas pengajaran yang dilaksanakannya. Yakni memberikan pengetahuan
(kognitif), sikap dan nilai (afektif) dan keterampilan(psikomotor). Dengan kata lain
tugas dan peran pendidik yang utama terletakdi bidang pembelajaran. Pengajaran
merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Oleh karena itu seorang pendidik
dituntut untuk dapat mengelola (manajemen) kelas, penggunaan metode mengajar,
strategi mengajar, maupunsikap dan karakteristik pendidik dalam mengelola proses
belajar mengajar yangefektif, mengembangkan bahan pengajaran yang baik dan
meningkatkankemampuan peserta didik untuk menyimak pelajaran dan menguasai
tujuanpendidikan yang harus mereka capai. Ketidakpahaman terhadap hakikat metode
maka si pendidik tidak bijaksana dalam memilih dan menggunakanmetode. Sing-
katnya kualitas pendidikan sangat dipengaruhi kualitaspendidiknya.
Keterampilan mengajar merupakan kompetensi profesional yang cukupkom-
pleks, sebagai integrasi dari berbagai kompetensi guru secara utuhdanmenyeluruh.
Keterampilan Variasi dalam pembelajaran adalah perubahandalam proses kegiatan
pembelajaran yang bertujuan : (a) Meningkatkanperhatian peserta didik terhadap ma-
teri standar yang relevan; (b) Memberikankesempatan bagi perkembangan bakat pe-
serta didik terhadap berbagai hal barudalam pembelajaran; (c) Memupuk perilaku
positif peserta didik terhadappembelajaran; (d) Memberi kesempatan kepada peserta
didik untuk belajar sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuannya.
Variasi stimulus itu adalah suatu kegiatan guru dalamkonteks prosesinteraksi
pembelajaran yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan pesertadidik, sehingga da-
lam proses situasi pembelajaran senantiasa menunjukanketekunan dan penuh
oartisipasi. Inti tujuan proses pembelajaran variasi adalahmenumbuhkembangkan per-
hatian dan minat peserta didik agar belajar lebihbaik.
Mengadakan variasi merupakan keterampilan yang harus dikuasai gurudalam
pembelajaran, untuk mengatasi kebosanan peserta didik, agar selalu antusias, tekun
dan penuh partisipasi.
Variasi stimulus adalah kegiatan prosesinteraksi belajar mengajar yang di-
tujukan untuk mengatasi kebosanan siswasehingga dalam situasi belajar mengajar,
siswa senantiasa menunjukkanketekunan, serta penuh partisipasi.
Variasi dalam kegiatan pembelajaran adalah perubahan dalam proses kegiatan
yang bertujuan untuk meningkatkanmotivasi siswa, serta mengurangi kejenuhan dan
kebosanan. Keterampilan mengadakan variasi dalam pembelajaran sangatlah penting.
Keterampilan mengadakan variasi ini dapat diartikan sebagai upaya guru dalam
merancang pembelajaran dengan menggunakan berbagai macam media belajar serta
gaya mengajarnya. Penggunaan variasi dalam kegiatan pembelajaran untuk mengatasi
kejenuhan dan kebosanan siswa karena pembelajarandiharapkan pembelajaran yang
lebih bermakna dan optimal, sehingga siswa senantiasa menunjukan ketekunan, an-
tusiasme serta penuh partisipasi dalamkegiatan pembelajaran.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah pada makalah ini yaitu :
1. Apa yang dimaksud Keterampilan Melakukan Variasi ?
2. Apa saja Tujuan dan Manfaat Mengadakan Variasi?
3. Apa saja Prinsip-Prinsip Penggunaan Variasi?
4. Apa saja Komponen Keterampilan Mengadakan Variasi ?
5. Apa saja Kelebihan dan Kekurangan dalam keterampilan Mengadakan Variasi ?

2
6. Apa saja Faktor Pendukung Dan Penghambat dalam Keterampilan Mengadakan
Variasi ?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu :
1. Mahasiswa dapat memahami apa yang dimaksud dengan Keterampilan
Melakukan Variasi
2. Mahasiswa dapat memahami apa saja Tujuan dan Manfaat Mengadakan Variasi
3. Mahasiswa dapat memahami apa saja Prinsip-Prinsip Penggunaan Variasi
4. Mahasiswa dapat memahami apa saja Komponen Keterampilan Mengadakan
Variasi
5. Mahasiswa dapat memahami apa saja Kelebihan dan Kekurangan dalam ket-
erampilan Mengadakan Variasi
6. Mahasiswa dapat memahami apa saja Faktor Pendukung dan Penghambat dalam
Keterampilan Mengadakan Variasi

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Variasi

Variasi adalah keanekaan yang membuat sesuatu tidak monoton. Variasai

dapat berwujud perubahan-perubahan atau perbedaan-perbedaan yang sengaja dicip-

takan untuk memberi kesan yang unik dan menarik perhatian siswa pada pembelaja-

ran. Dengan demikian, keterampilan guru dalam mengadakan variasi sangat diper-

lukan dalam kegiatan pembelajaran.

Mengadakan variasi berarti melakukan tindakan yang beraneka ragam yang


membuat sesuatu menjadi tidak monoton di dalam pembelajaran sehingga dapat
menghilangkan kebosanan, meningkatkan minat dan rasa ingin tahu siswa, serta
membuat tingkat aktivitas siswa menjadi bertambah. Pendapat yang sama dikemuka-
kan Uzer Usman bahwa mengadakan variasi adalah suatu kegiatan guru dalam
konteks proses interaksi belajar mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan
siswa, sehingga dalam situasi belajar siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, an-
tusiasme, serta penuh partisipasi.
Berikut beberapa pengertian keterampilan mengadakan variasi:
1) Menurut Ahmad Sabri dalam bukunya“ Strategi Belajar Mengajar Micro Teach-
ing” keterampilan mengadakan Variasi ialah suatu kegiatan guru dalam mengenal
konteks interaksi belajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan murid se-
hingga dalam situasi belajar mengajar, murid senantiasa menunjukkan ketekunan,
antusiasme, serta penuh partisipasi. Sebagai calon guru perlu adanya latihan
untuk menguasai keterampilan tersebut agar nantinya menjadi guru yang profe-
sional yang benar-benar menjalankan tugasnya, sehingga kemajuan pendidikan
dinegara Indonesia semakin meningkat dan tidak tertinggal lagi oleh negara-
negara lain.
2) Menurut Didi Supardie dan Deni Darmawan dalam bukunya“Komunikasi Pem-
belajaran” Keterampilan mengadakan Variasi ialah upaya yang dilakukan oleh
guru dalam menciptakan kondisi belajar sehingga pembelajaran selalu menarik
dan efektif.

4
3) Menurut kamus Bahasa Indonesia, keterampilan berasal dari kata ”terampil” yang
berarti cakap dalam melaksanakan tugas. Sedangkan Variasi berarti selingan. Jadi
keterampilan mengadakan variasi ialah kecakapan seorang guru dalam kegiatan
pembelajaran untuk diketahui atau dipahami oleh peserta didik dengan cara
berselang-seling agar peserta didik lebih mudah mengetahui atau memahami
pembelajaran. Maksudnya berselang-seling ialah guru mengunakan cara yang
berbeda-beda dalam menyampaikan pembelajaran yang tidak monoton atau
dengan satu cara saja.
Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa keterampilan men-

gadakan variasi adalah suatu proses perubahan dalam pembelajaran yang bertujuan

untuk menghilangkan kejenuhan dan kebosanan serta berubahnya mood siswa dalam

proses pembelajaran untuk menerima bahan pengajaran yang di berikan guru dan

memusatkan perhatian siswa sehingga siswa agar dapat selalu aktif dan terfokus da-

lam proses pembelajaran. Keterampilan mengadakan variasi ini juga dapat digunakan

untuk penggunaan keterampilan mengajar yang lain, seperti dalam menggunakan ket-

erampilan bertanya, memberi penguatan, menjelaskan dan sebagainya.

Di dalam proses belajar mengajar, variasi ditunjukkan dengan adanya peru-

bahan dalam gaya mengajar guru, keragaman media yang digunakan, dan perubahan

dalam pola interaksi dan kegiatan siswa. Variasi ini lebih bersifat proses daripada

produk. Bila tujuan pembelajaran mencakup domain (ranah) dengan berbagai jenjang

penguasaan maka disarankan untuk memakai berbagai jenis metode pada setiap pen-

yajian apalagi bila tingkat kemampuan siswanya sangat bervariasi.

2.2 Tujuan dan Manfaat Mengadakan Variasi

Tujuan dan manfaat variasi gaya mengajar:

1. Memelihara dan meningkatkan perhatian siswa terhadap materi dan aktivitas

pembelajaran.

5
2. Terciptanya proses pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi siswa.

3. Menghilangkan kejenuhan dan kebosanan sebagai akibat dari kegiatan yang ber-

sifat rutinitas.

4. Melayani keinginan dan pola belajar para peserta didik yang berbeda-beda.

5. Meningkatkan kemungkinan berfungsinya motivasi rasa ingin tahu melalui

kegiatan investigasi dan eksplorasi. Dalam proses belajar mengajar di kelas, tidak

setiap siswa di dalam dirinya ada rasa ingin tahu dan motivasi intrinsik yakni

kesadarannya sendiri untuk memperhatikan penjelasan guru dan terlibat dalam

aktivitas belajar. Sebaliknya, ada siswa yang tidak atau kurang memiliki motivasi

dalam dirinya. Masalah inilah yang sering dihadapi guru. Karena itu, motivasi

ekstrinsik, yang merupakan dorongan dari luar dirinya mutlak diperlukan. Dis-

inilah peranan guru lebih dituntut untuk dapat memotivasi siswa melakukan ak-

tivitas belajar, antara lain dengan mengadakan variasi dalam pembelajaran.

6. Membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah.

7. Kemungkinan dilayaninya siswa secara individual sehingga memberi kemudahan

belajar.

8. Mendorong aktivitas belajar dengan cara melibatkan siswa pada berbagai

kegiatan atau pengalaman belajar yang menarik dan berguna dalam berbagai

tingkat kognitif.

2.3 Prinsip-prinsip Penggunaan Variasi

Dalam menerapkan variasi pembelajaran tidak hanya diperlukan keaneka-

ragaman jenis-jenis stimulus pembelajaran yang dikembangkan, melainkan diten-

tukan pula oleh faktor kualitasnya. Oleh karena itu agar penerapan variasi bisa men-

6
capai sasaran pembelaran secara efektif, maka beberapa prinsip berikut ini harus

menjadi pertimbangan, yaitu:

1. Bertujuan

Variasi stimulus yang dikembangkan dalam pembelajaran harus mem-

iliki tujuan yang terarah dan jelas. Tujuan variasi harus sejalan dan diarahkan

untuk menunjang pencapaian tujuan pembelajaran. Oleh karena itu variasi stim-

ulus juga harus memperhatikan kesesuaianya dengan sifat materi, karakteristik

siswa berikut latar belakang sosial budayanya, dan faktor kemampuan guru un-

tuk melaksanakannya

2. Fleksibel

Variasi stimulus yang dikembangkan harus bersifat luwes dan tidak

kaku. Sehingga setiap jenis variasi yang diterapkan memungkinkan dapat diu-

bah disesuaikan dengan situasi, kondisi, dan tuntutan yang terjadi secara spon-

tan pada saat tejadinya pembelajaran tanpa harus mengganggu keutuhan prose

pembelajaran yang sedang dilaksanakan.

3. Lancar dan berkesinambungan

Setiap variasi yang dikembangkan dalam pembelajaran harus berjalan

lancar. Perpindahan dari suatu bentuk stimulus ke stimulus pembelajaran

lainnya dalam rangka menerapkan stimulus pembelajaran yang bervariasi,

semuanya harus merupakan suatu kesatuan yang utuh sehingga tidak merusak

perhatian siswa dan tidak menganggu proses belajar mengajar.

4. Wajar/tidak dibuat-buat

Variasi stimulus dalam pembelajaran tidak dibuat-buat sehingga tidak

terkesan seperti dipaksakan. Oleh karena itu setiap jenis atau bentuk stimulus

7
yang dikembangkan sebaiknya berjalan secara wajar, alamiah dan terkait lang-

sung dengan konteks pembelajaran yang sedang dibahas.

5. Pengelola yang matang

Adakalanya jenis atau bentuk stimulus yang akan diterapkan dalam

pembelajaran itu bersifat rumit dan kompleks, membutuhkan beberapa tenaga

atau personil. Penerapan variasi yang seperti itu tentu saja harus direncanakan

dan dikelola secara lebih matang agar semuanya dapat berjalan sehingga tidak

akan merusak perhatian siswa dan tidak menganggu proses belajar mengajar.

2.4 Komponen Keterampilan Mengadakan Variasi

2.4.1 Variasi dalam Gaya Mengajar Guru

Menurut Abu Ahmadi, gaya mengajar adalah tingkah laku, sikap, dan per-

buatan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Sementara menurut Syah-

minan Zaini, gaya mengajar adalah gaya atau tindak-tanduk guru sebagai pernyataan

kepribadiannya dalam menyampaikan bahan pelajarannya kepada siswa.

Dari definisi pendapat para ahli tersebut bisa ditarik kesimpulan bahwa varia-

si gaya mengajar adalah pengubahan tingkah laku, sikap dan perbuatan guru dalam

konteks belajar mengajar yang bertujuan untuk mengatasi kebosanan siswa sehingga

siswa memiliki minat belajar yang tinggi terhadap pelajarannya. Kenyataan bahwa

ada siswa yang kurang semangat belajar, atau tidak menyukai materi tertentu, yang di-

tunjukkan dengan sikap acuh tak acuh siswa ketika guru sedang menjelaskan materi,

bisa jadi disebabkan gaya guru mengajar yang kurang bervariasi, atau gaya mengajar

guru tidak sejalan dengan gaya belajar siswa. Konsekwensinya bidang studi yang di-

ampu guru tersebut menjadi tidak disenangi. Berikut cara yang dapat ditempuh guru

dalam memvariasikan gaya mengajar:

8
a. Variasi suara (teacher voice)

Variasi suara adalah perubahan suara dari keras menjadi lemah, dari tinggi

menjadi rendah, dan cepat menjadi lambat atau sebaliknya. Suara guru hendaknya

bervariasi pada saat menjelaskan materi pelajaran baik dalam intonasi, volume,

nada dan kecepatan. Jika suara guru senantiasa keras atau terlalu keras, akan sulit

diterima oleh siswa karena mereka menganggap gurunya sedang marah atau

seorang yang kejam. Bila sudah begitu, siswa diliputi oleh rasa cemas dan ketaku-

tan selama proses pembelajaran. Sebaliknya, bila suara guru terlalu lemah, akan

terdengar tidak jelas oleh siswa dan tidak bisa menjangkau seluruh siswa dalam

kelas, terutama yang duduk di bagian belakang. Bila sudah begitu siswa akan

mengabaikan gurunya dan kurang perhatian pada materi yang disampaikan. Un-

tuk itu guru perlu menggunakan variasi suara baik dari segi intonasi, volume, na-

da dan kecepatan bicara yang disesuaikan dengan kebutuhan situasi dan kondisi.

Variasi suara bisa mempengaruhi informasi yang sangat biasa sekalipun. Guru

dapat menggunakan bisikan atau tekanan suara untuk hal-hal penting, dan

menggunakan kalimat pendek yang cepat untuk menimbulkan semangat. Uraian

di atas menggambarkan betapa guru perlu memperhatikan suaranya. Berbicara di

depan kelas tidak dapat disamakan dengan orang yang berpidato di depan massa

dan orang yang membaca puisi, karena guru berhadapan dengan siswa sebagai

lawan bicara dan subjek didik. Karena itu, guru perlu memilki kontak batin dalam

interaksi edukatifnya dengan siswa.

b. Pemusatan perhatian siswa (focusing)

Perhatian siswa mestilah terpusat pada hal-hal yang dianggap penting.

Hal ini dapat dilakukan guru misalnya dengan perkataan “ Perhatikan ini baik-

9
baik!” atau “Nah, ini penting sekali” atau “Perhatikan dengan baik, ini agak su-

kar dimengerti”

c. Kesenyapan atau kebisuan guru (teacher silence)

Adanya kesenyapan, kebisuan, atau “selingan diam” yang tiba-tiba dan

disengaja saat guru menjelaskan sesuatu merupakan cara yang tepat untuk

menarik perhatian siswa. Perubahan stimulus dari adannya suara kepada

keadaan tenang atau senyap, atau dari adanya kesibukan atau kegiatan lalu di-

hentikan akan dapat menarik perhatian karena siswa ingin tahu apa yang terjadi.

Misalnya, dalam pembelajaran guru melakukan ceramah selama 5 menit

kemudian melakukan jeda (senyap) dengan berhenti sebentar sambil

mengarahkan pandangannya ke seluruh kelas atau pada siswa agar siswa ter-

fokus ketika melihat tingkah guru yang tiba-tiba berubah diam. Setelah itu, baru

guru melanjutkan kembali uraiannya.

d. Mengadakan kontak pandang dan gerak (eye contact and movement)

Bila guru sedang berbicara atau berinteraksi dengan siswanya, sebaiknya

pandangan menjelajahi seluruh kelas dan melihat ke mata siswa-siswa untuk

menunjukkan adanya hubungan yang intim dan kontak dengan mereka.

e. Gerakan badan dan mimik

Variasi dalam gerakan kepala, gerakan badan dan ekspresi wajah

(mimik) adalah aspek yang penting dalam berkomunikasi. Gunanya untuk

menarik perhatian dan memberikan kesan dan pendalaman makna dari pesan

lisan yang disampaikan.

f. Pergantian posisi guru di dalam kelas (teacher’s movement)

Pergantian posisi guru di dalam kelas dapat digunakan untuk memper-

tahankan perhatian siswa. Guru perlu membiasakan bergerak bebas, tidak

10
kikuk atau kaku, serta menghindari tingkah laku negatif. Berikut ini ada be-

berapa hal yang perlu diperhatikan:

1) Membiasakan bergerak bebas di dalam kelas. Gunanya untuk me-

nanamkan rasa dekat kepada siswa sambil mengontrol tingkah laku siswa.

2) Jangan membiasakan menerangkan sambil menulis menghadap ke papan

tulis.

3) Jangan membiasakan menerangkan dengan arah pandangan ke langit-

langit, ke arah lantai, atau keluar, tetapi arahkan pandangan menjelajahi

seluruh kelas.

4) Bila ingin mengobservasi seluruh kelas, bergeraklah perlahan-lahan ke

arah belakang dan dari belakang ke arah depan untuk mengetahui tingkah

laku siswa.

2.4.2 Variasi dalam Penggunaan Media dan Alat Pembelajaran

Media dan alat pembelajaran dapat digolongkan ke dalam tiga bagian bila

ditinjau dari indera yang digunakan, yakni dapat didengar (audio), dilihat (visual),

dapat didengar sekaligus dilihat (audio-visual, dapat diraba, dimanipulasi atau di-

gerakkan (motoric). Setiap anak mempunyai perbedaan kemampuan dalam

menggunakan alat inderanya. Ada anak yang termasuk tipe visual, auditif, dan motor-

ik. Untuk dapat mengakomodir kemampuan anak yang berbeda-beda, guru perlu

memvariasikan penggunaan media dan alat pembelajaran dengan memperhatikan kes-

esuaiannya dengan tujuan pembelajaran. Dengan demikian, pembelajaran dapat

meningkatkan hasil belajar dan membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna dan

berkesan bagi siswa. Variasi dalam penggunaan media dan alat pembelajaran antara

lain adalah sebagai berikut:

11
a. Variasi alat atau media yang dapat dilihat (visual aids).

Alat atau media yang termasuk ke dalam jenis ini ialah yang dapat dilihat

seperti grafik, bagan, poster, diograma, specimen, gambar, film, dan slide.

b. Variasi alat atau media yang dapat didengar (auditif aids).

Suara guru termasuk ke dalam media komunikasi yang utama di dalam

kelas. Rekaman suara, suara radio, musik, deklamasi puisi, sosiodrama, dan tele-

pon dapat dipakai sebagai media indera dengar.

c. Variasi alat atau bahan yang dapat didengar dan dilihat (audiovisual aids):

Penggunaan alat jenis ini merupakan tingkat yang lebih tinggi dari dua

yang di atas karena melibatkan lebih banyak indera. Media yang termasuk jenis

ini, misalnya film, televise, slide projector yang diiringi penjelasan guru. Tentu

saja penggunaan media jenis ini mesti disesuaikan dengan tujuan pengajaran yang

hendak dicapai.

d. Variasi alat atau media yang dapat diraba, dimanipulasi, dan digerakkan (motor-

ic).

Penggunaan alat yang termasuk ke dalam jenis ini akan dapat menarik

perhatian siswa dan dapat melibatkan siswa dalam membentuk dan mem-

peragakan kegiatan, baik secara individual maupun kelompok. Yang termasuk ke

dalam jenis ini adalah peragaan yang dilakukan oleh guru atau siswa, model,

spesimen, patung, topeng, dan boneka, yang dapat digunakan oleh siswa dengan

meraba, menggerakkan, memperagakan atau memanipulasinya.

2.4.3. Variasi Pola Interaksi dan Aktivitas Siswa

Salah satu aspek yang perlu diperhatikan guru dalam pembelajaran di kelas

ialah pola interaksi belajar-mengajar. Dalam pola interaksi ini, guru bukan satu-

12
satunya sumber informasi/pengetahuan di kelas, tetapi guru berperan sebagai modera-

tor, pembimbing dan motivator. Interkasi guru-siswa bisa terjadi dalam bentuk: in-

teraksi verbal dan non verbal. Pola interaksi dapat pula berbentuk klasikal, kelompok,

dan perorangan sesuai dengan keperluan. Selain itu, dalam proses pembelajaran ter-

dapat aktivitas guru dan siswa. beberapa aktivitas siswa yaitu aktivitas fisik, aktivitas

mental, aktivitas verbal, aktivitas non verbal, dan sebagainya. Aktivitas siswa tersebut

dapat berupa mendengarkan informasi, menelaah materi, bertanya, menjawab pertan-

yaan, membaca, berdiskusi, berlatih, atau memperagakan.Kedua aspek di atas, yaitu

pola interkasi dan aktivitas siswa perlu divariasikan sesuai dengan tujuan pembelaja-

ran. Penggunaan variasi pola interaksi dan aktivitas siswa dimaksudkan untuk

menghindari kebosanan siswa serta untuk menghidupkan suasana kelas demi

tercapainya tujuan pembelajaran.

Dalam variasi dituntut adanya pola hubungan tertentu dengan semua pihak yang
terlibat dalam kegiatan pembelajaran.pola hubungan tersebut disebut dengan pola in-
teraksi. Ada tiga macam pola interaksi yaitu :
a. Pola guru dengan peserta didik
Dalam pola interkasi ini guru melakukan atau menyelenggarakan dialog
dengan seluruh peserta didik, apabila guru memunculkan pertanyaan, maka per-
tanyaan tersebut ditujukan kepada seluruh kelas atau seluruh peserta didik bukan
kepada peserta didik secara individu.
b. Pola guru dengan peserta didik secara individu
Dalam pola interkasi ini baik pertanyaan maupun pernyaan guru langsung di-
tujukan kepada salah seorang peserta didik tertentu tidak untuk semua peserta
didik, sehingga selanjutnya terjadi dialog dua arah.
c. Pola peserta didik dengan peseta didik
Setelah guru memberikan pengarahan atau pengantar kemudian dilontar-
kan permasalahan ke kelas agar terjadi diskusi antara peserta didik dalam
mengupas atau menyelesaikan suatu permasalahan.

2.5. Kelebihan dan Kekurangan dalam Keterampilan Mengadakan Variasi

13
A. Kelebihan
Setiap keterampilan yang digunakan oleh guru tentu memiliki kelebihan
kelebihan sehingga guru menerapkannya dalam kegiatan pembelajaran, adapun
kelebihan dari keterampilan mengadakan variasi diantaranya:
1. Kegiatan pembelajaran menjadi menyenangkan baik bagi guru maupun bagi
peserta didik.
2. Peserta didik menjadi semangat, penuh perhatian serta ikut berpartisipasi da-
lam kegiatan pembelajaran.
3. Tujuan pembelajaran akan tercapai secara efektif dan efisien.

B. Kekurangan
Selain memiliki kelebihan keterampilan mengadakan variasi tentunya juga
memiliki berbagai kekurangan-kekurangan. Kekurangan ini sering terjadi karena
guru yang kurang terampil atau kurang mampu menerapkan keterampilan menga-
dakan variasi, sehingga munculah permasalahan-permasalahan diantaranya:
1. Apabila guru salah atau keliru dalam mengadakan variasi yang dilakukannya,
maka peserta didik juga akan salah penafsirannya dari pesan yang ingin
disampaikan oleh guru.
2. Apabila guru berlebih-lebihan dalam mengadakan variasi, maka pelajaran
akan tergangu dan tujuan pembelajaran pun tidak dapat tercapai secara efek-
tif dan efisien.
3. Tidak semua siswa dapat menerima variasi yang diberikan oleh guru, sehing-
ga kadang siswa malah binggung dengan adanya variasi.

2.6. Faktor Pendukung Dan Penghambat dalam Keterampilan Mengadakan Variasi


Faktor pendukung dalam mengembangkan keterampilan variasi mengajar
secara garis besar ialah penggunaan variasi media, baik itu media audio maupun
media visual. Penggunaan variasi media dalam pembelajaran IPA sangat menunjang
proses pembelajaran. Selain itu, minat belajar siswa juga menjadi faktor pendukung
dalam mengembangkan keterampilan variasi mengajar. Faktor penghambat dalam
mengembangkan keterampilan variasi mengajar ialah minimnya fasilitas yang
tersedia dibeberapa sekolah khususnya media pembelajaran. Penggunaan variasi
media masih jarang dilakukan oleh guru karna keterbatasan media yang akan
digunakan. Upaya yang dilakukan oleh guru dalam mengatasi faktor penghambat

14
dalam mengembangkan keterampilan variasi mengajar pada pembelajaran IPA
antara lain ialah guru menciptkan media pembelajaran dengan menggunakan benda
yang ada disekitar siswa yang berkaitan dengan materi yang diajarkan, serta
mengembangkan variasi mengajar dan menerapkannya dalam proses belajar
mengajar sehari-hari.

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini, yaitu sebagai berikut :
1. Keterampilan mengadakan variasi adalah suatu proses perubahan dalam pem-
belajaran yang bertujuan untuk menghilangkan kejenuhan dan kebosanan serta
berubahnya mood siswa dalam proses pembelajaran untuk menerima bahan
pengajaran yang di berikan guru dan memusatkan perhatian siswa.
2. Keterampilan mengadakan variasi memiliki beberapa tujuan dan manfaat
antara lain meningkatkan perhatian siswa, menciptakan proses pembelajaran
yang menarik, menghilangkan kejenuhan dan lain-lain.
3. Beberapa prinsip dalam keterampilan mengadakan variasi diantaranya
bertujuan, fleksibel, Lancar dan berkesinambungan, wajar/tidak dibuat-buat
dan pengelolaan yang matang.
4. Keterampilan mengadakan variasi memiliki beberapa komponen diantaranya
variasi gaya mengajar, variasi dalam penggunaan media dan bahan ajar, varia-
si pola interaksi dan variasi dalam kegiatan pembelajaran.
5. Variasi dalam proses belajar mengajar juga memiliki kelemahan dan kelebihan
tersendiri.
6. Faktor pendukung dalam mengembangkan keterampilan variasi secara garis
besar ialah penggunaan variasi media, sedangkan faktor penghambatnya yaitu
masih minimnya fasilitas yang tersedia dibeberapa sekolah khususnya media
pembelajaran.

3.2 Saran
Dengan selesainya makalah ini kami sadar bahwasanya makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan, karena masih banyak kekurangan dan kesalahan baik
dari segi materi pembahasan maupun ejaan kata, maka dari itu kami
mengharapkan adanya saran dan kritik yang membangun dari pembaca agar di
kemudian hari kami dapat menyusun makalah lebih baik lagi. Harapan kami
semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan anda mengenai“
Keterampilan Melakukan Variasi”

16
DAFTAR PUSTAKA

Asmani, Jamal Ma’mur, (2011), Pengenalan dan Pelaksanaan Lengkap Micro Teach-

ing & Team Teaching, Yogyakarta: DIVA Press.

Asril, Zainal. 2011. Micro Teaching Disertai dengan Pedoman Pengalaman Lapan-

gan, Jakarta: PT Raja Grafindo

Asril, Zainal. 2012. Micro Teaching. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Bastian. 2019. “Analisis Keterampilan Dasar Mengajar Guru dalamMelaksanakan

Pembelajaran di Sekolah Dasar”. Jurnal Pendidikan dan pengajaran. Volume

3. Nomor 6.

Darmadi, Hamid. 2010. Kemampuan Dasar Mengajar. Bandung: Alfabeta.

E, Mulyasa. 2008. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Hartono, Bambang. 2010. Pengajaran Mikro: Strategi Pembelajaran Calon Guru/

Guru Menguasai Keterampilan Dasar Mengajar.Semarang: Widya Karya.

Majid, Abdul. 2014. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT. RemajaRosdakarya.

Marhijanto, Bambang. 1999. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Masa Kini. Suraba-

ya: Terbit Terang.

Maunah, Binti. 2009. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Teras.

Mulyasa, Enco. 2007. Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran yang

Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Rosyid, Moh. 2004. Ilmu Pendidikan; Sebuah Pengantar Menuju Hidup Prospektif.

Semarang: UNNESPress.

Supriadie, Didi dan Deni Darmawan. 2012. Komunikasi Pembelajaran, Bandung: PT

Rosdakarya

Usman, Uzer. 2006. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

17

Anda mungkin juga menyukai